Pengaruh Pencemaran Udara Yang Diemisikan OIeh Kendaraan Bermotor Terhadap Ketahanan Tanaman Perkotaan

RINGKASAN
Lena Nurmal (E03495030). Pengarnh Pencemaran Udara Yang Diemisikan OIeh ICendaraan
Bermotor Terhadap Ketahanan Tanaman Perkotaan.
Di bawah Bimbingan Ir. Endes
Nnrfilmarasa Dahlan, MS. dan Ir. Rachmad Hermawan, MSc.

Besamya

jumlah pemakaian kendaraan bermotor diperkotaan secara langsung turut

mendorong penurunan kualitas lingkungan perkotaan dengan adanya pencemaran udara dari gas emisi
kendaraan bermotor.

Beberapa jenis gas yang die~nisikanoleh kendaraan bermotor seperti ozon,

oksida belerang, dan oksida nitrogen dapat berbahaya bagi manusia, hewan maupun tumbuhan.
Pembangunan butan kota merupakan salah satu altematif dalam mengatasi berbagai masalah
lingkungan di perkotaan, terutama masalah penceinaran udara.

Dengan adanya tajuk hutan kota


bahan-bahan pencemar udara dapat dikurangi melalui kemampuan tanaman dalanl menyerap dan
inenjerap bahan-bahan pencemar tersebut.
bertaban dalam kondisi udara tercemar.

Namun demikian tidak semua jenis tanaman mampu
Pada jenis yang tidak tahan, pencemaran udara dapat

menyebabkan pertumbuhdn terhambat dan lebih jauh lagi dapat menyebabkan tanaman mati. Untuk
meinaksimalkan fungsi hutan kota dalaln lnengulangi penceinaran udara, penting untuk diketahui
jenis-jenis tanaman perkotaan yang tahan terhadap kondisi udara tercemar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengai-uh pencemaran udara yang
dieinisikan oleh kendaraan bermotor terhadap respon dan ketahanan tanaman perkotaan. Dari hasil
penelitian ini diharapkan diketahui jenis-jenis tananaman yang tahan terhadap pencemaran udara,
untuk dijadikan tauaman hutan kota.
Jenis-jenis tanaman yang digunakan sebagai bahan penelitian ini adalah Nyamplung

(Calophyll~rminophyllum), Kenanga (Cananghrm odorattrin), Beringin (Ficus benjamina), Mahoni
(Swietenia nlacrophylla), Eboni (Dyospyros celebrca), Kayu Putih ( Melale~rca leucadendron),
Saputangan (Maniltoa grandiJora), Tanjung (Mirilosops elengi), dan Kiara Payung (Filiciuiit


deciprens). Alat-alat yang digunakan antara lain yaitu sepeda motor Suzuki tahun 1980, iunlah plastik,
k a l ~ p emeteran,
~,
termometer suhu dan kelembaban, alat tulis, dan lain-lain.
Tanaman tersebut dibagi ke dalam dua kelompok, kelompok pertanla untuk diberi perlakuan
dan kelompok kedua sebagai kontrol. Tiap kelompok diletakkan dalam rumah plastik berbeda yang
beidcuran 5m x l m x 1,5m. Pada kelompok perlakuan asap motor dialirkan selama 3 menit dan
tanaman dibiarkan terpapari asap sela~na1 jam. Pada saat pemberian perlakuan ini, nunah plastik
perlakuan dan kontrol ditutup rapat. Pemberian perlakuan dilakukan setiap pagi hari (6.30-7.30 WIB)
sela~na2 bulan.
Parameter-parameter yang diamati yaitu pertambahan tinggi, pertambahan diameter, jutnlah
daun gugur, pertambahan daun dan kandungan karbohidrat daun. Pengukuran parameter dilakukan

setiap minggu, sedangkan analisis kandungan karbohidrat dilakukan pada akhir penelitian. Selama
penelitian juga dilakukan pengukuran suhu dan kelembaban pada kedua rumah plastik dan lingkungan
sekita~nya.
Untuk mengetahui pengaruh pencemaran udara terhadap tanaman, digunakan uji-r pada tiap
parameter yang telah ditentukan. Apabila hasil uji-t menunjukkan perbedaan nyata antara tanaman
perlakuan dan tanaman kontrol, maka pencemaran udara berpengaruh secara nyata pada tanaman
tersebut. Untuk menentukan tingkat ketalianan tiap jenis tanaman digunakan nietode Dahlan (1995).

Metode ini berupa pemberian skor negatif atau positif berdasarkan sifat pencemaran udara yang
mempengaruhi tiap jenis tanaman.

Apabila skor tananian kurang dari 0 maka tanaman tersebut

tergolong tidak tahan, bila skomya 0 tergolong tahan, dan jika skolnya lebih dari 0 maka tanaman
tersebut tergolong sangat iahan.
Hasil penelitian menunjukkan tiap jenis tanaman memberikan respon yang beragam.
Menurut Treshow (1984), tiap jenis tanaman bervariasi sensitivitasriya terhadap polutan udara.
Sedangkan menurut Taylor (1975), pengaruh genetik tiap jenis tanaman menyebabkan sensitivitas
yang beragam antar tanaman. Jenis yang tergolong sensitif (tidak tahan) pada penelitian ini adalah
Saputangan dan Tanjung. Hasil uji-l menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara tanaman perlakuan
tinggi untuk Saputangan dan pertambahan diameter
dan tanaman kontrol pada parameter pe~ta~nbahan
untuk Tanjung. Pengaruh pencemaran udara bersifat negatif pada kedua jenis ini. Diduga terjadi
kerusakan jaringan pada daun akibat polutan udara yang terlihat sebagai klorosis dan nekrosis pada
pennukaan daun.
Pada jenis Kayu Putih, pengaruh peocemaran udara ditunjukkan oleh banyaknya daun gugur
pada tanaman perlakuan. Pada jenis yang tergolong tahan mengugurkan daun ini akan diikuti oleh
penambahan daun yang banyak pula. Sifat menggugukan daun pada waktu tertentu memberikan nilai

lebih pada suatu tanaman untuk dijadikan sebagai tanaman hutan kota. Pada parameter kandungan
karbohidrat, pencemaran udara secara nyata berpengaruh pada jenis Beringin dan Kayu Putih. Sifat
yang ditunjukkan berupa sifat positif.
Pada Jenis Nyamplung, Kenanga, Mahoni, Ehoni, dan Filicium, pencemaran udara tidak
memberikan pengaruh nyata pada semua parameter yang diamati. Adanya pencemaran udara pada
jenis-jenis tersebut dapat diamati pada permukaan daun tanaman perlakuan dimana terdapat klorosis
dan nekrosis, namun tergolong ringan.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan baliwa jenis tanaman yang tergolong tidak talian
terliadap pencemaran udara adalali jenis Saputangan dan Tanjung. Jenis-jenis yang tergolong tahan
adalali Nyamplung, Kenanga, Mahoni, Eboni dan Iciara Payung, sedangkan jenis kayu putih dan
beringin merupakan tanaman yang sangat tahan. Jenis-jenis tanaman yang tergolong tahan dan saiigat
talian dapat disarankan untuk dijadikan tanaman hutan kota.

PENGARUH PENCEMARAN UDARA
YANG DIEMISIKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR
TERHAJIAP ICETAHANAN TANAMAN PERKOTAAN

Skripsi
Sebugai Salalt Sntu Syarat
Utttuk Mentpmolelz Gelar Sarjartn KeIzutnrzarz

Fnkuttas Ifeltatanart Irtstittlt Pertartiart Bogor

Oleh:
Lena Nurmaf
E03495030

JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000