PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN BRAND COMMUNITY TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA PENGGUNA YAMAHA V-IXION (STUDI PADA KLUB MOTOR YAMAHA V-IXION CLUB LAMPUNG)
ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN BRAND COMMUNITY TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA PENGGUNA YAMAHA V-IXION
(STUDI PADA KLUB MOTOR YAMAHA V-IXION CLUB LAMPUNG) Oleh
HERNADY
V-Ixion sebagai salah satu ujung tombak Yamaha di medium segment motor sport untuk dapat menggerus Honda sebagai pemimpin pasar semakin terbukti mengangkat pangsa pasar Yamaha mendekati Honda. Dengan adanya upaya merebut posisi sebagai pemimpin pasar melalui kualitas produk dan perhatian terhadap komunitas merek (brand community), maka dapat diupayakan strategi yang lebih baik sehingga loyalitas konsumen terhadap merek Yamaha dapat dijaga.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menghitung besarnya pengaruh kualitas produk dan brand community terhadap loyalitas merek pada pengguna Yamaha V-Ixion di Bandar Lampung.
Metode penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis inferensial dalam upaya mengetahui pengaruh kualitas produk dan brand community terhadap loyalitas merek. Analisis deskriptif dilakukan melalui analisis tabulasi, sedangkan analisis inferensial dilakukan melalui regresi linier berganda dan uji hipotesis menggunakan bantuan program SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan persamaan regresi pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas merek ,343 X1. Nilai thitung = 2,890 > ttabel = 2,000, membuktikan benar
pada pengguna Yamaha V- . Persamaan regresi pengaruh brand Community terhadap loyalitas merek 2. Nilai thitung= 23,046 > ttabel= 2,000, membuktikan benar
pada pengguna Yamaha V- . Persamaan regresi pengaruh pengaruh kualitas 1 X1+ 0,367 X2. Nilai Fhitung = 9,744 > Ftabel = 4,00, membuktikan benar
kualitas produk dan brand community terhadap loyalitas merek pada pengguna Yamaha V-Ixion .
Kesimpulan yang diberikan yaitu penting bagi perusahaan untuk secara kontinyu meningkatkan kualitas produk agar senantiasa dapat bersaing dan mendapat kepercayaan dari konsumen serta pentingnya bagi Yamaha untuk menjaga kesadaran bersama, menghormati ritual dan tradisi pada komunitas Yamaha V-Ixion serta menanamkan rasa tanggung jawab moral berdampak positif terhadap loyalitas merek Yamaha V-Ixion.
(2)
ABSTRACT
INFLUENCE OF PRODUCT QUALITY AND BRAND COMMUNITY TO BRAND LOYALTY AT YAMAHA
V-(STUDY AT YAMAHA VIXION CLUB LAMPUNG MOTOR CLUB) By
HERNADY
V-Ixion as a spearhead Yamaha in the medium of motor sport segment to undermine Honda's proven market leader raised the market share approaching of Yamaha. In an effort to take a position as a market leader through product quality and attention to community brand (brand community), it can be a better strategy pursued so that consumer loyalty to the brand Yamaha is maintained.
The purpose of this study is to determine and quantify the effect of product quality and brand loyalty brand community on Yamaha V-Ixion users in Bandar Lampung. The method used in this research is using qualitative analysis and quantitative analysis, which seeks to determine the effect of product quality and brand community brand loyalty. Descriptive analysis through tabulation analysis, whereas inferential analysis done by multiple linear regression and hypothesis testing using SPSS.
The results showed regression effect of product quality on brand loyalty Y = 24.845 + 0.343 X1. tcount= 2.890 > ttable= 2.000, proving correct "There is influence on product quality in the user's brand loyalty Yamaha V-Ixion". The regression equation brand influence brand loyalty Community Y = 23.553 + 0.379 X2. tcount= 23.046 > ttable = 2.000, proving correct "There is the influence of brand community brand loyalty on users Yamaha V-Ixion". The regression equation influences the effect of product quality and brand community brand loyalty Y = 10.647 + 0.331 X1 + 0.367 X2. Fcount = 9.744 > F table = 4.00, proving correct "There is the influence of the quality of the product and the brand community brand loyalty on users Yamaha V-Ixion".
Conclusions given the importance for companies to continuously improve product quality in order to compete and continue to earn the trust of consumers and the need for Yamaha to maintain mutual awareness, respect the rituals and traditions of the community as well as the Yamaha V-Ixion instill a sense of moral responsibility have a positive impact brand loyalty of Yamaha V-Ixion.
(3)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal membawa dampak pada dunia usaha. Adanya perkembangan dan kemajuan teknologi, dunia usaha dituntut untuk selalu dapat bersaing dalam hal peningkatan mutu produk barang dan jasa. Salah satu kemajuan teknologi tersebut adalah di bidang transportasi yang ditandai dengan semakin majunya alat transportasi yang ada untuk memudahkan masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya.
Melihat keadaan ekonomi masyarakat Indonesia pada kalangan menengah ke bawah, maka pembelian untuk alat transportasi yang memungkinkan adalah sepeda motor. Perilaku konsumen juga dipengaruhi faktor kebudayaan. Peningkatan kapasitas ini memang untuk merespon permintaan yang tumbuh cukup tinggi pada tahun 2008 dan mengurangi lamanya waktu pemesanan. Tingginya permintaan membuat calon pembeli terpaksa memesan dengan jangka waktu sampai tiga bulan untuk produk-produk motor terbaru sepeda motor, karena nyaris tidak ada produk-produk yang ditolak oleh pasar. Begitu produsen menggelontorkan produk baru, langsung disambar oleh konsumen. Tidak aneh, jika volume penjualan sepeda motor Indonesia merupakan yang terbesar ketiga di dunia setelah Cina dan India.
(4)
2
Indonesia Commercial Intelegencemenyatakan bahwa industri sepeda motor nasional merupakan industri yang masih terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan ini didorong oleh kebutuhan masyarakat akan tranportasi yang murah dan fleksibel. Kebutuhan masyarakat ini masih akan terus ada mengingat belum adanya sistem tranportasi massal yang terintegrasi apalagi rasio kepemilikan sepeda motor di indonesia masih tergolong rendah di kawasan ASEAN sehingga potensi di masa datang masih sangat besar. Kondisi ini membuat investasi berupa peningkatan kapasitas pada pabrik yang sudah ada maupun pembangunan pabrik baru ternasuk oleh produsen baru masih terjadi hingga tahun 2008. Beberapa investasi untuk menambah kapasitas maupun pendirian pabrik baru ini meningkatkan kapasitas produksi industri sepeda motor sehingga pada tahun 2008 mencapai 7,86 juta unit per tahun. Pada tahun 2009, produksi diperkirakan akan tetap atau bahkan terkoreksi mengingat faktor pendorong yang ada seperti deflasi sifatnya hanya mengurangi tekanan namun secara fundamental tidak akan mendorong pertumbuhan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan dunia otomotif hingga saat ini masih mampu memikat perhatian. Kebutuhan akan sepeda motor tidak hanya menjadi sekedar alat tranportasi biasa tetapi bagi sebagian kalangan masyarakat telah menjadi bagian dari gaya hidup. Antusiasme sebagian kalangan masyarakat terhadap motor sport adalah salah satu gambaran dari fenomena tersebut. Komunitas penggemar motor sport selaku konsumen sepeda motor dalam hal ini telah terlibat pada jenis perilaku pembelian yang rumit di mana perilaku pembelian yang rumit itu lazim terjadi bila produknya mahal, jarang dibeli, beresiko, dan sangat mengekspresikan diri (Kotler, 2002:44). Karena seperti diketahui bahwa sebuah motor sport identik dengan harga yang relatif mahal dan konsumsi bahan bakar yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan konsumen dalam membeli bukan hanya mengacu
(5)
3 pada pertimbangan ekonomis semata, tetapi lebih berorientasi pada seberapa besar utilitas dan nilai kepuasan yang didapat dari apa yang dikorbankan, serta bagaimana suatu produk dapat mewakili kebutuhannya. Kondisi ini tentunya menuntut setiap produsen sepeda motor untuk senantiasa mengembangkan konsep produk yang ditawarkan, mengingat produk sepeda motor sangat peka terhadap selera konsumen dan tuntutan perkembangan jaman.
Kualitas produk merupakan fokus utama dalam perusahaan, kualitas merupakan suatu kebijakan penting dalam meningkatkan daya saing produk yang harus member kepuasan kepada konsumen yang melebihi atau paling tidak sama dengan kualitas produk dari pesaing. Kualitas produk adalah produk yang sesuai dengan yang diisyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Dengan demikian kualitas produk adalah suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, di mana suatu produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan, dan kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah karena selera atau harapan konsumen pada suatu produk selalu berubah.
Produk yang berkualitas mempunyai peranan penting untuk membentuk kepuasan pelanggan. Semakin berkualitas produk dan jasa yang diberikan, maka kepuasaan yang dirasakan oleh pelanggan semakin berkualitas produk dan jasa yang diberikan, maka kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan semakin tinggi, maka dapat menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Demikian pula sebaiknya jika tanpa ada kepuasan, dapat mengakibatkan pelanggan pindah pada produk lain karena kualitas produk berhubungan sekali dengan loyalitas pelanggan, jika barang dan jasa yang dibeli cocok dengan apa yang diharapkan oleh konsumen, maka akan terdapat
(6)
4 kepuasan atau loyalitas pelanggan dan sebaliknya. Bila kenikmatan yang diperoleh konsumen melebihi harapannya, maka konsumen akan betul-betul merasa puas dan sudah pasti mereka akan terus melakukan pembelian ulang.
Brand atau merek menjadi hal dominan pada era globalisasi saat ini. Brand adalah salah satu faktor penting dalam kompetensi dan merupakan aset perusahaan yang bernilai. Merek juga sangat berpengaruh dalam menciptakan keunggulan bersaing melalui kapabilitasnya dibenak konsumen. Merek digunakan untuk memberikan diferensiasi produk dari pesaingnya, dari brand inilah tercipta simbol atau aribut yang merupakan identitas dari merek itu sendiri dan bagi konsumennya. Suatu merek memberikan serangkaian janji yang di dalamnya menyangkut kepercayaan, konsistensi, dan harapan. Dengan demikian, merek sangat penting, baik bagi konsumen maupun produsen. Bagi konsumen merek bermanfaat untuk mempermudah proses hubungan dapat membantu upaya-upaya untuk membangun loyalitas dan hubungan berkelanjutan dengan konsumen.
Loyalitas merupakan hasil dari pembelajaran konsumen pada suatu entitas tertentu (merek, produk, jasa atau toko) yang dapat memuaskan kebutuhannya. Sehingga konsep ini menjadi sangat penting bagi pemasar karena memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, termasuk pembelian berulang dan dapat mengurangi biaya pemasaran. Loyalitas dapat diartikan sebagai suatu komitmen yang mendalam untuk melakukan pembelian ulang produk atau jasa yang menjadi preferensinya secara konsisten pada masa yang akan datang dengan cara membeli ulang produk yang sama meskipun ada pengaruh situasional dan usaha pemasaran yang dapat menimbulkan perilaku peralihan.
(7)
5 Perusahaan yang mempunyai basis pelanggan yang mempunyai loyalitas merek yang tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena biaya untuk mempertahankan pelanggan jauh lebih murah dibandingkan dengan mendapatkan pelanggan baru. Loyalitas merek yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan dan dapat menarik minat pelanggan baru karena mereka memiliki keyakinan bahwa membeli produk bermerek minimal dapat mengurangi resiko. Keuntungan lain yang didapat dari loyalitas merek adalah perusahaan dapat lebih cepat untuk merespon gerakan pesaing.
Usaha untuk mendapatkan loyalitas konsumen diperlukan strategi yang lebih sulit dibandingkan menciptakan kepuasan konsumen. Untuk mencapai loyalitas tertinggi diperlukan adanya komunitas sosial sebagai perlindungan dari serangan persaingan. Adanya keunggulan produk dibanding produk pesaing mutlak dibutuhkan karena dapat menjadi daya tarik pertama dan utama bagi konsumen. Selanjutnya jika konsumen telah memiliki kepuasan atas produk tersebut, dibutuhkan dukungan dari lingkungan sosial konsumen yang dapat menahan keinginan konsumen untuk berganti pilihan konsumsinya ke produk lain.
Seperti diketahui bahwa merek Yamaha sudah melekat di benak masyarakat dengan kualitasnya yang baik. Meskipun hingga saat ini produk Yamaha belum mampu mendominasi pasar motor nasional yang masih diduduki oleh produk motor Honda, namun terdapat kecenderungan bahwa produk Yamaha semakin mendekati pangsa
Tabel 1. Data Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2007 - 2011
(8)
6
Honda 2.642.190 2.340.168 2.141.015 2.874.576 2.704.097
Yamaha 1.224.595 1.458.561 1.833.506 2.465.546 2.674.892
Suzuki 1.091.962 569.042 6373.031 793.758 438.158 Kawasaki 74.128 33.686 38.314 44.690 61.217 Lain-lain 35.329 26.379 38.397 37.295 3.143
Jumlah 5.074.204 4.427.835 4.688.263 6.215.865 5.881.777
Sumber: PT Lautan Teduh Interniaga, 2012
Berdasarkan data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat penjualan sepeda motor Yamaha secara umum masih berada di bawah tingkat penjualan sepeda motor Motor Honda, namun jika diperhatikan bahwa keberhasilan Yamaha lewat produk-produk unggulan di kelasnya mulai terlihat dari penjualan secara keseluruhan sepeda motor Indonesia yang meningkat secara signifikan. Pada tahun 2007 pangsa pasar Yamaha mencapai 24,13% sedangkan pemimpin pasar Honda mencapai setengah lebih yaitu 52,07%, sedangkan pabrikan Jepang lainnya yaitu Suzuki sebesar 21,52% dan Kawasaki hanya sebesar 1,46% yang hanya mengedepankan produk sportnya. Keberhasilan Yamaha ini berkelanjutan dengan peningkatan pesat pada tahun 2008 dengan peningkatan pangsa pasar sekitar 8% menjadi 32,94% dan kembali meningkat tahun 2009 sekitar 7% menjadi 39,11% sehingga semakin mendekati penjualan pesaing terberatnya yaitu Honda yang mengalami penurunan pangsa pasar. Selanjutnya pada tahun 2010 meningkat menjadi 39,66% dan mencapai puncaknya pada tahun 2011 sebesar 45,48%.
Kedua hal di atas pada akhirnya akan berpadu pada diri konsumen dan menciptakan tingkat loyalitas tertinggi dari konsumen sebagai ultimate loyality. Di samping itu dengan tumbuhnya berbagai komunitas motor (komunitas merek) belakangan ini sedikit banyak berpengaruh terhadap strategi pengembangan sebuah merek. Pasalnya, komunitas tersebut terbukti memberikan pengaruh bagi preferensi merek yang digunakan oleh anggota komunitasnya. Hal ini sangat disadari oleh sebagian pemilik
(9)
7 merek. PT Lautan Teduh Interniaga yang merupakan main dealer (dealer utama) sepeda Motor Yamaha di Provinsi Lampung memberikan perhatian khusus terhadap komunitas merek Yamaha, salah satu komunitas merek tersebut adalah Yamaha V-Ixion Club Chapter Lampung. Yamaha V-Ixion Club Chapter Lampung sendiri merupakan salah satu komunitas merek Yamaha yang berada di bawah naungan PT Lautan Interniaga yang juga membina komunitas merek Yamaha lainnya seperti merek Yamaha RX King, Jupiter, Vega, Mio, Scorcio dan Byson.
PT Lautan Teduh Interniaga sebagai dealer utama Yamaha di Provinsi Lampung yang memiliki tanggung jawab dalam menjaga komunitas merek Yamaha di daerahnya, berhasil menangkap fenomena komunitas ini dan memanfaatkannya sebagai tools
untuk semakin memahami konsumennya, sekaligus mendapatkan banyak masukan berharga untuk perbaikan kualitas maupun produk layanannya. Bagaimanapun, inilah jenis pasar yang paling fokus, karena itu juga bisa digarap secara efektif. Dengan mengunjungi komunitas konsumen, akan lebih mudah mengembangkan program-program loyalitas, yang akhirnya diharapkan mampu meningkatkan penjualan. Bahkan, seperti yang terjadi di negara maju, ide-ide inovasi produk atau jasa sering bersumber dari anggota-anggota komunitasnya.
Pembentukan komunitas merek yang beranggotakan konsumen dan konsumen potensial adalah cara yang menjalin hubungan jangka panjang, dengan tujuan memberikan kepuasan yang nyata dari penyedia produk atau jasa kepada konsumennya. Dengan cara ini, konsumen yang telah menggunakan produk merek tertentu dapat memiliki wadah untuk mengkomunikasikan kepuasan maupun ketidakpuasan mereka, langsung ke perusahaan. Sebuah komunitas dibentuk oleh sekelompok orang yang memiliki hubungan khusus antara mereka. Komunitas cenderung diidentifikasikan sebagai dasar atas kepemilikan atau identifikasi bersama,
(10)
8 apakah itu di antara pekerja, tetangga, kelompok minat atau kesenangan terhadap suatu merek. Melalui komunitas sekelompok orang berbagi nilai-nilai kognitif, emosi atau material.
Belakangan ini dengan mulai bergairahnya lagi penjualan motor sport, membuat tiap pabrikan mengeluarkan andalannya dalam tipe sport dan melakukan ubahan untuk tipe sport lamanya sebagai refreshment product. Begitu pula dengan pabrikan Yamaha yang mempunyai tipe-tipe motor sport seperti Scorpio, V-Ixion dan Byson dengan produk yang paling diminati yaitu V-Ixion. Yamaha V-Ixion sebagai produk motor sport yang paling diminati oleh konsumen di kelasnya pada awalnya ditargetkan untuk mengalahkan produk pesaing yaitu Honda Mega Pro dan Honda Tiger yang hingga tahun 2007 menguasai pangsa pasar motor sport kelas 225cc ke bawah dan secara perlahan mulai tahun 2008 hingga saat ini Yamaha V-Ixion mampu menguasai pangsa pasar motor sport kelas 225cc ke bawah.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka penulis tertarik untuk melihat lebih jauh mengenai kualitas produk, brand community dan loyalitas merek dan mengangkatnya dalam bentuk penelitian skripsi dengan judul Pengaruh Kualitas Produk dan Brand Community terhadap Loyalitas Merek pada Pengguna Yamaha V-Ixion (Studi Pada Klub Motor Yamaha V-Ixion Club Lampung) . B. Rumusan Masalah
Loyalitas konsumen akan merek sangat dibutuhkan oleh sebuah perusahaan untuk mempertahankan market share-nya. Hal ini harus dapat dipertahankan oleh Yamaha yang mereknya sudah melekat di hati masyarakat dengan produk yang berkualitas bagus, desain yang modern dan memiliki komunitas yang tersebar di tanah air.
(11)
9 V-Ixion sebagai salah satu ujung tombak Yamaha di medium segment motor sport untuk dapat menggerus Honda sebagai pemimpin pasar semakin terbukti mengangkat pangsa pasar Yamaha mendekati Honda. Dengan adanya upaya merebut posisi sebagai pemimpin pasar melalui kualitas produk dan perhatian terhadap komunitas merek (brand community), maka dapat diupayakan strategi yang lebih baik sehingga dapat menjaga loyalitas konsumen terhadap merek Yamaha.
Tabel 2. Pangsa Pasar Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2007 - 2011
Merek 2007 2008 2009 2010 2011
Honda 52,19% 52,85% 45,67% 46,24% 45,97%
Yamaha 24,13% 32,94% 39,11% 39,67% 45,48%
Suzuki 21,52% 12,85% 13,39% 12,77% 7,45%
Kawasaki 1,46% 0,76% 0,82% 0,72% 1,04%
Lain-lain 0,70% 0,60% 0,82% 0,60% 0,06%
Sumber: PT Lautan Teduh Interniaga, 2012
Berdasarkan data pada Tabel 2 tampak bahwa pada tahun 2007 pangsa pasar Yamaha mencapai 24,13% sedangkan pemimpin pasar Honda mencapai setengah lebih yaitu 52,07%, sedangkan pabrikan Jepang lainnya yaitu Suzuki sebesar 21,52% dan Kawasaki hanya sebesar 1,46% yang hanya mengedepankan produk sportnya. Keberhasilan Yamaha ini berkelanjutan dengan peningkatan pesat pada tahun 2008 dengan peningkatan pangsa pasar sekitar 8% menjadi 32,94% dan kembali meningkat tahun 2009 sekitar 7% menjadi 39,11% sehingga semakin mendekati penjualan pesaing terberatnya yaitu Honda yang mengalami penurunan pangsa pasar. Selanjutnya pada tahun 2010 meningkat menjadi 39,66% dan mencapai puncaknya pada tahun 2011 sebesar 45,48%.
(12)
10 1. Bagaimanakah pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas merek pada pengguna
Yamaha V-Ixion di Bandar Lampung?
2. Bagaimanakah pengaruh brand community terhadap loyalitas merek pada pengguna Yamaha V-Ixion di Bandar Lampung?
3. Bagaimanakah pengaruh kualitas produk dan brand communityterhadap loyalitas merek pada pengguna Yamaha V-Ixion di Bandar Lampung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk:
1. Mengetahui dan menghitung besarnya pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas merek pada pengguna Yamaha V-Ixion di Bandar Lampung.
2. Mengetahui dan menghitung besarnya pengaruh brand community terhadap loyalitas merek pada pengguna Yamaha V-Ixion di Bandar Lampung.
3. Mengetahui dan menghitung besarnya pengaruh kualitas produk dan brand community terhadap loyalitas merek pada pengguna Yamaha V-Ixion di Bandar Lampung.
D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat berguna dalam mengembangkan pengetahuan dan wawasan bagi penulis mengenai pengaruh kualitas produk dan brand community
terhadap loyalitas merek pada pengguna Yamaha V-Ixion di Bandar Lampung. 2. Kegunaan Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat berguna dalam memberikan bahan masukan yang berharga bagi perusahaan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan brand
(13)
11
community terhadap loyalitas merek pada pengguna Yamaha V-Ixion di Bandar Lampung. Selain itu diharapkan pula penelitian ini dapat memberikan infromasi bagi pembaca di bidang pemasaran khususnya mengenai masalah kualitas produk,
(14)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Berdasarkan metode penelitian, jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis (Sugiyono, 2009:7). Pendekatan survei dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuisioner kepada individu sebagai responden.
B. Definisi Konseptual
Definisi konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kualitas Produk
Kualitas produk adalah suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, di mana suatu produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan dan kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah karena selera atau harapan konsumen pada suatu produk selalu berubah.
(15)
59 2. Brand Community
Brand Community merupakan persepsi individu terhadap suatu komunitas yang didasarkan pada seperangkat hubungan sosial dan persamaan komitmen terhadap produk, merek, dan aktivitas konsumsi di
3. Loyalitas Merek
C. Definisi Operasional
Defisini operasional adalah petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur (Singarimbun dan Effendi, 1995:23). Untuk melihat operasionalisasi suatu variabel tersebut harus diukur dengan menggunakan indikator-indikator yang dapat memperjelas variabel yang dimaksud. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Definisi Operasional Variabel
No. Variabel Indikator Item No. Item
1. Kualitas Produk (X1)
1. Kinerja a. Ketangguhan mesin b. Kecepatan motor 2. Fitur a. Aksesoris pelengkap 3. Reliabilitas a. jaminan terhadap kerusakan 4. Konformasi a. Kenyamanan pemakaian 5. Daya tahan a. Daya tahan produk 6. Kemampuan
pelayanan
a. Pelayanan pada saat pembelian
b. Pelayanan service motor 7. Estetika a. Bentuk body motor
Persepsi terhadap kualitas
a. Keyakinan terhadap kualitas produk
(16)
60
No. Variabel Indikator Item No. Item
2. Brand Community
(X2)
k 3. Loyalitas
Merek (Y)
a. Sikap terhadap merek b. Perilaku di masa yang akan
datang
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:72). Adapun Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009:73). Kemudian menurut Istijanto (2006:109) yang dimaksud dengan sampel adalah merupakan bagian yang diambil dari populasi.
Pengambilan sampel menurut Arikunto (2002:107), apabila subyek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, dan apabila jumlah subyeknya lebih besar atau di atas 100 maka dapat diambil antara 10% sampai 15% atau 20% Sampai 25% atau lebih.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Yamaha V-Ixion Club Lampung yang seluruhnya berjumlah 60 orang.
(17)
61 Dengan demikian berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto, maka penelitian ini akan mengambil seluruh populasi untuk diteliti sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.
E. Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari : 1. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2009:137). Data primer tersebut diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti yaitu pada responden yang menjadi anggota Yamaha V-Ixion Club Lampung.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2009:137). Data sekunder tersebut diperoleh secara tidak langsung baik dari literatur-literatur ataupun dari bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan skripsi ini.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara : 1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten di bidangnya masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang sedang diteliti, data tersebut diperoleh melalui literatur-literatur dan tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.
(18)
62 2. Studi Lapangan (Field Research)
Yaitu data yang diperoleh secara langsung yang dilakukan melalui cara: a. Observasi
Yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian pada Yamaha V-Ixion Club Lampung.
b. Kuesioner
Yaitu menyebarkan angket/kuisioner yang berisikan pertanyaan terstruktur untuk mendapatkan informasi dari responden penelitian.
c. Dokumentasi
Yaitu metode pengumpulan data melalui pencatatan terhadap laporan-laporan, arsip-arsip dan sebagainya.
G. Skala Pengukuran
Pengukuran tingkat jawaban responden dilakukan dengan menggunakan Skala Likert 5 tingkat/poin (Tjiptono, 2004:96). Pengukuran dengan menggunakan Skala Likert ini memiliki kelebihan dalam keragaman skor (variability of scorer), sehingga konsumen dalam hal ini dapat mengekspresikan tingkat pendapat mereka terhadap pelayanan yang mereka terima bisa mendekati kenyataan yang sebenarnya.
Tabel 4. Pemberian Bobot Nilai untuk Variabel Penelitian
Jawaban Skor Penilaian
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Cukup Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Tjiptono (2004:96)
(19)
63 1. Uji Validitas Kuesioner
Pengujian validitas kuesioner dilakukan untuk menunjukkan apakah kuesioner yang akan disebar kepada responden layak (valid) atau tidak disebar, dengan menggunakan rumus korelasi product moment (Sugiyono, 2009:235) sebagai berikut:
] Y) ( -X (N. [ . ] X) ( -X . [(N Y) ( X) ( -XY . N 2 2 2 2 xy r
Di mana :
rxy = Koefisien Korelasi N = Jumlah Sampel
X = Variabel Kualitas Produk (X1), Brand Community (X2) Y = Variabel Loyalitas Merek
Tahapan dalam menguji validitas dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows evaluation Version sebagai berikut (Rangkuti, 2007:17).
a. Menyusun Matriks Data Mentah
Matriks data mentah berisi nilai-nilai data asli dari kuisioner. Matriks ini berukuran m x n (m adalah jumlah responden dan n adalah jumlah variabel). b. Menentukan Hipotesis
H0= Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor. H1= Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor. c. Menentukan rtabel
Dengan melihat tabel r berdasarkan nilai df dan tingkat signifikansi, maka dapat ditentukan besarnya rtabel.
(20)
64 d. Mencari rhitung
Nilai rhitung untuk tiap-tiap item dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation.
e. Pengambilan Keputusan
1) Jika rhitung rtabel, maka item tersebut valid. 2) Jika rhitung< rtabel, maka item tersebut tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Pengertian reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau kontstruk. Butir pertanyaan dikatakan reliabel atau andal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten (Sunyoto, 2009:68).
Pengukuran keandalan butir pertanyaan dengan sekali menyebarkan kuesioner pada responden, kemudian hasil skornya diukur korelasinya antar skor jawaban paad butir pertanyaan yang sama dengan bantuan program komputer SPSS, dengan fasilitas Cronbach Alpha (a). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60.
Untuk perhitungan uji validitas dan uji reabilitas menggunakan bantuan Program Microsoft Excel dan Program Statistika SPSS v.17.0 for Windows Evaluation Version.
I. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat
(21)
65 estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat autokorelasi (Sunyoto, 2009:79). Jika terdapat heteroskedastisitas, maka varian tidak konstan sehingga dapat menyebabkan biasnya standar error. Jika terdapat multikolinearitas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh-pengaruh individual dari variabel, sehingga tingkat signifikansi koefisien regresi menjadi rendah. Dengan adanya autokorelasi mengakibatkan penaksir masih tetap bias dan masih tetap konsisten hanya saja menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, uji asumsi klasik perlu dilakukan. Pengujian-pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Dikatakan tidak terjadi multikolonieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 ( (Sunyoto, 2009:79).
2. Uji Homoskedastisitas
Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi homoskedastisitas. Persamaan yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedasitisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur, baik menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang (Sunyoto, 2009:82).
(22)
66 3. Uji Normalitas
Uji asumsi ini akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali (Sunyoto, 2009:84).
4. Uji Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode t (berada) dan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya) (Sunyoto, 2009:91 - 92). Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan dengan uji Durbin-Watson (DW), dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW di bawah -2 (DW < - 2).
b. Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada di antara -2 dan +2 (-2 < DW < +2).
c. Terjadi autokorelasi negatif jika DW di atas +2 (DW > +2).
J. Teknik Analisis Data
Setelah memperoleh data, kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis dekriptif dan analisis inferensial sebagai berikut:
(23)
67 1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang menggambarkan secara rinci, dengan interpretasi terhadap data yang diperoleh melalui pendekatan teoritis. Dalam hal ini adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan melalui pendekatan teori, kemudian dideskripsikan atau dijelaskan. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan mendeskriptifkan semua data seluruh variabel dalam bentuk distribusi frekuensi dan dalam bentuk tabel yang kemudian diberikan interpretasi terhadap data pada tabel tersebut.
2. Analisis Inferensial
Analisis inferensial dilakukan melalui pengujian sebagai berikut: 1. Uji Regresi Linier Berganda
Uji regresi linier mengestimasikan besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier, yang melibatkan beberapa variabel bebas, untuk digunakan sebagai alat prediksi. (Sugiyono, 2009:200).
Rumus persamaan regresi linier berganda tersebut yaitu sebagai berikut : Y = a + b1X1+ b2X2
Di mana :
Y = Loyalitas Merek
(24)
68 2. Uji Hipotesis
Kemudian untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan Uji t dengan rumus, yaitu : 2 hitung r -1 2 -n r t (Riduwan, 2004:137)
Ho: r = 0; Tidak ada pengaruh yang signifikan variabel X1, X2 terhadap variabel Y.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan variabel X1, X2 terhadap variabel.
Kriteria pengujian signifikansi :
Jika thitung tabel, maka signifikan, dengan kata lain tolak Ho terima Ha. Jika thitung< ttabel, maka tidak signifikan, artinya terima Ho, tolak Ha.
Taraf signifikansi yang digunakan alfa = 0,05 atau 5%.
Adapun untuk menguji hipotesis secara keseluruhan (simultan) digunakan Uji F:
) R -(1 k 1) -k -(n R F 2 2 hit Keterangan :
Fh = Pengujian signifikansi koefisien regresi berganda R = Koefisien regresi berganda
k = Jumlah variabel independen n = Jumlah anggota sampel
(25)
69 Ho:R = 0; Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1 dan X2
secara bersama-sama terhadap variabel Y.
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap variabel Y.
Kriteria pengujian signifikansi :
- Jika Fhitung tabel, maka signifikan, dengan kata lain tolak Ho, terima Ha. - Jika Fhitung< Ftabel, maka tidak signifikan, artinya terima Ho, tolak Ha.
(26)
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN BRAND COMMUNITY TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA PENGGUNA YAMAHA V-IXION
(STUDI PADA KLUB MOTOR YAMAHA V-IXION CLUB LAMPUNG)
Skripsi
Oleh
H E R N A D Y 0716051032
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(27)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian hasil analisis dan pembahasan, maka simpulan dan saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:
A. Simpulan
1. Pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas merek dapat digambarkan melalui persamaan regresi: = 24,845 + 0,343 X1. Hasil ini menunjukkan apabila kualitas produk ditingkatkan sebesar 1 satuan (%), maka akan meningkatkan loyalitas merek sebesar 0,343 satuan (%). Nilai thitungsebesar 2,890, sedangkan nilai ttabel untuk n = 60 pada = 0,05 adalah 2,000. Hasil ini menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap loyalitas merek. Terdapat pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas merek pada pengguna Yamaha V- adalah benar. 2. Pengaruh brand community terhadap loyalitas merek dapat digambarkan melalui
persamaan regresi: 2. Hasil ini menunjukkan apabila brand communityditingkatkan sebesar 1 satuan (%), maka akan meningkatkan loyalitas merek sebesar 0,379 satuan (%). Nilai thitungsebesar 23,046, sedangkan nilai ttabel untuk n = 60 pada = 0,05 adalah 2,000. Hasil ini menunjukkan bahwa brand community berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap loyalitas merek. Terdapat pengaruh brand
(28)
111
community terhadap loyalitas merek pada pengguna Yamaha V-Ixion benar.
3. Pengaruh pengaruh kualitas produk dan brand community terhadap loyalitas merek dapat digambarkan melalui persamaan regresi: 1+ 0,367 X2. Hasil ini menunjukkan bahwa secara simultan apabila kualitas produk dan brand community ditingkatkan sebesar 1 satuan (%), maka akan meningkatkan loyalitas merek sebesar 0,331 dan 0,367 satuan (%). Nilai Uji F untuk menguji pengaruh simultan kualitas produk dan brand community terhadap loyalitas merek, diperoleh nilai Fhitungsebesar 9,744, sedangkan Ftabel dengan n = 60, diperoleh Ftabel = 4,00. Oleh karena Fhitung Ftabel, maka koefisien regresi signifikan atau pengaruh pengaruh kualitas produk danbrand communityterhadap loyalitas merek signifikan. Dengan demikian dari hasil tersebut membuktikan
brand community terhadap loyalitas merek pada pengguna Yamaha V-Ixion
benar atau terbukti.
B. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Kualitas produk harus selalu ditingkatkan secara terus menerus oleh perusahaan, agar senantiasa dapat bersaing dan mendapat kepercayaan dari konsumen sebab konsumen senantiasa melakukan penilaian terhadap kinerja suatu produk, hal ini dapat dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk dengan segala spesifikasinya sehingga dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut sehingga pada akhirnya kualitas yang
(29)
112 diberikan oleh sepeda motor Yamaha V-Ixion dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
2. Pentingnya menjaga kesadaran bersama, menghormati ritual dan tradisi pada komunitas Yamaha V-Ixion serta menanamkan rasa tanggung jawab moral berdampak positif terhadap loyalitas merek Yamaha V-Ixion. Untuk itu salah satu hal yang paling penting dilakukan adalah
kesadaran bersama, menghormati ritual dan tradisi pada komunitas Yamaha V-Ixion serta menanamkan rasa tanggung jawab moral dalam diri setiap anggota komunitas Yamaha V-Ixion sehingga secara langsung mereka memperoleh keuntungan dari sisi
3. Loyalitas merek dalam penelitian ini berhubungan lebih kuat dengan aspek sikap konsumen terhadap produk di samping adanya kebanggaan sebagai anggota komunitas.
word of mouth (mulut ke mulut) yang positif dengan asumsi bahwa
(30)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran ... 57 Gambar 2. Uji Homoskedastisitas ... 86
(31)
(32)
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ABSTRACT HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP MOTTO PERSEMBAHAN SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah ... 9 C. Tujuan Penelitian ... 10 D. Kegunaan Penelitian... 11 II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pemasaran ... 12 B. Pengertian Perilaku Konsumen ... 14 C. Pengertian Produk ... 18 D. Pengertian Kualitas Produk... 20 E. PengertianBrand Community... 23 F. Merek ... 35 1. Pengertian Merek ... 35 2. Strategi Merek (Brand Strategy)... 43 G. Pengertian Loyalitas Merek ... 47 H. Penelitian Terdahulu ... 54 I. Kerangka Penelitian ... 56 J. Hipotesis Penelitian... 57 III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian ... 58 B. Definisi Konseptual... 58 C. Definisi Operasional... 59 D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 60
(33)
E. Sumber Data... 61 F. Teknik Pengumpulan Data... 61 G. Skala Pengukuran... 62 H. Pengujian Instrumen Penelitian... 63 I. Uji Asumsi Klasik ... 64 J. Teknik Analisis Data... 66 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Yamaha Vixion Club Lampung ... 70 B. Karakteristik Responden ... 79 C. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 82 D. Uji Asumsi Klasik ... 85 E. Analisis Deskriptif ... 88 F. Analisis Inferensial... 100 G. Pembahasan... 106
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 110 B. Saran... 111 DAFTAR PUSTAKA
(34)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2007 - 2011.... 7 Tabel 2. Pangsa Pasar Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Tahun
2007 - 2011 ... 9 Tabel 3. Definisi Operasional Variabel... 59 Tabel 4. Pemberian Bobot Nilai untuk Variabel Penelitian ... 62 Tabel 5. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 79 Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden ... 80 Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 81 Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Responden... 81 Tabel 9. Uji Validitas Variabel Kualitas Produk... 82 Tabel 10. Uji Validitas Variabel Brand Community... 83 Tabel 11. Uji Validitas Variabel Loyalitas Merek ... 83 Tabel 12. Pedoman Interpretasi Koefisien Penentu ... 84 Tabel 13. Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner ... 84 Tabel 14. Tabel Uji Multikolonieritas... 85 Tabel 15. Tabel Uji Normalitas... 87 Tabel 16. Tabel Uji Autokorelasi ... 87 Tabel 17. Pernyataan pada Indikator Kinerja... 88 Tabel 18. Pernyataan pada Indikator Fitur ... 89 Tabel 19. Pernyataan pada Indikator Reliabilitas... 90 Tabel 20. Pernyataan pada Indikator Konformasi... 90 Tabel 21. Pernyataan pada Indikator Daya Tahan ... 91 Tabel 22. Pernyataan pada Indikator Kemampuan Pelayanan ... 92
(35)
Tabel 23. Pernyataan pada Indikator Estetika... 93 Tabel 24. Pernyataan pada Indikator Persepsi terhadap Kualitas ... 94 Tabel 25. Pernyataan pada Indikator Kesadaran Bersama ... 95 Tabel 26. Pernyataan pada Indikator Ritual dan Tradisi ... 96 Tabel 27. Pernyataan pada Indikator Rasa Tanggung Jawab Moral ... 97 Tabel 28. Pernyataan pada Indikator Kognitif ... 98 Tabel 29. Pernyataan pada Indikator Afektif ... 99 Tabel 30. Pernyataan pada Indikator Konatif... 100 Tabel 31. Tabel Koefisien Regresi Kualitas Produk terhadap
Loyalitas Merek ... 101 Tabel 32. Tabel Koefisien Regresi Brand Community terhadap
Loyalitas Merek ... 101 Tabel 33. Tabel Koefisien Regresi Kualitas Produk dan Brand
Community terhadap Loyalitas Merek... 102 Tabel 34. Tabel Uji R2Pengaruh Kualitas Produk terhadap Loyalitas
Merek ... 103 Tabel 35. Tabel Uji R2Pengaruh Brand Community terhadap
Loyalitas Merek ... 103 Tabel 36. Tabel Regresi Pengaruh Kualitas Produk dan Brand
Community terhadap Loyalitas Merek... 104 Tabel 37. Tabel Uji t Pengaruh Kualitas Produk terhadap Loyalitas
Merek ... 104 Tabel 38. Tabel Uji t Pengaruh Brand Community terhadap Loyalitas
Merek ... 105 Tabel 39. Tabel Uji F Pengaruh Komunitas Merek dan Brand
(36)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran... 57 Gambar 2. Uji Homoskedastisitas... 86
(37)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
Lampiran 2. Hasil Jawaban Kuisioner Variabel Kualitas Produk Lampiran 3. Hasil Jawaban Kuisioner Variabel Brand Community Lampiran 4. Hasil Jawaban Kuisioner Variabel Loyalitas Merek Lampiran 5. Hasil Jawaban Kuisioner
Lampiran 6. Hasil Olah Data Program SPSS Lampiran 7. Nilai r Product Moment
Lampiran 8. Tabel Uji t Lampiran 9. Tabel Uji F
(38)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
Lampiran 2. Hasil Jawaban Kuisioner Variabel Kualitas Produk Lampiran 3. Hasil Jawaban Kuisioner Variabel Brand Community Lampiran 4. Hasil Jawaban Kuisioner Variabel Loyalitas Merek Lampiran 5. Hasil Jawaban Kuisioner
Lampiran 6. Hasil Olah Data Program SPSS Lampiran 7. Nilai r Product Moment
Lampiran 8. Tabel Uji t Lampiran 9. Tabel Uji F
(39)
DAFTAR PUSTAKA
Afif, Adi Zakaria, 2002, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan dan Pengendalian, Jilid I, Penerbit PT. Prenhalindo, Jakarta.
Alma, Buchari, 2007, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Parasuraman,
Davidson, William R., 2007, Retailing Management, John Wiley & Sons, Singapore.
Farrah, Fajrianti Zatul, 2005, Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan, EKOBIS. Vol. 2. No. 3.
Griffin, Jill, 2003,Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan, Alih Bahasa: Dwi Kartini Jaya, Edisi Revisi dan Terbaru, Erlangga,
Jakarta.
Handoko, T. Hani dan Basu Swasta, 2000,Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Indriyani, Emi, 2004,Pengaruh Citra Merek terhadap Loyalitas Pelanggan, Majalah SWA, Jakarta.
Istijanto, 2006,Riset Sumber Daya Manusia, Cara-cara Mendeteksi Dimensi-dimensi Kerja Karyawan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kotler, Philip, 2004,Marketing Management (12th ed.), Pearson Education, Pte. Ltd, Singapore.
Kotler, Philip dan Amstrong Terjemahan Afif, 2002, Manajemen Pemasaran Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.
(40)
,
Rangkuti, Freddy, 2007, Measuring Customer Satisfaction, Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Resnick, Mark, 2001,
Riana, Gede, 2008, Pengaruh Trust in a Brand Terhadap Brand Loyalty konsumen, Buletin Studi Ekonomi, Vol. 13, No. 2.
Riduwan, 2008,Metode dan Teknik Menyusun Tesis,Penerbit Alfabeta, Bandung. Rully Arlan Tjahyadi, 2006, Brand Trust dalam Kontek Loyalitas Merek: Peran
Karakteristik Merek, Karakteristik Perusahaan dan Karakteristik Hubungan Pelanggan-Merek, Jurnal Manajemen, Vol. 6. No. 1., Jakarta.
Schiffman, Leon G & Kanuk, Leslie L., 2004, Consumer Behaviour, Eight Edition, Prentice Hall, New Jersey.
Simamora, Bilson, 2001, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Singarimbun, Masri, Sofian Effendi, 1995, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta. Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.
Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.
Sunyoto, Danang, 2009,Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, Medpress, Yogyakarta. Supranto, J., 2006, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Swasta, Basu dan Irawan, 2004, Manajemen Pemasaran Modern, Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Syahbana, Oskar, 2002, Brand Trust dalam Kontek Loyalitas Merek: Peran Karakteristik Merek, Karakteristik Perusahaan dan Karakteristik Hubungan Pelanggan-Merek, Jurnal Manajemen Indonesia, Vol. 6. No. 1., Jakarta.
(41)
Tjiptono, Fandy, 2004, Manajemen Jasa, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy, Gregorius Chandra dan Dadi Adriana, 2008, Pemasaran Strategik, CV. Andi Offset, Yogyakarta.
(42)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2007 - 2011 .... 7 Tabel 2. Pangsa Pasar Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2007 - 2011
...9 Tabel 3. Definisi Operasional Variabel... 59 Tabel 4. Pemberian Bobot Nilai untuk Variabel Penelitian... 62 Tabel 5. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 79 Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden... 80 Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 81 Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Responden ... 81 Tabel 9. Uji Validitas Variabel Kualitas Produk ... 82 Tabel 10. Uji Validitas Variabel Brand Community ... 83 Tabel 11. Uji Validitas Variabel Loyalitas Merek ... 83 Tabel 12. Pedoman Interpretasi Koefisien Penentu ... 84 Tabel 13. Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner ... 84 Tabel 14. Tabel Uji Multikolonieritas... 85 Tabel 15. Tabel Uji Normalitas... 87 Tabel 16. Tabel Uji Autokorelasi... 87 Tabel 17. Pernyataan pada Indikator Kinerja... 88 Tabel 18. Pernyataan pada Indikator Fitur... 89 Tabel 19. Pernyataan pada Indikator Reliabilitas ... 90 Tabel 20. Pernyataan pada Indikator Konformasi ... 90 Tabel 21. Pernyataan pada Indikator Daya Tahan ... 91 Tabel 22. Pernyataan pada Indikator Kemampuan Pelayanan... 92
(43)
Tabel 23. Pernyataan pada Indikator Estetika... 93 Tabel 24. Pernyataan pada Indikator Persepsi terhadap Kualitas ... 94 Tabel 25. Pernyataan pada Indikator Kesadaran Bersama... 95 Tabel 26. Pernyataan pada Indikator Ritual dan Tradisi... 96 Tabel 27. Pernyataan pada Indikator Rasa Tanggung Jawab Moral... 97 Tabel 28. Pernyataan pada Indikator Kognitif ... 98 Tabel 29. Pernyataan pada Indikator Afektif ... 99 Tabel 30. Pernyataan pada Indikator Konatif ... 100 Tabel 31. Tabel Koefisien Regresi Kualitas Produk terhadap Loyalitas Merek
...101 Tabel 32. Tabel Koefisien Regresi Brand Community terhadap Loyalitas Merek
...101 Tabel 33. Tabel Koefisien Regresi Kualitas Produk dan Brand Community
terhadap Loyalitas Merek ... 102 Tabel 34. Tabel Uji R2Pengaruh Kualitas Produk terhadap Loyalitas Merek
...103 Tabel 35. Tabel Uji R2Pengaruh Brand Community terhadap Loyalitas Merek
...103 Tabel 36. Tabel Regresi Pengaruh Kualitas Produk dan Brand Community
terhadap Loyalitas Merek ... 104 Tabel 37. Tabel Uji t Pengaruh Kualitas Produk terhadap Loyalitas Merek .. 104 Tabel 38. Tabel Uji t Pengaruh Brand Community terhadap Loyalitas Merek
...105 Tabel 39. Tabel Uji F Pengaruh Komunitas Merek dan Brand Community
(44)
(45)
Lampiran 1.
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian Daftar Pertanyaan : 1.
pilihan jawaban yang Anda pilih
2. Perhatikan jangan sampai ada pertanyaan yang terlewatkan, agar data dapat sepenuhnya diolah.
Identitas Responden
1. No. Responden : ... 2. Nama Responden : ... 3. Jenis Kelamin : ... 4. Usia : ... tahun
5. Tk. Pendidikan : ... 6. Status : Bekerja / Belum Bekerja / Kuliah / Sekolah
(Lingkari sesuai status)
Kriteria Penilaian :
SS : Sangat Setuju 5
S : Setuju 4
CS : Cukup Setuju 3 TS : Tidak Setuju 2 STS : Sangat Tidak Setuju 1
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN BRAND COMMUNITY TERHADAP LOYALITAS MEREK
PADA PENGGUNA YAMAHA V-IXION
(46)
A. Variabel Kualitas Produk
No. Pertanyaan SS S CS TS STS
5 4 3 2 1
a. Kinerja
1. Motor Yamaha V-Ixion memiliki mesin yang tangguh dengan sistem injeksi yang modern 2. Akselerasi motor Yamaha V-Ixion sangat cepat
dibanding motor lain di kelasnya
3. Fitur/aksesoris motor Yamaha V-Ixion sangat disukai oleh masyarakat pengguna motor, karena aksesorisnya yang simpel dan futuristik
4. Kemudahan dalam mencari suku cadang (sparepart) Yamaha V-Ixion di dealer-dealer Yamaha
5. Sepeda motor Yamaha V-Ixion sangat nyaman dipakai dalam berkendara di dalam maupun luar kota
e. Daya Tahan Produk
6. Sepeda Motor Yamaha V-Ixion memiliki daya tahan suku cadang yang lama
f. Kemampuan Pelayanan
7. Pelayanan yang diberikan oleh dealer pada saat pembelian sepeda motor sangat memuaskan 8.
Dealer Yamaha mampu memberikan pelayanan servis terhadap motor Yamaha V-Ixion dengan baik dan nyaman
g. Estetika
9. Desain body motor Yamaha V-Ixion sangat nyaman dengan bentuk yang sporty dan mewah g. Persepsi terhadap Kualitas
10.
Kualitas produk Yamaha V-Ixion sangat
meyakinkan sesuai dengan reputasi Yamaha yang dikenal di pasaran
(47)
B. Variabel Brand Community
No. Pertanyaan SS S CS TS STS
5 4 3 2 1
a. Conciousness of kind(kesadaran bersama)
1. Saya mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap merek motor Yamaha V-Ixion
2. Saya mempunyai ikatan emosional dengan merek motor Yamaha V-Ixion
3. Saya senang bergabung dalam komunitas Yamaha V-Ixion
4. Saya selalu berpartisipasi dan memberikan kontribusi dalam kegiatan komunitas Yamaha V-Ixion
5. Saya senantiasa menghormati tradisi kuat yang dikembangkan dalam komunitas Yamaha V-Ixion 6. Saya selalu berbagi cerita tentang pengalaman yang
saya alami dalam komunitas Yamaha V-Ixion
c. Moral responsibility(rasa tanggung jawab moral) 7. Saya memiliki tanggung jawab dalam
mengembangkan komunitas Yamaha V-Ixion 8. Setiap anggota komunitas Yamaha V-Ixion saling
membantu masalah anggota yang lain 9. Saya bersedia membantu anggota lain yang
mengalami masalah kendaraan di jalan 10.
Saya senantiasa menciptakan suasana yang harmonis dan penuh kekeluargaan dengan sesama anggota
(48)
C. Variabel Loyalitas Merek
No. Pertanyaan SS S CS TS STS
5 4 3 2 1
a. Kognitif
1. Saya menyukai produk sepeda motor Yamaha 2. Sepeda motor Yamaha memiliki kualitas yang
unggul dan terpercaya
3. Saya percaya terhadap kualitas sepeda motor Yamaha V-Ixion
4. Saya selalu membeli suku cadang asli motor Yamaha V-Ixion
b. Afektif
5. Sepeda motor Yamaha sangat nyaman digunakan dalam berkendara sehari-hari
6. Saya akan selalu menggunakan sepeda motor merek Yamaha
7. Produk Yamaha selalu mengeluarkan produk-produk yang unggul
c. Konatif
8. Saya selalu menggunakan suku cadang asli motor Yamaha V-Ixion
9.
Saya menceritakan kepada orang lain tentang keunggulan produk Yamaha khususnya Yamaha V-Ixion
10. Saya senantiasa merekomendasikan orang lain untuk memakai sepeda motor merek Yamaha
(49)
(50)
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN BRAND COMMUNITY TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA PENGGUNA YAMAHA V-IXION
(STUDI PADA KLUB MOTOR YAMAHA V-IXION CLUB LAMPUNG)
Oleh H E R N A D Y
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Administrasi Bisnis
Pada
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(51)
(52)
(53)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Hernady dilahirkan di Gisting, Tanggamus, pada tanggal 9 November 1987. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, buah kasih dari pasangan Ayahanda Eddi Pangroso, dan Ibunda Emma Salma.
Pendidikan formal penulis diawali di Taman Kanak-Kanak Al-Azhar Perumnas Way Halim yang diselesaikan pada tahun 1994, kemudian dilanjutkan di SD Al-Azhar Perumnas Way Halim yang diselesaikan pada tahun 2000, kemudian dilanjutkan ke SLTP Al-Azhar 3 Perumnas Way Halim yang diselesaikan pada Tahun 2003. Pada Tahun 2006 Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat menengah atas pada SMA YP UNILA Tanjung Karang Bandar Lampung.
Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis FISIP Unila melalui jalur SPMB dan pada Agustus 2010 penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di PT PELINDO II.
(54)
M O T T O
Hidup tanpa kebebasan seperti tubuh tanpa jiwa, dan kebebasan tanpa akal seperti roh yang kebingungan.
Hidup, kebebasan dan akal adalah
tiga dalam satu yang abadi dan tak akan pernah sirna... ( Kahlil Gibran)
Merindukan Purnama Meraih Cita...
Setiap orang mencoba mencapai suatu hal yang besar, tanpa menyadari bahwa hidup itu adalah
kumpulan dari hal-hal yang kecil,
maka kita mulailah dari hal yang kecil untuk mencapai yang besar... (Penulis)
(55)
PERSEMBAHAN
Terucap Syukur Kepada-Mu ya Allah, Dengan penuh ketulusan
Kupersembahkan karya kecil ini kepada
Kedua orang tua tercinta,
Ibuku Emma Salma M dan Bapak Eddi Pangroso
Untuk Adikku tersayang, Robin Kavero
Teruntuk yang tercinta Yesi Asmaria,
Rekan-Rekan Seperjuangan, Mahasiswa Fisip Unila
(56)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pemasaran
Istilah pemasaran dalam Bahasa Inggris dikenal dengan nama marketing. Kata
marketing ini boleh dikata sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia, namun juga diterjemahkan dengan istilah pemasaran. Asal kata pemasaran adalah pasar (= market). Apa yang dipasarkan itu, ialah barang dan jasa. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok perusahaan dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup, berkembang dan memperoleh laba dengan cara menyesuaikan kemampuan perusahaan dengan kebutuhan konsumen. Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli tentang pemasaran.
Menurut Kotler dalam Afif (2002:5) pemasaran adalah:
mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produksi dan nilai dengan individu dan Menurut Stanton dalam Swasta dan Irawan (2004:5) pemasaran adalah: -kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada konsumen atau pembeli yang ada maupun pembeli potensial .
(57)
13 Adapun pengertian pemasaran menurut The American Marketing Association adalah proses merencanakan konsepsi, harga, promosi dan distribusi ide, menciptakan peluang yang memuaskan individu dan sesuai dengan tujuan organisasi (Alma, 2007:5).
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pemasaran adalah seluruh kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen untuk memuaskan kebutuhan konsumen serta untuk mencapai tujuan perusahaan. Uraian di atas mengandung arti yang dapat dijelaskan berikut ini:
a. Adanya kegiatan manusia
Bahwa kegiatan pemasaran hanya dilakukan oleh manusia tidak seperti kegiatan konsumsi dan produksi yang dapat dilakukan oleh manusia/hewan.
b. Untuk memperlancar serta menyempurnakan pertukaran yang mengandung: 1) Transaksi yang menunjukkan adanya satu kali pertukaran tanpa adanya
implikasi apa-apa yang menyebabkan adanya hubungan yang lebih lama. 2) Hubungan pertukaran yaitu menunjukkan adanya hubungan dan terus menerus
di dalam pertukaran. c. Apa yang dipertukarkan
Pertukaran ini bukan hanya menyangkut barang, jasa dan uang tetapi termasuk juga mengenai perhatian, energi waktu sehingga yang dipertukarkan merupakan suatu yang mempunyai nilai bagi pembeli.
d. Adanya penjual dan pembeli
Hubungan pertukaran akan selalu disertai dua masalah nilai dan tergantung dari mana menilainya apakah pemilik atau uang.
(58)
14 Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Handoko dan Swasta, 2000:10). Pengertian perilaku konsumen ini sering diacukan dengan pengertian perilaku pembelian (buy behavior). Padahal perilaku pembelian itu mengandung dua pengertian, yang pertama adalah bila diterapkan pada perilaku konsumen lebih menunjukkan kegiatankegiatan individu secara langsung terlihat dalam pertukaran uang dengan barang-barang dan jasa-jasa serta dalam proses pengambilan keputusan yang menentukan kegiatan pertukaran itu. Pengertian kedua, mempunyai arti yang lebih khusus yaitu perilaku pelanggan (consumen behavior), yang sering digunakan sebagai sebutan yang lebih inklusif dibandingkan perilaku konsumen (Handoko dan Swasta, 2000:11).
Menurut Kotler dan Amstrong (2001:196), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah:
1. Faktor Kebudayaan
Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh kultur, sub-kultur, dan kelas sosial pembeli.
a. Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang.
b. Sub-kultur adalah kelompok orang dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama.
(59)
15 c. Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang sama.
2. Faktor Sosial
Faktor sosial juga dapat mempengaruhi perilaku konsumen seperti, kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi tanggapan konsumen, oleh karena itu pemasar harus benar-benar memperhitungkan untuk menyusun strategi pemasaran.
a. Kelompok, terdapat banyak kelompok yang mempengaruhi perilaku konsumen namun yang paling dominan mempengaruhi seseorang yang berdampak pada perilaku dan gaya hidup sehingga dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek yang akan dipilih oleh seseorang adalah kelompok rujukan. Kelompok rujukan adalah kelompok yang merupakan titik perbandingan atau tatap muka tak langsung adalam pembentukan sikap seseorang, orang sering dipengaruhi oleh kelompok rujukan di mana ia tidak menjadi anggotanya.
b. Keluarga, anggota keluarga juga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli. Sehingga pemasar perlu menentukan bagaimana interaksi diantara para anggota keluarga dalam mengambil keputusan dan berapa besar pengaruh dari mareka masing-masing. Oleh karena itu dengan memahami dinamika pengambilan keputusan dalam suatu keluarga, pemasar dapat dibantu dalam menetapkan strategi pemasaran yang terbaik bagi anggota keluarga yang tepat.
(60)
16 c. Peran dan Status, posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat.
3. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti usia dan tahap daur hidup pembeli, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan.
a. Usia dan tahap daur ulang
Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka.
b. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. c. Keadaan ekonomi
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan hidup. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan saksama memperhatikan kecendrungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat bunga.
d. Hidup
Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapatnya.
e. Kepribadian dan konsep diri
Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan tanggapan relatif konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk dan merek.
(61)
17 4. Faktor Psikologis
Pada suatu saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan baik yang bersifat biogenetik maupun biologis. Namun pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis yang utama yaitu motivasi, persepsi, proses belajar, serta kepercayaan dan sikap.
a. Motivasi
Kebanyakan dari kebutuhan-kebutuhan yang ada tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk berindak pada suatu saat tertentu. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan.
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi akan sikap bereaksi, bagaimana orang itu bertindak dan dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi. Dua orang dengan kondisi motivasi yang sama dan tujuan situasi yang sama mungkin bertindak secara berbeda karena perbedaan persepsi mereka terhadap situasi tertentu. c. Proses Belajar
Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman dan kebanyakan perilaku manusia adalah hasil proses belajar.
(62)
18 d. Kepercayaan dan sikap
Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Sedangkan sikap adalah organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi, dan proses kognitif kepada suatu aspek.
C. Pengertian Produk
Produk bukan saja hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja, seperti makanan, pakaian dan sebagainya, akan tetapi juga sesuatu yang tidak berwujud seperti pelayanan jasa. Semua diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan dan keinginan (need and wants) dari konsumen. Konsumen tidak hanya membeli produk sekedar memuaskan kebutuhan (need) tetapi juga bertujuan memuaskan keinginan (wants). Produk merupakan elemen yang paling mendasar dari bauran pemasaran (marketing mix). Dikatakan paling penting karena dengan produklah perusahaan menetapkan harga yang pantas, menyalurkan produk melalui saluran distribusi mereka dan mengkomunikasikan produk tersebut dengan suatu bauran komunikasi yang tepat.
Menurut Alma (2007:139) yang dikatakan produk ialah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya. Menurut Kotler (2004:432), sebuah produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada sebuah pasar untuk memuasakan sebuah kebutuhan atau keinginan. Produk yang dipasarkan meliputi yang dapat dilihat atau memiliki bentuk fisik, seperti barang, orang, tempat, properti, organisasi serta yang tidak dapat dilihat atau tidak memiliki bentuk fisik seperti jasa, pengalaman, kegiatan, informasi dan gagasan. Adapun menurut Kotler dan Armstrong (2007:139), produk ialah
(63)
19 seperangkat atribut baik berwujud, termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.
Berdasarkan definisi di atas maka dapat diartikan bahwa produk adalah sekumpulan atribut berwujud dan tidak berwujud yang mencakup unsur-unsur kemasan, warna, harga, kualitas, dan merek serta pelayanan dan reputasi penjual. Suatu produk mungkin adalah barang berwujud, jasa atau gagasan.
Dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami lima tingkatan produk. Adapun tingkatan produk menurut Kotler dan Keller (2007:4) adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Inti (Core Benefit)
Layanan atau manfaat mendasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan. 2. Produk Dasar (Basic Product)
Pemasar harus mengubah manfaat inti tersebut menjadi produk dasar. 3. Produk yang Diharapkan (Expected Product)
Beberapa atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk ini.
4. Produk yang Ditingkatkan (Augmented Product)
Pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan yang melampaui harapan pelanggan.
(64)
20 5. Produk Potensial (Potential Product)
Yang meliputi segala kemungkinan peningkatan dan perubahan yang mungkin adakan dialami produk atau tawaran tersebut pada masa yang akan datang.
D. Pengertian Kualitas Produk
Kualitas produk merupakan fokus utama dalam perusahaan, kualitas merupakan suatu kebijakan penting dalam meningkatkan daya saing produk yang harus member kepuasan kepada konsumen yang melebihi atau paling tidak sama dengan kualitas produk dari pesaing. Menurut Crosby, kualitas produk adalah produk yang sesuai dengan yang diisyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Adapun menurut Juran kualitas produk adalah kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kemudian menurut Deming, kualitas produk adalah kesesuaian produk dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkan. Dengan demikian kualitas produk adalah suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, di mana suatu produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan dan kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah karena selera atau harapan konsumen pada suatu produk selalu berubah (Kotler dan Armstrong, 2007:93).
Menurut Tjiptono, dkk (2008:65-66) Kualitas dari suatu produk akan dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:
(65)
21 a) Manusia
Peranan manusia atau karyawan yang bertugas dalam perusahaan akan sangat mempengaruhi secara langsung terhadap baik buruknya mutu dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Maka aspek manusia perlu mendapat perhatian yang cukup. Perhatian tersebut dengan mengadakan latihan-latihan, member motivasi, memberian jamsostek, kesejahteraan dan lain-lain.
b) Manajemen
Tanggung jawab atas mutu produk dalam perusahaan dibebankan kepada beberapa kelompok yang biasa disebut dengan function grup. Dalam hal ini pemimpin harus melakukan koordinasi yang baik antara function grup dengan bagian-bagian lainnya dalam perusahaan tersebut.
Dengan adanya koordinasi tersebut maka dapat tercapai suasana kerja yang baik dan harmonis, serta menghindarkan adanya kekacauan dalam pekerjaan. Keadaan ini memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan mutu serta meningkatkan mutu dari produk yang dihasilkan.
c) Uang
Perusahaan harus menyediakan uang yang cukup untuk mempertahankan atau meningkatkan mutu produksinya. Misalnya: untuk perawatan dan perbaikan mesin atau peralatan produksi, pebaikan produk yang rusak dan lain-lain.
d) Bahan Baku
Bahan baku merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan akan mempengaruhi terhadap mutu produk yang dhasilkan suatu perusahaan. Untuk itu pengendalian mutu bahan baku menjadi hal yang sangat penting dalam hal bahan baku, perusahaan harus memperhatikan beberapa hal antara lain: seleksi sumber
(66)
22 dari bahan baku, pemeriksaan dokumen pembelian, pemeriksaaan penerimaan bahan baku serta penyimpanan. Hal-hal tersebut harus dilakukan dilakukan dengan baik sehingga kemungkinan bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi berkualitas rendah dapat ditekan sekecil mungkin.
e) Mesin dan Peralatan
Mesin serta peralatan yang digunakan dalam proses produksi akan mempengaruhi terhadap mutu produk yang dihasilkan perusahaan. Peralatan yang kurang lengkap serta mesin yang sudah kuno dan tidak ekonomis akan menyebabkan rendahnya mutu dan produk yang dihasilkan, serta tingkat efisiensi yang rendah. Akibat biaya produksi menjadi tinggi, sedangkan produk yang dihasilkan kemungkinan tidak akan laku dipasarkan. Hal ini mengakibatkan perusahaan tidak dapat bersaing dengan perusahaan lain sejenisnya, yang menggunakan mesin dan peralatan yang otomatis.
Dalam kaitannya dengan kepuasan pelanggan, kualitas memiliki beberapa dimensi pokok tergantung pada konteksnya. Menurut Tjiptono, dkk (2008:67-68) dalam kasus pemasaran barang, ada delapan dimensi utama yang biasanya digunakan dalam kualitas produk sebagai berikut:
1. Kinerja (performance), yaitu karakteristik operasi dasar dari suatu produk. Misalnya kecepatan pengiriman paket titipan kilat, ketajaman gambar dan warna sebuah TV serta kebersihan masakan di restoran.
2. Fitur (features), yaitu karakteristik pelengkap khusus yang dapat menambah pengalaman pemakaian produk, contohnya minuman gratis selama penerbangan pesawat, AC mobil dan koleksi tambahan aneka nada panggilan pada telepon genggam.
(67)
23 3. Reliabilitas (reliability), yaitu probabilitas terjadinya kegagalan atau kerusakan produk dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan, semakin andal produk bersangkutan.
4. Konformasi (conformance), yaitu tingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah ditetapkan, misalnya ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan kereta api, kesesuaian antara ukuran sepatu dengan standar yang berlaku.
5. Daya tahan (durability), yaitu jumlah pemakaian produk sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian normal yang dimungkinkan, semakin besar pula daya tahan produk.
6. Kemampuan pelayanan (Serviceability), yaitu kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi dan keramahtamahan staf layanan.
7. Estetika (aesthetis), menyangkut penampilan produk yang dapat dinilai dengan panca indera (rasa, aroma, suara, bentuk dan sebagainya).
8. Persepsi terhadap kualitas (perceived quality), yaitu kualitas yang dinilai berdasarkan reputasi penjual.
(68)
24
sama dan interaksi sosial dari anggotanya menjadi ciri dari suatu komunitas di mana yang dimaksud dari suatu komunitas adalah sekelompok orang baik dalam bentuk geografis, politik atau sosial.
Terpenting disini adalah faktor utama pembentuk komunikasi. Hubungan komunikasi tersebut tidaklah perlu aktif tetapi paling tidak keberadaannya dapat ditemukan. Pembahasan mengenai komunitas berjalan seiring dengan konsep mengenai sense of
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
35
F. Merek
1. Pengertian Merek
Setiap perusahaan untuk menjual produk atau jasa yang dihasilkan selalu membubuhi tanda lukisan, atau perkataan yang membedakannya dari produk atau jasa sejenis yang diproduksi oleh perusahaan lain. Salah satu masukan untuk membentuk citra adalah merek, di mana maksud perusahaan memberikan merek pada mulanya hanyalah sebagai identitas, dengan merek tersebut perusahaan mengharapkan agar konsumen mempunyai kesan positif terhadap produk yang dihasilkan. Seorang
(80)
36 pemasar yang handal hendaknya memiliki kemampuan dan keahlian untuk menciptakan, memelihara, melindungi dan meningkatkan merek.
Menurut Kotler (2004:82), merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produksian-produksian milik pesaing. Menurut David Aaker (Rangkuti, 2007:36) merek adalah nama atau simbol yang bersifat membedakan (seperti logo, cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu.
Menurut William J. Stanton (Rangkuti, 2007:36), merek adalah nama, istilah, simbol atau desain khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur yang dirancang untuk mengidentifikasi barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual.
Menurut Kotler dan Amstrong (Alma, 2007:147), merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, desain, atau kombinasinya yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang atau jasa yang membedakan suatu produk dengan produk saingannya.
Dengan demikian merek mempunyai dua unsur, yaitu brand name yang terdiri dari huruf-huruf atau kata-kata yang dapat dibaca, serta brand mark yang berbentuk simbol, desain, atau warna tertentu yang spesifik. Kedua unsur dari sebuah merek selain berguna untuk membedakan satu produk pesaingnya juga berguna untuk mempermudah konsumen untuk mengenali dan mengidentifikasi barang dan jasa yang hendak dibeli. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan tampilan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.
(81)
37 Definisi merek dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek dinyatakan pada Bab I (Ketentuan Umum), Pasal 1 ayat (1) sampai dengan ayat (5) bahwa:
1. Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata-kata, huruf, angka-angka, susunan warna,atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.
2. Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membeadakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
3. Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang atau badan hukum untuk membeadakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
4. Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau jasa sejenis lainnya.
5. Lisensi adalah izin yang diberikan pemilik merek terdaftar kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk menggunakan merek tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang atau jasa yang didaftarkan.
Enam tingkatan pengertian merek menurut Rangkuti (2007:36): 1. Atribut : Merek mengingatkan atribut-atribut tertentu.
2. Manfaat : Atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional.
(1)
55 determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,171 artinya variabel legitimasi, loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota dan membantu dalam penggunaan merek berpengaruh terhadap loyalitas merek dengan kontribusi 17,1%, serta sisanya 82,9% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.
Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara legitimasi, loyalitas merek oposisi, merayakan sejarah merek, berbagi cerita merek, integrasi dan mempertahankan anggota dan membantu dalam penggunaan merek terhadap loyalitas merek pada komunitas motor Yamaha Vixion Club Ungaran baik secara parsial maupun secara simultan. Saran kepada pihak perusahaan harus lebih optimal dalam menggarap target marketnya, seperti banyak mengadakan eventevent olahraga, musik atau pendidikan secara berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan loyalitas konsumen, serta lebih peduli dan memperhatikan sektor komunitas motor Yamaha yang selama ini masih didirikan oleh konsumen.
pengaruh kualitas produk dan brand community terhadap loyalitas merek pada pengguna Yamaha V-Ixion. Loyalitas konsumen akan merek sangat dibutuhkan oleh sebuah perusahaan untuk mempertahankan market share-nya. Hal ini harus dapat dipertahankan oleh Yamaha yang mereknya sudah melekat di hati masyarakat dengan produk yang berkualitas bagus, desain yang modern dan memiliki komunitas yang tersebar di tanah air.
Produk yang berkualitas mempunyai peranan penting untuk membentuk kepuasan pelanggan. Semakin berkualitas produk dan jasa yang diberikan, maka kepuasaan yang dirasakan oleh pelanggan semakin berkualitas produk dan jasa yang diberikan,
(2)
56 maka kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan semakin tinggi, maka dapat menimbulkan keuntungan.
Pembentukan komunitas merek yang beranggotakan konsumen dan konsumen potensial adalah cara yang menjalin hubungan jangka panjang, dengan tujuan memberikan kepuasan yang nyata dari penyedia produk atau jasa kepada konsumennya. Dengan cara ini, konsumen yang telah menggunakan produk merek tertentu dapat memiliki wadah untuk mengkomunikasikan kepuasan maupun ketidakpuasan mereka, langsung ke perusahaan.
Berikut ini adalah kerangka pemikiran yang menjelaskan dan membantu dalam menganalisis permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini.
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
1. Kinerja 2. Fitur 3. Reliabilitas 4. Konformasi 5. Daya tahan
6. Kemampuan pelayanan 7. Estetika
8. Persepsi terhadap kualitas (Tjiptono dkk, 2008:67-68)
Kualitas Produk (X1)
Loyalitas Merek (Y) 1. Kognitif
2. Afektif 3. Konatif
1. 2. 3.
(3)
57
Adapun hipotesis yang diangkat dalam penelitian tesis ini adalah bahwa :
1. Terdapat pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas merek pada pengguna Yamaha V-Ixion.
2. Terdapat pengaruh brand community terhadap loyalitas merek pada pengguna Yamaha V-Ixion.
3. Terdapat pengaruh kualitas produk dan brand community terhadap loyalitas merek pada pengguna Yamaha V-Ixion.
(4)
SANWACANA
Dengan mengucapkan puji atau syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan Pengaruh Kualitas Produk dan Brand Community terhadap Loyalitas Merek pada Pengguna Yamaha V-Ixion (Studi Pada Klub Motor Yamaha V-Ixion Club Lampung) .
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administasi Bisnis di Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa proses penulisan dan penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, khususnya yang berada pada Jurusan Administrasi Bisnis FISIP UNILA. Untuk itu, sebagai wujud rasa hormat penulis mengucapakan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:
1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan FISIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Suripto, M.A.B., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
FISIP Universitas Lampung.
3. ., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan arahan, masukian serta saran. Penulis haturkan permohonan maaf untuk setiap salah dan khilaf selama ini.
4. Bapak Hartono, S.Sos, M.A. selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan arahan, masukan,
(5)
kesediaan dan kesabarannya serta memberikan saran. Penulis haturkan permohonan maaf untuk setiap salah dan khilaf selama ini.
5. Ibu Dr. Baroroh Lestari, S.Sos, M.A.B. selaku Dosen Pembahas yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan arahan, masukan serta saran. Penulis haturkan permohonan maaf untuk setiap salah dan khilaf selama ini.
6. Bapak dan Ibu Staf Ilmu Administrasi Bisnis Terima Kasih telah membantu dalam urusan administrasi nya.
7. Bapak dan Ibuku tercinta yang tulus menyayangiku dan mendoakan untuk keberhasilanku. Terimakasih atas perjuangan dan pengorbanannya untuk mendidik dan membesarkanku hingga saat ini.
8. Adikku, Robin Kavero yang selalu memberikan dukungan.
9. Wanita yang selalu memberikan masukan, bantuan, perhatian dan yang akan menunggu di ujung jalan itu : Yesi Asmaria.
10. Teman-teman HMJ Administrasi Bisnis Angkatan 07 : Bayu, Eri Wahyu, Alex, Santuk, Rizki, Zul, Baironi, Tri, Iqbal, Ricky, Nugroho, Made, Nyoman, Erinsen, Alan, dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas bantuannya selama ini dari awal masa kuliah, seminar usul hingga ujian skripsi. Sejujurnya tanpa bantuan kalian tak mungkin rasanya ini semua dapat diselesaikan.
11. Para senior maupun alumni HMJ Administrasi Bisnis, terima kasih atas keakrabannya selama ini.
12. Teman-teman/brother-brother YVC Lampung terima kasih atas persahabatan yang baik selama ini dan tak lupa terima kasih telah bersedia menjadi responden penelitian skripsi ini.
(6)
13. Teruntuk, Mas Febry, n pelajaran yang
14. Sahabat-sahabat SMA-ku (Anshori, Nova, Ali, dan Rudi) yang selama ini selalu mendorong untuk segera menyelesaikan skripsi Akhirnya saya menyusul kalian juga kawan
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya ini.
16. Almamater Tercinta, Universitas Lampung.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan serta kesempurnaan sebagaimana semestinya. Namun penulis berharap, sedikitnya skripsi ini dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan keilmuan ke depan dan berguna bagi semua pihak yang membutuhkan. Akhirnya semoga bantuan yang telah diberikan oleh seluruh pihak mendapat balasan pahala dari Allah SWT. Amin.
Bandar Lampung, 6 November 2012 Penulis,