Tinjauan ekonomi Islam terhadap usaha bisnis busana muslim (studi pada CV. Azka Syahrani Collection)
SKRIPSI
TINJAUAN EKONOMI ISLAM TERHADAP
USAHA BISNIS BUSANA MUSLIM
(Studi Pada CV. Azka Syahrani Collection)
Skripsi
Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (Se.Sy)
Oleh
Ly Fairuzah Aisyah
Nim: 106046101650
KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH
PROGRAM STUDY MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM )
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 M/ 2011 H
TINJAUAN SISTEM EKONOMI ISLAM
TERHADAP USAHA BISNIS BUSANA MUSLIM
(Studi Pada CV. Azka Syahrani Collection)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
LY FAIRUZAH AISYAH
NIM: 106046101650
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd
NIP. 195607121981031003
Sri Hidayati, M. Ag
NIP.197102151997032002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM )
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “TINJAUAN SISTEM EKONOMI ISLAM TERHADAP
USAHA BISNIS BUSANA MUSLIM (STUDI PADA AZKASYAH COLLECTION)”
telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 September 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program
Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 21 September 2011
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,
Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM.
NIP: 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah
1. Ketua
: Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH.,
MA., MM
NIP. 197107011998032002
2. Sekretaris
: Mu’min Rauf, S.Ag., M.A.
NIP. 150281979
3. Pembimbing I
: Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd
NIP. 195607121981031003
4. Pembimbing II
: Sri Hidayati, M. Ag
NIP: 197102151997032002
5. Penguji I
: Dr. Mamat S.Burhanuddin, MA.
NIP: 197006051998031005
6. Penguji II
: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag.
NIP:
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Ciputat, 23 Syawal 1432 H
21 September 2011 M
LY FAIRUZAH AISYAH
KATA PENGANTAR
Tak ada kata yang tepat yang dapat diuntaikan Penulis, selain
mengucapkan “Alhamdulillah”, Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan cahaya ilmu-Nya. Atas berkat Rahmatnya pulalah, Penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Dialah sang Motivator sejati yang selalu mendorong
Penulis untuk terus berusaha menuntaskan kewajiban dan tanggung jawab mulia
ini. Serta shalawat dan salam semoga selalu tercurah ke hadirat Rasul pembawa
cahaya, Muhammad SAW. Di balik terselesaikannya skripsi dengan judul
“Tinjauan Sistem Ekonomi Islam Terhadap Usaha Bisnis Busana Muslim
(Studi Pada Azkasyah Collection)”, maka penulis ingin mengucapkan terima
kasih terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., Selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu DR. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH,
Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd dan Sri Hidayati, M. Ag, Dosen
Pembimbing I dan II atas segenap waktu, dan pengarahan dalam membimbing
penulis hingga akhir penulisan skripsi ini.
vi
4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu yang telah
didapat oleh penulis dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
5. Kepada Ibu Hj. Leony Anwar, Bpk. Hilman Istijadi dan segenap karyawan
terima kasih atas jasa-jasa dan waktu luang yang telah diberikan kepada
Penulis untuk dapat memperoleh data, semoga bisnis yang ibu jalankan dapat
berkembang, success selalu dan mendapatkan barakah dari Allah swt.
6. Ayahanda tercinta Hasan Luthfy At-Tamimy, M. Ag, dan Ibunda tersayang
Haimah Tus’Sadiah, karena doa, kesabaran, kasih sayang dan motivasi yang
diberikan kepada penulis, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini hingga
akhir.
7. Teruntuk kakakku yang sangat penulis cintai, yaitu K’ Abdi Al-Motivator,
terima kasih atas dukungannya baik moril maupun materil. Adik-adikku yang
mewarnai duniaku, Fanny Yati El-Mawaddah dan Tamim Falaky Dhuha,
terima kasih atas dukungannya yang diberikan kepada penulis selama
penyelesaian skripsi ini.
8. Sahabat-sahabatku di kampus UIN Juli, Neneng, Liana, Iim, Mimi, Mumu,
Azhar, Uqoh, Inayah, Rizal, Irwan, Irfan, Lina, Nova, Nilna, Nadia, Nailus,
Lia, Murni, Roni, Wiwi, Saman, Jazuli, Sukron, Lilis, Dini, Mujib, Defri, M.
Ismail, Ismail yang selama 4 tahun bersama menjalani studi.
9. Seluruh sahabat-sahabat KKN ku, Ali, Ajid, Amri, Naldy, Iqbal, Zahrah, Jumi,
Rian, Yoga, Salim dan Rosi, terima kasih banyak atas jasa kalian dalam
vii
menjalani segala aktivitas selama sebulan untuk sama-sama mendapatkan
nilai.
10. Teman-teman di Program Studi Muamalat Perbankan Syariah angkatan 2006,
yang telah menemani penulis selama menimba ilmu di perkuliahan.
11. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi
ini baik moril maupun materil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Jazakumullahu Khairul Jaza.
Ciputat, 23 Syawal 1432 H
21 September
2011 M
LY FAIRUZAH AISYAH
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................
vi
DAFTAR ISI .....................................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................
1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ..........................................................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................
6
D. Review Studi Terdahulu .....................................................................
7
E. Metode Penelitian ...............................................................................
8
F. Subjek Penelitian ................................................................................
10
G. Sistematika Penelitian ........................................................................
11
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Sistem, Nilai dan Tujuan Ekonomi Islam ..........................................
13
1. Pengertian antara Ilmu Ekonomi dengan Sistem Ekonomi ..........
13
2. Nilai-Nilai Dasar Ekonomi Islam ................................................
15
3. Nilai-Nilai Instrumen Ekonomi Islam .........................................
19
4. Tujuan Ekonomi Islam ................................................................
26
B. Bisnis Dalam Islam ............................................................................
27
1. Pengertian Bisnis Islami ..............................................................
27
2. Teori Produksi Dalam Islam .......................................................
29
3. Teori Distribusi Dalam perspektif Islam .....................................
32
4. Manajemen Keuangan Islam .......................................................
34
ix
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Deskripsi Perusahaan CV. AzkaSyah (Azka Syahrani) Collection ..
38
B. Sejarah Pendirian dan Perkembangan ................................................
39
C. Visi, Misi dan Tujuan .........................................................................
41
D. Program-Program Perusahaan ............................................................
42
F. Jenis-Jenis Produk ...............................................................................
44
G. Pangsa Pasar .......................................................................................
45
H. Prestasi yang telah diraih ....................................................................
45
I. Pameran-Pameran yang diselenggarakan ............................................
46
J. Aspek Teknis Produksi ........................................................................
46
K. Sistem Distribusi ................................................................................
48
L. Aspek Keuangan .................................................................................
50
BAB IV ANALISA USAHA BISNIS BERDASARKAN TINJAUAN SISTEM
EKONOMI ISLAM
A. Analisis Mengenai Proses Produksi Berdasarkan Sistem Ekonomi Islam
.................................................................................................................
53
B. Analisis Distribusi Berdasarkan Sistem Ekonomi Islam ........................
65
C. Analisis Manajemen Keuangan Berdasarkan Sistem Ekonomi Islam ....
69
BAB V PENUTUP
Kesimpulan..............................................................................................
72
Saran-saran ..............................................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA
75
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah SWT kemuka
bumi untuk menjadi rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam), Islam
tidak hanya sekedar mengatur masalah ibadah seseorang hamba kepada
Tuhan-Nya, tetapi juga mampu menjawab berbagai macam bentuk tantangan
pada setiap zaman, termasuk dalam persoalan ekonomi, yang dikenal pada
saat ini dengan istilah Ekonomi Islam.
Kemunculan ekonomi Islam dipandang sebagai sebuah gerakan baru yang
disertai dengan misi dekonstrutif atas kegagalan sistem ekonomi dunia
dominan selama ini.1
Ekonomi Islam diikat oleh seperangkat nilai iman, akhlak dan moral etik
bagi setiap aktivitas ekonominya baik dalam posisinya sebagai konsumen,
produsen, distributor dan lain-lain dalam melakukan usahanya serta
menciptakan hartanya.2
Aktivitas perdagangan merupakan salah satu dari aspek kehidupan yang
bersifat horizontal (hablum minannas), yang juga mendapatkan penekanan
khusus dalam ekonomi Islam, karena keterkaitannya secara langsung dengan
sektor rill, sistem ekonomi Islam memang lebih mengutamakan sektor riil
1
2
Muhammad, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 1
Ibid, h. 2
1
2
dibandingkan dengan sektor moneter, dan transaksi jual beli memastikan
keterkaitan kedua sektor tersebut.3
Dalam sistem ekonomi Islam yang menekankan pada sektor riil seperti ini,
pertumbuhan
bukanlah
merupakan
ukuran
utama
dalam
melihat
perkembangan ekonomi yang terjadi, tetapi lebih pada aspek pemerataan dan
pengurangan jumlah kemiskinan, kondisi seperti ini lebih memungkinkan
dengan pengembangan setor riil yang dapat menyerap tenaga kerja.
Kemudian melalui pemerataan, kekayaan suatu negara tidak akan
terkonsentrasi atau dikuasai oleh sekelompok orang tertentu, tetapi
terdisribusikan secara lebih merata pada anggota masyarakat yang lebih luas.4
Dalam aktivitas perdagangan atau dikenal dalam istilah berbisnis pada era
modern ini, mencari keuntungan merupakan tujuan utamanya, serta praktikpraktik haram, kerap kali dilakukan untuk mendapatkan tujuan tersebut,
seperti mengurangi timbangan, penjualan dua kali lipat dari harga aslinya
yang jatuhnya adalah riba.
Tujuan dan semua praktik-praktik tersebut dalam ekonomi Islam adalah
suatu hal yang dilarang. ekonomi Islam memandang mencari keuntungan
adalah suatu hal yang fitrah, yang dapat menimbulkan semangat berinovasi,
dan bersaing. Perhatian utama ekonomi Islam adalah upaya bagaimana
manusia meningkatkan kesejahtraan materialnya yang sekaligus akan
meningkatkan kesejahtraan spiritualnya, karena aspek spiritual harus hadir
3
4
Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 8
Ibid, h. 9
3
bersamaan dengan target material, maka diperlukan sarana penopang utama,
yaitu moralitas pelaku ekonomi.
Perjanjian perdagangan pasar bebas antara enam negara anggota ASEAN
(Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Brunei Darussalam)
dengan Cina, yang disebut dengan ASEAN-China Free Trade Agreement
(ACFTA) membawa pro dan kontra bagi pendapat kalangan pelaku bisnis.
Bagi golongan pro, imbas perdagangan China ke Indonesia hanya sebesar
20% saja, sedangkan keuntungan yang diharapkan lebih dari itu, Indonesia
dapat dengan leluasa memasuki perdagangan ke negara China. Namun untuk
golongan yang kontra bahwa keberadaan perjanjian perdagangan pasar bebas
dengan negara China dapat berdampak negative. Produksi China sebelum
adanya perjanjian ini, mengalir seperti seperti air bah. Apalagi dengan
keadaaan negara Indonesia yang dianggap sebagai negara berkembang, tidak
seperti China yang perindustriannya sudah maju, maka Indonesia dianggap
kalah bersaing.5
Salah satu pelaku bisnis baju busana muslim di Indonesia mengatakan,
bahwa industri yang belum terlalu bersaingan dan pangsa pasarnya cukup
dianggap baik dan maju di negara Indonesia adalah bisnis baju busana
muslim, persaingan pasar global tidak terlalu berdampak besar terhadap
bisnis ini.6 maka dari hal tersebutlah industri ini harus perlu diperhatikan.
5
Kompas, “Acfta – Pasar Bebas 2010: “Bunuh Diri Ekonomi Indonesia”, artikel diakses pada 12
Januari 2010 dari http://hizbut-tahrir.or.id/2010/01/12/acfta-pasar-bebas-2010-bunuh-diri-ekonomiIndonesia/.
6
Wawancara dengan BapakTeguh, (Salah satu pendistributor bisnis busana muslim), Jakarta, 25
Juli 2010.
4
Dan melihat kaum mayoritas di Indonesia yang sebagian besar beragama
Islam, maka dipastikan pangsa pasar bisnis busana muslim akan semakin baik
kedepannya. Namun apakah bisnis ini sesuai dengan anjuran Islam yaitu
sebagai busana penutup aurat bagi umat Islam?, maka ekonomi yang
dijalankannyapun tidak bertentangan dengan ekonomi Islam, seperti riba,
mengambil hak orang lain, penipuan dan sebagainya. Karena banyak diera
modern ini bisnis-bisnis yang dilakukan hanya sekedar memperkaya
individualismenya sendiri, seperti aliran ekonomi yang dipergunakan oleh
kaum kapitalisme, yang menganut asas laissez fair, hak kepemilikan
perorangan adalah absolute tanpa batas, terjaminnya kebebasan memasuki
segala macam kegiatan ekonomi dan transaksi menurut persaingan bebas dan
norma-norma individual ditarik dari individulisme dan utilitarisme, dimana
setiap komoditi itu dianggap baik secara moral dan ekonomi sepanjang itu
dapat dijual.7
Begitu juga banyak diantaranya usaha bisnis yang tidak mengedepankan
keadilan, yaitu aliran ekonomi sosialisme/marxisme, hak milik yang hanya
untuk kaum proletar (kaum buruh) yang diwakili oleh kepemimpinan
diktator, distribusi faktor-faktor produksi dan apa yang harus diproduksi
ditetapkan oleh negara, bagaimana dan untuk siapa produksi yang diatur
secara pusat pula, pendapat kolektif dan distribusi yang kolektif adalah norma
7
Ahmad M. Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta Pusat : Media Da’wah dan
LIPPM), h. 42
5
utama, sedangkan hubungan-hubungan ekonomi dalam transaksi secara
perorangan sangat dibatasi.8
CV. AzkaSyah Collection adalah salah satu usaha bisnis busana muslim,
yang dijalankan oleh seorang eunterpreuner bernama Hj.Leony, mendapatkan
penghargaan sebagai Young Entrepreneur Award 2009, versi harian bisnis
Indonesia, karena pembinaan terhadap segmen tenaga kerja yang melibatkan
ibu-ibu rumah tangga dan remaja putus sekolah, sebanyak 540 orang
karyawan dan 91%nya adalah wanita.9
Selain membina secara teknik dan manajemen, inovasi melebar ke
pembinaan sosial. dengan mengembangkan sisi bisnis, usaha inipun
mengelola Corporate Social Responsibility (CSR). Programnya meliputi
berbagai bantuan untuk lingkungan sekitar yaitu menyantuni dhuafa, yatim,
jompo, perbaikan infrastruktur, membina UKM informal, dan mencarikan
beasiswa. 10
Dari gambaran diatas, maka penulis berkeinginan melakukan penelitian
yang berkaitan dengan bisnis busana muslim yang tidak terlalu besar
pengaruhnya terhadap persaingan pasar global yang memungkinkan
pertumbuhan dan pemasaran bisnis di Indonesia begitu banyak diminati.
Apakah pengelolaan bisnis ini selaras dengan Ekonomi Islam?
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
8
Ibid, h. 42
Rosita, “Leony Agus Setiawati dan Keluarga, Syiar Islam Lewat Sulam Tangan”, http://ummionline.com/artikel-46-leony-agus-setiawati-dan-keluarga-syiar-Islam-lewat-sulam-tangan.html
10
Rosita, “Leony Agus Setiawati dan Keluarga, Syiar Islam Lewat Sulam Tangan”, http://ummionline.com/artikel-46-leony-agus-setiawati-dan-keluarga-syiar-Islam-lewat-sulam-tangan.html
9
6
Untuk lebih memfokuskan dalam menyusun skripsi ini, Penulis
membatasi persoalan masalah yang dimunculkan mencangkup :
a. Aspek umum mengenai proses usaha produksi, distribusi serta
manajemen keuangan di CV. Azkasyah Collection.
b. Aplikasi atau pelaksanaan dilapangan yang digunakan CV.
Azkasyah Collection dalam menjalankan usaha bisnisnya.
c. Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Usaha Bisnis Busana Muslim
pada CV. Azkasyah Collection
2. Perumusan Masalah .
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep Ekonomi Islam terhadap proses produksi pada
usaha bisnis busana muslim CV. AzkaSyah Collection?
2. Bagaimana konsep Ekonomi Islam terhadap sistem pendistribusian
pada usaha bisnis busana muslim CV. AzkaSyah Collection?
3. Bagaimana mekanisme pengelolaan sistem manajemen keuangan di
CV. AzkaSyah Collection ditinjau dari sistem Ekonomi Islam?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui konsep Ekonomi Islam terhadap proses
produksi di CV. AzkaSyah Collection?
7
b. Untuk mengetahui bagaimana konsep Ekonomi Islam terhadap
sistem pendistribusian pada usaha bisnis busana muslim CV.
AzkaSyah Collection?
c. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pengelolaan sistem
manajemen keuangan di CV. AzkaSyah Collection ditinjau dari
Sistem Ekonomi Islam?
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti untuk menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai Tinjauan Sistem Ekonomi Islam dalam usaha bisnis
busana muslim.
b. Bagi
institusi
sebagai
bahan pertimbangan
dalam rangka
memperbaiki dan penyempurnaan sistem yang telah dilakukan.
c. Bagi Perpustakaan diharapkan dipergunakakan untuk memperkaya
koleksi dalam ruang lingkup karya-karya penulisan lapangan.
d. Bagi masyarakat memberikan informasi tentang usaha bisnis
busana muslim sebagai alternatif pilihan yang diharapkan dapat
membantu perekonomian mereka.
D. Review Studi Terdahulu
1. Siti Romlah, Sistem Penggajian Karyawan Pt. Hitachi Contruction
Machinery Indonesia (Hcmi) Kota Bekasi Dalam Perspektif Ekonomi
Islam, Mahasiswa Fakultas Syariah Dan Hukum, Tahun 2006
8
Membahas mengenai masalah sistem penggajian karyawan di PT.
Hitachi Contruction Machinery Indonesia (Hcmi) Kota Bekasi dengan
melihat dari sudut Ekonomi Syariah.
2. Muchamad Mujahidin, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Etika
Bisnis Pada Home Industri Roti Goreng Medan di Karet Kuningan
Jakarta Selatan, Fakultas Syariah dan Hukum, Tahun 2007.
Skripsi ini lebih membahas masalah konsep etika bisnis dalam hukum
syariah pada usaha roti goreng,
3. Eka Pratama, Strategi Pemasaran CV. Pasir Gumapak Raya Ditinjau
Dari Perspektif Islam, Fakultas Syariah Dan Hukum, Tahun 2007.
Skripsi ini membahas masalah analisis terhadap pelaksanaan
pemasaran CV. Pasir gumapak raya ditinjau dari persfektif syariah.
4. Devi Puspa Pita Sari, Analisis Biaya Pada Penetapan Harga
Produksi CV. Alike Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Fakultas Syariah
Dan Hukum, Tahun 2007, skripsi ini membahas masalah analisis biaya
produksi yang ditinjau dalam perspektif ekonomi syariah.
Perbedaan dengan masalah yang penulis angkat adalah bahwa
penulis meneliti mengenai sistem produksi, distribusi dan manajemen
keuangan dari usaha busana muslim CV. AzkaSyah Collection dengan
melihat apakah penerapan sistem Ekonomi Islam terdapat pada usaha
bisnis busana muslim di CV. AzkaSyah Collection tersebut.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan
9
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yaitu
penelitian
yang
menggambarkan
data
dan
informasi
dilapangan
berdasarkan fakta yang diperoleh dilapangan secara mendalam.11
Dalam metode ini penelitian yang dimaksudkan untuk membuat
pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi/kejadian-kejadian.12
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan empiris, yaitu subjek
kajian dengan melakukan pengamatan langsung kelapangan.13
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua
bagian, yaitu sebagai berikut:
a. Wawancara, merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi.
Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh informasi data yang
valid dan akurat dari pihak-pihak yang dijadikan sebagai informasi.
Dalam wawancara ini menggunakan alat wawancara interview
guide (panduan wawancara).
b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan berarti melakukan penelusuran kepustakaan dan
menelaahnya. Sumber berupa buku, majalah, Koran, internet, dan
lain-lain, selain itu juga berupa dokumen dari CV. AzkaSyah
Collection
3. Teknik Pengelolaan Data
11
Suharmi Arikunto, Managemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), Cet Kedua, h. 309
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2004), Cet Keenam
Belas, h. 76
12
10
Dalam
pengolahan
data
yang
telah
diperoleh,
penulis
mengklasifikasikan data tersebut, kemudian melengkapinya dengan
interpretasi-interpretasi, dengan menggunakan metode analisa data
sebagai berikut.
Metode induktif, yaitu suatu cara menganalisa data yang bertitik
tolak dari data yang bersifat khusus, kemudian ditarik atau diambil
kesimpulan yang bersifat umum. Metode deduktif, yaitu suatu logika
yang beritik tolak dari pengetahuan yang bersifat umum, kemudian
dijadikan titik tolak dalam menilai suatu fakta yang bersifat khusus.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif analitis yaitu
sebuah studi untuk menemukan fakta dan interpretasi yang tepat dan
menganalisis lebih dalam tentang hubungan-hubungannya.
F. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini bersumber dari beberapa data, yaitu: data
primer, wawancara langsung kepada pengelola operasional usaha bisnis
busana muslim CV. AzkaSyah Collection dan beberapa pihak yang
berkompeten dalam penelitian ini, data primer ini juga bersumber dari jurnal.
Data sekunder, sumber data pendukung dan pelengkap data penelitian
berupa buku, majalah, jurnal tentang hal-hal yang berkaitan dengan tema
skripsi ini, dan lain-lain.
Dalam penelitian ini Penulis berpedoman kepada buku “pedoman
penulisan skripsi Universitas Syariah Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
11
Jakarta Fakultas Syariah Dan Hukum” Tahun 2007 yang diterbitkan oleh
Jakarta Press.
G. Sistematika Penulisan
Penulis mengklasifikasikan skripsi ini kedalam beberapa bab dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : Menyajikan Pendahuluan, yang memaparkan latar belakang,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review
studi terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Pengertian antara ilmu dan sistem ekonomi Islam, nilai-nilai
dasar ekonomi Islam, nilai-nilai istrumental ekonomi Islam, tujuan ekonomi
Islam, pengertian bisnis Islami, teori produksi dalam Islam, teori distribusi
dalam persfektif Islam, manajemen keuangan Islam.
BAB III : Gambaran umum, pada bab ini membahas tentang sejarah
singkat usaha bisnis busana muslim CV. Azka Syahrani Collection, kegiatan
dan jenis produk, visi, misi dan tujuan pendirian, struktur organisasi dan tata
kerja, jumlah agen/network, prestasi serta analisa data tentang pemberian data
dari perusahaan.
BAB IV : Mengenai Tinjauan Sistem Ekonomi Islam Terhadap Usaha
Bisnis Busana Muslim (Studi Kasus Pada CV. Azka Syahrani Collection),
dilihat dari sistem produksi, sistem pendistribusian, dan sistem manajemen
keuangan. pada usaha bisnis busana muslim yang dilakukan oleh CV. Azka
Syahrani Collection
12
BAB V : Penutup, terdiri atas kesimpulan yang berisi jawaban dari
perumusan masalah dan beberapa sasaran dari penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
Sistem, Nilai dan Tujuan Ekonomi Islam
1.
Pengertian antara Ilmu Ekonomi dengan Sistem Ekonomi Islam
Secara etimologi kata ekonomi berasal dari bahasa oikononemia (Greek
atau Yunani), terdiri dari dua kata : oicos yang berarti rumah dan nomos
yang
berarti
aturan.
Jadi
ekonomi
ialah
aturan-aturan
untuk
menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia dalam rumah tangga, baik
rumah tangga rakyat (volkshuishouding), maupun rumah tangga negara
(staathuishouding), yang dalam bahasa inggris disebutnya sebagai
economics.1
Sedangkan pengertian ekonomi Islam menurut istilah (terminologi)
terdapat pengertian menurut beberapa ahli ekonomi Islam sebagai berikut :
a. Yusuf Qardhawi memberikan pengertian ekonomi Islam adalah ekonomi
yang berdasarkan ketuhanan. Sistem ini bertitik tolak dari Allah,
bertujuan akhir kepada Allah, dan menggunakan sarana yang tidak lepas
dari syari’at Allah.2
1
Abdullah Zaky Al-Kaaf, Ekonomi dalam Perspektif Islam, (Bandung, PT. Pustaka Setia
Pertama Maret 2002), Cet. Ke-1, h.18.
2
Surya Pos, “Pengertian Ekonomi Islam”, Artikel di akses pada tanggal 29 Mei 2011 dari
http://www.suryapost.com/2010/12/pengertian-ekonomi-islam.html
13
14
b. M. Syauqi Al-Faujani memberikan pengertian ekonomi Islam dengan
segala aktivitas perekonomian beserta aturan-aturannya yang didasarkan
kepada pokok-pokok ajaran Islam tentang ekonomi.3
c. Monzer Kahf memberikan pengertian ekonomi Islam dengan kajian
tentang proses dan penangguhan kegiatan manusia yang berkaitan
dengan produksi, distribusi dan konsumsi dalam masyarakat muslim.4
Masih banyak lagi para ahli yang memberikan definisi tentang apa itu
ekonomi Islam. Sehingga ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai suatu
prilaku individu muslim dalam setiap aktivitas ekonomi syariahnya harus
sesuai dengan tuntunan syariat Islam dalam rangka mewujudkan dan
menjaga maqashid syariah (agama, jiwa, akal, nasab, dan harta).5
Islam membedakan antara ilmu ekonomi dan sistem ekonomi. Dalam
definisi umum, sistem merupakan keseluruhan yang kompleks, yakni suatu
susunan hal atau bagian yang saling berhubungan, sedangkan ilmu adalah
pengetahuan yang dirumuskan secara sistematis. Jadi sistem dapat
didefinisikan sebagai setiap peraturan yang lahir dari pandangan dunia atau
akidah tertentu yang berfungsi untuk memecahkan dan mengatasi problema
hidup manusia, menjelaskan bagaimana cara pemecahan, memelihara serta
mengembangkannya.6
3
Ibid
Ibid
5
Manajemen Dakwah, “Pengertian Ekonomi Islam” Artikel diakses pada tanggal 29 Mei 2011
dari http://md-uin.blogspot.com/2009/07/pengertian-ekonomi-islam.html
6
M. Ismail Yusanto Dan M. Arif Yunus, Pengantar Ekonomi Islam, (Bogor : Al-Azhar Press,
2009), Cet 1, hal 13.
4
15
Kesimpulan perbedaan antara ilmu ekonomi dan sistem ekonomi
muncul karena ada dua fakta berbeda, yaitu :
1)
Dalam pemenuhan urusan masyarakat dari segi pemenuhan harta
kekayaan (barang dan jasa) melalui teknik produksi.
2)
Dalam pengaturan urusan masyarakat dari segi cara memperoleh,
memanfaatkan, dan mendistribusikan kekayaan.
Pembahasan pertama lebih banyak berkaitan dengan kegiatan teknik
memperbanyak jumlah barang dan jasa serta bagaimana cara menjaga
pengadaannya (produksi), pembahasan ini lebih tepat dikatagorikan dalam
ilmu ekonomi. Pembahasan kedua sama sekali tidak dipengaruhi oleh
banyak dan sedikitnya kekayaan, tetapi hanya berhubungan dengan tatakerja
(mekanisme) pendistribusiannya. Dan ini lebih tepat dikatagorikan sistem
ekonomi.7
Dengan demikian, sistem ekonomi merupakan bagian dari sistem
penataan kehidupan masyarakat yang terkait dengan cara pandang atau
ideologi tertentu. Berbeda dengan ilmu ekonomi bersifat universal, tidak
terkait dengan ideology tertentu.8
2.
Nilai-Nilai Dasar Ekonomi Islam
Nilai-nilai dasar ekonomi Islam adalah seperangkat nilai yang telah
diyakini dengan segenap keimanan, dimana ia akan menjadi landasan
paradigma ekonomi Islam. Nilai-nilai dasar ini baik nilai filosofis,
instrumental maupun institusional didasarkan atas Al-Qur’an dan Hadist
7
8
Ibid, h. 13-14
Ibid, h.14
16
yang merupakan dua sumber normative tertinggi dalam agama Islam. Inilah
hal utama yang membedakan ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional,
yaitu ditempatkannya sumber ajaran agama sebagai sumber utama ilmu
ekonomi. Tentu saja, Al-Qur’an dan Hadist bukanlah merupakan suatu
sumber yang secara instan menjadi ilmu pengetahuan. Untuk mengubah
nilai dan etika Islam menjadi suatu peralatan operasional yang berupa
analisis ilmiah, maka suatu filsafat etika harus disusutkan (diperas) menjadi
sekumpulan aksioma yang kemudian dapat berlaku sebagai suatu titik mula
pembuat kesimpulan logis mengenai kaidah-kaidah sosial dan perilaku
ekonomi yang Islami, inilah yang dimaksud dengan nilai dasar ekonomi
Islam dalam pembahasan ini, yang sesungguhnya merupakan derivatif dari
ajaran Islam dalam bentuk yang lebih fokus.
Menurut Ahmad Saefuddin, ada beberapa nilai yang menjadi sumber
dari dasar sistem ekonomi Islam, antara lain:
a.
Kepemilikan
Nilai dasar pemilikan dalam sistem Ekonomi Islam
1.
Pemilikan terletak pada kepemilikan pemanfaatannya dan bukan
menguasai secara mutlak terhadap sumber-sumber ekonomi.
2.
Pemilikan terbatas pada sepanjang umurnya selama hidup di dunia,
dan bila orang itu mati, harus didistribusikan kepada ahli warisnya
menurut ketentuan Islam.
17
3.
Pemilikan perorangan tidak dibolehkan terhadap sumber-sumber
yang menyangkut kepentingan umum atau menjadi hajat hidup
orang banyak.9
b.
Keseimbangan
Merupakan nilai dasar yang pengaruhnya terlihat pada berbagai aspek
tingkah laku ekonomi muslim, misal kesederhanaan (moderation), berhemat
(parsimony), dan menjauhi pemborosan (extravagance).
Konsep nilai kesederhanaan berlaku dalam tingkah laku ekonomi,
terutama dalam menjauhi konsumerisme, dan menjauhi pemborosan berlaku
tidak hanya untuk pembelanjaan yang diharamkan saja, tetapi juga
pembelanjaan dan sedekah yang berlebihan.
QS. Al-Furqon: (25): 67
Artinya : “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta),
mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah
(pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian”
Nilai dasar keseimbangan ini selain mengutamakan kepentingan dunia
dan kepentingan akhirat, juga mengutamakan kepentingan perorangan dan
kepentingan umum, dengan dipeliharanya keseimbangan antara hak dan
kewajiban.10
c.
Keadilan
9
Ahmad M. Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta Pusat : Media Da’wah
dan LIPPM), h. 43-49
10
Zainuddin Ali, Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet. 2, h. 5
18
Secara garis besar keadilan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan
dimana terdapat kesamaan perlakuan di mata hukum, kesamaan hak
kompensasi, hak hidup secara layak, dan hak menikmati pembangunan.11
Berdasarkan muatan kata adil yang ada dalam Al-Qur’an.
1.
Keadilan berarti kebebasan yang bersyarat akhlak Islam.
QS Al-Hasyr (59) : 7
Artinya : “Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah
kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari
penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul,
kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orangorang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar
di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang
diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang
dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”
2.
Keadilan harus ditetapkan disemua fase kegiatan ekonomi, baik
kaitannya dengan produksi maupun konsumsi, yaitu dengan
aransemen efisiensi dan memberantas keborosan ke dalam
keadilan distribusi ialah penilaian yang tepat terhadap faktorfaktor produksi dan kebijaksanaan harga hasilnya sesuai dengan
takaran yang wajar dan ukuran yang tepat atau kadar
sebenarnya.
11
P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 59
19
QS Ar-Rahman (55) : 9
Artinya : “Dan Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan
janganlah kamu mengurangi neraca itu”
3.
Keadilan berarti kebijaksanaan mengalokasikan sejumlah hasil
tertentu dari kegiatan ekonomi bagi mereka yang tidak mampu
memasuki pasar atau tidak sanggup membelinya menurut
kekuatan pasar, yaitu kebijaksanaan melalui zakat, infaq dan
shodaqoh.12
QS Asy-Syu’araa (26) : 182-183
Artinya : “Dan timbanglah dengan timbangan yang lurus, dan
janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan
janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat
kerusakan;
Dengan demikian yang dimaksud dengan adl’ didefinisikan sebagai
“tidak menzalimi dan tidak dizalimi” implikasi dari ekonomi dari nilai ini
adalah bahwa pelaku ekonomi tidak dibolehkan untuk mengejar keuntungan
pribadi bila hal itu merugikan orang lain atau merusak alam.13
1.
Nilai-Nilai Instrumental Ekonomi Islam
12
Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Islami Sistem Ekonomi Islam, h. 59-65
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007),
Ed. Ketiga, h, 35
13
20
Ada lima nilai instrumental yang sangat mempengaruhi pada tingkah
laku ekonomi manusia dan masyarakat serta pembangunan ekonomi
umumnya, sebagai berikut :
a.
Zakat
Zakat adalah kewajiban financial dari harta kekayaan menurut
ketentuan Islam, yang didistribusikan kepada delapan kelompok
sasaran, yaitu :
QS At-Taubah (9) : 60
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orangorang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka
yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana”
Menurut Qardhawi (1997: 416), zakat memainkan peranan
penting dan signifikan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan, dan
berpengaruh besar pada konsumsi umat.14
Pengaruh dari zakat pada aspek sosial ekonomi memberikan
dampak
14
terciptanya
keamanan
masyarakat
dan
menghilangan
Qardhawi sebagaimana dikutip oleh Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam,
(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2004/2005), Cet. 1, h. 90-91
21
pertentangan kelas yang diakibatkan oleh ketajaman perbedaan
pendapatan. Pelaksanaan zakat oleh Negara menunjang terbentuknya
keadaan ekonomi, yakni peningkatan produktivitas yang dibarengi
dengan pemerataan pendapatan serta peningkatan lapangan kerja bagi
masyarakat serta dapat menciptakan redistribusi yang merata,
disamping dapat pula membantu mengekang laju inflasi serta
terciptanya keseimbangan tata ekonomi yang diinginkan.15
b. Pelarangan Riba
Pelarangan riba dalam Islam pada hakikatnya berarti penolakan
terhadap resiko financial tambahan yang ditetapkan dalam transaksi
uang atau modal maupun jual beli yang dibebankan kepada satu pihak
saja sedangkan pihak lainnya dijamin keuntungannya. Bunga
pinjaman uang, modal dan barang dalam segala bentuk dan
macamnya, baik untuk tujuan produktif atau konsumtif dengan tingkat
bunga tinggi atau rendah, dan dalam jangka waktu panjang maupun
pendek, adalah termasuk riba.16
QS Al-Baqarah (2): 275
15
Muhammad A. Mannan, Ekonomi Islam Ekonomi Teori dan Praktek, (Yogyakarta: PT.
Dana Bhakti Wakaf, 1995).
16
Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, h. 70
22
Artinya : “Orang-orang yang makan (mengambil) riba, tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata
(berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka
baginya apa yang Telah diambilnya dahulu, (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang
kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghunipenghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.
1)
Jenis-Jenis Riba
a)
Riba Qardh
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang
disyaratkan terhadap yang berutang (muqtaridh).
b)
Riba Jahiliyyah
Utang dibayar lebih dari pokoknya karena sipeminjam
tidak mampu membayar utangnya pada waktu yang
ditetapkan.
c)
Riba Fadhl
Pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran
yang berbeda, sedangkan barang yang ditukarkannya itu
termasuk jenis barang ribawi.
d)
Riba Nasi’ah
23
Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang
ribawi yang ditukarkan dengan jenis barang ribawi
lainnya, riba ini muncul karena adanya perbedaan,
perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini
dan diserahkan kemudian.17
2)
Dampak Negatif Riba
Dampak riba di tengah-tengah masyarakat tidak saja berpengaruh
dalam kehidupan ekonomi, tetapi dalam seluruh aspek kehidupan
manusia, yaitu dapat membuat proses kemiskinan struktural terjadi,
contoh paling nyata adalah utang negara-negara berkembang kepada
negara-negara maju yang terus-menerus terjadi, dengan rendahnya
tingkat peminjaman dan tingginya biaya bunga, akan menjadikan
peminjam tidak pernah keluar dari ketergantungan.18 maka hal ini
menjadikan negara-negara peminjam akan terus menjadi miskin
karena terlilitnya hutang yang tidak dapat dikembalikan. Selain itu
rakyatpun menjadi korban dari tingginya tingkat kebutuhan hidup, dan
ini dinamakan dampak inflantoir, yang diakibatkan oleh bunga
sebagai biaya uang, ini terjadi karena salah satu elemen penentuan
harga adalah suku bunga, semakin tinggi suku bunga maka, semakin
tinggi harga yang ditetapkan.19
c.
Kerjasama Ekonomi
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, (Jakarta; Gema Insani
Press, 2001), Cet. 1, hal. 41
18
Ibid, h. 67
19
Ibid, h. 67
17
24
Dalam rangka untuk mengganti transaksi bunga, ekonomi Islam
memberikan insentif memobilisasi sumber daya kedalam usaha
produktif yang diperbolehkan melalui partisipasi dan perluasan
kerjasama antar agen dan proyek-proyek ekonomi, diversifikasi efektif
produksi, investasi dan risiko yang dicapai. Dengan demikian harga
resiko dalam makna tingkat suku bunga digantikan oleh expected rate
of returns (tingkat pengembalian yang diharapkan). Pengembalian
sektor riil dibagi oleh para peserta dalam korperasi. kompetisi
Marginal antara sektor moneter dan sektor riil, antara pemilik modal
dan tenaga kerja, serta antara orang kaya dan miskin yang disebabkan
oleh prevalensi suku bunga, semuanya digantikan oleh usaha
partisipatif. Dengan cara ini, mobilisasi sumber daya melalui profit
sharing terkait langsung dengan komplementaritas antara kegiatan
ekonomi dan pelaku ekonomi.20
Dengan demikian kerja sama (Cooperative) merupakan karakter
dalam masyarakat Ekonomi Islam versus kompetisi bebas dari
masyarakat kapitalis dan kediktatoran ekonomi marxisme.21
Dokrin kerja sama dalam Ekonomi Islam seperti diatas dapat
menciptakan
kerja
produktif
sehari-hari
dari
masyarakat,
meningkatkan kesejahteraan dan mencegah kesengsaraan sosial,
mencegah penindasan ekonomi dan distribusi kekayaan yang tidak
merata, dan melindungi kepentingan ekonomi lemah.22
d. Jaminan Sosial
20
Ekonomi Islam Online, “Struktur Ekonomi Islam:Prespekif Komparasi Terhadap
Pasar, Etika dan Ekonomi”, artikel diakses pada tanggal 10 Augustus 2010, dari
http://www.ekisonline.com/index.php?option=com_content&view=article&id=59:strukturekonomi-islamprespekif-komparasi-terhadap-pasar-etika-dan-ekonomi&catid=34:ekonomimikro
21
Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, Cet. 1. h. 92
22
Ibid, h. 92
25
Komponen-komponen
nilai
instrumental
jaminan
atau
pengeluaran sosial yang Islami ialah sebagai berikut :
1)
Keuntungan dan beban adalah sebanding dengan manfaat.
Tidak ada kewajiban yang dibebankan tanpa diimbangi
dengan pemberian hak yang sehubungan dengan kewajiban
orang tersebut.
2)
Tidak ada saling membebankan kerusakan atau biaya-biaya
eksternal.
3)
Manfaat dari sumber-sumber harus dinikmati oleh semua
makhluk.
4)
Pemerintah harus menyediakan uang untuk menjamin
kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi.
5)
Pengeluaran adalah hak yang syah dari orang miskin dan
malang.
6)
Kesearahan arus pengeluaran sosial dari pihak yang kaya
kepada pihak yang miskin.
7)
Kesanggupan membayar sesuai kemampuan untuk tujuantujuan yang bermanfaat.
8)
Prioritas untuk memenuhi tujuan yang bermanfaat dan
penting bagi masyarakat.
9)
Surplus
pendapatan
perhitungan
tagihan
pengeluaran pribadi.
dan
untuk
kekayaan
sebagai
tujuan
bermanfaat
dasar
dan
26
10)
Makin besar surplus makin tinggi angka pertambahan
marginal dari pengeluaran sosial.
11)
Mengeluarkan
tenaga dan modal untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat adalah alasan hidup seorang muslim
12)
Mengorbankan jiwa dan tenaga untuk tujuan sosial sebagai
pengganti pengorbanan uang.
Seperti yang disebutkan diatas bahwa nilai instrumental jaminan
sosial dapat membuat manusia dekat kepada Allah dan karunia-Nya,
dan dapat membuat mereka bersih dan berkembang, menghilangkan
sifat tamak, sifat mementingkan diri sendiri dan hambatan-hambatan
terhadap stabilitas dan pertumbuhan sosial ekonomi.23
2.
Tujuan Ekonomi Islam
Menurut As-Shatibi tujuan utama syariat Islam adalah mencapai
kesejahteraan manusia yang terletak pada perlindungan terhadap lima kemashlahah-an, yaitu keimanan (ad-dien), ilmu (al-„ilm), kehidupan (annafs), harta (al-maal), dan kelangsungan keturunan (an-nasl).24
Mashlahah dicapai hanya jika kehidupan manusia hidup dalam
keseimbangan, diantaranya mencakup keseimbangan antara moral dan
spiritual sehingga terciptanya kesejahteraan yang hakiki.
Tujuan ekonomi Islam lainnya menggunakan pendekatan antara lain :
(a) konsumsi manusia dibatasi sampai pada tingkat yang dibutuhkan dan
bermanfaat bagi kehidupan manusia, (b) alat pemuas kebutuhan manusia
23
24
Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, h.79-104
P3EI, Ekonomi Islam, h. 54
27
seimbang dengan tingkat kualitas manusia agar ia mampu meningkatkan
kecerdasan dan kemampuan teknologinya guna menggali sumber-sumber
yang masih terpendam, (c) dalam pengaturan distribusi dan sirkulasi barang
dan jasa, nilai-nilai moral harus diterapkan, (d) pemerataan pendapatan
dilakukan dengan mengingat sumber kekayaan seseorang yang diperoleh
dari usaha halal, maka zakat sebagai sarana distribusi pendapatan
merupakan sarana yang ampuh.25
Secara umum tujuan ekonomi dalam Islam adalah untuk menciptakan
al-falah atau kemenangan, keselamatan dan kebahagian dunia dan akhirat.
Untuk mencapai hal demikian maka manusia harus bekerja keras mencari
rezeki dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya baik yang
bersifat materi maupun non material (rohaniah), serta berbuat baik dengan
harta yang dimilikinya dengan memperhatikan nilai-nilai dan norma-norma
ajaran Islam, berupa pelaksanaan perintahnya dan menjauhkan larangannya
agar tercipta kemashlahatan yang sesungguhnya baik untuk dirinya sendiri
dan orang lain.26
B.
Bisnis Dalam Islam
1.
Pengertian Bisnis Islami
Asal kata “bisnis” berasal dari bahasa Inggris “business” yang berarti
: perusahaan, urusan atau usaha. Bisnis dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan usaha individu yang terorganisir untuk menghasilkan dan menjual
25
Halide, Majalah, Mimbar Ummi, 1982, hlm 15
Anwar Abbas, Dasar-Dasar Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: Fakultas Syariah Dan Hukum,
Uin Syahid, 2009, h. 14
26
28
barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Pendapat lain menyatakan bahwa bisnis adalah sejumlah total usaha
yang meliputi pertanian, produksi, konstruksi, distribusi, transportasi,
komunikasi, usaha jasa yang bergerak dalam bidang membuat dan
memasarkan barang dan jasa konsumen.27
Dalam kaitannya dengan bisnis sebenarnya manusia telah banyak
dianugrahi berbagai macam fasilitas untuk mendapatkan rezeki diantaranya
yaitu bumi, dengan segala isinya, semua itu di instruksikan untuk dikelola
dan dikembangkan dalam upaya peningkatan kehidupan manusia Namun
semua itu harus melalui kode etik halalan-thayyiban mulai dari cara
memperolehnya sampai kepada pendayagunaannya, sebagaimana diungkap
oleh Allah dalam surat An-Nisa (4) : 29 Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan
janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.
Dengan demikian, maka bisnis menurut Islam dapat diartikan
serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi
jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya,
27
Buchari Alma, Pengantar Bisnis, Bandung : Alfabeta, 1998, h.21
29
namun dibatasi dalam cara dan perolehan dan pendayagunaan hartanya
(aturan halal dan haram).
Dengan kendali syari’at, bisnis bertujuan untuk mencapai empat hal
yakni target hasil (profit materi dan benerfit non materi), pertumbuhan
artinya terus meningkat, keberlangsungan dalam kurun waktu selama
mungkin dan keberkahan keridhaan Allah SWT28
2.
Teori Produksi Dalam Ekonomi Islami
Menurut
para
ahli
ekonom,
produksi
didefinisikan
sebagai
“menciptakan kekayaan melalui eksploitasi manusia terhadap sumbersumber kekayaan”.29
TINJAUAN EKONOMI ISLAM TERHADAP
USAHA BISNIS BUSANA MUSLIM
(Studi Pada CV. Azka Syahrani Collection)
Skripsi
Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (Se.Sy)
Oleh
Ly Fairuzah Aisyah
Nim: 106046101650
KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH
PROGRAM STUDY MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM )
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 M/ 2011 H
TINJAUAN SISTEM EKONOMI ISLAM
TERHADAP USAHA BISNIS BUSANA MUSLIM
(Studi Pada CV. Azka Syahrani Collection)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
LY FAIRUZAH AISYAH
NIM: 106046101650
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd
NIP. 195607121981031003
Sri Hidayati, M. Ag
NIP.197102151997032002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM )
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “TINJAUAN SISTEM EKONOMI ISLAM TERHADAP
USAHA BISNIS BUSANA MUSLIM (STUDI PADA AZKASYAH COLLECTION)”
telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 September 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program
Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 21 September 2011
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,
Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM.
NIP: 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah
1. Ketua
: Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH.,
MA., MM
NIP. 197107011998032002
2. Sekretaris
: Mu’min Rauf, S.Ag., M.A.
NIP. 150281979
3. Pembimbing I
: Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd
NIP. 195607121981031003
4. Pembimbing II
: Sri Hidayati, M. Ag
NIP: 197102151997032002
5. Penguji I
: Dr. Mamat S.Burhanuddin, MA.
NIP: 197006051998031005
6. Penguji II
: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag.
NIP:
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Ciputat, 23 Syawal 1432 H
21 September 2011 M
LY FAIRUZAH AISYAH
KATA PENGANTAR
Tak ada kata yang tepat yang dapat diuntaikan Penulis, selain
mengucapkan “Alhamdulillah”, Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan cahaya ilmu-Nya. Atas berkat Rahmatnya pulalah, Penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Dialah sang Motivator sejati yang selalu mendorong
Penulis untuk terus berusaha menuntaskan kewajiban dan tanggung jawab mulia
ini. Serta shalawat dan salam semoga selalu tercurah ke hadirat Rasul pembawa
cahaya, Muhammad SAW. Di balik terselesaikannya skripsi dengan judul
“Tinjauan Sistem Ekonomi Islam Terhadap Usaha Bisnis Busana Muslim
(Studi Pada Azkasyah Collection)”, maka penulis ingin mengucapkan terima
kasih terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., Selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu DR. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH,
Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd dan Sri Hidayati, M. Ag, Dosen
Pembimbing I dan II atas segenap waktu, dan pengarahan dalam membimbing
penulis hingga akhir penulisan skripsi ini.
vi
4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu yang telah
didapat oleh penulis dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
5. Kepada Ibu Hj. Leony Anwar, Bpk. Hilman Istijadi dan segenap karyawan
terima kasih atas jasa-jasa dan waktu luang yang telah diberikan kepada
Penulis untuk dapat memperoleh data, semoga bisnis yang ibu jalankan dapat
berkembang, success selalu dan mendapatkan barakah dari Allah swt.
6. Ayahanda tercinta Hasan Luthfy At-Tamimy, M. Ag, dan Ibunda tersayang
Haimah Tus’Sadiah, karena doa, kesabaran, kasih sayang dan motivasi yang
diberikan kepada penulis, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini hingga
akhir.
7. Teruntuk kakakku yang sangat penulis cintai, yaitu K’ Abdi Al-Motivator,
terima kasih atas dukungannya baik moril maupun materil. Adik-adikku yang
mewarnai duniaku, Fanny Yati El-Mawaddah dan Tamim Falaky Dhuha,
terima kasih atas dukungannya yang diberikan kepada penulis selama
penyelesaian skripsi ini.
8. Sahabat-sahabatku di kampus UIN Juli, Neneng, Liana, Iim, Mimi, Mumu,
Azhar, Uqoh, Inayah, Rizal, Irwan, Irfan, Lina, Nova, Nilna, Nadia, Nailus,
Lia, Murni, Roni, Wiwi, Saman, Jazuli, Sukron, Lilis, Dini, Mujib, Defri, M.
Ismail, Ismail yang selama 4 tahun bersama menjalani studi.
9. Seluruh sahabat-sahabat KKN ku, Ali, Ajid, Amri, Naldy, Iqbal, Zahrah, Jumi,
Rian, Yoga, Salim dan Rosi, terima kasih banyak atas jasa kalian dalam
vii
menjalani segala aktivitas selama sebulan untuk sama-sama mendapatkan
nilai.
10. Teman-teman di Program Studi Muamalat Perbankan Syariah angkatan 2006,
yang telah menemani penulis selama menimba ilmu di perkuliahan.
11. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi
ini baik moril maupun materil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Jazakumullahu Khairul Jaza.
Ciputat, 23 Syawal 1432 H
21 September
2011 M
LY FAIRUZAH AISYAH
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................
vi
DAFTAR ISI .....................................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................
1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ..........................................................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................
6
D. Review Studi Terdahulu .....................................................................
7
E. Metode Penelitian ...............................................................................
8
F. Subjek Penelitian ................................................................................
10
G. Sistematika Penelitian ........................................................................
11
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Sistem, Nilai dan Tujuan Ekonomi Islam ..........................................
13
1. Pengertian antara Ilmu Ekonomi dengan Sistem Ekonomi ..........
13
2. Nilai-Nilai Dasar Ekonomi Islam ................................................
15
3. Nilai-Nilai Instrumen Ekonomi Islam .........................................
19
4. Tujuan Ekonomi Islam ................................................................
26
B. Bisnis Dalam Islam ............................................................................
27
1. Pengertian Bisnis Islami ..............................................................
27
2. Teori Produksi Dalam Islam .......................................................
29
3. Teori Distribusi Dalam perspektif Islam .....................................
32
4. Manajemen Keuangan Islam .......................................................
34
ix
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Deskripsi Perusahaan CV. AzkaSyah (Azka Syahrani) Collection ..
38
B. Sejarah Pendirian dan Perkembangan ................................................
39
C. Visi, Misi dan Tujuan .........................................................................
41
D. Program-Program Perusahaan ............................................................
42
F. Jenis-Jenis Produk ...............................................................................
44
G. Pangsa Pasar .......................................................................................
45
H. Prestasi yang telah diraih ....................................................................
45
I. Pameran-Pameran yang diselenggarakan ............................................
46
J. Aspek Teknis Produksi ........................................................................
46
K. Sistem Distribusi ................................................................................
48
L. Aspek Keuangan .................................................................................
50
BAB IV ANALISA USAHA BISNIS BERDASARKAN TINJAUAN SISTEM
EKONOMI ISLAM
A. Analisis Mengenai Proses Produksi Berdasarkan Sistem Ekonomi Islam
.................................................................................................................
53
B. Analisis Distribusi Berdasarkan Sistem Ekonomi Islam ........................
65
C. Analisis Manajemen Keuangan Berdasarkan Sistem Ekonomi Islam ....
69
BAB V PENUTUP
Kesimpulan..............................................................................................
72
Saran-saran ..............................................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA
75
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah SWT kemuka
bumi untuk menjadi rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam), Islam
tidak hanya sekedar mengatur masalah ibadah seseorang hamba kepada
Tuhan-Nya, tetapi juga mampu menjawab berbagai macam bentuk tantangan
pada setiap zaman, termasuk dalam persoalan ekonomi, yang dikenal pada
saat ini dengan istilah Ekonomi Islam.
Kemunculan ekonomi Islam dipandang sebagai sebuah gerakan baru yang
disertai dengan misi dekonstrutif atas kegagalan sistem ekonomi dunia
dominan selama ini.1
Ekonomi Islam diikat oleh seperangkat nilai iman, akhlak dan moral etik
bagi setiap aktivitas ekonominya baik dalam posisinya sebagai konsumen,
produsen, distributor dan lain-lain dalam melakukan usahanya serta
menciptakan hartanya.2
Aktivitas perdagangan merupakan salah satu dari aspek kehidupan yang
bersifat horizontal (hablum minannas), yang juga mendapatkan penekanan
khusus dalam ekonomi Islam, karena keterkaitannya secara langsung dengan
sektor rill, sistem ekonomi Islam memang lebih mengutamakan sektor riil
1
2
Muhammad, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 1
Ibid, h. 2
1
2
dibandingkan dengan sektor moneter, dan transaksi jual beli memastikan
keterkaitan kedua sektor tersebut.3
Dalam sistem ekonomi Islam yang menekankan pada sektor riil seperti ini,
pertumbuhan
bukanlah
merupakan
ukuran
utama
dalam
melihat
perkembangan ekonomi yang terjadi, tetapi lebih pada aspek pemerataan dan
pengurangan jumlah kemiskinan, kondisi seperti ini lebih memungkinkan
dengan pengembangan setor riil yang dapat menyerap tenaga kerja.
Kemudian melalui pemerataan, kekayaan suatu negara tidak akan
terkonsentrasi atau dikuasai oleh sekelompok orang tertentu, tetapi
terdisribusikan secara lebih merata pada anggota masyarakat yang lebih luas.4
Dalam aktivitas perdagangan atau dikenal dalam istilah berbisnis pada era
modern ini, mencari keuntungan merupakan tujuan utamanya, serta praktikpraktik haram, kerap kali dilakukan untuk mendapatkan tujuan tersebut,
seperti mengurangi timbangan, penjualan dua kali lipat dari harga aslinya
yang jatuhnya adalah riba.
Tujuan dan semua praktik-praktik tersebut dalam ekonomi Islam adalah
suatu hal yang dilarang. ekonomi Islam memandang mencari keuntungan
adalah suatu hal yang fitrah, yang dapat menimbulkan semangat berinovasi,
dan bersaing. Perhatian utama ekonomi Islam adalah upaya bagaimana
manusia meningkatkan kesejahtraan materialnya yang sekaligus akan
meningkatkan kesejahtraan spiritualnya, karena aspek spiritual harus hadir
3
4
Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 8
Ibid, h. 9
3
bersamaan dengan target material, maka diperlukan sarana penopang utama,
yaitu moralitas pelaku ekonomi.
Perjanjian perdagangan pasar bebas antara enam negara anggota ASEAN
(Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Brunei Darussalam)
dengan Cina, yang disebut dengan ASEAN-China Free Trade Agreement
(ACFTA) membawa pro dan kontra bagi pendapat kalangan pelaku bisnis.
Bagi golongan pro, imbas perdagangan China ke Indonesia hanya sebesar
20% saja, sedangkan keuntungan yang diharapkan lebih dari itu, Indonesia
dapat dengan leluasa memasuki perdagangan ke negara China. Namun untuk
golongan yang kontra bahwa keberadaan perjanjian perdagangan pasar bebas
dengan negara China dapat berdampak negative. Produksi China sebelum
adanya perjanjian ini, mengalir seperti seperti air bah. Apalagi dengan
keadaaan negara Indonesia yang dianggap sebagai negara berkembang, tidak
seperti China yang perindustriannya sudah maju, maka Indonesia dianggap
kalah bersaing.5
Salah satu pelaku bisnis baju busana muslim di Indonesia mengatakan,
bahwa industri yang belum terlalu bersaingan dan pangsa pasarnya cukup
dianggap baik dan maju di negara Indonesia adalah bisnis baju busana
muslim, persaingan pasar global tidak terlalu berdampak besar terhadap
bisnis ini.6 maka dari hal tersebutlah industri ini harus perlu diperhatikan.
5
Kompas, “Acfta – Pasar Bebas 2010: “Bunuh Diri Ekonomi Indonesia”, artikel diakses pada 12
Januari 2010 dari http://hizbut-tahrir.or.id/2010/01/12/acfta-pasar-bebas-2010-bunuh-diri-ekonomiIndonesia/.
6
Wawancara dengan BapakTeguh, (Salah satu pendistributor bisnis busana muslim), Jakarta, 25
Juli 2010.
4
Dan melihat kaum mayoritas di Indonesia yang sebagian besar beragama
Islam, maka dipastikan pangsa pasar bisnis busana muslim akan semakin baik
kedepannya. Namun apakah bisnis ini sesuai dengan anjuran Islam yaitu
sebagai busana penutup aurat bagi umat Islam?, maka ekonomi yang
dijalankannyapun tidak bertentangan dengan ekonomi Islam, seperti riba,
mengambil hak orang lain, penipuan dan sebagainya. Karena banyak diera
modern ini bisnis-bisnis yang dilakukan hanya sekedar memperkaya
individualismenya sendiri, seperti aliran ekonomi yang dipergunakan oleh
kaum kapitalisme, yang menganut asas laissez fair, hak kepemilikan
perorangan adalah absolute tanpa batas, terjaminnya kebebasan memasuki
segala macam kegiatan ekonomi dan transaksi menurut persaingan bebas dan
norma-norma individual ditarik dari individulisme dan utilitarisme, dimana
setiap komoditi itu dianggap baik secara moral dan ekonomi sepanjang itu
dapat dijual.7
Begitu juga banyak diantaranya usaha bisnis yang tidak mengedepankan
keadilan, yaitu aliran ekonomi sosialisme/marxisme, hak milik yang hanya
untuk kaum proletar (kaum buruh) yang diwakili oleh kepemimpinan
diktator, distribusi faktor-faktor produksi dan apa yang harus diproduksi
ditetapkan oleh negara, bagaimana dan untuk siapa produksi yang diatur
secara pusat pula, pendapat kolektif dan distribusi yang kolektif adalah norma
7
Ahmad M. Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta Pusat : Media Da’wah dan
LIPPM), h. 42
5
utama, sedangkan hubungan-hubungan ekonomi dalam transaksi secara
perorangan sangat dibatasi.8
CV. AzkaSyah Collection adalah salah satu usaha bisnis busana muslim,
yang dijalankan oleh seorang eunterpreuner bernama Hj.Leony, mendapatkan
penghargaan sebagai Young Entrepreneur Award 2009, versi harian bisnis
Indonesia, karena pembinaan terhadap segmen tenaga kerja yang melibatkan
ibu-ibu rumah tangga dan remaja putus sekolah, sebanyak 540 orang
karyawan dan 91%nya adalah wanita.9
Selain membina secara teknik dan manajemen, inovasi melebar ke
pembinaan sosial. dengan mengembangkan sisi bisnis, usaha inipun
mengelola Corporate Social Responsibility (CSR). Programnya meliputi
berbagai bantuan untuk lingkungan sekitar yaitu menyantuni dhuafa, yatim,
jompo, perbaikan infrastruktur, membina UKM informal, dan mencarikan
beasiswa. 10
Dari gambaran diatas, maka penulis berkeinginan melakukan penelitian
yang berkaitan dengan bisnis busana muslim yang tidak terlalu besar
pengaruhnya terhadap persaingan pasar global yang memungkinkan
pertumbuhan dan pemasaran bisnis di Indonesia begitu banyak diminati.
Apakah pengelolaan bisnis ini selaras dengan Ekonomi Islam?
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
8
Ibid, h. 42
Rosita, “Leony Agus Setiawati dan Keluarga, Syiar Islam Lewat Sulam Tangan”, http://ummionline.com/artikel-46-leony-agus-setiawati-dan-keluarga-syiar-Islam-lewat-sulam-tangan.html
10
Rosita, “Leony Agus Setiawati dan Keluarga, Syiar Islam Lewat Sulam Tangan”, http://ummionline.com/artikel-46-leony-agus-setiawati-dan-keluarga-syiar-Islam-lewat-sulam-tangan.html
9
6
Untuk lebih memfokuskan dalam menyusun skripsi ini, Penulis
membatasi persoalan masalah yang dimunculkan mencangkup :
a. Aspek umum mengenai proses usaha produksi, distribusi serta
manajemen keuangan di CV. Azkasyah Collection.
b. Aplikasi atau pelaksanaan dilapangan yang digunakan CV.
Azkasyah Collection dalam menjalankan usaha bisnisnya.
c. Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Usaha Bisnis Busana Muslim
pada CV. Azkasyah Collection
2. Perumusan Masalah .
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep Ekonomi Islam terhadap proses produksi pada
usaha bisnis busana muslim CV. AzkaSyah Collection?
2. Bagaimana konsep Ekonomi Islam terhadap sistem pendistribusian
pada usaha bisnis busana muslim CV. AzkaSyah Collection?
3. Bagaimana mekanisme pengelolaan sistem manajemen keuangan di
CV. AzkaSyah Collection ditinjau dari sistem Ekonomi Islam?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui konsep Ekonomi Islam terhadap proses
produksi di CV. AzkaSyah Collection?
7
b. Untuk mengetahui bagaimana konsep Ekonomi Islam terhadap
sistem pendistribusian pada usaha bisnis busana muslim CV.
AzkaSyah Collection?
c. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pengelolaan sistem
manajemen keuangan di CV. AzkaSyah Collection ditinjau dari
Sistem Ekonomi Islam?
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti untuk menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai Tinjauan Sistem Ekonomi Islam dalam usaha bisnis
busana muslim.
b. Bagi
institusi
sebagai
bahan pertimbangan
dalam rangka
memperbaiki dan penyempurnaan sistem yang telah dilakukan.
c. Bagi Perpustakaan diharapkan dipergunakakan untuk memperkaya
koleksi dalam ruang lingkup karya-karya penulisan lapangan.
d. Bagi masyarakat memberikan informasi tentang usaha bisnis
busana muslim sebagai alternatif pilihan yang diharapkan dapat
membantu perekonomian mereka.
D. Review Studi Terdahulu
1. Siti Romlah, Sistem Penggajian Karyawan Pt. Hitachi Contruction
Machinery Indonesia (Hcmi) Kota Bekasi Dalam Perspektif Ekonomi
Islam, Mahasiswa Fakultas Syariah Dan Hukum, Tahun 2006
8
Membahas mengenai masalah sistem penggajian karyawan di PT.
Hitachi Contruction Machinery Indonesia (Hcmi) Kota Bekasi dengan
melihat dari sudut Ekonomi Syariah.
2. Muchamad Mujahidin, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Etika
Bisnis Pada Home Industri Roti Goreng Medan di Karet Kuningan
Jakarta Selatan, Fakultas Syariah dan Hukum, Tahun 2007.
Skripsi ini lebih membahas masalah konsep etika bisnis dalam hukum
syariah pada usaha roti goreng,
3. Eka Pratama, Strategi Pemasaran CV. Pasir Gumapak Raya Ditinjau
Dari Perspektif Islam, Fakultas Syariah Dan Hukum, Tahun 2007.
Skripsi ini membahas masalah analisis terhadap pelaksanaan
pemasaran CV. Pasir gumapak raya ditinjau dari persfektif syariah.
4. Devi Puspa Pita Sari, Analisis Biaya Pada Penetapan Harga
Produksi CV. Alike Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Fakultas Syariah
Dan Hukum, Tahun 2007, skripsi ini membahas masalah analisis biaya
produksi yang ditinjau dalam perspektif ekonomi syariah.
Perbedaan dengan masalah yang penulis angkat adalah bahwa
penulis meneliti mengenai sistem produksi, distribusi dan manajemen
keuangan dari usaha busana muslim CV. AzkaSyah Collection dengan
melihat apakah penerapan sistem Ekonomi Islam terdapat pada usaha
bisnis busana muslim di CV. AzkaSyah Collection tersebut.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan
9
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yaitu
penelitian
yang
menggambarkan
data
dan
informasi
dilapangan
berdasarkan fakta yang diperoleh dilapangan secara mendalam.11
Dalam metode ini penelitian yang dimaksudkan untuk membuat
pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi/kejadian-kejadian.12
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan empiris, yaitu subjek
kajian dengan melakukan pengamatan langsung kelapangan.13
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua
bagian, yaitu sebagai berikut:
a. Wawancara, merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi.
Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh informasi data yang
valid dan akurat dari pihak-pihak yang dijadikan sebagai informasi.
Dalam wawancara ini menggunakan alat wawancara interview
guide (panduan wawancara).
b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan berarti melakukan penelusuran kepustakaan dan
menelaahnya. Sumber berupa buku, majalah, Koran, internet, dan
lain-lain, selain itu juga berupa dokumen dari CV. AzkaSyah
Collection
3. Teknik Pengelolaan Data
11
Suharmi Arikunto, Managemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), Cet Kedua, h. 309
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2004), Cet Keenam
Belas, h. 76
12
10
Dalam
pengolahan
data
yang
telah
diperoleh,
penulis
mengklasifikasikan data tersebut, kemudian melengkapinya dengan
interpretasi-interpretasi, dengan menggunakan metode analisa data
sebagai berikut.
Metode induktif, yaitu suatu cara menganalisa data yang bertitik
tolak dari data yang bersifat khusus, kemudian ditarik atau diambil
kesimpulan yang bersifat umum. Metode deduktif, yaitu suatu logika
yang beritik tolak dari pengetahuan yang bersifat umum, kemudian
dijadikan titik tolak dalam menilai suatu fakta yang bersifat khusus.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif analitis yaitu
sebuah studi untuk menemukan fakta dan interpretasi yang tepat dan
menganalisis lebih dalam tentang hubungan-hubungannya.
F. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini bersumber dari beberapa data, yaitu: data
primer, wawancara langsung kepada pengelola operasional usaha bisnis
busana muslim CV. AzkaSyah Collection dan beberapa pihak yang
berkompeten dalam penelitian ini, data primer ini juga bersumber dari jurnal.
Data sekunder, sumber data pendukung dan pelengkap data penelitian
berupa buku, majalah, jurnal tentang hal-hal yang berkaitan dengan tema
skripsi ini, dan lain-lain.
Dalam penelitian ini Penulis berpedoman kepada buku “pedoman
penulisan skripsi Universitas Syariah Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
11
Jakarta Fakultas Syariah Dan Hukum” Tahun 2007 yang diterbitkan oleh
Jakarta Press.
G. Sistematika Penulisan
Penulis mengklasifikasikan skripsi ini kedalam beberapa bab dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : Menyajikan Pendahuluan, yang memaparkan latar belakang,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review
studi terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Pengertian antara ilmu dan sistem ekonomi Islam, nilai-nilai
dasar ekonomi Islam, nilai-nilai istrumental ekonomi Islam, tujuan ekonomi
Islam, pengertian bisnis Islami, teori produksi dalam Islam, teori distribusi
dalam persfektif Islam, manajemen keuangan Islam.
BAB III : Gambaran umum, pada bab ini membahas tentang sejarah
singkat usaha bisnis busana muslim CV. Azka Syahrani Collection, kegiatan
dan jenis produk, visi, misi dan tujuan pendirian, struktur organisasi dan tata
kerja, jumlah agen/network, prestasi serta analisa data tentang pemberian data
dari perusahaan.
BAB IV : Mengenai Tinjauan Sistem Ekonomi Islam Terhadap Usaha
Bisnis Busana Muslim (Studi Kasus Pada CV. Azka Syahrani Collection),
dilihat dari sistem produksi, sistem pendistribusian, dan sistem manajemen
keuangan. pada usaha bisnis busana muslim yang dilakukan oleh CV. Azka
Syahrani Collection
12
BAB V : Penutup, terdiri atas kesimpulan yang berisi jawaban dari
perumusan masalah dan beberapa sasaran dari penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
Sistem, Nilai dan Tujuan Ekonomi Islam
1.
Pengertian antara Ilmu Ekonomi dengan Sistem Ekonomi Islam
Secara etimologi kata ekonomi berasal dari bahasa oikononemia (Greek
atau Yunani), terdiri dari dua kata : oicos yang berarti rumah dan nomos
yang
berarti
aturan.
Jadi
ekonomi
ialah
aturan-aturan
untuk
menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia dalam rumah tangga, baik
rumah tangga rakyat (volkshuishouding), maupun rumah tangga negara
(staathuishouding), yang dalam bahasa inggris disebutnya sebagai
economics.1
Sedangkan pengertian ekonomi Islam menurut istilah (terminologi)
terdapat pengertian menurut beberapa ahli ekonomi Islam sebagai berikut :
a. Yusuf Qardhawi memberikan pengertian ekonomi Islam adalah ekonomi
yang berdasarkan ketuhanan. Sistem ini bertitik tolak dari Allah,
bertujuan akhir kepada Allah, dan menggunakan sarana yang tidak lepas
dari syari’at Allah.2
1
Abdullah Zaky Al-Kaaf, Ekonomi dalam Perspektif Islam, (Bandung, PT. Pustaka Setia
Pertama Maret 2002), Cet. Ke-1, h.18.
2
Surya Pos, “Pengertian Ekonomi Islam”, Artikel di akses pada tanggal 29 Mei 2011 dari
http://www.suryapost.com/2010/12/pengertian-ekonomi-islam.html
13
14
b. M. Syauqi Al-Faujani memberikan pengertian ekonomi Islam dengan
segala aktivitas perekonomian beserta aturan-aturannya yang didasarkan
kepada pokok-pokok ajaran Islam tentang ekonomi.3
c. Monzer Kahf memberikan pengertian ekonomi Islam dengan kajian
tentang proses dan penangguhan kegiatan manusia yang berkaitan
dengan produksi, distribusi dan konsumsi dalam masyarakat muslim.4
Masih banyak lagi para ahli yang memberikan definisi tentang apa itu
ekonomi Islam. Sehingga ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai suatu
prilaku individu muslim dalam setiap aktivitas ekonomi syariahnya harus
sesuai dengan tuntunan syariat Islam dalam rangka mewujudkan dan
menjaga maqashid syariah (agama, jiwa, akal, nasab, dan harta).5
Islam membedakan antara ilmu ekonomi dan sistem ekonomi. Dalam
definisi umum, sistem merupakan keseluruhan yang kompleks, yakni suatu
susunan hal atau bagian yang saling berhubungan, sedangkan ilmu adalah
pengetahuan yang dirumuskan secara sistematis. Jadi sistem dapat
didefinisikan sebagai setiap peraturan yang lahir dari pandangan dunia atau
akidah tertentu yang berfungsi untuk memecahkan dan mengatasi problema
hidup manusia, menjelaskan bagaimana cara pemecahan, memelihara serta
mengembangkannya.6
3
Ibid
Ibid
5
Manajemen Dakwah, “Pengertian Ekonomi Islam” Artikel diakses pada tanggal 29 Mei 2011
dari http://md-uin.blogspot.com/2009/07/pengertian-ekonomi-islam.html
6
M. Ismail Yusanto Dan M. Arif Yunus, Pengantar Ekonomi Islam, (Bogor : Al-Azhar Press,
2009), Cet 1, hal 13.
4
15
Kesimpulan perbedaan antara ilmu ekonomi dan sistem ekonomi
muncul karena ada dua fakta berbeda, yaitu :
1)
Dalam pemenuhan urusan masyarakat dari segi pemenuhan harta
kekayaan (barang dan jasa) melalui teknik produksi.
2)
Dalam pengaturan urusan masyarakat dari segi cara memperoleh,
memanfaatkan, dan mendistribusikan kekayaan.
Pembahasan pertama lebih banyak berkaitan dengan kegiatan teknik
memperbanyak jumlah barang dan jasa serta bagaimana cara menjaga
pengadaannya (produksi), pembahasan ini lebih tepat dikatagorikan dalam
ilmu ekonomi. Pembahasan kedua sama sekali tidak dipengaruhi oleh
banyak dan sedikitnya kekayaan, tetapi hanya berhubungan dengan tatakerja
(mekanisme) pendistribusiannya. Dan ini lebih tepat dikatagorikan sistem
ekonomi.7
Dengan demikian, sistem ekonomi merupakan bagian dari sistem
penataan kehidupan masyarakat yang terkait dengan cara pandang atau
ideologi tertentu. Berbeda dengan ilmu ekonomi bersifat universal, tidak
terkait dengan ideology tertentu.8
2.
Nilai-Nilai Dasar Ekonomi Islam
Nilai-nilai dasar ekonomi Islam adalah seperangkat nilai yang telah
diyakini dengan segenap keimanan, dimana ia akan menjadi landasan
paradigma ekonomi Islam. Nilai-nilai dasar ini baik nilai filosofis,
instrumental maupun institusional didasarkan atas Al-Qur’an dan Hadist
7
8
Ibid, h. 13-14
Ibid, h.14
16
yang merupakan dua sumber normative tertinggi dalam agama Islam. Inilah
hal utama yang membedakan ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional,
yaitu ditempatkannya sumber ajaran agama sebagai sumber utama ilmu
ekonomi. Tentu saja, Al-Qur’an dan Hadist bukanlah merupakan suatu
sumber yang secara instan menjadi ilmu pengetahuan. Untuk mengubah
nilai dan etika Islam menjadi suatu peralatan operasional yang berupa
analisis ilmiah, maka suatu filsafat etika harus disusutkan (diperas) menjadi
sekumpulan aksioma yang kemudian dapat berlaku sebagai suatu titik mula
pembuat kesimpulan logis mengenai kaidah-kaidah sosial dan perilaku
ekonomi yang Islami, inilah yang dimaksud dengan nilai dasar ekonomi
Islam dalam pembahasan ini, yang sesungguhnya merupakan derivatif dari
ajaran Islam dalam bentuk yang lebih fokus.
Menurut Ahmad Saefuddin, ada beberapa nilai yang menjadi sumber
dari dasar sistem ekonomi Islam, antara lain:
a.
Kepemilikan
Nilai dasar pemilikan dalam sistem Ekonomi Islam
1.
Pemilikan terletak pada kepemilikan pemanfaatannya dan bukan
menguasai secara mutlak terhadap sumber-sumber ekonomi.
2.
Pemilikan terbatas pada sepanjang umurnya selama hidup di dunia,
dan bila orang itu mati, harus didistribusikan kepada ahli warisnya
menurut ketentuan Islam.
17
3.
Pemilikan perorangan tidak dibolehkan terhadap sumber-sumber
yang menyangkut kepentingan umum atau menjadi hajat hidup
orang banyak.9
b.
Keseimbangan
Merupakan nilai dasar yang pengaruhnya terlihat pada berbagai aspek
tingkah laku ekonomi muslim, misal kesederhanaan (moderation), berhemat
(parsimony), dan menjauhi pemborosan (extravagance).
Konsep nilai kesederhanaan berlaku dalam tingkah laku ekonomi,
terutama dalam menjauhi konsumerisme, dan menjauhi pemborosan berlaku
tidak hanya untuk pembelanjaan yang diharamkan saja, tetapi juga
pembelanjaan dan sedekah yang berlebihan.
QS. Al-Furqon: (25): 67
Artinya : “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta),
mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah
(pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian”
Nilai dasar keseimbangan ini selain mengutamakan kepentingan dunia
dan kepentingan akhirat, juga mengutamakan kepentingan perorangan dan
kepentingan umum, dengan dipeliharanya keseimbangan antara hak dan
kewajiban.10
c.
Keadilan
9
Ahmad M. Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta Pusat : Media Da’wah
dan LIPPM), h. 43-49
10
Zainuddin Ali, Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet. 2, h. 5
18
Secara garis besar keadilan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan
dimana terdapat kesamaan perlakuan di mata hukum, kesamaan hak
kompensasi, hak hidup secara layak, dan hak menikmati pembangunan.11
Berdasarkan muatan kata adil yang ada dalam Al-Qur’an.
1.
Keadilan berarti kebebasan yang bersyarat akhlak Islam.
QS Al-Hasyr (59) : 7
Artinya : “Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah
kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari
penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul,
kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orangorang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar
di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang
diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang
dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”
2.
Keadilan harus ditetapkan disemua fase kegiatan ekonomi, baik
kaitannya dengan produksi maupun konsumsi, yaitu dengan
aransemen efisiensi dan memberantas keborosan ke dalam
keadilan distribusi ialah penilaian yang tepat terhadap faktorfaktor produksi dan kebijaksanaan harga hasilnya sesuai dengan
takaran yang wajar dan ukuran yang tepat atau kadar
sebenarnya.
11
P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 59
19
QS Ar-Rahman (55) : 9
Artinya : “Dan Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan
janganlah kamu mengurangi neraca itu”
3.
Keadilan berarti kebijaksanaan mengalokasikan sejumlah hasil
tertentu dari kegiatan ekonomi bagi mereka yang tidak mampu
memasuki pasar atau tidak sanggup membelinya menurut
kekuatan pasar, yaitu kebijaksanaan melalui zakat, infaq dan
shodaqoh.12
QS Asy-Syu’araa (26) : 182-183
Artinya : “Dan timbanglah dengan timbangan yang lurus, dan
janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan
janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat
kerusakan;
Dengan demikian yang dimaksud dengan adl’ didefinisikan sebagai
“tidak menzalimi dan tidak dizalimi” implikasi dari ekonomi dari nilai ini
adalah bahwa pelaku ekonomi tidak dibolehkan untuk mengejar keuntungan
pribadi bila hal itu merugikan orang lain atau merusak alam.13
1.
Nilai-Nilai Instrumental Ekonomi Islam
12
Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Islami Sistem Ekonomi Islam, h. 59-65
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007),
Ed. Ketiga, h, 35
13
20
Ada lima nilai instrumental yang sangat mempengaruhi pada tingkah
laku ekonomi manusia dan masyarakat serta pembangunan ekonomi
umumnya, sebagai berikut :
a.
Zakat
Zakat adalah kewajiban financial dari harta kekayaan menurut
ketentuan Islam, yang didistribusikan kepada delapan kelompok
sasaran, yaitu :
QS At-Taubah (9) : 60
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orangorang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka
yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana”
Menurut Qardhawi (1997: 416), zakat memainkan peranan
penting dan signifikan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan, dan
berpengaruh besar pada konsumsi umat.14
Pengaruh dari zakat pada aspek sosial ekonomi memberikan
dampak
14
terciptanya
keamanan
masyarakat
dan
menghilangan
Qardhawi sebagaimana dikutip oleh Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam,
(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2004/2005), Cet. 1, h. 90-91
21
pertentangan kelas yang diakibatkan oleh ketajaman perbedaan
pendapatan. Pelaksanaan zakat oleh Negara menunjang terbentuknya
keadaan ekonomi, yakni peningkatan produktivitas yang dibarengi
dengan pemerataan pendapatan serta peningkatan lapangan kerja bagi
masyarakat serta dapat menciptakan redistribusi yang merata,
disamping dapat pula membantu mengekang laju inflasi serta
terciptanya keseimbangan tata ekonomi yang diinginkan.15
b. Pelarangan Riba
Pelarangan riba dalam Islam pada hakikatnya berarti penolakan
terhadap resiko financial tambahan yang ditetapkan dalam transaksi
uang atau modal maupun jual beli yang dibebankan kepada satu pihak
saja sedangkan pihak lainnya dijamin keuntungannya. Bunga
pinjaman uang, modal dan barang dalam segala bentuk dan
macamnya, baik untuk tujuan produktif atau konsumtif dengan tingkat
bunga tinggi atau rendah, dan dalam jangka waktu panjang maupun
pendek, adalah termasuk riba.16
QS Al-Baqarah (2): 275
15
Muhammad A. Mannan, Ekonomi Islam Ekonomi Teori dan Praktek, (Yogyakarta: PT.
Dana Bhakti Wakaf, 1995).
16
Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, h. 70
22
Artinya : “Orang-orang yang makan (mengambil) riba, tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata
(berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka
baginya apa yang Telah diambilnya dahulu, (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang
kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghunipenghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.
1)
Jenis-Jenis Riba
a)
Riba Qardh
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang
disyaratkan terhadap yang berutang (muqtaridh).
b)
Riba Jahiliyyah
Utang dibayar lebih dari pokoknya karena sipeminjam
tidak mampu membayar utangnya pada waktu yang
ditetapkan.
c)
Riba Fadhl
Pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran
yang berbeda, sedangkan barang yang ditukarkannya itu
termasuk jenis barang ribawi.
d)
Riba Nasi’ah
23
Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang
ribawi yang ditukarkan dengan jenis barang ribawi
lainnya, riba ini muncul karena adanya perbedaan,
perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini
dan diserahkan kemudian.17
2)
Dampak Negatif Riba
Dampak riba di tengah-tengah masyarakat tidak saja berpengaruh
dalam kehidupan ekonomi, tetapi dalam seluruh aspek kehidupan
manusia, yaitu dapat membuat proses kemiskinan struktural terjadi,
contoh paling nyata adalah utang negara-negara berkembang kepada
negara-negara maju yang terus-menerus terjadi, dengan rendahnya
tingkat peminjaman dan tingginya biaya bunga, akan menjadikan
peminjam tidak pernah keluar dari ketergantungan.18 maka hal ini
menjadikan negara-negara peminjam akan terus menjadi miskin
karena terlilitnya hutang yang tidak dapat dikembalikan. Selain itu
rakyatpun menjadi korban dari tingginya tingkat kebutuhan hidup, dan
ini dinamakan dampak inflantoir, yang diakibatkan oleh bunga
sebagai biaya uang, ini terjadi karena salah satu elemen penentuan
harga adalah suku bunga, semakin tinggi suku bunga maka, semakin
tinggi harga yang ditetapkan.19
c.
Kerjasama Ekonomi
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, (Jakarta; Gema Insani
Press, 2001), Cet. 1, hal. 41
18
Ibid, h. 67
19
Ibid, h. 67
17
24
Dalam rangka untuk mengganti transaksi bunga, ekonomi Islam
memberikan insentif memobilisasi sumber daya kedalam usaha
produktif yang diperbolehkan melalui partisipasi dan perluasan
kerjasama antar agen dan proyek-proyek ekonomi, diversifikasi efektif
produksi, investasi dan risiko yang dicapai. Dengan demikian harga
resiko dalam makna tingkat suku bunga digantikan oleh expected rate
of returns (tingkat pengembalian yang diharapkan). Pengembalian
sektor riil dibagi oleh para peserta dalam korperasi. kompetisi
Marginal antara sektor moneter dan sektor riil, antara pemilik modal
dan tenaga kerja, serta antara orang kaya dan miskin yang disebabkan
oleh prevalensi suku bunga, semuanya digantikan oleh usaha
partisipatif. Dengan cara ini, mobilisasi sumber daya melalui profit
sharing terkait langsung dengan komplementaritas antara kegiatan
ekonomi dan pelaku ekonomi.20
Dengan demikian kerja sama (Cooperative) merupakan karakter
dalam masyarakat Ekonomi Islam versus kompetisi bebas dari
masyarakat kapitalis dan kediktatoran ekonomi marxisme.21
Dokrin kerja sama dalam Ekonomi Islam seperti diatas dapat
menciptakan
kerja
produktif
sehari-hari
dari
masyarakat,
meningkatkan kesejahteraan dan mencegah kesengsaraan sosial,
mencegah penindasan ekonomi dan distribusi kekayaan yang tidak
merata, dan melindungi kepentingan ekonomi lemah.22
d. Jaminan Sosial
20
Ekonomi Islam Online, “Struktur Ekonomi Islam:Prespekif Komparasi Terhadap
Pasar, Etika dan Ekonomi”, artikel diakses pada tanggal 10 Augustus 2010, dari
http://www.ekisonline.com/index.php?option=com_content&view=article&id=59:strukturekonomi-islamprespekif-komparasi-terhadap-pasar-etika-dan-ekonomi&catid=34:ekonomimikro
21
Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, Cet. 1. h. 92
22
Ibid, h. 92
25
Komponen-komponen
nilai
instrumental
jaminan
atau
pengeluaran sosial yang Islami ialah sebagai berikut :
1)
Keuntungan dan beban adalah sebanding dengan manfaat.
Tidak ada kewajiban yang dibebankan tanpa diimbangi
dengan pemberian hak yang sehubungan dengan kewajiban
orang tersebut.
2)
Tidak ada saling membebankan kerusakan atau biaya-biaya
eksternal.
3)
Manfaat dari sumber-sumber harus dinikmati oleh semua
makhluk.
4)
Pemerintah harus menyediakan uang untuk menjamin
kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi.
5)
Pengeluaran adalah hak yang syah dari orang miskin dan
malang.
6)
Kesearahan arus pengeluaran sosial dari pihak yang kaya
kepada pihak yang miskin.
7)
Kesanggupan membayar sesuai kemampuan untuk tujuantujuan yang bermanfaat.
8)
Prioritas untuk memenuhi tujuan yang bermanfaat dan
penting bagi masyarakat.
9)
Surplus
pendapatan
perhitungan
tagihan
pengeluaran pribadi.
dan
untuk
kekayaan
sebagai
tujuan
bermanfaat
dasar
dan
26
10)
Makin besar surplus makin tinggi angka pertambahan
marginal dari pengeluaran sosial.
11)
Mengeluarkan
tenaga dan modal untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat adalah alasan hidup seorang muslim
12)
Mengorbankan jiwa dan tenaga untuk tujuan sosial sebagai
pengganti pengorbanan uang.
Seperti yang disebutkan diatas bahwa nilai instrumental jaminan
sosial dapat membuat manusia dekat kepada Allah dan karunia-Nya,
dan dapat membuat mereka bersih dan berkembang, menghilangkan
sifat tamak, sifat mementingkan diri sendiri dan hambatan-hambatan
terhadap stabilitas dan pertumbuhan sosial ekonomi.23
2.
Tujuan Ekonomi Islam
Menurut As-Shatibi tujuan utama syariat Islam adalah mencapai
kesejahteraan manusia yang terletak pada perlindungan terhadap lima kemashlahah-an, yaitu keimanan (ad-dien), ilmu (al-„ilm), kehidupan (annafs), harta (al-maal), dan kelangsungan keturunan (an-nasl).24
Mashlahah dicapai hanya jika kehidupan manusia hidup dalam
keseimbangan, diantaranya mencakup keseimbangan antara moral dan
spiritual sehingga terciptanya kesejahteraan yang hakiki.
Tujuan ekonomi Islam lainnya menggunakan pendekatan antara lain :
(a) konsumsi manusia dibatasi sampai pada tingkat yang dibutuhkan dan
bermanfaat bagi kehidupan manusia, (b) alat pemuas kebutuhan manusia
23
24
Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, h.79-104
P3EI, Ekonomi Islam, h. 54
27
seimbang dengan tingkat kualitas manusia agar ia mampu meningkatkan
kecerdasan dan kemampuan teknologinya guna menggali sumber-sumber
yang masih terpendam, (c) dalam pengaturan distribusi dan sirkulasi barang
dan jasa, nilai-nilai moral harus diterapkan, (d) pemerataan pendapatan
dilakukan dengan mengingat sumber kekayaan seseorang yang diperoleh
dari usaha halal, maka zakat sebagai sarana distribusi pendapatan
merupakan sarana yang ampuh.25
Secara umum tujuan ekonomi dalam Islam adalah untuk menciptakan
al-falah atau kemenangan, keselamatan dan kebahagian dunia dan akhirat.
Untuk mencapai hal demikian maka manusia harus bekerja keras mencari
rezeki dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya baik yang
bersifat materi maupun non material (rohaniah), serta berbuat baik dengan
harta yang dimilikinya dengan memperhatikan nilai-nilai dan norma-norma
ajaran Islam, berupa pelaksanaan perintahnya dan menjauhkan larangannya
agar tercipta kemashlahatan yang sesungguhnya baik untuk dirinya sendiri
dan orang lain.26
B.
Bisnis Dalam Islam
1.
Pengertian Bisnis Islami
Asal kata “bisnis” berasal dari bahasa Inggris “business” yang berarti
: perusahaan, urusan atau usaha. Bisnis dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan usaha individu yang terorganisir untuk menghasilkan dan menjual
25
Halide, Majalah, Mimbar Ummi, 1982, hlm 15
Anwar Abbas, Dasar-Dasar Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: Fakultas Syariah Dan Hukum,
Uin Syahid, 2009, h. 14
26
28
barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Pendapat lain menyatakan bahwa bisnis adalah sejumlah total usaha
yang meliputi pertanian, produksi, konstruksi, distribusi, transportasi,
komunikasi, usaha jasa yang bergerak dalam bidang membuat dan
memasarkan barang dan jasa konsumen.27
Dalam kaitannya dengan bisnis sebenarnya manusia telah banyak
dianugrahi berbagai macam fasilitas untuk mendapatkan rezeki diantaranya
yaitu bumi, dengan segala isinya, semua itu di instruksikan untuk dikelola
dan dikembangkan dalam upaya peningkatan kehidupan manusia Namun
semua itu harus melalui kode etik halalan-thayyiban mulai dari cara
memperolehnya sampai kepada pendayagunaannya, sebagaimana diungkap
oleh Allah dalam surat An-Nisa (4) : 29 Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan
janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.
Dengan demikian, maka bisnis menurut Islam dapat diartikan
serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi
jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya,
27
Buchari Alma, Pengantar Bisnis, Bandung : Alfabeta, 1998, h.21
29
namun dibatasi dalam cara dan perolehan dan pendayagunaan hartanya
(aturan halal dan haram).
Dengan kendali syari’at, bisnis bertujuan untuk mencapai empat hal
yakni target hasil (profit materi dan benerfit non materi), pertumbuhan
artinya terus meningkat, keberlangsungan dalam kurun waktu selama
mungkin dan keberkahan keridhaan Allah SWT28
2.
Teori Produksi Dalam Ekonomi Islami
Menurut
para
ahli
ekonom,
produksi
didefinisikan
sebagai
“menciptakan kekayaan melalui eksploitasi manusia terhadap sumbersumber kekayaan”.29