Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Pengaruh Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit, dan Internal Audit Terhadap Fee Audit Eksternal (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014).

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam masyarakat yang sudah maju perekonomiannya, sangat diperlukan adanya komunikasi data keuangan dan data ekonomi lainnya. Perekonomian masyarakat tersebut dicerminkan dalam bentuk organisasi badan usaha yang besar dimana para pemilik atau penanam modalnya sudah menyebar ke segala pelosok daerah dan operasinya yang sudah mejangkau secara luas bahkan sampai ke luar negeri. Para stakeholder atau pemangku kepentingan menghendaki diadakan pengawasan atau pengendalian terhadap perusahaan agar mereka dapat menggunakan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Kegiatan audit sangat diperlukan untuk memeriksa laporan keuangan yang disajikan, tujuannya agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat memberikan informasi yang relevant dan reliable . Auditing adalah proses yang sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaiakan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan Halim, 2008:1. Jasa akuntan publik dibutuhkan oleh perusahaan agar penilaian audit terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen dilakukan secara bebas dan tidak memihak. Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan. Dengan memeriksa opini yang dikeluarkan oleh akuntan publik, masyarakat dapat mengetahui perusahaan mana yang memiliki keadaan keuangan yang wajar dan tidak terdapat kecurangan dalam proses bisnisnya. Auditor eksternal menjadi bagian penting dalam mekanisme penilaian informasi, dimana auditor eksternal mempunyai peran dalam memberikan keyakinan untuk melindungi hak-hak investor. Dalam penggunaan jasa auditor eksternal, perusahaan mengeluarkan biaya untuk membayar jasa auditor eksternal. Biaya ini biasanya disebut juga dengan fee audit . Iskak 1999 dalam Desi dkk 2014 mendefinisikan fee audit sebagai hororarium yang dibebankan oleh akuntan publik kepada perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan akuntan publik terhadap laporan keuangan. Berdasarkan surat keputusan Ketua Umum Institut Akuntan Publik Indonesia pada tangga 2 Juli 2008 nomor KEP.24IAPIVII2008 mengenai Kebijakan Penentuan Fee Audit dimana surat tersebut digunakan sebagai pedoman bagi seluruh Anggota Institut Akuntan Publik Indonesia dalam menentukan besarnya imbalan yang wajar atas jasa profesional yang mereka berikan sebagai akuntan publik. Akibatnya timbul akan adanya banyak praktek yang kurang adil, seperti persaingan fee audit di pasar. Hal itu terjadi karena belum diatur secara jelas, sehingga fee audit bisa dibanting sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Sehingga akan timbul adanya perang tarif antar auditor. Teori keagenan merupakan dasar teori yang diterapkan di dalam praktik bisnis perusahaan. Prinsip dasar dalam teori ini adalah adanya hubungan kerja diantara pihak yang memberi wewenang dengan pihak yang menerima wewenang dalam suatu bentuk kontrak kerjasama Jensen dan Meckling, 1976. Pemilik investor pasti menginginkan return yang tinggi atas investasi yang mereka tanamkan, sedangkan di satu sisi manajemen mengharapkan kompensasi yang tinggi atas pekerjaan yang mereka lakukan. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya konflik antara manajemen dengan pemilik. Untuk mengatasi perbedaan kepentingan dan masalah agensi yang timbul adalah dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance . Dalam konsep Good corporate governance , salah satu komponen yang berperan penting dalam proses penerapan tata kelola perusahaan yang baik adalah dewan komisaris independen . Keberadaan komisaris independen dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang lebih obyektif dan independen, dan juga untuk menjaga ” fairness ” serta mampu memberikan keseimbangan antara kepentingan pemegang saham mayoritas dan perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham minoritas, bahkan kepentingan para stakeholder lainnya Rizqiasih, 2013. Bursa Efek Jakarta melalui peraturan BEI tanggal 1 Juli 2000, telah mengatur mengenai keberadaan komisaris independen. Dikatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam bursa harus mempunyai komisaris independen yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh para pemegang saham minoritas. Persyaratan mengenai jumlah minimal komisaris independen adalah 30 dari seluruh anggota dewan komisaris. Penelitian tentang karakteristik dewan komisaris terhadap fee audit salah satunya dilakukan oleh Yatim et al., 2006 dalam Prastuti 2013 yang mengungkapkan bahwa adanya komisaris independen mampu memberikan pengawasan dan keandalan dalam proses laporan keuangan. Maka hal tersebut dapat mengurangi penilaian resiko auditor dan upaya audit yang kurang dibutuhkan sehingga menyebabkan fee audit yang lebih rendah. Selain independensi dewan komisaris, dalam konsep Good corporate governance , komite audit juga berperan penting dalam proses penerapan tata kelola perusahaan. Bursa Efek Jakarta mengeluarkan peraturan No.Kep- 315BEJ06-2000 yang kemudian disempurnakan dengan peraturan No.Kep- 339BEJ07-2001 pada tanggal 1 Juli 2001 mengenai pembentukan komisaris independen, komite audit, dan sekretaris dewan bagi perusahaan publik yang terdaftar di bursa. Peraturan tersebut mewajibkan perusahaan tercatat memiliki komite audit. Hal ini didukung oleh Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-29PM2004 yang menyatakan bahwa komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. The Blue Ribbon Company 1999 merekomendasikan bahwa komite audit yang independen, rajin, berjumlah banyak, dan memiliki keahlian akuntansi merupakan langkah yang baik untuk mengevaluasi pihak manajemen dan praktik pelaporan keuangan. Hal ini merupakan langkah untuk mendukung perbaikan dalam perusahaan. Hubungan antara komite audit dan auditor eksternal cukup kompleks, baik dalam hal kebutuhan layanan audit oleh klien serta dalam hal ketersediaaan layanan audit oleh auditor eksternal Collier dan Gregory, 1996 dalam Stewart and Kent, 2006. Dalam berbagai penelitian sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Abbot et al ., 2003 dalam Desi dkk 2014, menggunakan data dari Amerika Serikat, melaporkan adanya pengaruh antara independensi komite audit, keahlian expertise dan fee audit, namun tidak terdapat pengaruh antara frekuensi pertemuan dan fee audit. Sementara dalam penelitian Sehrish Rustam et al., 2013 anggota komite audit independen berpengaruh terhadap tingkat biaya audit dengan tingkat signifikansi yang cukup tinggi, dimana bahwa komite audit melengkapi pekerjaan auditor eksternal dalam monitoring manajemen. Selain itu perusahaan dengan banyak melakukan rapat memiliki hubungan terhadap peningkatan biaya audit dikarenakan untuk membayar auditor eksternal lebih tinggi dalam menghadiri rapat komite audit. Dari berbagai faktor-faktor yang menentukan besar-kecilnya fee auditor eksternal, salah satu faktor yang juga dapat mempengaruhi besar kecilnya fee auditor eksternal adalah keberadaan audit internal. Audit internal termasuk dalam pilar tata kelola perusahaan yang baik. Menurut Institute of Internal Auditor IIA, 2014 mendefinisikan audit internal adalah suatu kegiatan assurance dan konsultasi consulting yang independen dan objektif yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi suatu organisasi. Kegiatan-kegiatan tersebut membantu organisasi yang bersangkutan mencapai tujuan-tujuannya dengan mengevaluasi dan memperbaiki efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan tata kelola governance melalui pendekatan yang teratur dan sistematik. Menurut Hay et al., 2008 dalam Hazmi 2013 terdapat dua pandangan terhadap hubungan antara pengendalian internal, corporate governance serta audit eksternal yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap fee audit. Pandangan pertama adalah apa yang disebut sebagai kontrol pengganti substitution control view yang menyatakan bahwa hubungan antara audit eksternal dan sumber-sumber pengendalian atau control yang ada saling menggantikan. Dalam control pengganti substitution control view penambahan dalam suatu pengendalian akan mengurangi fungsi pengendalian yang lain, sehingga akan menimbulkan pengaruh antara pengendalian, corporate governance dan audit eksternal. Pandangan kedua adalah apa yang disebut kontrol tambahan complementary control view yang menyatakan hubungan antara pengendalian atau control, corporate governance dan auditing saling melengkapi dan bukan saling menggantikan serta penambahan terhadap suatu kompenen pengendalian akan menguatkan kompenen pengendalian yang lain. Dalam pandangan ini dewan komisaris dengan kewajiban yang dimiliki akan mengakibatkan permintaan terhadap fee audit eksternal bertambah dengan tujuan agar reputasi mereka tetap terjaga yang akan berkonsekuensi pada penambahan fee audit. Goodwin Steward 2006 menguatkan pandangan ini dengan menemukan bahwa adanya pengaruh antara keberadaan fungsi internal audit dan peningkatan permintaan terhadap audit eksternal yang menyebabkan peningkatan terhadap fee audit. Beberapa penelitian menunjukkan, bahwa hubungan antara auditor internal dan auditor eksternal adalah sebagai subtitusi satu sama lain. Dimana peran auditor eksternal dapat digantikan oleh auditor internal, sehingga terdapat pengaruh antara auditor internal terhadap fee audit eksternal Ho dan Hutchinson, 2010; Felix et al ., 2001; Turpin, 1990 dalam Pratama, 2015. Lalu penelitian tersebut diperluas oleh Singh dan Newby 2009 yang berjudul “Internal audit and audit fees: further evidence” dengan menggunakan data tahun 2005 yang terkumpul dari laporan tahunan. Dua penelitian tersebut secara konsisten menemukan bahwa keberadaan fungsi internal audit berpengaruh terhadap fee audit eksternal. Penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Desi dkk 2014. Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah : Penelitian ini menambahkan dua variabel independen yaitu, independensi dewan komisaris dan internal audit. Alasan ditambahkannya variabel independensi dewan komisaris dan internal audit karena dalam struktur Good corporate governance , selain komite audit, dewan komisaris dan internal audit juga memiliki tanggung jawab terhadap pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik. Dari uraian diatas penulis termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena cukup penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi fee audit dan bagaimana pengaruh setiap faktor terhadap fee audit. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian mengenai “PENGARUH INDEPENDENSI DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT DAN INTERNAL AUDIT TERHADAP FEE AUDIT EKSTERNAL Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2012 –2014”.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

8 121 97

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas Audit, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2010-2013

1 34 125

Analisis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI)

2 33 138

Analisis Pengaruh Struktur Governance dan Internal Control terhadap Fee Audit Eksternal (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011)

2 11 142

Pengaruh dewan komisaris, komite audit, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan enterprise risk management : dimensi iso 31000 : Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun

0 17 157

Pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance : studi empiris pada sektor perbankan yang terdaftar di bei periode tahun 2009-2013

0 15 0

KETERKAITAN ANTARA INDEPENDENSI DEWAN KOMISARIS, INDEPENDENSI KOMITE AUDIT, KOMPENSASI CEO, KOMPLEKSITAS USAHA DAN MANAJEMEN LABA DENGAN FEE AUDIT PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

1 5 27

KETERKAITAN ANTARA INDEPENDENSI DEWAN KOMISARIS, INDEPENDENSI KOMITE AUDIT, KOMPENSASI CEO, KOMPLEKSITAS USAHA DAN MANAJEMEN LABA DENGAN FEE AUDIT PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

3 14 111

PENGARUH INDEPENDENSI DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT, DAN INTERNAL AUDIT TERHADAP FEE AUDIT EKSTERNAL Pengaruh Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit, dan Internal Audit Terhadap Fee Audit Eksternal (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terd

0 2 17

PENGARUH INDEPENDENSI DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT, DAN INTERNAL AUDIT TERHADA PFEE AUDIT EKSTERNAL Pengaruh Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit, dan Internal Audit Terhadap Fee Audit Eksternal (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terda

3 14 15