Definisi Operasional METODE PENELITIAN

32 Iin Inasih, 2014 KELAYAKAN SUNGAI CIGASONG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN CREATIVEPROBLEM SOLVING CPSPADA MATERI PENCEMARAN AIR SISWA SMP KELAS VII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sugiyono, 2010 Keterangan : X1 = Model pembelajaran Creative Problem Solving X2 = Model pembelajaran Konvensional O 1 = Pretest kelas eksperimen O 2 = Posttest kelas eksperimen O 3 = Pretest kelas kontrol O 4 = Posttest kelas kontrol

C. Definisi Operasional

Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi operasional dalam penelitian yaitu sebagai berikut : 1. Kelayakan Sungai Cigasong sebagai media pembelajaran Creative Problem Solving CPS materi pencemaran air siswa SMP kelas VII. Studi kelayakan meliputi kriteria dari segi kemudahan akses, tingkat keamanan, efisien waktu, biaya murah, dan ekologi Sungai Cigasong Surtikanti, 2011. Area penelitian di Sungai Cigasong : panjang kurang lebih 15 m, lebarnya: 9 m, dengan kedalaman air : antara 30 cm - 1 m. Kondisi Fisik : banyak batu-batu besar, aliran sungai dikelilingi kebun bambu, pohon mangga, pohon nangka, pohon kelapa, pohon melinjo, pohon belimbing, pohon petai cina, pohon jeruk sehingga keadaannya sangat rindang, ada pabrik tahu serta di atasnya ada pemukiman penduduk. 2. Media Pembelajaran Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ke sungai Cigasong adalah air sungai Cigasong, flora dan fauna, pabrik tahu yang berada di lokasi penelitian sungai Cigasong. Untuk mengukur PH air sungai digunakan indikator kertas Lakmus biru dan merah. Data penelitian dikumpulkan dalam bentuk lembar kerja siswa. 33 Iin Inasih, 2014 KELAYAKAN SUNGAI CIGASONG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN CREATIVEPROBLEM SOLVING CPSPADA MATERI PENCEMARAN AIR SISWA SMP KELAS VII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Model Pembelajaran Creative Problem Solving Model pembelajaran Creative Problem Solving merupakan model pembelajaran yang mampu melatihkan kemampuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan secara kreatif. Penyelesaian masalah harus terdiri dari berbagai macam solusi yang pada akhirnya akan dipilih solusi terbaik melalui tahapan Objective-Finding, Fact-Finding, Problem-Finding, Idea- Finding, Solution Finding , dan Acceptance - Finding . Model ini dapat diukur melalui lembar observasi keterlaksanaan model Osborne dalam Harris, 2002. Model pembelajaran Creative Problem Solving terdiri dari lima tahapan. Tahapan pertama dinamakan penemuan fakta. Tahap kedua merupakan tahap penemuan masalah. Tahap ketiga adalah penemuan ide. Tahap keempat dari model pembelajaran ini adalah penemuan solusi. Tahap kelima adalah penemuan penerimaan Davis, 2012. Model pembelajaran ini sangat menarik untuk diimplementasikan karena pada dasarnya model ini sangat bermanfaat untuk melatih kemampuan-kemampuan dalam bidang sains. Untuk meningkatkan kreativitas dilakukan melalui dua cara. Cara pertama adalah melalui pelatihan memecahkan masalah. Cara kedua adalah mengajarkan divergent thinking . Divergent thinking dapat berupa pencarian berbagai macam ide, pencarian ide dengan kategori yang berbeda, dan mengemukakan ide secara detail. Kedua cara tersebut dapat difasilitasi oleh model pembelajaran Creative Problem Solving Osborne dalam Harris, 2002. 4. Model Pembelajaran Konvensional 34 Iin Inasih, 2014 KELAYAKAN SUNGAI CIGASONG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN CREATIVEPROBLEM SOLVING CPSPADA MATERI PENCEMARAN AIR SISWA SMP KELAS VII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Salah satu model belajar yang sering digunakan dalam pendidikan adalah model pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang telah dipakai lama oleh para pendidik. Metode pembelajaran konvensional merupakan metode yang terdiri dari tahapan kegiatan awal, inti, dan akhir yang berpusat pada guru Yamin, 2011:202. Ciri utama pembelajaran konvensional yaitu : 1 mengutamakan daya ingat dan hafalan, 2 peserta didik belajar secara individual, 3 pembelajaran dikembangkan oleh guru, 4 peserta didik penerima informasi secara pasif, 5 penyajian disajikan berdasarkan teoritis, abstrak, kaku dan berpegang pada buku teks. 5. Penguasaan Konsep Materi Pencemaran Air Penguasaan konsep pada materi ajar pencemaran lingkungan didefinisikan sebagai kemampuan siswa dalam memahami suatu abstraksi yang menggambarkan karakteristik konsep pencemaran lingkungan secara ilmiah, baik secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari- hari yang dapat dilihat dari tes awal dan tes akhir. Indikator penguasaan konsep pada penelitian ini didasarkan pada tingkatan domain kognitif Bloom Anderson, 2010:99 dibatasi pada aspek ingatan C1, memahami C2, mengaplikasikan C3, menganalisis C4. Penguasaan konsep diukur dengan menggunakan tes penguasaan konsep dalam bentuk pilihan ganda 40 soal yang diberikan ketika pretest dan posttest. 6. Kemampuan Memecahkan Masalah Pencemaran Air Kemampuan memecahkan masalah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa menggunakan pengetahuan-pengetahuan dan konsep-konsep pencemaran lingkungan yang dipelajarinya untuk memecahkan berbagai masalah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik yang terkait gejala alam maupun pada berbagai peralatan atau karya teknologi Wena, 2011: 52. Kriteria penilaian kemampuan 35 Iin Inasih, 2014 KELAYAKAN SUNGAI CIGASONG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN CREATIVEPROBLEM SOLVING CPSPADA MATERI PENCEMARAN AIR SISWA SMP KELAS VII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu memecahkan masalah berdasarkan pada memahami masalah, ketepatan solusi, ketepatan perhitungan, dan ketepatan hasil yang dituangkan dalam suatu rubrik penilaian. Kemampuan memecahkan masalah diukur dengan menggunakan tes dalam bentuk essay. Soal-soal tes pemecahan masalah dalam penelitian ini berkaitan dengan permasalahan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan memecahkan masalah diukur dengan menggunakan tes memecahkan masalah meliputi 10 soal essay yang diberikan ketika pretest dan posttest. Dalam penelitian ini, kemampuan memecahkan masalah yang dimaksud adalah kemampuan siswa menggunakan pengetahuan- pengetahuan dan konsep pencemaran lingkungan yang dipahaminya untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian kemampuan memecahkan masalah tidak hanya terbatas pada kemampuan untuk menemukan solusi atas suatu masalah akan tetapi lebih kepada proses menemukan solusi terbaik atas permasalahan yang dihadapi Wena, 2011: 53.

D. Instrumen Penelitian