Nilai Lahan HASIL DAN PEMBAHASAN

8 sungai. Lahan yang jauh dengan dari sungai nilai lahannya akan semakin tinggi, sebaliknya apabila dekat dengan sungai maka nilai lahannya akan semakin rendah karena dianggap merugikan terhadap nilai lahan. 3.3 Kelengkapan Utilitas Parameter yang digunakan untuk tingkat kelengkapan utilitas yaitu tempat ibadah berupa masjid, gereja dan vihara, pelayanan kesehatan berupa rumah sakit dan puskesmas, dan pelayanan keuangan yaitu bank serta pusat perbelanjaan berupa pasar atau swalayan. Jumlah utilitas umum tersebut diperoleh dari survey lapanagn yang kemudian dilakukan perhitungan intensitas utilitas umum. Tabel 3.3 Intensitas Kelengkapan Utilitas Umum Kelurahan Luas km 2 Jumlah Fasilitas Umum Intensitas Kelengkapan Utilitas Umum Keterangan Ngupasan 0,68 147 216,17 Lengkap Prawirodirjan 0,47 78 165,95 Tidak Lengkap Sumber : Data Primer Kelurahan yang memiliki tingkat kelengkapan utilitas lengkap yaitu Kelurahan Ngupasan dan Kelurahan yang memiliki tingkat utilitas umum tidak lengkap yaitu Kelurahan Prawirodirjan. Tingkat kelengkapan utilitas merupakan parameter yang dapat mempengaruhi nilai suatu lahan, semakin lengkap utilitas yang berada di suatu wilayah maka akan mempermudah aktivitas masyarakat di wilayah tersebut, sehingga nilai lahannya akan semakin tinggi.

3.4 Nilai Lahan

Hasil dari peta nilai lahan dibagi menjadi tiga kelas nilai lahan, yaitu kelas tinggi I, sedang II, dan rendah III. Kategori kelas tinggi diidentifikasikan sebagai daerah yang memiliki karakter dan potensi lahan yang sangat baik sehingga dapat mempertinggi nilai lahan tersebut. Semakin baik dan lengkap fasilitas yang mendukung kegiatan jasa dan kebutuhan masyarakat, maka secara tidak langsung nilai di wilayah tersebut menjadi mahal. Sedangkan seseorang dalam memilih tempat untuk membuka usaha akan lebih tertarik terhadap nilai yang murah dan strategis. 9 Kelurahan yang memiliki nilai lahan rendah yaitu kelurahan yang berada di daerah yang jauh dari pusat kota dengan jenis penggunaan lahan didominasi oleh permukiman padat penduduk, meskipun memiliki nilai aksesibilitas negatif yang cenderung rendah nilai lahan tersebut tergolong rendah karena memiliki aksesibilitas positif yang rendah dan memiliki tingkat utilitas umum yang tidak lengkap. Kelurahan dengan nilai lahan sedang merupakan kelurahan yang berlokasi tidak terlalu jauh dari pusat kota dengan jenis penggunaan lahan didominasi oleh pertokoan yang dekat dengan aksesibilitas jalan, dan memiliki tingkat utilitas umum sedang serta aksesibilitas negatif sedang. Suatu daerah memiliki aksesibilitas positif yang rendah, aksesibilitas negatif yang tinggi, dan intensitas kelengkapan utilitas umum yang rendah maka dapat mengurangi nilai dari suatu lahan. Sehingga diberikan nilai yang paling rendah. Kelurahan Ngupasan dominan memiliki nilai jual lahan yang tinggi dibandingkan Kelurahan Prawirodirjan. Hal ini disebabkan Kelurahan Ngupasan memiliki kelengkapan fasilitas yang tinggi untuk mendukung kegiatan ekonomi di daerah tersebut. Gambar 1 Kelas lahan sedang lebih mendominasi di Kecamatan Prawirodirjan yang kebanyakan pada daerah tersebut didominasi penggunaan lahan permukiman, pada Kelurahan Prawirodirjan kelas lahan tinggi hanya terlihat pada sepanjang Jalan Brigjen Katamso dan Jalan Ibu Ruswo yang penggunaan lahan disepanjang jalan tersebut berupa pertokoan sehingga memiliki kelas lahan yang tinggi. 10 Gambar 3.1 Peta Agihan Nilai Lahan Kecamatan Gondomanan

3.5 Faktor yang Paling Mempengaruhi Nilai Lahan

Dokumen yang terkait

Analisis Perubahan Penutupan Lahan di Kota Sukabumi, Jawa Barat dengan Menggunakan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG).

0 10 152

Analisis kesesuaian lahan budidaya rumput laut menggunakan penginderaan jauh dan SIG di Taman Nasional Karimunjawa

1 22 86

PENDAHULUAN Analisis Nilai Lahan Di Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta Dengan Aplikasi Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis.

0 5 29

ANALISIS NILAI LAHAN KECAMATAN GONDOMANAN KOTAYOGYAKARTA MENGGUNAKAN APLIKASI SIG DAN Analisis Nilai Lahan Kecamatan Gondomanan Kota Yogyakarta Menggunakan Aplikasi SIG dan Penginderaan Jauh.

0 2 12

PENDAHULUAN Analisis Nilai Lahan Kecamatan Gondomanan Kota Yogyakarta Menggunakan Aplikasi SIG dan Penginderaan Jauh.

0 5 31

ANALISIS NILAI LAHAN DI KECAMATAN NGAWI DENGAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH ANALISIS NILAI LAHAN DI KECAMATAN NGAWI DENGAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

4 14 16

PENDAHULUAN ANALISIS NILAI LAHAN DI KECAMATAN NGAWI DENGAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

5 14 27

ANALISIS NILAI LAHAN DI KECAMATAN NGAWI DENGAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH ANALISIS NILAI LAHAN DI KECAMATAN NGAWI DENGAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

2 9 18

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN KECAMATAN JETIS KOTA YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM Evaluasi Kesesuaian Lahan Permukiman Kecamatan Jetis Kota Yogyakarta Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis Dan Penginderaan Jauh.

0 2 13

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI PJ DAN SIG DI PESISIR KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Dengan Menggunakan Aplikasi Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Pesisir Kecamatan

0 0 18