Studi Aspek Teknik Penanganan Iakan yang Didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta
IRMA SARI RAHAYU (C05495036). STUD1 ASPEK TEKNIK PENANGANAN IKAN
YANG DIDARATKAN Dl PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA JAKARTA di
bawah bimbingan Ernani Lubis dan Tri Wiji Nurani
Pelabuhan perikanan dibangun untuk rnendukung pernbangunan perikanan
khususnya penangkapan ikan.
Pernerintah rnembangun dan mernbina pelabuhan
perikanan sebagai pusat pembinaan dan pelayanan urnurn, peningkatan ekonomi bagi
nelayan dan usaha perikanan yang dilengkapi dengan fasilitas di darat dan perairan
sekitarnya rneliputi derrnaga, ternpat pendaratan ikan, ternpat pelelangan ikan, ternpat
penanganan dan pengolahan, pengadaan air bersih, BBM dan lain-lain (Ditjen
Perikanan, 1996a).
Kornoditas perikanan terutarna ikan dikenal rnerniliki sifat cepat busuk. Kualitas
ikan dapat dijaga rnelalui penanganan yang baik selarna di pelabuhan dan didukung
oleh fasilitas yang terawat baik dan terjaga kebersihannya. Fasilitas-fasilitas tersebut
antara lain keranjang penarnpungan ikan, cool room, es, air bersih dan derrnaga.
Produksi ikan yang didaratkan dan dicatat di Tempat Pelelangan lkan Muara
Baru pada tahun 1998 rnencapai 41.813,8 ton. Pernasaran atau distribusinya rnulai
dari lokal, nasional hingga ekspor. Besarnya produksi yang didaratkan dan jauhnya
jangkauan distribusi rnenuntut penanganan yang baik di pelabuhan dan dukungan
fasilitas yang rnemadai.
Tujuan penelitian adalah rnengetahui kondisi dan cara
penanganan ikan rnulai dari
proses pendaratan, pelelangan dan distribusi hasil
perikanan; rnenganalisis faktor-faktor teknis yang rnernpengaruhi penurunan mutu ikan
di PPSJ dan rnengetahui besarnya penurunan rnutu ikan secara organoleptik dan
darnpak kerugiannya secara finansial.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 1998 dan Juli 1999 dengan
rnenggunakan rnetode kasus. Pengurnpulan data primer dilakukan dengan obsewasi
langsung di lapanyan dan dilakukan pula wawancara serta pengisian kuesioner.
Analisis dilakukan secara deskriptif terhadap aktivitas pelabuhan rnelalui penyajian
tabel dan grafik. Analisis finansial dilakukan untuk rnengetahui besarnya kerugian
yang diakibatkan oleh penurunan mutu ikan selama penanganan di pelabuhan untuk
pendistribusian ikan. Analisis didasarkan pada perhitungan sederhana dari prosentase
ikan yang mengalami penurunan mutu dikalikan dengan penurunan harga ikan.
Kapal gill nel adalah kapal yang jumlahnya dominan di PPSJ. Hasil tangkapan
utamanya adalah tongkol dan tenggiri.
Keadaan ikan yang didaratkan umumnya
dalam keadaan rusak. Hal ini disebabkan lamanya operasi penangkapan ikan yang
dilakukan yaitu 30-35 hari, dan cara pengawetan ikan pada palka menggunakan
metode pengesan langsung dalam tumpukan yang tinggi (es dan ikan disusun
berlapis-lapis).
Penanganan ikan di PPSJ terdiri dari pembongkaranl pendaratan ikan,
penyortiran, pengangkutan ke gedung TPI, penanganan di gedung TPI, dan
penanganan dalam distribusi. Pembongkaran ikan biasanya dimulai pada pukul 7.30
WIB, selanjutnya ikan disortir berdasarkan jenis dan ~nutunyakemudian ditempatkan
pada trays. Proses selanjutnya adalah pengangkutan ikan ke gedung TPI dengan
menggunakan kereta dorong atau lori.
ditimbang.
Semua ikan kemudian dikumpulkan dan
Sejak dihapuskannya retribusi lelang pada bulan Mei 1998 kegiatan
pelelangan sudah tidak berjalan lagi. Penjualan ikan dilakukan dengan cara transaksi
langsung antara pemilik dan pembeli (disebut juga pelele) dan harga ikan ditentukan
berdasarkan harga pasar yang berlaku saat itu. Selama menunggu transaksi dan
pendistribusian, ikan tidak diberi es. lkan yang telah terjual didstribusikan ke Pusat
Pemasaran lkan yang ada di areal PPSJ. Muara Angke, Kalibaru, perusahaan industri
perikanan dan pengolahan ikan tradisional menggunakan mobil bak terbuka.
Sampel ikan yang diambil untuk dianalisis adalah 'ikan tongkol dan tenggiri.
Selama di TPI dan menunggu pendistribusian, ikan tongkol mengalami penurunan
mutu rata-rata 20 % dan ikan tenggiri rata-rata 24 % berdasarkan penilaian
organoleptik.
Hasil analisis finansial yang dilakukan terhadap penurunan mutu rata-rata 20 %
pada ikan tongkol terjadi kerugian sebesar Rp 5000,OO per keranjang. Apabila pada
satu hari didaratkar~ 12 keranjang berdasarkan rata-rata jumlah keranjang yang
didaratkan di PPSJ, kerugian yang terjadi adalah sebesar Rp 60.000,OO. lkan tenggiri
yang mengalami perturunan mutu rata-rata 24 % terjadi kerugian sebesar Rp 7.200,00
atau Rp 100.800,OO untuk 14 keranjang.
Penanganan ikan di PPSJ dapat disimpulkan masih belurn optimal, yaitu
penanganan
ikan
selama
pembongkaran,
penyortiran
saat
pembongkaran,
pengangkutan ke gedung TPI, penanganan di TPI dan penanganan dalarn distribusi.
Masih rendahnya teknik penanganan yang dilakukan dan sanitasi fasilitas penanganan
yang ada rnenyebabkan ikan segar yang didaratkan mengalami penurunan mutu.
Berdasarkan analisis finansial dan analisis organoleptik, penanganan ikan di
PPSJ harus diperbaiki dan ditingkatkan lagi karena kerugian ikan yang terjadi pada
saat menunggu pendistribusian sudah cukup besar dan diperlukan penerapan konsep
mutu di dalam usaha penanganan sumberdaya perikanan mulai saat ditangkap,
penanganan di atas kapal, di pelabuhan hingga didistribusikan sampai ke tangan
konsurnen.
Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran yang dapat dikemukakan
antara lain perlunya penyediaan keran atau sumber air bersih untuk mencuci ikan di
TPI, penyediaan tempat penampungan sampah, pencucian trays dan lantai TPI harus
dilakukan secara teratur setelah digunakan atau setelah kegiatan selesai dan
penyuluhan kepada
nelayan, buruh, pelele dan orang-orang yang terlibat dalam
proses penanganan ikan untuk meningkatkan kebersihan dan kemarnpuan kerjanya
dalam rnenjaga mutu ikan.
YANG DIDARATKAN Dl PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA JAKARTA di
bawah bimbingan Ernani Lubis dan Tri Wiji Nurani
Pelabuhan perikanan dibangun untuk rnendukung pernbangunan perikanan
khususnya penangkapan ikan.
Pernerintah rnembangun dan mernbina pelabuhan
perikanan sebagai pusat pembinaan dan pelayanan urnurn, peningkatan ekonomi bagi
nelayan dan usaha perikanan yang dilengkapi dengan fasilitas di darat dan perairan
sekitarnya rneliputi derrnaga, ternpat pendaratan ikan, ternpat pelelangan ikan, ternpat
penanganan dan pengolahan, pengadaan air bersih, BBM dan lain-lain (Ditjen
Perikanan, 1996a).
Kornoditas perikanan terutarna ikan dikenal rnerniliki sifat cepat busuk. Kualitas
ikan dapat dijaga rnelalui penanganan yang baik selarna di pelabuhan dan didukung
oleh fasilitas yang terawat baik dan terjaga kebersihannya. Fasilitas-fasilitas tersebut
antara lain keranjang penarnpungan ikan, cool room, es, air bersih dan derrnaga.
Produksi ikan yang didaratkan dan dicatat di Tempat Pelelangan lkan Muara
Baru pada tahun 1998 rnencapai 41.813,8 ton. Pernasaran atau distribusinya rnulai
dari lokal, nasional hingga ekspor. Besarnya produksi yang didaratkan dan jauhnya
jangkauan distribusi rnenuntut penanganan yang baik di pelabuhan dan dukungan
fasilitas yang rnemadai.
Tujuan penelitian adalah rnengetahui kondisi dan cara
penanganan ikan rnulai dari
proses pendaratan, pelelangan dan distribusi hasil
perikanan; rnenganalisis faktor-faktor teknis yang rnernpengaruhi penurunan mutu ikan
di PPSJ dan rnengetahui besarnya penurunan rnutu ikan secara organoleptik dan
darnpak kerugiannya secara finansial.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 1998 dan Juli 1999 dengan
rnenggunakan rnetode kasus. Pengurnpulan data primer dilakukan dengan obsewasi
langsung di lapanyan dan dilakukan pula wawancara serta pengisian kuesioner.
Analisis dilakukan secara deskriptif terhadap aktivitas pelabuhan rnelalui penyajian
tabel dan grafik. Analisis finansial dilakukan untuk rnengetahui besarnya kerugian
yang diakibatkan oleh penurunan mutu ikan selama penanganan di pelabuhan untuk
pendistribusian ikan. Analisis didasarkan pada perhitungan sederhana dari prosentase
ikan yang mengalami penurunan mutu dikalikan dengan penurunan harga ikan.
Kapal gill nel adalah kapal yang jumlahnya dominan di PPSJ. Hasil tangkapan
utamanya adalah tongkol dan tenggiri.
Keadaan ikan yang didaratkan umumnya
dalam keadaan rusak. Hal ini disebabkan lamanya operasi penangkapan ikan yang
dilakukan yaitu 30-35 hari, dan cara pengawetan ikan pada palka menggunakan
metode pengesan langsung dalam tumpukan yang tinggi (es dan ikan disusun
berlapis-lapis).
Penanganan ikan di PPSJ terdiri dari pembongkaranl pendaratan ikan,
penyortiran, pengangkutan ke gedung TPI, penanganan di gedung TPI, dan
penanganan dalam distribusi. Pembongkaran ikan biasanya dimulai pada pukul 7.30
WIB, selanjutnya ikan disortir berdasarkan jenis dan ~nutunyakemudian ditempatkan
pada trays. Proses selanjutnya adalah pengangkutan ikan ke gedung TPI dengan
menggunakan kereta dorong atau lori.
ditimbang.
Semua ikan kemudian dikumpulkan dan
Sejak dihapuskannya retribusi lelang pada bulan Mei 1998 kegiatan
pelelangan sudah tidak berjalan lagi. Penjualan ikan dilakukan dengan cara transaksi
langsung antara pemilik dan pembeli (disebut juga pelele) dan harga ikan ditentukan
berdasarkan harga pasar yang berlaku saat itu. Selama menunggu transaksi dan
pendistribusian, ikan tidak diberi es. lkan yang telah terjual didstribusikan ke Pusat
Pemasaran lkan yang ada di areal PPSJ. Muara Angke, Kalibaru, perusahaan industri
perikanan dan pengolahan ikan tradisional menggunakan mobil bak terbuka.
Sampel ikan yang diambil untuk dianalisis adalah 'ikan tongkol dan tenggiri.
Selama di TPI dan menunggu pendistribusian, ikan tongkol mengalami penurunan
mutu rata-rata 20 % dan ikan tenggiri rata-rata 24 % berdasarkan penilaian
organoleptik.
Hasil analisis finansial yang dilakukan terhadap penurunan mutu rata-rata 20 %
pada ikan tongkol terjadi kerugian sebesar Rp 5000,OO per keranjang. Apabila pada
satu hari didaratkar~ 12 keranjang berdasarkan rata-rata jumlah keranjang yang
didaratkan di PPSJ, kerugian yang terjadi adalah sebesar Rp 60.000,OO. lkan tenggiri
yang mengalami perturunan mutu rata-rata 24 % terjadi kerugian sebesar Rp 7.200,00
atau Rp 100.800,OO untuk 14 keranjang.
Penanganan ikan di PPSJ dapat disimpulkan masih belurn optimal, yaitu
penanganan
ikan
selama
pembongkaran,
penyortiran
saat
pembongkaran,
pengangkutan ke gedung TPI, penanganan di TPI dan penanganan dalarn distribusi.
Masih rendahnya teknik penanganan yang dilakukan dan sanitasi fasilitas penanganan
yang ada rnenyebabkan ikan segar yang didaratkan mengalami penurunan mutu.
Berdasarkan analisis finansial dan analisis organoleptik, penanganan ikan di
PPSJ harus diperbaiki dan ditingkatkan lagi karena kerugian ikan yang terjadi pada
saat menunggu pendistribusian sudah cukup besar dan diperlukan penerapan konsep
mutu di dalam usaha penanganan sumberdaya perikanan mulai saat ditangkap,
penanganan di atas kapal, di pelabuhan hingga didistribusikan sampai ke tangan
konsurnen.
Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran yang dapat dikemukakan
antara lain perlunya penyediaan keran atau sumber air bersih untuk mencuci ikan di
TPI, penyediaan tempat penampungan sampah, pencucian trays dan lantai TPI harus
dilakukan secara teratur setelah digunakan atau setelah kegiatan selesai dan
penyuluhan kepada
nelayan, buruh, pelele dan orang-orang yang terlibat dalam
proses penanganan ikan untuk meningkatkan kebersihan dan kemarnpuan kerjanya
dalam rnenjaga mutu ikan.