Hormon NAA Naftalene Asam Asetat Hormo

F. Zat Pengatur Tumbuh

Zat pengatur tumbuh hormon merupakan faktor yang paling penting dalam meningkatkan perkembangan budidaya jaringan Wareing dan Philips, 1976. Pada konsentrasi yang rendah hormon bisa mengatur proses fisiologi tumbuhan, karena dapat mempengaruhi asam nukleat. Pengaruh hormon terhadap asam nukleat dapat mempengaruhi sintesis protein dan pengaturan aktivitas enzim pada tumbuhan Hendaryono dan Wijayani, 1994. Sitokinin dan auksin merupakan dua kelompok hormon tanaman. Secara umum auksin mempunyai efek merangsang pemanjangan sel terutama sel batang dan koleoptil. Auksin dalam konsentrasi tinggi dapat menghambat pertumbuhan tunas. Hormon yang termasuk kelompok auksin adalah Indol Asam Asetat IAA, Indol Asam Butirat IBA, Naftalene Asam Asetat NAA, dan 2,4 Diklorofenoksiasetat 2,4 D sedangkan sitokinin merupakan hormon yang mampu merangsang pembentukan tunas Audus, 1972. Menurut Gardner dkk. 1991, pada bagian meristem apikal tumbuhan mengandung hormon golongan sitokinin dalam konsentrasi tinggi. Hormon yang biasa digunakan untuk induksi kalus adalah hormon golongan auksin seperti 2,4D dan NAA sedangkan hormon untuk regenerasi tunas adalah kombinasi hormon golongan auksin dan sitokinin seperti NAA+BA dan NAA+Kinetin.

G. Zat Pengatur Tumbuh Untuk Induksi Kalus

a. Hormon NAA Naftalene Asam Asetat

Auksin merupakan hormon yang diproduksi secara alamiah dalam tubuh tanaman Katuuk, 1989. Auksin banyak digunakan dalam kerja mikropropagasi dan bekerja sama dengan medium nutrien untuk memelihara pertumbuhan kalus, suspensi sel atau organ seperti meristem, tunas dan ujung akar dan mengatur morfogenesis terutama dengan sitokinin. NAA Naftalene Asam Asetat merupakan salah satu jenis hormon auksin yang sangat lambat diuraikan oleh tumbuhan, tetapi stabil pada pemanasan autoklaf Wattimena, 1992. NAA merupakan jenis auksin sintetik yang tidak mengalami oksidasi enzimatik seperti halnya IAA, NAA dapat diberikan pada medium kultur dengan konsentrasi rendah, berkisar antara 0,1-2mgl. Struktur kimia dari hormon NAA dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Struktur kimia Hormon Naftalene Asam Asetat Sumber : Abidin, 1985. Berdasarkan penelitian Hutami dkk. 1999, menunjukkan bahwa penggunaan auksin dengan konsentrasi tinggi 10-40mgl memberikan hasil yang baik untuk perkembangan kalus embriogenik tanaman kedelai. Penelitian Liu 2002, menghasilkan bahwa kombinasi 0,5 mgl NAA dan 2 mgl BA memberikan efek terbaik untuk diferensiasi embrio padi Grain Straw Dual Use Rice GSDUR sehingga dapat membentuk kalus sebesar 10,51 gr. Pembentukan kalus pada biji Oryza sativa cv. Swat-II yang ditanam pada media MS dengan penambahan NAA sebanyak 0,5 mgl dan 2,4 D 1 mgl menghasilkan kalus embriogenik dan kompak Bano dkk., 2005. b t m 2 m p p D

b. Hormo

Hor menginduk memacu hi sehingga Berdasarka konsentras pembentuk media mam Me tidak diperlu mempunyai 2,4 D yang Sikder dkk mudah terur proses steri pembentuka D dapat dilih G n 2,4 D 2,4 rmon 2,4 D ksi pembentu ipermetilasi pembentuka an penelitian i hormon kan kalus. Pa mpu mengind enurut Bhask ukan untuk kandungan paling baik k., 2006. H rai oleh enz ilisasi, lebih an kalus Hen hat pada Gam Gambar 7. St 4-diklorofen merupakan ukan kalus e pada DNA an kalus m n pendahulu 2,4D anta ada beberap duksi kalus. karan dan S induksi kalu sitokinin y untuk pemb ormon 2,4 zim yang dik h tersedia, ndaryono da mbar 7. truktur Kimi noksiasetat. golongan au embriogenik agar pembel menjadi op uan di Pusl ara 0,5-2 m pa kultivar p Smith, 1990 us karena p ang cukup d bentukan kal D mempuny keluarkan o lebih mur an Wijayani, ia Hormon 2 . uksin yang s k pada sereal lahan sel sel ptimal Me litbangtan B mgl cocok adi penamb 0, Penamba pada beberap di dalam ek lus yaitu 2 m yai sifat yan leh sel atau rah dan pa , 1994. Stru 2,4 D Sumb sering diguna lia dan berp lalu dalam fa enneses dkk Bogor 2008 k untuk m ahan 2,4 D ahan hormon pa kultivar p ksplannya. K mgl pada m ng stabil ka u saat peman aling efektif uktur kimia h ber : Abidin, 17 akan untuk peran untuk fase mitosis k., 2005. 8, kisaran menginduksi saja dalam n sitokinin padi sudah Konsentrasi medium MS arena tidak nasan pada f memacu hormon 2,4 1985.

H. Zat Pengatur Tumbuh Untuk Regenerasi Tunas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Poliamin terhadap Induksi Kalus dan Regenerasi Tanaman pada Kultur Antera Padi (Oryza sativa L.)

0 9 78

PENGARDAN REGE PENGARUH SUPLEMEN ORGANIK TERHADAP INDUKSI KALUS DAN REGENERASI TUNAS PADA KALUS BIJI PADI (Oryza sativa L.) CV. Ciherang SECARA IN VITRO.

1 3 14

I. PENDAHULUAN PENGARUH SUPLEMEN ORGANIK TERHADAP INDUKSI KALUS DAN REGENERASI TUNAS PADA KALUS BIJI PADI (Oryza sativa L.) CV. Ciherang SECARA IN VITRO.

0 4 7

II. TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH SUPLEMEN ORGANIK TERHADAP INDUKSI KALUS DAN REGENERASI TUNAS PADA KALUS BIJI PADI (Oryza sativa L.) CV. Ciherang SECARA IN VITRO.

1 7 21

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan PENGARUH SUPLEMEN ORGANIK TERHADAP INDUKSI KALUS DAN REGENERASI TUNAS PADA KALUS BIJI PADI (Oryza sativa L.) CV. Ciherang SECARA IN VITRO.

0 3 24

SKRIPSI PENGARUH KOMBINASI HORMON AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP INDUKSI KALUS DAN REGENERASI TUNAS PADA KALUS BIJI PADI (Oryza sativa L.) cv. Ciherang SECARA IN VITRO.

0 4 14

I. PENDAHULUAN PENGARUH KOMBINASI HORMON AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP INDUKSI KALUS DAN REGENERASI TUNAS PADA KALUS BIJI PADI (Oryza sativa L.) cv. Ciherang SECARA IN VITRO.

0 2 6

V. SIMPULAN DAN SARAN PENGARUH KOMBINASI HORMON AUKSIN DAN SITOKININ TERHADAP INDUKSI KALUS DAN REGENERASI TUNAS PADA KALUS BIJI PADI (Oryza sativa L.) cv. Ciherang SECARA IN VITRO.

2 5 26

PENGARUH KOMBINASI AUKSIN DAN AIR KELAPA TERHADAP INDUKSI KALUS DAN MULTIPLIKASI TUNAS ARTEMISIA ANNUA L. SECARA IN VITRO.

0 0 12

PENGARUH PEMBERIAN AUKSIN DAN SITOKININ PADA PROLIFERASI KALUS KENCUR SECARA IN VITRO

0 0 14