4
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 KARAKTERISTIK SUBJEK
Umur Subjek
Berdasarkan distribusi karakteristik umur dari usia 16 sampai 18 tahun, sebagian besar siswi berumur 17 tahun sebanyak 31 siswi 45.6.
3.2 HASIL PENELITIAN
3.2.1 Asupan Karbohidrat, asupan lemak dan asupan protein
Tabel 1 Distribusi Subjek Berdasarkan Asupan Karbohidrat, asupan lemak dan asupan protein
Kategori Asupan Karbohidrat
Asupan Lemak Asupan Protein
Jumlah n
Persentase Jumlah
n Persentase
Jumlah n
Persentase Baik
11 16,2
2 2,9
6 8,8
Sedang 46
67,6 12
17,6 29
42,6 Kurang
11 16,2
54 79,4
33 48,5
Jumlah 68
100 68
100 68
100
3.2.2 Kadar Hemoglobin
Tabel 2 . Distribusi Subjek Berdasarkan Kadar Hemoglobin
Kadar Hemoglobin Jumlah n
Persentase Normal
31 45,6
Tidak Normal 37
54,4 Jumlah
68 100
3.2.3 Prestasi Belajar
Tabel 3 Distribusi Subjek Berdasarkan Prestasi Belajar
Kategori Prestasi Belajar Jumlah n
Presentase Baik
8 11,8
Cukup 43
63,2 Kurang
17 25,0
Jumlah 68
100
3.3 HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT DENGAN PRESTASI
BELAJAR
Hasil analisis hubungan antara asupan karbohidrat dengan prestasi belajar pada remaja putri di SMA N 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo
5
Tabel 4 Distribusi Prestasi Belajar Siswi Berdasarkan Asupan Karbohidrat
Asupan Karbohidrat
Prestasi Belajar Total
Nilai R
R² Baik
Cukup Kurang
p
n n
n n
Baik 3
27,3 7
63,6 1
9,1 11
100 0,033
0.260 0,067
Sedang 5
10,6 31
66,0 10
21,7 46
100 Kurang
5 50,0
6 54,4
11 100
Berdasarkan hasil uji korelasi
pearson product momen
diperoleh nilai p=0,033, hal ini menunjukkan bahwa p0,05 yang berarti Ho ditolak, maka dapat diketahui ada hubungan
antara asupan karbohidrat dengan prestasi belajar. Hasil uji
regresi linier sederhana
diperoleh nilai r=0,260 maka r0,5 sehingga hubungan antara variabel tersebut lemah Prayitno, 2010. Nilai r² digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terkat. Hasil yang diperoleh yaitu r² =0,067. Hasil ini menunjukkan asupan karbohidrat berpengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 6,7 yang berarti masih ada
variabel lain yang mempengaruhi prestasi belajar sebesar 93,7. Hal ini dapat dibuktikan dengan terdapat satu responden yang memiliki asupan karbohidrat baik tetapi prestasi
belajarnya kurang. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 3 siswi 27,3, memiliki asupan
karbohidrat dalam kategori baik dan prestasi belajar baik. Meskipun sebagian besar siswi memiliki asupan karbohidrat sedang, namun adanya hubungan dalam penelitian ini terjadi
karena terpenuhinya asupan karbohidrat pada beberapa siswi dalam kategori asupan karbohidrat baik. asupan karbohidrat yang dikonsumsi siswi sebanyak 1-2 kali dalam sehari
hal tersebut dikarenakan kebanyakan siswi tidak terbiasa menyempatkan makan pagi dan segera berangkat ke sekolah, siswi biasanya makan pada saat jam istirahat sekolah dengan
bekal dari rumah dan sore hari pada saat di rumah. Karbohidrat merupakan sumber energi bagi tubuh, selain itu juga sebagai sumber
energi bagi otak agar dapat bekerja dengan optimal. Karbohidrat di dalam proses pencernaan akan dipecah menjadi gula sederhana yaitu glukosa. Otak perlu mendapatkan pasukan
glukosa dalam jumlah yang cukup melalui peredaran darah diseluruh tubuh, karena glukosa sangat penting untuk kesehatan, memudahkan untuk berkonsentrasi dalam menerima
pelajaran, serta sumber energi utama bagi otak untuk dapat bekerja secara optimal sehingga siswi dapat meningkatkan prestasi belajar di sekolah. Tidak adanya suplai energi dari asupan
karbohidrat maka tubuh menjadi lemah dan kurang konsentrasi dalam belajar, hal ini dapat menyebabkan penurunan prestasi belajar pada siswi Khomsan, 2003.
6
3.4 HUBUNGAN ANTARA ASUPAN LEMAK DENGAN PRESTASI BELAJAR