Jenis Sumberdaya Taman Nasional Gunung Halimun yang Dimanfaatkan oleh Masyarakat Desa Kiasari Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Jawa Barat

VエセGWiMイ@

i 0')9
!f)9-01---

JENIS SUMBERDAYA TAMAN NASIONAL GUNUNG
HALIMUN YANG DIMANFAATKAN OLEH
MASYARAKAT DESA KlARASARI KECAMATAN
CIGUDEG KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

Oleh:

ABU BAKAR BAHRUDIN
E 31.1445

JURUSAN KONSERVASI SUMBERDA VA HUT AN
FAKULTASKEHUTANAN
INSTITUT PERT ANIAN BOGOR
191,599 ha, Strata II (1,100-1.599 hal, Strata III (0,600-1,099 hal, Strata IV (0,001-0.599 ha, don Strata V

tidak berlahan.


Hasil penelitian menggambarkan babwa SD TNGH yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Desa
Kiarasari antara lain: kayu bakar dengan jumlab pemanfaat 79,68 %, bambu 44,51 %, puspa 31,77 %,
bahan emas 30,67 %, rumput 18,08 %, rasamala 17,15 %, aren 6,10 %, terubuk 4,52 %, burung 4,22 %,
babi hutan 3,59 %, dan kerastulang 2,32 %. Dari 11 jenis sumberdaya tersebut bahan emas memiliki
kontribusi terbesar (Rp 713199,7Ilbulan), sedangkan rasamala memiliki nilai manfaat yang terkeeil (Rp
1173,22lbulan).
Masyarakat sekitar TNGH yang memanfaatkan sumberdaya TNGH memiliki karakteristik sebagai
berikut: (a) pada kelompok Uluur kepala keluarga (KK), prosentase pemanfaat terbesar adalah KK dengan
umur lebih dan 25 tahun (84,62 %); (b) tingkat pendidikan KK, prosentase pemanfaat tertinggi terdapat
pada tingkat pendidikan sampai dengan tamat SD/sederajat (97,92 %); (e) untuk jumlah anggota
fUmahtangganya, prosentase pemanfaat terdapat pada

kelompok pemanfaat dengan jumlah anggota

fUmahtangga lebih dan I (satu) orang (95,29 %); (d) dihubungkan dengan kepemilikan lahannya, maka
pemilik lahan terluas pada umur 25-55 tahun sebagai pemanfaat terbesar (84,61 %); (d) matapeneaharian
utama sebagai petani memiliki jumlah pemanfaat yang paling besar (65,71 %); (e) untuk latar belakang
tingkat pendapatan, pemanfaat di luar sektor Kelmtanan, prosentase pemanfaat terbesar terdapat pada
rumahtangga dengan tingkat pendapatan > Rp 416000,-Ibulan (69,78 %); (f)


jarak tempat tinggal,

pemanfaat terbesar terdapat pada pemanfaat denganjarak tidak lebih dari 3 Km ( 94,04 %); (g) beberapa
kosakata yang ditemui dalam aktivitas pemanfaatan sumberdaya TNGH antara lain: gurandil, gelundung,
nganduk, dan japuk.
Bahan emas merupakan sumberdaya yang merr,iliki nilai ekonomi tertinggi adalah sebesar
713199,76foulan. Sementara rasamala memiliki

ョゥャセ@

Rp

pe!11anfaatan terkecil yaitu Rp 1173,22lbulan.

Bcrdasarkan luas kepemilikan lahannya, nilai pcmanfaatan terbesar terdapat pada pemilik lahan ;, 0,6
ha yaitu sebesar RP 5385317,-1 bulan atau 78 % dari total nibi pemanfaatan sumberdaya TNGH oleh

masyarakat Dcsa KiaraS2ri.
Nilai kontribusi 8umberdaya TNGH terhadap pendapatan perkapita masyarakat akan semakin


llIcningkat dengan semakin luasnya kepemilikan lahan. Besamya nilai kontribusi adalah sebagai berikut:
pemilik lahan > 1.399 ha memiliki nilai kontribusi teroesar (3,12 %), sedangkan yagn tidak berlahan
memiliki nilai kontribusi terkeeil (0,36 %).
Pennasalahan yang ditemukan dalam pemanfaatan sumberdaya TNGH antara lain: ketergantungan
masyarakat terhadap bahan dan beberapa jenis flora dan fauna untuk diperdagangkan (rasamala, puspa,
burung, bambu, kerastulang, dan terubuk) yagn akan menganeam kelestarian sumberdaya, dan
ketidakpedulian masyarakat terhadap kondisi Iingkungannya akibat aktivitas pemanfaatan sumberdaya
TNGH seperti rusaknya jalan desa yang longsor dan berlumpur akibat aktivitas PET!.

Keengganan

masyarakat untuk mengolah lahan pertaniannya juga sudah mulai timbul karena mereka sanggup
memenuhi segala kebutuhan hidupnya dari aktivitas memanfaatkan SD TNGH.

Antisipasi terhadap aktivitas pemanfaatan SD TNGH adalal! dengan Il!engarahkannya pada
pemanfaatan yang lebih efisien melalui program pembinaan baik dengan penyuluhan atau pembentukan
kelembagaan yang dapat mengatur aktivitas pemanfaatan seperti koperasi untuk penambang liar yang
bekeIjasama dengaIi pengelola TNGH sehingga tidak menjarah ke tempat yang lebih luas. Sebagian hasil
pemanfaatan hams disisihkan untuk memperbaiki lingkungan sekitamya. Lewat koperasi ini juga bisa

diterapkan aturan yang lebih tegas bagi anggota yang melanggar baik dalam kuota produksi maupun
perambahan ke lokasi lain di kawasan TNGH.
Pembinaan masyarakat hendaknya lebih ditekankan pada pembangkitan kesadaran akan akibat yang
ditimbulkan oleh aktivitas pemanfaatan seeara berlebihan baik langsung ataupun tidak langsung

melalui

jalur fonnaL seperti rapat desa atau temu warga dan jalur infonnal seperti penyuluhan oleh tokoh
masyarakat yang dijadikan kader konservasi. Menginfonnasikan bahwa aturan-aturan yang dibuat oleh
pemerintah adalah untuk kebaikan bersama serta penjelasan tentang program-program pengelolaan
dimana masyarakat

diharapkan turnt terlibat langsung dalam kegiatan pelestarian kawasan TNGH

maupun dalam koreksi pela)2,0 ha (S orang). Dari data yang terdapm dalam monografi Desa

Kiarasari tcscbut kemudian dikelompokkan mcnjadi :
セ@

> 1,599 ha

セ@

1,100 - 1,599 ha

HョセRQI@

セ@

0,600 -1,099 ha

Strata IV HョセRWI@
セ@

0,00 I - 0,599 ha

Strata V

セ@

Tidak berlallan


Strata I
Strala II

19)
Hョセ@
HョセSPI@

Strata III

HョセTSI@

G. Metode pengolahan data
Tahap-tahap dalam pengolallan data antara lain terdiri atas:

editing data yang telall dikumpulkan,

tabulasi d.::ta. dan anal isis data. Untuk analisis data hasH pene!itian digunakan metode diskriptif.
Dalam analisis data mengenai penilaian sumberdaya TNGH yang dimanfaatkan oleh mas),aral""t sekitar
TNGH digunakan langkah-langkah sebagai bcrikut :

(1) mendata jenis sumberd,1ya TNGH yang diman[aatkan. dan
(2) mcnghitlTng nilai 'Ulubcrdaya TNGH

Untuk sumbcrd,:iya yang sudah dikctahui pasarnya.

harga pasar.

Sumbcrdaya TNGH

ー」ョゥャエQセュケ。@

dilCikukan dcngan menggunakan melvcie

yang bclum dikctahui pasamya nallwn dapat dipcl1ukarkan atau

dibandingkan nilainya dongan sumberdaya TNGH yang tdah ada nilai pasamya, penilaiaunya dilakukan
dengall menggunakan metode nitai retatif Apabila sumbcrdaya tersebut tid,1k dikenal nilai pasamya dan
ticbk tennasuk dalam sistem pertukaran, maim penilaiannya dilaknkan dengan metode biaya pengadaon.
Nilai sumberdaya TNGH untuk setiap bulaIUlya diperoleh melalui perhitungan sebagai be,;kut :
a.


Mencari nilai sumberdaya TNGH dari tiap indiYidu yang melnanfaatkaunya

b.

Menghitung nilai rata-mta dengan jumlah hasil serta freknensi pemanfaatan bagi individu
pcrbulan seltingga didapat nilai tiap sumberdaya TNGH perbulan

10

Nilai rata-rata pernanfaatan sumberdaya TNGH diperoleh dengan membagi nilai pernanfaatan
sumberdaya selurull contoh dengan banyaknya contoh seperti dalam rumus berikut :
p

=

a
n

dengan:

P
a
n

= Nilai rata-rata pemanfaatan sumberdaya TNGH liap individu contoh
= Nilai pernanfaatan terhadap seluruh canto),
= Banyaknya contoh

Nilai pemanfaatan total yang diperoleh dengan mengalikan nilai pemanfaatan rata-rata dengan total
populasi:

a
N =P.N
n

dengan:

Pt = Nilai pcmanfaatan liap populasi
N


= Jumlah populasi

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Keadaan Vmum Taman Nasional Gunung Halimun
I.

Letak Dan Luas
Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) ditetapkan berdasarkan SK Menhut No. 282fKpts-

11192 tanggal 26 Februari 1992, dengan luas 40.000 ha, dan secara gcorafis terletak diantara 6°36" 6°54" LS dan 106°11" - 106°38" BT.
Secara administratif taman nasional ini terletak di Kabupaten DATI II Sukabumi, Kabupaten
DATI II Bogor, dan Kabupaten DATI II Lebak Propinsi DATI I Jawa Barat.

Batas-batas kawasan

TNGH meliputi:
1. Bagian utara, Kecamatan Nanggung, kecamatan Jasinga Kabupaten DATI II Bagar dan

Kecamatan Cipanas Kabupmon DATI II Lebak.

2. Bagian barat, Kecamatan Leuwiliang Kabupatcn DATI II Bagar dan Kecamatan Kabandungan
Kabupaten DATI II Sukabumi.
3. Bagian selatan, Kecamatan Cikidang dan Kecamatan Cisolok Kabupaten DATI II Sukabumi
dan Kecamatan Bayah Kabupaten DATI II Lebak.

2. Topagrafi, Tanah dan IkIim
TNGH berada pada ketinggian yang berkisar antam 700 meter dan 1927 meter diatas

permukaan laut dcngan kondisi. topografi bervariasi dari landai s3mpai pcgunungan. Menurut
Lembaga penclitian (1987) dalalll Hadi (1994) jenis tanahnya terdiri dari asosiasi Andosal Caklat
dan Regasal CakIat: Latosal Coklat: asasiasi Latasal Caklat dan Latasal Caklat Kckuningan:
asasiasi Latosol CoklatKemcrahan dan Latasal Caklat: asasiasi Latosol Mcrah: Latasal Caklat
k・ュセイ。ィZ@

dan Literit Air Tr!nah. Kompleks Latosol Cokl,lt KC!llCrahan dan LilOS01; AS'Jsiasi

Latasa! Coklat dan Rcgosol Kelabu Curah hujan di dalam kawasan TNGH berkisar anta,a 4000·
6000 mm/tahun. Musim hujan tcIjadi pada bulan Oktabcr-April dcngan curah hujan bulanan ratarata 400-600 mm, musim kemarau terjadi pada butan Mci-Septcmber. Bcrdasarkan klasifikasi iklim
dari Schmidt dan Ferguson tipe iklim kawasan tennasuk ke dalam tipe A dengan nilai Q berkisar

antara 5%-9%.

3. Tumbuhan dan Satwa
Berdasarkan kctinggian

hut an di kawasan TNGH tennasuk dalam farmasi Hutan Hujan

Bawah sampai Hutan Hujan Tengah.

Secara umum keadaan hutan masih utuh, seluruh kelas

umur terwakili. Jenis ephiphyt cukup banyak dengan bcrbagai jenis Anggrek, Pakis, dan Pakupakuan tumbuh dengan baik. Jenis Pandan, Pal mae dan Rotan cukup tewakili.

12

Di kawasan TNGH terdapat 246 jenis tumbuhan berkayu, 37 jenis liana, 23 jennis Anggrek
yang terdiri dari 16 jenis Anggrek ephiphyt dan 7 jenis Anggrek teresterial. (Istiadi et ai, 1991;
Rosdiana, 1994). Jenis-jenis yang menempati tajuk tertinggi adalah Rasamala (Altingia exeelsa)
dan beberapa jenis Lauraeeae dan Fagaceae. Pada daeralHlaerah yang tinggi terdapat jeni-jenis
Podoearpaeeae antara lain Jamuju (Podoearpus imbrieata), Ki putri (Podoearpus nerijolius), dan
Podoearpus blumei (Rosdiana, 1994).

Satwa yang hidup di kawasan TNGH merupakan habitat dari berbagai jenis antara lain:
Mamalia, Reptilia, Aves, dan Insekta. Istiadi et al (1991) dalam Rosdiana (1994) memperkirakan
jumlah jcnis satwa yang hidup di kawasan iui terdiri dari 22 jenis Mamaiia, 121 jcnis Avifauna.

Owa (Hylobates moloch), Surili (Presbythis aygula), dan Lutung (Presbytis eristata) merupakan

satwa yang cndemik di lawn Barat yang hidup dcngan baik eli kawasan ini.

Mamalia antara lain

seperti Bajing (Tupaia sp) dan Babi Hutan (Sus serola) papulasinya eukup banyak, sedangkan
Maean Tutul (Panthera pardus) dan Kueing Hutan (Felis spp) sudah jarang dijumpai seeara
langsung. dan Anjing Hutan (OlOn alpinus) semakin diragukan keberadaannya saat ini.

4. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar TNGH
Masyarakat yang tinggal di sekitar TNGH menyebar di sekeliling kawasan dan beberapa
diantaranya tinggal di daerah endave.

Matapeneaharian masyarakat sekitar kawasan umumnya

adalah bidang pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, pertambangan, kerajinan rakyat,
dan transportasi.
Masyarakat sekitar TNGH memiliki karakteristik budaya Sunda yang masih terpelihara
dengan baik.

Menurut Adimiharja (1992) dalam Rosdiana (1994) pala prilaku sosio budaya

mereka hingga kini masih menunjukkan karakteristik budaya Sunda abad ke-16.

Warga

Kasepuhan memiliki hubungan yang erat dengan Kerajaan Sunda Hindhu terakhir di Jawa Barat
yang berkedudukan di Bogor, yaitu Kerajaan Pajajaran. Masyarakat Kasepuhan mengaku sebagai

keturunan langsung dari salah scorang raja Pajajamn yaitu prabu Siliwangi yang tidak lain adalah
Sri Badugq Maharaja yang bertailta tahun 1482- I 52 I.

Masyara!;:at Kasepuhan mcmpunyai kcpcrcayaan
yang dikuasai oleh roh-roh.·nenek moyang. Hal ini
、ゥエuiセオォ。ョ@

Y;:lllg

sangat kuat tcrhadap kekuatan alam
dalam sctiap kegiatan, mereka

masih mcmpunyai upaeara ritual yang diwariskan oleh nenek moyangnya. Upaeara ritual tersebut
umumnya dilakukan dengan eara bersila, membakar Kemenyan, dan mengunyah daun Pangia)'
(Zingiber casumannar) yang disemburkan ke berbagai arah kemudian mengueapkan mantera atau

semacam permohonan kepada ncnek moyang dalam bahasa Sunda scsuai dcngan maksud upacara
tcrsebut. Bagi mereka upaeara adat dan kepereayaan itu merupakan pedoman hidup utama bagi
seorang warga Kasepuhan.

13

B. Keadaan Umum Wilayah Desa Kiarasari,

1. Letak dan luas.
Menurut data monografi Desa Kiarasari sampai dengan Maret 1998, seeara admiistratif Desa
Kiarasari berada di wilayah Keeamatan Cigudeg Kabupaten DATI II Bogor, dengan batas-batas
sebagai berikut:
- Bagian utara berbatasan dengan Desa Kiarapandak
- Bagian selatan berbatasan dengan Areal Taman Nasional Gunung Halimun
- Bagian barat berbatasan dengan Desa Cisarua
- Bagian timur berbatasan dengan Desa Malasari (Keeamatan Nanggung)
Luas keseluruhan meneapai 1183.704 ha yang terdiri atas tanah sawah 302.436 ha. ladang
476.579 ha. kebunlperikanan 320,989 ha, tanah hutan negara 58,080 ha, dan [asilitas umum
1.402 ha. Wilayah penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Lokasi Desa Kiarasari dengan Latarbelakang Kawasan TNGH

2. Topografi, Tanah dan lklim.
Wilayah Desa Kiarasari sebagian besar merupakan daerah yang bergelombang. Ketinggian
tempat 700 mdpl dengan eurah hujan rata-ratapertahun 2000 nrnl dan suhu rata-rata harian
meneapai 25-27 0c, Data tersebut bersumber dari monografi Desa Kiarasari sampai dengan Maret
1998.

14

3. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
(1). Jumlah dan komposisi penduduk

Penduduk Desa Kiarasari sampai dengan Maret 1998 berjumlah 6295 Jiwa, terdiri
dari 3211 jiwa laki-Iaki dan 3084 jiwa perempuan, dengan jumlah kepala keluarga 1408
KK.

kepadatan penduduk di desa ini 5.309 m'Jjiwa. Data mengenai jumJah penduduk

menurut umur dapat dilihat dalam Tabel 1 sebagai berikut :
Tabel I. Jumlah Penduduk Menurut Umur di Desa Kiarasari Bulan Maret 1998
Kelompok Umur
(Tahun)
0-4
1.
5-9
2.
10-14
3.
15-19
4.
20-24
5.
25-29
6.
30-34
7.
35-39
8.
40-keatas
9.
Sumber : Monografi Desa Klarasan tahun 1998
No.

Jumlah Penduduk
(Jiwa)
980
998
839
777
651
577
448
325
700

(2). Tingkat pendidikan

Pendidikan penduduk Desa Kiarasari sebagian besar

tamat SD (4420 orang),

selebihnya tidak tamat SD (202 orang), tamat SLTA (60 orang), dan tamat akademi (I
orang). Adapun sarana pendidikan yang terdapat di Desa Kiarasari adalah I buah Sekolah
Dasar Negeri dan I buah Sekoiah Dasar swasta.

Data

mengcnai tingkat pendidikan

tersebut bersumber dari monogr;;fi Desa Kiarasari sampai Maret 1998.
(3)

Luas Kepemilikan Lahan
Penduduk yang menjadi kepala keluarga di Dcsa Kiarasari yang memiliki lahall

hanya berjumlah 981 orang, scdangkan sisanya adalah penyakap (166 orang) dan Bnruh
Talli (311 orang).

Data mengcnai kcpala kcluarga yang mcmiliki lahan dapal dilihal

dalam Tabe! 2 dibawah ini.

Tabel 2. lumlah Kepala Keiuarga menurut Luas Kepemilikan Lahan
No.

Luas Kepemilikan Lahan
(ha)

2.0
6.
5mber: Monografi Desa Klarasan, Maret 1998
I.

lumlahKK
(Jiwa)
80
193
210
308
182
8

15

(4). Matapencaharian penduduk

Matapencaharian penduduk di Desa Kiarasari sebagian besar adalah sebagai Petani
(1001 orang), selebihnya bennatapencaharian sebagai Buruh (311 orang), Pedagang (58
orang), PNS/ABRI (15 orang), Pensiunan (7 orang), dan sektor Jasa (19 orang).

Data

mengenai matapencaharian penduduk tersebut bersumber dari monografi Desa Kiarasari
sampai Bulan Maret 1998.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Masyarakat Pemanfaat Snmberdaya TNGH
Desa Kiarasari merupakan salah satu desa yang beroatasan langsung dengan TNGH.

Kandisi

sasial ekanami dari masyarakat Desa Kiarasari relatif heterragen bila dilihat dari luas kepemilikan
lahannya.

Tingkat sasial ekanami yang masih rendah mengakibatkan terjadinya ketergantungan

masyarakat desa terhadap keberadaan TNGH.
Karakteristik pemanfaat yang diteliti dalam hal ini

meliputi: Ulnur. tingkat pendidikan.

matapencailarian, anggota rumailtangga, pendapatan, jarak tempat tinggal dan budaya masyarakat
setempat dalam kegiatan pemanfaatan sumberdaya TNGH. Hasil yang diperoleh tersaji dalalll TabeI 3

smnpai dengan Tabel 11.

Tabel 3. Distribusi Pemanfaat Sumberdaya TNGH Berdasarkan Umur Kepala Keluarga
Klasifikasi
Kurang dari 17 tahun
17 - 25 tahun
26 - 55 Tahun
Diatas 55 Tahun
JUllllah

Strata I
(n=13)
0
7.69
84.61
7.7
100

Strata II
(n=30)
0
20
70
10
100

Pemanfaat (%)
Strata IV
Starta III
(n=21)
(n=27)
0
0
19.05
18.52
76.19
70.37
4.76
lUI
100
100

Rata-rata
Strata V
(n=43)
0
11.63
76.74
11.63
100

0
15.38
75.58
9.04
100

Dari kclalllpak umur Kepala keluarga pemanfaat sUlllberdaya TNGH pada Tabel 3 dapat diketahui
bahwa pemanfaat suberdaya teroesar didaminasi aleh kepala keluarga yang berusia dibawah 55 tahun
(90.96 %). Terlihat pula bahwa tefIlyata jumlah pemanfaat tertinggi ada p