Analisis Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (Pkb) Pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Putri Hijau Medan

(1)

ANALISIS REALISASI PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB) PADA KANTOR BERSAMA SISTEM

ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) PUTRI HIJAU MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

MARIS YOLANDA B BARA 112101058

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : MARIS YOLANDA B BARA

NIM : 112101058

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS REALISASI PENERIMAAN PAJAK

KENDARAAN BERMOTOR (PKB) PADA KANTOR

BERSAMA SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) PUTRI HIJAU MEDAN

Tanggal : ...2014 DOSEN PEMBIMBING

Fivi Rahmatus Sofiyah, SE, M.Si NIP. 19770214 200812 2 001

Tanggal : ...2014 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 19741123 200012 2 001

Tanggal : ...2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Analisis Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan”.

Terselesainya Tugas Akhir ini tentu tak terlepas berbagai pihak yang telah mendorong dan mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, baik dukungan moril maupun materil. Terutama kepada Papa dan Mama tersayang, Drs. H. Zulham Effendy Batubara dan Dra. Asmawati, serta kepada Widya Emiliza Batubara, Amd. dan Maricella Batubara, SE selaku kakak penulis atas doa, kasih sayang dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Penulis juga ingin mengungkapkan rasa terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal H Situmorang, SE, Msi, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Fivi Rahmatus Sofiyah, SE, M. Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan, dan bantuan dari awal hingga selesainya Tugas Akhir ini.

5. Bapak H. Muhammaddin Lubis SE, MM, selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan


(4)

yang telah memberikan izin kepada penulis dalam melakukan magang sekaligus memperoleh data untuk penulisan Tugas Akhir ini.

6. Bapak Ibrahim Ichsan Hrp. S. Sos, selaku Kasubag Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan yang telah membantu penulis dalam memperoleh data-data guna penyempurnaan Tugas Akhir ini.

7. Kelompok belajar @dydas yang selalu menghibur dan membantu dalam masa belajar, Diana, Deni, Ananda, dan Sasi, dan juga teman seperjuangan, Atikah, Astria, Irfan, dan Lista yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir penulis. Tak lupa pula teman-teman di Program Studi DIII Keuangan 2011 Grup A, terimakasih untuk semua hal yang telah kita lalui bersama.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan Tugas Akhir. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya.

Akhir kata, penulis mengharapkan agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, Mei 2014 Penulis,

Maris Yolanda Batubara NIM. 112101058


(5)

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara ... 7

B. Struktur Organisasi... 10

C. Uraian Pekerjaan ... 11

D. Gambaran Data Pegawai... 14

E. Kinerja Terkini ... 16

BAB III PEMBAHASAN A. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) ... 18

A.1 Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor ... 18

A.2 Objek dan Subjek Pajak Kendaraan Bermotor... 19

A.2.1 Objek Pajak Kendaraan Bermotor ... 19

A.2.2 Subjek Pajak Kendaraan Bermotor ... 19

A.3 Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor... 20

A.3.1 Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor ... 20

A.3.2 Tarif Pajak Kendaraan Bermotor ... 22

A.4 Prosedur Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap... 24

B. Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap ... 30

C. Upaya Untuk Meningkatkan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Putri Hijau Medan ... 41

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 44 DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman 1.1 Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara... 2 2.1 Wilayah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)/ Sistem Administrasi

Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Se Sumatera Utara ... 9 2.2 Daftar Pegawai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi

Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan ... 15 2.3 Daftar Pegawai Honor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi

Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan ... 15 2.4 Daftar Tenaga Out-Sourcing Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem

Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan... 15 3.1 Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Sistem

Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Pada Tahun 2011 ... 31 3.2 Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Sistem

Administrasi Manunggal Satu Atap Putri Hijau Medan Pada Tahun 2012 ... 34 3.3 Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Sistem Administrasi

Manunggal Satu Atap(SAMSAT) Putri Hijau Medan Pada Tahun 2013... 37 3.4 Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Sistem Administrasi

Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Pada Tahun 2011, 2012, dan 2013 ... 40


(7)

No. Judul Gambar Halaman 2.1. Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal

Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan ... 11 3.1 Prosedur Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan ... 25


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perekonomian dalam suatu rumah tangga membutuhkan sumber-sumber penerimaan untuk membiayai segala keperluan rumah tangga. Sama hal nya dengan pajak yang merupakan salah satu dari sumber-sumber penerimaan negara dan menjadi sumber pendapatan utama negara. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro,SH, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Menurut lembaga pemungutnya, pajak terdiri dari 2 jenis, yaitu Pajak pusat dan Pajak daerah. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, sedangkan pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2009, bahwa pajak daerah terbagi dalam 2 jenis, yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/ Kota. Pajak provinsi adalah kewenangan pemungutan terdapat pada pemerintah daerah provinsi, sedangkan untuk pajak kabupaten/ kota kewenangan pemungutan terdapat pada


(9)

pemerintah daerah kabupaten/ kota. Jenis Pajak Provinsi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1

Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara

No Jenis Pajak

1 Pajak Kendaraan Bermotor

2 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 3 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4 Pajak Air Permukaan

Sumber : Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara, 2014

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) termasuk dari salah satu pajak provinsi yang berpengaruh besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena tingginya aktivitas sehari-hari masyarakat yang menjadikan kendaraan bermotor menjadi suatu kebutuhan akan kendaraan sebagai sarana angkutan. Seperti informasi yang dilansir dari e-newspaper, kompasiana (8 Februari 2013), Indonesia kini telah menjadi negara ketiga yang paling banyak menggunakan kendaraan bermotor setelah Amerika dan China. Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia mencapai 107.226.572 unit. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Branch Manager Auto 2000 Amplas, Martogi Siahaan, “Di Auto 2000 penjualan pada tahun lalu mencapai 3.000 unit per bulan untuk seluruh merek. Untuk tahun 2014 ini diperkirakan akan sama dengan tahun lalu. Secara rata-rata per tahun 36.000 unit setiap tahunnya terjual dari Auto 2000 ” (Sindo: Minggu, 26 Januari 2014). Maka dengan semakin meningkatnya pengguna kendaraan bermotor otomatis penerimaan pajak kendaraan bermotor juga meningkat.


(10)

3

Realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) diperoleh dari Wajib Pajak yang membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Jika Wajib Pajak merupakan badan maka kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa hukum badan tersebut. Dengan demikian, pada Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) subjek pajak sama dengan wajib pajak, yaitu orang pribadi atau badan yang memiliki atau menguasai kendaraan bermotor. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) berasal dari pungutan pembayaran Pajak Kendaraan bermotor, Kendaraan bermotor tersebut yakni semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang bergerak.

Untuk memungut Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dari Wajib Pajak maka dibentuklah suatu instansi yang disebut Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) yang terdiri dari 3 (tiga) gabungan instansi, antara lain: 1. Kepolisian Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu DITLANTAS

POLDASU, menangani pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Plat Nomor Kendaraan;

2. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah Provinsi (DISPENDA), menangani pemungutan pendapatan provinsi yaitu Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB);


(11)

3. Departemen Keuangan yaitu PT. Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara (persero), menangani Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).

Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) di Sumatera Utara sebanyak 44 (empat puluh empat) unit. Salah satunya adalah Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara yang biasanya disebut sebagai Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang diperoleh oleh Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau akan diserahkan kepada Dinas Pendapatan Daerah dan dimasukkan ke kas daerah yang digunakan untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur di daerah tersebut sehingga masyarakat diharapkan dapat merasa puas dan nyaman dalam menggunakan infrastruktur tersebut. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang diserahkan yakni berdasarkan realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang diperoleh dari suatu instansi.

Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan andalan dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Semakin meningkatnya Pendapatan Asli Daerah maka akan mengurangi ketergantungan pemerintah daerah terhadap subsidi atau bantuan dari pemerintah pusat sehingga pemerintah daerah akan lebih leluasa membelanjakan penerimaannya sesuai dengan pembangunan yang sedang dilaksanakan di daerah tersebut. Maka dari itu pihak instansi terkait meningkatkan target penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) setiap tahun agar realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotorpun meningkat yang akan digunakan untuk keperluan pembangunan


(12)

5

daerah. Hal ini mendorong penulis untuk membahas tentang “Analisis Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah yang akan dibahas adalah “Bagaimana perkembangan realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan perkuliahan pada Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 2. Untuk mengetahui perhitungan dan prosedur pemungutan Pajak Kendaraan

Bermotor di kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan.

3. Untuk mengetahui realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan.


(13)

4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan dalam meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan penulis pada bidang perpajakan khususnya mengenai Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

2. Bagi Instansi

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan atau saran untuk mengambil keputusan dalam menentukan perencanaan dan kebijaksanaan di masa yang akan datang yaitu keputusan yang diambil secara benar dan tepat.

3. Bagi Akademisi

Hasil penulisan ini diharapkan dapat disajikan sebagai bahan acuan dalam melakukan ataupun melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan judul tugas akhir ini.


(14)

BAB II PROFIL INSTANSI

A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada mulanya mengurusi pengelolaan pajak dan pendapatan daerah dibawah naungan Biro keuangan pada Sekretariat Wilayah Tingkat I Sumatera Utara. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah tingkat I Sumatera Utara tentang Susunan dan Tata Cara Sekretariat wilayah Daerah Tingkat I Sumatera Utara Provinsi Sumatera Utara, sehingga Biro Keuangan ditingkatkan menjadi Direktorat Keuangan.

Dengan demikian tentu bagian Pajak Pendapatan Daerah berubah menjadi Sub Direktorat Keuangan Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan. Dengan terbitnya SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara pada tanggal 21 Maret 1975, maka Sub Direktorat Keuangan Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Pada tanggal 1 september 1975 keluarlah Surat Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I dan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II yang sebelumnya dibawah naungan Direktorat Pendapatan Daerah diubah menjadi “Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara”. Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara tanggal 31 Maret 1976 No. 143/II/GSU dengan persetujuan Dewan


(15)

Perwakilan Daerah Sumatera Utara (DPRDSU). Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 4 Tahun 1976.

Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan tugas serta pelayanan kepada masyarakat, maka diperlukan pengembangan organisasi Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara dengan membentuk cabang-cabang dinas. Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara terdapat di Kabupaten/ Kotamadya tingkat II di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri KUP 7/7/39-26 pada tanggal 31 Maret 1978 dibentuklah cabang dinas Pendapatan Daerah Provinsi Tingkat I Sumatera Utara di seluruh Kabupaten/ Kota madya tingkat II di Sumatera Utara.

Kemudian berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri No.061/2743/S tanggal 22 November 1999 tentang Pemerintah Daerah, maka terhitung sejak tanggal keluarnya surat tersebut, nama Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara diubah menjadi “Dinas Pendapatan Provinsi” Cabang Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara diubah juga menjadi “Cabang Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara”. Terbentuklah Penyelenggaraan Sistem Baru Pendaftaran Kendaraan Bermotor untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan bermotor yang disebut “Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap” atau selanjutnya disingkat SAMSAT.

Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap adalah gabungan dari 3 (tiga) instansi yang mempunyai objek dana kendaraan bermotor yang berdomisili di Sumatera Utara. Ketiga Instansi tersebut adalah:


(16)

9

2. Pemerintah Daerah Sumatera yaitu Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara (DISPENDA)

3. Departemen Keuangan yaitu PT. Jasa Raharja Cabang Utama Medan

Tujuan pembentukan SAMSAT ialah:

1. Untuk meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), khususnya di daerah Sumatera. 2. Untuk meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui

penerimaan dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor dan penerimaan sektor Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

Dalam pengembangan dan optimalisasi pelayanan yang lebih luas kepada wajib pajak, Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara sampai saat ini telah membentuk 44 wilayah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)/ Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) se Sumatera Utara yang tertera di dalam Tabel 2.1. berikut :

Tabel 2.1

Wilayah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)/ Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Se Sumatera Utara

No Unit No Unit

1 UPTD/ SAMSAT Medan Utara 23 UPTD/ SAMSAT Aek Kanopan 2 UPTD/ SAMSAT Medan Selatan 24 UPTD/ SAMSAT Barus

3 UPTD/ SAMSAT Binjai 25 UPTD/ SAMSAT Natal

4 UPTD/ SAMSAT Stabat 26 UPTD/ SAMSAT Gunung Tua

5 UPTD/ SAMSAT Lubuk Pakam 27 UPTD/ SAMSAT Perdagangan 6 UPTD/ SAMSAT Tebing Tinggi 28 UPTD/ SAMSAT Panguruan

7 UPTD/ SAMSAT Kabanjahe 29 UPTD/ SAMSAT Salak

8 UPTD/ SAMSAT Tanjung Balai 30 UPTD/ SAMSAT Lima Puluh

9 UPTD/ SAMSAT Sidikalang 31 UPTD/ SAMSAT Dolok


(17)

10 UPTD/ SAMSAT Kisaran 32 UPTD/ SAMSAT Teluk Dalam 11 UPTD/ SAMSAT Rantau Prapat 33 SAMSAT GERAI Marelan 12 UPTD/ SAMSAT Pematang

Siantar

34 SAMSAT GERAI IndraPura

13 UPTD/ SAMSAT Balige 35 SAMSAT Gerai Perbaungan

14 UPTD/ SAMSAT Tarutung 36 SAMSAT Gerai Kampung Pajak

15 UPTD/ SAMSAT Nias 37 SAMSAT Gerai Hutabalang

16 UPTD/ SAMSAT Sibolga 38 SAMSAT Gerai Tanjung

Morawa 17 UPTD/ SAMSAT Padang

Sidempuan

39 SAMSAT Gerai Tembung 18 UPTD/ SAMSAT Panyabungan 40 SAMSAT Gerai Deli Tua 19 UPTD/ SAMSAT Pangkalan

Brandan

41 SAMSAT Gerai Kerasaan 20 UPTD/ SAMSAT Kota Pinang 42 SAMSAT Gerai Ajamu

21 UPTD/ SAMSAT Sibuhuan 43 SAMSAT dan SIM Corner Sun Plaza Medan

22 UPTD/ SAMSAT Serdang Bedagai

44 SAMSAT CORNER Plaza Medan fair

Sumber Data: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Tahun 2014

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan(http://rynaldi-dwitama.blogspot.com/2012/05/pengertian-struktur-organisasi.html?m=1). Struktur organisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu keputusan yang diambil oleh organisasi itu sendiri berdasarkan situasi, kondisi dan kebutuhan organisasi. Struktur suatu organisasi menggambarkan bagaimana organisasi itu mengatur dirinya sendiri, bagaimana mengatur hubungan antar orang dan antar kelompok. Struktur suatu organisasi ada kaitannya dengan tujuan, sebab struktur organisasi itu adalah cara organisasi itu mengatur dirinya untuk bisa mencapai


(18)

11

tujuan yang ingin dicapainya (http://id.shvoong.com/writing-and-speakingcopywriting/2073179-defenisi-strukturorganisasi).

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan secara efesien dan setiap kelompok organisasi yang memiliki wewenang dan tanggung jawab masing-masing dapat bekerja sama agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPT) Putri Hijau Medan dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 2.1

Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan

Sumber: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Tahun 2014

C. Uraian Pekerjaan

1. Kepala Unit Pelaksana Teknis Tugas dan Fungsi :

a. Melaksanakan koordinasi, pembinaan pengendalian dan pemberdayaan sumber daya manusia

b. Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas

Ka. UPT

Kasubag Tata Usaha

Kasi PA3/BBN

A3 Kasi

Retribusi Kasi

ABT/APU Kasi

PLL Kasi


(19)

c. Menyempurnakan konsep, dan pendapatan potensi dari masing-masing seksi.

2. Seksi Sub Bagian Tata Usaha Tugas dan Fungsi :

a. Menyimpan surat-surat yang berhubungan dengan bidang tugas Sub Bagian Tata Usaha dan surat-surat dari seksi lainnya yang telah selesai diproses.

b. Mencatat dalam pembukuan pemasukan yang telah ditentukan inventaris dan Alat Tulis Kantor.

3. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor Tugas dan Fungsi :

a. Menghubungi penunggak Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dengan surat.

b. Membuat laporan pembayaran penunggak Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dengan surat. c. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala unit sesuai

dengan bidangnya.

4. Seksi Pendapatan Lain-lain Tugas dan Fungsi:

a. Menerima laporan bulanan dari seksi yang mengelola PAD dan melaporkannya kepada SAMSAT.


(20)

13

b. Menerima, menyalurkan dan mempertanggungjawabkan SPT dan Materai Leges jalur SAMSAT.

c. Menyelenggarakan koordinasi dan optimalisasi pendapatan lain-lain dan sektoran laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

5. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan (ABT/APU)

Tugas dan Fungsi :

a. Melaksanakan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/ pengajuan keberatan dari Wajib Pajak mengenai Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Umum (ABT/APU) dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PBB-KB).

b. Membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda pajak pengambilan dan pemanfaatan ABT/ APU sesuai standar yang ditetapkan.

c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Dinas sesuai dengan bidang teknisnya.

6. Seksi Retribusi Tugas dan Fungsi:

a. Menyempurnakan dan menyusun konsep standar teknis retribusi bagi hasil pajak dan bukan pajak, pembukuan, dan pelopornya.


(21)

b. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data untuk penyempurnaan dan penyusun jenis retribusi, teknis pemungutan dan tata administrasi retribusi, sosialisasi standar yang ditetapkan serta penetapan target retribusi.

c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala, sesuai dengan bidang teknisnya.

7. Seksi Pajak Angkutan Di Atas Air/ Bea Balik Nama Angkutan Di Atas Air

Tugas dan Fungsi :

a. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/ pengajuan keberatan dari WP mengenai Pajak Angkutan Di Atas dan Bea Balik Nama Angkutan Di Atas Air (PA3/BBNA3), sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku. b. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit sesuai dengan

bidang dan tugasnya.

c. Memberikan laporan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Unit sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

D. Gambaran Data Pegawai

Secara umum gambaran dari pegawai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan dapat digambarkan sebagai berikut:


(22)

15

Tabel 2.2

Daftar Pegawai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan

Jabatan / Pangkat Jumlah

Ka. UPT 1

Kasubag Tata Usaha 1

Bendahara Pengeluaran 1

Staf Bendahara Pengeluaran 8

Bendahara Penerimaan 1

Staf Bendahara Penerimaan 6

Kepala Seksi PKB 1

Staf Seksi PKB 75

Kepala Seksi Retribusi dan PLL 1

Staf Seksi Retribusi dan PLL 6

Jumlah 101 Orang

Sumber Data: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Tahun 2014

Selain pegawai, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Putri Hijau juga dibantu oleh tenaga out-sourcing dan pegawai honor yang terdiri dari:

Tabel 2.3

Daftar Pegawai Honor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan

Sumber Data: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Tahun 2014

Tabel 2.4

Daftar Tenaga Out-Sourcing Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan

Sumber Data: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Tahun 2014

Tempat Tugas Jumlah

Pajak Kendaraan Bermotor(PKB) 3

Jumlah 3 orang

Tempat Tugas Jumlah

Tata Usaha 10

Penagihan Pajak 54

Retribusi 2


(23)

E. Kinerja Terkini

Sesuai dengan motto SAMSAT Putri Hijau Medan yaitu “Profesional kerjaku dan kepuasan masyarakat tujuanku” maka kinerja terkini yang dilakukan SAMSAT Putri Hijau yaitu meningkatkan pelayanan yang cepat, tanggap dan akurat. Dalam pengurusan pajak kendaraan SAMSAT Putri Hijau Medan memberikan waktu yang efisien yaitu hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk pengurusan pajak. Pelayanan maksimal lain untuk wajib pajak yang sedang menunggu dalam pengurusan pajak yaitu adanya wifi gratis sehingga wajib pajak dapat mengisi waktu sambil berinternet. Wajib pajak juga dapat mengurus pajak kendaraan di SAMSAT Corner Plaza Medan Fair, SAMSAT Drive Thru Keliling, serta SAMSAT Bus Keliling. SAMSAT Corner Plaza Medan Fair berada di lantai 3 unit 63, Jl. Gatot Subroto yang setiap harinya buka kecuali libur Nasional mulai pukul 10.00 - 21.00 WIB, untuk SAMSAT Drive Thru Keliling berada di Jalan S.Parman Ujung (Tugu Guru Patimpus) pada hari Senin, Kamis, dan Jumat, sedangkan untuk hari Selasa dan Rabu di Lapangan Merdeka. Pada SAMSAT Bus Keliling Putri Hijau Medan yaitu hari Senin di Pasar 1 Marelan, Selasa di depan Bank BRI Belawan, Rabu di Lapangan Pertamina Hamparan Perak, Kamis di Terminal Sunggal, Jumat di Percut Seituan, dan Sabtu di lapangan dekat Swalayan Irian Tembung. Apabila masyarakat memerlukan bantuan dalam pengurusan pajak maka SAMSAT Putri Hijau Medan telah menyediakan Unit Pengaduan.

Kinerja usaha terkini ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat agar masyarakat mudah dalam membayar Pajak Kendaraan


(24)

17

Bermotor (PKB) dan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah sesuai dengan visi dan misi SAMSAT Putri Hijau Medan.


(25)

A. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) A.1 Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor

Menurut Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2003 Tentang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat-alat-alat besar dan alat-alat-alat-alat besar yang bergerak. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah Pajak yang dipungut atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor. Kepemilikan adalah hubungan hukum antara orang pribadi atau badan dengan kendaraan bermotor yang namanya tercantum di dalam bukti kepemilikan atau dokumen yang sah termasuk Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor. Penguasaan adalah penggunaan dan atau penguasaan fisik kendaraan bermotor oleh orang pribadi atau badan dengan bukti penguasaan yang sah menurut ketentuan perundangan yang berlaku.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2001 tentang Pajak Daerah bahwa Pajak Kendaraan Bermotor dikenakan untuk Masa Pajak 12 (dua belas) bulan berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran Kendaraan Bermotor dan dibayar sekaligus di muka.


(26)

19

A.2 Objek dan Subjek Pajak Kendaraan Bermotor A.2.1 Objek Pajak Kendaraan Bermotor

Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor mencakup kendaraan bermotor yang digunakan di semua jenis jalan darat, antara lain di kawasan bandara, pelabuhan laut, perkebunan, kehutanan, pertanian , pertambangan, industri, perdagangan , serta sarana olahraga dan rekreasi (Nurlan Darise, 2004 : 47).

Menurut Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Nomor 1 Tahun 2011 Pasal 4 ayat 3, bahwa objek Kendaraan Bermotor yang dikecualikan terhadap kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor, sebagai berikut:

a. Kereta api;

b. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan Negara;

c. Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dan asas timbal balik dan lembaga-lembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah; dan

d. Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di atas air.

A.2.2 Subjek Pajak Kendaraan Bermotor

Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor; antara


(27)

lain orang pribadi atau yang memiliki atau menguasai kendaraan bermotor yang digunakan untuk keperluan pengolahan lahan pertanian rakyat, dan Badan Usaha Milik Negara yang memiliki atau menguasai kendaraan bermotor yang digunakan untuk keperluan keselamatan (Nurlan Darise, 2006:47).

Adapun yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak dapat dilihat dari Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Nomor 1 Tahun 2011 Pasal 5 ayat 3, antara lain:

a. Untuk orang pribadi ialah orang yang bersangkutan , kuasanya atau ahli warisnya.

b. Untuk badan adalah pengurus atau kuasa badan tersebut.

A.3 Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor

A.3.1 Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dihitung sebagai perkalian dari 2 (dua) unsur pokok, tertuang pada Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Nomor 1 Tahun 2011 Pasal 6 ayat 1 , yaitu:

1. Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB);

2. dan Bobot yang mencerminkan secara relative tingkat kerusakan jalan dan atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan Kendaraan Bermotor.

Nilai Jual Kendaraan Bermotor ditentukan berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor. Nilai Jual Kendaraan Bermotor ditetapkan berdasarkan Harga Pasaran Umum pada minggu


(28)

21

pertama bulan Desember tahun pajak sebelumnya (Nurlan Darise, 2006 : 48).

Dalam hal apabila pasaran umum suatu kendaraan bermotor tidak diketahui, Nilai Jual Kendaraan Bermotor dapat ditentukan berdasarkan sebagian atau seluruh faktor-faktor yang tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Nomor 1 Tahun 2011 Pasal 6 ayat 7, sebagai berikut:

a. Harga kendaraan bermotor dengan isi silinder dan/atau satuan tenaga yang sama;

b. Penggunaan kendaraan bermotor untuk umum atau pribadi;

c. Harga kendaraan bermotor dengan merek kendaraan bermotor yang sama;

d. Harga kendaraan bermotor dengan tahun pembuatan kendaraan bermotor yang sama;

e. Harga kendaraan bermotor dengan pembuat kendaraan bermotor; f. Harga kendaraan bermotor dengan kendaraan bermotor sejenis; dan g. Harga kendaraan bermotor berdasarkan dokumen Pemberitahuan

Import Barang (PIB).

Menurut Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Nomor 1 Tahun 2011 Pasal 6 ayat 3, bahwa bobot dinyatakan dalam koefisien yang nilainya 1 (satu) atau lebih besar dari 1 (satu), dengan pengertian sebagai berikut:


(29)

a. Koefisien sama dengan 1 (satu) berarti kerusakan jalan dan/atau pencemaran lingkungan oleh pengguna Kendaraan Bermotor tersebut dianggap masih dalam batas toleransi; dan

b. Koefisien lebih besar dari 1 (satu) berarti penggunaan Kendaraan Bermotor tersebut dianggap melewati batas toleransi.

Bobot dihitung berdasarkan faktor-faktor :

a. Tekanan gandar, yang dibedakan atas dasar jumlah sumbu/as, roda, dan berat kendaraan bermotor;

b. Jenis bahan bakar kendaraan bermotor yang dibedakan menurut solar, bensin, gas, listrik, tenaga surya, atau jenis bahan bakar lainnya; dan

c. Jenis, penggunaan, tahun pembuatan, ciri-ciri mesin dari kendaraan bermotor.

Contoh:

Nilai jual kendaraan bermotor merek A tahun B adalah sebesar Rp 100.000.000,00. Koefisien bobot ditentukan sama dengan 1,2 maka dasar pengenaan pajak dari kendaraan bermotor tersebut adalah:

Rp 100.000.000,00 x 1,2 = Rp 120.000.000,00

A.3.2 Tarif Pajak Kendaraan Bermotor

Adapun tarif Pajak Kendaraan Bermotor yang telah diatur dalam pasal 8 Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Nomor 1 Tahun 2011, ditetapkan sebesar :


(30)

23

a. 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) kepemilikan pertama untuk kendaraan bermotor pribadi;

b. 1 % (satu persen) untuk kendaraan bermotor angkutan umum; c. 0,5 % (nol koma lima persen) untuk kendaraan ambulans,

pemadam kebakaran, sosial keagamaan, pemerintah/TNI/POLRI/ dan Pemerintah Daerah;

d. 0,2 % (nol koma dua persen) untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.

Berdasarkan unsur-unsur diatas, maka perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor yaitu:

PKB = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak

= Tarif Pajak x (NJKB x Bobot)

Contoh:

Nicholas Saputra membeli mobil Toyota Vios yang tahun pembuatannya pada tahun 2010. Diketahui Nilai jual kendaraan bermotor ditetapkan sebesar Rp 150.000.000,00 dan koefisien bobotnya 1,0. Berapa PKB yang harus dibayar Nicholas Saputra?

Jawaban:

PKB = Tarif Pajak x (NJKB x Bobot) = 1,75% x (150.000.000 x 1,0) = Rp 2.625.000,00


(31)

A.4 Prosedur Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan

Pemungutan Pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan. Berdasarkan UU 1945 pasal 23A yang menyatakan “pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dalam undang-undang”. Menurut Adam Smith dalam bukunya Wealth of Nations dengan ajaran yang terkenal “The Four Maxims”, asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut:

a. Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas keadilan): pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap wajib pajak.

b. Asas Certainty (asas kepastian hukum): semua pungutan pajak harus berdasarkan UU, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi hukum.

c. Asas Convinience of Payment (asas pemungutan pajak yang tepat waktu atau asas kesenangan): pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi wajib pajak (saat yang paling baik), misalnya disaat wajib pajak baru menerima penghasilannya atau disaat wajib pajak baru menerima penghasilannya atau disaat wajib pajak menerima hadiah.

d. Asas Effeciency (asas efesien atau asas ekonomis): biaya pemungutan pajak diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak.


(32)

25

Gambar 3.1

Prosedur Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT)

Putri Hijau Medan

PENDAFTARAN

1. Pengambilan formulir SPT/ Permohonan STNK formulir khusus pengesahan

2. Pengisian formulir SPT 3. Berkas

4. Menyampaikan berkas pada pengurus checking

PENETAPAN

1. Membuat perhitungan dan penetapan WP

2. Membuat nomor kohir 3. Mengisi data notice pajak 4. Menyampaikan berkas pada

kasir DISPENDA JASA RAHARJA L O K E T I DISPENDA POLRI PENELITIAN BERKAS 1. Check persyaratan dan

kelengkapan berkas 2. Pendataan (entry)

3. Menyampaikan berkas ke penetapan L O K E T II POLRI


(33)

Sumber: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Tahun 2014

KOREKTOR

1. Meneliti kebenaran dan penetapan kepada WP 2. Meneliti data pajak dalam

ketentuan sementara

DISPENDA JASA RAHARJA

PEMBAYARAN

1. Menerima pembayaran dari wajib pajak 2. Membuka hasil penerimaan

3. Mencetak SKPD

4. Menyampaikan SKPD pada loket emboling/Pencetak STNK

5. Menyampaikan berkas pada petugas kartu box (Arsip)

6. Menyetor hasil penerimaan kasir pada bendahara (validasi)

7. Menyampaikan berkas yang belum bayar ke petugas penagihan

8. Menghimpun berkas yang belum bayar

L O K E T III

EMBOSSING/ PENCETAK STNK 1. Melaksanakan embossing/

pencetak STNK

2. Menyampaikan SKPD/STNK ke loket pengambilan

STNK/plat motor

DISPENDA

Penyerahan SKPD/STNK dan Plat Motor


(34)

27

Berdasarkan bagan diatas, penulis akan menguraikan proses pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor tersebut sebagai berikut:

1. LOKET I

a. PENDAFTARAN

1. Pelaksana : a. POLRI b. DISPENDA 2. Kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Pengambilan formulir SPT

b. Pengisian formulir SPT/ permohonan STNK c. Berkas

d. Menyampaikan berkas pada pengurus penelitian berkas

Keterangan :

Jika Wajib Pajak ingin mengurus pengesahan untuk 1 (satu) tahun kendaraan bermotor, maka berkas yang harus dilengkapi adalah :

1. KTP (Kartu Tanda Penduduk)

2. STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) 3. BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) 4. SPT (Surat Pemberitahuan)

5. Formulir 6. Cek Fisik

2. LOKET II

b. PENDAFTARAN 1. Pelaksana : POLRI


(35)

2. Kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Cek persyaratan dan perlengkapan berkas b. Pendataan (Entry)

c. Penyampaian berkas pada pengurus checking.

c. PENETAPAN PAJAK 1. Pelaksana : - DISPENDA

- JASA RAHARJA

Tugas dan Fungsi Dispenda dalam penetapan pajak : a. Membuat perhitungan dan penetapan pajak, b. Membuat nomor kohir,

c. Mengisi data Noticepajak,

d. Menyampaikan berkas kepada kasir.

Tugas dan Fungsi Jasa Raharja dalam penetapan pajak :

a. Membuat laporan cek rekapitulasi penerimaan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (SWDKLLJ) dari Bendaharawan SAMSAT,

b. Membuat bukti setoran uang ke Bank SUMUT, c. Membuat laporan ke Cabang Utama Jasa Raharja.

d. KOREKTOR

Pelaksana : DISPENDA Tugas dan Fungsi :


(36)

29

a. Final Checking, yaitu meneliti benar atau tidaknya pengenaan pajak kendaraan bermotor.

b. Meneliti data pajak kendaraan bermotor dalam ketentuan pajak sementara.

c. Menyampaikan berkas ke kasir.

e. PEMBAYARAN Pelaksana : DISPENDA

Kegiatan yang dilakukan dalam pembayaran : 1. Menerima pembayaran dari Wajib Pajak, 2. Membukukan hasil penerimaan,

3. Mencetak SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah), 4. Menyampaikan SKPD pada loket pencetak STNK, 5. Menyaampaikan berkas pada petugas arsip,

6. Menyetor hasil penerimaan ke kasir pada bendahara, 7. Menghimpun berkas belum dibayar ke petugas penagihan.

3. LOKET III

f. PENCETAK STNK (Embrossing) Pelaksana : POLRI

Tugas dan Fungsi :

1. Melaksanakan Pencetakan STNK ,


(37)

3. Penyerahan SKPD / STNK dan Plat Nomor Polisi kepada Wajib Pajak.

B. Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan

Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah yang diatur didalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 maka pemerintah daerah dituntut untuk mengisi keuangan daerahnya sendiri. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan salah satu sektor perpajakan yang mengisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang digunakan untuk kepentingan masyarakat.

Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) berasal dari pungutan pembayaran Pajak Kendaraan bermotor, adapun golongan kendaraan yang masuk kedalam ke penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yaitu:

1. A-1 adalah Sedan, Jeep, Station Wagon (pribadi), 2. A-2 adalah Sedan, Jeep, Station Wagon (umum), 3. B-1 adalah Bus, Microbus (pribadi),

4. B-2 adalah Bus, Microbus (Umum), 5. C-1 adalah Truck, Pick Up (pribadi), 6. C-2 adalah Truck, Pick Up (Umum) 7. E adalah Sepeda Motor,

8. F adalah Becak Motor, 9. Alat Berat.

Berikut realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan tahun 2011 sampai dengan tahun 2013:


(38)

31

Tabel 3.1

Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Pada

Tahun 2011

Bulan Jumlah Penerimaan PKB (Rp)

Januari 38.822.219.765

Februari 33.294.774.046

Maret 47.695.400.744

April 45.782.896.676

Mei 49.225.190.808

Juni 45.012.729.202

Juli 48.099.197.429

Agustus 48.723.535.352

September 50.235.797.691

Oktober 54.367.651.241

November 46.608.974.778

Desember 48.693.529.209

Jumlah 556.561.896.941

Target 524.948.256.000

Sumber Data: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Tahun 2014

Berdasarkan Tabel 3.1 diatas, penulis akan mencoba menjelaskan secara rinci mengenai penerimaan per bulan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada tahun 2011.

1. Pada bulan Januari, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 38.822.219.765, yaitu mencapai 6,98% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2011.

2. Pada bulan Februari, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 33.294.774.046, yaitu mencapai 5,98% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2011.


(39)

3. Pada bulan Maret, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 47.695.400.744, yaitu mencapai 8,57% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2011.

4. Pada bulan April, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 45.782.896.676, yaitu mencapai 8,23% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2011.

5. Pada bulan Mei, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 49.225.190.808, yaitu mencapai 8,84% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2011.

6. Pada bulan Juni, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 45.012.729.202, yaitu mencapai 8,09% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2011.

7. Pada bulan Juli, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 48.099.197.429, yaitu mencapai 8,64% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2011.

8. Pada bulan Agustus, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 48.723.535.352, yaitu mencapai 8,75% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2011.


(40)

33

9. Pada bulan September, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 50.235.797.691, yaitu mencapai 9,03% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2011.

10. Pada bulan Oktober, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 54.367.651.241, yaitu mencapai 9,77% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2011.

11. Pada bulan November, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 46.608.974.778, yaitu mencapai 8,37% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2011.

12. Pada bulan Desember, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 48.693.529.209, yaitu mencapai 8,75% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2011.

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada tahun 2011 yang terbesar terdapat di bulan Oktober, yaitu sebesar 9,77% dari jumlah keseluruhan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tahun 2011, sedangkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada tahun 2011 yang terkecil terdapat di bulan Februari, yaitu sebesar 5,98% dari jumlah keseluruhan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tahun 2011.

Berdasarkan tabel realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Putri Hijau Medan pada tahun 2011, dapat kita ketahui bahwa target


(41)

penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sebesar Rp Rp 542.948.256.000 dengan realisasi penerimaan sebesar Rp 556.561.896.941. Ini berarti realisasi penerimaan yang tercapai adalah sebesar 102,59% atau dengan kata lain realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau pada tahun 2011 berhasil mencapai target.

Tabel 3.2

Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Sistem administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau

Medan Tahun 2012

Bulan Jumlah Penerimaan PKB (Rp)

Januari 46.788.781.124

Februari 47.938.843.810

Maret 57.434.194.420

April 51.339.080.680

Mei 53.534.233.678

Juni 53.851.415.611

Juli 53.129.852.014

Agustus 45.129.627.742

September 49.167.854.833

Oktober 55.991.300.831

November 50.098.261.016

Desember 50.024.688.570

Jumlah 614.428.134.329

Rencana 626.221.121.955

Sumber Data: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Tahun 2014

Berdasarkan Tabel 3.2 diatas, penulis akan mencoba menjelaskan secara rinci mengenai penerimaan per bulan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada tahun 2012.

1. Pada bulan Januari, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp


(42)

35

46.788.781.124, yaitu mencapai 7,62% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2012.

2. Pada bulan Februari, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 47.938.843.810, yaitu mencapai 7,80% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2012.

3. Pada bulan Maret, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 57.434.194.420, yaitu mencapai 9,35% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2012.

4. Pada bulan April, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 51.339.080.680, yaitu mencapai 8,36% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2012.

5. Pada bulan Mei, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 53.534.233.678, yaitu mencapai 8,71% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2012.

6. Pada bulan Juni, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 53.851.415.611, yaitu mencapai 8,76% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2012.

7. Pada bulan Juli, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp


(43)

53.129.852.014, yaitu mencapai 8,64% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2012.

8. Pada bulan Agustus, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 45.129.627.742, yaitu mencapai 7,34% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2012.

9. Pada bulan September, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 49.167.854.833, yaitu mencapai 8,00% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2012.

10. Pada bulan Oktober, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 55.991.300.831, yaitu mencapai 9,11% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2012.

11. Pada bulan November, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 50.098.261.016, yaitu mencapai 8,15% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2012.

12. Pada bulan Desember, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 50.024.688.570, yaitu mencapai 8,14% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2012.

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada tahun 2012 yang terbesar terdapat di bulan Maret, yaitu


(44)

37

mencapai 9,35% dari jumlah keseluruhan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tahun 2012, sedangkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada tahun 2012 yang terkecil terdapat di bulan Agustus, yaitu sebesar 7,34% dari jumlah keseluruhan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tahun 2012.

Berdasarkan Tabel 3.2 diatas, maka realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada tahun 2012 tidak mencapai target, dimana realisasi PKB tahun 2012 pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 614.428.134.329 yaitu 98,11% dari target penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

Tabel 3.3

Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau

Medan Pada Tahun 2013

Bulan Jumlah Penerimaan PKB (Rp)

Januari 55.997.429.663

Februari 53.311.066.670

Maret 56.090.847.377

April 65.079.748.635

Mei 57.019.959.037

Juni 54.312.310.805

Juli 62.320.017.241

Agustus 50.390.033.141

September 58.623.435.407

Oktober 62.995.334.822

November 60.160.141.684

Desember 59.504.126.792

Jumlah 695.804.451.274

Target 680.199.023.913

Sumber Data: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Tahun 2014

Berdasarkan Tabel 3.3 diatas, penulis akan mencoba menjelaskan secara rinci mengenai penerimaan per bulan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada tahun 2013.


(45)

1. Pada bulan Januari, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 55.997.429.663, yaitu mencapai 8,05% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2013.

2. Pada bulan Februari, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 53.311.066.670, yaitu mencapai 7,66% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2013.

3. Pada bulan Maret, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 56.090.847.377, yaitu mencapai 8,06% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2013.

4. Pada bulan April, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 65.079.748.635, yaitu mencapai 9,35% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2013.

5. Pada bulan Mei, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 57.019.959.037, yaitu mencapai 8,19% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2013.

6. Pada bulan Juni, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 54.312.310.805, yaitu mencapai 7,81% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2013.


(46)

39

7. Pada bulan Juli, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 62.320.017.241, yaitu mencapai 8,96% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2013.

8. Pada bulan Agustus, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 50.390.033.141, yaitu mencapai 7,24% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2013.

9. Pada bulan September, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 58.623.435.407, yaitu mencapai 8,43% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2013.

10. Pada bulan Oktober, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 62.995.334.822, yaitu mencapai 9,05% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2013.

11. Pada bulan November, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 60.160.141.864, yaitu mencapai 8,65% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2013.

12. Pada bulan Desember, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp 59.504.126.792, yaitu mencapai 8,55% dari jumlah keseluruhan PKB tahun 2013.


(47)

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada tahun 2013 yang terbesar terdapat di bulan April, yaitu mencapai 9,35% dari jumlah keseluruhan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tahun 2013, sedangkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada tahun 2013 yang terkecil terdapat di bulan Agustus, yaitu sebesar 7,24% dari jumlah keseluruhan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tahun 2013.

Berdasarkan tabel realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Putri Hijau Medan pada tahun 2013, dapat kita ketahui bahwa realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) telah mencapai target, yakni realisasi penerimaan sebesar Rp 695.804.451.274 dengan target sebesar Rp 680.199.023.913. Ini berarti realisasi penerimaan yang tercapai adalah sebesar 102,29%.

Maka dapat disimpulkan target dan realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan dalam 3 (tiga) tahun yaitu tahun 2011, 2012, dan tahun 2013 yang telah disajikan oleh penulis dalam Tabel 3.4 target dan realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dibawah ini.

Tabel 3.4

Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Sistem administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Pada

Tahun 2011, 2012, dan 2013

Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Persen (%)

2011 542.522.322.000 556.561.896.941 102,59

2012 626.221.121.955 614.428.134.329 98,12

2013 680.199.023.913 695.804.451.274 102,29

Sumber Data: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Tahun 2014


(48)

41

Maka dari data tersebut kita mendapatkan informasi bahwa dari tahun 2011 hingga 2013 penerimaan terbesar untuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan berada pada tahun 2011 dengan tingkat presentase 102,59%, Sedangkan penerimaan terendah untuk Pajak Kendaraan Bermotor SAMSAT Putri Hijau Medan berada pada tahun 2012 dengan tingkat presentase 98,12% atau dapat dikatakan tidak mencapai target yang telah ditetapkan.

Adanya beberapa faktor yang mengakibatkan tidak tercapainya target penerimaan kendaraan bermotor di tahun 2012 ini yaitu kurangnya tingkat kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor yang sangat berpengaruh besar terhadap jumlah realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, selain itu seperti yang dikatakan Kepala Bidang Pajak Kendaraan Bermotor Dispenda Sumut Dr Viktor Lumban Raja, bahwa “beberapa faktor yang mengakibatkan target pajak kendaraan bermotor tidak terpenuhi, diantaranya adanya kecelakaan kendaraan bermotor, Terjadinya pencurian kendaraan bermotor, dan bencana alam yang tidak terprediksi” (medanbisnisdaily.com/news/read/2014/02/06/77315/dprd_tuding_dispenda_su mut_pasif/ ).

C. Upaya Untuk Meningkatkan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan

Berdasarkan Observasi dan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis, maka Upaya untuk meningkatkan penerimaan PKB pada Kantor UPTD SAMSAT Putri Hijau yaitu:


(49)

1. Melakukan kerjasama dan koordinasi yang baik dari 3 gabungan instansi yaitu kepolisian daerah Sumatera Utara, Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara, dan PT. Jasa Raharja,

2. Menyurati Wajib Pajak yang menunggak Pajak Kendaraan Bermotor, 3. Melakukan Himbauan kepada masyarakat melalui media cetak dan media

elektronik,

4. Melakukan pemeriksaan terhadap berkas Wajib Pajak,

5. Menyediakan papan informasi mengenai mekanisme pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor,

6. Tersedianya pusat informasi yang dapat memberikan informasi pada Wajib Pajak,

7. Memberikan nomor urut pendaftaran agar pelayanan pendaftaran dapat dilaksanakan secara tertib,

8. Menetapkan batas waktu dalam mengurus Pajak Kendaraan Bermotor yaitu kurang lebih 15 menit,

9. Memperbaiki segala koneksi jaringan agar tidak mengganggu dalam proses pelaksanaan pembayaran,

10. Memberikan sanksi administrasi berupa bunga bagi Wajib Pajak yang tidak membayar Pajak Kendaraan Bermotor yakni sebesar 2% per bulan, 11. Melakukan razia kendaraan bermotor secara rutin dan dadakan oleh pihak


(50)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor memiliki potensi dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

2. Pada tahun 2011, penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang berhasil direalisasikan sebesar Rp 556.561.896.941, berselisih Rp 14.039.574.941 dan mencapai 102,59 % dari target penerimaan PKB yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu sebesar Rp 542.522.322.000.

3. Pada tahun 2012, penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tidak mencapai target yakni sebesar 98,12%, dengan realisasi penerimaan sebesar Rp 614.428.134.329 berselisih Rp 11.792.987.626 kurang dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp 626.221.121.955.

4. Pada tahun 2013, penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang berhasil direalisasikan sebesar Rp 695.804.451.274, berselisih Rp 15.605.427.361 dan mencapai 102,59 % dari target penerimaan PKB yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu sebesar Rp 680.199.023.913.

5. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan dapat dikatakan berhasil dalam mencapai target yang telah ditetapkan, meskipun pada tahun 2012 penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB ) yang dapat terealisasi sebesar 98,12 %.


(51)

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, adapun saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah:

1. SAMSAT Putri Hijau Medan dapat lebih meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengadakan publikasi dan sosialisasi tentang Pajak Kendaraan Bermotor dalam menunjang penerimaan daerah.

2. Agar masyarakat mudah membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), perlu membuat aplikasi pengecekan pajak melalui Short Message Service (SMS), sehingga masyarakat bisa mengakses info PKB dari mana saja. 3. Untuk mencapai target Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), maka pihak

kepolisian sebaiknya melakukan razia di jalan secara rutin guna menemukan wajib pajak yang belum melunasi PKB.

4. Sebaiknya pemerintah daerah mengalirkan dana pungutan pajak secara efektif untuk pembangunan infrastruktur khususnya infrastruktur jalan sehingga wajib pajak bersemangat untuk membayar pajak.

5. Setiap kantor SAMSAT hendaknya melakukan peningkatan pelayanan dari tahun ke tahun, agar masyarakat merasa puas dan tidak merasa rugi dalam membayar pajak.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Arham, Febrian. 2013. Aneh katanya pemotor miskin dan banyak tapi kok tidak ada kebijakan berorientasi kepadanya?. http://m.kompasiana.com/post/read/531918/2/aneh-katanya-pemotor- miskin-dan-banyak-tapi-kok-tidak-ada-kebijakan-berorientasi-kepadanya.html(08 April 2014).

Buletin Suluh, Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara. 2013. Edisi Oktober-Desember 2013.

Dannimio. 2010. Defenisi Struktur Organisasi. http://id.shvoong.com/writing-

and-speakingcopywriting/2073179-defenisi-strukturorgaanisasi.html?m=1(09 April 2014).

Darise, Nurlan. 2006. Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta: PT Indeks

Dwitama, Rynaldi. 2012. Pengertian Struktur Organisasi. http://rynaldi-

dwitama.blogspot.com/2012/05/pengertian-struktur-organisasi.html?m=1(09 April 2014).

Hidayat, Rahmat. 2012. Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapatan Asli Daerah.

http://forester-untad.blogspot.com/2012/11/kontribusi-pajak-kendaraan-bermotor-pkb.html (15 Mei 2014).

Achmadi, Indra. 2013. Strategi Meningkatkan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Dalam Rangka Mendukung Kemampuan Keuangan Daerah. http://indraachmadi.blogspot.com/2013/05/strategi-meningkatkan-penerimaan-pajak.html?m=1(19 Mei 2014).

Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta: CV Andi Offset Personil DJPK. 2012. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

http://padjakdaerah.blogspot.com/2012/08/pengertian-pajak-daerah-dan-retribusi.html?m=1(08 April 2014)

Putri, Silvia Eka. 2012. Pajak Kendaraan Bermotor. http://silviaicha.blogspot.com/2012/12/ pajak-kendaraan-bermotor.html(26 April 2014).

Saputra, Wahyu. 2013. Strategi pelayanan Perpanjangan Pajak Kendaraan

Bermotor Tanpa Menggunakan BPKB.

http://maswesaputra.blogspot.com/2013_02_01_archive.html (20 Mei 2014).

Simple. 2012. Pajak Daerah. http://iyan88simple.blogspot.com/2012/10/pajak-daerah.html?m=1 (15 Mei 2014).


(53)

Diakses tanggal 27 April 2014.

www.id.m.wikisource.org. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Diakses tanggal 08 April 2014.

www.kpu.go.id. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. Diakses tanggal 27 April 2014.

www.lite.ortax.org. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 4 Tahun 2003 Tentang Pajak Kendaraan Bermotor. Diakses tanggal 21 April 2014.

www.m.koran-sindo.com. Dilema Pembatasan Kendaraan. Diakses tanggal 08 April 2014

www.medan.bpk.go.id. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara. Diakses tanggal 26 April 2014.

www.medanbisnisdaily.com. DPRD Tuding Dispenda Sumut Pasif. Diakses tanggal 29 April 2014.

www.pemkomedan.go.id. Pengesahan Pajak Di SAMSAT Medan Utara Hanya 15 Menit. Diakses tanggal 12 April 2014.

www.sjdih.depkeu.go.id. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah Presiden Republik Indonesia. Diakses tanggal 21 April 2014.


(1)

Maka dari data tersebut kita mendapatkan informasi bahwa dari tahun 2011 hingga 2013 penerimaan terbesar untuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan berada pada tahun 2011 dengan tingkat presentase 102,59%, Sedangkan penerimaan terendah untuk Pajak Kendaraan Bermotor SAMSAT Putri Hijau Medan berada pada tahun 2012 dengan tingkat presentase 98,12% atau dapat dikatakan tidak mencapai target yang telah ditetapkan.

Adanya beberapa faktor yang mengakibatkan tidak tercapainya target penerimaan kendaraan bermotor di tahun 2012 ini yaitu kurangnya tingkat kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor yang sangat berpengaruh besar terhadap jumlah realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, selain itu seperti yang dikatakan Kepala Bidang Pajak Kendaraan Bermotor Dispenda Sumut Dr Viktor Lumban Raja, bahwa “beberapa faktor yang mengakibatkan target pajak kendaraan bermotor tidak terpenuhi, diantaranya adanya kecelakaan kendaraan bermotor, Terjadinya pencurian kendaraan bermotor, dan bencana alam yang tidak terprediksi” (medanbisnisdaily.com/news/read/2014/02/06/77315/dprd_tuding_dispenda_su mut_pasif/ ).

C. Upaya Untuk Meningkatkan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan


(2)

42

1. Melakukan kerjasama dan koordinasi yang baik dari 3 gabungan instansi yaitu kepolisian daerah Sumatera Utara, Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara, dan PT. Jasa Raharja,

2. Menyurati Wajib Pajak yang menunggak Pajak Kendaraan Bermotor, 3. Melakukan Himbauan kepada masyarakat melalui media cetak dan media

elektronik,

4. Melakukan pemeriksaan terhadap berkas Wajib Pajak,

5. Menyediakan papan informasi mengenai mekanisme pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor,

6. Tersedianya pusat informasi yang dapat memberikan informasi pada Wajib Pajak,

7. Memberikan nomor urut pendaftaran agar pelayanan pendaftaran dapat dilaksanakan secara tertib,

8. Menetapkan batas waktu dalam mengurus Pajak Kendaraan Bermotor yaitu kurang lebih 15 menit,

9. Memperbaiki segala koneksi jaringan agar tidak mengganggu dalam proses pelaksanaan pembayaran,

10. Memberikan sanksi administrasi berupa bunga bagi Wajib Pajak yang tidak membayar Pajak Kendaraan Bermotor yakni sebesar 2% per bulan, 11. Melakukan razia kendaraan bermotor secara rutin dan dadakan oleh pihak


(3)

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor memiliki potensi dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

2. Pada tahun 2011, penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang berhasil direalisasikan sebesar Rp 556.561.896.941, berselisih Rp 14.039.574.941 dan mencapai 102,59 % dari target penerimaan PKB yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu sebesar Rp 542.522.322.000.

3. Pada tahun 2012, penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tidak mencapai target yakni sebesar 98,12%, dengan realisasi penerimaan sebesar Rp 614.428.134.329 berselisih Rp 11.792.987.626 kurang dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp 626.221.121.955.

4. Pada tahun 2013, penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang berhasil direalisasikan sebesar Rp 695.804.451.274, berselisih Rp 15.605.427.361 dan mencapai 102,59 % dari target penerimaan PKB yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu sebesar Rp 680.199.023.913.

5. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan dapat dikatakan berhasil dalam mencapai target yang telah ditetapkan,


(4)

44

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, adapun saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah:

1. SAMSAT Putri Hijau Medan dapat lebih meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengadakan publikasi dan sosialisasi tentang Pajak Kendaraan Bermotor dalam menunjang penerimaan daerah.

2. Agar masyarakat mudah membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), perlu membuat aplikasi pengecekan pajak melalui Short Message Service (SMS), sehingga masyarakat bisa mengakses info PKB dari mana saja. 3. Untuk mencapai target Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), maka pihak

kepolisian sebaiknya melakukan razia di jalan secara rutin guna menemukan wajib pajak yang belum melunasi PKB.

4. Sebaiknya pemerintah daerah mengalirkan dana pungutan pajak secara efektif untuk pembangunan infrastruktur khususnya infrastruktur jalan sehingga wajib pajak bersemangat untuk membayar pajak.

5. Setiap kantor SAMSAT hendaknya melakukan peningkatan pelayanan dari tahun ke tahun, agar masyarakat merasa puas dan tidak merasa rugi dalam membayar pajak.


(5)

Arham, Febrian. 2013. Aneh katanya pemotor miskin dan banyak tapi kok

tidak ada kebijakan berorientasi kepadanya?.

http://m.kompasiana.com/post/read/531918/2/aneh-katanya-pemotor- miskin-dan-banyak-tapi-kok-tidak-ada-kebijakan-berorientasi-kepadanya.html(08 April 2014).

Buletin Suluh, Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara. 2013. Edisi Oktober-Desember 2013.

Dannimio. 2010. Defenisi Struktur Organisasi. http://id.shvoong.com/writing-

and-speakingcopywriting/2073179-defenisi-strukturorgaanisasi.html?m=1(09 April 2014).

Darise, Nurlan. 2006. Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta: PT Indeks

Dwitama, Rynaldi. 2012. Pengertian Struktur Organisasi. http://rynaldi-

dwitama.blogspot.com/2012/05/pengertian-struktur-organisasi.html?m=1(09 April 2014).

Hidayat, Rahmat. 2012. Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapatan Asli Daerah.

http://forester-untad.blogspot.com/2012/11/kontribusi-pajak-kendaraan-bermotor-pkb.html (15 Mei 2014).

Achmadi, Indra. 2013. Strategi Meningkatkan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Dalam Rangka Mendukung Kemampuan Keuangan Daerah. http://indraachmadi.blogspot.com/2013/05/strategi-meningkatkan-penerimaan-pajak.html?m=1(19 Mei 2014).

Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta: CV Andi Offset Personil DJPK. 2012. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

http://padjakdaerah.blogspot.com/2012/08/pengertian-pajak-daerah-dan-retribusi.html?m=1(08 April 2014)

Putri, Silvia Eka. 2012. Pajak Kendaraan Bermotor. http://silviaicha.blogspot.com/2012/12/ pajak-kendaraan-bermotor.html(26 April 2014).

Saputra, Wahyu. 2013. Strategi pelayanan Perpanjangan Pajak Kendaraan


(6)

Website:

www.dpr.go.id. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Diakses tanggal 27 April 2014.

www.id.m.wikisource.org. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Diakses tanggal 08 April 2014.

www.kpu.go.id. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. Diakses tanggal 27 April 2014.

www.lite.ortax.org. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 4 Tahun 2003 Tentang Pajak Kendaraan Bermotor. Diakses tanggal 21 April 2014.

www.m.koran-sindo.com. Dilema Pembatasan Kendaraan. Diakses tanggal 08 April 2014

www.medan.bpk.go.id. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara. Diakses tanggal 26 April 2014.

www.medanbisnisdaily.com. DPRD Tuding Dispenda Sumut Pasif. Diakses tanggal 29 April 2014.

www.pemkomedan.go.id. Pengesahan Pajak Di SAMSAT Medan Utara Hanya 15 Menit. Diakses tanggal 12 April 2014.

www.sjdih.depkeu.go.id. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah Presiden Republik Indonesia. Diakses tanggal 21 April 2014.