Studi Karakteristik Daerah Perambahan Hutan dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografi (Studi Kasus Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat)

Komarudin (E 03495040). STUD1 KARAKTERISTIK DAERAH PERAMBAHAN
HUTAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (Studi
Kasus Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat). Dibimbing
oleh Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, MSc.
Kecamatan Pangalengan terletak di selatan Kota Bandung dan memiliki jumlah
penduduk yang besar dengan perkembangan ekonomi yang cukup pesat.

Sektor

perekonomian yang paling menonjol adalah sektor pertanian yang menyerap sekitar 71% dari
jumlah tenaga keja yang ada, sehingga pemerintah menetapkan wilayah ini untak
dikembangan sebagai kota agropolitan dan wisata mengingat memiliki potensi wisata yang
besar. Tetapi krisis ekonorni yang terjadi menyebabkan adanya perubahan penutupan lahan
hutan menjadi lahan pertanian. Kawasan hutan yang berupa hutan lindung, cagar alam dan
hutan produksi terbatas memprmyai fi~ngsihidrologis yang sangat penting terutama bagi
masyarakat Kota Bandung. Kawasan hutan be&ngsi sebagai daerah tangkapan air untuk
mengurangi volume air hujan yang masuk ke DAS Citarum pada musim hujan sehingga
dapat mengurangi banjir yang terjadi di Kota Bandung dan juga berfungsi sebagai sumber air
minum bagi masyarakat Kota Bandung dan sumber listrik tenaga air (PLTA).
Penelitian i~ii bertujuan u~ituk mengetahui karakteristik daerah peranibahan dan
memetakannya ke dalarn Sistern Informasi Geografi sehingga dapat dijadikan sebagai

pertimbangan dalam rnenyusiln pola penanggulangannya. Lokasi penelitian dilaksanakan di
Kecamatan Paligalengan Kabupaten Bandung lawa Barat. Penelitian dilaksanakan selama 6
bulan (Januari - Juni 2000) rnenggunakan metode Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan
r, digitizer dan printer dengan sofiwcrre PC.Arc/Info 3.5.1 dali
~

~

~

~~~

~~~

igunakan ben~pa data spasial yaitu

eta

Rupa B;


hasil

iiiterpretasi potret ~tdaratahun 1994 skala 1: 25.000, peta jenis tanah berskala 1 : 65.000 dan
peta peraliibahan di Penlni Perhutani. Data atrib~rt yang dignnakan adalah data-data
kependudnkan dan hasil wawancara dengall pihak-pihak terkait.
Dari hasil perhitungan luas masing-niasing penutupan lahan hasil interpretasi potret
udara tahun 1994, di wilayah Kecarnatan Pangalengan ada 7 jenis tipe penutupan lahan, yaitti
perkebuna~i sebesar 37,04 %, hutan sebesar 24,56 %, tegalanlladang sebesar 16,04 %,
semakJnon produktif sebesar 13,63 %, peinukin~anluasnya mencapai 6.21 % dali untuk
danaulrawa sebesar 1,43 % dan sawah sebesar 1,09 %. Pemukiman, perkebunan, sawah dan

ladang pada umumnya terletak pada daerah yang datar, sedangkan kawasan hutan terletak di
daerah dengan topografi curam dan b e h g s i sebagai daerah resapan air.
Akibat tekanan masyarakat terhadap hutan yang tinggi ditambah dengan ketidak
stabilan politik dan ekonomi, maka dari tahun 1997 tejadi perambahan yang cukup besar
terhadap hiltan di Pangalengan. Di kawasan hutan milik Perhutani perambahan yang terjadi di
Pangalengan sampai tahun 1999 mencapai lebih dari 2000 Ha dengan jumlah penggarap 5000
jiwa dan terns mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan hasil penampalan (overlay) peta perambahan dengan peta penutupan
lahan, peta jenis tanah, peta kelerengan dau peta jaringan sungai dan jalan, daerah

perambahan di Kecamatan Pangalengan mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Perambahan yang tejadi selama tahun 1997, 1998 dau 1999 lebih banyak tejadi pada
penutupan lahan semak yaitcl sebesar 1.836,67 hektar atau 77,4 % dari selunh kawasan
hutan. Sedangkan perambalian yang tejadi pada penutupan lahan hutan sebesar 536,13
hektar atau sekitar 22,6 %.

Persentase lahan hutan yang dirambah mengalami

peningkatan terutania tahun 1999 yang mencapai 75,93 %. Penutupan lahan semak
tersebut berupa area non produktif yang dipersiapkan untuk program rehabilitasi
b. Jenis taliall lokasi perambalian sebagia~ibesar berjenis asosiasi autara andosol coklat daii
regosol coklat yaitu sebesar 79 %. Selain it11juga terjadi pada jenis tanah laiii~iyaseperti
jenis kompleks litosol merah dan Iitosol coklat kemerahan, jellis litosol coklat dan jellis
5 %, 6 % dan 10%.
andosol coklat b e ~ u n r t - t u n sebesar
~t

Jenis

tanah


Alldosol

didotllinasi oleli liat dan debu sel~insgamemiliki perineabilitas yang sedang dan peka
terhadap erosi. Erosi dan aliran per~nukaanlebih intensif pada daerah dengan keti~iggia~i
yaug curam dan curah hujan yang tinggi. Dengan demikian daerah yang berjenis tanah
a n d 0 4 dapat menimbulkan terjadinya jumlah alira~ipermukaan dan erosi yang besar.
c. Perambahan yalig terjadi di kelas kelerengan yang datar sebesar 31 %, sedangkan di kelas
landai dan agak curani masing-masing sebesar 6 % daii 12 % dati dikelas curam d a i ~
saugat curam sebesar 28 % dan 22 %.

Ini menunjultkan bahwa kelerengan tidak

membatasi kegiatan perambahan. Pada umumnya peramball tidak memperliitu~igkan
tingkat kepekaan erosi pada lahan yang niemponyai kelerengan yang curam.
d. Perambaha~idimulai dari kawasan hutan di piliggir jalan sanipai kedala~nhutan densair
jarak maksi~iialdari tiga jenis jalaii yaitu jalan arteri, jalan lokal dan jalan desa sekitar 3
Km dengan jarak rata-rata lokasi perambahan terhadap ketiga jenis jalan tersebut sekitar
1 Km. Sedangkan untuk jellis jalan setapak jarak maksimal lokasi perambalian meiicapai


;1,2 Km dengan jarak rata-rata 0,282 Krn. Pertimbangan perambah adalah aksesibilitas
kendaraan ke lahan yang mereka garap. Jarak maksimal lokasi perambahan dari sungai
mencapai 2,7 Km, dengan jarak rata-rata kurang dari 1 Km. Jaringan sungai tidak
digunakan sebagai sarana transportasi, tetapi digunakan sebagai sumber air untuk
kegiatan penyiraman tanaman.
Kepadatan dan penyebaran penduduk di Kecamatan Pangalengan tidak merata.
Penduduk terkonsentrasi di perkotaan yaitu di Desa Sukamanah sebanyak 4047 jiwa/km2 dan
Desa Pangalengan sebesar 2621 jiwaikm2 dan desa yang paling jarang penduduknya adalah
Desa Wanasuka dengan tingkat kepadatan 96 jiwa/km2. Perambahan terjadi di semua desa
yang memiliki kawasan hutan dengan luas hampir sama. Selain penduduk disekitar hutan,
perambah banyak yang berasal dari luar desa sekitar hutan. Dengan adanya perambahan
sektor pertanian mengalami lonjakan jumlah tenaga keja sebesar 13.371 tenaga kerja.
Demikian pula dengan sektor transportasi yang mengalami penambahan sebesar 5.024 tenaga
kerja. Sektor yang mengalami pengurangan jrrmlah tenaga kerja adalah sektor petemakan
mencapai 11.949 tenaga keja, sektor b u d sebanyak 5.645 tenaga keja dan sektor
perdagangan sebanyak 1.776 tenaga keja.

Judul penelitian

:


Studi Grakteristik Daerah Perambahan Hutan Dengan
Menggunakan Sistem Informasi Geografis
(Studi Kasus : Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung
Propinsi Jawa Barat)

Nama Mahasiswa

: Komarudin

NRP

:

E03495040

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Lilik Budi Prasetvo, M.Sc.
Tgl :


rusan Konservasi Sumberdaya Hutan
ut Pertanian Bogor