RENSTRA BALITBANGDA I - 41
2.3. KINERJA PELAYANAN BALITBANGDA KABUPATEN MAROS
Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Balitbangda dibe
2.4. POTENSI DAN PERMASALAHAN BALITBANGDA KABUPATEN MAROS 2.4.1. POTENSI DAN PELUANG
Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri memiliki beberapa kekuatan atau potensi strategis yang dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kinerjanya sebagai
unsur penunjang Kemendagri dalam perumusan kebijakan. Beberapa potensi yang dimiliki BPP saat ini antara lain:
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penelitian
dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Operasional Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 15 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Operasional Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan
Daerah; 2.
Badan Penelitian dan Pengembangan merupakan satu-satunya unit eselon I lingkup Kementerian
Dalam Negeri
yang bertanggungjawab
melaksanakan dan
mengkoordinasikan seluruh kegiatan kelitbangan meliputi bidang politik dan pemerintahan umum, otonomi daerah, administrasi kewilayahan, pemerintahan desa
dan kependudukan, inovasi daerah serta pembangunan dan keuangan daerah;
RENSTRA BALITBANGDA I - 42
3. Adanya komitmen yang kuat dari para pimpinan Badan Penelitian dan Pengembangan
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi; dan
4. Adanya motivasi yang kuat dari aparatur Badan Penelitian dan Pengembangan untuk
melakukan inovasi dan perubahan sistem untuk mendukung kegiatan kelitbangan. Adapun peluang BPP dalam merumuskan kebijakan strategis terkait kelitbangan
sekaligus manajemen kelitbangan antara lain: 1.
Adanya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Dalam Negeri; 2.
Peran strategis Badan Penelitian dan Pengembangan tidak terbatas pada penyediaan rekomendasi kebijakan berdasarkan kaidah keilmiahan, tetapi juga
sebagai inisiator dan penyedia alternatif kebijakan yang implementatif untuk memberikan solusi permasalahan pemerintahan dalam negeri;
3. Dukungan pengawasan yang dilaksanakan secara berkala oleh Inspektorat dan
BPKRI guna mendorong peningkatan akuntabilitas, tertib administrasi, dan capaian kinerja kegiatan kelitbangan; dan
4. Adanya kesediaan lembaga atau pihak lain dalam dan luar negeri untuk
bekerjasama, baik dari aspek kelembagaan, aspek SDM aparatur, maupun aspek program kelitbangan.
RENSTRA BALITBANGDA I - 43
2.4.2. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
Dalam merancang kebijakan strategisnya, BPP tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi, antara lain:
1. Terbatasnya kompetensi pejabat fungsional khusus sesuai bidang kepakaran untuk
mendukung kegiatan kelitbangan; 2.
Belum optimalnya pemanfaatan hasil kelitbangan sebagai rekomendasi kebijakan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;
3. Kurangnya jumlah Pejabat Fungsional Khusus dan Fungsional Umum untuk
mendukung kegiatan kelitbangan; dan 4.
Kurangnya sarana dan prasarana dalam mendukung tugas pokok dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kemendagri juga menghadapi berbagai tantangan yang dapat menghambat implementasi kebijakan strategisnya, antara lain:
1. Kurangnya pemahaman terhadap Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Operasional Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan
Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Operasional Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah, yang saat belum diimplementasikan secara optimal di segenap Komponen lingkup Kementerian
Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;
RENSTRA BALITBANGDA I - 44
2. Tuntutan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik
mengharuskan Badan Penelitian dan Pengembangan untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi dalam prelaksanaan tugas dan fungsi di bidang
kelitbangan; 3.
Peningkatan kesadaran dan tuntutan masyarakat akan pelayanan yang lebih baik, serta dinamika lingkungan strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan,
menuntut adanya perumusan kebijakan secara lebih terintegrasi, tepat sasaran dan implementatif, untuk menjawab berbagai permasalahan di bidang
pemerintahan dalam negeri; dan 4.
Adanya peralihan pimpinan pemerintahan yang hampir bersamaan dengan perubahan berbagai regulasi, berimplikasi pada penyesuaian berbagai prioritas
pembangunan dalam rangka mencapai kemandirian ekonomi, kedaulatan politik dan penguatan kepribadian bangsa, yang mengharuskan Badan Penelitian dan
Pengembangan mampu menghasilkan rekomendasi kebijakan yang berkualitas, serta merumuskan program dan kegiatan yang relevan dan bermanfaat untuk
mendukung pencapaian prioritas pembangunan dimaksud.
RENSTRA BALITBANGDA I - 45
BAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Permasalahan pembangunan daerah adalah gap expectation antara kinerja
pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan di buat. Permasalahan
pembangunan pada umumnya terjadi disebabkan oleh faktor internal pelaksanaan pembangunan yang terjadi dan faktor eksternal yang mempengaruhi jalannya
pembangunan di suatu daerah. Permasalahan internal dapat terjadi antara lain karena tidak teroptimalkannya sumberdaya pembangunan yang tersedia dan tidak teratasinya
kelemahan yang membuat kinerja pembangunan tidak berjalan sebagaimana seharusnya. Sedangkan faktor eksternal dapat terjadi pada umumnya disebabkan oleh adanya ancaman
yang tidak terantisipasi dan mempengaruhi kinerja pembangunan serta adanya peluang yang tidak termanfaatkan sebagai sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan pembangunan. Permasalahan yang muncul berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Balitbang antara lain
yaitu: 1. Belum terpenuhinya kuantitas dan kualitas SDM kelitbangan untuk memaksimalkan
peran Balitbang sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2. Hasil penelitian dan pengembangan belum sepenuhnya dijadikan sebagai dasar
pengambilan kebijakan pembangunan daerah. 3. Belum optimalnya sinergi antara Balitbang dengan kalangan akademisi, bisnis,
pemerintah dan masyarakat.
3.1.1. Identifikasi Permasalahan untuk Penentuan Program Balitbangda
Identifikasi permasalahan pembangunan dapat diuraikan menurut bidang urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah, atau terhadap beberapa urusan yang dianggap
RENSTRA BALITBANGDA I - 46
memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap munculnya permasalahan pada bidang urusan lainnya. Hal ini bertujuan agar dapat dipetakan berbagai permasalahan yang
terkait dengan urusan yang menjadi kewenangan dan tanggung jawab penyelenggaraan pemerintah daerah guna menentukan isu-isu strategis pembangunan jangka menengah
daerah. Identifikasi permasalahan pembangunan digunakan untuk menentukan program
pembangunan daerah yang tepat sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. - Kinerja kegiatan penelitian dan pengembangan serta inovasi sangat ditentukan
oleh ketersediaan SDM, prasarana dan sarana yang memadai dan berkualitas. Pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan yang idealnya dilaksanakan
oleh pejabat fungsional peneliti dan perekayasa. Kondisi internal kelembagaan menunjukkan bahwa hingga saat ini pejabat fungsional peneliti dan perekayasa
di Balitbangda Kabupaten Maros belum ada. Kondisi ini menyebabkan sebagian besar kegiatan penelitian dan pengembangan masih dikerjasamakan dengan
lembaga penelitian dari perguruan tinggi dan organisasi litbang lainnya. - Jumlah anggaran penelitian dan pengembangan yang dialokasikan selama ini
masih belum mencukupi untuk mencakup keseluruhan isu-isu strategis serta penyediaan data dan informasi dalam rangka perumusan kebijakan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan. Sedangkan kondisi minimal yang diinginkan adalah sebesar 1 satu persen dari total APBD Kabupaten Maros.
- Kurangnya koordinasi kegiatan dari lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan pada instansi-instansi pemerintah di daerah yang dapat
mengakibatkan tumpang tindihnya kegiatan litbang yang dilaksanakan ataupun topik kegiatan yang kurang sesuai dengan kebutuhan daerah.
- Masih adanya batasan-batasan virtual yang ada selama ini memposisikan lingkup kerja kegiatan penelitian dan pengembangan serta inovasi pada
Balitbangda Kabupaten Maros pada ruang lingkup penyediaan data dan informasi kebijakan semata. Batasan-batasan tersebut telah menyebabkan
RENSTRA BALITBANGDA I - 47
orientasi kegiatan penelitian dan pengembangan serta inovasi pada Balitbangda Kabupaten Maros berada pada lingkup penelitian kebijakan dan masih kurang
pada kegiatan terapan applied research.
3.1.2. Identifikasi Permasalahan untuk Pemenuhan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
Dengan keterbatasan kapasitas keuangan daerah dan karakteristik alokasi belanja daerah, tidak semua penyelenggaraan urusan dapat diprioritaskan atau
terkait dengan sasaran pokok RPJPD dan tujuan serta sasaran pembangunan daerah RPJMD dalam suatu periode. Namun demikian, tidak berarti bahwa urusan
dimaksud tidak diselenggarakan. Secara operasional, urusan-urusan tersebut tetapharus dilaksanakan untuk menjaga kinerja yang telah dicapai dimasa-masa lalu
atau memenuhi standar layanan bagi masyarakat. maka langkah
–langkah untuk mengatasi masalah tersebut adalah : 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas kelitbangan melalui perekrutan CPNS
Peneliti, Sosialisasi Jabatan Fungsional Peneliti, Pelatihan, Peningkatan Kapasitas SDM Peneliti.
2. Meningkatkan kualitas hasil penelitian dan pengembangan melalui : a Pelaksanaan penelitian tematik sesuai dengan permasalahan pembangunan
daerah untuk mencapai sasarn RPJMD b Melaksanakan penelitian yang berdaya saing sesuai dengan kebutuhan
masyarakat 3. Meningkatkan koordinasi kegiatan penelitian dan pengembangan dengan
institusi kelitbangan yang ada di Kabupaten Maros 4. Meningkatkan kerjasama dengan kalangan akademisi, bussines dan goverment
dalam perencanaan program dan kegiatan kelitbangan
3.2. Telaahan Visi Misi dan Program Kepala Daerah