Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara umum pembelajaran Biologi di sekolah-sekolah masih menggunakan metode mengajar secara informatif, artinya guru berbicara dan siswa mendengarkan dan mencatatnya. Secara tradisional, guru mengajarkan fakta-fakta, hukum-hukum, atau masalah-masalah tertentu dan siswa menghafalkannya. Biologi dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang statis, mengandung kebenaran-kebenaran mutlak yang tidak dapat diubah. Pembelajaran biologi, produk ilmiah lebih diutamakan daripada proses dan sikap ilmiah. Disamping itu esensi Biologi adalah menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung, sehingga siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses. Bagi seorang siswa, dalam proses pengamatan harus bersikap ilmiah, contohnya mengamati dan menafsirkan pengamatan, menggolong-golongkan, memprediksi, menggunakan peralatan dan mengukur, mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, merencanakan penyelidikan percobaan, menginterpretasikan membuat kesimpulan dan berkomunikasi. Berdasarkan hasil wawancara, pembelajaran Biologi khususnya pada materi Protista di SMA Islam Terpadu Al-Hikmah Karanggede hasil belajar masih rendah karena proses pembelajaran dengan model ceramah, jarang praktikum sehingga siswa merasa bosan, dan pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa masih kurang memahami pelajaran biologi karena beranggapan bahwa pelajaran biologi adalah pelajaran menghafal. Selain itu, sebagian besar pembelajaran masih dilaksanakan di ruang kelas. Pemanfaatan lingkungan sekitar, interaksi baik antara siswa dengan guru maupun antara siswa dengan siswa untuk saling bekerja sama dalam proses pembelajaran masih kurang, sehingga hasil belajar siswa rendah. Data hasil belajar siswa untuk mata pelajaran biologi pada tahun pelajaran 20072008 yaitu 42,8 yang masih dibawah kriteria ketuntasan minimal belajar yang berlaku pada tahun ajaran tersebut yaitu ≥ 60. 1 Materi Protista merupakan materi biologi yang mempelajari berbagai macam organisme yang termasuk dalam kingdom protista yang terdapat di alam dengan berbagai manfaat dan kerugiannya. Dalam materi ini juga berisi perbandingan ciri- ciri khusus tiap filum beserta contohnya. Pembelajaran materi protista dilakukan dengan memberikan pengalaman belajar siswa melalui praktikum dengan memanfaatkan lingkungan alam sekitar, sehingga materi protista dalam proses pembelajaran tersebut akan lebih mudah di pahami oleh siswa. Pemanfaatan lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar dapat dilakukan dengan pendekatan yang sesuai yaitu pendekatan Jelajah Alam Sekitar. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar merupakan pendekatan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan alam sekitar kehidupan peserta didik baik lingkungan fisik, sosial, teknologi maupun budaya sebagai obyek belajar biologi yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah Marianti Kartijono 2005. Pembelajaran praktikum dalam proses pembelajaran sains merupakan fokus utama Biologi. Dengan pembelajaran ini titik beratnya membekali dengan teori dan prinsip pembelajaran Biologi. Mengajarkan Biologi dengan menggunakan pembelajaran praktikum memungkinkan siswa menggunakan semua potensinya kognitif, afektif, psikomotorik, terutama proses ilmiahnya untuk menemukan sendiri konsep-konsep Biologi. Objek Biologi adalah fenomena nyata yang ada di lingkungan sekitar peserta didik, sehingga lingkungan dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Salah satu pendekatan yang mengeksplorasi lingkungan sekitar adalah Jelajah Alam Sekitar. Pendekatan ini menekankan pada kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi nyata, sehingga selain dapat membuka wawasan berfikir yang beragam dari seluruh peserta didik, pendekatan ini memungkinkan peserta didik dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkan dengan kehidupan nyata Ridlo 2005. Pendekatan ini tidak menekankan peserta didik untuk langsung belajar di alam tetapi dapat juga dikonstruksi apa yang ada di alam kemudian dijadikan bahan untuk pembelajaran di dalam kelas. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan dengan gambar skematis seperti tampak pada Gambar 1. 1 Motivasi Belajar Siswa Rendah Siswa Tidak Suka Mata Pelajaran Biologi Hasil dan Kualitas belajar Biologi kurang Memuaskan 2 3 a b b c d Pemahaman siswa rendah Sarana Laboratorium Kurang mendukung Pembelajaran Biologi tidak menyenangkan d c b 5 Teacher Centered Learning Jarang praktik Materi Potista Biologi Abstrak hafalan 4 a Sarana kurang Kurang Variasi modelpendeka tanstrategi Siswa bosan dalam pembelajara Gambar 1. Pohon Masalah Modifikasi dari model pohon masalah dalam Priyono dan Djunaedi 2001 Keterangan : Masalah yang akan dihadapi adalah nomor 1, penyebab masalah No. 1 adalah nomor 2, penyebab masalah No. 2 adalah nomor 3, penyebab masalah No. 3 adalah nomor 4b dan 5b, penyebab masalah No.4a adalah 5a dan 5b , penyebab masalah No.4c adalah 5c, penyebab 4d adalah 5d. Supaya pohon masalah itu Gambar 1 dapat bermanfaat dalam pembelajaran Biologi, maka hendaknya pohon sasarannya sebagai berikut : Materi Potista mudah Tercipta suasana belajar yang mendukung Pembelajar an Biologi menarik Manfaat belajar Biologi dipahami siswa Pembela jaran Biologi Menyen angkan Motivasi Belajar Siswa Meningkat Hasil dan Kualitas belajar Biologi Memuaskan Siswa Suka Mata Pelajaran Biologi Memanfaat kan fenomena dan lingkungan sekitar Solidaritas siswa tinggi Guru lebih friendly Pembelajar an Biologi bervariasi model pendekata Penyam paian materi secara konteks -tual Memberi kan aplikasi dalam kehidupan sehari- hari Gambar 2. Pohon Sasaran Modifikasi dari model pohon sasaran dalam Priyono dan Djunaedi 2001. Untuk mencapai pembelajaran seperti yang dikehendaki pada Gambar 2, maka diperlukan alternatif pembelajaran seperti ditunjukkan pada Gambar 3 sebagai berikut : Terwujudnya Motivasi Belajar Siswa yang Tinggi Terwujudnya Siswa yang Suka Terhadap Mata Pelajaran Biologi Siswa Tahu Bahwa Biologi adalah Materi yang Penting dan Menarik Hasil dan Kualitas belajar Biologi Meningkat Terwujudnya Proses Pembelajaran yang Bervariasi Variasi Pembelajaran Variasi Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Memberi Pengalaman Langsung Praktikum Pembelajaran efektif Solidaritas Tinggi Gambar 3. Pohon Alternatif Modifikasi dari model pohon alternatif dalam Priyono dan Djunaedi 2001.

B. Perumusan Masalah