Isolasi dan Seleksi Mikroba Penghasil Gum dari Sayuran Busuk, Lendir pada Tempat Pembuatan Tahu, dan Daun

ISOLASI DAN SELEKSI MlKROBA PENGHASIL GUM DAlU
SAYURAN BUSUK, LENDIR PADA TEMPAT PEMBUATAN TAHU,
DAN DAUN

1998
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANUN
INSTlTUT PERTANlAN BOGOR
BOGOR

Pangestiningsih. F 30.0285. ISOLASI DAN SELEKSI R4TKROBA PENGHASIL
GUM D A N SAYURAN BUSUK, LENDIR PADA TEMPAT PEMBUATAN
TAHU, DAN DAUN. Dibawah bimbingan Prof Dr. Ir. Srika:?di Fardiaz, M S c dan
Dr. Ir. Lilis Nuraida, MSc.

Gum sangat berguna dalam industri karena dapat dimanfaatkan sebagai
penstabil emulsi, flokulan, pengikat, pembentuk film, pelapis dan peredam gesekan.
Gum diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu a) gum alami yaitu gum yang
berasal dari tanaman, alga. hewan, dan mikroba, b) gum hasil rnodifikasi gum alami
atau semisintetik, dan c)gum dari sintesis kimia murni atau gum sintetik.
Pengembansan mikroba penghasil gum bam telah banyak dilakukan di luar negeri.
tetapi di Indonesia eksplorasitersebut belum banyak dilakukan. Derigan de~nikian

terbuka p e l u a n ~pengembangan ~nikrobayang berasal dari lingkunsan sekitar yanz
berpotensi sebagai penghasil gum baru.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan ~nikroba penghasil gum dari
sayuran busuk, lendir pada tempat pembuatan tahu dan dari daun, mengetahui
pengamh mineral, substitusi molase, jenis gula, dan lama waktu fermentasi terhadap
produksi gum
Penelitian ini dilakukan melalui tahap isolasi, seleksi dan optilnasi rnedia
fermentasi.

Sebagai lnedia isolasi digunakan PCA dan King agar

Seleksi awal

mikroba dilakukan dengan evaluasi tactile dan pewarnaan bim alsian. ldentitikasi
dilakukan dengan pewarnaan gram, uji katalase. dan uji bioki~niamenggunakan kit
API 20 E, yaitu kit identifikasi untuk Enterobacteriaceae dan Sraln negatif batang.

Dari tahap identifikasi ini, rnikroba yang bersifat patogen basi manusia tidak
digunakan untuk tahap selanjutnya.


Seleksi mikroba penghasil gum te~tinggi

dilakukan pada media PCB, TSB, YMB. YDC, media Minimal dan media King.
Mikroba diinokulasikan pada media sebanyak 100 ml d a l a ~ nerlenmeyer 300 ml,
diinkubasikan pada inkubator bergoyang 150 rpm pada suhu ka~nal-(30°C) selama
empat hari. Hasil fermentasi diukur kekentalannya. Opti~nasimedia dilakukan untuk

mengetahui pengaruh mineral, penggunaan molase, jenis gula dan lama waktu
fermentasi.

Untuk mengetahui pengaruh mineral terhadap produksi gum ~ n a k a

mineral yang terkandung dalam media King, yaitu K2HP04dan M g S 0 4 dihilangkan.
Untuk ~nengetahuipengaruh substitusi molase, dilakukan substitusi nol lase sebsnyak
0, 5, 10, 15 dan 20 % (VIV) pada media. Untuk menyamakan kadar gula d a l a ~ n
setiap media dilakukan penambahan sukrosa hingga kadar gula total setiap media
adalah 4%.

Sebelum digunakan sebagai media fermentasi. nol lase mengalami


perlakuan awal untuk mengurangi kandungan logamnya.

Pengaruh jenis gula

terhadap produksi gum dilakukan dengan menambahkan sukrosa 4%, glukosa 4%.
glukosa 8%. dan campuran molase 5% dan sukrosa 3.30 %. Media yang digunakan
untuk mengetahui pengamh lama waktu fermentasi adalah media yang memberikan
kekentalan optimal.

Lama waktu yang diamati adalah 0. 1, 2, 3, 4, dan 5 hari.

Analisa yang dilakukan pada seluruh tahap optimasi media adalah pengukuran
kekentalan dan ju~nlahsel. dan pada pengaruh lama fer~nentasidilakukan pengukuran
pH.
Dari sayuran busuk (kubis dan wortel), lendir pada telnpat pernbuatan tahu,
dan dari daun diperoleh 19 isolat mukoid. Selumh isolat mukoid ini bersifat gram
negatif dan uji katalase positif. Isolat-isolat tersebut teridentifikasi sebagai Kleh.sielltr
[~~euniorlitre
(7 isolat). Acirlelohncter spp, Et~terohucferclotrccre. b.: .snkcrzcrkii, E.
nerogetle.7 2506 (2 isolat), E. newgenes 906, E. aglonie~~crtrs

P. L. trgk)rnemt~.sN dan

4 isolat tidak teridentifikasi.. Klebsiella pneuniowine adalah bakteri patogen pada
manusia sehingga tidak digunakan untuk tahap selanjutnya.
Dari media-media yams telah dicobakan untuk produksi gum, media King
cair dengan penambahan sukrosa 4% memberikan hasil terbaik, karena itu media ini
yang digunakan sebagai media fermentasi untuk tahap selanjutnya.

Dengan

menggunakan media tersebut seluruh mikroba hasil isolasi diseleksi untuk ditentukan
~nikrobayang rnemiliki potensi sebagai penghasil gum terbesar. Dari hasil seleksi
tersebut diketahui bahwa E.aglomerans N memberikan kekentalan tertinggi.
mencapai 75 cP, sehingga mikroba inilah yang dikembangkan pada tahap selanjutnya.

Adanya mineral dalam media King menumnkan produksi zum oleh E.
c ~ g l o n ? e ~ ~ zN.
t ~ . s Media tanpa mineral menghasilkan kekentalan hingya 369 cP

sedangkan media yang mengandung mineral hanya mencapai 37 cP.


Substitusi

molase dalarn media juga menyebabkan penurunan produksi g u n . Pada substitusi
molase 5% penyaruhnya terhadap log jumlah sel tidak berbeda nyata jika
dibandingkan dengan tanpa penambahan molase, akan tetapi kekentalan yang
dihasilkan mengalami penurunan. Sementara itu pada substitusi molase lebih dari
5%, menyebabkan pertumbuhan sel terhambat, begitu pula produksi gumnya. Dari
beberapa jenis gula yang digunakan penggunaan gula pasir 4% memberikan
kekentalan tertinggi hingga 504 cP, tetapi dengan analisa statistik uji Duncan pada
tingkat kepercayaan 95% (a=0,05), pengaruh gula pasir 4% dan sukrosa 4% yang
memberikan kekentalan 369 dinyatakan tidak berbeda nyata. Lama waktu fermentasi
optimal untuk produksi gum oleh E. ug/omelzrr~sN adalah 4 hari.

ISOLASI DAN SELEKSI MlKROBA PENGHASIL GUM DAlU
SAYURAN BUSUK, LENDIR PADA TEMPAT PEMBUATAN TAHU,
DAN DAUN

1998
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANUN

INSTlTUT PERTANlAN BOGOR
BOGOR

Pangestiningsih. F 30.0285. ISOLASI DAN SELEKSI R4TKROBA PENGHASIL
GUM D A N SAYURAN BUSUK, LENDIR PADA TEMPAT PEMBUATAN
TAHU, DAN DAUN. Dibawah bimbingan Prof Dr. Ir. Srika:?di Fardiaz, M S c dan
Dr. Ir. Lilis Nuraida, MSc.

Gum sangat berguna dalam industri karena dapat dimanfaatkan sebagai
penstabil emulsi, flokulan, pengikat, pembentuk film, pelapis dan peredam gesekan.
Gum diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu a) gum alami yaitu gum yang
berasal dari tanaman, alga. hewan, dan mikroba, b) gum hasil rnodifikasi gum alami
atau semisintetik, dan c)gum dari sintesis kimia murni atau gum sintetik.
Pengembansan mikroba penghasil gum bam telah banyak dilakukan di luar negeri.
tetapi di Indonesia eksplorasitersebut belum banyak dilakukan. Derigan de~nikian
terbuka p e l u a n ~pengembangan ~nikrobayang berasal dari lingkunsan sekitar yanz
berpotensi sebagai penghasil gum baru.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan ~nikroba penghasil gum dari
sayuran busuk, lendir pada tempat pembuatan tahu dan dari daun, mengetahui
pengamh mineral, substitusi molase, jenis gula, dan lama waktu fermentasi terhadap

produksi gum
Penelitian ini dilakukan melalui tahap isolasi, seleksi dan optilnasi rnedia
fermentasi.

Sebagai lnedia isolasi digunakan PCA dan King agar

Seleksi awal

mikroba dilakukan dengan evaluasi tactile dan pewarnaan bim alsian. ldentitikasi
dilakukan dengan pewarnaan gram, uji katalase. dan uji bioki~niamenggunakan kit
API 20 E, yaitu kit identifikasi untuk Enterobacteriaceae dan Sraln negatif batang.

Dari tahap identifikasi ini, rnikroba yang bersifat patogen basi manusia tidak
digunakan untuk tahap selanjutnya.

Seleksi mikroba penghasil gum te~tinggi

dilakukan pada media PCB, TSB, YMB. YDC, media Minimal dan media King.
Mikroba diinokulasikan pada media sebanyak 100 ml d a l a ~ nerlenmeyer 300 ml,
diinkubasikan pada inkubator bergoyang 150 rpm pada suhu ka~nal-(30°C) selama

empat hari. Hasil fermentasi diukur kekentalannya. Opti~nasimedia dilakukan untuk

mengetahui pengaruh mineral, penggunaan molase, jenis gula dan lama waktu
fermentasi.

Untuk mengetahui pengaruh mineral terhadap produksi gum ~ n a k a

mineral yang terkandung dalam media King, yaitu K2HP04dan M g S 0 4 dihilangkan.
Untuk ~nengetahuipengaruh substitusi molase, dilakukan substitusi nol lase sebsnyak
0, 5, 10, 15 dan 20 % (VIV) pada media. Untuk menyamakan kadar gula d a l a ~ n
setiap media dilakukan penambahan sukrosa hingga kadar gula total setiap media
adalah 4%.

Sebelum digunakan sebagai media fermentasi. nol lase mengalami

perlakuan awal untuk mengurangi kandungan logamnya.

Pengaruh jenis gula

terhadap produksi gum dilakukan dengan menambahkan sukrosa 4%, glukosa 4%.

glukosa 8%. dan campuran molase 5% dan sukrosa 3.30 %. Media yang digunakan
untuk mengetahui pengamh lama waktu fermentasi adalah media yang memberikan
kekentalan optimal.

Lama waktu yang diamati adalah 0. 1, 2, 3, 4, dan 5 hari.

Analisa yang dilakukan pada seluruh tahap optimasi media adalah pengukuran
kekentalan dan ju~nlahsel. dan pada pengaruh lama fer~nentasidilakukan pengukuran
pH.
Dari sayuran busuk (kubis dan wortel), lendir pada telnpat pernbuatan tahu,
dan dari daun diperoleh 19 isolat mukoid. Selumh isolat mukoid ini bersifat gram
negatif dan uji katalase positif. Isolat-isolat tersebut teridentifikasi sebagai Kleh.sielltr
[~~euniorlitre
(7 isolat). Acirlelohncter spp, Et~terohucferclotrccre. b.: .snkcrzcrkii, E.
nerogetle.7 2506 (2 isolat), E. newgenes 906, E. aglonie~~crtrs
P. L. trgk)rnemt~.sN dan

4 isolat tidak teridentifikasi.. Klebsiella pneuniowine adalah bakteri patogen pada
manusia sehingga tidak digunakan untuk tahap selanjutnya.
Dari media-media yams telah dicobakan untuk produksi gum, media King

cair dengan penambahan sukrosa 4% memberikan hasil terbaik, karena itu media ini
yang digunakan sebagai media fermentasi untuk tahap selanjutnya.

Dengan

menggunakan media tersebut seluruh mikroba hasil isolasi diseleksi untuk ditentukan
~nikrobayang rnemiliki potensi sebagai penghasil gum terbesar. Dari hasil seleksi
tersebut diketahui bahwa E.aglomerans N memberikan kekentalan tertinggi.
mencapai 75 cP, sehingga mikroba inilah yang dikembangkan pada tahap selanjutnya.

Adanya mineral dalam media King menumnkan produksi zum oleh E.
c ~ g l o n ? e ~ ~ zN.
t ~ . s Media tanpa mineral menghasilkan kekentalan hingya 369 cP

sedangkan media yang mengandung mineral hanya mencapai 37 cP.

Substitusi

molase dalarn media juga menyebabkan penurunan produksi g u n . Pada substitusi
molase 5% penyaruhnya terhadap log jumlah sel tidak berbeda nyata jika

dibandingkan dengan tanpa penambahan molase, akan tetapi kekentalan yang
dihasilkan mengalami penurunan. Sementara itu pada substitusi molase lebih dari
5%, menyebabkan pertumbuhan sel terhambat, begitu pula produksi gumnya. Dari
beberapa jenis gula yang digunakan penggunaan gula pasir 4% memberikan
kekentalan tertinggi hingga 504 cP, tetapi dengan analisa statistik uji Duncan pada
tingkat kepercayaan 95% (a=0,05), pengaruh gula pasir 4% dan sukrosa 4% yang
memberikan kekentalan 369 dinyatakan tidak berbeda nyata. Lama waktu fermentasi
optimal untuk produksi gum oleh E. ug/omelzrr~sN adalah 4 hari.