9
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Akuntansi
2.2.1.1. Pengertian Akuntansi
Informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan dapat menjadi modal dasar bagi UKM untuk pengambilan keputusan-keputusan dalam
pengelolaan usaha kecil. American Accounting Association dalam Sumarso S. R. 2002
mendefinisikan akuntansi sebagai proses mendefinisikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian
dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan keputusan tersebut.
Komite teknologi AICPA The Committee on Terminology the American Institute of Certified Public Accountants mendefinisikan
akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran transaksi serta kejadian yang bersifat keuangan, dengan cara yang berdaya
guna dan dalam bentuk satuan uang serta interpretasi dari hasil proses tersebut Ikhsan dan Ishak, 2005 : 5.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran,
pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan laporan keuangan yang terjadi dari kejadian - kejadian,
transaksi - transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu dan sesuai dengan prinsip akuntansi untuk menghasilkan
informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan, dengan satuan pengukuran rupiah.
10
2.2.1.2. Tujuan Akuntansi
Menurut Ikhsan dan Ishak 2005 : 5 informasi melalui pelaporan keuangan sebagai hasil dari informasi keuangan memiliki tujuan, yaitu :
1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan
bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan dan pembelian kredit.
2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan
dengan menunjukkan sumber-sumber ekonomi perusahaan serta asal dari kekayaan tersebut.
3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba. 4.
Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber- sumber pendanaan perusahaan.
5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-
sumber pendanaan perusahaan. 6.
Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan arus kas masuk ke dalam perusahaan.
2.2.2. Informasi
2.2.2.1. Pengertian Informasi
Menurut Cushing 1986: 11 suatu perbedaan biasanya ditarik antara data dan informasi. Data dapat terdiri dari sekumpulan karakter
yang diterima sebagai input terhadap suatu sistem informasi dan disimpan serta diolah, sedangkan Informasi diartikan sebagai output pengolahan
data yang diorganisir dan berguna bagi orang yang menerimanya.
11
Sedangkan menurut Jogiyanto 1997: 25 data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata,
sedangkan Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya sehingga
menggambarkan suatu kejadian-kejadian event dan kesatuan nyata fact dan entity yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Selanjutnya menurut Wilkinson 1990: 6 data merupakan fakta dan angka dan malah simbol-simbol yang belum diolah yang menjadi
bahan masukan system informasi, sedangkan informasi merupakan pengetahuan berarti dan berguna untuk mencapai sasaran yang
diinginkan. Dengan kata lain, informasi adalah data yang telah diproses sehingga bentuknya berubah dan nilainya semakin tinggi.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan hasil data yang telah diolah menjadi suatu
bentuk yang bermanfaat bagi penerimanya untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan.
2.2.2.2. Siklus Pengolahan Data
Untuk mengubah data menjadi informasi, dilakukan proses pengolahan data. Dalam akuntansi, proses ini disebut siklus akuntansi.
Dalam sistem informasi akuntansi, proses pengolahan ini dilakukan dengan beberapa tahapan tertentu, yaitu sistem informasi akuntansi yang
diproses secara manual dan sistem informasi akuntansi yang diproses dengan komputer.
12
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah gambar siklus pengolahan data secara manual, ynag dapat disajikan pada gambar 2.1, sebagai
berikut.
Gambar 2.1 : Siklus Pengolahan Data Secara Manual
Laporan Keuangan
Buku Besar
Jurnal Bukti
Transaksi
Buku Pembantu
Sumber : Zaki Baridwan, 1994, Sistem Informasi Akuntansi, BPPE, Yogyakarta, Edisi Kedua, hal. 4
Dari gambar 2.1 di atas dapat dijelaskan bahwa proses pengolahan data manual di mulai dari pengunpulan bukti - bukti transaksi, setlah itu
dilakukan penjurnalan, dari proses kegiatan pencatatan penjurnalan dilanjutkan ke buku besar, setelah itu barulah dapat disusun laporan
keuangan.
2.2.2.3. Karakteristik Informasi
Menurut Marshall B Romney dan Paul John Steinbart 2004: 12, karakteristik informasi yang berguna meliputi hal-hal berikut :
1. Relevan
Informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastian, memperbaiki kemampuan pengambil keputusan untuk membuat
prediksi, mengkonfirmasikan atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya.
13
2. Andal
Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan, dan secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas di
organisasi. 3.
Lengkap Informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek
penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas- aktivitas yang diukurnya.
4. Tepat waktu
Informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan para pengambil keputusan menggunakannya
dalam membuat keputusan. 5.
Dapat dipahami Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang
dapat dipakai dan jelas. 6.
Dapat diverifikasi Informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan
pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan masing- masing akan menghasilkan informasi yang sama.
2.2.3. Akuntansi Sebagai Sistem Informasi
Sebagai sistem informasi, akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak, baik dalam kalangan intern maupun dari luar organisasi yang
menyelenggarakan akuntansi tersebut.
14
Secara garis besar Weygandt, dkk, 2007: 6 pihak-pihak tersebut adalah:
1. Pengguna Internal, yaitu para manajer yang merencanakan,
mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis, antara lain : manajer pemasaran, supervisor produksi, direktur keuangan, dan pejabat
perusahaan. 2.
Pengguna Eksternal, yaitu : a.
Investor, menggunakan informasi guna membuat keputusan untuk membeli, menahan, atau menjual sahamnya.
b. Kreditor, seperti pemasok menggunakan informasi akuntansi guna
mengevaluasi risiko pemberian kredit atau pinjaman. c.
Badan Perpajakan Amerika Serikat, seperti Internal Revenue Service IRS, ingin mengetahui apakah perusahaan telah
mematuhi undang-undang perpajakan. d.
Badan-badan pembuat peraturan, seperti Securities and Exchange Commission badan pengawas pasar modal Amerika Serikat dan
Federal Trade Commission, ingin mengetahui apakah perusahaan telah beropeasi sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan.
e. Pelanggan, akan tertarik dengan sebuah perusahaan tetap terus
menghargai jaminan dan dukungan produk atas lini produknya. f.
Serikat Pekerja, ingin mengetahui apakah para pemilik dapat membayar kenaikan upah dan tunjangan.
g. Perencana ekonomi menggunakan informasi akuntansi untuk
meramalkan aktivitas perekonomian.
15
2.2.4. Sistem Informasi Akuntansi SIA
2.2.4.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi SIA
Perusahaan sangat memerlukan sistem akuntansi yang efisien dan efektif, dalam menyajikan informasi yang sesuai kebutuhan manajemen
maupun pihak di luar perusahaan yang memerlukannya. Menurut Simamora 2000: 4 Akuntansi adalah proses
pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian kejadian-kejadian ekonomi suatu organisasi kepada para pemakai informasi yang
berkepentingan. Sedangkan menurut Widjajanto 2001: 4 Sistem Informasi
Akuntansi SIA adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga
pelaksana dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk menstransformasikan data keuangan menjadi informasi yang
dibutuhkan manajemen. Selanjutnya menurut Chusing 1986: 15, SIA adalah
didefinisikan sebagai kumpulan dari manusia dan sumber- sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggungjawab untuk
menyediakan informasi pengolahan data informasi. Sistem Informasi Akuntansi SIA adalah organisasi formulir,
catatan, dan laporan yang dikoordinasi untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan Mulyadi, 2001: 3
16
2.2.4.2. Peranan Sistem Informasi Akuntansi SIA
Organisasi perusahaan modern yang dilayani oleh sistem informasi akuntansi merupakan suatu badan atau lembaga yang sangat
kompleks. Posisi penting dalam dunia modern menimbulkan kepentingan dalam aktivitas- aktivitasnya, diantaranya para pelanggan, leverancier
supllier, pegawai, pemberi kredit atau pemberi pinjaman, pemegang saham dan berbagai instansi pemerintah yang berkepentingan dalam hal
tersebut. Akan sangat berguna bila SIA ditinjau dari sudut pandang para
pemakai informasi akuntansi yang memanfaatkannya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan Wijajanto, 2001: 14.
2.2.4.3. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi SIA
Menurut Wilkinson 2000 ; 8 sistem informasi dalam dunia bisnis dan pemerintahan mempunyai tiga tujuan, yang meliputi anatara lain
yaitu : 1.
Menyajikan informasi guna mendukung operasi harian 2.
Menyajikan informasi guna mendukung pengambilan keputusan 3.
Menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan Dua tujuan pertama menyangkut kepentingan pemakai
internal dan eksternal, sedangkan yang ketiga hanya untuk pihak eksternal hampir semua informasi yang diperlukan oleh dua tujuan
terakhir merupakan data transaksi yang diolah, sementara untuk tujuan pertama hanya sebagian.
17
2.2.4.4. Jenis Sistem Informasi Akuntansi SIA
Istilah sistem informasi menganjurkan penggunaan teknologi komputer dalam organisasi untuk menyajikan informasi kepada pemakai.
Sistem informasi berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat keras dan lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi
yang bermanfaat. Menurut Bodnar dan Hopwood 2004: 6, terdapat beberapa jenis
sistem informasi berbasis komputer, yaitu: 1
Pengolahan Data Elektronik-Electronic Data Processing EDP Adalah pemanfaatan teknologi komputer untuk melakukan
pengolahan data dan transaksi-transaksi dalam suatu organisasi. EDP merupakan aplikasi akuntansi paling dasar dalam setiap organisasi.
2 Sistem Informasi Manajemen SIM
Menguraikan penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan para manajer.
SIM menyediakan beragam informasi di luar yang berkaitan dengan pengolahan data dalam organisasi. Misalnya:
a. Sistem Informasi Pemasaran adalah SIM yang menyediakan
informasi untuk digunakan oleh fungsi pemasaran. Kebanyakan dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, contoh: ikhtisar
penjualan dan informasi biaya. b.
Sistem Informasi Produksi adalah SIM yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi. Kebanyakan
dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misal: ikhtisar persediaan dan informasi biaya.
18
c. Sistem Informasi SDM adalah SIM yang menyedikan informasi
untuk digunakan oleh fungsi SDM kepegawaian. Kebanyakan dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misal: ikhtisar
pajak upah, gaji, dan informasi manfaat. d.
Sistem Informasi Keuangan adalah SIM yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi keuangan. Kebanyakan
dari informasi disediakan oleh aplikasi-aplikasi sistem informasi akuntansi organisasi ikhtisar arus kas dan informasi
pembayaran. 3
Sistem Pendukung Keputusan-Decission Support System DSS. Dalam sistem pendukung keputusan, data diproses ke dalam format
pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir. DSS mensyaratkan penggunaan model-model keputusan dan basis data
khusus serta benar-benar terpisah dari sistem pengolah data. 4
Sistem Pakar - Expert Sistem ES. Sistem pakar adalah sistem informasi basis pengetahuan yang memanfaatkan pengetahuannya
tentang bidang aplikasi tertentu untuk bertindak. 5
Sistem Informasi Executive-Executive Information Sistem EIS, dibuat bagi kebutuhan informasi strategi manajemen tingkat puncak.
EIS menyediakan akses yang mudah untuk memilih infornasi yang telah diproses oleh sistem informasi organisasi manajemen puncak.
6 Sistem Informasi Akuntansi sebagai sistem berbasis komputer yang
dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi. Guna mencakup siklus-siklus pemrosesan transaksi, pengguna teknologi
informasi dan pengembangan sistem.
19
2.2.4.5. Para Pemakai Sistem Informasi Akuntansi SIA
Menurut Simamora 2000: 6 para pemakai laporan keuangan dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu .
1. Pemakai Internal
Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis. Manajer-manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk
menetapkan sasaran-sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi kemajuan terhadap sasaran-sasaran tersebut dan mengambil tindakan
korektif manakala dibutuhkan. Para pemakai internal dapat meminta jenis informasi yang mereka butuhkan yang disediakan oleh sistem
akuntansi, untuk membuat keputusan-keputusan atas operasi internal perusahaan.
2. Pemakai Eksternal
a. Pemilik Perusahaan, para pemakai owners telah menanamkan
dana mereka yang mereka berharga ke dalam sebuah organisasi bisnis. Mereka membutuhkan informasi mengenai profitabilitas
investasi. Orang-orang ini menghendaki wawasan tentang pendapatan di masa lalu, kemungkinan pertumbuhan pada waktu
yang akan datang dan prospek arus kas. b.
Karyawan, para karyawan berkepentingan dengan penilaian posisi financial perusahaan, guna menunjukkan suatu indikasi
keselamatan pekerjaan mereka. Selain itu, kalangan karyawan juga berminat pada informasi yang memungkinkan mereka
menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, tunjangan pensiun dan kesempatan kerja.
20
c. Investor, investor memasok dana yang dibutuhkan untuk memulai
kegiatan usaha. Untuk memutuskan permodalan suatu perusahaan, pemodal-pemodal potensial mengevaluasi besarnya
pendapatan yang diperkirakan dapat diraup dari investasi mereka. d.
Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan barang-barang, jasa-jasa, dan sumber-sumber daya keuangan bagi perusahaan
baik dengan mengucurkan kredit usaha maupun memberikan pinjaman. Golongan kreditor para pemasok, bank, dan lembaga
keuangan lainnya. Kreditor berminat untuk mengethui kewajiban- kewajibannya secara tepat waktu dan terjadwal.
e. Badan Pemerintah, pemerintah membutuhkan informasi dalam
upayanya mengatur kegiatan perusahaan dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
Pemerintah pusat maupun daerah menarik pajak dari perusahaan. Besarnya pajak terutang yang harus dibayar tentunya ditetapkan
berdasarkan angka yang tertera dalam laporan keuangan. f.
Organisasi Nirlaba, organisasi nirlaba seperti yayasan pendidikan, rumah sakit, panti asuhan, memakai informasi akuntansi untuk
merencanakan dan mengelola aktivitas-aktivitasnya. Mereka perlu menyusun anggaran, menggaji pegawainya, membeli
peralatan, yang semuanya itu membutuhkan informasi akuntansi. g.
Masyarakat, masyarakat umum sering bergantung pada informasi keuangan yang dirangkum dalam laporan keuangan untuk
mengevaluasi kegiatan operasional perusahaan. Masyarakat banyak memakai informasi financial dalam menilai keberadaan
ekonomi perusahaan-perusahaan di tengah masyarakat.
21
2.2.5. Persepsi
Dalam kehidupan sehari – hari manusia sering mengadakan persepsi terhadap segala sesuatu yang dilihat, didengar, dan dirasa oleh panca indera
yang dimiliki. Persepsi ini bukan hanya pada benda, tetapi dapat pula berupa peristiwa atau kejadian di lingkungan atau nilai – nilai yang dianut
oleh suatu kelompok masyarakat. Menurut Ikhsan dan Ishak 2005: 57 persepsi adalah bagaimana
orang – orang melihat atau menginterprestasikan peristiwa, objek, serta manusia.
Pengertian persepsi menurut Thoha 2004: 141 adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang
lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pengembangan Bahasa Indonesia 2002: 863, mendefinisikan persepsi sebagai tanggapan penerima
langsung dari suatu serapan atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya. Sedangkan dalam lingkup yang lebih
luas, persepsi merupakan suatu proses yang melibatkan pengetahuan- pengetahuan yang sebelumnya, dalam memperoleh dan
menginterprestasikan stimulus yang ditunjukkan oleh panca indera, dengan kata lain, persepsi merupakan kombinasi antara faktor utama dunia luar
stimulus visual dan diri manusia itu sendiri pengetahuan – pengetahuan. Dari beberapa definisi diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa
persepsi adalah pandangan atau penafsiran seseorang terhadap informasi yang diterima.
22
2.2.6. Usaha Kecil Menengah
2.2.6.1. Kriteria Usaha Kecil Menengah
1. Kriteria menurut UU. RI No. 9 tahun 1995 tentang usaha kecil :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- dua
ratus juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
1.000.000.000,- satu milyar rupiah. c.
Milik Warga Negara Indonesia d.
Berdiri Sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar. e.
Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, termasuk koperasi.
2. UU. No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Kriteria Usaha Mikro adalah 1 memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha 2 memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 tiga ratus juta
rupiah. Dan Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1 kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00
lima puluh juta rupiah - Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan 2 memiliki
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 tiga ratus juta
23
rupiah - Rp. 2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah. Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas
usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1 kekayaan bersih lebih dari Rp.500.000.000,00 lima ratus juta rupiah -
Rp.10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan 2 memiliki hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah - Rp. 50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.
3. Badan Pusat Statistik BPS :
Memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah
tenaga kerja 5-19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20 - 99 orang.
4. Keppres No. 16 1994 :
UKM adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih maksimum Rp 400.000.000.
2.2.6.2. Kekuatan Usaha Kecil Menengah
Menurut Suryana 2001: 85 menyatakan beberapa kekuatan usaha kecil antara lain :
1. Memiliki kebebasan bertindak.
Bila ada perubahan, misalnya perubahan produk baru, atau teknologi baru, usaha kecil bisa bertindak dengan cepat untuk
menyesuaikan dengan keadaan yang berubah tersebut.
24
2. Fleksibel.
Perusahaan kecil sangat luwes, ia dapat menyesuaikan dengan kebutuhan setempat.
3. Tidak mudah goncang.
Karena bahan baku kebanyakan lokal dan sumber daya lainnya bersifat lokal, maka perusahaan kecil tidak rentan terhadap
fluktuasi bahan baku impor. Bahkan bila bahan baku impor sangat mahal sebagai akibat tingginya nilai mata uang asing, maka kenaikan
mata uang asing tersebut dapat dijadikan peluang oleh perusahaan kecil yang menggunakan bahan baku lokal dengan memproduk
barang-barang untuk keperluan ekspor.
2.2.6.3. Kelemahan Usaha Kecil Menengah
Suryana 2001: 85 menyatakan kelemahan perusahaan kecil dapat dikategorikan ke dalam dua aspek :
1. Aspek kelemahan struktural
Merupakan kelemahan dalam strukturnya, misalnya kelemahan dalam bidang manajemen dan organisasi, kelemahan
dalam pengendalian mutu, kelemahan dalam mengadopsi dan penguasaan teknologi, kesulitan mencari permodalan, tenaga kerja
masih lokal, dan terbatasnya akses pasar. Kelemahan tersebut saling ketergantungan antara faktor struktural yang satu dengan yang
lainnya kemudian membentuk lingkaran ketergantungan yang tidak berujung pangkal dan membuat usaha kecil terdominasi.
25
Untuk lebih jelasnya mengenai kergantungan tersebut dapat disajilan pada gambar 2.2. sebagai berikut
Gambar 2.2 : Lingkaran Ketergantungan Usaha Kecil
Ketergantungan Pemasaran
Ketergantungan Bahan Baku
Ketergantungan Teknik, Desain, dan
Standar Ketergantungan
Permodalan
2. Kelemahan kultural, yaitu kelemahan dalam budaya perusahaan yang
kurang mencerminkan perusahaan sebagai “corporateculture”. Kelemahan kultural mengakibatkan kelemahan struktural. Kelemahan
kultural mengakibatkan kurangnya akses informasi dan lemahnya berbagai persyaratan lain guna memperoleh akses permodalan,
pemasaran, bahan baku dan teknik, desain, dan standar produk.
2.2.6.4. Peluang Usaha Kecil Menengah
Marbun 1996: 44, menyatakan bahwa peluang usaha kecil yang masih bisa diraih antara lain:
1. Belajar ilmu manajemen sederhana
2. Meminta jasa keuangan manajemen
3. Meminta jasa keluarga kenalan yang pintar
4. Kembali ke bangku belajar
5. Mengalihkan bidang usaha
26
2.2.7. Keberhasilan Perusahaan kecil
Menurut Marbun 1996:4 suatu perusahaan kecil dikatakan berhasil apabila unit usaha tersebut dapat :
1. Merumuskan tujuan dan sasaran usahanya, serta mengadakan
perencanaan jangka panjang secara sederhana. 2.
Membuat dan mempraktekan rencana kerja tahunan, setengah tahunan, dan bulanan. Baik menyangkut jumlah atau omset penjualan, jumlah
produksi, jumlah biaya operasional, maupun jenis promosinya. 3.
Merencanakan hal yang menyangkut biaya pembaharuan, biaya pengembangan atau pendidikan karyawan, biaya pelunasan dan biaya
asuransi. 4.
Membuat rencana peminjaman modal ke bank untuk membiayai perluasan usaha dan pengembangannya.
5. Merencanakan laba yang patut dicapai demi kelangsungan dan
perluasan serta pertumbuhan usahanya. 6.
Menjadi besar dan mengadakan persiapan sukses atau pewarisan ke generasi penerus.
Sedangkan menurut Kiryanto 2001: 204, keberhasilan perusahaan kecil ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu :
1. Segi ekonomi
Dalam hal ini ditinjau dari adanya peningkatan kekayaan perusahaan di luar pinjaman, misalnya : kenaikan laba, tambahan
modal sendiri, dan rasio-rasio yang lain. 2.
Segi sosial Dalam hal ini ditinjau dari adanya kelangsungan hidup
perusahaan yang dikaitkan dengan keberadaan karyawan di perusahaan.
27
2.3. Kerangka Pikir