PEMBELAJARAN CANGGET DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE INSIDE OUTSIDE CIRLCE (IOC) DI SMA NEGERI I MELINTING LAMPUNG TIMUR

ABSTRACT

CANGGET LEARNING USING COOPERATIVE LEARNING MODEL
TYPE INSIDE OUTSIDE CIRLCE (IOC) IN SMAN I MELINTING
EAST LAMPUNG

by

GALUH SUKMAWATI

The problem in this research is how cangget learning process using cooperative

learning model of type (Inside Outside Circle) IOC in SMAN I Melinting East
Lampung. This study aimed to describe the cangget dance lessons using IOC
models of teaching and learning activities in SMAN I Melinting.
This research uses descriptive qualitative. The technique used to collect the data
are observational participate (participation), interviews, documentation, and
testing practices. Source of data in this study were students of class XI Science in
SMAN I Melinting totaling 24 students.
Cooperative Learning Model type IOC cangget applied to learning from the initial
meeting to the ninth meeting. Cangget learning process by using a model of the

IOC can be done with five stages. The first stage is to present information, the
second stage of organizing students into study groups, the third stage of group
work and study guide, guiding the fourth stage results of the discussion, and the
fifth stage of evaluation.
Cangget learning outcomes using IOC model in class XI Science at SMAN I Melinting
shows that students are able to demonstrate dance well. Students well enough to receive
and capture lessons given by teachers through the IOC model.

Key Words: Cangget, Cooperative Learning type IOC, Learning

ABSTRAK
PEMBELAJARAN CANGGET DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
COOPERATIVE LEARNING TIPE INSIDE OUTSIDE CIRLCE (IOC)
DI SMA NEGERI I MELINTING LAMPUNG TIMUR

Oleh

GALUH SUKMAWATI

Permasalahan di dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pembelajaran

cangget dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe (Inside Outside
Circle) IOC di SMA Negeri I Melinting Lampung Timur. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan pembelajaran tari cangget dengan menggunakan model
IOC pada kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri I Melinting.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Metode
digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi berperan
(partisipasi), wawancara, dokumentasi, dan tes praktik. Sumber data
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA di SMA Negeri I Melinting
berjumlah 24 siswa.

yang
serta
dalam
yang

Model Cooperative Learning tipe IOC diterapkan pada pembelajaran cangget dari
pertemuan awal hingga pertemuan kesembilan. Proses pembelajaran cangget
dengan menggunakan model IOC dapat dilakukan dengan lima tahap. Tahapan
pertama yaitu menyajikan informasi, tahapan kedua mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok-kelompok belajar, tahapan ketiga membimbing kelompok

bekerja dan belajar, tahapan keempat membimbing hasil diskusi, dan tahapan
kelima evaluasi.
Hasil pembelajaran cangget dengan menggunakan model IOC pada kelas XI IPA
di SMA Negeri I Melinting menunjukkan bahwa siswa sudah mampu
memeragakan gerak cangget dengan baik. Siswa-siswa cukup baik menerima dan
menangkap pembelajaran yang diberikan oleh pengajar melalui model IOC.

Kata kunci: Cangget, Model Cooperative Learning tipe IOC, Pembelajaran

PEMBELAJARAN CANGGET DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
COOPERATIVE LEARNING TIPE INSIDE OUTSIDE CIRLCE (IOC)
DI SMA NEGERI I MELINTING LAMPUNG TIMUR

Oleh
GALUH SUKMAWATI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG

2015

DAFTAR DIAGRAM

Diagram
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10

Halaman

Diagram Aktifitas Siswa Pertemuan 1 ...........................................
Diagram Aktifitas Siswa Pertemuan 2 ...........................................

Diagram Aktifitas Siswa Pertemuan 3 ...........................................
Diagram Aktifitas Siswa Pertemuan 4 ...........................................
Diagram Aktifitas Siswa Pertemuan 5 ...........................................
Diagram Aktifitas Siswa Pertemuan 6 ...........................................
Diagram Aktifitas Siswa Pertemuan 7 ...........................................
Diagram Aktifitas Siswa Pertemuan 8 ...........................................
Diagram Aktifitas Siswa Pertemuan 9 ...........................................
Diagram Presentase Hasil Belajar Cangget ...................................

xix

58
66
74
82
95
108
122
133
143

149

DAFTAR GAMBAR

Gambar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

12.
13.
14.

15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.

Halaman

Motif Gerak Sembah (Wanita) ....................................................
18
Motif Gerak Ngetir ......................................................................
19
Motif Gerak Samber Melayang/Kenui Melayang .......................
19
Motif Gerak Sembah (Pria) .........................................................
20

Motif Gerak Igel ..........................................................................
20
Motif Gerak Kenui Tahabang .....................................................
21
Busana Penari Wanita .................................................................
23
Busana Penari Laki-laki ..............................................................
24
SMA Negeri I Melinting .............................................................
43
Pengenalan Tari dan Unsur-Unsur di dalamnya .........................
50
Pemahaman Materi Tentang Pengertian Tari dan Unsur-Unsur
Yang Terdapat dalam Sebuah Tarian dengan Menggunakan
Model IOC ..................................................................................
52
Pengenalan Siswa Terhadap Cangget .........................................
59
Penerapan Model IOC terhadap Materi Cangget dan Macam-Macam
Jenisnya .......................................................................................

61
Presentasi Siswa Tentang Pengertian Cangget dan
Macam-Macam Jenisnya .............................................................
62
Siswa Masih Perlu Bantuan untuk Membentuk Lingkaran.........
69
Siswa Menyampaikan Materi Tentang Gerak Dasar Cangget,
dan Busana yang Dikenakan Kepada Kelompok Lain ................
69
Siswa Berkordinasi Menyapaikan Materi dengan Model IOC ...
77
Siswa Meniru Gerak Ngetir ........................................................
83
Siswa Memeragakan Gerak Kenui Melayang, dan Ngetir ..........
85
Siswa Memeragakan Gerak Ngetir di depan Kelas.....................
98
Siswa Meniru Gerak Kenui Tahabang ........................................
109
Siswa Memeragakan Gerak Kenui Tahabang dengan

Menggunakan Model IOC .........................................................
111
Siswa Memeragakan Gerak Sembah, Kenui Melayang,
dan Ngetir,Diiringi dengan Musik ..............................................
123
xviii

24.
25.

Siswa Memeragakan Gerak Ngetir Kepada Pasangan
Diiringi Musik pada Penerapan Model IOC ..............................
Siswa Memeragakan Gerak Kenui Tahabang Dengan Diiringi
Musik dan Mengunakan Model IOC...........................................

xviii

125
136


DAFTAR TABEL

Tabel
2.1
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
4.1

4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13

Halaman
Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif IOC ......................
Instrument Penilaian Praktik Gerak Cangget Putri .....................
Instrument Penilaian Praktik Gerak Cangget Putra ....................
Lembar Istrument Penilaian Test Praktek ...................................
Penentuan Patokan Dengan Perhitungan Persentase Untuk
Skala Lima...................................................................................
Instrument Penilaian Aktivitas Belajar Siswa .............................
Instrumen Penilaian Model IOC .................................................
Instrument Penilaian Guru Pembimbing Terhadap Penerapan
Model IOC...................................................................................
Keadaan Guru SMA Negeri I Melinting pada Tahun Pelajaran
2013/ 2014 Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin,
dan Jumlah...................................................................................
Keadaan Siswa SMA Negeri I Melinting Tahun Pelajaran
2013/2014 ....................................................................................
Data Nama Siswa XI IPA............................................................
Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Pertama Terhadap
Proses IOC...................................................................................
Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama .......................
Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Kedua Terhadap
Proses IOC...................................................................................
Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua..........................
Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Ketiga Terhadap
Proses IOC...................................................................................
Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Ketiga .........................
Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Keempat Terhadap
Proses IOC...................................................................................
Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Keempat ......................
Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Kelima ..............................
Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Kelima Terhadap
Proses IOC...................................................................................

xvi

12
29
32
34
38
39
41
42

44
45
49
54
57
63
65
71
73
79
81
87
92

4.14
4.15
4.16
4.17
4.18
4.19
4.20
4.21
4.22
4.23
4.24
4.25
4.26
4.27
4.28

Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Kelima ........................
Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Keenam .............................
Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Keenam Terhadap
Proses IOC...................................................................................
Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Keenam .......................
Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Ketujuh .............................
Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Ketujuh Terhadap
Proses IOC...................................................................................
Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Ketujuh .......................
Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Kedelapan Berdasarkan
Aspek Wirama .............................................................................
Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Kedelapan Terhadap
Proses IOC...................................................................................
Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Kedelapan ...................
Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Kesembilan Berdasarkan
Aspek Wirama .............................................................................
Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Kesembilan Terhadap
Proses IOC...................................................................................
Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Kesembilan .................
Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Kesembilan (Evaluasi) ......
Hasil Pengamatan Test Praktik ...................................................

xvi

94
100
105
107
113
119
121
127
130
132
138
141
143
145
150

MOTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
(Q.S Ar Ra’d 13:11)

“Ketika tidak ada lagi bahu untuk bersandar, kamu masih punya dahi untuk
bersujud. . . “
(Mario Teguh)
“When haters were busy talking, i was busy making it happen. When they were
busy mocking, i was busy walking. When they were busy loughing, i was busy
running. I HAVE ONLY JUST BEGUN. . . “
(Agnes Monica)

PERSEMBAHAN

Segala puji syukur hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan nikmat dan
rahmat yang selalu menyertai dalam kehidupan keluarga dan orang-orang terdekat
yang selalu menyayangiku. Segala yang telah diberikan kuucapkan beribu-ribu
limpahan terima kasih.
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bukti dan cinta kasihku kepada

1.

Ayah tercinta alm. Bapak Sumarno, yang dulu selalu memberi semangat,
menasehati, dan mengajarkan tanggung jawab. Sampai akhir hayat masih
sempat mendoakan, dan

bekerja keras untuk membiayai sekolah, dari

Sekolah Dasar, sampai dengan kuliah.
2.

Ibu Rohayati, yang selalu mendoakan, menasehati, memberi semangat,
mengajarkan ketegaran dan tanggung jawab. Kuucapkan terima kasih segala
doa dan cucuran keringat yang selama ini telah bekerja keras membiayai
sekolah, dari Sekolah Dasar sampai Sarjana.

3.

Saudara yang sangat kusayangi, Wisnu Wahyudi yang selalu memberi
semangat dan doa.

ix

4.

Ibu/Bapak dosen yang telah melimpahkan ilmu yang sangat berharga selama
menjalani studi. Pembimbing yang selalu sabar memberikan bimbingan
skripsi. Pembahas yang selalu sabar membahas skripsi dan bimbingannya.

5.

Teman terkasih yang selalu di hati yang telah memberikan semangat,
memotivasi, menghargai arti waktu, dan selalu mendoakan.

6.

Teman-teman seni tari angkatan 2010, yang selalu memberikan semangat dan
selalu membantu selama studi.

7.

Almamater tercinta Universitas Lampung.

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Sribhawono pada 05 September 1992, yang merupakan anak
pertama dari 2 bersaudara pasangan alm. Bapak Sumarno dan Ibu Rohayati.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah Taman Kanak-kanak (TK) PGRI pada
1997, Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Sribhawono pada 2004, Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Negeri 1 Bandar Sribhawono pada 2007, Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri 1 Bandar Sribhawono pada 2010. Tahun 2010 penulis terdaftar
sebagai mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan , Jurusan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Seni Tari.
Tahun 2013 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MTs.
Ittihad, Ngambur Pesisir Barat dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Mekar Asri
Pesisir Barat, dan melakukan penelitian di SMA Negeri I Melinting untuk meraih
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa, atas segala nikmat dan karunia-Nya
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Tari, Jurusan
Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Skripsi ini berjudul
“Pembelajaran Cangget Dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe
IOC Di Sma Negeri I Melinting”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan dari berbagai hak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. I Wayan Mustika, M.Hum. selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, saran-saran, dan nasehat demi
terselesaikannya skripsi ini.
2. Susi Wendhaningsih,S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II atas bimbingan,
kesabaran, dan masukannya kepada penulis.
3. Hasyimkan, S.Sn, M.A.. selaku Penguji dan Pembahas, terima kasih atas
saran-saran dan nasehat yang diberikan.
4. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni
Tari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

x

5. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. selaku ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Seni FKIP Universitas Lampung.
6. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
7. Nurjaya Rahman S.Pd., MA. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri I
Melinting dan Ibu Hernani S.Pd. selaku Guru Kesenian.
8. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswa SMA Negeri I Melinting atas
kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung.
9. Ayahku tercinta Alm. Sumarno dan Ibuku tercinta Rohayati, S.Pd. serta
adikku Wisnu Wahyudi, yang selalu memberi semangat dan doa.
10. Seseorang yang tidak pernah lelah memberi semangat baik materi maupun
non materi, dan selalu setia menemaniku saat aku membutuhkan bantuan.
11. Ando Parlindungan Pasa, Teman-teman DNA, Resti Pamuji Ningsih, Rani
Nurma Anggraini, Dwi Tia Juwita, Therecia Rimha, sahabatku Siti Jarlina,
Rully Pebriansyah, Dellya Vivi Yana, Ike Purnama Sari
12. Teman-temanku Seni Tari seangkatan 2010 terimakasih atas semangat,
motivasi, bimbingan, dan dukungan untuk pengerjaan skripsi ini.
13. Mas Jaya, Mbak Eva, Mbah Bahri, Pak Heru, dan seluruh Staf Kampus
Program Studi Seni Tari FKIP Universitas Lampung atas dukungan serta
partisipasinya, serta Semua pihak yang membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis berharap semoga amal kebaikan mereka diterima oleh Allah SWT,
dan akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda, dan diberi
kebahagiaan dunia maupun di akhirat kelak. Harapan penulis semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

xi

Bandar Lampung, 11 Februari 2015
Penulis

Galuh Sukmawati

xii

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .............................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................ ii
PERSETUJUAN .................................................................................... iii
MENGESAHKAN .................................................................................. iv
SURAT PERNYATAAN........................................................................ v
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. vi
MOTO ..................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ................................................................................... viii
SANWACANA ....................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvii
DAFTAR DIAGRAM ............................................................................. xix
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................
1.2 Rumusan Masalah ............................................................
1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori .................................................................
2.2 Makna Pembelajaran ........................................................
2.3 Makna Model Pembelajaran .............................................
2.3.1 Cooperative Learning Type Inside Outside
Circle (IOC)............................................................
2.4 Pengertian Tari .................................................................
2.5 Cangget.............................................................................
2.6 Nilai-nilai Budaya yang Terkandung Di Dalam Cangget

xiv

1
5
5
5
6

8
10
10
11
14
14
25

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian .......................................................
3.2 Sumber Data .....................................................................
3.3 Teknik Pengumpulan Data ...............................................
3.3.1 Teknik Partisipan Observation ..............................
3.3.2 Wawancara .............................................................
3.3.3 Dokumentasi ...........................................................
3.3.4 Tes Praktik ..............................................................
3.4 Analisis Data ....................................................................

26
27
27
27
28
28
29
37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian .................................
4.1.1 Profil Singkat SMA Negeri I Melinting .................
4.1.2 Keadaan Guru ........................................................
4.1.3 Keadaan Siswa .......................................................
4.1.4 Sarana dan Prasarana Sekolah................................
4.1.5 Kegiatan Ekstrakurikuler .......................................
4.2 Hasil Pembahasan Penelitian ............................................
4.2.1 Hasil Penelitian .......................................................
4.2.1.1 Permohonan Izin ........................................
4.2.1.2 Pertemuan Pertama ....................................
4.2.1.3 Pertemuan Kedua ......................................
4.2.1.4 Pertemuan Ketiga .......................................
4.2.1.5 Pertemuan Keempat ...................................
4.2.1.6 Pertemuan Kelima ......................................
4.2.1.7 Pertemuan Keenam ....................................
4.2.1.8 Pertemuan Ketujuh .....................................
4.2.1.9 Pertemuan Kedelapan ................................
4.2.1.10 Pertemuan Kesembilan ............................
4.2.1.11 Pertemuan Kesepuluh (Evaluasi) .............
4.2 Penyajian Data ..................................................................
4.3Pembahasan .......................................................................

43
44
44
45
46
47
48
48
48
49
58
67
75
82
96
108
122
133
143
149
151

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ....................................................................... 154
5.2 Saran ................................................................................. 155
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiv

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya
mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan
demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya
untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan bermasyarakat (Hamalik,
2001:3).
Pendidikan berasal dari bahasa Yunani paedagogie yang terbentuk dari kata pais
yang berarti anak dan again yang berarti membimbing. Dari arti kata itu maka
dapat didefinisikan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang
diberikan pada anak oleh orang dewasa secara sengaja agar anak menjadi dewasa
(Purwanto, 2013:19).
Undang-undang No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembeajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengadilan diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

2

Berdasarkan pernyataan di atas, pendidikan menjadi salah satu wadah bagi
manusia untuk belajar dan mengembangkan potensi diri. Selain itu, pendidikan
menjadi sarana untuk memberikan suatu pengarahan serta bimbingan bagi peserta
didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya untuk membentuk kepribadian
yang berilmu, kreatif, mandiri, bertakwa kepada Tuhan, dan membentuk
karakteristik peserta didik menuju kedewasaan.

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem
pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya (Hamalik, 2001:3).

Tari merupakan perpaduan gerakan-gerakan indah dan ritmis yang disusun atau
ditata sehingga dapat memberikan kesenangan dan kepuasan bagi pelaku dan
penikmatnya. Seni tari seperti halnya seni-seni yang lain merupakan pernyataan
budaya yang sifat, gaya dan fungsinya selalu tidak terlepas dari kebudayaan yang
menghasilkannya, karena lahirnya tari dilingkungan kehidupan manusia
bersamaan dengan tumbuhnya peradaban manusia.

Cangget secara umum diartikan sebagai pentas adat (gawi) yang di dalamnya
terdapat berbagai macam seni pertunjukan. Salah satu diantaranya merupakan
pertunjukan tari yang disebut dengan cangget yang di dalam bahasa Lampung
berarti tari. Cangget merupakan salah satu tarian khas provinsi Lampung yang
beradat Pepadun. Cangget umumnya berupa gerakan-gerakan bebas, yang
ditampilkan pada suatu upacara adat. Cangget

merupakan suatu tarian yang

3

dilakukan oleh gadis (muli), putri penyimbang adat yang berhadapan dengan
bujang atau (meranai) yang disaksikan oleh para tetua adat (Martiara, 2012:8).

Cangget merupakan salah satu seni pertunjukan yang digunakan dalam upacara
perkawinan atau pada saat pemberian adat (cakak pepadun) di kalangan
masyarakat Lampung yang beradat pepadun (I Wayan Mustika, 2012:10).

Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut Arends, model
pembelajaran mengacu kepada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di
dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas (Trianto, 2010:51).

Kinerja seorang guru harus lebih maksimal dan menyenangkan di dalam proses
pembelajaran agar dapat menciptakan suasana belajar yang efektif, sehingga
peserta didik mampu memahami materi yang disampaikan oleh seorang pendidik.
Dalam penerapan serta pengembangan proses pembelajaran Seni Budaya di dalam
kelas, model pembelajaran mempunyai pengaruh besar dalam menentukan
keberhasilan pendidik untuk menyampaikan materi ajar kepada peserta didik.
Semakin baik model mengajar yang diterapkan dalam suatu proses pembelajaran,
maka semakin baik pula peserta didik dapat menyerap ilmu yang diberikan oleh
pendidik. Salah satu model yang dianggap cocok untuk dapat menciptakan
suasana belajar yang lebih aktif dan dapat meningkatkan kreatifitas belajar peserta
didik adalah model Cooperative Learning tipe Inside Oudside Circle (IOC)
.

4

Cooperative Learning type Inside Oudside Circle (IOC) merupakan sebuah
pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1990). IOC
memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi pada waktu yang bersamaan.
Salah satu keunggulan teknik ini adalah strukturnya yang jelas dan
memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi bersama, dengan singkat dan
teratur. Model pembelajaran ini merupakan salah satu model yang menekankan
pada peserta didik agar lebih aktif, dan mampu berinteraksi dengan peserta didik
lain. Selain itu, siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
mengkatkan keterampilan berkomunikasi. Model IOC juga dapat digunakan untuk
semua tingkatan kelas (Suprijono, 2009:97).

SMA Negeri I Melinting merupakan sekolah negeri yang ada di desa Wana Bunut,
kecamatan Melinting, Kabupaten Lampung Timur. Di sekolah ini, pendidikan seni
khususnya seni tari belum berkembang dengan baik. Pembelajaran tari di sekolah
ini hanya berkutat dengan tari bedana dan tari sigekh saja. Pembelajaran dan
wawasan tentang tari lain di daerah Lampung belum dikembangkan dengan baik.
Siswa/i di SMA Negeri I Melinting hanya mengenal gerak dan tariannya saja
tanpa mengerti makna kostum dan aksesoris yang mereka kenakan. Guru yang
mengajar seni budaya bukan merupakan guru yang berlatar belakang seni,
sehingga di dalam proses belajar mengajar kurang menguasai materi seni budaya,
khususnya seni tari. Selain itu, di SMA Negeri I Melinting belum ada penggunaan
model pembelajaran di dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, diperlukan
pengajaran menggunakan model pembelajaran yang tepat dan efektif.

5

Mata pelajaran seni budaya merupakan mata pelajaran yang dituntut dapat
mengembang kreatifitas peserta didik. Sesuai dengan tujuan pendidikan itu
sendiri, lembaga pendidikan dituntut untuk lebih profesional dalam menciptakan
kualitas pendidik.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dilakukan penelitian yang
berjudul “Pembelajaran Cangget dengan Menggunakan Model Cooperative
Learning Tipe Inside Oudside Circle (IOC) di SMA Negeri I Melinting Lampung
Timur”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan masalah lebih rinci
sebagai berikut.
1.

Bagaimanakah proses pembelajaran cangget dengan menggunakan model
Cooperatif Learning tipe Inside Oudside Circle (IOC) di SMA Negeri I
Melinting Lampung Timur?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai
berikut.
1.

Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran tari cangget dengan
menggunakan model Cooperative Learning tipe Inside Oudside Circle (IOC)
di SMA Negeri 1 Melinting Lampung Timur.

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:

6

2.

Agar siswa dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui
model Cooperatif Learning tipe Inside Oudside Circle (IOC).

3.

Agar guru dapat memperluas wawasan dan pengetahuan tentang seni tari,
sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran di sekolah
sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

4.

Agar sekolah dapat memberikan ilmu yang berguna dalam upaya peningkatan
mutu pembelajaran di sekolah.

5.

Agar peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengelaman melalui
penelitian tersebut.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.

Subjek penelitian adalah kelas XI IPA SMA Negeri I Melinting Lampung
Timur.

2.

Objek penelitian adalah penerapan pembelajaran cangget

dengan

menggunakan model Cooperative Learning tipe Inside Oudside Circle (IOC)
di SMA Negeri I Melinting Lampung Timur.
3.

Tempat penelitian di SMA Negeri I Melinting Lampung Timur.

4.

Waktu penelitian adalah semester genap tahun pelajaran 2013/2014.

7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada, penelitian ini
dikatakan orisinal. Belum ada yang mencatat tentang pembelajaran cangget
dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe IOC di SMA Negeri I
Melinting.

Konsep pembelajaran menurut Gagne dan Briggs adalah upaya orang yang
bertujuan untuk membantu orang belajar (Karwono, 2010:11).

Konsep tujuan pembelajaran adalah memengaruhi peserta didik agar terjadi proses
belajar. Oleh karena itu, perlu diupayakan suatu cara atau metode membantu
terjadinya proses belajar agar belajar menjadi efektif, efisien dan terarah pada
tujuan yang ditetapkan (Karwono, 2010:9).

Cangget adalah suatu tarian berupa gerakan-gerakan yang bebas, yang
ditampilkan pada suatu upacara adat. Oleh karena itu, bagi sebagian orang
Lampung, cangget adalah sebuah tari adat. Tari ini dilakukan oleh seluruh putri
penyimbang adat di dalam sesat atau balai adat (Martiara, 2012:08).

8

Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara
yang dipilih untuk menyampaikan metode

pembelajaran dalam lingkungan

pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi
pembelajaran dimaksud meliputi sifat lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran
yang dapat memberikan pengalaman belajar peserta didik (Hamzah, 2007:01).

Model pembelajaran kooperatif tipe IOC (Inside Outside Cirlcle) adalah salah
satu tipe metode pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kemampuan
individu, dimana individu – individu tersebut memiliki kemampuan yang berbedabeda dan dijadikan dalam suatu kelompok. Dalam satu kelas dibagi menjadi dua
kelompok yang nantinya akan membentuk dua lingkaran, yaitu satu lingkaran
besar, dan satu lingkaran kecil. Kelompok dengan kemampuan yang heterogen
tersebut, diharapkan antar individu dapat saling bekerjasama untuk mencapai
tujuan pembelajaran (Suprijono, 2009:96).

2.1 Landasan Teori
Ensiklopedia Indonesia, teori (Yunani: Teori, pandangan, tinjau), umumnya
berarti pandangan yang gunanya untuk memberi keterangan bagi suatu hal
tertentu. Teori dalam ilmu pengetahuan berguna untuk membari keterangan bagi
gejala-gejala tertentu; tapi umumnya teori dalam ilmu pengetahuan itu berupa
sistem yang berdiri atas berbagai dalil (yang dikutip dari dunia pengalaman) dan
hipotesa-hipotesa yang keduanya berdasar pada asas tertentu. Seterusnya istilah
teori itu sering pula dipakai sebagai lawan terhadap pengertian praktek atau
pengalaman.

9

Teori merupakan prinsip-prinsip yang terorganisasi mengenai peristiwa-peristiwa
tertentu dalam lingkungan. Teori diartikan sebagai hubungan dari proposisiproposisi. Teori tersusun secara kausalitas atas fakta, fariabel atau konsep, dan
proposisi. Fungsi teori dalam konteks belajar adalah:
a.

Memberikan kerangka kerja konseptual untuk suatu informasi belajar.

b.

Memberi rujukan untuk menyusun rancangan pelaksanaan pengajaran.

c.

Mendiagnosis masalah-masalah dalam kegiatan belajar mengajar.

d.

Mengkaji kejadiaan belajar dalam diri seseorang.

e.

Mengkaji faktor eksternal yang memfasilitasi proses belajar.

Fungsi teori belajar adalah sebagai pisau analisis berbagai fakta dan fenomena
belajar (Suprijono, 2013:15).

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pembelajaran model
Cooperative Learning tipe Inside Oudside Circle (IOC).
Teori pembelajaran digunakan untuk mengungkap proses dalam pembelajaran tari
cangget di SMA Negeri I Melinting. Teori Pembelajaran dipandang sangat tepat
untuk melihat proses pembelajaran setiap pertemuan selama melakukan
penelitian.
Dilihat dari fungsi tari cangget sebagai tari yang dianggap sakral atau disakralkan,
yang diselenggarakan berdasarkan ketentuan adat. Seperti fungsinya yang
disakralkan, didalamnya tersirat makna pedoman masyarakat Lampung, yaitu
falsafal piil pesenggiri. Didalam piil pesenggiri terdapat nilai-nilai budi pekerti
luhur masyarakat Lampung yang dijadikan sebagai pondasi dalam bermasyarakat.

10

2.2 Makna Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, atau perbuatan mempelajari (Suprijono,
2013:13)

Berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.

Gagne, Briggs, dan Wagner, mengutarakan pengertian pembelajaran adalah
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses
belajar pada peserta didik (Karwono, Mularsih, 2010:11)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, pembelajaran merupakan serangkaian
proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar,
yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada peserta didik.
2.3 Makna Model Pembelajaran
Menurut Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa model pembelajaran
merupakan setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas
atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran
tertentu (Hamzah, 2007:01)
Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut Arends, model
pembelajaran mengacu kepada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di
dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat

11

didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk untuk mencapai tujuan belajar.
(Suprijono, 2013:46).
Berdasarkan pengertian model pembelajaran di atas, model pembelajaan
merupakan unsur yang penting untuk menjalankan kegiatan belajar siswa di
sekolah. Dengan adanya penerapan model pembelajaran yang baik di sekolah,
akan mempermudah guru untuk mengajar di dalam kelas. Dalam hal ini, seorang
guru arus mampu memahami kekurangan dan kelebihan dari model pembelajaran
yang akan diterapkan. Selain itu, guru harus mampu memilih model mengajar
serta mampu menelaah ciri – ciri model yang dianggap baik dalam penerapan
proses belajar mengajar di sekolah.
2.3.1 Cooperative Learning Type Inside Outside Circle (IOC)
Roger, dkk pada tahun 1992, menyatakan bahwa pembelajaran kooperaif
merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip
bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial
diantara kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar
harus bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk
meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. (Huda, 2011:29)

Cooperative Learning type IOC (Inside Oudside Circle) merupakan sebuah
pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1990). IOC
memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi pada waktu yang bersamaan.
Salah satu keunggulan teknik ini adalah strukturnya yang jelas dan
memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi bersama, dengan singkat dan

12

teratur. Selain itu, siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi
dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Model IOC juga dapat digunakan
untuk semua tingkatan kelas.

Metode pembelajaran kooperatif IOC terdiri dari beberapa komponen, yaitu
sebagai berikut :
1. Separuh kelas atau seperempat kelas (jika jumlah siswa terlalu banyak) berdiri
membentuk lingkaran kecil, kemudian mereka berdiri melingkar dan menghadap
keluar. Separuh kelas lagi membentuk lingkaran besar, kemudian mereka berdiri
berhadap ke dalam. Pola bentukan dari kedua lingkaran ini adalah: siswa-siswa
dalam lingkaran kecil akan berada di dalam lingkaran siswa siswa yang
membentuk lingkaran besar, sehingga setiap siswa dalam lingkaran kecil nantinya
akan berhadapan dengan siswa yang berada di lingkaran besar. Kemudian masingmasing akan menjadi pasangan.
2. Misalnya, anggap saja dalam satu ruangan kelas terdapat 24 siswa. Siswa 1-12
membentuk lingkaran dalam, sedangkan 13-24 membentuk lingkaran luar. Siswa
1 akan berhadapan dengan siswa 13, siswa 2 akan berhadapan dengan siswa 14,
siswa 3 akan berhadapan dengan siswa 15, begitu seterusnya dalam bentuk
lingkaran.
3. Berikan tugas pada tiap-tiap pasangan yang berhadap-hadapan itu. Kelompok
ini disebut kelompok pasangan asal. Sebaliknya, tugas yang diberikan pasangan
asal itu sesuai dengan indikator-indikator pembelajaran yang telah dirumuskan.
Berikan waktu secukupnya kepada tiap-tiap pasangan untuk berdiskusi.
4. Kemudian siswa yang berada dilingkaran kecil diam di tempat, sementara
siswa yang berada di lingkaran besar bergeser beberapa langkah searah perputaran

13

jarum jam. Dengan cara ini, masing-masing mendapatkan pasangan yang baru
untuk berbagi informasi lagi. Pasangan-pasangan ini wajib memberikan informasi
berdasarkan hasil diskusi dengan pasangan asal, demikian seterusnya. Pergerakan
dihentikan jika anggota kelompok lingkaran dalam dan luar sebagai pasangan asal
bertemu kembali.
5. Hasil diskusi di tiap-tiap kelompok besar tersebut di atas, kemudian dipaparkan
sehingga terjadilah diskusi antar kelompok besar.
6. Di penghujung pertemuan, untuk mengakhiri pelajaran dengan metode inside
outside circle guru dapat memberi ulasan maupun mengevaluasi hal-hal yang
telah didiskusikan.
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Inside Oudside
Circle (IOC)
Fase
Penjelasan
1. Menyajikan informasi
2. Mengorganisasikan
siswa ke dalam
kelompok-kelompok
belajar
3. Membimbing
kelompok bekerja dan
belajar
4. Membimbing hasil
diskusi
5. Evaluasi
(Suprijono, 2013:97)

Guru menyajikan informasi dengan cara ceramah
tentang pokok bahasan materi.
Guru membentuk kelompok, dengan membuat
siswa menjadi 2 kelompok yang nantinya akan
membentuk lingkaran untuk menentukan pasangan
dalam kelompok.
Guru memberikan bimbingan seperlunya kepada
masing-masing kelompok dan mengawasi jalannya
diskusi.
Guru meminta masing-masing kelompok untuk
mengutarakan hasil diskusi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari siswa.

14

2.4 Pengertian Tari
Tari merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai, berirama sebagai ungkapan
jiwa atau ekspresi manusia yang didalamnya terdapat unsur keindahan gerak,
ketepatan irama, dan ekspresi. Unsur yang terdapat didalam tari juga dikenal
sebagai wiraga (tubuh), wirama (irama), wirasa (penghayatan), dan wirupa
(wujud). Keempat unsur tersebut merupakan satu ikatan yang membentuk
harmoni.
1. Wiraga (tubuh), yaitu gerak kaki sampai kepala yang merupakan media pokok
gerak tari. Gerak tari dirangkai sesuai dengan bentuk yang tepat misalnya
seberapa jauh badan merendah tangan merentang, kaki diangkat atau ditekuk dan
seterusnya.
2. Wirama (tempo/irama), atau suatu pola untuk mencapai gerakan yang
harmonis. Seberapa lamanya rangkaian gerak ditarikan serta ketepatan
perpindahan gerak selaras dengan jatuhnya irama. Irama ini biasanya dari alat
musik yang mengiringi.
3. Wirasa (penghayatan), merupakan tingkat penghayatan dan penjiwaan dalam
tarian, perasaan yang diekspresikan lewat raut wajah dan gerak. Keseluruhan
gerak tersebut menjelaskan jiwa dan emosi tarian seperti, sedih, gembira, tegas,
marah, dll.
4. Wirupa (wujud), memberi kejelasan gerak tari yang diperagakan melalui warna,
busana, dan rias yang disesuaikan dengan peranannya (Mustika, 2012:22)
2.5 Cangget
Masyarakat suku Lampung terdiri atas dua kelompok masyarakat adat yaitu,
masyarakat adat Lampung Pepadun dan masyarakat Lampung Saibatin.

15

Masyarakat Lampung pepadun adalah sebutan bagi orang Lampung yang berasal
dari Sekala Brak di punggung Bukit Barisan (sebelah barat Lampung Utara) dan
menyebar ke utara timur dan tengah provinsi ini. Masyarakat Lampung Sebatin
adalah sebutan bagi orang Lampung yang berada di sepanjang pesisir pantai
selatan Lampung. Sebagaimana masyarakat lainnya, mereka juga mereka
menumbuhkembangkan seni tari yang berfungsi sebagai hiburan juga sebagai
penanda jati diri. Satu diantara beragam kesenian yang ditumbuhkembangkan oleh
masyarakat Lampung adalah tari cangget. Cangget merupakan tari adat
masyarakat adat Lampung pepadun. (Abdulah, 2013:240)

Diperkirakan tahun 1942, cangget selalu ditampilkan pada setiap acara yang
berhubungan dengan gawi adat, seperti upacara mendirikan rumah, panen raya,
dan digunakan untuk mengantar orang yang akan pergi menunaikan ibadah haji.
Pada saat tari dipentaskan, orang-orang akan berkumpul menyaksikan pertunjukan
ini, baik tua, muda, laki-laki maupun perempuan, hal ini bertujuan selain untuk
mengikuti upacara, juga digunakan untuk berkenalan dengan sesamanya. Cangget
ini biasa ditarikan oleh pemuda dan pemudi. Ketika cangget ditarikan, biasanya
para orang tua memperhatikan dan menilai gerak-gerik mereka dalam
membawakan tarian ini. Kegiatan seperti ini oleh masyarakat Lampung disebut
dengan nindai. Tujuannya pun tidak hanya sekedar melihat gerak-gerik pemuda
atau pemudi saat sedang menarikan cangget, melainkan juga untuk melihat
kehalusan budi, ketangkasan dan keindahan ketika mereka berdandan dan
mengenakan pakaian adat Lampung.

16

Depdikbud dalam Ensiklopedi Tari Indonesia, Jakarta 1984. Cangget adalah tari
tradisi Lampung yang dilakukan oleh sedikitnya 20 orang penari wanita dan 2
orang penari pria yang berpakaian adat. Seorang wanita menari di atas talam
dengan gerak tangan kenui melayang.
Cangget merupakan tari, pentas adat (gawi) pada masyarakat Lampung pepadun,
yang merupakan ungkapan rasa gembira dan keagungan dari upacara adat yang
baru saja dilaksanakan. Cangget merupakan sarana pertemuan muda-mudi di balai
adat sebagai wakil dari orang tua mereka yang ditempatkan sesuai kedudukan
kepenyimbangan orang tuanya (Martiara, 2012:171). Cangget secara sempit
diartikan sebagai tarian wanita, namun cangget bermakna pula sebagai “pesta
adat” atau gawi. Gawi adalah sebutan untuk “kerja adat” dalam melaksanakan
perkawinan. Bersamaan dengan perkawinan, maka kedua pengantin dianggap
“naik tahta adat” menjadi golongan pemimpin, sehingga upacara perkawinan
tersebut disebut juga begawi cakak pepadun. Sebagai ungkapan kegembiraan,
maka seluruh kaum kerabat mewujudkannya dengan “menari” di sesat (balai
pertemuan adat). Akan tetapi arti kata “menari” dalam bahasa indonesia tidak
dapat di sepadankan dengan kata cangget dalam bahasa Lampung. Kata “tari”
bagi masyarakat Lampung lebih diartikan sebagai “suatu kegiatan menghibur oleh
sekelompok kaum (perempuan) untuk kaum lainnya (laki – laki), sehingga kata
“tari” bagi orang Lampung cenderung berkonotasi negatif. Inilah juga yang
menyebabkan penggunaan kata atau istilah dalam bahasa lokal dipilih sebagai
bahan analisis fungsi pada cangget (Martiara, 2013:5)

17

Tari cangget adalah suatu tarian khusus yang dipertunjukkan upacara adat
(begawi). Tari cangget yang menjadi ciri khas masyarakat adat Pepadun Lampung
ini memiliki beberapa macam, yaitu
1. Cangget Agung
Cangget Agung adalah tari yang dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada
saat ada upacara adat pengangkatan seseorang menjadi kepala adat

(cakak

pepadun). Pada saat upacara pengangkatan ini apabila si kepala adat mempunyai
seorang anak gadis, maka gadis tersebut akan diikutsertakan dalam tarian cangget
agung, dan setelah itu dia akan dianugrahi gelar inten, pujian, indoman atau
dalom batin.
2. Cangget Bakha
Cangget Bakha adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi pada saat
bulan purnama atau setelah selesai panen (pada saat panen raya).
3. Cangget Penganggik
Cangget penganggik adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi saat
mereka menerima anggota baru, yang dimaksud sebagai anggota baru adalah para
pemuda atau pemudi yang telah berubah statusnya dari kanak-kanak menjadi
dewasa. Perubahan status ini terjadi setelah mereka melakukan upacara busepei
(kikir gigi).
4. Cangget Pilangan
Cangget Pilangan adalah tarian yang dimainkan oleh para pemuda dan pemudi
pada saat mereka melepas salah seorang anggotanya (melepas lajang) yang akan
menikah dan pergi ke luar desa, mengikuti isteri atau suaminya.
5. Cangget Ulam Sambai/Nyambuk Temui

18

Cangget Ulam Sambai/Nyambuk Temui adalah tarian yang dibawakan oleh
pemuda dan pemudi dalam upacara menyambut tamu agung yang berkunjung ke
daerahnya.

Walaupun Tari cangget ini terdiri dari beberapa macam, namun pada dasarnya
tarian ini memiliki gerakan-gerakan yang relatif sama.

2.5.1

Gerak Dasar Cangget

Tari cangget dari hasil penyusunan ini memiliki beberapa gerak dasar pokok yang
sudah manjadi gerak inti penari wanita seperti

1.

Gerak Sembah (gerak memberi hormat)
Keterangan:
Posisi badan tegak, tidak
membungkuk, tangan ditekuk ke
dalam dengan kedua telapak tangan
menguncum disatukan dan
diletakkan di depan dada. Gerak ini
merupakan pengungkapan rasa
hormat penari terhadap tetua adat
dan para tamu yang hadir.

Gambar 2.1
(Foto, Lina: 2014)
2.

Gerak ngetir
Keterangan:
Posisi badan tegak dengan tangan
lurus kedepan, telapak tangan

19

menguncum, sejajar dengan perut,
siku sedikit ditekuk, dengan
telapak tangan menghadap ke
depan. Kemudian, diputar ke atas
dan ke bawah sambil menyamping
ke kanan dan ke kiri, sampai
sejajar dengan perut.

Gambar 2.3
(Foto, Lina: 2014)

3.

Gerak Samber Melayang atau Kenui Melayang
Keterangan:
Posisi badan tegak, tangan
direntangkan kesamping kanan dan
kiri sejajar dengan perut, dengan
posisi telapak tangan tegak berdiri
dan ujung jari tangan menghadap ke
atas, kemudian telapak tangan
diukel.

Gambar 2.2
(Foto, Lina: 2014)

20

Sedangkan untuk gerak cangget penari laki-laki diantaranya:

1.

Gerak sembah
Keterangan:

Posisi badan duduk tidak
membungkuk dengan posisi kaki
kiri ditekuk kedepan dengan lutut
sejajar dengan perut, kaki kanan
ditekuk kebelakang dengan posisi
telapak kaki menjinjit dan
diduduki. Sedangkan, posisi kedua
telapak tangan disatukan dengan
posisi menguncum dan sejajar
Gambar 2.4
(Foto, Lina: 2014)
2.

dengan dada.

Gerak igel
Keterangan:

Gerakan ini merupakan gerakan
kaki yang digerakan bersamaan
dengan gerak kenui tahang
melambangkan keperkasaan. Sikap
badan tegak tidak membungkuk,
pandangan mata ke depan, dengan
posisi kedua kaki membentuk
sudut 900, kemudian kaki diangkat
seperti jalan di tempat,namun
dengan ritme atau hitungan yang
Gambar 2.5
(Foto, Lina: 2014)

lebih cepat.

21

3.

Gerak kenui tahabang
Keterangan:

Posisi badan tegak tidak
membungkuk, kedua tangan
direntangkan, telapak tangan
menguncum dengan ujung jari
menghadap ke atas, tangan kiri
sejajar dengan telinga dan tangan
kanan di atas kepala, pergelangan
tangan diukel berlawanan arah
dengan jarum jam. Gerakan ini
melambangkan kepercayaan diri
yang tinggi
Gambar 2.6
(Foto, Lina: 2014)
(Pamungkas, 2013:42)
2.5.2

Tata Rias dan Busana Cangget

Tata rias merupakan suatu cara atau metode untuk menutup muka dengan
memakai goresan yang mempunyai unsur keindahan, dan bertujuan untuk
mendapatkan bentuk karakter atau peran sesuai dengan keinginan manusia itu
sendiri (Mustika : 2009).
Busana yang dipakai penari cangget tidak jauh beda dengan tari sigekh panguten
atau tari sembah, busana penari wanita diantaranya:

1.

Siger, berupa hiasan kepala yang terbuat dari besi yang berwarna kuning
keemasan.

22

2.

Buah Jukhum, merupakan kalung yang dipakai pada tari Cangget terbuat dari
besi yang berwarna kuning keemasan dan berfungsi untuk mengusir roh-roh
jahat.

3.

Gelang rui, merupakan gelang berbentuk seperti duri

4.

Gelang Kano/ Gelang Burung, adalah hiasan tangan yang berupa gelang yang
bermotif burung. Gelang ini tebuat dari besi dan berwarna kuning keemasan
serta melambangakan derajat atau keturunan dari sebuah marga.

5.

Tapis, adalah kain tapis yang mempunyai motif-motif atau hiasan yang
beragam.

6.

Bebe (tutup dada), berupa kain tapis tipis yang berwarna merah jambu dan
melambangkan ketulusan dan menghormati setiap makhluk hidup.

7.

Bulu sertai, ikat pinggang yang terbuat dari kain bludru berwarna merah,
yang memiliki unsur kebesaran dan kemewahan dari citra seseorang gadis
Lampung.

8.

Tanggai, merupakan sarung kuku atau hiasan yang terdapat pada jari-jari
tangan pda penari putri Lampung dan sebagian besar digunakan pada saat
upacara.

9.

Kebaya panjang berwarna putih, merupakan baju kebaya berlengan panjang
berwarna putih.

10. Bunga Melati, merupakan hiasan kepala wanita menyerupai bunga melati.
11. Sanggul, rambut palsu yang digunakan oleh penari wanita
12. Peneken, merupakan hiasan berupa kain berwarna merah dan berhias manikmanik menyerupai uang logam namun berwarna keemasan, yang kemudian
diikatkan di dahi penari.

23

13. Kaos kaki berwarna putih.
14. Anting atau Giwang.

Gambar 2.7: Busana penari wanita
(Foto: Hemi, 2014)
Busana yang dikenakan oleh pe