Pengemasan Produk Akhir 1. Spesifikasi Produk Akhir

li R2 yang membedakan antara keduanya adalah ukuran partikel dari gula rafinasi tersebut. Dengan produk yang telah memenuhi standar nasional Indonesia, PT. Dharmapala Usaha Sukses dapat menjamin mutu produk yang dihasilkannya kepada konsumen.

b. Produk Samping

Produk samping adalah produk sisa proses yang masih dapat dimanfaatkan kembali. Produk samping yang dihasilkan pabrik gula rafinasi PT. Dharmapala Usaha Sukses adalah lapisan tetes pada kristal gula atau molasses. Molasses dihasilkan dari proses pemisahan pada sentrifugasi antara molasses dan kristal gula. Molasses mempunyai brix berkisar 75-80 , dan kadar gula yang masih cukup tinggi yaitu berkisar 36-44 sehingga masih terasa manis. Sebelum dijual kepada industri yang membutuhkan molasses, molasses ditampung dalam dua buah tangki yang masing-masing berkapasitas 700 ton.

2. Penanganan Produk Akhir

Penanganan produk akhir meliputi dua hal yaitu pengemasan dan penyimpanan.

a. Pengemasan

Pengemasan merupakan salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan produk pangan maupun non pangan. Kemasan adalah suatu wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas suatu produk yang dilengkapi dengan label atau keterangan – keterangan. Pengemasan mempunyai peranan dan fungsi yang penting dalam menunjang distribusi produk terutama yang mudah mengalami kerusakan. Fungsi kemasan antara lain sebagai wadah atau tempat, sebagai pelindung, sebagai penunjang cara penyimpanan dan transport. Kemasan merupakan suatu konsep fungsional sebatas untuk melindungi barang atau mempermudah barang untuk dibawa dan masih terkesan seadanya. Kemasan digunakan untuk melindungi barang terhadap cuaca atau proses alam lainnya yang dianggap lii merusak barang. Selain itu, juga sebagai wadah agar barang mudah diawa kemana saja selama dalam perjalanan Wirya, 1999. Pengemasan bertujuan mencegah kerusakan fisik gula rafinasi akibat pengaruh dari luar. Kemasan yang digunakan ada dua macam yaitu kemasan primer dan sekunder. Kemasan primer yang digunakan adalah plastik jenis polypropilen. Kemasan tersebut digunakan karena memiliki sifat tahan tusukan, kuat, tahan terhadap suhu tinggi, tahan terhadap asam dan basa serta tidak tembus oleh uap air dan gas. Sedangkan kemasan sekunder berupa karung plastik. Kemasan tersebut dipilih karena harganya relatif murah dan sifatnya yang ringan, kuat serta tidak mudah bocor. Pengemasan dilakukan setelah gula produk dari dalam sugar bin dibawa screw conveyer dan bucket elevator menuju hopper. Hopper merupakan penampung gula sementara sebelum proses penimbangan. Penimbangan dilakukan dengan timbangan otomatis yang telah diatur untuk menimbang 50 kg dalam satu kali timbang. Timbangan dilengkapi dengan sensor sentuh yang dapat mendeteksi gerakan tangan operator. Bila sensor tersentuh maka lengan timbangan akan menjepit bagian atas karung. Kemasan yang telah terisi gula bergerak menuju mesin jahit melalui belt conveyer. Penjahitan dilakukan dengan mesin jahit otomatis. Mesin jahit dilengkapi dengan sensor yang bekerja secara otomatis. Bila ada barang yang melewati timbangan maka mesin akan menjahit. Setiap kemasan yang telah dijahit kemudian ditata pada palet dan disimpan di dalam gudang produk.

b. Penyimpanan