Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016
penelitian diuji menggunakan model regresi multivariat yang meliputi pengujian interaksi tiga variabel antara partisipasi anggaran, kapasitas individu dan
motivasi kerja untuk menguji pengaruhnya terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kapasitas individu dan motivasi kerja
berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Variasi kinerja manajerial dijelaskan oleh dua dimensi. Berdasarkan pengujian yang kami lakukan, temuan
riset ini konsisten dengan riset yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini juga menunjukkan
bahwa terdapat interaksi dua arah antara partisipasi anggaran dan kapasitas individu serta partisipasi anggaran dan motivasi kerja dalam memperkuat kinerja
manajerial. Kata Kunci:
Partisipasi anggaran, kinerja manajerial, kapasitas individu, motivasi kerja
1. Pendahuluan
Penelitian terdahulu menunjukkan partisipasi anggaran mempengaruhi kinerja manajerial. Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan tingkat seberapa
besar keterlibatan dan pengaruh seseorang dalam proses penyusunan anggaran pada suatu departemen atau bagiannya secara periodik maupun tahunan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dengan menguji peran kapasitas individual dan motivasi kerja sebagai
variabel pemoderasi. Menurut Patterson et al. 1997 kinerja individual karyawan merupakan
faktor yang penting dalam mempengaruhi kinerja perusahaan. Blumberg dan Pringle 1982 menjelaskan bahwa terdapat tiga dimensi yang saling berinteraksi
yang menentukan kinerja Individual. Tiga dimensi itu adalah,
capacity, willingnes,
dan
opportunity.
Kapasitas dan tersedianya peluang saja tidak cukup untuk meningkatkan kinerja manajerial, harus ada motivasi kuat dari manajer untuk dapat
menggunakan kesempatan dan kapasitasnya dalam meningkatkan kinerja manajerial.
Syakhroza 2003 menyatakan bahwa
gap
yang sering terjadi dalam implementasi anggaran disebabkan oleh kurangnya kapasitas individu manajer atau
karyawan sebagai penyusun anggaran. Penyusun anggaran yang memiliki kapasitas individu yang cukup akan mampu mengalokasikan sumber daya secara optimal,
dengan demikian efisiensi dan efektifitas penyusunan anggaran dapat tercapai. Sari
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016
2006 menyatakan kapasitas individu berpengaruh terhadap tingkat kreatifitas seorang manajer dalam melakukan aktivitas operasionalnya, sehingga mampu
mengantisipasi adanya ketidakpastian di masa yang akan datang. Anggaran membuat manajemen dapat menetapkan target-target tertentu
yang harus dicapai oleh perusahaan. Di samping itu Shields dan Shields 1998 menyatakan, anggaran mempunyai fungsi sebagai pedoman untuk memotivasi kerja
individual para manajer. Wardhono dan Sholihin 2013 menyatakan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Dalam penelitian tersebut
peneliti menyimpulkan bahwa motivasi memiliki efek mediasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Partisipasi manajer dan
bawahan dalam penyusunan anggaran dapat menjadi motivasi bagi mereka untuk mencapai target anggaran yang lebih spesifik dan menantang. Hal tersebut
dikarenakan manajer dan bawahannya juga merasa memiliki tanggung jawab untuk memberikan kinerja terbaiknya yang akan berdampak pada tercapainya target yang
diharapkan. Dengan dimilikinya motivasi kerja yang cukup tinggi, diharapkan para manajer mempunyai keseriusan yang tinggi pula saat berpartisipasi dalam
menentukan target anggaran. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Farahmita 2013. Pada penelitian ini, peneliti bermaksud melakukan perluasan penelitian terkait fokus variabel penelitian dengan
menindaklanuti saran dari penelitian Farahmita 2013, yaitu perlunya menggunakan ukuran lain untuk mewakili dimensi
willingness
dan
capacity
sebagai dimensi yang mempengaruhi kinerja individu. Pada penelitian ini variabel
pengetahuan manajemen biaya yang digunakan pada penelitian sebelumnya lebih digeneralisir sebagai kapasitas individu yang diukur dari pendidikan, pelatihan serta
pengalaman individu. Selain itu, peneliti juga menguji ukuran lain untuk mewakili dimensi
willingness
dengan menggunakan variabel motivasi kerja.
2. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis