Kadar Aspal Optimum KAO

with aggregate VFWA, kadar aspal dengan stabilitas, kadar aspal dengan flow, kadar aspal dengan Marshall Quotient MQ. Kadar Aspal optimum yang baik adalah kadar aspal yang memenuhi sifat campuran yang diinginkan dengan rentang kadar aspal optimum lebih besar 0,5. Persyaratan karakteristik campuran Laston yang diuji Marshall harus memenuhi persyaratan yang ditentukan. Berdasarkan spesifikasi umum Bina Marga edisi 2010 revisi 3 persyaratan campuran Laston dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel. 3.6. Ketentuan sifat-sifat campuran AC-WC Sifat-sifat Campuran Laston Lapis Aus Lapis Antara Pondasi Jumlah tumbukan perbidang 75 112 Rasio partikel lolos ayakan 0,075mm dengan kadar aspal efektif Min. 1,0 Maks. 1,4 Rongga dalam campuran Min. 3,0 Maks. 5,0 Rongga dalam Agregat VMA Min. 15 14 13 Rongga Terisi Aspal Min. 65 65 65 Stabilitas Marshall kg Min. 800 1800 Pelelehan mm Min. 2 3 Maks. 4 6 Stabilitas Marshall setelah Min. 90 perendaman selama 24 jam. 60°C Rongga dalam campuran pada Min. 2 kepadatan membal refusal Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga Edisi 2010 Revisi 3 46

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Bagan Alir Penelitian

Bagan alir dibawah ini adalah tahapan penelitian di laboratorium secara umum untuk pemeriksaan bahan yang di gunakan pada penentuan uji Marshall. Gambar 4.1. Bagan Alir Penelitian Mulai Ya Tidak Studi Pustaka Data Primer Data Sekunder Persiapan Alat dan bahan Pengujian Bahan Agregat Kasar dan halus : 1. Berat Jenis 2. Keausan Agregat 3. Analisis Saringan 4. Kelekatan Agregat Aspal : 1. Penetrasi 2. Titik lembek 3. Titik Bakar 4. Daktilitas 5. Penurunan berat minyak Aspal Styrofoam : 1. Penetrasi 2. Titik lembek 3. Titik Bakar 4. Daktilitas 5. Penurunan berat minyak Hasil pengujian Pembuatan benda Uji Pembahasan dan Analisa Selesai Spesifikasi Kesimpulan dan Saran

B. Tahapan Penelitian

1. Data Primer Data awal yang diperoleh dari penelitian ini berupa data dari pengujian sebelumnya. Pada pengujian sebelumnya tahap pengujian yang dilakukan terdiri dari pengujian Agregat, pengujian fisik aspal dan pengujian aspal styrofoam. Kadar yang digunakan bervariasi mulai dari 0-12 dengan space yang berbeda-beda dari setiap peneliti. Hasil yang diperoleh juga bervariasi dan menunjukan bahwa penambahan styrofoam dapat meningkatkan nilai aspal sebagai bahan pengikat. 2. Data Sekunder Setelah melakukan penelitian dari hasil pengujian sebelumnya, tahap berikutnya yaitu mencari spesifikasi yang digunakan untuk perkerjaan konstruksi jalan. Spesifikasi yang digunakan yaitu Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3 untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan. Spesifikasi Umum ini berlaku sejak 12 November 2014 sejak dikeluarkannya Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 10SEDb2014 tentang Penyampaian Standar Dokumen Pengadaan. 3. Pengujian Bahan Ada beberapa pengujian dalam penelitian ini, antara lain pengujian Agregat, pengujian Aspal dan pengujian aspal styrofoam. Pengujian Agregat meliputi pengujian Berat Jenis Agregat, Keausan Agregat, Analisis saringan Agregat dan Kelekatan Agregat. Untuk pengujian Aspal dan pengujian Aspal dengan penambahan styrofoam meliputi pengujian Penetrasi, Titik lembek Softening Point, Berat jenis aspal, Kehilangan berat Loss on Heating, Daktailitas, Penetrasi setelah kehilangan berat, dan Titik nyala Flash Point.