Respon Pemberian Pupuk Cair Urin Sapi Fermentasi MOL Buah terhadap Peningkatan Produktivitas dan Serapan N Rumput Gajah (Pennisetum purpureum )

DAFTAR PUSTAKA
Adiati, U. Soepeno. E. Handawirawan, A. Gunawan dan D. Angreani. 1995.
Pengaruh Pemberian Pupuk kandang Terhadap Rumput Gajah
(Pennisetum Purperium. Di kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan.
Prosidang Seminar Nasional Peternakan 7-8 November.
Adijaya,I,. N dan Yasa, I., M. 2007. Pemanfaatan Bio Urine dalam produksi
Hijauan Pakan ternak Rumput Raja. Prossiding Seminar nasional
Dukungan Inovasi Teknologi dan kelembagaan dalam mewujudkan
Agribisnis Industri Pedesaan, Mataram 22-23 juli 2007. Balai Desa
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.
Albertus., 2011.. Demonstrasi Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari
Urin Sapi
di Kabupaten Sinjai. Sulsel.Litbang.Pertanian.go.id diakses
pada juli 2011.
Agussuryani, S. 1995. Pengaruh Konsentrasi Urine Sapi dan Dosis Pupuk
Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman semangka
Non Biji, Universitas Santo Thomas Medan, Hlm 21.
Agus, Fahmuddin,. 2005. Analisis Kimia Tanah,Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai
Penelitian Tanah. Departemen Pertanian.
Amien, Fadli,. 2014. Pemanfaatan Urin Sapi Sebagai Pestisida Ramah
Lingkungan. Makalah Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam., Universitas Negeri Malang.

Amirullah, 2006. Pupuk cair. Diakses dari html/cara mudah fermentasi urine
sapi. ppYahoo.id.
Djafaruddin. 1970. Pupuk dan pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas
Andalas.Padang. 70 hal.
Hariadi, 2011. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Urine Sapi Terhadap
Pertumbuhan Dan
Hasil Tanaman Rosella (hibiscus sabdariffa
l.).Budidaya Pertanian., Fakultas
Pertanian Universitas
Andalas.,
Padang
Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo,& S. Lebdosukojo. 1980. Tabel Komposisi
Bahan Makanan ternak untuk Indonesia. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta
Juanda et al., 2011.Studi Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Fermentasi Urine
Sapi (Ferisa) dengan Variasi Lokasi Peternakan yang Berbeda. Undip.,
Semarang.


Universitas Sumatera Utara

Jipelos, 1989.Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Urine Sapi
Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Rosella. Skripsi universitas Andalas.
Padang .
Judoamidjojo et al,. 1992.Produksi Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) yang
Diberi Pupuk N, P dan K dengan Dosis 0, 50 dan 100% pada Devoliasi
Hari ke-45. Skripsi Hijauan Makan Ternak, Manokwari, Universitas
Negeri Papuan.Papua
Lingga, P. Dan Marsono, 1991. Pupuk dan Cara Memupuk. Kanisius,. Jakarta.
Muhhaka., 2012. Optimalisasi Pupuk Cair Urine Sapi Slury Biogas metode
Nanometer Untuk Meningkatkan Produktivitas Rumput Gajah. Seminar
Nasional Pengembangan Sumberdaya Pedesaan Dan Kearifan Lokal
Berkelanjutan.
Madjid, M.D, Bachtiar E. H, Fayzi, H. Hamida, 2011. Dasar Pupuk dan
Pemupukan Kesuburan Tanah. USU Press.
Manauw, E.
purpureum)

Manokwari.
Kelautan.

2005. Pertumbuhan dan Produksi Rumput Gajah (Pennisetum
pada Sistem Tiga Strata (STS) di Distrik Oransbari Kabupaten
Skripsi Sarjana. Fakultas
Peternakan
Perikanan dan Ilmu
Universitas Negeri Papua, Manokwari. (tidak
diterbitkan).

Prihmantoro, H dan Indriyani, Y. H. 1994. Hidroponik Sayuran Semusim.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Reksohadiprodjo, S. 1994. Produksi Tanaman Hijauan Makan Ternak Tropik.
BPFE. Universitas Gajah Mada
Reksohadiprodjo, S. 1989. Produksi Tanaman Hijauan Makan Ternak Tropik.
BPFE. Universitas Gajah Mada. Jogyakarta
Sajimin Sutendi,E,Purwantari, N,D., dan Prawiradaputra.2000. Pengaruh Rasio
Penggunaan Limbah Ternak dan Hijauan terhadap Kualitas Pupuk Cair.
Gamma7(1), Hal 61-68.

Setiawan., 1998. Studi Pembuatan Pupuk Organik cair dari Fermentasi Urin Sapi
(Fenisa) dengan Variasi Lokasi Peternakan Yang Berbeda. Program Studi
Tehnik Lingkungan Hidup. Undip. Semaran
Sirait, J., N. D. Purwantari dan K. Simanihuruk. 2005. Produksi dan Serapan
Nitrogen Rumput pada
Naungan dan Pemupukan yang Berbeda.
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, 10 (3) : 175 - 181.
Skerman dan Riveros, 1990 . Produksi Bioethanol Dari Rumput Gajah Secara
Kimia. Jurnal TeknikKimia, 4 (1) : 265 - 273.Perbandingan Aktivator Em4

Universitas Sumatera Utara

Dan Stardec Dalam Pembuatan Komposimbah Kulit KopiOleh:Imron
Pane
Syarifuddin, NA. 2006. Nilai Gizi Rumput Gajah Sebelum dan Setelah Enzilase
Pada Berbagai Umur Pemotongan. Produksi Ternak, Fakultas Pertanian
UNLAM, Lampung.
Sostrosoedirjot, 1981. Pengaruh kompos pupukorganik yang Dipekaya dengan
Bahan Mineral dan Pupuk Hayati terhadap SifatsifatTanah, Serapan Hara
dan Produksi Sayuran Organik.Laporan ProyekPenelitian Program

Pengembangan Agribisnis. Balai Penelitian Tanah..
Sufriyanto. Hastuti,JS., Prawbawa, D., Setyawati,S,J., Yuwono, E., Andyani,J.,
dan Pudjiasti.2011. Opimalisasi Pupuk cair Urin sapi Sapi Bunting dan
Slurry Biogas Metode Nanometer Untuk Meningkatkan Produktivitas
Rumput
Gajah. Fakultas
Peternakan.
Universitas
Jendral
Soedirman.
Sutanto, 2002. Penerapan Pertanian Organik
Pengembangan. Penerbit Kanisius Jogyakarta

Permasyarakatan

dan

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN


Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Medan. Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan terhitung mulai dari Bulan
April 2016 sampai dengan Agustus 2016 di Laboratorium Lahan Percobaan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan
Urin sapi, MOL limbah buah (nenas, pisang dan pepaya) sebagai starter
pengurai pada saat fermentasi, molases sebagai sumber karbohidrat dan nitrogen
(N) bagi mikroorganisme, Rumput gajah (Pennisetum Purpureum) berupa pols
sebagai objek yang akan diteliti.
Alat
Peralatan yang digunakan meliputi: cangkul, meteran, gembor, kertas
label, pisau dan polybag, timbangan sebagai alat menimbang bahan segar dan
bahan kering, karung sebagai alat tempat rumput yang dipotong, oven sebagai alat
pengeringan bahan segar setelah panen sehingga diperoleh bahan kering alat
untuk pengukur serapan N.
Metode penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental

rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan.

Universitas Sumatera Utara

5 x 4 = 20 sampel.
Model pengacakan dapat dilihat pada denah berikut :
Tabel 3. Denah Plot tanaman percobaan setelah dilakukan pengacakan.
Baris 1
Baris 2
Baris 3
Baris 4
P1U3
P2U3
P1U5
P3U5
P3U2
P0U5
P2U2
P0U2
P0U1

P3U1
P1U4
P1U1
P2U1
P0U3
P2U5
P3U3
P0U4
P2U4
P3U3
P1U2
Perlakuan pada penelitian ini yaitu :
P0

: kontrol (tanpa urin)

P1

: 50 ml pupuk cair urin sapi fermentasi/polybag tanaman


P2

: 100 ml pupuk cair urin sapi fermentasi/ polybag tanaman

P3

: 150 ml pupuk cair urin sapi fermentasi/ polybag tanaman
Yij = µ +αi+εij

Keterangan :
i

= 1, 2, 3,...............i = perlakuan

j

= 1, 2, 3, ..............i = ulangan

Yij


= nilai pengamatan pada perlakuan ke – i ulangan ke-j

µ

= nilai tengah umum

αi

= pengaruh dari perlakuan ke-i

εij

= efek galat percobaan pada perlakuan ke-i pada kelompok ke-j

Peubah yang Diamati
Jumlah anakan
Anakan rumput gajah yang dihitung adalah anakan yang muncul dari
dalam tanah atau tumbuh pada rhizome batang. Pada tanaman yang mempunyai

Universitas Sumatera Utara


anakan jika telah

mempunyai daun, artinya daun telah membuka dengan

sempurna. Jumlah anakan diukur setiap enam minggu sekali.
Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi
dengan cara menegakkan seluruh daun keatas sampai tegak lurus, kemudian
dilakukan pengukuran secara vertikal pada bagian tanaman yang paling tinggi dari
permukaan tanah. Tinggi tanaman diukur setiap 10 hari sekali.
Produksi segar
Produksi segar rumput gajah diperoleh dengan melakukan penimbangan
daun rumput gajah dalam keadaan segar atau tanpa dilakukan pengeringan pada
hasil pemotongan yang dilakukan setiap perlakuan. Penimbangan produksi segar
rumput gajah dilakukan setiap 40 hari sekali.
Produksi kering
Produksi bahan kering diperoleh dari produksi bahan segar rumput gajah
setelah dilakukan penimbangan. Selanjutnya di oven pada suhu 60oC selama 24
jam, kemudian ditimbang berat kering rumput tersebut.
Selanjutnya diambil sampel untuk mengetahui berat kering tanamn pada
oven 105oC. Kemudian dilakukan konverse antara BK suhu 60oC dengan BK
sehu oven 105oC untuk mengetahui persentase bahan kering.
Untuk menentukan persentase bahan kering dapat digunakan rumus :

Universitas Sumatera Utara

Serapan N
Analisis kadar nitrogen dilakukan dengan metode kjehdahl. Serapan
Nitrogen diukur dari batang utama dan tulang daun/ ujung daun. Serapan N
dilakukan sebanyak 2 kali pada saat pemanenan pertama dan kedua.

Proses

pengukuran serapan N adalah dimulai dari pengambilan sampel data yaitu ujung
daun, penyiapan sampel, kemudian menganalisis dengan metode kedjhal.
Proses pengukuran serapan N
Serapan N dihitung setiap pemanenan dengan menggunakan sampel daun
yang telah dihaluskan menjadi tepung kemudian dianlisis menggunakan tabung
labu kedjhal. Hasil perhitungan serapan N dapat menggunakan rumus:
Serapan N = Produksi Kering setelah oven 60o C × N-total labu kedjhal.

Pelaksanaan penelitiaan
Pembuatan MOL Buah (Nenas, Pisang, dan Pepaya)
Pembuatan MOL limbah buah (nenas, pisang, pepaya) dibuat dengan cara
mencampur limbah buah berupa buahan busuk telah disiapkan yaitu limbah,
pisang, nenas, dan pepaya masing-masing sebanyak 1 kg, air kelapa 10 liter dan
gula sebanyak 1 kg. Kemudian ditambahkan ragi tape sebanyak 8 buah. Semua
bahan dimasukan kedalam satu wadah. Kemudian wadah ditutup dan dibiarkan
selama 14 hari untuk mengalami proses fermentasi.
Pembuatan pupuk cair fermentasi
Pembutan pupuk cair urin sapi fermentasi dilakukan dengan cara
mencampurkan urin dengan mol buah dengan perbandingan 10:1 yaitu dengan
perbandingan urin sapi 10 liter dengan 1 liter Mol buah (nenas, pisang dan

Universitas Sumatera Utara

pepaya) kemudian ditambahkan 250 gr gula merah. Semua bahan dimasukan
kedalam satu wadah. Bahan di aduk dan dihomogenkan. Setelah diaduk dan
homogen wadah ditutup rapat dan dibiarkan selama 14 hari. Setelah 14 hari pupuk
cair dapat digunakan.
Persiapan Media Tanam
Disiapkan tanah untuk media tanam dengan cara mengayak tanah sehingga
teksturnya rata dan terhindar dari sisa-sisa gulma. Diisi polybag ukuran 10 kg
sebanyak 20 buah kemudian diberi pupuk cair dengan dosis yang sama. Tanah
yang sudah dipupuk dibiarkan selama 1 minggu. Kemudian bibit berupa stek
ditanam pada semua polybag dengan jarak tanam 1m x 1m sesuai dengan kode
perlakuan dan ulangan.
Pemberian Pupuk Cair Urin Sapi Fermentasi
Setelah media tanam selesai pupuk cair urin sapi fermentasi juga dapat
digunakan, dilakukan pemberian masing-masing ke polybag sesuai dengan
perlakuan setiap 1 bulan sekali.
Pemeliharaan Rumput
Dilakukan penyiraman pada sore hari supaya bibit cepat tumbuh. Tanaman
dan sekitar lahan di siangi sehingga pertumbuhan rumput tidak terganggu oleh
gulma. Dilakukan pemupukan setiap 1 bulan sekali sesuai ketetapan penggunaan
pupuk cair dengan dosis perlakuan yang telah ditentukan.

Universitas Sumatera Utara

Trimming
Trimming dilakukan pada saat usia rumput gajah telah mencapai 21 hari.
Trimming dilakukan dengan cara memangkas seluruh perlakuan pada rumput
gajah bertujuan untuk menyeragamkan tanaman agar mendapatkan tinggi yang
rata untuk mengetahui pertambahan tinggi pada saat defoliasi pertama. Trimming
dilakukan dengan memotong tanaman dengan menyisahkan 10 cm panjang
tanaman dari permukaan tanah.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan sebanyak 2 kali dengan interval pemotongan 40
hari, dilakukan dengan memotong tanaman dengan menyisahkan 10 cm panjang
tanaman dari permukaan Parameter yang diamati saat pemanenan adalah produksi
segar, produksi bahan kering, jumlah anakan, tinggi tanaman dan serapan N.
Pengambilan Data
1. Jumlah anakan rumput gajah dilakukan setiap 4 minggu sekali setiap perlakuan.
2. Pertumbuhan tinggi tanaman dilakukan setiap 10 hari sekali setiap perlakuan.
3. Produksi segar rumput gajah setiap 6 minggu sekali dan stelah pemotongan
dilakukan penimbangan.
4. Produksi bahan kering rumput gajah setiap 6 minggu sekali setiap perlakuan.
5. Kandungan serapan N dilakukan dengan analisis labu kedjhal setiap 6 minggu
sekali.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinggi Tanaman Rumput Gajah (Pennistum purpureum)
Hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian pupuk cair

urin sapi

fermentasi dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman (Lampiran 2). Tinggi tanaman Rumput Gajah
(Pennisteum purpureum) selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4: Rataan tinggi tanaman Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
(cm/minggu) selama penelitian
Ulangan
Perlakuan

Total

Rataan

85,625

436,96

87,39b

84,25

97,625

429,40

89,83b

108,50

101,00 88,62

95,375

483,50

96,70b

95,87

110,37

119,62 116,37

116,75

559,02

111,80a

Total

342,00

375,50

412,24 383,34

394,375 1978,29

Rataan

85,50

93,87

104,06 95,83

98,843

1

2

3

4

5

P0

76,12

82,37

98,75

94,09

P1

80,00

74,25

93,28

P2

90,00

P3

Keterangan

164,92

: Superskrip dengan huruf kecil yang berbeda kearah garis menunjukan adanya
perbedaan yang nyata (P