BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP PERSEPSI PENGUSAHA KECIL ATAS KEBERHASILAN PERUSAHAAN KECIL.
BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN
TERHADAP PERSEPSI PENGUSAHA KECIL ATAS
KEBERHASILAN PERUSAHAAN KECIL
DI WEDORO - SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh :
IGNASIA RESTRIANA 0613010032/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
(2)
SKRIPSI
BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN
TERHADAP PERSEPSI PENGUSAHA KECIL ATAS
KEBERHASILAN PERUSAHAAN KECIL
DI WEDORO - SIDOARJO
yang diajukan :
IGNASIA RESTRIANA 0613010032/FE/EA
disetujui untuk ujian lisan oleh
Pembimbing Utama
Drs. Ec. Syafi’i, AK, MM Tanggal : ……….
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi NIP. 030.194.437
(3)
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul :
“Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil Atas Keberhasilan Perusahaan Kecil di Wedoro-Sidoarjo”, dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.
Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Saiful Anwar, Msi Selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional, Veteran Jawa Timur.
5. Bapak Drs. Ec. Syafi’i, Ak, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan saran untuk penulis.
(4)
6. Para pengusaha kecil di Wedoro – Sidoarjo yang bergerak dalam bidang Industri pembuatan sandal, sepatu, dan tas.
7. Buat Mama, Bapak, Mbak Petty dan Mbak ria yang tercinta, tiada kata yang bisa dek ita ucapkan, selain kata terima kasih yang sebanyak - sebanyaknya, karena beliaulah yang selama ini telah memberi dorongan semangat baik material maupun spiritual, dan memberikan curahan kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.
Semoga Tuhan dan Malaikat yang selalu melindungin igna tetap memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang telah mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta kemampuan, memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Sebagai penutup peneliti mengharapkan skripsi ini dapat memberikan sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan.
Surabaya, Mei 2010
Penulis
(5)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR... viii
ABSTRAKSI ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah... 5
1.3. Tujuan Penelitian... 5
1.4. Manfaat Penelitian... 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL 2.1. Penelitian Terdahulu ... 7
2.2. Landasan Teori ... 10
2.2.1. Persepsi ... 10
2.2.1.1. Pengertian Persepsi ... 10
2.2.1.2. Pemilihan Persepsi ... 11
2.2.1.3. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Persepsi... 12
2.2.2. Proses Belajar... 14
2.2.2.1. Pengertian Proses Belajar ... 14
(6)
2.2.2.2. Teori Proses Belajar ... 16
2.2.3. Motivasi ... 18
2.2.3.1. Pengertian Motivasi ... 18
2.2.3.2. Teori Motivasi... 19
2.2.4. Kepribadian... 25
2.2.4.1. Pengertian Kepribadian... 25
2.2.4.2. Teori Kepribadian ... 27
2.2.5. Organisasi Persepsi ... 28
2.2.6. Pengaruh Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi Keuangan ... 29
2.2.7. Karakteristik Laporan Keuangan ... 33
2.2.8. Perusahaan Kecil... 35
2.2.8.1. Pengertian Perusahaan Kecil... 35
2.2.8.2. Kriteria Perusahaan Kecil ... 36
2.2.8.3. Keberhasilan Perusahaan Kecil... 36
2.2.9. Hubungan Proses Belajar dan Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi Keuangan ... 37
2.2.10. Hubungan Motivasi dan Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi Keuangan ... 38
2.2.11. Hubungan Kepribadian dan Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi Keuangan ... 38
2.2.12. Hubungan Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi Keuangan Dengan Keberhasilan Perusahaan Kexil... 39
(7)
2.3. Kerangka Pikir ... 40
2.4. Hipotesis ... 42
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Teknik Pengukuran Variabel ... 43
3.1.1. Definisi Operasional ... 43
3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel ... 45
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 45
3.2.1. Populasi... 45
3.2.2. Sampel... 46
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.3.1. Jenis Dan Sumber Data ... 46
3.3.2. Metode Pengumpulan Data... 47
3.4. Uji Kualitas Data ... 47
3.4.1. Uji Validitas ... 47
3.4.2. Uji Reliabilitas ... 48
3.4.3. Uji Normalitas... 48
3.5. Uji Asumsi Klasik... 48
3.6. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 50
3.6.1. Teknik Analisis ... 50
3.6.2. Uji Hipotesis ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 55
4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 55
(8)
4.1.2. Sejarah Singkat Objek Penelitian... 56
4.1.3. Lokasi Objek Penelitian ... 58
4.1.4. Fungsi Produksi ... 59
4.1.5. Tujuan Perusahaan ... 60
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian... 60
4.3. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 65
4.3.1. Uji Analisis Data... 65
4.3.1.1. Uji Validitas, Reliabilitas Dan Normalitas ... 65
4.3.1.1.1. Uji Validitas... 65
4.3.1.1.2. Uji Reliabilitas ... 67
4.3.1.1.3. Uji Normalitas ... 68
4.3.2. Uji Asumsi Klasik... 69
4.3.3. Teknik Analisis ... 71
4.3.4. Uji Hipotesis ... 74
4.4. Pembahasan ... 77
4.4.1. Implikasi ... 77
4.4.2. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya... 81
4.4.3. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat... 81
4.4.4. Keterbatasan Penelitian... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 83
5.2. Saran ... 83
(9)
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel. 1 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu
Dengan Penelitian Sekarang ... 9
Tabel. 2 Daftar Nama – Nama Industri Sandal, Sepatu dan Tas Di Wilayah Wedoro - Sidoarjo ... 58
Tabel. 3 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai “Proses Belajar (X1)” 61 Tabel. 4 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai “Motivasi (X2)” .... 62
Tabel. 5 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai “Kepribadian (X3)” 63 Tabel. 6 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai “Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi Keuangan (Y)” ... 64
Tabel. 7 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai “Keberhasilan Perusahaan Kecil (Z)” ... 65
Tabel. 8 Hasil Uji Validitas Dengan Program SPSS. 16.0 For Windows.. 66
Tabel. 9 Hasil Uji Reliabilitas Dengan Program SPSS. 16.0 For Windows 67 Tabel. 10 Hasil Uji Normalitas Dengan Program SPSS. 16.0 For Windows 68 Tabel. 11 Hasil Uji Multikolinieritas… ... 69
Tabel. 12 Hasil Uji Heteroskedastisitas… ... 70
Tabel. 13 Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda … ... 71
Tabel. 14 Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Sederhana … ... 73
Tabel. 15 Hasil Analisis Uji Kesesuaian Model … ... 74
(10)
Tabel. 16 Koefisien Determinasi (R Square / R2) … ... 75
Tabel. 17 Hasil Analisis Uji Parsial … ... 75 Tabel. 18 Hasil Analisis Uji Regresi Linier Sederhana … ... 77
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar. 1. Diagram Kerangka Pikir Regresi Linier Berganda ... 40 Gambar. 2. Diagram Kerangka Pikir Regresi Linier Sederhana ... 41
(11)
ix
BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN
TERHADAP PERSEPSI PENGUSAHA KECIL ATAS KEBERHASILAN PERUSAHAAN KECIL
DI WEDORO - SIDOARJO
Oleh :
IGNASIA RESTRIANA Abstrak
Keberhasilan usaha kecil tidak lepas dari kerja keras pemilik yang mengelolanya. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh persepsi pemilik terhadap informasi akuntansi keuangan. Pada umumnya, pengusaha kecil hanya melakukan proses mengingat dari semua transaksi yang terjadi dan tidak melakukan proses pencatatan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangan usaha kecil tersebut, karena sebagian besar pengusaha kecil tidak mengerti dan tidak mempunyai latar belakang pendidikan dibidang akuntansi, sehingga terbentuklah suatu persepsi bahwa informasi akuntansi keuangan tidaklah perlu untuk diterapkan. Persepsi semacam ini pun muncul karena tiga faktor yang ikut mempengaruhinya yaitu proses belajar, motivasi dan kepribadian kurangnya proses belajar baik dari tingkat pendidikan maupun pengalaman yang mempengaruhi persepsi pengusaha kecil untuk tidak menggunakan informasi akuntansi keuangan. Motivasi yang rendah juga dapat membuat pengusaha kecil untuk tidak memiliki tingkat responsibility yang tinggi sehingga mereka lebih mengabaikan pentingnya informasi akuntansi keuangan begitu juga dengan kepribadian yang buruk, membuat pengusaha kecil tidak memiliki keinginan untuk bekerja unggul, tangguh dan handal sehingga membuat pengusaha kecil tidak menerapkan informasi akuntansi keuangan.
Sampel yang digunakan dalam penelitan ini 25 pengusaha kecil di Wedoro – Sidoarjo yang bergerak dalam bidang Industri pembuatan sandal, sepatu, dan tas. Sedangkan sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 25 responden dan kuesioner tersebut terdiri dari 35 pernyataan yang dibagi menjadi 6 bagian. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan alat bantu komputer, yang menggunakan program SPSS. 16.0 For Windows
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 yang menyatakan diduga faktor proses belajar, motivasi, dan kepribadian berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan, teruji kebenarannya dan hipotesis 2 yang menyatakan diduga persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan kecil, teruji kebenarannya.
Keyword : Proses belajar, Motivasi, Kepribadian, Persepsi Pengusaha Kecil
Atas Informasi Akuntansi Keuangan, dan Keberhasilan
(12)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Zaman era globalisasi saat ini, dunia perdagangan mulai memasuki tahap sistem perdagangan bebas, termasuk dinegara kita yaitu negara Indonesia. Untuk menghadapi sistem perdagangan bebas, maka Indonesia perlu untuk meningkatkan tarap hidup masyarakat, karena adanya persaingan yang ketat dengan berbagai negera asing. Ini merupakan tantangan dan masalah yang harus segera dipecahkan untuk mengatasi terjadinya kesenjangan sosial dan ketimpangan ekonomi.
Perkembangan usaha industri kecil merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mengatasi terjadinya kesenjangan sosial dan ketimpangan ekonomi karena usaha industri kecil ini dapat membuka kesempatan kerja bagi orang-orang yang membutuhkan. Namun, dibalik itu semua terdapat kendala-kendala bagi perusahaan industri kecil yang terjadi baik didalam usaha maupun diluar usaha. Kendala yang terjadi didalam usaha adalah kualitas sumber daya manusia yang masih rendah sehingga menimbulkan hambatan yang lebih spesifik dan modal usaha yang masih rendah dan kendala yang terjadi diluar usaha adalah terjadinya persaingan yang sangat ketat dan tempat lokasi usahanya yang masih kurang strategis sehingga kurang adanya peminat atau pembeli.
Menurut Tulus Tambunan (2002), peranan UKM, khususnya usaha kecil sering dikaitkan dengan upaya-upaya pemerintah untuk mengurangi
(13)
2
pengangguran, mengurangi kemiskinan dan pemertaan pendapatan. Oleh sebab itu, tidak heran jika pengembangan UKM di Indonesia sering dianggap secara tidak langsung sebagai kebijakan penciptaan kesempatan kerja atau anti-kemiskinan atau kebijakan redistribusi pendapatan.
Keberhasilan usaha kecil tidak lepas dari kerja keras pemilik yang mengelolanya. Kebijakan-kebijakan manajemen yang merupakan kunci keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh persepsi pemilik terhadap informasi akuntansi keuangan. Persepsi suatu objek dapat berubah karena pengaruh persepsi dan target, sehingga individu akan berperilaku dalam suatu cara tertentu yang sesuai dengan apa yang dilihat, dengan demikian faktor persepsi memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan untuk bertindak dalam menentukan kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan kecil.
Informasi akuntansi keuangan berhubungan dengan data akuntansi atas transaksi-transaksi keuangan mulai dari suatu unit organisasi yang bergerak baik dalam bidang usaha jasa, dagang, maupun industri. Supaya informasi akuntansi keuangan dapat dimanfaatkan oleh pemilik, maka informasi tersebut disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Kelancaran informasi akuntansi keuangan dari perusahaan kecil sangat bermanfaat untuk mengetahui perkembangan usaha, struktur modal, serta beberapa informasi akuntansi keuangan lainnya pada periode tertentu. Informasi akuntansi keuangan mempunyai peran penting untuk mencapai keberhasilan usaha dan informasi akuntansi keuangan ini merupakan dasar
(14)
3
yang andal bagi pengambilan keputusan dalam pengelolaan usaha kecil antara lain seperti keputusan pengembangan pasar dan penerapan harga. Penyediaan informasi akuntansi keuangan yang baik bagi usaha yang tersirat dalam Undang-Undang Usaha No 9 tahun 1995.
Wujud nyata dari informasi akuntansi keuangan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Pihak yang berkepentingan terutama pemilik yang ditunjukkan dari persepsinya terhadap laporan keuangan tersebut. Dalam memahami informasi akuntansi keuangan, maka seorang pemilik memerlukan proses belajar, hal ini dilakukan agar seorang pemilik dapat meningkatkan pemahaman tentang informasi akuntansi keuangan.
Menurut Idrus (2000), mengatakan bahwa kebanyakan pengusaha kecil di Indonesia tidak menggunakan informasi laporan keuangan dalam pengelolaan usahanya, dan pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha. Pengusaha kecil memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Kiryanto, Dedi Rusdi, Sutapa (2001), menunjukkan bahwa faktor dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi proses seleksi persepsi antara lain proses belajar, motivasi, dan kepribadian. Proses belajar dapat dipengaruhi oleh persepsi pengusaha kecil karena keberhasilan seorang pengusaha sangat tergantung pada kemampuan belajarnya, yaitu dengan cara belajar dari pengalaman diri sendiri, pengalaman dari orang lain maupun keberhasilan yang terjadi pada
(15)
4
sebelumnya. Motivasi adalah nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai kepuasan secara pribadi dan untuk mencapai keberhasilan suatu usaha. Kepribadian adalah seorang pengusaha yang berkepribadian handal, tangguh, dan unggul serta berkeinginan bebas, tidak ingin bekerja dengan orang lain. Dan mempunyai naluri usaha yang kuat serta mampu memanfaatkan peluang usaha dengan cepat.
Berdasarkan fenomena yang ada banyak pengusaha kecil tidak menggunakan informasi akuntansi keuangan dalam pengelolahan usahanya, Menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) informasi akuntansi keuangan sangat penting bagi seorang pemilik dalam membuka usaha kecilnya dan untuk mengetahui apakah usaha mengalami keuntungan atau kerugian.
Pada umumnya, pengusaha kecil hanya melakukan proses mengingat dari semua transaksi yang terjadi dan tidak melakukan proses pencatatan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangan usaha kecil tersebut (perhitungan dilakukan secara kasar), karena sebagian besar pengusaha kecil tidak mengerti dan tidak mempunyai latar belakang pendidikan dibidang akuntansi, sehingga terbentuklah suatu persepsi bahwa informasi akuntansi keuangan tidaklah perlu untuk diterapkan. Persepsi semacam ini pun muncul karena tiga faktor yang ikut mempengaruhinya yaitu proses belajar, motivasi dan kepribadian kurangnya proses belajar baik dari tingkat pendidikan maupun pengalaman yang mempengaruhi persepsi pengusaha kecil untuk tidak menggunakan informasi akuntansi keuangan. Motivasi yang rendah juga dapat membuat pengusaha kecil untuk tidak memiliki tingkat responsibility (tanggungjawab) yang tinggi sehingga mereka
(16)
5
lebih mengabaikan pentingnya informasi akuntansi keuangan begitu juga dengan kepribadian yang buruk, membuat pengusaha kecil tidak memiliki keinginan untuk bekerja unggul, tangguh dan handal sehingga membuat pengusaha kecil tidak menerapkan informasi akuntansi keuangan.
Berdasarkan uraian dan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Beberapa Faktor Yang
Mempengaruhi Dalam Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil Atas Keberhasilan Perusahaan Kecil di Wedoro-Sidoarjo ”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1 Apakah faktor proses belajar, motivasi, dan kepribadian berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan ? 2 Apakah persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan
berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan kecil ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu
1 Untuk mengetahui pengaruh dari faktor proses belajar, motivasi, dan kepribadian terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan.
2 Untuk menganalisis pengaruh persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan terhadap keberhasilan perusahaan kecil.
(17)
6
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan sekaligus memberi gambaran tentang masalah yang dihadapi oleh perusahaan dan sekaligus menerapkan teori yang diterima di perkuliahan.
2. Bagi Pengusaha Kecil.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada manajer atau pemilik tentang adanya faktor-faktor dari dalam yang dapat mempengaruhi persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan, sehingga bermanfaat di dalam mengelola perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya.
3. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran untuk menambah referensi pengetahuan pada UPN “VETERAN“ Jawa Timur pada khususnya, serta peneliti pada umumnya.
(18)
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain dan dapat dipakai sebagai bahan masukan dan kajian, telah dilakukan oleh
1. Kiryanto, Dedi Rusdi, Sutapa (2001)
a Judul
“Pengaruh persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan terhadap keberhasilan perusahaan kecil“
b Permasalahan
1) Apakah proses belajar, motivasi dan kepribadian berpengaruh terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan? 2) Apakah persepsi pengusaha kecil terhadap informasi akuntansi
keuangan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan kecil? c Kesimpulan
1) Secara simultan proses belajar, motivasi, dan kepribadian berpengaruh terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan
2) Variabel persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan kecil.
2. Hendra Dwi Kurnianto (2006)
a Judul
“Pengaruh persepsi manajer atas Informasi Akuntansi terhadap Keberhasilan Perusahaan Kecil di Sepande Sidoarjo“.
(19)
b Permasalahan
1) Apakah proses belajar, motivasi dan kepribadian berpengaruh terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan ? 2) Apakah persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan
berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan kecil ? c Kesimpulan
1) Proses belajar, motivasi dan kepribadian berpengaruh signifikan terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan.
2) Persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan
berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan perusahaan kecil.
3. Candra Tri Yuniari (2007)
a Judul
“Beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi manager perusahaan kecil atas informasi akuntansi keuangan di Surabaya”. b Permasalahan
1) Apakah terdapat pengaruh proses belajar, motivasi, kepribadian, dan kebutuhan informasi akuntansi keuangan secara bersama – sama terhadap keberhasilan industri kecil di Surabaya ?
2) Manakah dari faktor-faktor tersebut yang berpengaruh paling dominan terhadap keberhasilan industri kecil di Surabaya? c Kesimpulan
1) Terdapat pengaruh proses belajar, motivasi, kepribadian, dan kebutuhan informasi akuntansi keuangan secara bersama – sama terhadap keberhasilan industri kecil di Surabaya.
2) Kepribadian mempunyai pengaruh yang paling dominan
terhadap keberhasilan perusahaan industri kecil di Surabaya. 8
(20)
Dari beberapa penelitian terdahulu diatas, dan untuk memperjelas perbedaan dan persamaannya dengan penelitian sekarang, dapat disajikan pada tabel 1, sebagai berikut
Tabel. 1 : Perbedaan dan Persamaan
Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang
No Nama Judul Penelitian Objek Variabel Teknik Analisis
1 Kiryanto, Dedi Rusdi, Sutapa
Pengaruh persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan terhadap keberhasilan perusahaan kecil Perusahaan Kecil di Sepande Sidoarjo Variabel bebas
Proses belajar (X1)
Motivasi(X2)
Kepribadian(X3) Variabel terikat
Persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan (Y)
Keberhasilan perusahaan kecil (Z)
Regresi Linier Berganda
2 Hendra Dwi Kurnianto
Pengaruh persepsi manajer atas Informasi Akuntansi terhadap Keberhasilan Perusahaan Kecil di Sepande Sidoarjo“. Perusahaan Kecil di Sepande Sidoarjo Variabel bebas
Proses belajar (X1)
Motivasi(X2)
Kepribadian(X3) Variabel terikat
Persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan (Y)
Keberhasilan perusahaan kecil (Z)
Regresi Linier Berganda
3 Candra Tri Yuniari
Beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi manager perusahaan kecil atas informasi akuntansi keuangan di Surabaya”. Perusahaan Kecil di Surabaya Variabel bebas
Proses belajar (X1)
Motivasi(X2)
Kepribadian(X3) Variabel terikat
Persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan (Y)
Keberhasilan perusahaan kecil (Z)
Analiss Korelasi Pearson
4 Ignasia Restriana
Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil Atas Keberhasilan Perusahaan Kecil di Wedoro-Sidoarjo ”. Perusahaan Kecil di Wedoro-Sidoarjo Variabel bebas
Proses belajar (X1)
Motivasi(X2)
Kepribadian(X3) Variabel terikat
Persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan (Y)
Keberhasilan perusahaan kecil (Z)
Regresi Linier Berganda
(21)
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Persepsi
2.2.1.1. Pengertian Persepsi
Pengertian persepsi menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (1996), persepsi dapat didefinisikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.
Stephen P. Robbins (1996 : 46) mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses yang mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka.
Selanjutnya menurut Gibson (1996:134), persepsi adalah proses dari seseorang dalam memahami lingkungannya, yang melibatkan perorganisasian dan penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman psikologis. Dengan kata lain persepsi berperan dalam penerimaan rangsangan, mengaturnya, dan menginterprestasikan rangsangan untuk mempengaruhi perilaku dan sikap.
Sedangkan menurut Indriyo G (1997 : 16), persepsi adalah suatu proses yang memperhatikan dan menyeleksi, mengorganisasikan dan menapsirkan stimulus (rangsangan) lingkungan. Proses memperhatikan dan menyeleksi terjadi karena setiap panca indera kita seperti penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, dan peraba. Dihadapkan kepada begitu banyak stimulus lingkungan. Akan tetapi tidak semua stimulus itu kita perhatikan, karena kalau semuanya dipersepsikan akan menyebabkan kita
(22)
bingung dan kewalahan. Oleh karenanya, kemudian ada proses pemilihan (perceptual selection) untuk mencegah kebingungan tersebut dan
menjadikan lingkungan kita berarti.
Dari beberapa definisi diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa persepsi adalah pandangan atau penafsiran seseorang terhadap informasi yang diterima.
2.2.1.2. Pemilihan Persepsi
Banyak reaksi setiap orang terhadap stimulus atau rangsangan akan tergantung pada bagaimana stimulus yang bersangkutan diproses. Pemrosesan informasi mengacu pada proses suatu stimulus yang diterima, ditafsirkan, disimpan didalam ingatan dan akhirnya diambil kembali.
Menurut Henry Assael (1984 : 37) perception go through three distinct phases once the consumer is exposed to the stimulus attention,
comprehension, and retention :
1 Perhatian (attention) merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek (Bimo Walgito, 1989 : 56).
2 Pemahaman (comprehension) merupakan penafsiran atas suatu
stimulus. Makna atau arti ini akan bergantung pada bagaimana suatu stimulus dikategorikan dan diuraikan dengan pengetahuan yang sudah ada (James F. Engel 1995 : 24).
3 Ingatan (Retentin) adalah kemampuan manusia untuk menyimpan dan menimbulkan kembali apa yang telah pernah di alami (Bimo Walgito, 1989 : 105).
(23)
2.2.1.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi suatu objek dapat berubah karena pengaruh dari pemersepsi dan target. Dengan kata lain individu akan berperilaku dalam suatu cara tertentu sesuai dari apa yang dilihat dan diyakini. Faktor persepsi memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan untuk bertindak.
Sejumlah faktor bekerja untuk membentuk persepsi dan kadangkala membiaskan persepsi tersebut. terletak pada orang yang mempersepsikannya, dimana persepsi itu dibuat (Stephen P, Robbins 1996 :124). Perbedaan persepsi dipengaruhi oleh faktor berikut ini :
1. Faktor-faktor dari luar, terdiri dari : a. Intensitas
Suatu perhatian yang menyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula hal-hal itu dapat dipahami.
b. Ukuran
Menyatakan bahwa semakin besar ukuran suatu objek fisik, maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami. c. Keberlawanan atau kontras
Menyatakan stimulus luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakangnya atau sekelilingnya atau yang sama sekali diluar dugaan orang banyak akan menarik banyak perhatian.
d. Pengulangan
Bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian lebih besar dibandingkan dengan yang sekali dilihat.
(24)
e. Gerakan
Bahwa orang akan memberikan banyak perhatian terhadap objek yang bergerak dalam jangkuan pandangannya dibandingkan dari objek yang diam.
f. Hal-hal yang baru
Bahwa stimulus eksternal yang baru maupun sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian.
2. Faktor-faktor dari dalam, terdiri dari :
Beberapa faktor dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi proses seleksi persepsi antara lain seperti : proses belajar, motivasi, dan kepribadian.
Menurut Indriyo G (1997 : 17) ada beberapa kesalahan persepsi yang sering terjadi dalam mempersepsikan orang lain,. Kesalahan persepsi tersebut antara lain :
a. Stereotyping
Stereotyping adalah menilai seseorang hanya dasar satu
atau beberapa sifat dari kelompoknya. Stereotip seringkali didasarkan atas jenis kelamin, keturunan, umur, agama, kebangsaan, dan kedudukan atau jabatan. Misalnya seorang manajer mempunyai persepsi bahwa ibu-ibu terutama yang mempunyai bayi dirumah tidak meyukai bekerja lembur dan menganggap bahwa bekerja lembur merupakan suatu beban. Secara umum persepsi tersebut mungkin benar, tetapi tidak berarti benar untuk ibu-ibu tertentu.
(25)
b. Halo effect
Halo effect adalah kecenderungan menilai seseorang
hanya atas dasar salah satu sifatnya saja. Misalnya seseorang yang mudah senyum dan penampilannya rapi dianggap lebih jujur dari orang yang berpenampilan serem. Padahal tidak ada hubungan antara murah senyum dengan kejujuran. Halo effect sering terjadi pada saat melakukan penilaian dengan wawancara. Pewawancara seringkali menilai hanya dari salah satu sifat seseorang yang nampak menonjol pada saat wawancara dilakukan, padahal salah satu sifat tersebut tidak mencerminkan sifat yang sebenarnya dari orang yang diwawancara tersebut. c. Projection
Projection merupakan kecenderungan seseorang untuk
menilai orang lain atas dasar perasaan dan sifatnya. Oleh karenanya, projection berfungsi sebagai suatu mekanisme pertahanan konsep diri seseorang sehingga lebih mampu menghadapi yang dilihatnya tidak wajar.
2.2.2. Proses Belajar
2.2.2.1. Pengertian Proses Belajar
Istilah belajar yang dimaksud disini adalah belajar dalam arti kata yang sangat umum, bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang biasa dilakukan dibangku sekolah, tetapi juga proses belajar yang dilakukan melalui pelatihan-pelatihan ataupu seminar-seminar yang
(26)
diselenggrakan oleh suatu lembaga pendidikan luar sekolah maupun lembaga pendidikan tinggi, balai pelatihan departemen, atau dinas tertentu. Selain itu, seseorang pemilik juga dituntut memiliki kemampuan untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya, serta belajar dari kebehasilan maupun kegagalan di masa lalu.
Proses belajar, merupakan perubahan yang relatif konstan dalam tingkah laku yang terjadi karena adanya suatu pengalaman atau latihan (Robbin,1993). Pengertian proses belajar dari sudut pandang psikologi lebih luas dari pengertian masyarakat awam pada umumnya yang menganggap bahwa belajar merupakan aktivitas yang berkaitan dengan lembaga pendidikan. Dari pengertian diatas ada tiga komponen belajar yaitu pertama, belajar melibatkan adanya perubahan. Perubahan tersebut bisa naik bisa juga turun bagi organisasi. Kedua, perubahan yang terjadi relatif permanen. Perubahan perilaku yang bersifat sementara menunjukkan kegagalan dari proses belajar. Ketiga, definisi terjadi apabila dalam pikiran atau sikap seseorang, jika tidak diikuti oleh adanya perubahan perilaku, maka tidak dapat dikatakan sebagai belajar.
Dengan belajar dari pengalaman orang lain dan pengalaman kita sendiri, juga dari kegagalan maupun keberhasilan para pemilik perusahaan kecil dimasa-masa yang lalu adalah merupakan contoh dari proses belajar yang dapat dimanfaatkan oleh para pemilik dalam menunjang keberhasilan perusahaan kecil dimasa yang akan datang.
Menurut Gibson, Donnely dan Ivancevich (1996 : 127), belajar merupakan salah satu proses fundamental yang mendasari perilaku.
(27)
Sebagian besar perilaku dalam organisasi adalah perilaku yang diperoleh dengan belajar. Proses belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana terjadi perubahan perilaku sebagai hasil dari praktek.
Menurut Stephen P. Robbins (1996 : 99), belajar dapat didefinisikan sebagai segala perubahan perilaku yang relatif permanen dan terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Dengan kata lain pengalaman yang merupakan hasil kontak antara manusia dengan lingkungan juga dapat menjadi sarana proses belajar.
Berdasarkan beberapa definisi diatas disimpulkan bahwa belajar adalah proses terjadinya perubahan relatif permanen dari perilaku-perilaku, baik yang diperoleh dari pendidikan formal maupun pendidikan non-formal.
2.2.2.2. Teori Proses Belajar
Teori pembelajaran sosial yaitu orang dapat belajar lewat pengamatan dan langsung serta pentingnya persepsi dalam belajar. Orang-orang menanggapi bagaimana mereka membayangkan dan didefinisikan konsekuensi-konsekuensi, bukan pada konsekuensi objektif itu sendiri (Robbin, 2001: 69).
Pengaruh model bersifat sentral itu sangat penting bagi titik pandang pembelajaran sosial. Pengaruh yang akan dikenakan oleh suatu model pada seseorang individual ada empat proses :
1. Proses-proses perhatian (atentional). Orang hanya belajar dari suatu atau seorang model bila mereka mengenali dan menaruh perhatian pada perwajahannya yang menentukan.
(28)
2. Proses-proses penahanan (retensi). Pengaruh suatu model akan tergantung pada betapa baik individu mengingat tindakan model itu setelah model itu lagi mudah tersedia.
3. Proses-proses reproduksi motor. Setelah seseorang menyaksikan sebuah perilaku baru dengan mengamati model itu, pengamatan itu harus diubah menjadi pelaksanaan atau perbuatan.
4. Proses-proses penguatan (reinforcement). Individu-individu akan dimotivasi untuk memperagakan perilaku bermodel juga disediakan rangsangan positif atau ganjaran. Perilaku yang diperkuat itu akan diberi perhatian yang lebih besar, dipelajari lebih baik,dan dilaksanakan lebih sering.
Menurut Indriyo G (1997:25) ada tiga teori yang menjelaskan proses tentang pola perilaku, yaitu :
1. Pengkondisian Klasik
Adalah jenis pengkondisian dimana tanggapan seseorang terhadap stimulus (rangsangan) tidak selalu tanggap. Studi pengkondisian klasik ini mencoba menggungkapkan tentang keterkaitan stimulus atau rangsngan dengan respon atau tanggapan, dengan melalui proses belajar stimulus yang dikondisikan sehingga dapat mengahasilkan respon yang dikondisikan.
2. Pengkondisian Operan
Menurut pengkondisian operan bahwa perilaku merupakan fungsi dari akibat itu sendiri. Kecenderungan mengulangi suatu perilaku tertentu dipengaruhi oleh penguatan yang disebabkan oleh akibat perilaku tersebut.
(29)
3. Pengkondisian sosial
Merupakan suatu proses belajar yang dilakukan melalui suatu pengamatan dan pengalaman yang dialami secara langsung. Proses belajar yang dialami seseorang pada umumnya melalui pengamatan dilakukan terhadap orangtuanya sendiri, guru, teman, atasan, dan orang-orang lain di sekelilingnya. Pengkondisian sosial ini merupakan suatu fungsi dari konsekuensi perilaku tersebut, termasuk juga observasi dan persepsinya dalam belajar.
Secara teoritis individu diperkirakan akan menjadi pelaksana dengan prestasi tinggi bila mereka melihat suatu kemungkinan (probabilitas) tinggi bahwa usaha-usaha mereka akan mengarah ke prestasi tinggi, suatu probabilitas tinggi prestasi tinggi akan mengarah ke hasil-hasil yang menguntungkan, (Handoko, 2001: 263)
2.2.3. Motivasi
2.2.3.1. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi diambil dari istilah latin movere, berarti “pindah“. Dalam konteks sekarang, motivasi adalah proses-proses yang meminta pengarahan, arahan dan menetapkan tindakan sukarela yang mengarah pada tujuan.
Menurut Gibson (1996 : 185), motivasi merupakan konsep yang kita gunakan untuk menggambarkan dorongan-dorongan yang timbul pada atau didalam seorang individu yang mengerakkan dan mengarahkan perilaku.
Selanjutnya menurut Indriyo G (1997 : 28), motivasi adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakan,
(30)
mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu. Proses timbulnya motivasi seseorang merupakan gabungan dari konsep kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan.
Sedangkan menurut Handoko (2001 : 251), motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi manajer, karena menurut definisi pemilik harus bekerja dengan dan melalui orang lain.
Berdasarkan dari beberapa definisi diatas dapat diartikan bahwa motivasi adalah suatu keadaan atau kondisi yang memberikan dorongan dari dalam diri seseorang yang digambarkan sebagai keinginan, kemauan agar dapat tercapai tujuan.
2.2.3.2. Teori Motivasi
Semua tingkah laku manusia pada dasarnya mempunyai motif tertentu, dan motif merupakan tenaga penggerak atau dorongan, keinginan, hasrat yang ada didalam diri manusia untuk melakukan sesuatu atau menyebabkan oranglain berbuat sesesuatu, motif memberi tujuan dan arah pada perilaku seseorang.
Menurut Handoko (1984 : 255), mengatakan bahwa teori-teori motivasi dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Teori-teori petunjuk (prescpriptive theories), mengemukakan bagaimana memotivasi para karyawan. Teori-teori ini didasarkan atas pengalaman coba-coba.
(31)
2. Teori-teori isi (content theories), kadang-kadang disebut teori-teori kebutuhan (need theories) adalah berkenaan dengan pertanyaan “apa penyebab-penyebab perilaku” atau memusatkan pada pertanyaan
“apa“dari motivasi.
3. Teori-teori proses (process theories), berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan atau menjelaskan aspek “bagaimana“ dari motivasi.
Beberapa teori yang mendukung atas teori motivasi (Gibson dkk, 1996: 188), yaitu :
1. Teori Motivasi Kepuasan
Teori kepuasan memusatkan diri pada kebutuhan individu didalam menjelaskan kepuasan kerja, perilaku kerja dan sistem imbalan teori ini menyatakan bahwa definisi kebutuhan didalam diri individu menentukan respon perilaku
a. Teori Hirarki kebutuhan Maslow
Teori Maslow menganggap bahwa orang mencoba memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar sebelum mengarahkan perilaku dalam memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi.
1) Fisiologi : Merupakan hirarkhi kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makanan, minuman, tempat tinggal, oksigen, sembuh dari rasa sakit, dll.
2) Keamanan dan keselamatan : kebutuhan rasa aman ini
meliputi kebutuhan untuk kemerdekaan dari ancaman, 20
(32)
seperti keamanan dari kejadian atau lingkungan yang mengancam, jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja, dll.
3) Rasa memiliki, sosial, dan kasih sayang : jika kebutuhan fisologis dan rasa aman telah terpuaskan maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan atas persahabatan, berkelompok, interaksi dan kasih sayang. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervise yang baik, rekreasi bersama.
4) Penghargaan : kebutuhan keinginan untuk dihormati,
dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang. b. Teori ERG- Aldefer
Teori ini mengkategorikan kebutuhan atas :
1) Eksistensi : Kebutuhan eksistensi ini sama dengan kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan eksistensi berupa semua kebutuhan fisiologis dan material dan kebutuhan rasa aman seperti kebutuhan akan makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan keamanan. Sedangkan dalam organisasi kebutuhan ini termasuk didalamnya seperti upah, kondisi kerja, jaminan sosial, dll.
2) Keterkaitan : kebutuhan akan keterkaitan sama dengan kebutuhan sosial. Kebutuhan akan keterkaitan meliputi semua bentuk kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan hubungan antarpribadi ditempat kerja.
(33)
3) Pertumbuhan : kebutuhan pertumbuhan ini meliputi semua kebutuhan yang berkaitan dengan pengembangan potensi seseorang termasuk kebutuhan aktualisasi diri. Kepuasan atas kebutuhan pertumbuhan oleh orang-orang yang terlibat dalam suatu tugas tidak saja ingin menggunakan dan menunjukkan kemampuan secara maksimal tetapi juga untuk dapat mengembangkan kemampuan baru.
c. Teori dua faktor- Herzberg
Penjelasan motivasi kepuasan lainnya dikemukan oleh Frederick Herzbeg (1959), ia mengatakan teorinya pada suatu penelitian pemuasan kebutuhan dan pada dampak terhadap motivasi yang dilaporkan tentang pemuasan di atas 200 ahli teknik dan akuntan. Teori itu disebut sebagai teori motivasi dua faktor, yaitu :
1) Faktor-faktor pemeliharaan (Maintenance factors)
Beberapa kondisi dari suatu pekerjaan terutama menyebabkan ketidakpuasan para pegawai bila kondisi tersebut tidak ada. Herzberg juga mencatat bahwa banyak diantara kondisi itu sering dirasakan oleh para pemilik sebagai faktor yang dapat memotivasi bawahan, tetapi kenyataan kondisi itu lebih potensial sebagai bukan pemuas kalau kondisi tersebut tidak ada. Ini adalah faktor yang membuat orang merasa tidak puas, serangkaian kondisi ekstrinsik ini antara lain : upah, keamanan kerja, kondisi
(34)
kerja, status, prosedur perusahaan, mutu dari hubungan interpersonal di antara teman sejawat, dengan atasan, maupun dengan bawahan.
2) Faktor-faktor motivasi (Maintenance Factor)
Beberapa kondisi kerja membentuk motivasi dan kepuasan kerja yang tinggi, yang apabila didalam pekerjaan yang akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat dan baik. Jika kondisi ini tidak ada maka ternyata tidak menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan. Serangkaian kondisi intrisik antara lain: prestasi, pengakuan, tanggungjawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan berkembang.
d. Teori Motivasi Prestasi dari McClelland
David McCllelland dan para peneliti lainnya mengemukakan bahwa ada korelasi positif antara kebutuhan berprestasi dengan prestasi dan sukses pelaksanaan.
McCllelland mengemukakan bahwa kebutuhan prestasi tersebut dapat dikembangkan pada orang dewasa. Orang-orang yang berorientasi prestasi mempunyai karakteristik-karateristik tertentu yang dapat dikembangkan, yaitu :
1) Menyukai pengambilan resiko yang layak (moderat) sebagai fungsi keterampilan, bukan kesempatan, menyukai suatu tantangan dan menginginkan tanggungjwab pribadi bagi hasil-hasil yang dicapai.
(35)
2) Mempunyai kecenderungan untuk menetapkan tujuan-tujuan prestasi yang layak dan menghadapi resiko yang sudah diperkirakan.
3) Mempunyai kebutuhan yang kuat akan umpan balik tentang apa yang telah dikerjakannya.
4) Mempunyai keterampilan dalam perencanaan jangka
panjang dan memiliki kemampuan-kemampuan organisasional.
2. Teori Motivasi Proses
Teori ini berguna untuk setiap orang yang mau berusaha dan bekerja keras sesuai dengan harapan. Jika seseorang mempunyai harapan yang tinggi maka semangat kerja bagus namun apabila seseorang harapan kurang maka akan berpengaruh dari menurunkan kualitas kerjanya. Menurut Handoko (1984 : 263) mengatakan bahwa ada 3 macam teori motivasi proses yaitu :
a. Teori pengharapan
Teori pengharapan ini dikemukan oleh Victor Vroom, ia mengatakan bahwa orang dimotivasi untuk bekerja bila mereka mengharapkan usaha-usaha yang ditingkatkan akan mengarahkan ke balas jasa tertentu dan menilai balas jasa sebagai hasil dari usaha-usaha mereka.
b. Teori keadilan
Teori ini mengemukakan bahwa orang akan selalu cenderung membandingkan antara masukan-masukan yang
(36)
mereka berikan pada pekerjaannya dalam bentuk pendidikan, pengalaman, latihan dan usaha dengan hasil-hasil yang mereka terima, seperti mereka membandingkan balas jasa yang diterima karyawan lain dengan yang diterima dirinya untuk pekerjaan yang sama.
c. Teori pengukuhan
Teori ini didasarkan pada hubungan sebab akibat dari perilaku dengan pemberian kompensasi.
2.2.4. Kepribadian
2.2.4.1. Pengertian Kepribadian
Kepribadian seseorang tidak sama persis dengan kepribadian orang lain. Kepribadian ini adalah sangat unik. Dengan kepribadian yang dimiliki seseorang, dia dapat memikat orang lain, orang menjadi simpati padanya, orang tertarik dengan pembicaraannya maka orang akan terkesima olehnya. Ada beberapa orang memiliki bersifat pasif dan pendiam, sementara yang lainnya ceria dan agresif. Ketika kita menggambarkan orang dari segi karakteristiknya, seperti pendiam, setia, ambisius, atau suka bergaul, kita mengkategorikan mereka dari segi sifat kepribadian.
Menurut Gibson (1991 : 70), kepribadian adalah pola perilaku dan proses mental yang unik yang mencirikan seseorang, kepribadian seseorang adalah seperangkat karakteristik yang relatip mantap, kecenderungan yang sebagian besar dibentuk oleh faktor-faktor sosial,
(37)
kebudayaan dan lingkungan, jadi kepribadian disini meliputi karakteristik individu (merupakan ciri khas yang melekat dalam diri seseorang) dan lingkungan (merupakan faktor diluar individu yang dapat mempengaruhi keberadaan individu tersebut).
Menurut Indriyo G (1997 : 18), mengatakan bahwa kepribadian adalah cara seseorang bereaksi dan berinteraksi dengan oranglain (Robbins 1993). Ada sejumlah teori tentang kepribdian, dan tidak ada suatu teori yang dianggap paling baik. Untuk kondisi tertentu suatu teori mungkin lebih baik dalam menjelaskan perilaku atau meramalkan respon atau tanggapan seseorang.
Menurut Indryati Sunaryo (1993) ada dua pendapat yang bertentangan tentang faktor-faktor pembentuk kepribadian, yaitu :
1. Aliran yang percaya bahwa kepribadian seseorang secara murni ditentukan oleh faktor bawahan. Menurut Lambroso berpendapat a born criminal maksudnya bahwa seseorang itu menjadi jahat karena memang ia sudah dilahirkan sebagai penjahat.
2. Aliran yang percaya pengaruh faktor lingkungan. Menurut john Locke dengan teori “tabula rasa“ maksudnya bahwa seorang bayi yang dilahirkan itu ibarat selembar kertas putih, lingkunganlah yang dapat menentukan apakah seseorang itu akan menjadi jahat atau baik.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kepribadian adalah sesuatu yang terdapat dalam diri seseorang dan dapat mencirikan perilaku seseorang yang dapat membedakan antara yang satu dengan yang lain.
(38)
2.2.4.2. Teori Kepribadian
Menurut Gibson (1996 :157) mengatakan untuk memahami kepribadian dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :
1. Pendekatan ciri atau sifat (Trait theories)
Ciri didefinisikan sebagai kecenderungan yang dapat diduga, yang merupakan perilaku berbuat dengan cara yang konsisten dan khas.
2. Teori Psikodinamis ( Psycodinamis Theories )
Menurut frued adalah susunan personalitas atau kepribadian seseorang itu dapat menjelaskan dengan kerangka ketidaksadaran. Freud menjelaskan bahwa ada tiga hal penting yang berhubungan, dan seringkali berlawanan, tiga hal itu adalah :
a. Identitas Diri
Merupakan bagian dari kepribadian dan tidak sadar, yang menjadi gudang bagi perangsang pokok. Bagian ini bekerja secara tidak rasional, tanpa mempertimbangkan apakah hal-hal yang diinginkan itu mungkin dapat diterima secara normal atau tidak.
b. Superego
Adalah nilai dari individu termasuk sikap moral yang dibentuk oleh masyarakat.
c. Ego
Berfungsi sebagai penengah dalam pertentangan. Ego mewakili gambaran seseorang mengenai suatu kenyataan fisik
(39)
dan sosial, suatu gambaran mengenai apa yang akan menimbulkan sesuatu dan hal-hal yang mungkin terjadi dalam dunia yang dialaminya.
3. Teori Humansitik (Humanistic Theories)
Teori menekankan pentingnya cara berpersepsi terhadap dunia mereka dan kekuatan yang mempengaruhinya. Pendekatan Carl Rogers atas pemahaman kepribadian adalah humanistic atau terpusat pada orang. Ia menasehatkan agar kita mendengarkan apa yang dikatakan orang mengenai dirinya sendiri dan memperlihatkan pandangan serta arti dari pengalaman dari orang-orang tersebut. Roger berkeyakinan bahwa perangsang organisme manusia yang paling mendasar adalah tertuju pada perwujudan diri, usaha keras yang terus menerus untuk mewujudkan potensi pada dirinya.
2.2.5. Organisasi Persepsi
Pengorganisasian adalah sebuah aspek penting dari persepsi. Hal terpenting dalam mengatur persepsi adalah kecenderungan untuk membuat pola rangsangan, tapi tidak semua rangsangan mencapai kesadaran seseorang dengan kejelasan yang sama (Gibson,et al,1996:137). Prinsip dasar dari organisasi persepsi adalah penyatuan, yang berarti bahwa berbagai stimulus atau rangsangan yang akan dirasakan sebagai suatu yang dikelompokkan secara menyeluruh. Pengorganisasian seperti itu memudahkan informasi dan memberikan pengertian yang terintegrasi terhadap stimulus. Jika informasi berasal dari situasi yang telah diketahui
(40)
oleh seseorang, maka informasi yang datang tersebut akan mempengaruhi cara seseorang mengorganisasikan persepsinya. Hasil pengorganisasian persepsi mengenai suatu informasi dapat berupa pengertian sesuatu obyek.
Menurut Miftah Thoha (1993 :153) pengorganisasian persepsi meliputi 3 hal, yaitu :
1. Kesamaan dan ketidaksamaan
Sesuatu objek yang mempunyai kesamaan dan ketidaksamaan ciri akan dipersepsi sebagai suatu objek yang berhubungan dan tidakberhubungan. Artinya objek mempunyai ciri yang sama dipersepsi ada hubungannya, sedangkan objek yang mempunyai ciri tidak sama adalah terpisah.
2. Kedekatan dalam ruang
Objek atau peristiwa yang dilihat oleh orang karena adanya kedekatan dalam ruang tertentu, akan dengan mudah diartikan sebagai objek atau peristiwa yang ada hubungannya.
3. Kedekatan dalam waktu
Objek atau peristiwa juga dapat dilihat sebagai hal yang mempunyai hubungan karena adanya kedekatan atau kesamaan waktu.
2.2.6. Pengaruh Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi Keuangan
Informasi menunjuk pada fakta-fakta dan pengetahuan yang tersedia yang menjadi kebutuhan penting untuk seluruh kegiatan operasional dalam organisasi. Tanpa informasi yang tepat waktu dan akurat, baik para karyawan maupun pemilik tidak akan dapat membuat keputusan secara efektif dan efesien.
(41)
Setiap pemilik dalam suatu perusahaan mempunyai seperangkat kebutuhan yang unik akan informasi. Informasi yang dibutuhkan sangat bergantung pada jenis-jenis keputusan yang dia ambil, tingkat manajerial dimana dia berkedudukan dan fungsi operasional yang dia jabat.
Informasi akuntansi keuangan merupakan bagian yang terpenting dari informasi yang diperlukan oleh manajemen. Informasi akuntansi keuangan yang dimaksud adalah informasi akuntasi yang disajikan untuk pemilik perusahaan dan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Wujud nyata dari informasi akuntansi keuangan terdiri dari : Neraca, Laporan laba-rugi, Laporan perubahan ekuitas, Laporan arus kas, dan Catatan atas laporan keuangan.
1. Neraca
Neraca merupakan laporan posisi keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Ada kalanya disebut juga “ daftar kekeyaan dan kewajiban “Yang menggambarkan hasil akhir daripada seluruh pencatatan transaksi - transasksi akuntansi sejak suatu perusahaan didirikan. Sumber - sumber perusahaan yang berupa harta dan hak-hak hukum yang dimiliki disebut aktiva. Kepentingan para kreditor atas aktiva ini disebut dengan kewajiban-kewajiban. Kewajiban-kewajiban tersebut dikatakan sebagai passiva. Aktiva dan passiva perusahaan selalu berubah-ubah sebagai akibat dari berbagai mutasi dan transaksi yang terjadi. Neraca sebagai mana disebut “persamaan akuntansi“ dengan rumus :
Aktiva = Passiva Atau Aktiva = kewajiban + modal 30
(42)
2. Laporan laba-rugi
Laporan ini menyajikan antara pendapatan dan beban menurut karakteristiknya dan disusun dalam bentuk berjenjang ( multiple step ) yang menggambarkan pendapatan atau beban yang berasal dari suatu kegiatan. Laporan laba rugi menyajikan secara terperinci unsur pendapatan dan beban, serta membedakan antara unsur-unsur pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan non-operasional. Jenis-jenis pendapatan utama dari operasi suatu bank antara lain : pendapatan bunga, pendapatan komisi, serta pendapatan lainnya. Jenis-jenis beban utama dari operasi suatu bank, antara lain : beban bunga, beban komisi, dll. Pendapatan bunga dan beban bunga diungkapkan secara terpisah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai komposisi dan alasan perubahan nilai bersih bunga. Nilai bersih bunga merupakan selisih antara pendapatan bunga dan beban bunga.
3. Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan penurunan aktiva bersih atau kekayaan bank selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
4. Laporan arus kas
Menunjukkan arus dana dan perubahan-perubahan dalam posisi keuangan selama tahun buku yang bersangkutan. Tujuan laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi relevan tentang penerimaan dan
(43)
pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode. Untuk mencapai tujuan periode ini, aliran kas diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang berbeda yaitu penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan investasi, pembelanjaan dan kegiatan usaha.
Kas sebagai segala sesuatu yang dapat dengan “segera” dijadikan atau dicairkan menjadi uang. Sedangkan menurut PSAK 02 setara kas adalah: “investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.” Oleh karena itu kas dan setara kas terdiri atas :
a. Kas
b. Giro pada bank Indonesia c. Giro pada bank lain
Mengingat bank mempunyai likuiditas yang sangat ketat jika dibandingkan dengan perusahaan pada umumnya maka penempatan yang segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya tidak termasuk dalam perhitungan ini.
5. Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang perlu penjelasan harus didukung dengan informasi yang dicatumkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Pihak yang berkepentingan sangat memerlukan informasi tentang perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan tersebut.
(44)
Laporan keuangan perusahaan merupakan bahan yang digunakan oleh pemilik untuk menilai prestasinya yang ditunjukkan dari pemahaman terhadap laporan keuangan tersebut. Selain itu laporan keuangan juga digunakan oleh pengusaha kecil sebagai pertanggung jawabannya atas dana-dana yang dikelola.
2.2.7. Karakteristik Laporan Keuangan
Menurut Halim (2000 : 34) karakteristik laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) disebutkan ada empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi, bisnis, dan akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh penggunaan tertentu.
2. Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan, informasi memiliki kualitas
(45)
relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi pengguna dimasa lalu. Informasi posisi keuangan dan kinerja dimasa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pengguna. Seperti pembayaran upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memahami komitmennya ketika jatuh tempo.
3. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan, misalnya jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum masih dipersengketaan mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tertentu tersebut. 4. Dapat diperbandingkan
Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan
(46)
posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antarperiode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
2.2.8. Perusahaan kecil
2.2.8.1. Pengertian Perusahaan kecil
Menurut Undang-Undang no 9 tahun 1995, pasal 1 ayat 1, usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang tersebut diatas. Jika dijabarkan secara lebih rinci berdasarkan undang-undang tersebut maka usaha kecil adalah perusahaan yang memiliki total asset atau kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Selanjutnya menurut Tedjasutisna (2000 : 9), usaha kecil adalah perusahaan kecil yang melakukan kegiatan usahanya, seperti usaha industri maupun non industri (industri rumah, industri kerajinan, jasa). Dimana perusahaan kecil yang dimaksud disini adalah perusahaan yang belum dikelola secara atau lewat manajemen modern dengan tenaga-tenaga professional.
(47)
2.2.8.2. Kriteria Perusahaan kecil
Ada beberapa definisi mengenai usaha kecil yang tercantum dalam peraturan - peraturan maupun peraturan pemerintah. Berikut ini beberapa pengertian usaha kecil dan menengah yang dikemukan oleh B.N. Marbun, S. H. (1996 : 02), antara lain :
1. Didalam UU no 9/1999 ditetapkan definisi kecil adalah suatu usaha yang memiliki nilai asset neto (tidak termasuk tanah dan bangunan ) yang tidak melebihi Rp. 200.000.000,00 atau penjualan per tahun tidak lebih besar dari Rp. 1 Milyar.
2. Menurut Inpres No. 10/1999, Usaha menengah adalah suatu unit usaha dengan nilai asset neto (diluar usaha tanah dan gedung) antara Rp. 200.000.000,00 hingga Rp. 10 Milyar.
3. Menurut BPS (1998), industri kecil adalah usaha dengan jumlah pekerja paling sedikit 5 orang dan paling banyak 19 orang termasuk pengusahanya.
2.2.8.3. Keberhasilan Perusahaan kecil
Menurut Marbun (1996:4), suatu perusahaan kecil dikatakan berhasil apabila unit usaha tersebut dapat :
1. Merumuskan tujuan dan sasaran usahanya, serta mengadakan
perencanaan jangka panjang secara sederhana.
2. Membuat dan mempraktekan rencana kerja tahunan, setengah
tahunan, dan bulanan. Baik menyangkut jumlah atau omset penjualan, jumlah produksi, jumlah biaya operasional, maupun jenis promosinya.
(48)
3. Merencanakan hal yang menyangkut biaya pembaharuan, biaya pengembangan atau pendidikan karyawan, biaya pelunasan dan biaya asuransi.
4. Membuat rencana peminjaman modal ke bank untuk membiayai
perluasan usaha dan pengembangannya.
5. Merencanakan laba yang patut dicapai demi kelangsungan dan perluasan serta pertumbuhan usahanya.
6. Menjadi besar dan mengadakan persiapan sukses atau pewarisan ke generasi penerus.
Harus diperhatikan pula bahwa suatu hal yang maju selalu didasari oleh beberapa hal yang penting untuk dijadikan pegangan yaitu :
1. Setiap usaha selalu memerlukan perencanaan yang seksama. 2. Pemilik atau manajer harus ulet dan tekun.
3. Pemilik usaha harus memiliki kesanggupan untuk menghadapi masa suram karena usaha yang menurun atau karena menderita kerugian.
2.2.9. Hubungan Proses Belajar dan Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi Keuangan
Proses belajar yang merupakan salah satu faktor yang timbul dari dalam diri pribadi pemilik (faktor internal) mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembentukan persepsi pemili atas informasi akuntansi keuangan. Dari hasil penelitian Kiryanto,dkk diketahui bahwa proses belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap persepsi pemilik atas laporan keuangan. Selain itu menurut Murniati (2002) mengatakan bahwa
(49)
semakin sering pemilik mengikuti pelatihan akuntansi, maka proposi perusahaan tersebut untuk menyiapkan dan menggunakan informasi akuntansi keuangan akan semakin tinggi. Dengan kata lain, proses belajar akan mempengaruhi persepsi pemilik atas laporan keuangan. Persepsi pemilik atas informasi akuntansi keuangan tersebut diwujudkan oleh perilakunya yang ditunjukkan dengan keberhasilan dalam mengelola perusahaan kecil.
2.2.10. Hubungan Motivasi dan Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi
Akuntansi Keuangan
Motivasi merupakan kekuatan–kekuatan yang ada dalam diri (faktor internal) setiap individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku. Dari hasil penelitian Kiryanto,dkk mengatakan bahwa motivasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap persepsi pemilik atas laporan keuangan. Sedangkan Hendra Dwi kurnianto diketahui bahwa motivasi memilki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap persepsi pemilik atas inforamsi akuntansi keuangan, sehingga dalam peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara motivasi dan persepsi pemilik atas informasi akuntansi keuangan dalam perusahaan kecil.
2.2.11. Hubungan Kepribadian dan Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi
Akuntansi Keuangan
Kepribadian yang dimiliki oleh seseorang pasti berbeda dengan orang lain. Kepribadian dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap
(50)
sesuatu hal, dan persepsi antara lain satu orang dengan orang lain dapat berbeda sesuai bagaimana karakteristik seseorang dan lingkungan sekitarnya.
2.2.12. Hubungan Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi Keuangan dan Keberhasilan Perusahaan Kecil
Persepsi antara satu pemilik dengan pemilik yang lain terhadap suatu objek bisa berbeda walaupun mereka dalam situasi yang sama. Persepsi suatu objek dapat berubah karena pengaruh dari persepsi dan target. Dengan kata lain, pemilik perusahaan akan berperilaku dengan cara tertentu sesuai dari apa yang dilihat dan diyakini, sehingga faktor persepsi memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan dan kebijaksanaan pemilik untuk bertindak yang pada akhirnya akan menentukan keberhasilan mengelola perusahaan kecil.
Untuk mencapai keberhasilan perusahaan, seorang pemilik perusahaan kecil dituntut harus menguasai keterampilan teknis dan juga dituntut untuk memiliki kemampuan belajar yang tinggi serta beradaptasi dengan lingkungan. Selain itu pemilik juga harus mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja dan juga harus mempertimbangkan naluri sehingga dapat mempersepsikan dengan cepat. Semakin baik persepsi yang dimiliki oleh pemilik atas informasi akuntansi keuangan, maka dapat menunjang atau meningkatkan keberhasilan mengelola perusahaannya. Bila pemilik mengerti dan memahami suatu informasi akuntansi keuangan, maka diharapkan mereka dapat melaksanakan proses akuntansi secara
(51)
benar sehingga apabila dihadapkan pada suatu permasalahan, mereka dapat segera mengatasinya dan tidak akan membahayakan kelangsungan hidup perusahaan yang dikelolanya.
Informasi akuntansi keuangan dalam suatu perusahaan merupakan salah satu informasi yang sangat penting dalam pengambilan keputusan untuk menentukan langkah-langkah perusahaan dimasa yang akan datang. Dalam pengambilan keputusan, seorang pemilik perusahaan kecil perlu mempertimbangkan segala sesuatu agar keputusan dapat bermanfaat bagi keberhasilan perusahaan. Hal ini tidak terlepas dari adanya persepsi pemilik perusahaan kecil dalam informasi yang penting, akurat dan sesuai dengan kebutuhan tujuan perusahaan.
2.3. Kerangka Pikir
Untuk memudahkan analisis dan menguji hipotesis, maka dapat digambarkan dalam suatu bagan kerangka pikir, ynag disajikan pada gambar 1 dan 2, sebagai berikut.
Hipotesis 1
Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi Keuangan
(Y) Motivasi
(X2)
Kepribadian (X3)
Proses Belajar (X1)
Regresi Linier Berganda
Gambar. 1 : Diagram Kerangka Pikir
(52)
Hipotesis 2
Keberhasilan Perusahaan Kecil
(Z) Persepsi Pengusaha Kecil Atas
Informasi Akuntansi Keuangan (Y)
Regresi Linier Sederhana Gambar. 2 : Diagram Kerangka Pikir
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas yang bisa dikemukan adalah bahwa bila proses belajar yang dialami oleh pemilik baik yang formal maupun non-formal terhadap suatu hal terutama hal-hal yang belum diketahui dan masih baru, misalnya tentang akuntansi pada umumnya dan informasi akuntansi keuangan pada khususnya berjalan dengan baik. Dengan demikian dapat diharapkan bahwa dengan semakin tinggi dan semakin baik proses belajar seorang pemilik atas informasi akuntansi keuangan maka semakin tinggi dan baik pula kemampuan pemilik dalam mengelola perusahaannya guna menunjang keberhasilan usaha yang dikelola.
Motivasi merupakan kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku. Bila seorang pemilik memiliki perilaku yang bersemangat yang merupakan hasil dari tingkat motivasi yang kuat, misalnya memiliki semangat kerja yang tinggi serta bersemangat untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan, maka diharapkan semakin kuat motivasi seorang pemilik atas informasi akuntansi keuangan, semakin tinggi dan baik pula kemampuan pemilik dalam mengelola perusahaan guna menunjang keberhasilan perusahaan kecil.
(53)
42
Kepribadian yang merupakan ciri khas yang dimiliki individu sehingga dapat membedakannya dengan individu yang lain dan dapat menjadi faktor yang menentukan persepsi pemilik atas informasi akuntansi keuangan. Bila seorang pemilik memiliki kepribadian yang unik, menarik, handal dan tangguh dan unggul. Misalnya berjiwa besar dan mau menerima perubahan atau sesuatu yang baru dengan baik sehingga mampu memanfaatkan peluang usaha dengan cepat, serta mempunyai naluri usaha yang kuat maka diharapkan pula memiliki persepsi yang baik atas laporan keuangan yang mungkin merupakan sesuatu yang baru sehingga dapat menjadi sarana penunjang keberhasilan dalam mengelolah perusahaannya.
2.4. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Diduga faktor proses belajar, motivasi, dan kepribadian
berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi
akuntansi keuangan,
H2 : Diduga persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan kecil,
(54)
43
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak variabel tersebut (Nazir, 2005 : 126)
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 3 (tiga) variabel (X) yaitu proses belajar (X1), motivasi (X2), dan kepribadian (X3),
dan 1 (satu) variabel (Y) yaitu persepsi pengusaha kecil Atas informasi akuntansi keuangan dan keberhasilan perusahaan kecil sebagai variabel (Z)
Adapun definisi operasional dari masang – masing variabel tersebut, yaitu sebagai berikut :
1. Variabel (X) :
a. Proses Belajar (X1)
Proses belajar merupakan perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengamatan dalam suatu cara yang berbeda baik proses belajar formal maupun informal. Keberhasilan seseorang tergantung pada kemampuan belajarnya.
b. Motivasi (X2)
Motivasi merupakan konsep yang menguraikan tentang kekuatan yang ada pada diri sendiri setiap individu untuk memulai
(55)
44
dan mengarahkan perilaku, mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk keuntungan bagi pemilik yang akan membuka usahanya.
c. Kepribadian (X3)
Kepribadian merupakan himpunan karakteristik, kecenderungan yang dibutuhkan secara nyata oleh faktor karakteristik individual dan lingkungan dalam diri seseorang untuk berinteraksi dan reaksi ke oranglain.
2. Variabel (Y)
Persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan
Persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan merupakan suatu proses dimana pemilik mengorganisasikan kesan-kesan indera mereka tentang pengambilan inisiatif, pemahaman agar memberikan makna atas informasi akuntansi keuangan. Memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, dan penciuman, memberikan makna bagi lingkungan mereka.
3. Variabel (Z)
Keberhasilan perusahaan kecil
Keberhasilan perusahaan kecil merupakan keberahasilan ditinjau dari adanya peningkatan kekayaanyang dimiliki perusahaan diluar pinjaman.
(56)
45
3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval. Menurut Nazir, (2005 : 131) skala interval.yaitu suatu pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain yaitu jarak yang sama dari suatu ciri / sifat yang diukur, sedangkan teknik pengukuran yang digunakan adalah semantik
deferensial Menurut Nazir (2005 : 344) skala semantik deferensial ini
digunakan untuk mengukur pengertian suatu objek / konsep oleh seseorang. Dalam Semantic Defferential ini responden diminta untuk menilai
suatu objek dengan menggunakan skala 5 (lima) poin dengan pola sebagai berikut
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 3 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dengan sangat setuju terhadap pertanyaan yang diberikan, jawaban 5, berarti cenderung sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.
3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi adalah merupakan kelompok subjek/objek yang memiliki ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subjek/objek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi
(57)
46
dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004 : 44). Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha kecil di Wedoro – Sidoarjo yang bergerak dalam bidang Industri pembuatan sandal, sepatu, dan tas berjumlah 25 industri
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004: 44). Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2006: 96).
Berdasarkan teknik penentuan sampel tersebut, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 25 industri.
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli pihak pertama (Ikhsan dan Ishak, 2005 : 109). Data primer dalam penelitian ini bersumber dari tanggapan responden atas pertanyan yang tertera dalam kuisioner
(58)
47
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang tersusun dalam arsip baik yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Ikhsan dan Ishak, 2005 : 109)
3.3.2. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1 Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pembagian lembar pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi data (Nazir, 2005 : 203).
2 Interview
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara wawancara atau tanya jawab secara lisan dengan pihak perusahaan guna melengkapi data dalam penelitian ini. (Nazir, 2005 : 193).
3 Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan penelitian langsung pada obyek yang diteliti.(Nazir, 2005 : 212).
3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Validitas Data
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006 : 49)
(59)
48
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai rhitung > rtabel dan nilai
r positif, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah valid (Ghozali, 2006 : 50)
3.4.2. Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006 : 45).
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Cronbach Alpha > 0,60, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah reliabel (Ghozali, 2006 : 46)
3.4.3. Uji Normalitas
Uji Normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel – variabel yang digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, digunakan uji Kolmogorov Smirnov
Dasar analisis yang digunakan yaitu nilai signifikansi atau nilai probabilitasnya (Asymp sig (2-tailed) > 5%, maka butir atau item
pertanyaan tersebut adalah berdistribusi normal(Sumarono, 2004 :40)
3.5. Asumsi Klasik
Persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE (Best Linier
Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji regrasi ini
(60)
49
Untuk mengambil keputusan BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi klasik yang tidak boleh dilanggar oleh persamaan tersebut, yaitu autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedasitas (Gujarati, 1999 : 153)
1. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan cara uji Durbin-Watson (DW test), tetapi dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data time series, sehingga untuk Uji Autokorelasi tidak dilakukan. (Gujarati, 1999 : 201).
2. Multikolineritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikoliniaritas adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor).
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance
Inflation Factor) < 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi
tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas (Ghozali, 2006 : 57-59)
3. Heteroskedasitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
(61)
50
pengamatan ke pengamatan lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas adalah dengan uji korelasi rank
spearman
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig (2-tailed) >
0,05, maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bebas Heteroskedastisitas (Santoso, 2001 : 161)
3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1. Teknik Analisis
Hipotesis I
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan model persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
(Anonim, 2009: L-21) Keterangan :
Y = Persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan
β0 = Konstanta
X1 = Proses Belajar
X2 = Motivasi
X3 = Kepribadian β1…3 = Koefisien regresi
(62)
51
Hipotesis II
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana dengan model persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Z = β0 + β1Y + e
(Anonim, 2009: L-21) Keterangan :
Z = Keberhasilan Perusahaan kecil
β0 = Konstanta
Y = Persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan
β1 = Koefisien regresi
e = Standart Error
3.6.2. Uji Hipotesis Hipotesis I
1. Uji Kesesuaian Model
Uji ini digunakan untuk mengetahui sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh faktor proses belajar, motivasi, dan kepribadian terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan.
Hipotesis Statistik
1) Ho : β1 = 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan tidak
cocok guna melihat pengaruh faktor proses belajar, motivasi, dan kepribadian terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan.
(1)
82
4.4.2.
n terdahulu – faktor yang mempengaruhi perseps
ses belajar, motiva
4.4.3.
erdasarkan dari tujuan penelitian yang sudah dijelaskan pada bab ui pengaruh dari fa
Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya
Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitia adalah sama-sama membahas mengenai faktor
i pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan, sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada objek, jumlah sampel dan periode penelitian, sehingga penelitian ini bukan merupakan replikasi.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh faktor pro
si, dan kepribadian terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan dan persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan kecil.
Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat B
sebelumnya bahwa tujuan penelitian ini ádalah untuk mengetah
ktor proses belajar, motivasi, dan kepribadian terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan dan untuk menganalisis pengaruh persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan terhadap keberhasilan perusahaan kecil, telah tercapai. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh faktor proses belajar, motivasi, dan kepribadian terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan dan persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan kecil.
(2)
83
ra perusahaan untuk dapat
4.5. K
Peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan yang mungkin tian ini. Adapun batasan-batasan tersebut yaitu : 1. Ad
keadaan yang sebenarnya.
lahnya sedikit Dari manfaat yang telah dikemukakan, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan kepada pa
meningkatkan persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan guna mendukung keberhasilan perusahaan.
eterbatasan Penelitian
mempengaruhi hasil peneli
anya perbedaan persepsi di antara masing-masing responden (Perusahaan kecil) di dalam memahami konteks pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner.
2. Jawaban responden yang disampaikan secara tertulis melalui kuesioner belum tentu mencerminkan
3. Populasi yang diambil hanya berasal dari satu tempat saja, yang juga akan mempengaruhi pengambilan sampel, sehingga jum
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil uji kesesuaian Model dan uji Parsial dapat diketahui bahwa faktor proses belajar, motivasi, dan kepribadian berpengaruh signifikan terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi faktor proses belajar, motivasi, dan kepribadian maka diharapkan persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan akan semakin baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor proses belajar, motivasi, dan kepribadian dapat digunakan sebagai dasar untuk mengukur tingkat persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan.
2. Selanjutnya berdasarkan hasil Uji Parsial juga dapat diketahui bahwa persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan perusahaan kecil, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan maka diharapkan keberhasilan perusahaan kecil akan semakin tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengukur tingkat keberhasilan perusahaan kecil.
(4)
84 5.2. Saran
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam meningkatkan persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan guna mendukung keberhasilan perusahaan dimasa yang akan datang, yaitu sebagai berikut : 1. Untuk mencapai keberhasilan perusahaan, seorang pemilik perusahaan
hendaknya menguasai keterampilan teknis dan juga memiliki kemampuan belajar yang tinggi serta dapat beradaptasi dengan lingkungan.
2. Selain itu pemilik juga harus mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja dan juga harus mempertimbangkan naluri sehingga dapat mempersepsikan dengan cepat. Semakin baik persepsi yang dimiliki oleh pemilik atas informasi akuntansi keuangan, maka dapat menunjang atau meningkatkan keberhasilan mengelola perusahaannya.
3. Bila pemilik mengerti dan memahami suatu informasi akuntansi keuangan, maka diharapkan mereka dapat melaksanakan proses akuntansi secara benar sehingga apabila dihadapkan pada suatu permasalahan, mereka dapat segera mengatasinya dan tidak akan membahayakan kelangsungan hidup perusahaan yang dikelolanya.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks
Anonim, 2009, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan Akuntansi, FE UPN “ Veteran “ Jawa Timur.
Baridwan, Zaki, 1994, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi kedua, Cetakan Kedua, Cetakan Kedua, BPFE: Yogyakarta.
Engel, J. F Blackweel R. D, Miniard P. W, 1995, Perilaku Konsumen , Alih bahasa: Budujanto, Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Ghozali, Iman, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Tiga, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, Alih Bahasa : Zain, Sumarno,
Penerbit Erlangga, Jakarta
Handoko, T. Hani, 1984, Manajemen, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.
Hasan, Iqbal Moch, 2002, Metode Penelitian dan Aplikasinya, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Indrawijaya, 1989, Perilaku Organisasi, Edisi Pertama, Penerbit Sinar Baru, Bandung.
Indriyo, Gito Sudarmo, I Nyoman Sudita, 1997, Perilaku Keorganisasian, Edisi Pertama, PT. BPFE. Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Ikhsan, Arfan dan Ishak, Muhammad, 2005, Akuntansi Keprilakuan, Penerbit Salemba Empat
Kotler, P, 1997, Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, Penerbit Simon & Schuster, Pte. Ltd, Singapore.
Marbun, BN, 1996, Manajemen Perusahaan Kecil, Edisi Pertama, Penerbit PT. Pustaka Binanam Pressindo, Jakarta.
Nazir Moch. 2005, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Robbins, Stephen, P, 1996, Perilaku Organisasi, Jilid Satu, Edisi bahasa Indonesia, Penerbit Prenhallindo, Jakarta.
(6)
Santoso, Singgih, 2001, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Penerbit Elex Media Komputindo
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, Penerbit Alfabeta, Bandung. Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Penerbit Fakultas Ekonomi
Akuntansi Pembangunan Nasional “ Veteran “ Surabaya.
Sutisna, 2001, Perilaku Organisasi dan Komunikasi Pemasaran, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Thoha, Miftah, 1992, Organisasi, Edisi Kelima, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta. Wanandi, 2004, Manajemen Perilaku Organisasi, Edisi Pertama, Penerbit PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung.
Walgito Bimo, 1985, Pengantar Psikologi Umum, Edisi Ketiga, Yogyakarta.
Jurnal
Sutapa, Dedi Rusdi, KIryanto, 2001. Pengaruh Persepsi Manajer Atas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Keberhasilan Perusahaan Kecil , Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol .4, No.2, Mei 2001, Hal 199-211.
Skripsi
Yuniari, Tri, Candra, 2006, Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Manager Perusahaan Kecil Atas Informasi Keuangan di Surabaya, Jurusan Akuntansi, Skripsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.
Kurnainto, Dwi, Hendra, 2006, Pengaruh Persepsi Manajer Atas Informasi Keuangan Terhadap Keberhasilan Perusahaan Kecil di Sepande Sidoarjo, Jurusan Akuntansi, Skripsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.
Utami, Desiva, 2006, Pengaruh Poses Belajar, Motivasi, dan kepribadian Terhadap Persepsi Manajer Atas Laporan Keuangan Dalam Menunjang Keberhasilan Mengelola Perusahaan Kecil, Jurusan Akuntansi Skripsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Stie Perbanas. Surabaya.