upload dokumen
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
8
KATA PENGANTAR
Pertama
–
tama diucapkan syukur kepada tuhan yag maha esa, atas karunia dan
Rahmat
–
nyalah, Buku Rencana Stratejik ( Renstra ) 2011
–
2015 Dinas Sosial Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Maros teah berhas dselesaikan.
Rencana Stratejk ( Renstra ) 2011
–
2015 memuat uraian yang lengkap dan terinci
mengenai Visi, Misi, Stratejis, kebjakan dan pargram
–
program yang mencirminkan sasaran,
tujuan, dan arah pembangunan Dnas Sosal Tenaga Kerja dan Transmigraskabupaten Maros
sebagai acuan / pedoman dalam melaksanakan tugas dan fungs Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
TransmigrasiKabupaten Maros dengan Indikator kenerja yang jelas dan terukur dilaksanakan
oleh Dinas, Masyarakat dan Stakeholder dengan sebaik
–
baiknya.
Sangat dsadari bahwa Renstra ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh
karena itu dharapkan sumbangan saran dari semua pihak untuk menyempurnakannya.
Semoga dapat memberikan manfaat optmal bagi kemajjuan dan perembangan pembangunan
kesejahteraan Sosal, ketenagakerjaan dan Transmigras di Kabupaten Maros, yang selanjutnya
diharapkan dapat memberikan konstribusi positif bag pembangunan kabupaten Maros.
Maros, Desember 2010
Kepala Dinas
Ir.H.ZAINUDDIN MUNAWAR, M.Si
Pangkat : Pembina Utama Muda
NIP
: 19540109 1 005
(2)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Sesuai amanat Undang
–
Undang Nomor
17 tahun 2003 tentang Pengelolaan
keuangan Negara , Undang-Undang Nomor
25 tahun 2004 tentang system
perencanaan Pembanguan Nasional dan Undang
–
undang Nomor
32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, serta, maka Pemerintah Daerah wajib menyusun dokumen
perencanaan pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Jangka Menengah (RPJM), dan
Rencana Strategis SKPD (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renja SKPD).
Dalam rangka melaksanakan amanat tersebut maka Pemerintah Daerah
Kabupaten
Maros menyusun dokumen
perencanaan pembangunan Jangka menengah
Daerah (RPJMD) tahun 2010 – 2015 sebagai penjabaran Visi dan Misi Kepala Daerah
yang terpilih. Berkaitan dengan hal tersebut maka Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Maros menyusun Renstra sebagai upaya penjabaran RPMJD
dalam ruang lingkup tugas pokok dan fungsi melaksanakan kewenangan otonomi
daerah di bidang kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan transmigrasi di Kabupaten
Maros.
Dalam kaitan dengan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang
merupakan instrumen pertanggungjawaban, Renstra merupakan langkah awal
untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Perencanaan Strategis
instansi Pemerintah merupakan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan
sumberdaya lainnya agar mampu mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang
baik (Good Governance).
Dengan adanya beberapa regulasi yang sangat tekait dengan pelaksanaan
perencanaan pembangunan daerah, maka Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Maros mengambil langkah untuk melakukan revisi /
perbaikan Rencana strategis Dinas Sosial, Tenaga kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Maros Periode 2015. Adapun hal yang mendasari perlunya revisi tersebut adalah :
(3)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
10
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan
peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana pembangunan
Daerah.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten maros Tahun 2012 – 2032
3. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 12 Tahun 2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Maros.
1.2
LANDASAN HUKUM
Landasan hukum Penyusunan Renstra Ini disusun dengan landasan hukum
sebagai berikut:
1.
Landasan Idiil : Pancasila
2.
Landasan Konstitusional : UUD 1945
3.
Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang
bersih dan bebas korupsi, Kolusi dan Nepotisme
4.
Undang - Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negra
yang bersih dan bebas Korupsi, kolusi dan Nepotisme
5.
Undang - Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Pengelolaan Keuangan
Negara;
6.
Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
7.
Undang
– Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Pertanggung Jawaban Keuangan Negara
8.
Undang
– Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
9.
Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
10.
Undang
– Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah;
11.
Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
12.
Peraturan pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan keuangan
daerah;
(4)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
11
13.
Peraturan pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai daerah Otonom
14.
Peraturan pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
15.
Peraturan pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
16.
Peraturan pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah
17.
Peraturan pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah
18.
Peraturan pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan
19.
Peraturan pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata cara Penyusunan
Rencana Pembangunan
20.
Peraturan pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan
Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi Dan pemerintah daerah
Kabupaten/kota;
21.
Peraturan pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang organisasi Perangkat
Daerah;
22.
Peraturan pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah
23.
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
jangka menengah nasional tahun 2010-2014
24.
Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas kinerja instansi
Pemerintah (LAKIP)
25.
Peraturan menteri dalam negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman
pengelolaan keuangan daearh;
26.
Peraturan menteri dalam negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri nomoe 13 tahun 2006 tentang
pedoman Pengelolaan keuanan daerah
(5)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
12
27.
Peraturan menteri dalam negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tatacara
penyusunan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembagunan
daerah
28.
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Rencana pembangunan jangka panjang daerah propinsi Sulawesi selatan
29.
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Rencana pembangunan jangka menengah daerah propinsi Sulawesi selatan
30.
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2009 tentang
Rencana Tata ruang wilayah propinsi Sulawesi selatan
31.
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah propvinsi Sulawesi Selatan;
32.
Peraturan Daerah Kabupaten maros Nomor 13 Tahun 2003 tentang system
Perencanaan Pembangunan daerah berbasis partisipasi masyarakat
33.
Daerah kabupaten Maros Nomor 2 Tahun 2007 tentang rencana
pembangunan jangka panjang daerah Kabupaten Maros Tahun 2005 - 2025;
34.
Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 8 Tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata kerja dinas – dinas Daerah kabupaten Maros;
35.
Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 10 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maros Tahun 2010
–
2015
36.
Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 4 Tahun 2012 tentang rencana
tata ruang wilayah kabupaten maros tahun 2012-2032
37.
Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 12 Tahun 2012tentang organisasi
dan tata kerja lembaga teknis daerah Kabupaten maros
38.
Peraturan Bupati Maros Nomor 22 Tahun 2013 tentang Penjabaran Tugas
Pokok , Fungsi dan Uraian Tugas dan tata kerja Dinas Sosial, Tanaga Kerja
dan Transmigrasi
(6)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
13
Maksud dari penyusunan Revisi Rencana strategis ini adalah Sebagai Dokumen
Perencanaan Pembangunan dan pengembangan/pelaksanaan kegiatan yang dapat
memberikan arah kebijakan keuangan, Strategi Pembangunan, Arah Kebijakan
Umum, Program pembangunan, Sasaran – sasaran Strategis dan rencana kerja yang
ingin dicapai Bagi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi .
Tujuan Penyusunan Revisi Renstra Dinas Sosial Tenaga kerja dan Transmigrasi
adalah
1. Tersedianya kebijakan dan program pembangunan bidang kesejhteraan Sosial
dan ketenaga kerjaan dan Transmigrasi dalam skala prioritas yang lebih tajam
dan merupakan indicator perencanaan, pelaksanaan pengawasan pembangunan
kesejahteraan social tenaga kerja dan transmigrasi.
2. Tersedianya rumusan program pembangunan yang merupakan indikasi program
yang tertuang dalam dokumen pengguna anggaran (DPA) dan sekaligus sebagai
tolak ukur dalam pencapaian kinerja Dinas Sosial, Tenaga kerja dan transmigrasi.
3. Memberikan pelayanan kepada SKPD, stakeholders, dan masyarakat pada
umumnya secara baik dan primaku
4. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara sesame pemang ku kepentingan
5. Tersedianya pedoman dalam upaya mencapai sasaran yang meliputi kbijakan
program dan kegiatan yang realistis sesuai perkembangan masa kini dan akan
datang.
1.4
SISTEMATIKA PENULISAN
Rencana Strategi Dinas Sosial, Transmigrasi dan tenaga Kerja Kabupaten Maros
Tahun 2010 – 2015 ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I
Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang.
1.2.
Landasan Hukum.
1.3.
Maksud Dan Tujuan.
1.4.
Sistematika Penulisan.
Bab II
Gambaran Pelayanan SKPD
(7)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
14
2.2.
Sumber Daya SKPD.
2.3.
Kinerja Pelayanan SKPD.
2.4.
Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD.
Bab III
Isu – Isu Strategis Berdasarkan Tugas Dan Fungsi SKPD.
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi
Pelayanan SKPD.
3.2.
Telaahan Visi, Misi, Dan Program Kepala Daerah Dan Wakil Kepala
Daerah.
3.3. Telaahan Restra Kementerian.
3.4.
Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis.
3.5. Penentuan Isu – Isu Strategis.
Bab IV
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Dan Kebijakan.
4.1. Visi Dan Misi SKPD.
4.2.
Strategi Dan Kebijakan SKPD.
Bab V
Rencana Program Dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran,
Dan Pendanaan Indikatif.
Memuat Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok
Sasaran, Dan Pendanaan Pagu Indikatif SKPD.
Bab VI
Indikator Kinerja SKPD Yang Mengacu Pada Tujuan Dan Sasaran RPJMD.
Bab VII Penutup.
Memuat Kaidah
– Kaidah Pelaksanaan setiap Rencana Program dan
Kegiatan Yang akan di jabarkan melalu Rencana Kerja (RENJA) SKPD.
(8)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
15
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1. TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI.
Sesuai Dengan Peraturan Daerah Kabupaten Maros nomor 22 Tahun 2013
tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Dan Tata Kerja Dinas Sosial
Tenaga kerja dan Transmigrasi Kabupaten Maros, sebagai berikut:
2.1.1. TUGAS POKOK.
Tugas pokok Dinas Sosial Adalah Menyelenggarakan urusan di bidang
bantuan sosial, pembinaan sosial, tenaga kerja dan transmigrasi berdasarkan
asas desentralisasi, dan tugas pembantuan.
2.1.2. FUNGSI.
Guna Melaksanakan tugas pokok tersebut maka Dinas Sosial, Tenaga kerja
dan Transmigrasi memiliki fungsi sebagai berikut:
Perumusan kebijakan teknis di bidang sosial meliputi bidang bantuan
sosial, pembinaan sosial, tenaga kerja dan transmigrasi;
Penyelenggaraan urusan sosial dan pelayanan umum di bidang social
meliputi bidang bantuan sosial , pembinaan sosial, tenaga kerja dan
transmigrasi;
Pembinaan dan penyelenggaraan tugas di bidang sosial meliputi bidang
bantuan sosial , pembinaan sosial, tenaga kerja dan transmigrasi;
Penyelenggaraan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.
2.1.3. STRUKTUR ORGANISASI DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2013 maka struktur SKPD Dinas
Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah sebagai berikut:
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, terdiri dari:
1.
Kepala Dinas.
2.
Sekretariat.
(9)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
16
2.2.
Sub Bagian Kepegawaian dan Umum.
2.3.
Sub Bagian Keuangan
3.
Bidang Bantuan Sosial
3.1.
Seksi Korban bencana alam dan bencana sosial
3.2.
Seksi korban bencana alam dan bencana sosial
3.3.
Seksi korban bencana alam dan bencana sosial
3.4.
Seksi Jaminan kesejahteraan sosial
3.5.
Seksi pengembangan kelembagaan sosial
4.
Bidang Pembinaan Sosial.
4.1.
Seksi pemberdayaan fakir miskin dan pelayanan anak
4.2.
Seksi rehabilitasi sosial
4.3.
Seksi keperintisan kepahlawanan, kejuangan dan komunitas adat
terpencil
5.
Bidang Tenaga Kerja.
5.1.
Seksi pembinaan tenaga kerja
5.2.
Seksi pelatihan dan produktifitas tenaga kerja
5.3.
Seksi perlindungan dan pengawasan tenaga kerja
6.
Bidang Transmigrasi
6.1.
Seksi penyuluhan transmigrasi
6.2.
Seksi sarana dan prasarana
6.3.
Seksi perlindungan dan pengawasan transmigrasi
7.
Kelompok Jabatan Fungsional.
(10)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
17
Bagan Struktur Organisasi Dinas Sisial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONALFUNGSIONAL
SUB BAGIAN
PROGRAM
SIB BAGIAN
KEPEGAWAIAN
DAN UMUM
SUB BAGIAN
KEUANGAN
BIDANG TENAGA
KERJA
BIDANG
TRANSMIGRASI
BIDANG PEMBINAAN
DAN REHABILITASI
SOSIAL
BIDANG BANTUAN
SOSIAL
SEKSI PEMBINAAN
KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
SEKSI PEMBINAAN
TENAGA KERJA
SEKSI PENYULUHAN
DAN BIMBINGAN
TRANSMIGRASI
SEKSI BANTUAN
KORBAN BENCANA
SEKSI REHABILITASI
SOSIAL
SEKSI BANTUAN
KESEJAHTERAAN
SOSIAL
SEKSI SARANA DAN
PRASARAN
SEKSI PELATIHAN
PRODUKTIFITAS
TENAGA KERJA
UPTD
SEKSI PERLINDUNGAN
DAN PENGAWASAN
TENAGA KERJA
SEKSI PEMBINAAN
ORGANISASI SOSIAL
SEKSI URUSAN
RELAWAN DAN
PERINTISAN
SEKSI PERLINDUNGAN
DAN PENGAWASAN
TRANSMIGRASI
(11)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
18
2.2. SUMBER DAYA SKPD.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Trasmigrasi selalu dituntut untuk memaksimalkan pelayanannya kepada
masyarakat. Hal tersebut sangat terkait dengan sumber daya yang dimiliki baik yang
berupa fasilitas pelayanan sosial, kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki,
dan sumber – sumber pendanaan.
2.2.1. Fasilitas Pelayanan Sosial.
Fasilitas pelayanan social untuk mendukung pelayanan yang akan
diberikan kepada masyarakat khususnya penanganan bencana, pengawasan
daerah transmigrasi sangat membutuhkan sarana dan prasarana yaitu
kendaraan roda empat dan roda dua serta perlengkapan kantor lainnya yang
dpat menunjang kelacaran administrasi pelayanan dokumentasi maupun
administrasi lainnya. Adapun Fasilitas tersebut adalah:
a.
Kendaraan roda empat sebanyak 1 unit
b.
Kendaraan roda dua sebanyak 29 unit
c.
Komputer, PC ataupun Notebook.
2.2.2. Sumber Daya Manusia.
Guna mendukung keberhasilan pelayanan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi mutlak di butuhkan Sumber Daya Manusia Yang berkualitas,
Sumber daya aparatur yang baik akan menjadi motor penggerak dalam rangka
pelaksanaan kegiatan yang telah ditentukan. Tabel Sumber Daya Manusia
sebagai berikut :
Tabel 2.2.2. Jumlah PNS, CPNS dan Non PNS berdasarkan tingkat pendidikan
NO
PENDIDIKAN
STATUS KEPEGAWAIAN
JUMLAH
%
PNS
CPNS NON
PNS
1
Sekolah Dasar (SD)
0
0
0
0
0 %
2
Sekolah Menengah
Pertama
0
0
0
0
0 %
3
Sekolah Menengah
Atas/Umum
(SMA/SMU)
4
0
0
4
11 %
4
Diploma (D.3)
1
1
3 %
5
Strata Satu (S.1)
27
27
72 %
6
Strata Dua (S.2)
5
5
13,5 %
7
Strata Tiga (S.3)
0
0
0%
(12)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
19
Pada Table diatas menunjukkan bahwa pegawai Dinas Sosial, Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Maros berdasarkan tingkat pendidikan
terdiri atas SD sebanyak 0 %, SMP sebanyak 0 %, SMA sebanyak 11 %,
Diploma 3 (D3) sebanyak 3 %, Strata 1 (S1) sebanyak 72 %, Strata 2 (S2)
sebanyak 13,5 %. Dari uraian table diatas dapat dikatakan bahwa Dinas social,
tenaga kerja dan transmigrasi dari segi pendidikan sudah cukup baik.
Sedangkan jumlah Pegawai Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
berdasarkan pangkat dan golongan dapat di lihat pada table berikut :
NO
GOLONGAN
STATUS KEPEGAIAN
JUMLAH
%
PNS
CPNS
1
Golongan I
-
-
-
0 %
2
Golongan II
7
-
7
19 %
3
Golongan III
24
24
65%
4
Golongan IV
6
6
16,2 %
JUMLAH
37
37
100 %
Berdasarkan table diatas maka pegawai Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten maros menurut golongan terdiri dari : golongan I
sebanyak 0 %, golongan II sebanyak 19 %, golongan III sebanyak 65 % dan
golongan IV sebanyak 16,2 %, berdasarkan komposisi tersebut pegawai Dinas
Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi didominas golongan III dengan formasi
tersebut dapat dikatakan pelayanan sosial bagi masyarakat umum suah dapat
di laksanakan , meski karena satu dan lain hal sehingga belum bisa maksimal.
2.2.3 Sumber Dana
Sumber dana merupakan salah satu sumber daya pendukung yang
memegang peranan penting dalam pelaksanaan pemberian pelayanan social .
Selama ini sumber pendanaan yang dimiliki oleh Dinas Sosial tenaga kerja dan
transmigrasi bersumber dari APBD Kabupaten Maros,APBD Provinsi, dan APBN.
2.3. KINERJA PELAYANAN SKPD.
Kinerja pelayanan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
berorientasi kepada Visi yang hendak di capai pada tahun 2015, diharapkan
pada tahun tersebut Dinas Sosial Tenaga Kerja dan transmigrasi mampu
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Adapun tabel kinerja
(13)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
20
Tabel 2.3 Capaian Maros kinerja pelayanan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Maros
NO
Indikator kinerja sesuia
tugas dan fungsi Dinas
Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
Target
SPM
Target
IKK
Target
Indikator
lainnya
Target Renstra
Realisasi capaian
Rasio Capaian Tahun
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
2005
2006 200
7
200
8
200
9
200
5
200
6
200
7
200
8
200
9
200
5
2006 200
7
200
8
200
9
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10) (1)
(12) (13) (4)
(15) (16) (17)
18)
(19) (20)
A
SPM
1.
Persentase (%) PMKS
dalam 1 (satu) tahun
yang memperoleh
bantuan sosial
untuk
pemenuhan kebutuhan
dasar panti sosial skala
kabupaten/kota
80
2
Persentase (%) jumlah
PMKS dalam 1 (satu)
tahun skala kab/kota
yang menerima program
pemberdayaan sosial
melalui Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) atau
kelompok sosial ekonomi
sejenis lainnya
60
3
Persentase (%) panti
sosial skala kabupaten/
kota dalam 1 (satu)
tahun yang menyediakan
sarana prasarana
pelayanan kesejahteraan
sosial
(14)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
21
4
Persentase (%) Wahana
Kesejahteraan Sosial
Berbasis Masyarakat
(WKBSM) dalam 1 (satu)
tahun yang
menyediakan sarana
prasarana pelayanan
kesejahteraan sosial
60
5
Persentase (%) korban
bencana skala kabupaten
/kota dalam 1 (satu)
tahun yang menerima
bantuan sosial selama
masa tanggap darurat.
80
6
Persentase (%) korban
bencana skala
kabupaten/kota yang
dievakuasi dengan
menggunakan sarana
prasarana tanggap darurat
lengkap dalam 1 (satu)
tahun
80
7
Persentase (%)
penyandang cacat fisik
dan mental, serta lanjut
usia tidak potensial yang
telah menerima jaminan
sosial dalam 1 (satu)
tahun.
40
B
IKK
1
Sosial
(15)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
22
asuhan, panti jompo, dan
panti rehabilitasi
-
PMKS yang memperoleh
bantuan sosial
-
Penanganan penyandang
masalah kesejahteraan
sosial
2
Tenaga Kerja
-
Angka partisipasi
angkatan kerja
-
Angka sengketa
pengusaha pekerja
pertahun
-
Tingkat partisipasi
angkatan kerja
-
Pencari kerja yang
itempatkan
-
Tingkat pengangguran
terbuka
-
Keselamatan dan
perlindungan
-
Perselisihan buru dan
pengusaha terhadap
kebijakan pemerintah
daerah
3
Transmigrasi
-
Transmigran swakarsa
-
Kontribusi transmigrasi
(16)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
1
2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN SKPD.
2.4.1. Eksternal
A. Tantangan
Pembangunan kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan transmigrasi
dimasa yang akan datang akan mengalami banyak tantangan seiring
dengan perkembangan kehidupan masyarakat baik di tingkat lokal, regional,
nasional maupun global. Tantangan pembangunan kesejahteraan sosial
ketenaga kerjaan dan trnasmigrasi kedepan dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
1)
Selain permasalahan yang bersifat konvensional seperti kemiskinan,
keterlantaran, kecacatan, penyimpangan perilaku seacara actual tumbuh
permasalahan sosial yang bersifat lebih makro seperti disintegrasi sosial,
konflik horizontal, permaslahan hukum tenaga kerja luar negeri,
perdagangan orang perselisihan buruh, dan perusahaan yang semakin
meningkat jumlah dan kompleksitasinya.
2)
Pelayanan pengembangan ( developmental services ), fungsi ini
bertujuan untuk menggali dan menumbuhkan berbagai sumber –sumber
dan potensi yang dimiliki oleh kelompok masyarakat baik bersifat
individu,
kelompok
maupun
yang
bersifat
sosial
termasuk
pengembangan keserasian berbagai peraturan perundanf
– undangan.
Fungsi ini disamping berperan sebagai fungsi pengembangan juga
berperan sebagi fungsi pencegahan.
3)
Pelayanan masalah kesejahtraan sosial, tenaga kerja dan transmigrasi
memang memerlukan biaya yang besar dikarenakan jumlah,
kompleksitas PMKS, tenaga kerja dan transmigrasi yang memerlukan
pelayanan semakin meningkat. Banyak permasalahan yang belum
terjangkau di karenakan modal ekkonomi pemerintah yang terbatas.
Sehingga kedepan perlu digali modal sosial yang ada dimasyarakat,
sehingga pelayanan sosial dimasa yang akan datang diprioritaskan
dengan menggunakan modal sosial masyarakat.
4)
Kurangnya daya dorong perekonomoian dalam meningkatkan taraf
hidup masyarakat dikarenakan pola pembangunan industri mengarah
kepada kegiatan yang padat modal sehingga hanya sebagian kecil
masyarakat yang terlibat dalam pembangunan menyebabkan kurangnya
lapangan kerja yang dapat diciptakan. Hal ini mengundang jumlah
angkatan kerja yang tinggi untuk mencari kerja di Negara lain yang
bukan tidak mungkin akan menimbulkan masalah sosial dan ketenaga
kerjaan lainnya.
5)
Dalam upaya penanganan masalah kesejahteraan sosial tenaga kerja
dan transmigrasi perlu adanya profesionalisme khususnya disiplin ilmu
pekerjaan sosial yang melandaskan kepada kerangka ilmu pengetahuan,
nilai, prinsip dan keterampilan menggunakan metode
– metode sendiri
sehingga pelayanan sosial yang diberikan bisa dikatakan professional.
(17)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
2
B. Peluang
Beberapa peluang yang dapat di manfaatkan dalam pengembangan
Dinas Sosial Tenaga kerja dan transmigrasi antara lain :
1)
Perhatian pemerintah dan masyarakat yang cukup besar terhadap
permasalahan kesejahteraan sosial, tenaga kerja dan transmigrasi .
Hal ini diindikasikan dengan adanya program
– program dalam tiap
kementrian, lembaga pemerintahan, LSM, Orsos yang sasarannya
berorientasi kepada peningkatan taraf hidup masyarakat melalui
berbagai upaya pembinaan , pelatihan keterampilan, bantua
usaha/permodalan terutama bagi masyarakat miskin.
2)
Adanya perubahan tata pemerintahan dari sentralistik menjadi
desentralistik dengan dikeluarkannya UU Nomor 32 Tahun 2004,
dimana otonomi daerah yang luas dan bertanggung jawab diberikan
kepada Kabupaten/kota . Hal ini berimlikasi bagi derah untuk
penyelesaian permasalahan sosial, tenaga kerja dan transmigrasi
didaerahnya sesuai karasteristik, potensi dan kemampuan daerah
masing – masing.
3)
Semakin meningkatnya sekolah /universitas yang membuka jirusan
pekerjaan sosial yang mengajarkan kerangka teoritik, nilai dan
keterampilan, penelitian sosial, perencanaan kebijakan sosial serta
metode-metode penanggulangan masalah kesejahteraan sosial
sehingga diharapkan penanganan masalah kesejahteraan dilakukan
dengan professional.
4)
Adanya
alokasi
anggaran
dari
pemerintah
daerah
untuk
penanggulangan masalah kesejahteraan sosial, tenaga kerja maupun
Keterlibatan duania usaha dalam penanganan masalah kesejateraan
social tenaga kerja dan transmigrasi. Beberapa perusahaan yang
besar dihimbau untuk untuk menyisihkan laba/profil perusahaan dan
digunakan dalam program, kegiatan pemberdayaan warga sekitar
perusahaannya (Coorporate Sosial Responsibility).
2.4.2. Internal
A. Kelemahan
1)
Rendahnya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia aparatur
Dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi yang berlatar belakang
pendidikan kesejahteraan sosial.
2)
Terbatasnya anggaran Dinas Sosial tenaga kerja dan transmigrasi
sehingga hanya beberapa permasalahan yang dianggap mempunyai
implikasi yang besar dapat diprioritaskan penangannya
3)
Rendahnya Partisipasi masyarakat dalan penaganan kesejahteraan
Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
4)
Kurangnya sarana dan prasaran pendukung pelayanan sosial tenaga
kerja dan transmigrasi baik untuk tugas administartif perkantoran
maupun untuk tugas – tugas operasional di lapangan.
B. Kekuatan
1)
Adanya dukungan pemertintah Kabupaten Maros di bidag Sisoal
2)
Tersedianya system aplikaso online dam bntuk website
3)
Ketersediaan dana dalam membiayai kegiatan Dinas Sosial tenaga
kerja dan transmigrasi
(18)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
3
Tabel 2.4.2 Analisis SWOT
EKSTE
RNAL
PELUANG
STRATEGI S - O
STRATEGI W –O
-
perhatian pemerintah dan
masyarakat yang cukup besar
terhadap permasalahan
kesejahteraan social, tenaga
kerja dan transmigrasi . Hal ini
diindikasikan dengan adanya
program – program dalam tiap
kementrian, lembaga
pemerintahan, LSM, Orsos yang
sasarannya berorientasi kepada
peningkatan taraf hidup
masyarakat melalui berbagai
upaya pembinaan , pelatihan
keterampilan, bantua
usaha/permodalan terutama bagi
masyarakat miskin.
-
Adanya perubahan tata
pemerintahan dari sentralistik
menjadi desentralistik dengan
dikeluarkannya UU Nomor 32
Tahun 2004, dimana otonomi
daerah yang luas dan
bertanggung jawab diberikan
kepada Kabupaten/kota . Hal ini
berimlikasi bagi derah untuk
penyelesaian permasalahan
sosial, tenaga kerja dan
transmigrasididaerahnya sesuai
karasteristik, potensi dan
kemampuan daerah masing –
masing.
-
Adanya dukungan
pemertintah
Kabupaten Maros
di bidag Sisoal
--
Ketersediaan dana
dalam membiayai
kegiatan Dinas
Sosial tenaga kerja
dan transmigrasi
INTERNAL
KEKUATAN (S)
KELEMAHAN
( T )
-
Adanya
dukungan
pemertintah
Kabupaten Maros
di bidag Sisoal
-
Rendahnya
kualitas dan
kuantitas
Sumber Daya
Manusia
aparatur Dinas
sosial tenaga
kerja dan
transmigrasi
yang berlatar
belakang
pendidikan
kesejahteraan
sosial.
-
Tersedianya
system aplikasi
online dam
bentuk website
-
Ketersediaan
(19)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
4
dana dalam
membiayai
kegiatan Dinas
Sosial tenaga
kerja dan
transmigrasi
(20)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
5
BAB III
ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1
IDENTIFIKASI
PERMASALAHAN
BERDASARKAN
TUGAS
DAN
FUNGSI
PELAYANAN SKPD
Isu
–
isu strategis merupakan salah satu bagian terpenting dan sangat
menentukan dalam proses penyusunan perencanaan strategis guna melengkapi tahapan
–
tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Pengidentifikasian isu
–
isu strategis
secara tepat dapat meningkatkan pencapaian prioritas pembangunan yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Tugas dan Fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi dalam
memberikan pelayanan senantiasa diharapkan mampu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan internal maupun eksternal dan bersifat aspiratif bagi pengguna layanan.
Olehnya itu perhatian terhadap amanah dari masyarakat serta lingkungannya
merupakan bagian dari suatu proses perencanaan yang tidak boleh diabaikan.
Pada pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Kabupaten Maros, dapat kita identifikasi permasalahan
–
permasalahan yang terjadi,
yaitu:
a.
Masih rendahnya kemampuan aparatur dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan evaluasi program/kegiatan secara berkesinambungan dan
berbasis kinerja.
b.
Belum optimalnya dukungan berupa keahlian, disiplin, dan etos kerja dari aparatur
Dinas sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
c.
Belum maksimalnya dukungan sarana dan prasarana kerja yang memadai dan
berkualitas.
d.
Kurangnya Data dan Informasi yang akurat dan terbarukan.
Suatu permasalahan akan menimbulkan suatu kerugian yang besar manakala
tidak diantisipasi dengan faktor kekuatan yang ada, dan apabila tidak dilakukan suatu
tindakan yang tepat maka akan menimbulkan ancaman dan menghilangkan peluang
yang akan digunakan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam jangka
waktu yang panjang.
3.2
TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM BUPATI SERTA WAKIL BUPATI
TERPILIH
Visi, Misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih periode
2010
–
2015 ditujukan untuk memberikan suatu kemudahan guna memahami arah
pembangunan yang akan dilaksanakan untuk lima tahun kedepan, selain hal tersebut
juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi faktor
–
faktor penghambat dan pendorong
pelaksanaan pelayanan yang akan dilakukan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Kabupaten Maros untuk pencapaian Visi dan Misi Kepala daerah dan Wakil
Kepala Daerah tersebut.
(21)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
6
Hasil dari pengidentifikasian terhadap tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi tentang hal
–
hal yang dapat menjadi penghambat dan
pendorong pada pelaksanaan pelayanan yang akan dilakukan oleh Dinas Sosial Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi dapat mempengaruhi pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang akan digunakan sebagai input bagi perumusan
strategis pelayanan Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi. Olehnya itu isu
–
isu
yang akan dirumuskan tidak saja berdasarkan tinjauan pada kesenjangan pelayanan,
akan tetapi juga berdasarkan pada kebutuhan dalam pengelolaan faktor
–
faktor
penghambat tersebut sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam pencapaian Visi
dan Misi kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah tersebut.
Tabel 3.2.1
Faktor Penghambat Dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi Dan Program
Kepala daerah Dan Wakil Kepala Daerah
VISI
Mewujudkan Masyarakat Maros Yang Sejahtera Dan Beriman, Melalui Pemerintahan Yang Bersih Dan
Profesional.
NO.
MISI & PROGRAM BUPATI/WAKIL
BUPATI TERPILIH
PERMASALAHAN
PELAYANAN SKPD
FAKTOR
PENGHAMBAT
PENDORONG
1.
Misi 4
Meningkatkan Kualitas Sumber
Daya Manusia
-
Masih kurangnya sa
-
rana
dan
prasarana
pelatihan bagi tenaga
kerja.
-
Masih
kurangnya
tenaga
pelatih/instruktur
ketenagakerjaan.
Belum
tersedianya
lembaga
latihan
kerja
beserta
kelengkapannya.
Keinginan
yang
kuat
dari
Pemerintah
Kabupaten Maros
untuk
mengatasi
masalah
pengangguran dan
mendorong
peningkatan
kreativitas tenaga
kerja.
Prog.
Peningkatan Keterampilan Bagi
Angkatan Kerja.
2.
Misi 6
Meningkatkan
Partisipasi
Masyarakat
Dalam
Proses
Pembangunan
Masih
kurangnya
kemitraan
terhadap
lembaga
–
lembaga
ketenagakerjaan,
perusahaan,
serta
instansi lain dalam hal
perluasan
lapangan
kerja.
Kurangnya
Koordinasi
dan
sinergitas
diantara
sesama
pemangku
kepentingan
terhadap penyediaan
lapangan
kerja
utamanya lapangan
kerja pada sektor
informal.
Perluasan
Pembangunan
kawasan Industri
Makassar
Yang
Mengarah
Kewilayah
Kabupaten Maros.
Prog.
Penyediaan Lapangan Kerja Dan
Kesempatan Berusaha.
3.
Misi 7
Meningkatkan
Pembinaan
Keagamaan
-
Rendahnya Penyerapan
Informasi
mengenai
kesejahteraan sosial oleh
masyarakat.
-
Meningkatnya
Jumlah
Penyandang
masalah
kesejahteraan sosial.
Kurang
sinerginya
penanganan
masalah sosial yang
dilaksanakan
oleh
para
pemangku
kepentingan
dan
masih
dilakukan
secara parsial.
Meningkatnya
Peranan
para
mitra Dinas Sosial
Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi
Dalam
Pelaksanaan
Pelayanan
Kesejahteraan
sosial.
Prog.
Pembinaan Anak Terlantar, Anak
Yatim, Dan Lansia.
4.
Misi 9
Meningkatkan
Pembinaan
Pemuda, Olahraga, Seni Dan
Budaya
-
Masih rendahnya minat
para
pencari
kerja
terhadap
peluang
pekerjaan pada sektor
informal.
-
Kurangnya
wawasan,
kreativitas, dan inovasi
pada kalangan pemuda
sehingga mengakibatkan
ketidakmampuan untuk
menciptakan
lapangan
pekerjaa.
Kurangnya
fasilitas
pendukung
termasuk
permodalan
terhadap
program/kegiatan
kewirausahaan.
-
Tingginya
minat
para
generasi
muda
terhadap
pengembangan
usaha
mandiri/wirausaha
-
Dukungan penuh
dari
Pemerintah
Kabupaten
terhadap
penciptaan
iklim
berusaha
yang
kondusif.
Prog.
Penciptaan Iklim Yang Kondusif
Bagi
Tumbuh
Dan
Berkembangnya
Wawasan
Kewirausahaan Pemuda.
(22)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
7
Salah satu yang menjadi rujukan dalam perumusan hasil analisis guna
penentuan isu
–
isu strategis Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten
Maros adalah Renstra Kementerian/Lembaga (K/L), dalam hal ini yang menjadi rujukan
adalah Renstra Kementerian Sosial serta Kementerian Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
periode 2009
–
2014 yang kami sajikan berikut ini:
Tabel 3.3.1
Permasalahan Pelayanan Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Maros Dan Faktor
Penghambat Serta Pendorong Pelayanan SKPD Berdasarkan Sasaran Renstra K/L
NO.
SASARAN JANGKA
MENENGAH RENSTRA
K/L
PERMASALAHAN PELAYANAN
SKPD
FAKTOR
PENGHAMBAT
PENDORONG
1.
Peningkatan Kecepatan Dan
Ketepatan
Pelayanan
Manajemen
Yang
Efisien,
Efektif, Dan Akuntabel.
Lemahnya
sinergitas
dan
sinkronisasi
program
antara
Provinsi dan Kabupaten dalam
rangka penanganan masalah
sosial.
-
Masih tingginya ego
sektoral
diantara
para
stakeholders
yang ada sehingga
mengakibatkan
lambatnya
penanganan
permasalahan sosial
belum terfokus.
-
Tingginya
Kepedulian
Masyarakat
maros Terhadap
Penanganan
masalah
–
Masalah Sosial.
2.
Sumberdaya
Manusia,
Manajerial Penyelenggaraan
Dan
Kegiatan
Pendukung
Teknis
Lainnya
Dalam
Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial.
-
Rendahnya
kualitas
dan
kuantitas SDM aparatur Dinas
Sosial
Tenaga
Kerja
Dan
Transmigrasi Yang ada pada
saat ini.
-
Masih
kurangnya
tingkat kedisiplinan
dari para pegawai
Disnakertrans yang
diikuti
oleh
rendahnya
tingkat
pengembangan diri
dari
masing
–
masing personil.
-
Tingginya
Kepedulian
Masyarakat
maros Terhadap
Penanganan
masalah
–
Masalah Sosial.
3.
Menurunnya
Penyimpangan
Dalam Pelaksanaan Program
Dan Kegiatan.
-
Kurang
sinerginya
antara
dokumen
perencanaan
dan
penganggaran serta rendahnya
tingkat pemahaman dalam hal
pelaksanaan program/kegiatan
yang dilaksanakan.
-
Belum maksimalnya
tingkat
pelayanan
pada
kantor
disnakertrans
baik
pelayanan
yang
bersifat administrasi
maupun
pelayanan
pada
pelaksanaan
Urusan
dan
kewenangan
Disnakertrans.
-
Tingginya
Kepedulian
Masyarakat
maros Terhadap
Penanganan
masalah
–
Masalah Sosial.
4.
Meningkatnya Fungsi Sosial
PMKS,
Penerima
Manfaat
Melalui Pemberdayaan Dan
Pemenuhan
Kebutuhan
Dasar.
-
Masih
Kurangnya
Tingkat
Partisipasi masyarakat dalam
Hal Penanganan Masalah
–
Maslah Kesejahteraan Sosial
-
Masih
Kurangnya
Koordinasi
Dan
Sinergitas Dalam Hal
Penanganan masalah
–
Masalah
Kesejahteraan
Sosial.
-
Tingginya
Kepedulian
Masyarakat
maros Terhadap
Penanganan
masalah
–
Masalah Sosial.
5.
Tersalurkannya
bantuan
pemberdayaan
masyarakat
bagi
fakir
miskin
dalam
bentuk KUBE dan UEP.
-
Belum Tersedianya Data Yang
Valid
Mengenai
Keberadaan
Fakir Miskin.
-
Belum maksimalnya
Penyaluran Bantuan
Pemberdayaan
masyarakat
Bagi
Fakir Miskin
-
Dukungan
Pemerintah
Pusat, Provinsi
Dan Kabupaten
Terhadap
Pemberdayaan
Masyarakat
Sangat Tinggi.
6.
Terpenuhinya
Kebutuhan
dasar
aksesibilitas
dan
pelayanan sosial dasar bagi
warga KAT.
-
Masih
kurangnya
Akses
terhadap
Pemenuhan
Kebutuhan dasar Bagi Warga
KAT.
-
Lokasi Domisili KAT
Di Wilayah Maros
Berada Pada Wilayah
Yang
Sulit
Dijangkau.
-
Pembangunan
Infrastruktur
Jalan Ke wilayah
–
wilayah
pedesaan
semakin baik.
7.
Peningkatan
keberfungsian
sosial
dan
kesejahteraan
keluarga rentan.
-
Masih
Kurangnya
Tingkat
Partisipasi masyarakat dalam
Hal Penanganan Masalah
–
Maslah Kesejahteraan Sosial
Masih
Kurangnya
Koordinasi
Dan
Sinergitas Dalam Hal
Penanganan masalah
–
Masalah
Kesejahteraan Sosial.
Tingginya
Kepedulian
Masyarakat
maros Terhadap
Penanganan
masalah
–
Masalah Sosial.
8.
Peningkatan
Peran
masyarakat melalui potensi
sumber kesejahteraan sosial
(PSKS)
Penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.
9.
Pelestarian
dan
pendayagunaan
nilai
kepahlawanan,
keperintisan
-
Makin
Rendahnya
rasa
Nasionalisme
di
Kalangan
Generasi
Muda
Terhadap
Kepedulian Akan Nilai
– Nilai
-
Berkurangnya
Kegiatan
Yang
Bersifat nasionalisme
Dan Kesetiakawanan
-
Masih
tersedianya
beberapa
tempat
(23)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
8
dan kesetiakawanan sosial.
Kepahlawanan
Dan
Kesetiakawanan Sosial.
Sosial.
bersejarah yang
memilki nilai
–
nilai
kepahlawanan.
10.
Meningkatnya fungsi sosial
penyandang
masalah
kesejahteraan sosial (PMKS)
penerima manfaat melalui
pelaksanaan
pelayanan,
perlindungan dan rehabilitasi
sosial.
-
Masih Kurangnya Sarana Dan
Prasarana Yang Representatif
untuk
Penanganan
masalah
Kesejahteraan Sosial.
-
Terbatasnya
Pengalokasian
Anggaran
Guna
Penyediaan
Sarana
Dan
Prasarana
Pendukung.
-
Terdapat
Balai
Penanganan
Masalah
Sosial
Milik
Provinsi
yang
Berlokasi
Di
Kabupaten
Maros.
11.
Tersedianya pelayanan dan
perlindungan
bagi
anak
terlantar.
12.
Terlaksananya pelayanan dan
perlindungan
sosial
anak/balita terlantar, anak
jalanan, ABH, dan anak yang
membuahkan
perlindungan
khusus,
pembinaan,
pelatihan,
dan
rehabilitasi
anak terlantar, anak jalanan,
anak cacat, dan anak nakal.
13.
Pemantapan petugas panti
dan
tenaga
pendamping
kegiatan serta sarana dan
prasarana
rehabilitasi
kesejahteraan sosial anak.
-
Masih
kurangnya
Tenaga
Pendamping/Petugas
Panti
Rehabilitasi
Kesejahteraan
Sosial Anak.
-
Belum
adanya
tenaga
fungsional
untuk
pendamping/petugas
panti
pada
Disnakertrans.
-
Adanya Program
Pemerintah
Yang Merekrut
tenaga
pendamping
sosial.
14.
Terlaksananya
pelayanan
psikososial bagi anak.
-
Belum adanya pusat pelayanan
psikososial anak di Kab. Maros
-
Pembangunan Pusat
Pelayanan
Anak
Belum terlaksana.
-
Jarak
antara
Kabupaten
Maros Dan Kota
Makassar realtif
dekat sehingga
memungkinkan
untuk
menggunakan
fasilitas
pelayanan
rehabilitasi anak
di Makassar.
15.
Pelayanan dan perlindungan
sosial bagi lanjut usia.
-
Masih rendahnya pemahaman
masyarakat
terhadap
penanganan masalah sosial bagi
lanjut usia.
-
Kurangnya
tenaga
penyuluh sosial.
-
Tingginya
komitmen
pemerintah
dalam
penanganan
masalah
–
masalah sosial.
16.
Pemantapan petugas panti
dan
tenaga
pendamping
kegiatan serta sarana dan
prasarana
rehabilitasi
kesejahteraan
sosial
bagi
lanjut usia.
-
Masih
kurangnya
Tenaga
Pendamping/Petugas
Panti
Rehabilitasi
Kesejahteraan
Sosial Anak.
-
Belum
adanya
tenaga
fungsional
untuk
pendamping/petugas
panti
pada
Disnakertrans.
-
Adanya Program
Pemerintah
Yang Merekrut
tenaga
pendamping
sosial.
17.
Terlaksananya
pelayanan
psikososial bagi lanjut usia.
-
Belum adanya pusat pelayanan
psikososial bagi lanjut usia di
Kab. Maros
-
Pembangunan Pusat
Pelayanan
bagi
lanjut usia Belum
terlaksana.
-
Jarak
antara
Kabupaten
Maros Dan Kota
Makassar realtif
dekat sehingga
memungkinkan
untuk
menggunakan
fasilitas
pelayanan
rehabilitasi
Lanjut usia di
Makassar.
18.
Pelayanan
bantuan
dan
rehabilitasi
sosial
bagi
penyandang cacat.
-
Masih
kurang
maksimalnya
bantuan
sosial
terhadap
penyandang cacat.
-
Masih
kurangnya
kegiatan
– kegiatan
yang
mengarah
kepada peningkatan
potensi
para
-
Terdapat
beberapa
lembaga
pendidikan bagi
penyandang
19.
Pembinaan
dan
pelatihan
(24)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
9
penyandang cacat.
cacat di Kab.
Maros.
20.
Pemantapan petugas panti
dan
tenaga
pendamping
kegiatan serta sarana dan
prasarana
rehabilitasi
kesejahteraan
sosial
bagi
Penyandang Cacat.
-
Kurangnya
Program
Dan
Kegiatan peningkatan kualitas
petugas
panti
dan
tenaga
pendamping bagi penyandang
cacat.
-
Jumlah
tenaga
pendamping/petugas
panti
bagi
penyandang
cacat
belum memadai
-
Pelibatan
masyarakat
secara
partisipatif
dalam
penanganan
masalah
kesejahteraan
sosial
cukup
besar.
21.
Pelayanan
bantuan
dan
rehabilitasi sosial bagi Tuna
Sosial.
-
Masih
kurang
maksimalnya
bantuan
sosial
terhadap
penyandang cacat.
-
Masih
kurangnya
kegiatan
– kegiatan
yang
mengarah
kepada peningkatan
potensi
para
penyandang cacat.
-
Pelibatan
masyarakat
secara
partisipatif
dalam
penanganan
masalah
kesejahteraan
sosial
cukup
besar
23.
Pembinaan
dan
pelatihan
bagi Tuna Sosial.
24.
Pemantapan petugas panti
dan
tenaga
pendamping
kegiatan serta sarana dan
prasarana
rehabilitasi
kesejahteraan
sosial
bagi
Tuna Sosial
-
Kurangnya
Program
Dan
Kegiatan peningkatan kualitas
petugas
panti
dan
tenaga
pendamping bagi penyandang
cacat.
-
Jumlah
tenaga
pendamping/petugas
panti
bagi
penyandang
cacat
belum memadai
-
Pelibatan
masyarakat
secara
partisipatif
dalam
penanganan
masalah
kesejahteraan
sosial
cukup
besar.
25.
Pelayanan
bantuan
dan
rehabilitasi
sosial
bagi
Penyalahgunaan Napza.
-
Meningkatnya
korban
penyalahgunaan
NAPZA
utamanya pada generasi muda.
-
Kegiatan
Penanggulangan
Korban NAPZA masih
sebatas
Sosialisasi
dan penyuluhan.
-
Telah
terbentuknya
lembaga
anti
penyalah
gunaan obat
–
obatan
terlarang.
26.
Pemantapan petugas panti
dan
tenaga
pendamping
kegiatan serta sarana dan
prasarana
rehabilitasi
kesejahteraan
sosial
bagi
Penyalahgunaan Napza.
-
Belum tersedianya petugas dan
tenaga pendamping khusus bagi
korban penyalahgunaan NAPZA.
-
Terbatasnya
aparatur fungsional
pada Disnakertrans
Kabupaten Maros.
-
Terdapat
beberapa
lembaga
kemasyarakatan
yang seringkali
melakukan
rehabilitasi bagi
para
korban
NAPZA
secara
swadaya.
27.
Meningkatnya fungsi sosial
penyandang
masalah
kesejahteraan sosial (PMKS)
penerima manfaat melalui
pelaksanaan
pelayanan,
perlindungan Dan Jaminan
Sosial.
-
Penyelenggaraan kesejahteraan
sosial melalui bantuan dan
jaminan sosial masih kurang
terencana,
terprogram,
dan
kurang sistematis.
-
Pemberian bantuan
dan jaminan sosial
kadang
masih
kurang tepat sasaran
dan
tidak
berdasarkan kepada
data riil yang ada di
lapangan.
-
Terjadinya
pergeseran
paradigma
mengenai
penanganan
permasalahan
sosial
yang
didorong
oleh
meningkatnya
peran
dan
partisipasi
masyarakat,
dunia
usaha,
dan NGO (LSM).
28.
Terpenuhinya
Kebutuhan
Darurat Bagi Korban Bencana
Alam.
-
Masih kurangnya jenis bantuan
yang diberikan kepada korban
bencana alam.
-
Kurang
jelasnya
Target
pemenuhan
kebutuhan
dasar
secara kedaruratan
kepada
korban
bencana alam dan
sosial.
-
Telah
terbentuknya
TAGANA
di
setiap
kecamatan
di
wilayah
Kabupaten
Maros sehingga
penanggulangan
bencana
yang
berbasis
masyarakat
dapat lebih di
optimalkan lagi.
29.
Pelatihan
petugas
penanggulangan
bencana
dari unsur masyarakat.
-
Masih
kurangnya
intensitas
pelatihan
bagi
petugas
penanggulangan bencana dari
unsur masyarakat.
-
Kurang memadainya
sarana
dan
prasarana
pendukung
bagi
peningkatan kualitas
petugas
penanggulangan
bencana dari unsur.
(25)
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Maros
10
masyarakat.
30.
Tersedianya
evakuasi
KIT
sebagai sarana penanganan
korban bencana alam di
Kabupaten/Kota
rawan
bencana.
-
Masih kurangnya Perlengkapan
yang memadai dalam rangka
pelaksanaan Evakuasi KIT.
-
Terbatasnya
anggaran
yang
bersumber
dari
APBD Kabupaten.
-
Respon
yang
tinggi
dari
masyarakat
dalam
rangka
pelaksanaan
penyediaan
evakuasi korban
bencana
alam
pada
wilayah
rawan bencana.
31.
Terpenuhinya
kebutuhan
darurat bagi korban bencana
sosial.
-
Masih minimnya pengalokasian
anggaran
guna
pemenuhan
kesiapsediaan
Disnakertrans
untuk pemenuhan kebutuhan
bagi korban bencana sosial.
-
Perencanaan untuk
pemenuhan
kebutuhan
secara
darurat bagi korban
bencana sosial masih
bersifat spontanitas
dan belum terencana
dengan baik.
-
Respon
yang
tinggi
dari
pemerintah
Kabupaten
dalam
rangka
penanganan
korban bencana
sosial.
32.
Pelatihan
petugas
penanggulangan
bencana
Sosial dari unsur masyarakat.
-
Masih
kurangnya
intensitas
pelatihan
bagi
petugas
penanggulangan bencana dari
unsur masyarakat.
-
Kurang memadainya
sarana
dan
prasarana
pendukung
bagi
peningkatan kualitas
petugas
penanggulangan
bencana dari unsur.
masyarakat.
33.
Pemberian
bantuan
tunai
bersyarat bagi RTSM (PKH)
-
Kurangnya Data yang akurat
mengenai RTSM.
-
Masih
kurangnya
aksesibilitas
RTSM
terhadap pelayanan
public.
-
Tersedianya
program
prioritas
pembangunan
daerah
yang
mengarah
kepada
masyarakat
miskin
berupa
Program
Pendidikan
Gratis
serta
Kesehatan
Gratis.
34.
Program
asuransi
kesejahteraan
sosial
bagi
sektor informal.
-
Belum
terlaksananya
secara
maksimal pemberian asuransi
kesejahteraan sosial bagi sector
informal.
-
Belaum tersedianya
lembaga
yang
khusus
menangani
asuransi
kesejahteraan sosial
di Kabupaten Maros.
-
Meningkatnya
respon
masyarakat
terhadap
kepedulian
sosial
dan
kesetiakawanan
sosial di tengan
masyarakat.
35.
Penyelenggaraan
penelitian
dan
kajian
pembangunan
kesejahteraan sosial.
-
Masih kurangnya kegiatan yang
bersifat penelitian dan kajian
pada
bidang
kesejahteraan
sosial yang dilaksanakan.
-
Masih
terbatasnya
tenaga
aparatur
pada
bidang
penelitian utamanya
pada
bidang
kesejahteraan sosial.
-
Terdapat
beberapa
Universitas dan
lembaga
pendidikan
perguruan tinggi
baik yang ada di
Kabupaten
Maros maupun
di
Kota
Makassar.
36.
Penyelenggaraan kediklatan
kesejahteraan
sosial
bagi
pegawai dan masyarakat.
-
Terbatasnya anggaran dalam
pelaksanaan kediklatan khusus
bagi kesejahteraan sosial.
-
Kurangnya
koordinasi
antara
Disnakertrans
dengan
Lembaga
pelaksana Diklat.
-
Terdapat
Lembaga Diklat
yang
berskala
regional
di
Makassar.
37.
Meningkatnya daya saing dan
produktifitas tenaga kerja.
-
Masih rendahnya Kualitas Daya
saing dari tenaga kerja local
yang ada.
-
Kurangnya kegiatan
pelatihan
bagi
tenaga kerja yang
ada
utamanya
pelatihan
yang
kewirausahaan.
-
Terdapat
beberapa
perusahaan
besar yang ada
di
Kabupaten
Maros.
-
Pengembangan
Kawasan
Industri Makasar
Yang Mengarah
ke
wilayah
Kabupaten
(1)
-
Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kepelatihan Dan Instruktur LLK.
Persentase Tenaga Kepelatihan/Instruktur
Yang Telah Mendapatkan Sertifikat
Kepelatihan.
20%
75,000 20%
75,000 20%
75,000 20%
75,000 20%
75,000 100%
375,000
Seksi Pembinaan Tenaga Kerja
-
Pengadaan Bahan Dan Materi Pendidikan
Dan Keterampilan Kerja.
Cakupan Bahan Dan Materi Pendidikan Keterampilan Kerja.
15
Cakupan 75,000
15 Cakupan
75,000
15 Cakupan
75,000
15 Cakupan
75,000
15 Cakupan
75,000
75 Cakupan
375,000
Seksi Pelatihan Dan Produktifitas Tenaga Kerja
Perlindungan hak - Hak dasar Bagi Para
Pekerja Dan Buruh termasuk Pekerja Perempuan Dan Anak
- Anak.
Persentase Penurunan kasus kecelakaan Kerja Termasuk bagi
Para Pekerja Perempuan Dan
Anak - Anak. 1
Program Perlindungan Pengembangan
Lembaga Ketenagakerjaan.
Persentase Kasus Ketenagakerjaan bagi
Pekerja Perempuan Dan Anak - Anak Yang Terselesaikan Dengan Cepat Dan Tepat.
20
Persen 225,000
20 Persen
225,000
20 Persen
225,000
20 Persen
225,000
20 Persen
225,000
100 Persen
1,125,000
Bidang Tenaga Kerja
-
Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Pemberian Perlindungan Hukum Dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
Persentase Tenaga kerja Perempuan Dan
Anaka - Anak yang Mendapatkan Perlindungan Hukum
dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
20
Persen 150,000
20 Persen
150,000
20 Persen
150,000
20 Persen
150,000
20 Persen
150,000
100 Persen
750,000
Seksi Perlindungan Dan Pengawasan
Tenaga Kerja
-
Peningkatan Pengawasan, Perlindungan, Dan Penegakan Hukum
Terhadap Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
Persentase Kebijakan/Peraturan Perundang - Undangan Mengenai Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Yang Dilaksanakan.
20
Persen 75,000
20 Persen
75,000
20 Persen
75,000
20 Persen
75,000
20 Persen
75,000
100 Persen
375,000
Seksi Perlindungan Dan Pengawasan
(2)
Meningkatnya Perluasan lapangan
kerja Pada Sektor Informal.
Jumlah Tenaga kerja Yang terserap Pada Sektor Informal.
1
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Jumlah Tenaga Kerja Yang Bekerja Pada Sektor Informal Dan Mendapatkan Peningkatan Kesejahteraan.
500
Orang 1,080,000
500 Orang
1,080,000
500 Orang
1,080,000
500 Orang
1,080,000
500 Orang
1,080,000
2500 Orang
5,400,000
Bidang Tenaga Kerja
-
Kerjasama Pendidikan Dan Pelatihan Tenaga
Kerja.
Jumlah Kerjasama Pelatihan Tenaga Kerja
Pada Sektor Informal Yang Terealisasi.
10 kali
500,000 10 kali 500,000 10 kali
500,000 10 kali
500,000 10 kali
500,000 50 kali
2,500,000
Seksi Pembinaan Tenaga Kerja
-
Penyiapan Tenaga Kerja Siap Pakai.
Jumlah Tenaga Kerja pada Sektor Informal yang Telah melakukan
Wirausaha.
500 Org
50,000 500 Org 50,000 500 Org
50,000 500 Org
50,000 500 Org
50,000 2500 Org
250,000
Seksi Pembinaan Tenaga Kerja
-
Pengembangan Kelembagaan Produktifitas Dan
Pelatihan Kewirausahaan
Jumlah Lembaga Yang Bergerak Dalam Usaha
Pembinaan Kewirausahaan Yang
Aktif.
10
Lembaga 30,000
10 Lembaga
30,000
10 Lembaga
30,000
10 Lembaga
30,000
10 Lembaga
30,000
10 Lembaga
150,000
Seksi Pembinaan Tenaga Kerja
-
Pemberian Fasilitas Dan Mendorong Sistem Pendanaan Pelatihan Berbasis masyarakat
Jumlah Tenaga Kerja Pada Sektor Informal Yang Mendapatkan Fasilitas Pendanaan Dan Termanfaatkan.
500 Org
500,000 500 Org 500,000 500 Org
500,000 500 Org
500,000 500 Org
500,000 2500 Org
2,500,000
Seksi Pembinaan Tenaga Kerja
Meningkatnya fasilitasi Penyelesaian
Perselisihan
Persentase Penurunan Kasus
Perselisihan Hubungan
1
Program Perlindungan Pengembangan
Lembaga
Persentase kasus Hubungan Industrial
Yang Dapat Terselesaikan Dengan
20
Persen 375,000
20 Persen
375,000
20 Persen
375,000
20 Persen
375,000
20 Persen
375,000
100 Persen
1,875,000
Bidang Tenaga Kerja
(3)
-
Pengembangan Wawasan Sumberdaya Tripartit
Jumlah SDM Yang Memiliki Wawasan
Tripartit
50 Org
250,000 50 Org 250,000 50 Org
250,000 50 Org
250,000 50 Org
250,000 250 Org
1,250,000
Seksi Perlindungan Dan Pengawasan
Tenaga Kerja
-
Fasilitasi Penyelesaian
Prosedur Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial.
Persentase kasus Perselisihan Hubungan
Industrial Yang Dapat Tertangani Dengan
Cepat Dan Tepat.
20
Persen 125,000
20 Persen
125,000
20 Persen
125,000
20 Persen
125,000
20 Persen
125,000
100 Persen
625,000
Seksi Perlindungan Dan Pengawasan
Tenaga Kerja
Meningkatnya kepesertaan Jamsostek Yang
Aktif.
Persentase Kepesertaan Tenaga Kerja Secara Aktif Dalam Jamsostek.
1
Program Perlindungan Pengembangan
Lembaga Ketenagakerjaan.
Persentase Tenaga kerja yang Mendapatkan jaminan
Sosial Tenaga kerja
20
Persen 1,350,000
20 Persen
1,350,000
20 Persen
1,350,000
20 Persen
1,350,000
20 Persen
1,350,000
100 Persen
6,750,000
Bidang Tenaga Kerja
-
Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Pemberian Perlindungan Hukum Dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
Persentase Tenaga Kerja Yang Terlibat Secara aktif Dalam Jaminan Sosial Tenaga
Kerja
20
Persen 75,000
20 Persen
75,000
20 Persen
75,000
20 Persen
75,000
20 Persen
75,000
100 Persen
375,000
Seksi Perlindungan Dan Pengawasan
Tenaga Kerja
Persentase Kepesertaan Perusahaan Secara Aktif Dalam Jamsostek.
1
Program Perlindungan Pengembangan
Lembaga Ketenagakerjaan.
Persentase Perusahaan yang
Memberlakukan jaminan Sosial Tenaga Kerja.
20
Persen 1,275,000
20 Persen
1,275,000
20 Persen
1,275,000
20 Persen
1,275,000
20 Persen
1,275,000
100 Persen
6,375,000
Bidang Tenaga Kerja
-
Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Pemberian Perlindungan Hukum Dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
Persentase Perusahaan yang Terlibat Secara Aktif Dalam Pelaksanaan Pemberian Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Karyawannya.
20
Persen 75,000
20 Persen
75,000
20 Persen
75,000
20 Persen
75,000
20 Persen
75,000
100 Persen
375,000
Seksi Perlindungan Dan Pengawasan
(4)
Meningkatnya Optimalisasi Pelaksanaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja.
Persentase Penurunan Kasus Kecelakaan Kerja Pada perusahaan.
1
Program Perlindungan Pengembangan
Lembaga Ketenagakerjaan.
Persentase Penyelesaian kasus -
kasus K3
20
Persen 1,200,000
20 Persen
1,200,000
20 Persen
1,200,000
20 Persen
1,200,000
20 Persen
1,200,000
100 Persen
6,000,000
Bidang Tenaga Kerja
-
Peningkatan Pengawasan, Perlindungan, Dan Penegakan Hukum
Terhadap Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
Persentase Tingkat
Penanganan kasus K3
20 Persen
75,000
20 Persen
75,000
20 Persen
75,000
20 Persen
75,000
20 Persen
75,000
100 Persen
375,000
Seksi Perlindungan Dan Pengawasan
Tenaga Kerja
Peningkatan Taraf Ekonomi Dan Sosial
Transmigran lokal.
Persentase Warga Transmigran Yang Mengalami
Peningkatan Pendapatan.
1
Program Pengembangan
Wilayah Transmigrasi
Persentase Peningkatan Kesejahteraan masyarakat Kawasan
Transmigrasi.
20
Persen 1,125,000
20 Persen
1,125,000
20 Persen
1,125,000
20 Persen
1,125,000
20 Persen
1,125,000
100 Persen
5,625,000
Bidang Transmigrasi
-
Penguatan Sumber Daya Manusia Pemerintah Daerah
Dan Masyarakat Transmigrasi Di Kawasan Transmigrasi.
Jumlah Aparat Yang Di Tempatkan Pada Wilayah Transmigrasi
Dan Melakukan Pembinaan.
10 Org
150,000 10 Org 150,000 10 Org
150,000 10 Org
150,000 10 Org
150,000 10 Org
750,000
Seksi Penyuluhan Transmigrasi
-
Peningkatan Kerjasama Antar Wilayah, Antar Pelaku
Dan Antar Sektor Dalam Rangka Pengembangan
Jumlah Kerjasama Yang Terealisasi Dalam
Rangka Pengembangan Kawasan Transmigrasi.
5 kali
250,000 5 kali 250,000 5 kali
250,000 5 kali
250,000 5 kali
250,000 25 Kali
1,250,000
Seksi Perlindungan Dan Pengawasan
(5)
-
Penyediaan Dan Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Sosial
Dan Ekonomi Di Kawasan Transmigrasi.
Cakupan Sarana Dan Prasarana Sosial Dan Ekonomi Pada Kawasan Transmigrasi
Yang Berada Dalam Kondisi Baik Dan
Termanfaatkan.
10
Cakupan 500,000
10 Cakupan
500,000
10 Cakupan
500,000
10 Cakupan
500,000
10 Cakupan
500,000
10 Cakupan
2,500,000
Seksi Sarana Dan Prasarana
-
Penyediaan Lembaga Keuangan Daerah
Yang Membantu Modal Usaha Di Kawasan Transmigrasi.
Jumlah Lembaga Keuangan Daerah Yang Aktif Dalam Pemberian Bantuan
Modal usaha Pada Kawasan Transmigrasi.
10
Lembaga 75,000
10 Lembaga
75,000
10 Lembaga
75,000
10 Lembaga
75,000
10 Lembaga
75,000
50 Lembaga
375,000
Seksi Penyuluhan Transmigrasi
-
Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan Transmigrasi Lokal
Jumlah Pelaksanaan Monev Transmigrasi
Lokal
4 kali
75,000 4 kali 75,000 4 kali
75,000 4 kali
75,000 4 kali
75,000 4 kali
375,000
Seksi Perlindungan Dan Pengawasan
Transmigrasi
-
Pengerahan Dan Fasilitasi Perpindahan
Serta Penempatan Transmigrasi Untuk Memenuhi Kebutuhan
SDM.
Cakupan Fasilitas perpindahan Dan Penempatan Warga Transmigrasi di Wilayah
Transmigrasi.
10 Jenis
150,000 10 Jenis 150,000 10 Jenis
150,000 10 Jenis
150,000 10 Jenis
150,000 10 Jenis
750,000
Seksi Perlindungan Dan Pengawasan
Transmigrasi
2 Program
Transmigrasi Lokal
Cakupan Pelaksanaan Peningkatan kapasitas SDM
Masyarakat Transmigrasi.
2
Cakupan 600,000
20 Persen
600,000
20 Persen
600,000
20 Persen
600,000
20 Persen
600,000
100 Persen
3,000,000
Bidang Transmigrasi
-
Penyuluhan Transmigrasi Lokal
Jumlah pelaksanaan penyuluhan terhadap Transmigran Lokal.
24 kali
150,000 24 kali 150,000 24 kali
150,000 24 kali
150,000 24 kali
150,000 24 kali
750,000
Seksi Penyuluhan Transmigrasi
(6)
-
Pelatihan Transmigrasi Lokal.
Jumlah pelaksanaan pelatihan terhadap Transmigran Lokal.
12 Kali
450,000 12 Kali 450,000 12 Kali
450,000 12 Kali
450,000 12 Kali
450,000 60 Kali
2,250,000
Seksi Penyuluhan Transmigrasi