INDEKS DIVERSITAS PLANKTON PADA MEDIA UJI SEMI LAPANG BAGI LARVA NYAMUK Aedes aegypti DI SUKARAME BANDAR LAMPUNG

INDEKS DIVERSITAS PLANKTON PADA MEDIA UJI SEMI LAPANG
BAGI LARVA NYAMUK Aedes aegypti DI SUKARAME BANDAR
LAMPUNG

Oleh
Nanda Herista Saputri

ABSTRAK

Penyakit Demam Berdarah sampai saat ini masih menjadi kasus besar di Asia
Tenggara khususnya di Indonesia. Di Propinsi Lampung sendiri pada tahun 2007
kasus Demam Berdarah mencapai status “Kejadian Luar Biasa” (KLB), salah satu
vektor dari penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk Ae. aegypti menyukai tempat-tempat penampungan yang berair bersih
sebagai tempat perindukannya. Selain larva nyamuk Aedes aegypti yang ada di
habitat tersebut juga terdapat organisme lain seperti plankton baik phytoplankton
maupun zooplankton.
Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
antara Indeks diversitas plankton dengan kepadatan larva nyamuk Ae. aegypti
pada media uji semi lapang di Sukarame Bandar Lampung.
Penelitian telah dilakukan di Sukarame Bandar Lampung pada bulan Mei-Juni

2010. Penelitian ini dilakukan dengan 2 media yaitu air sumur dan air rendaman
kangkung dengan pengulangan sebanyak 6 kali dan pengambilan sampel sebanyak
4 kali selama 21 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis plankton yang ditemukan pada kedua
media tersebut terdiri dari 46 spesies. Spesies plankton yang sering diketemukan
adalah Mesocyclops aspericornis, Synendra sp, Paramaecium sp, Nitzchia sp,
Scytonema sp dan Perismopodia sp.

Keanekaragaman plankton tertinggi didapatkan pada media air rendaman
kangkung, sedangkan untuk analisis uji T didapatkan hasil bahwa
keanekaragaman plankton pada media air sumur dan air rendaman kangkung tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05). Kemelimpahan plankton tertinggi
didapatkan pada media air rendaman kangkung, sedangkan analisis uji T
kemelimpahan plankton antara air sumur dan air rendaman kangkung juga tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05). Kepadatan larva Aedes aegypti
tertinggi didapatkan pada media air rendaman kangkung, dengan hasil analisis uji
T tidak ada perbedaan yang signifikan antara media air sumur dan air rendaman
kangkung(P>0,05). Hasil analisis korelasi pearson menunjukkan bahwa indeks
keanekaragaman plankton yang berkorelasi negatif dan signifikan pada taraf nyata
5% terhadap kepadatan larva Aedes aegypti atau dengan kata lain terdapat

hubungan berbanding terbalik.
Keyword : Indeks Diversitas, Plankton, Kepadatan larva nyamuk, Aedes aegypti,
media uji semi lapang.

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nyamuk Aedes aegypti merupakan salah satu vektor dari penyakit demam
berdarah (DBD) yang sampai saat ini masih menjadi kasus besar di Asia
Tenggara karena menyebabkan kematian diatas 30% (WHO, 2006). Menurut
Setyaningrum (2007) pada bulan februari 2007 di Propinsi Lampung, kasus
demam berdarah mencapai status “Kejadian Luar Biasa” (KLB), wilayah di
kota Bandar Lampung yang menjadi daerah endemik salah satunya adalah
wilayah Kecamatan Sukarame.


Hidayat, Santoso dan Suwasono (1997) menyatakan bahwa nyamuk Aedes
aegypti menyukai tempat penampungan yang berair jernih dan terlindung
dari sinar matahari langsung sebagai tempat perindukannya. Tempat
penampung air seperti itu umumnya banyak dijumpai di dalam dan sekita
rumah, misalnya bak air wudhu, reservoir bawah dan atas, bak mandi/ WC,
drum/gentong/tempayan, buangan air kulkas/dispenser, penampungan air
bersih untuk minum/masak, kolam dan aquarium. Air bersih yang ditampung
oleh penduduk berasal dari berbagai sumber, misalnya air hujan, ledeng dan

2

sumur, air tersebut sangat cocok untuk tempat hidup larva Aedes aegypti
(Kireina, 2009)

Larva nyamuk Aedes aegypti merupakan organisme akuatik yang termasuk
dalam golongan meroplankton, yaitu sejenis plankton yang pada saat larva
sebagai plankton dan setelah dewasa menjadi benthos (Chandler dan Read
dikutip dari Riswana, 2006). Larva nyamuk dalam ekosistem, berperan baik
sebagai konsumen primer dan sekunder, sehingga membutuhkan makanan
baik phytoplankton maupun zooplankton (Odum, 1993). Selain itu sebagai

zooplankton, larva nyamuk juga membutuhkan keseimbangan lingkungan
hidupnya baik biotis maupun abiotis (kualitas perairan). Bila keberadaan
plankton menurun, maka kualitas perairan di sekitarnya juga akan menurun.
Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna, produktivitas, kekayaan
sumber daya alam dan keseimbangan ekologis yang ada di sekitarnya
(Anonim, 2002). Perubahan tersebut dapat dilihat dengan berubahnya
kualitas fisik, kimia dan biologi perairan yang meliputi kandungan oksigen
dalam air, pH, kemelimpahan, keanekaragaman, dominansi organisme air
(Connell dan Miller, 1995).

Berdasarkan kenyataan tersebut memacu penulis melakukan penelitian ini,
berfungsi mengetahui hubungan kemelimpahan dan keanekaragaman
plankton dengan kepadatan larva Ae. aegypti pada media uji semi lapang di
wilayah Sukarame Bandar Lampung.

3

B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui kemelimpahan dan keanekaragaman plankton sehabitat larva

nyamuk Aedes aegypti pada media air sumur dan air rendaman kangkung
pada skala semi lapang.
2. Mengetahui hubungan antara kemelimpahan dan keanekaragaman
plankton dengan kepadatan larva nyamuk Ae. aegypti dan kualitas air pada
media uji air sumur dan air rendaman kangkung.

C. Kerangka Pemikiran

Nyamuk Ae. aegypti merupakan vektor penyakit Demam Berdarah Dengue
( DBD ) utama di Indonesia. Penularannya pada manusia terjadi melalui
gigitan nyamuk yang terinfeksi virus dengue. Nyamuk Ae. aegypti
menyukai berada di tempat yang terlindung langsung dari sinar matahari,
seperti di dalam rumah ataupun di tanaman. Nyamuk ini bertelur di tempat
air yang tergenang dan bersih.

Saat meletakkan telurnya, nyamuk Ae. aegypti betina tertarik pada tempat
penampungan air yang berwarna gelap, terbuka lebar terutama yang terletak
di tempat-tempat yang terlindung dari sinar matahari, seperti bak mandi dan
penampungan air bersih lainnya.


4

Air rendaman kangkung memiliki populasi mikroorganisme yang lebih tinggi
dibandingkan dengan air sumur, diduga adanya pakan alami tersebut dapat
mempengaruhi kemelimpahan dan kepadatan larva nyamuk Aedes aegypti.

Selain larva nyamuk Ae. aegypti, ada organisme lain yang mempunyai habitat
yang sama yaitu plankton. Jenis plankton yang sehabitat dengan larva
nyamuk Ae. aegypti tersebut belum banyak diteliti, sehingga perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut tentang kemelimpahan dan keanekaragaman plankton
yang terdapat di tempat perindukan nyamuk Ae. Aegypti pada media uji semi
lapang karena diduga kemelimpahan plankton berpengaruh terhadap
kepadatan larva Ae. aegypti di tempat perindukannya.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar dalam upaya
pengendalian penyakit demam berdarah di kelurahan Way Dadi Kecamatan
Sukarame Bandar Lampung.

E. Hipotesis

1. Indeks diversitas plankton pada media air rendaman kangkung lebih tinggi
daripada media air sumur.
2. Ada hubungan berbanding terbalik antara keanekaragaman plankton
dengan kepadatan larva nyamuk Aedes aegypti.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut

:

1. Indeks keanekaragaman dan kemelimpahan plankton tertinggi diperoleh
pada media air rendaman kangkung dan kepadatan larva nyamuk Ae.
aegypti tertinggi terdapat pada media air rendaman kangkung.
2. Terdapat hubungan berbanding terbalik antara indeks diversitas plankton

dengan kepadatan larva nyamuk Aedes aegypti.

B. Saran

Perlu adanya penelitian Indeks diversitas plankton pada media uji semi
lapang bagi larva nyamuk Aedes aegypti di daerah endemik lainnya.