Strategi Komunikasi Divisi Human Resource Development (HRD) Narapati Indah Syariah Hotel Dan Convention Bandung Dalam Mempertahankan Citra Sebagai Hotel Syariah (Studi Deksriptif Tentang Strategi Komunikasi Divisi Human Resource Development (HRD) Narapati

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI DIVISI HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT (HRD) NARAPATI INDAH SYARIAH HOTEL DAN CONVENTION

BANDUNG DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA SEBAGAI HOTEL SYARIAH

by:

Fahman Zaelani NIM. 41810155 Under Guidance Of: Melly Maulin, S.Sos, M.Si

This study aimed to describes Human Resources Development Communication Strategy of Narapati Indah Syariah Hotel and Convention in Maintain The Image of the Hotel Among Visitors. To answer these strategies researchers used a four subfokus namely planning, context of communication, media, and obstacle.

This research used qualitative and descriptive method. Informant are from Human Resources Development (HRD) staff and Front Office staff at Narapati Indah Syariah Hotel and Convention and two visitors who were selected using purposive sampling technique. Most of the data collected through participant observation, in-depth interviews, documentation, internet searching, and supported by the literature, extend the observation and the triangulation of data. The data analysis technique used is data collection, data reduction, data presentation, drawing conclusions and evaluation.

The results of this research showed that planning has been made by Human Resource Development (HRD) Narapati Indah Syariah Hotel and Convention such as activities, people involved, budgeting planning, time usage estimation, monitoring and evaluation. Message context usage are informative, persuasive and coercive. Media usage is around visual, audio and website. Obtachles for Human Resource Development (HRD) in maintain the image of hotel are noise, interest, motivation and prejudice.

The conclusion of this research is that the communication strategy conducted by Human Resources Development (HRD) division of Narapati Indah Syariah Hotel and Convention to maintain syariah image of hotel has not run optimally, media usage are audio, visual and website.

Suggestions for Human Resources Development of Narapati Indah Syariah Hotel and Convention to optimize media usage to giving information to public Divisi Human Resource Development (HRD) should be making Public Relation Division with state of being..

Keywords: Communication strategy, Human Resources Development, Image, Syariah Hotel


(2)

untuk disewakan, tetapi sudah mulai menjual fasilitas hotel lainnya, seperti meeting room, swimming pool dan hiburan lainnya yang berada di hotel tersebut. Perkembangan dan peningkatan perusahaan perhotelan semakin menjadi perhatian masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari ketatnya persaingan kualitas pelayanan, harga, promosi di antara sekian banyaknya perusahaan perhotelan. Hotel-hotel yang berdiri pada saat ini berusaha untuk terus dapat mempertahankan keberadaannya agar tetap bertahan dalam dunia bisnis. setiap hotel tentu saja memiliki tujuan, sasaran ataupun visi dan misi yang jelas dalam setiap kegiatannya, yang intinya adalah hotel-hotel tersebut harus memiliki tahapan-tahapan yang terarah jika ingin dapat memiliki citra khusus di mata pengunjungnya. Dalam membangun citra perusahaan itu dapat ditentukan juga melalui publik internalnya.

Hotel sebagai sarana akomodasi pariwisata yang menyediakan jasa pelayanan kamar dan fasilitas lain, menjadi salah satu faktor penting dalam mendukung perkembangan pariwisata di Indonesia. Hal ini tentunya menjadi peluang bagi mereka yang akan mendirikan usaha dalam bidang perhotelan. Melihat situasi ini, menyebabkan persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, sehingga menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan kemajuan perusahaan dan dituntut menciptakan ide baru yang berbeda dari yang lainnya, agar dapat bersaing dengan para kompetitor.

Hotel merupakan perusahaan jasa yang menyediakan tempat atau sarana istirahat untuk sementara waktu bagi tamunya serta fasilitas pendukung lainnya. Dalam Surat Keputusan Menparpostel No. KM 37/PW.340/MPPT-86, tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan Hotel, Bab I Pasal 1 Ayat (b) dalam SK (Surat Keputusan) tersebut menyebutkan pengertian hotel sebagai berikut :

“Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial. Dari pengertian tersebut maka hotel berbeda dengan


(3)

penginapan atau losmen, karena pengertian penginapan atau losmen, adalah suatu usaha komersial yang menggunakan seluruh atau sebagian dari suatu bangunan yang khusus disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan sewa kamar untuk menginap. Jadi perbedaannya adalah penginapan atau losmen tidak menyediakan fasilitas penunjang seperti makanan atau minuman”.

Komunikasi sebagai salah satu aspek penting bagi organisasi memerlukan perhatian dan perencanaan yang tepat dari pihak internal hotel itu sendiri. Oleh sebab itu, perlu ada nya komunikasi yang baik untuk mengolah proses penyampaian informasi yang baik dengan strategi komunikasi yang tepat sebagai langkah mencapai tujuan organisasi. Pentingnya strategi dalam aspek komunikasi membentuk eksistensi perusahaan harus dibantu oleh seluruh aspek internal didalam hotel tersebut agar visi dan misi dapat tercapai. Untuk mencapai komunikasi yang efektif dan terarah, pihak manajemen harus mampu menetapkan arah dan tujuan organisasi akan membentuk kerjasama yang baik untuk mencapai tujuan organisasi.

Persaingan di dunia perhotelan ini berorientasi pada masyarakat atau publik (tamu) sebagai obyeknya. Bagaimana pihak manajemen menciptakan dan mempertahankan brand image yang baik di mata pelanggan sehingga dapat berpengaruh kepada kemajuan daripada hotel tersebut. Oleh karena itu, setiap hotel harus memiliki perencanaan atau taktik tertentu untuk tetap bertahan dalam mendirikan usaha di bidang perhotelan ini dengan tetap mengacu pada visi dan misi daripada hotel tersebut..

Strategi sendiri dapat diartikan sebagai keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Menurut Rogers dalam buku Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Cangara, 2013:61) memberi batasan pengertian strategi komunikasi sebagai berikut :

“Strategi komunikasi suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru. Persoalan yang timbul adalah konsep strategi komunikasi kadang disamakan dengan kebijaksanaan komunikasi, padahal strategi komunikasi


(4)

“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran, media, penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.”

Konsep strategi memang kadang juga mengalami duplikasi karena seringkali dianggap sebagai payung perencanaan jika dihubungkan dengan konsep perencanaan strategik yang notabene adalah kebijaksanaan komunikasi. Dengan strategi komunikasi ini berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan suatu perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat. Lingkungan bisnis yang berubah begitu cepat seiring dengan perkembangan teknologi informasi memungkinkan kita dalam berorganisasi yang cenderung berbeda pada masa lampau.

Jika berbicara mengenai strategi komunikasi, maka ini akan berkaitan dengan rencana-rencana yang dirancang oleh pihak manajemen dalam menciptakan perubahan kearah lebih baik, untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai. Merancang strategi lebih baik dilakukan dari segmen internalnya, karena mempunyai peranan penting dalam membangun citra perusahaan. Dibutuhkan adanya suatu komunikasi untuk menjalankan hal-hal yang sudah direncanakan termasuk dalam menghindari isu-isu negatif yang melanda hotel tersebut. Disinilah strategi manajemen sebagai jembatan atau penghubung aspirasi publik, maka hendaknya lebih memfokuskan perhatian lingkungan internal hotel dan disekitarnya.

Strategi komunikasi dapat dilakukan melalui pesan-pesan yang disampaikan baik menggunakan komunikasi secara verbal maupun menggunakan media tertentu. Jajaran manajemen berpengaruh terhadap proses perencanaan dalam menjalankan operasional hotel dengan tetap pada tujuan mempertahankan ataupun meningkatkan citra hotel, tanpa manajemen akan menjadi kacau dan


(5)

bahkan bisa gulung tikar. Perencanaan dibutuhkan manajemen unuk membenahi perusahaan atau organisasi agar menjadi lebih baik.

Dalam berbagai situasi yang penuh tantangan, pihak manajemen akan menghadapi tugas yang cukup berat dan bagi yang bersangkutan maupun pihak manajemen perusahaan akan merasakan tantangan yang cukup tinggi. Mereka memiliki tanggung jawab langsung dalam menghadapi, membendung, menanggulangi atau mengatasinya, hingga berupaya keras bagaimana caranya mempertahankan citra yang baik di khususnya di mata pelanggan dan masyarakat secara umum. Karena citra hotel akan berpengaruh terhadap keinginan pengunjung memilih hotel tersebut. Para pengunjung cenderung akan memilih hotel yang akan dikunjungi dengan berbagai pertimbangan, seperti harga, fasilitas, lokasi dan kenyamanan ataupun suasana di hotel tersebut.

Strategi Komunikasi yang dilakukan dalam upaya mempertahankan citra bukanlah hal yang mudah untuk bagi perusahaan manapun, begitu pula seperti yang dialami oleh Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention. Seperti yang terdapat dalam website Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention, bahwa hotel yang berawal dari guest house ini sudah berdiri sejak tahun 1994. Banyak perubahan yang dialami oleh hotel ini dalam bertranformasi dari yang asal nya guest house menjadi hotel syariah di tahun 2004.

Disamping itu, hotel ini pun menyusun strategi untuk membuat hotel nya tetap memiliki citra yang baik sebagai hotel yang menggunakan konsep syariah. Selain ingin membuat citra hotel yang baik di mata publik, pihak manajemen Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention pun ingin untuk tetap mempertahankan brand image yang berbeda dari kebanyakan hotel lainnya di kota Bandung.

Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention mengklaim bahwa hotelnya merupakan hotel yang berbasis syariah. Dengan kata lain, aturan-aturan yang diterapkan oleh Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention ini memiliki kaitan dengan ajaran agama islam salah satu aturan dari hotel tersebut yakni tidak sembarang orang dapat menginap di hotel tersebut, ada aturan tertentu yang harus ditaati baik termasuk aturan yang dibuat untuk tamu yang datang menginap. Salah


(6)

pun pernah mengalami pasang surut, apalagi dengan tetap mempertahankan konsep islami berbasis syariah yang mungkin bagi beberapa orang merasa ragu untuk mengunjungi karena menganggap ada aturan-aturan di hotel tersebut yang berbeda dengan kebanyakan hotel di kota Bandung.

Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention saat ini belum memiliki seorang Humas/Public Relations. Divisi Human Resources Development (HRD) yang menjalakan beberapa tugas dan fungsi dari seorang PR. Dalam upaya mempertahankan image islami dengan konsep syariah di hotel tersebut, Human Resources Development (HRD) melakukan kegiatan-kegiatan dari mulai perekrutan, penyampaian aturan-aturan hotel yang harus diikuti oleh pihak internal maupun tamu, serta melakukan pengawasan terhadap proses berjalannya operasional agar tetap berjalan dalam batas syariah yakni salah satu nya Divisi Human Resources Development (HRD).

Divisi Human Resources Development (HRD) di Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention dalam hal ini berperan penting dalam mengkomunikasikan hal-hal yang sudah direncanakan, sehingga kata syariah yang dijual di hotel ini tidak hanya sekedar nama. Keunikan ini tentunya hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi publik khususnya pengunjung, karena sangat jarang sekali hotel di Bandung memiliki basis syariah. Dari penjelasan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil penelitian dengan judul Strategi Komunikasi Divisi Human Resource Development Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung Dalam Mempertahankan Citra sebagai Hotel Syariah Di Kalangan Pengunjung.

II. Rumusan Masalah

Untuk dapat melihat lebih tentang permasalahan yang akan dibahas. Identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut :


(7)

2.1Pertanyaan Penelitian Makro

“Bagaimana Strategi Komunikasi Divisi Human Resource Development (HRD) yang dimiliki Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam membentuk citra hotel syariah di kalangan pengunjung?”

2.2Pertanyaan Penelitian Mikro

1. Bagaimana perencanaan Divisi Human Resource Development (HRD) Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung? 2. Bagaimana bentuk pesan Divisi Human Resource Development

(HRD) Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung? 3. Bagaimana media Divisi Human Resource Development (HRD)

Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung? 4. Bagaimana hambatan Divisi Human Resource Development (HRD)

Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung?

III. Maksud dan Tujuan Penelitian 3.1Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan tentang Strategi Komunikasi yang dirancang oleh Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung.

3.2Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(8)

2. Untuk mengetahui bentuk pesan Divisi Human Resource Development (HRD) Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung.

3. Untuk mengetahui media Divisi Human Resource Development (HRD) Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung. 4. untuk mengetahui hambatan Divisi Human Resource Development

(HRD) Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung.

IV. Hasil Penelitian

Setelah menjabarkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, teori-teori yang telah mengukuhkan penelitian, dan metode penelitian yang digunakan, maka pada bab ini dipaparkan mengenai hasil dari penelitian. Hasil penelitian akan dijabarkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Pembahasan dalam bab ini didapat melalui hasil pengumpulan data melalui studi dokumentasi, observasi, wawancara terhadap informan yang dibutuhkan dalam penelitian, serta diskusi yang terfokuskan terhadap masalah yang diteliti. Pada bab hasil penelitian dan pembahasan ini, akan menguraikan berbagai hal mengenai hasil wawancara pada bulan Januari hingga Februari 2016 yang dilakukan dengan staf Human Resource Development dan staf Front Office Narapati Indah Syariah Hotel & Convention dan beberapa pengunjung hotel tersebut yang terkait dengan strategi komunikasi divisi human resource development dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut (Sugiyono, 2014 : 8) bahwa penelitian kualitatif adalah:


(9)

”Metode kualitatif metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi.”

Metode penelitian kualitatif menurut Jalaludin Rakhmat (Rakhmat,1997:22) sering disebut juga sebagai berikut :

“Metode penelitian naturalistik, karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif yaitu cara mempelajari masalah-masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan fenomena secara sistematis, fakta atau karakteristik, populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.”

Untuk tahap analisis yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat daftar pertanyaan untuk wawancara, pengumpulan data, dan melakukan analisis data yang dilakukan sendiri oleh peneliti untuk dapat mengetahui strategi komunikasi divisi Human Resource Development dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung. Pertama, menyusun daftar untuk pertanyaan wawancara berdasarkan fokus penelitian mengenai strategi komunikasi divisi Human Resource Development dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung melalui perencanaan, bentuk pesan, media yang digunakan dan hambatan yang dialami oleh Divisi HRD Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention.

Informan penelitian merupakan staff dari divisi Human Resource Development dan staf front office, sedangkan untuk informan pendukung peneliti mewawancarai beberapa pengunjung dari hotel tersebut yang dianggap cukup mengetahui hotel tersebut cukup lama. Selain itu, peneliti melakukan observasi langsung di lapangan untuk melihat dan mengamati strategi komunikasi divisi Human Resources Development dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung serta mendokumentasikan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan penelitian. Terakhir, memindahkan data penelitian yang berbentuk daftar dari semua pertanyaan yang diajukan kepada informan.


(10)

Imam Hambali sebagai staf Human Resources Development Narapati Hotel, Sara Matia Fitrisari sebagai staf Front Office Narapati hotel, serta Gustiawan dan Cucu Suhartati sebagai pengunjung Narapati indah syariah hotel dan convention Bandung.

Langkah pertama yang peneliti lakukan sebelum mewawancarai para informan adalah melakukan proses pendekatan dan sharing dengan HRD Narapati indah syariah hotel dan convention untuk meminta izin terkait niat peneliti untuk melakukan penelitian di Narapati indah syariah hotel dan convention Bandung. Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan jumlah yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini sebanyak 4 orang yakni 2 informan utama dan 2 orang yang menjadi informan pendukung.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa orang yang sudah di tetapkan sebagai informan dalam penelitian ini terkait strategi komunikasi Human Resources Development Narapati indah syariah hotel dan convention dalam mempertahankan citra sebagai hotel islami di kalangan pengunjung, lalu melakukan observasi langsung di tempat penelitian, maka peneliti dapat mengetahui bagaimana strategi komunikasi Human Resources Development Narapati indah syariah hotel dan convention dalam mempertahankan citra sebagai hotel islami di kalangan pengunjung. Pada bab ini, peneliti akan menguraikan hasil penelitian.

5.1 Perencanaan Divisi HRD Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung

Dalam sebuah perusahaan merancang suatu strategi itu diperlukan untuk menetapkan tujuan perusahaan tersebut di masa depan. Strategi melalui komunikasi mencakup segala sesuatu yang dirancang secara sengaja untuk menetapkan tujuan perusahaan tersebut kedepannya. Strategi komunikasi


(11)

menurut Middleton dalam Cangara (2013:61) membuat definisi dengan menyatakan :

“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua

elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran, media, penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang/ direncanakan

untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.” (Cangara,

2013:61)

Strategi komunikasi pun mencakup susunan-susunan dari perencanaan yang dibuat perusahaan. Perencanaan merupakan suatu proses untuk menetapkan ke mana kita bergerak untuk mencapai tujuan, dengan menetapkan langkah-langkah atau cara yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini pun dilakukan oleh Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention untuk mencapai tujuan perusahaan dengan tetap mempertahankan citra sebagai hotel syariah dengan tetap berada dalam koridor ajaran islam.

5.2 Bentuk Pesan dari Divisi HRD Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung

Divisi Human Resource Development di Narapati indah syariah hotel dan convention merupakan salah satu divisi yang berperan dalam pertukaran pesan yang terjadi. Pesan yang disampaikan bersifat informatif, persuasif dan koersif. Peneliti mengajukan pertanyaan mengenai bentuk pesan informatif yang dilakukan oleh Human Resource Development Narapati indah syariah hotel dan convention terkait dengan upaya mempertahankan citra hotel sebagai hotel berbasis syariah.

Bentuk pesan yang disampaikan dalam bentuk informatif di hotel ini seperti fasilitas hotel, peraturan-peraturan, himbauan yang berkaitan dengan Narapati indah syariah hotel dan convention bersifat seperti hanya sekedar informasi baik secara lisan, tulisan maupun bermedia baik kepada pengunjung dan ini berlaku untuk tamu yang beragama muslim maupun non-muslim.


(12)

pihak Narapati kepada pengunjung, seperti misalnya menawarkan untuk datang ke gallery mereka yang didalamnya kebanyakan menjual pakaian muslim dan juga buku-buku berbau islami, gallery tersebut terletak dekat lobby, sehingga memudahkan tamu untuk masuk ke gallery tersebut.

Pesan persuasif yang dilakukan oleh HRD saat ini dinilai belum optimal, karena mereka jarang sekali melakukan promosi dalam bentuk apapun, ini dikarenakan belum ada orang khusus yang kompeten yang menangani masalah ini, bentuk promo pun hanya dilakukan di hari raya idul fitri saja, padahal hari besar islam tidak hanya hari raya idul fitri.

5.3 Media yang digunakan Divisi HRD Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung

Dewasa ini, media merupakan suatu alat yang dapat membuat penyampaian pesan lebih efisien, meskipun terkadang terjadi kesalahan pemahaman atau bahkan salah penyampaian pesan, namun penggunaan media saat ini dirasa cukup efektif dalam menyebarluaskan pesan dengan waktu singkat dan berdampak bagi banyak orang.

Human Resources Development Narapati indah syariah hotel dan convention pun menggunakan media sebagai penunjang dari berbagai kegiatan yang berkaitan dengan mempertahankan citra hotel ini sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung. Oleh karena itu, peneliti pun mengajukan pertanyaan terkait media yang digunakan oleh Human Resource Development Narapati indah syariah hotel dan convention dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah.

Pemanfaatan media di Narapati hotel saat ini hanya berbentuk visual dan audio saja seperti spanduk, banner, flyer dan audio player serta speaker untuk memutar asmaul husna di pagi hari, belum ada iklan baik di media


(13)

cetak maupun media elektronik karena belum ada budget untuk hal tersebut padahal bentuk media tersebut saat ini

5.4 Hambatan yang dialami Divisi HRD Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung

Hambatan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi dapat mengganggu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan maupun sebaliknya. Hambatan merupakan sesuatu yang sulit dihindari dalam berkomunikasi. Divisi human resource development Narapati indah syariah hotel dan convention pun mengalami hambatan dalam proses menjalankan strategi komunikasi dalam upaya mempertahankan citra hotel nya sebagai hotel syariah di mata publik khusus nya pengunjung.

Secara umum hambatan memang berasal dari internal maupun eksternal hotel yang mana ini bisa meliputi gangguan, kepentingan tertentu, motivasi terpendam dan prasangka yang belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi.

Strategi komunikasi yang dijalankan divisi HRD Narapati indah syariah hotel dan convention dalam mempertahankan citra hotel sebagai hotel syariah pun dalam proses nya mengalami hambatan. Hambatan pun datang tak hanya masalah internal seperti anggaran dana yang dibatasi dan diawasi secara ketat oleh accounting serta sumber daya manusia yang kurang untuk menjalankan kegiatan atau program dari perencanaan yang telah disusun.

Keterbatasan anggaran dana yang diberikan pihak accounting membuat divisi human resource development mengalami kendala dalam penyebarluasan informasi untuk memberi informasi kepada publik mengenai eksistensi Narapati hotel sebagai hotel syariah di kota Bandung.

Disamping keterbatasan anggaran, kurang nya sumber daya manusia yang kompeten dalam menangani masalah citra menjadi faktor penghambat pihak human resource development dalam mempertahankan citra hotel syariah. Seorang public relations yang fungsi dan tugas nya berkaitan dengan citra perusahaan pun, di hotel Narapati ini hal tersebut dijalankan oleh HRD


(14)

elemen untuk mengatur citra perusahaan : Kesan publik, Perasaan publik, gambaran publik, Opini publik, Sikap publik, Perilaku publik, Kondisi sosial publik, Harapan publik, Apresiasi publik dan Penilaian publik. (Ardianto, 2011: 334).

VI. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam membuat perencanaan terkait mempertahankan citra hotel syariah di kalangan pengunjung, Divisi HRD Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention menyusun perencanaan meliputi kegiatan-kegiatannya, sumber daya manusia yang dilibatkan, jangka waktu yang diperlukan, melakukan proses budgeting yang diawasi oleh pihak accounting serta turut melakukan monitoring dan evaluasi seperti meeting bulanan atau tahunan terhadap berjalannya perencanaan tersebut

2. Bentuk pesan yang digunakan Divisi HRD Narapati indah syariah hotel dan convention meliputi 3, yakni :

a) Bentuk pesan informatif : pesan yang bersifat informasi yang disampaikan secara lisan ataupun melalui bantuan media tertentu, seperti informasi tentang hotel secara keseluruhan, fasilitas hotel, peraturan-peraturan ataupun himbauan.

b) Bentuk pesan persuasif : promosi potongan harga yang dilakukan pada saat moment hari raya idul fitri.

c) Bentuk pesan koersif : pemeriksaan ID dan kewajiban-kewajiban yang harus diikuti tamu selama menginap.


(15)

3. Media yang digunakan oleh Human Resource Development Narapati indah syariah hotel dan convention dalam menjalankan strategi komunikasi untuk mempertahankan citra hotel sebagai hotel syariah. Media-media tersebut antara lain:

a) Media cetak yang digunakan brosur dan leaflet. b) Media elektronik

Media elektronik terbagi menjadi dua, yaitu: Media audio

Media audio melingkupi audio player dan speaker. Media internet

Melalui media website c) Media outdoor

Melingkupi spanduk dan banner

4. Hambatan yang dialami oleh Human Resource Development Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention dalam mempertahankan citra hotel syariah di kalangan pengunjung, secara umum meliputi internal dan eksternal, yakni :

a) Gangguan : penggunaan media komunikasi yang belum optimal b) Kepentingan : proses budgeting yang terbatas dan diawasi ketat

oleh accounting.

c) Motivasi terpendam : terkadang ada salah paham antara pihak Narapati dan pengunjung (tamu yang menginap)

d) Prasangka : terkadang ada beberapa tamu yang kurang suka saat ada pemeriksaan ID yang terbilang rumit, yang harus menunjukan bahwa mereka yang menginap merupakan muhrim.

5. Strategi komunikasi yang dijalankan divisi Human Resource Development Narapati indah syariah hotel dan convention dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah masih dirasa belum optimal dilihat dari berbagai (kegiatan termasuk kegiatan promosi) yang masih sedikit, penggunaan media yang belum efektif, bentuk pesan yang dijalankan pun dirasa belum optimal dan masih ada beberapa indikator sebagai hotel syariah yang


(16)

7.1Saran bagi Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention

1. Sebaiknya Human Resource Development Narapati indah syariah hotel dan convention lebih mengoptimalkan media online seperti website, facebook, twitter atau instagram yang tersedia saat ini. Hal tersebut untuk saat ini dapat menguntungkan bagi pihak hotel karena biaya nya minim akan tetapi bisa menyebarluaskan informasi dengan cepat, banyak orang yang menggunakan media online untuk mencari berbagai informasi.

2. Divisi HRD Narapati indah syariah hotel dan convention alangkah lebih baik nya dapat mendirikan divisi Humas secara state of being. 3. Divisi HRD sebaiknya lebih memperhatikan akses atau fasilitas untuk

beribadah bagi umat muslim karena hal ini merupakan indikator penting dari hotel dengan konsep syariah.

7.2Saran bagi Peneliti Selanjutnya

Adapun peneliti ingin memberikan saran kepada mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya, berikut saran yang dapat peneliti berikan:

1. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan dengan kajian yang sama dapat mengembangkan penelitian sampai pada citra yang berpengaruh pada loyalitas pelanggan.

2. Untuk para peneliti selanjutnya, disarankan agar meningkatkan lagi ketelitian baik dalam segi kelengkapan data yang diperoleh dari perusahaan dan data penelitian yang telah dilakukan. Sehingga penelitian tersebut dapat berjalan dengan lebih baik lagi dan lancar. 3. Penelitian yang telah dilakukan ini dapat dijadikan sebagai bahan

pengalaman dan pengetahuan, tanpa melupakan unsur nilai keahliannya, dalam penelitian dibidang Ilmu Komunikasi konsentrasi


(17)

Ilmu Humas, khususnya penelitian mengenai Strategi Komunikasi Divisi Human Resources Development Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung agar penelitian ini dapat bermanfaat untuk kemudian hari.

VIII.DAFTAR PUSTAKA Buku :

Ardianto, Elvinaro. 2011. Handbook of Public Relation. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Bungin, Bungin. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori,Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Group. Cangara, Hafied. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Effendy, Onong. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Ruliana, Poppy. 2014. Komunikasi Organisasi Teori dan Studi Kasus. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mulyana, Deddy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif.. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Littlejohn, W. Stephen. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika. Morissan. 2013. Teori, Pesan, Percakapan dan Hubungan. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Mulyana, Deddy. 2010. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Solatun dan Deddy Mulyana. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(18)

Hidayat, Rahmat. 2014. Strategi Komunikasi Organisasi di SMP Muhammadiyah 17 Rempoa, Ciputat. Jakarta : Universitas Islam Negeri.

Jati, Yuwono. 2010. Strategi Humas PT. PLN Persero Distribusi Jawa Barat dan Banten dalam meningkatkan citra perusahaan melalui sosialisasi program Gerakan Hemat Energi Listrik. Bandung : Universitas Komputer Indonesia.

Internet :

http://sir.stikom.edu/1120/6/BAB_III.pdf (diakses pada tanggal 27 Oktober 2015, pukul 20.00 WIB) data yang diambil untuk tinjauan tentang komunikasi. http://www.narapati.com/data/profile.php (diakses pada tanggal 27 Oktober 2015,

pukul 20.45 WIB) data yang diambil berupa Company Profile dari Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention.

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1732/BAB%20II.pdf?se quence=2 (diakses pada tanggal 30 Oktober 2015, pukul 20.00 WIB)

http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-fungsi-dan-tugas-penting-hrd-dalam-perusahaan/ (diakses pada tanggal 14 November 2015, pukul 19.45 WIB) data yang diambil adalah tinjauan tentang HumanResources

Development.

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/458/jbptunikompp-gdl-auliahamda-22887-6-7.uniko-i.pdf (diakses pada tanggal 17 November 2015, pukul 13.45 WIB) data yang diambil untuk tinjauan pustaka mengenai tinjauan tentang

pengunjung.

http://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-dan-fungsi-komunikasi-dalam.html (Diakses pada tanggal 11 November 2015, pukul 22.00 WIB) data yang diambil untuk tinjauan tentang komunikasi.

http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/definisi-pengertian-citra-image.html (Diakses pada tanggal 12 November 2015, pukul 13.59 WIB) data yang diambil untuk tinjauan tentang Citra.


(19)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Tentang Penelitian Terdahulu yang Sejenis

Dalam Tinjauan pustaka, peneliti mengawali dengan menelaah penelitian terdahulu yang berkaitan dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Dengan demikian, peneliti mendapatkan rujukan pendukung, pelengkap, pembanding dan memberi gambaran awal mengenai kajian terkait permasalahan dalam penelitian ini. Berikut ini peneliti temukan beberapa hasil penelitian terdahulu tentang strategi komunikasi.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu yang Relevan

No Judul Penelitian Nama Peneliti Metode yang

Digunakan Hasil Penelitian

Perbedaan Dengan Skripsi Ini 1 Strategi Public

Relations PT. Smartfren Tbk di Kantor Pusat Jakarta Dalam Meningkat kan Citra Perusahan di Kalangan Pelanggan

Eka Fitriana R, Program Studi Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Humas, UNIKOM Kualitatif, Studi Deskriftif

Public Relations PT Smartfren Tbk di kantor Pusat Jakarta Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan Dikalangan Pelanggan sudah baik dan sesuai dengan urutan tahap dari proses komunikasi public relations yaitu batasan-batasan masalah,

perencanaan dan program,

Perbedaan

ada di

objek penelitian dan sub-mikro


(20)

Pengambilan tindakan dan mengkomunikasik an serta evaluasi program.

2 Strategi Humas PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan Terhadap Pengunjung Melalui Program Pencanangan Sosialisasi Gerakan Hemat Energi Listrik Yuwono Jati, Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas, UNIKOM Kualitatif, Studi Deskriptif

Strategi Humas yang dilakukan PT. PLN DJBB berdasarkan tujuan diadakannya sosialisasi

program tersebut, lalu perencanaan yang matang, pelaksanaan kegiatan yang berjalan sesuai dengan yang diharapkan, serta

pesan yang

disampaikan mengarah tepat kepada sasaran karena media yang digunakan sudah tepat.

Perbedaan tempat penelitian, objek dan sub mikro penelitian

3 Strategi Komunikasi Organisasi di SMP Muhammadiyah 17 Rempoa, Ciputat Rahmat Hidayat, Program Studi Manajemen Pendidikan, UIN Jakarta. Kualitatif, Studi Deskriptif Strategi

Komunikasi SMP Muhammadiyah

17 Rempoa

Ciputat belum menunjukan adanya penetapan strategi

komunikasi organisasi yang jelas dan sesuai.

Perbedaan objek


(21)

13

2.1.2 Tinjauan tentang Komunikasi 2.1.2.1 Definisi Komunikasi

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan makhluk lainnya. Rasa ingin tahu memaksa manusia untuk saling berkomunikasi. Berinteraksi dengan orang lain, untuk berbagi informasi/ ide/ gagasan, bahkan untuk mencapai tujuan tertentu melibatkan proses komunikasi. Dalam kehidupan, satu sama lain saling berinteraksi dan menyampaikan pikiran maupun perasaannya melalui komunikasi verbal maupun non verbal.

Secara etimologi istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. “Sama disini maksudnya adalah

sama makna” (Effendy, 2003:9). Menurut Wilbur Schramm

menyatakan pengertian dari komunikasi sebagai berikut :

“Komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi” (Cangara, 2004).

Dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi, Roger bersama D. Lawrence Kincaid (Cangara, 2008:20) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang mengatakan bahwa :

“Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam” (Cangara, 2004:20).


(22)

Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), dimana ia menginginkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi.

2.1.2.2Unsur-unsur Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu faktor yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan setiap manusia, karena tanpa komunikasi kita tidak dapat bertindak ke manapun dengan siapapun. Penegasan dan pengertian tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi diatas adalah sebagai berikut:

a. Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

b. Encoding: Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang.

c. Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

d. Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

e. Decoding: Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya


(23)

15

f. Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator. Pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. g. Response: Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan

setelah diterpa pesan.

h. Feedback: Umpan Balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

i. Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Model komunikasi diatas menjelaskan bahwa faktor-faktor kunci dalam mewujudkan komunikasi yang efektif. Komunikator harus mengetahui khalayak yang dapat dijadikan sebagai sasaran dan tanggapan apa yang diinginkannya. Ia harus terampil dalam mengelola suatu pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan sasaran biasanya menerima dan menanggapi suatu pesan. Komunikator harus mampu mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khalayak sasaran.


(24)

2.1.2.3 Tinjauan Tentang Proses Komunikasi

Berangkat dari paradigma Lasswell dalam Onong Uchjana Effendy membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:

1. Proses komunikasi secara primer.

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/ gesture, isyarat, gambar, warna,dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat pesan yang setara bagi komunikator dan komunikan.

Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang


(25)

17

mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).

2. Proses Komunikasi secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampain pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh ataupun jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

Pada umumnya kalau kita berbicara dikalangan masyarakat, yang dinamakan media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana diterangkan diatas. Jarang sekali orang menganngap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai sebagai lambang (symbol) serta isi (content) yakni, pikiran dan atau perasaan yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message), yang tampak tak dapat dipisahkan. Tidak seperti media dalam bentuk surat, telepon,


(26)

radio, dan lain lainnya. Yang jelas tidak selalu dipergunakan. Tampaknya seolah-olah orang tak mungkin berkomunikasi tanpa bahasa, tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa surat, atau telepon, atau televisi, dan sebagainya. (Effendy, 2003 : 11-17).

2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi 2.1.3.1 Definisi Komunikasi Organisasi

Komunikasi dalam organisasi merupakan proses penyampaian informasi yang akurat dan pemahaman atas informasi dari suatu unit (pengirim) ke unit yang lain (penerima) tidak hanya vital dalam perumusan tujuan organisasi, tetapi juga merupakan peralatan dan sarana penting melalui kegiatan organisasi. Komunikasi adalah alat pengalihan informasi dari komunikator kepada komunikan

R. Wayne dan Don F. Paules dalam buku Komunikasi Organisasi Teori dan Studi Kasus (Ruliana, 2014: 18) mengemukakan definisi fungsional komunikasi organisasi sebagai berikut:

“Komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi demikian terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.”

Dalam komunikasi organisasi unit-unit menjadi saling bergantung satu sama lain (the flow of message within a network of interdependent relationship) Pengertian komunikasi organisasi dalam buku “komunikasi organisasi strategi meningkatkan kinerja


(27)

19

perusahaan” adalah perilaku perorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi.

Dalam buku Komunikasi Organisasi (Ruliana, 2014:21) Golddhaber memberikan definisi komunikasi organisasi sebagai proses penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Pengertian tersebut mengandung beberapa konsep sebagai berikut :

1. Proses; Suatu organisasi adalah suatu sistem yang terbuka dan dinamis yang secara tidak langsung menciptakan saling tukar menukar informasi satu sama lain. Karena kegiatan yang berulang-ulang dan tiada hentinya tersebut maka dikatakan sebagai suatu proses.

2. Pesan; Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang objek, orang, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Pesan dalam organisasi dapat dilihat menurut beberapa klasifikasi yang berhubungan dengan bahasa, penerima yang dimaksud, metode difusi, dan arus tujuan dari pesan. Klasifikasi pesan dalam bahasa dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu verbal dan non verbal, dimana pesan verbal dalam organisasi berupa: surat, memo, percakapan, dan pidato.


(28)

Sedangkan pesan non verbal dalam organisasi bisa berupa: bahasa gerak tubuh, sentuhan, ekspresi wajah, dan lain-lain. 3. Jaringan Organisasi; terdiri dari satu seri orang yang

tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang, beberapa orang atau keseluruhan organisasi. Luas dari jaringan komunikasi ini dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya: arah dan arus pesan, isi pesan, hubungan peranan, dan lain-lain.

4. Keadaan saling tergantung ; Hal ini telah menjadi sifat dalam organisasi yang merupakan suatu sistem yang terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian yang lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi.

5. Hubungan ; Karena organisasi merupakan suatu sistem yang terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada manusia yang ada dalam organisasi. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat suatu hubungan perlu dipelajari.


(29)

21

6. Lingkungan ; Yang dimaksud lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Yang termasuk dalam lingkungan internal adalah personal (karyawan), staf, golongan fungsional dari organisasi, dan juga komponen lainnya seperti tujuan, produk, dan lainnya. Organisasi sebagai sistem terbuka harus berinteraksi dengan lingkungan eksternal seperti: teknologi, ekonomi, dan faktor sosial. Karena faktor lingkungan berubah-ubah maka organisasi memerlukan informasi baru untuk mengatasi perubahan dalam lingkungan dengan menciptakan dan melakukan penukaran pesan baik secara internal maupun eksternal.

7. Ketidakpastian ; Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Ketidakpastian dalam organisasi juga disebabkan oleh terjadinya banyak informasi yang diterima daripada informasi yang sesungguhnya diperlukan untuk menghadapi lingkungan mereka. Bisa dikatakan ketidakpastian dapt disebabkan oleh terlalu sedikit informasi yang didapatkan dan juga karen terlalu banyak informasi yang diterima.

Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai komunikasi organisasi ini dapat disimpulkan definisi komunikasi organisasi sebagai berkut:


(30)

1) Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang dipengaruhi oleh pihak internal maupun eksternal

2) Komunikasi organisasi meliputi pesan, tujuan, arus komunikasi dan media komunikasi

3) Komunikasi organisasi meliputi orang yang mempunyai skill, hubungan dan perasaan yang sama.

2.1.3.2 Bentuk Komunikasi Organisasi 1. Komunikasi vertikal

Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah dan sebaliknya. Artinya komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada bawahan, dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik.

Fungsi komunikasi ke bawah digunakan pimpinan untuk: a. Melaksanakan kebijaksanaan, prosedur kerja, peraturan,

instruksi, mengenai pelaksanaan kerja bawahan.

b. Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran. c. Memberikan informasi mengenai tujuan organisasi,

kebijaksanaan-kebijaksaan organisasi, insentif. Seorang pimpinan harus lebih memperhatikan komunikasi dengan bawahannya, dan memahami cara-cara mengambil kebijaksanaan, terhadap bawahannya. Keberhasilan organisasi dilandasi oleh perencanaan yang tepat, dan seorang pimpinan organisasi yang memiliki jiwa


(31)

23

kepemimpinan. Kedua hal terseut merupakan modal utama untuk kemajuan organisasi yang dipimpinnya.

Fungsi komunikasi ke atas digunakan untuk:

a. Memberikan pengertian mengenai laporan prestasi kerja, saran, usulan, opini, permohonan bantuan, dan keluhan. b. Memperoleh informasi dari bawahan mengenai kegiatan

dan pelaksanaan pekerjaan bawahan dari tingkat yang lebih rendah.

Bawahan tentulah berharap agar ide, saran, pendapat, tanggapan maupun kritikannya dapat diterima dengan lapang dada, dan hati terbuka oleh pimpinan.

2. Komunikasi horizontal

Bentuk komunikasi secara mendatar, diantara sesama karyawan. Komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal. Fungsi komunikasi horizontal/ ke samping digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level yang sama. Komunikasi ini berlangsung dengan cara tatap muka, melalui media elektronik seperti telepon, atau melalui pesan tertulis.

3. Komunikasi diagonal

Bentuk komunikasi ini sering disebut juga komunikasi silang. Berlangsung dari seseorang kepada orang lain dalam posisi yang berbeda. Dalam arti pihak yang satu tidak berada pada jalur struktur yang lain. Fungsi komunikasi diagonal digunakan oleh


(32)

dua pihak yang mempunyai level berbeda tetapi tidak mempunyai wewenang langsung kepada pihak lain.

2.1.3.3 Fungsi Komunikasi Organisasi

Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu :

1. Fungsi informatif, Maksud dari informatif adalah seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih tepat. Informasi yang didapat dapat setiap anggotanya melaksanakan tugas secara pasti. Pada dasarnya, informasi dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tatanan manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan dalam organisasi ataupun untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam organisasi tersebut, Bawahan juga membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaannya. 2. Fungsi regulatif, fungsi regulatif ini berkaitan dengan

peraturan-peraturan yang ditaati dalam suatu organisasi. Ada dua hal yang berpengaruh dalam fungsi regulatif ini :

a. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Mereka juga mempunyai wewenang untuk memberikan perintah atau intruksi,


(33)

25

sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapisan atas supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sesuai instruksi.

b. Berkaitan dengan pesan. Pesan –pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh atau tidak boleh untuk dilakukan.

3. Fungsi persuasif, Dalam mengatur suatu organisasi tidak cukup dengan mengandalkan kewenangan dan kekuasaan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara suka rela akan lebih menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding dengan pimpinan yang sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi integratif, Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dna pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal yang terjadi dalam setiap organisasi yaitu seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut dan laporan kemajuan organisasi. Juga saluran komunikasi informasi seperti perbincangan antar pribadi.1

1

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, paradigma, dan diskursus teknologi komunikasi di masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Group. hal 274


(34)

2.1.4 Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu “stratos” yang

artinya tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Dengan demikian,

strategi dimaksudkan adalah memimpin tentara. Lalu muncul kata strategos yang artinya pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi, strategi adalah konsep militer yang bisa diartikan sebagai seni perang para jenderal (The Art of General), atau suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan peperangan.

Strategi komunikasi menurut Middleton dalam Cangara (2013:61) membuat definisi dengan menyatakan :

“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran, media, penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang/ direncanakan untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.”

Setiap usaha memerlukan strategi. Tahapan strategi dibangun berdasarkan tahapan yang mengarahkan, merencanakan, dan memfokuskan upaya pada tujuan khusus, serta menempatkannya pada jalur yang jelas dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan.

Dengan demikian, strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan managemen untuk mencapai suatu tujuan menggunakan taktik operasionalnya. Strategi komunikasi baik secara makro (planned multi-media strategy) maupun secara mikro (single communication medium strategy) mempunyai fungsi ganda :


(35)

27

a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal

b. Menjembatani cultural gap akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan operasional media massa yang begitu ampuh.2

Strategi adalah perencanaan yang menetapkan program jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Oleh karena itu, konsep strategi komunikasi disini ditelakkan sebagai bagian dari perencanaan komunikasi dalam pencapai tujuan yang ingin dicapai.

Dalam Cangara (2013:151) dijelaskan bahwa perencanaan komunikasi pada dasarnya bisa diaplikasikan untuk banyak hal, bukan hanya untuk komunikasi itu sendiri, tapi juga bisa digunakan oleh lembaga-lembaga yang berusaha mendapatkan dukungan dari masyarakat, serta kegiatan pemasaran. Perencanaan komunikasi bisa diaplikasikan bisa diaplikasikan untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Pencitraan diri, pemasaran politik, dan organisasi/ lembaga pelayanan publik

2. Pemasaran komersial dan jasa (Corporate Communication)

3. Penyebarluasan gagasan pembangunan dan penyuluhan untuk penyadaran masyarakat (Communication Support Development) 4. Pemberdayaan dan pengembangan masyarakat sekitar

(Communication Planning For Community Development)

2

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti( halaman 300)


(36)

5. Penyelesaian krisis dan konflik (Communication for Crisis and Conflict Resolution)

6. Kerja sama antarnegara dan lembaga lembaga internasional (International Organizational and States Coorperations)

7. Pembangunan stasiun TV-Radio dan Penerbitan

8. Pendirian pusat penelitian, pendidikan dan pelatihan komunikasi

2.1.5 Tinjauan Tentang Human Resource Development

HRD atau Human Resources Development, adalah bagian atau departemen dari perusahaan yang tugas utamanya mengelola sumber daya manusia di perusahaan, mulai dari tugas perencanaan yang sering disebut perencanaan SDM, Rekrutmen dan Seleksi, pengembangan sering disebut Pelatihan dan Pengembangan, Manajemen Kinerja sering disebut Performance Management, gaji sering disebut Kompensasi dan Benefit dan menumbuhkan hubungan kerja yang sering disebut sebagai Hubungan Industrial atau hubungan Industrial.3

Manajemen sumber daya manusia juga dapat diartikan sebagai suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi yang tepat dan posisi saat organisasi memerlukannya. Pada prinsipnya dapat diartikan sebagai mengelolaan sumber daya manusia HRD terdiri dari berbagai kegiatan, yaitu: Perencanaan SDM, HR Mendapatkan,

3

http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-fungsi-dan-tugas-penting-hrd-dalam-perusahaan/ (diakses pada tanggal 14 November 2015, pukul 19.45 WIB)


(37)

29

Mengembangkan SDM, HR Mempertahankan, HR Mempertahankan untuk membantu perusahaan menyadari Goal, Visi, Misi dan valuenya.

Tugas, Tanggung Jawab dan Peran HRD dalam perusahaan, antara lain:

1. Persiapan

Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal persiapan, antara faktor internal dan faktor eksternal lainnya. Faktor internal meliputi jumlah kebutuhan dalam persiapan untuk karyawan baru, struktur organisasi, departemen terkait, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal dalam hal persiapan termasuk hukum ketenagakerjaan, pangsa kondisi tenaga kerja, dan sebagainya.

2. Rekrutmen Tenaga Kerja

Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau karyawan yang dapat memenuhi kebutuhan sumber daya manusia dari organisasi atau perusahaan. Pada tahap HRD ini perlu menganalisis posisi yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan (job description) dan juga spesifikasi pekerjaan (job spesifikasi).

3. Seleksi Tenaga Kerja

Definisi Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses yang dilakukan untuk menemukan pekerjaan yang tepat dari sekian banyak kandidat. Langkah yang diambil dalam proses seleksi tenaga kerja, yang melihat resume / CV, melakukan seleksi awal berdasarkan CV pelamar, memanggil pelamar untuk tes wawancara, tes calon karyawan dengan


(38)

tes tertulis, proses wawancara / wawancara kerja, dan proses selanjutnya.

4. Pengembangan dan Evaluasi Karyawan

Agar tenaga kerja atau karyawan dapat memberikan kontribusi optimal kepada perusahaan atau organisasi, maka dia harus menguasai tugas pekerjaan dan tanggung jawab. Proses pengembangan dan evaluasi karyawan dilakukan sebagai pembekalan agar tenaga kerja dapat lebih terkontrol dan ahli di bidangnya, serta meningkatkan kinerja yang ada.

2.1.6 Tinjauan Tentang Pengunjung

Bila diperhatikan, orang-orang yang datang berkunjung pada suatu tempat atau negara, biasanya mereka disebut sebagai pengunjung (visitor) yang terdiri dari beberapa orang dengan bermacam-macam motivasi kunjungan termasuk di dalamnya adalah wisatawan, sehingga tidak semua pengunjung termasuk wisatawan. Menurut International Union of Official Travel Organization (IUOTO), pengunjung yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah.

Pengertian yang sama disampaikan oleh World Tourism Organization (WTO) yang dimaksud dengan pengunjung (visitor) yaitu setiap orang yang mengunjungi suatu negara yang bukan merupakan negaranya sendiri dengan alasan apapun juga kecuali untuk mendapatkan pekerjaan yang dibayar oleh


(39)

31

negara yang dikunjunginya. Dengan demikian ada dua kategori pengunjung, yaitu :

1. Wisatawan (tourist) yaitu pengunjung yang tinggal sementara sekurang kurangnya selama 24 jam di negara yang kunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam klasifikasi sebagai berikut :

a. Pesiar (leisure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olahraga.

b. Hubungan dagang (business), keluarga, konferensi, misi, dan lain sebagainya.

2. Pelancong (exursionist) yaitu pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam 4

2.1.7 Tinjauan Tentang Citra

Image is the impression, the feeling, the conception which the public has of a company; a consciously created imprssion of an object, person or organization. Citra adalah tujuan pokok bagi suatu organisasi atau perusahaan. Pengertian citra itu sendiri abstrak atau intangible, tetapi wujudnya dapat dirasakan dari penilaian, baik semacam tanda respek dan rasa hormat dari publik sekelilingnya atau masyarakat luas terhadap organisasi atau perusahaan tersebut dilihat sebagai sebuah badan usaha yang dipercaya, professional, dan dapat diandalkan dalam pembentukan pelayanan yang baik.

4

http://elib.unikom.ac.id/ (dalam penelitian Analisis Penentuan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kawasan Cipatujah oleh Aulia Hamdan, diakses pada tanggal 17 November 2015 pukul 13.45 WIB)


(40)

Dalam buku Handbook of Public Relations dijelaskan bahwa elemen-elemen untuk mengatur citra perusahaan : Kesan publik, Perasaan publik, gambaran publik, Opini publik, Sikap publik, Perilaku publik, Kondisi sosial publik, Harapan publik, Apresiasi publik dan Penilaian publik. (Ardianto, 2011: 334).

Dari pernyataan diatas menjelaskan bahwa citra adalah sesuatu yang ditonjolkan secara nyata yang timbul berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada. Citra yang dimaksud disini adalah kesan yang ingin diberikan oleh perusahaan kepada publik atau khalayaknya agar timbul opini public yang positif tentang perusahaan tersebut.

Dalam buku Handbook of Public Relations (Ardianto, 2011: 63) menjelaskan bahwa ada beberapa jenis citra yang penting untuk diketahui. Jenis-jenis citra tersebut adalah :

1. Citra Bayangan (Mirror Image) adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra bayangan itu hampir selalu tidak tepat, atau tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya.

2. Citra Yang Berlaku (Current Image) adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi atau perusahaan.

3. Citra Yang Diharapkan (Wish Image) adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Biasanya citra yang diharapkan lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada.


(41)

33

4. Citra Perusahaan (Corporate Image) adalah citra dari suatu organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya saja. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan, antara lain sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang dan lain sebagainya.

5. Citra Majemuk (Multiple Image). Citra ini dapat diterapkan pada semua jenis organisasi atau perusahaan yang memiliki banyak unit dan pegawai (anggota). Masing-masing unit dan individu memiliki perangai dan perilaku tersendiri sehingga secara sengaja atau tidak sengaja, mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Kelima jenis citra tersebut penting untuk diketahui, yakni untuk mengetahui penilaian terhadap organisasi atau perusahaan tersebut yang tidak hanya dilihat dari segi fisiknya saja tetapi juga yang tidak terlihat namun dirasakan baik dan memuaskan. Citra yang dipilih sesuai dengan penelitian ini adalah Citra Perusahaan (corporate image) karena berdasar dengan kasus atau penelitian diatas, untuk menciptakan atau membentuk citra perusahaan itu sendiri melalui kegiatan community relations yang telah dilakukannya.

Sedangkan menurut Siswanto Sutojo (Ardianto, 2011 : 65), ada tiga jenis citra yang dapat ditonjolkan perusahaan diantaranya sebagai berikut :


(42)

1. Citra Eksklusif, yaitu citra yang dapat ditonjolkan perusahaan dalam kemampuan menyajikan berbagai macam manfaat terbaik kepada konsumen dan pelanggan

2. Citra Inovatif, citra yang menonjol karena perusahaan tersebut pandai menyajikan produk baru yang model dan desainnya tidak sama dengan produk sejenis

3. Citra murah meriah, yaitu citra yang ditonjolkan oleh perusahaan yang mampu menyajikan produk dengan mutu yang baik, tapi harganya murah.

Seperti halnya produk dan merek, citra perusahaan perlu dipopulerkan di kalangan segmen sasaran. Cara untuk mempopulerkan citra agar sesuai dengan apa yang dikehendaki manajemen dan dilakukan secara bertahap. Citra yang ingin dibentuk harus mencerminkan jati diri perusahaan yang sebenarnya. Karyawan mempunyai peranan penting dalam membangun citra perusahaan. Kelompok karyawan adalah para manajer, eksekutif, karyawan pelaksana.

2.1.8 Tinjauan Tentang Perhotelan (Hospitality) 2.1.8.1 Pengertian Hotel (Hospitality)

Menurut Sulastiyono (2011:5) hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya


(43)

35

perjanjian khusus. Sedangkan pengertian yang dimuat oleh Grolier Electronic Publishing Inc.(1995) yang menyebutkan bahwa : Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum.5

2.1.8.2 Jenis-Jenis Hotel

Menurut United State Lodging Industry bahwa, yang utama hotel terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :

1. Transient Hotel, adalah hotel yang letak / lokasinya ditengah kota dengan jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis.

2. Residential Hotel, adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah-rumah berbentuk apartemen dengan kamar-kamarnya dan disewakan secara bulanan atau tahunan. Residential Hotel juga menyediakan kemudahan-kemudahan, seperti : layaknya hotel, seperti : restoran, pelayanan makanan yang diantar ke kamar, dan pelayanan kebersihan kamar

3. Resort Hotel, adalah hotel yang pada umumnya berlokasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi untuk tamu-tamunya.

Dengan mengacu pada pengertian-pengertian tersebut di atas, dan untuk penggolongan hotel di Indonesia, pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam surat keputusan Menparpostel, bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau

5


(44)

seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan, penginapan, makan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, hotel seharusnya adalah :

1. Suatu jenis akomodasi

2. Menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada.

3. Menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya

4. Disediakan bagi umum

5. Dikelola secara komersial, yang dimaksud dengan dikelola secara komersial adalah : dikelola dengan memperhitungkan untung atau ruginya, serta yang utama adalah bertujuan untuk mendapatkan keuntungan berupa uang sebagai tolak ukurnya.6

2.1.8.3Pengertian Hotel Syariah

Menurut Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 2 tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah yang diundangkan pada 17/1/204, Usaha Hotel Syariah adalah usaha hotel yang penyelenggaraannya harus memenuhi kriteria Usaha Hotel Syariah yang mencakup aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan serta memiliki sertifikasi usaha hotel syariah yang

6


(45)

37

diberikan oleh DSN-MUI pada usaha hotel yang telah memenuhi penilaian kesesuaian kriteria usaha hotel syariah.

Untuk memudahkan identifikasi hotel syariah dan pemenuhan unsur kesyariahan, pemerintah membagi golongan menjadi Hotel Syariah Hilal-1 dan Hotel Syariah Hilal-2. Hilal-1 adalah penggolongan untuk usaha hotel syariah yang dinilai memenuhi seluruh kriteria Usaha Hotel Syariah yang diperlukan untuk melayani kebutuhan minimal wisatawan Muslim. Sedangkan Hotel Syariah Hilal-2 adalah penggolongan untuk Usaha Hotel Syariah yang dinilai memenuhi seluruh Kriteria Usaha Hotel Syariah yang diperlukan untuk melayani kebutuhan moderat wisatawan Muslim. Indikator dari hotel syariah menurut MUI beberapa diantara nya adalah :

1. Makanan dan minuman yang disajikan harus bersertifikat halal

2. Adanya seleksi tamu yang berkunjung ke hotel syariah 3. Setiap rest room atau kamar kecil harus menyediakan air

yang cukup untuk bersuci, baik untuk buang air kecil maupun besar bahkan mandi

4. Suasana hotel harus kondusif secara Islami 5. Tersedia peralatan untuk beribadah di ruangan 6. Tidak ada minuman beralkohol di mini bar


(46)

7. Tersedia penyekat antara urinoir satu dengan urinoir yang lain untuk menjaga pandangan

8. Area shalat laki-laki dan perempuan ada pembatas/pemisah 9. Tersedia pencahayaan yang cukup terang

10.Tersedia tempat wudhu laki-laki dan perempuan terpisah 11.Tersedia instalasi air bersih untuk wudhu

12.Seluruh karyawan dan karyawati memakai seragam yang sopan7

2.2 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini sebagai ranah pemikiran yang mendasari peneliti tersusunlah kerangka pemikiran baik secara teoritis maupun konseptual. Dalam kerangka penelitian ini, peneliti akan berusaha membahas masalah pokok dari penelitian ini yaitu membahas kata-kata kunci atau sub-fokus yang menjadi inti permasalahan dalam penelitian. Kerangka pemikiran disini berisi tentang penggunaan teori-teori pendukung yang berkaitan dengan penelitian. Teori tersebut bertujuan untuk menggiring dan memfokuskan masalah yang akan diteliti oleh peneliti. Fokus pada penelitian studi deskriptif ini adalah mengenai strategi komunikasi.

Strategi komunikasi menurut Middleton dalam Cangara (2013:61) dapat didefinisikan sebagai berikut :

7

http://mysharing.co/apa-saja-kriteria-hotel-syariah/ (diakses pada tanggal 17 Desember 2015, pukul 20.00 WIB)


(47)

39

“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen

komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran, media, penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.”

Dalam persaingan di dunia perhotelan yang semakin besar dewasa ini, maka konsumen/ pengunjung menjadi fokus utama dalam menjaga keberlangsungan dari usaha perhotelan tersebut. Pihak manajemen hotel harus mampu merancang strategi komunikasi sesuai dengan fokus tujuan salah satu nya dalam meningkatkan atau mepertahankan citra perusahaan.

Adapun konsep yang memberi arahan untuk dapat menjelaskan fokus penelitian mengenai strategi komunikasi divisi Human Resources Development Narapati Indah Syariah dan Convention Bandung dalam Mempertahankan Citra sebagai hotel syariah yang akan dianalisa mendalam mengenai perencanaan yang dibuat, bentuk pesan, media yang digunakan dan hambatan komunikasi yang dialami oleh Human Resources Development, yang akan di rinci sebagai berikut:

1. Rencana (perencanaan)

Selain itu, ada 12 pokok pikiran yang terkandung di dalamnya, yakni : a. Perencanaan sebagai usaha yang disengaja dan dilakukan secara

sadar

b. Perencanaan menempatkan manusia sebagai modal dasar dalam menggerakan setiap usaha

c. Perencanaan menggunakan hasil riset, data dan informasi

d. Ada tujuan yang ingin dicapai, sehingga memerlukan keputusan dan tindakan yang akan diambil


(48)

f. Berorientasi pada masa depan (optimis) g. Pemecahan masalah

h. Pemilihan alternatif

i. Pengalokasian sumber daya socio-technical j. Menjadi dasar acuan pelaksanaan

k. Menjadi pengendali dan monitoring pelaksanaan l. Perencanaan sebagai proses yang berkelanjutan  Fungsi Perencanaan

Perencanaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting sesudah unsur organisasi. Perencanaan merupakan titik awal untuk bekerjanya suatu organisasi. Karena itu perencanaan dibuat agar berfungsi untuk :

a. Mengidentifikasi dan menetapkan masalah

b. Memberi arahan (fokus) atau pedoman pada tujuan yang ingin dicapai, terutama dalam mengatasi ketidakpastian dengan memilih jalan yang terbaik. Bahkan dalam keadaan stabil pun perencanaan masih diperlukan

c. Meminimalisasi terjadinya pemborosan sumber daya dalam rangak mencapai tujuan secara efektif

d. Melakukan perkiraan terhadap kendala

e. Melakukan pengendalian agar pelaksanaan senantiasa tetap berada dalam koridor


(49)

41

g. Menetapkan skala prioritas

h. Penetapan mekanisme pemantauan dan evaluasi 2. Bentuk Pesan

Menurut A.W. Widjaja dan M. Arisyk Wahab terdapat tiga bentuk-bentuk pesan yaitu :

a. Informatif

Yaitu untuk memberikan keterangan fakta dan data kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri, dalam situasi tertentu pesan informatif tentu lebih berhasil dibandingkan persuasif.

b. Persuasif

Yaitu berisikan bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan sikap berubah. Tetapi berubahnya atas kehendak sendiri. Jadi perubahan seperti ini bukan terasa dipaksakan akan tetapi diterima dengan keterbukaan dari penerima.

c. Koersif

Menyampaikan pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi bentuk yang terkenal dari penyampaian secara inti adalah agitasi dengan penekanan yang menumbuhkan tekanan batin dan ketakutan dikalangan publik. Koersif berbentuk perintah-perintah, instruksi untuk penyampaian suatu target.


(50)

3. Media

Media dalam komunikasi Media komunikasi adalah wadah atau sarana didalam bidang komunikasi. Media komunikasi juga suatu benda atau alat yang digunakan sebagai perantara untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Media komunikasi sangat berperan dalam mempengaruhi perubahan masyarakat. Media pun pada umumnya dibagi menjadi 3, yakni:

a. Media audio (hanya ditangkap oleh pendengaran, seperti radio, telepon)

b. Media cetak (surat kabar, pamphlet, banner, majalah)

c. Media audiovisual (media yang dapat dilihat dan didengar, seperti televisi)

4. Hambatan

Hambatan adalah proses komunikasi yang timbul dari ketidak jelasan informasi yang disampaikan oleh komunikator, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

Dalam sebuah perusahaan, didalamnya terbentuk sebuah komunikasi organisasi yang berfungsi untuk bertukar informasi, memecahkan konflik, koordinasi tugas, instruksi maupun penjelasan tugas. Komunikasi organisasi berasal dari komunikasi yang terjadi dari individu satu ke yang lainnya yang memiliki minat dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama, yang mana satu sama lain saling bergantung.


(51)

43

Dalam fungsi tersebut, pihak manajemen termasuk salah satu nya divisi Human Resource Development (HRD) di Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention. Karena hotel ini belum memiliki Humas/ Public Relations, maka Divisi HRD berfungsi ganda karena turut menjalankan fungsi dan tugas dari seorang Humas/ Public Relations yang berperan penting merancang strategi komunikasi berkaitan dengan mempertahankan citra sebagai hotel syariah. Selain itu, Divisi HRD memegang peranan dalam pertukaran informasi, membuat program, penjelasan job description, perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM), pemecahan konflik, melakukan monitoring dan evaluasi.

Dijelaskan bahwa yang dimaksud strategi komunikasi disini adalah hal-hal yang meliputi perencanaan yang dirancang oleh pihak manajemen dari Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung. Perencanaan dibuat untuk memberi arahan (fokus) atau pedoman pada tujuan yang ingin dicapai

Perencanaan menempatkan sumber daya manusia (SDM) sebagai modal dasar, publik internal dari Narapati Indah Hotel Syariah dan Convention ini memiliki peranan penting dalam menjalankan operasional, dan menempatkan pelanggan/ pengunjung hotel sebagai titik pusat target dalam menjalankan usaha ini saat ini dan kedepannya (masa depan) dengan tetap memegang pada nilai syariah.


(52)

Gambar 2.1 Model Alur Pemikiran

Sumber: Peneliti, 2016

Divisi

Human Resource Development

Strategi Komunikasi Narapati Indah Syariah Hotel dan

Convention

Pengunjung Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention

Perencanaan Bentuk Pesan Media Hambatan

Mempertahankan Citra Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention sebagai Hotel Syariah


(1)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr. Wb.

Puji dan syukur peneliti panjatkan ke khadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini sebagaimana mestinya. Tak lupa shalawat dan salam kepada junjungan nabi besar kita Rasulullah, Nabi Muhammad SAW serta para sahabat dan seluruh pengikutnya semoga rahmat dan hidayah selalu dilimpahkan padanya.

Puji serta syukur peneliti panjatkan kepada Illahi Robbi yang telah menganugerahkan setetes Ilmu-Nya yang Maha Luas tak terbatas kepada peneliti yang memiliki banyak kedangkalan akal, sehingga Alhamdulillah peneliti dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul : “Strategi Komunikasi Divisi Human Resource Development (HRD) Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung Dalam Mempertahankan Citra Sebagai Hotel Syariah (Studi Deskriptif Tentang Strategi Komunikasi Divisi Human Resource Development (HRD) Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung Dalam Mempertahankan Citra Sebagai Hotel Syariah Di Kalangan Pengunjung)”, yang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna mendapat nilai akhir bagi kelulusan di tingkat Strata Satu (S1).

Peneliti mengucapkan terima kasih dan rasa bangga kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Dadang Sukarsa dan Ibunda Ida Rosida yang selalu memberikan rasa kasih sayangnya dan semangat pada peneliti dan juga memberikan do’a serta dukungan moril maupun materi.


(2)

vii

Terwujudnya Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah peneliti mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak terutama :

1. Yth. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, yang telah mengeluarkan surat pengantar Skripsi kepada pihak perusahaan.

2. Yth. Melly Maulin P. S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah senantiasa memberikan pengetahuan baru, arahan, dan motivasi kepada peneliti dalam proses penyusunan Skripsi.

3. Yth. Sangra Juliano P. M.I.Kom selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia yang memberikan arahan peneliti melaksanakan penyusunan Skripsi.

4. Dr. Rismawaty, S.Sos., M.Si, selaku Dosen Wali, yang senantiasa memberikan pengetahuan baru, arahan, dan motivasi kepada peneliti selama perkuliahan.

5. Bapak/Ibu Dosen Ilmu Komunikasi, khususnya Dosen Konsentrasi Ilmu Humas Ibu Tine A. Wulandari, M.I.Kom, Bapak. Adiyana Slamet, S.IP.,M.Si, Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si., Bapak. Inggar Prayoga, M.I.Kom., Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si., Bapak Dr. Ali Syamsudin, S.Ag., M.Si., Bapak Olih Solihin, S.Sos. M.I.Kom., yang telah memberikan dukungan, pikiran, tenaga, saran, dan waktu serta pengajaran yang baik selama peneliti mengikuti perkuliahan.


(3)

viii

6. Yth. Sekretariat Prodi Ilmu Komunikasi, yang telah membantu peneliti dalam hal adminstrasi.

7. Pihak dari Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung, Yang telah mengijinkan peneliti dapat berada di hotel serta memberikan pengalaman-pengalaman baru bagi peneliti.

8. Para Informan Penelitian, Erni Handayani, Famil Nugraha, Dani Setiawan, dan Mekka Madaina Jamil, terima kasih sebesar-besarnya telah meluangkan waktu serta memberikan apa yang telah dialami, dirasakan, dilihat, serta pemikiran-pemikiran lainnya sebagai data penelitian yang dibutuhkan oleh peneliti.

9. Keluarga Tercinta, Exa Haikal, Erda Zahra, Ibu Vitri, Om Asep, terima kasih banyak telah memberikan dukungan, doa, tenaga dan saran yang sangat dibutuhkan peneliti.

10.Sahabat terbaik, Elga A Wijaya, Finka T, Ghesty P, Eka P, Arbi, Vanesha M, Yoan Y, Helmi L, Dwi Gecha, Atries A, Honey A, Weda A, Latho N, Kannya, Vega, Galih, Anggie, Fajar, Claudio dan teman-teman seperjuangan di Universitas Komputer Indonesia. (If you want something you’ve never had, you must be willing to do something you’ve never done) 11.Dan untuk teman seperjuangan di UNIKOM terutama teman-teman di IK-4 dan IK–Humas 1, yang telah mendukung peneliti dalam menyelesaikan Skripsi ini.

12.Semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama pelaksanaan Skripsi.


(4)

ix

Akhir kata peneliti berharap mudah-mudahan Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya serta untuk kemajuan Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dan khususnya Program Studi Ilmu Komunikasi konsentrasi Humas Universitas Komputer Indonesia. Untuk itu sekiranya peneliti sangat membutuhkan masukkan berupa saran maupun kritik yang dapat membangun kearah yang lebih baik demi kesempurnaan Skripsi ini. Dengan ini peneliti memohon maaf yang sedalam-dalamnya apabila terdapat kesalahan pada penyusunan Skripsi ini. Semoga bantuan, dorongan, bimbingan itu akan dapat mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata saya ucapkan

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Bandung, Februari 2016 Peneliti

Fahman Zaelani NIM.41810155


(5)

(6)