Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

Agar dapat dijadikan indukan yang baik, maka kambing tersebut Harus sering dikeluarkan untuk merumput sendiri. Dengan merumput sendiri, selain akan lebih ekonomis, kambing juga dapat memilih makanan yang disukainya daripada dipelihara di dalam kandang terus menerus. Perawatan calon induk kambing juga perlu memperoleh prioritas khusus, termasuk mencukupi pemberian makanan hijauan pakan tidak lebih dari 8 kg ekor dan makanan penguat 0,25 kg ekor. Apabila asupan makanan mengalami kekurangan, dapat menyebabkan kambing sulit bunting bila dikawinkan, terjadi kesulitan saat kambing melahirkan anak yang pertama kalinya serta anak cempe yang dilahirkan kecil dan lemah. 2 Kambing jantan Kambing jantan yang sudah berusia 8 bulan sudah bisa digunakan sebagai induk jantan pemancak sebanyak 1 kali seminggu. Pada usia 12 bulan dapat dipergunakan sebagai pemancak 2 kali tiap minggu dan pada usia 15 bulan 3 kali seminggu. Pada umur diatas 20 bulan dapat dipergunakan sebagai pemancak 4 kali seminggu, tetapi setelah diistirahatkan 2 minggu untuk mengembalikan vitalitasnya. Pemberian makanan yang berkualitas, termasuk makanan penguat sangat penting untuk mendukung vitalitas kambing pemancak. Pemberian hijauan pakan tidak kurang dari 10 kg ekor dan makanan penguat 0,5 kg ekor per hari. d. Produk Sampingan dari Ternak Kambing Hasil ikutan ternak kambing by-product berupa kotoran sangat membantu usaha pertanian. Sebab pupuk ternak kaya akan unsur-unsur yang diperlukan tanaman dan membantu pengawetan tanah Sugeng, 1987.

B. Kerangka Berpikir

Evaluasi Program Pemberdayaan Fakir Miskin merupakan evaluasi yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan masyarakat miskin setelah adanya program ini. Dalam suatu program terdapat input, proses dan output. Pada P2FM ini inputnya adalah penerima bantuan yang dalam hal ini adalah masyarakat miskin di Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten, paket bantuan yaitu Usaha Ekonomi Produktif UEP sesuai potensi masyarakat di Kecamatan Bayat yang berwujud ternak kambing cross boer sebanyak 30 ekor untuk tiap KUBE. Input lainnya adalah konsultan pendamping yang berasal dari Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial DKKS Sub Dinas Sosial, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sub Dinas Peternakan serta Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada UGM Kegiatan utama dalam program ini adalah kegiatan pemeliharaan kambing jenis cross boer. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka dalam pelaksanaannya program ini berbasis pada kemitraan. Kemitraan yang terjalin disini adalah antara Sub Dinas Sosial, Sub Dinas Peternakan dan UGM. Untuk meningkatkan rasa kesetiakawanan sosial, maka dalam setiap KUBE diadakan pertemuan rutin. Pertemuan tersebut dilakukan setiap 35 hari sekali selapanan dan kegiatan yang dilakukan antara lain arisan dan koperasi simpan pinjam. Tujuan dari P2FM ini adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat miskin dan timbulnya rasa kesetiakawanan sosial. Keberhasilan dari KUBE dapat menunjukkan tercapai tidaknya tujuan program. Untuk mengetahui apakah tujuan–tujuan tersebut telah tercapai, maka dilihat dari perubahan perilaku masyarakat miskin penerima bantuan. Perubahan perilaku tersebut meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik Dari uraian diatas, secara sistematik kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1. Kerangka Berpikir Evaluasi Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Kemitraan Usaha Ternak Keterangan : KUBE = Kelompok Usaha Bersama

C. Pembatasan Masalah