22
2. Gaya kepemimpinan Paternalistik
Pemimpin yang paternalistik banyak terdapat di lingkungan masyarakat yang masih bersifat tradisional, umumnya di masyarakat yang agraris. Persepsi
seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan organisasional dapat dikatakan diwarnai oleh harapan para pengikutnya. Harapan
itu pada umumnya berwujud keingingna agar pemimpin mereka mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan yang layak dijadikan sebagai tempat
bertanya dan untuk memperoleh petunjuk. Para
bawahan biasanya
mengharapkan seorang
pemimpin yang
paternalistik mempunyai sifat tidak mementingkan diri sendiri, melainkan memberikan perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraan para bawahannya.
Akan tetapi, sebaliknya, pemimpin yang paternalistik mengharapkan bahwa kehadirannya atau keberadaannya dalam organisasi tidak lagi dipertanyakan oleh
orang lain. Dengan perkatan lain, legitimasi kepemimpinannya dipandang sebagai hal yang wajar dan normal, dengan implikasi organisasionalnya seperti
kewenangan memerintah dan mengambil keputusan tanpa harus berkonsultasi dengan para bawahannya. Singkatnya, legitimasi pemimpin yang paternalisitk
adalah penerimaan
atas peranannya
yang dominan
dalam kehidupan
organisasional. Ditinjau dari segi nilai – nilai organisasaional yang dianut, biasanya
seorang pemimpin yang paternalistik mengutamakan kebersamaan. Berdasarkan nilai kebersamaan itu, dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang pemimpin
23
yang paternalistik, kepentingan bersama dan perlakuan yang seragam terlihat menonjol. Artinya, pemimpin yang bersangkutan berusaha untuk memperlakukan
semua orang dan semua satuan kerja yang terdapat didalam organisasi seadil dan serata mungkin.Dalam organisasi yang menerapkan kepemimpinan semacam ini,
dominasi pemimpin
sangatlah besar.
Dimata seorang
pemimpin yang
paternalistik, para bawahannya belum dewasa dalam cara bertindak dan berpikir, sehingga memerlukan bimbingan dan tuntunan terus menerus.
Seorang pemimpin
paternalistik memiliki
tindak tanduk
yang menggambarkan bahwa hanya pemimpin yang bersangkutanlah yang mengetahui
segala sesuatu mengenai seluk – beluk kehidupan organisasional. Karena tindak – tanduk demikian, tidak mustahil bahwa dalam organisasi yang dipimpin oleh
seorang pimpinan yang paternalistik, terjadi pemusatan pengambilan keputusan dalam diri pimpinan yang bersangkutan, sedangkan para bawahan tinggal
melaksanakannya saja. Pimpinanlah tempat bertanya, karena dia menganggap bahwa dia mempunyai jawaban terhadap semua jenis permasalahan yang dihadapi
organisasi. Konsekuensi dari perilaku pimpinan paternalistik adalah para bawahan
tidak dimanfaatkan sebagai sumber informasi, ide, dan saran. Berarti para bawahan tidak didorong untuk berpikir secara inovatif dan kreatif. Penekanan
yang berlebihan terhadap kebersamaan tidak memungkinkan pertumbuhan dan pengembangan individual sesuai dengan bakat dan potensi masing – masing, yang
sesungguhnya sangat dibutuhkan dalam tata kehidupan organisasi modern.
24
Dengan penonjolan dominasi keberadaannya dan penekanan kuat pada kebersamaan, gaya kepemimpinan paternalistik bercorak pelindung, bapak, atau
guru. Artinya kebersamaan bagi para anggota organisasi, sedangkan pemimpin yang bersangkutan berada diatas para anggota tersebut.
3. Gaya kepemimpinan Kharismatik