Identifikasi untuk Mengatasi Nois Lingkungan 2

Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta Tabel 3.1 Rekomendasi nilai Noise Criteria NC untuk fungsi tentu Fungsi bangunan Nilai NC yang disarankan Identik dengan tingkat kebisingan dBA Ruang konser , opera,studio rekam dan ruang lain dengan tingkat akustik yang sangat detil NC 15 – NC 20 25 s.d. 30 Sumber : Akustika Bangunan, 2005

3.1.2.2 Identifikasi untuk Mengatasi Nois Lingkungan

Nois merupakan bunyi yang tidak dikehendaki untuk didengar pada ruang tertentu. Bahkan dalam buku Akustika Bangunan karya Christina E. Mediastika, Ph.D, mengatakan nois selain dapat menggangu kenyamanan pendengaran, nois juga dapat menggangu kesehatan 34 . Oleh sebab itu, nois merupakan hal yang penting untuk diatasi. Nois bersifat subjektif. Ketika bunyi yang terjadi bahkan sekala rendah untuk orang- orang yang sedang melakukan kegiatan seperti berolahraga,tentu tidak terganggu. Namun, untuk orang-orang yang sedang melakukan rapat, atau juga sedang melakukan pekerjaan detil tentu akan terganggu dengan bunyi tersebut. Bahkan bunyi kecil saja dapat menggangu orang yang sangat butuh ketenangan. Oleh sebab itu nois sangatlah subketif dan tergantung pada masing masing orang dan keadaan orang tersebut. Dalam nois ada 3 hal yaitu background noise nois latar belakang, noise nois, dan ambient noise nois ambien 35 . Nois latar belakang merupakan bunyi yang hadir tetap dan konstan dan tidak lebih dari 40 dB. Nois sendiri adalah bunyi yang tidak tetap, dapat timbul tiba-tiba dan bunyi tersebut dapat melebihi nois latar belakang yaitu lebih dari 40 dB. 34 E. Mediastika, Ph.D, Christina. Akustika Bangunan : Prinsip-prinsip dan Penerapannya di Indonesia. Erlangga. Jakarta. 2005. Hal. 31. 35 E. Mediastika, Ph.D, Christina. Akustika Bangunan : Prinsip-prinsip dan Penerapannya di Indonesia. Erlangga. Jakarta. 2005. Hal. 32. opera,studio rek k am am da da n n ruang lain n de dengan tingkat akusti ti k k yang sangat detil 20 2 Su Su mb mber er : : A Aku ku st st ik ika a Ba Ba ngunan, 20 005

3.1.2.2 2

Id I enti i f fikasi u u nt nt uk uk M M en ga a ta ta si si N N ois Li i ngkung ng an an No No is m m er er up akan bunyi yang tidak di di ke k hend d ak ak i i untuk di didengar pa pa da da rua a n ng t ertentu. Bahka n dalam buku A ku st st ik i a Ba B ng ng un unan a k kar a ya Ch C rist st i in a E. Med ia stika, Ph.D, m engatakan no is selai n n dapa a t t me me ng n gang ngu ke n ny amanan pende ng aran, no is juga dapa t menggangu ke ese s ha ha t tan n 34 34 . Oleh h s se bab itu, nois meru pa ka n ha l yang p en ting untuk diata si . Nois is b be ersifat su bjekti f. K etika buny i ya ng ter jadi b ah kan seka la rendah u untuk k orang- g orang yang sed an g me la ku ka n ke gi atan sep erti berolahra ga a ,t , entu tid idak k terganggu. Namun, un tu k orang-orang ya ng sedang melakuka n n rapa pa t t, ata u u ju ga sed an n g g me me l la k ku k kan n pe pe kerjaan de e ti ti l l t te nt u ak ak an an t t erganggu d d e engan bu u ny ny i i tersebut. Bahkan bunyi k k ec ec il il saj aj a a dapat menggangu orang yang san an ga ga t butuh ketenangan. Oleh sebab itu nois sangatlah subketif dan ter er ga gant ntun un g pa p da da m m as as in in g g ma ma si si ng ng o o ra ra ng ng dan keada a an an o o ra ra ng ng t t er er se se bu bu t t. Da Dala lam no no i is a da da 3 3 hal y y ai ai t tu ba a ck ckgrou nd nd noi oise se no no is is l l at at ar ar b bel el a akang, no o is is e e nois, dan ambien t t noise nois ambien 35 5 . No No is is l latar belakang merupakan bunyi yang ha adir tetap d d a an konstan dan tidak lebih dari 40 dB. Nois sendiri adalah buny yi yang ti d dak tetap, dapat timbul tiba-tiba dan bunyi tersebut dapat meleb bihi nois is latar belakang yaitu lebih dari 40 dB. Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta Sedangkan ambien nois adalah nois gabungan dari nois latar belakang dan nois. Dalam nois ada istilah Noise Criteria NC. Nois criteria merupakan sebuah pengukuran yang mempertimbangkan dua faktor yaitu tingkat kebisingan dB dan tingkat ganguan nois latar belakang. Setiap ruang mempunyai standar NC yang berbeda-beda. Seperti yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya, dimana ruang pertunjukan seni musik memiliki standar sebesar 30 dB. Maka, jika pengukuran lapangan melebihi standar tersebut perlu ada penangan khusus untuk memperolah angka standar tersebut. Selain tabel tersebut juga terdapat kurva NC yang menunjukan semakin rendah frekuensi, maka semakin nyaman untuk didengar dan semakin tinggi frekuensi maka semakin tidak nyaman untuk didengar oleh telinga manusia. Gambar 3.8 Kurva noise criteria NC Sumber : Akustika Bangunan, 2005 merupakan sebuah pengukura ra n n ya ya ng mempertimbangkan dua faktor yaitu tingkat kebisingan n d dB dan tingkat gang gua u n nois latar belakang. Setiap ruang memp mpunyai standar NC yang berbeda- be be da. Seperti yang telah dibaha a s s pada sub bab s s e ebelum m ny ny a, dim m an a a ruang pert rtun u jukan seni musik me memiliki stand n ar ar s seb e esar r 3 0 dB dB . . Ma Ma ka ka , , ji jika ka p pen en gu g kuran lapa ang n an melebihi standar r terseb b ut ut perlu ada a p p en en an an ga g n khusus us untuk k mempero olah angka stan an da dar r te te rsebut ut. S Sela in t ab el tersebut juga terdapat ku rv a NC NC yan n g g me me nunjuk ukan sema ma kin rendah fre kuensi, ma ka semak in nyaman un tu tuk di di de de ng n ar dan an se e ma kin tinggi freku en si mak a se makin ti da k nyaman unt uk k diden en ga ga r oleh h t te linga ma nu sia. Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta Dalam mengatasi nilai nois yang melebihi standar NC, maka ada 3 hal yang biasa dilakukan pada kasus-kasus seperti ini. Berikut teori yang diperolah dari buku Akustika Bangunan. ƒ Menempatkan posisi ruang akustik sejauh mungkin dari sumber kebisingan. seperti teori pada buku akustika yang mengatakan ketika bunyi yang bergetar dan tak ada yang menghalanginya, gelombang bunyi akan merambat kesegala arah, dan akan menggangu ruang akustik 36 . ƒ Kemudian jika dengan menjauhkan tidak juga dapat mengurangi kebisingan, atau jika dikaitkan dengan desain dengan pertimbangan tertentu hal itu tidak dapat dilakukan, maka penggangulangan lainnya ialah dengan menggunakan barierpenghalang. Barier pada hal ini adalah bentuk penghalang berupa tembok dinding yang memiliki material yang dapat mereduksi nois yang mengarah ke dalam lingkungan tapak. Berikut gambar penjelasan dibawah ini. Gambar 3.9 Perambatan gelombang bunyi yang mengenai objek akan mengalami pemantulan, penyerapan, dan penerusan bunyi tergantung pada karakteristik barrier ini Sumber: Akustika Bangunan, 2005 36 E. Mediastika, Ph.D, Christina. Akustika Bangunan : Prinsip-prinsip dan Penerapannya di Indonesia. Erlangga. Jakarta. 2005. Hal. 47. Menempatkan po po si si si si ruang akustik sejauh mungkin dari sumber r k kebisingan. seperti t t eo eo ri pada buku akustika yang me mengatakan ketika bunyi yang ber r ge ge tar dan tak ada yang menghalangin in ya, ge ge lo l mbang g bunyi akan m m erambat kesegala ar r ah ah , , da da n akan n m m en en gg gg an an gu gu r rua ua ng ng a a ku ku stik 36 . ƒ ƒ Ke m mudian j j ika a de de ng ng an menja a uh u kan tidak ju juga g dapat meng ng u ur an gi kebisingan, atau ji jika ka dikai aitk tk an an dengan desain de ng an pertimbanga n tertentu hal i tu t t id id ak d d ap p at at dilakuk ukan, maka penggangula ng an lainnya i alah d en n ga g n me m ng ng gu g naka kan barierp en gh alang. Barier pada hal ini a a dala la h h be be ntuk k penghala ng berupa te mbok d in ding yang mem miliki i m mat at er ial ya ng dap at mer eduk si n ois ya ng mengara h ke d dalam m ling ku ngan tap ak. Be ri kut gamb ar p enjelasan diba w wah ini. Gambar 3.9 Per rambatan gelo ombang bunyi yang mengenai objek akan mengalami pemant ul u an, penyer r a apan, dan penerusan bunyi tergantung pada kara a k kteristik barrier ini Sumber er: Akustika Bangunan, 2005 Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta ƒ Yang ketiga merupakan penggunaan material yang dapat mereduksi atau menyerap nois pada dinding terluar bangunan. Setelah mengatasi nois diluar bangunan, maka berikut adalah mengatasi nois yang berasal dalam bangunan, namun tetap berada diluar ruang akustik. Sumber-sumber kebisingan biasanya dari selasar hentakan dan suara manusia yang berada dan berjalan pada selasar. Kemudian, ruang-ruang yang dapat menimbulkan kebisingan seperti restauran, dll. Cara mengatasinya tidak berbeda jauh dengan cara ketiga pada penjelasan sebelum ini. Dan pengatasian ini juga akan berhubungan erat dengan penentual material dinding dalam. Karena dalam hal ini, sangat terkait dengan elemen pelingkup ruang akustik. Pada penjelas teori pada buku Akustika Bangunan dalam mengatasi kebisingan yang merambat secara Structureborne dapat diatasi dengan menggunakan material yang tebal, berat, dan rigid namun elastis. Material tersebut dikenal dengan softboard 37 . Kemudian cara lainnya ialah dengan membuat rongga udara pada dinding, yang nantinya akan menciptakan resonansi.

3.1.2.3 Mengatasi Nois dan kebisingan dengan medote Pengukuran Tingkat Kebisingan

Dokumen yang terkait

LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN SENI MUSIK DI YOGYAKARTA STUDI PENGOLAHAN AKUSTIKA RUANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN.

0 3 18

PENDAHULUAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN SENI MUSIK DI YOGYAKARTA STUDI PENGOLAHAN AKUSTIKA RUANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN.

0 9 19

TINJAUAN UMUM GEDUNG PERTUNJUKAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN SENI MUSIK DI YOGYAKARTA STUDI PENGOLAHAN AKUSTIKA RUANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN.

0 7 24

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN SENI MUSIK DI YOGYAKARTA STUDI PENGOLAHAN AKUSTIKA RUANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN.

4 21 32

LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK DI YOGYAKARTA.

0 3 21

TINJAUAN UMUM GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK DI YOGYAKARTA.

0 8 19

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK DI YOGYAKARTA.

0 3 14

LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK DI YOGYAKARTA.

0 2 21

TINJAUAN UMUM GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK DI YOGYAKARTA.

0 2 19

LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK DI YOGYAKARTA.

0 3 14