HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL TENDANGAN DALAM BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 1 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

DENGAN HASIL TENDANGAN DALAM BERMAIN SEPAKBOLA

PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 1

TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH

Oleh

FEBRI NANDIKA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara daya ledak dan kekuatan otot

tungkai dengan hasil tendangan dalam bermain sepakbola pada siswa putra kelas XI SMK

Muhammadiyah 1 Terbanggi Besar. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK

Muhammadiyah 1 Terbanggi Besar sebanyak 32 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai

dengan hasil tendangan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,866 dan memberikan

kontribusi terhadap hasil tendangan sebesar 74,94%. Ada hubungan yang signifikan kekuatan

otot tungkai dengan hasil tendangan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,709 dan

memberikan kontribusi terhadap hasil tendangan sebesar 50,19% . Ada hubungan yang

signifikan antara daya ledak otot tungkai dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama

dengan hasil tendangan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,928 dan memberikan

kontribusi terhadap hasil tendangan sebesar 86,49%.

Dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa semakin rendah daya ledak dan kekuatan otot

tungkai maka lemah pula hasil tendangan siswa sebaliknya apabila daya ledak dan kekuatan

otot tungkai semakin besar maka hasil tendangan siswa akan kuat.


(2)

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

DENGAN HASIL TENDANGAN DALAM BERMAIN SEPAKBOLA

PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 1

TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH

Oleh

Febri Nandika

Skripsi

Sebagai Salah satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(3)

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

DENGAN HASIL TENDANGAN DALAM BERMAIN SEPAKBOLA

PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 1

TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH

(skripsi)

Oleh :

Febri Nandika

0513051014

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2012


(4)

MOTTO

Percayalah, Tuhan Tidak memberikan Semua yang Kita inginkan,

Tapi Tuhan Memberikan Semua yang Kita Perlukan.


(5)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Ketua

:

Drs. Sudirman Husin, M. Pd

……….

Sekretaris

:

Drs. Suranto, M. Kes

...

Penguji

Bukan Pembimbing

:

Heru Sulistianta, S. Pd, M.Or

...

2.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si

NIP. 19600315 198503 1 003


(6)

PERNYATAAN

Bahwa yang bertandatangan di bawah ini :

Nama

: Febri Nandika

NPM

: 0513051014

Tempat tanggal lahir

: Klaten, 02 Februari 1987

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan Antara Daya Ledak

Dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Hasil Tendangan Dalam Bermain Sepakbola

Pada Siswa Putra Kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Terbanggi Besar Lampung

Tengah” adalah benar hasil karya penulis, bukan menjiplak hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Apabila dikemudian hari

terjadi sesuatu yang tidak benar, maka saya bersedia mengikuti aturan hukum yang

berlaku.

Bandar Lampung, November 2012


(7)

PERSEMBAHAN

Penulis mempersembahkan karya terbaik ini

kepada Ayahanda Undi hartaya dan Almarhum Ibunda Mamik Kristiani yang telah

memberikan dukungan dan motivasi agar penulis berhasil mencapai cita-cita dan menjadi

yang terbaik.

Adik-adikku, Tika & Aldi, serta si Oon terima kasih atas perhatian dan motivasinya

sehingga membuat penulis menjadi kuat untuk berusaha menberikan karya terbaik ini.

Almamater-ku FKIP Unila,


(8)

Judul Skripsi

:

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK DAN KEKUATAN

OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN DALAM

BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA PUTRA KELAS XI

SMK MUHAMMADIYAH 1 TERBANGGI BESAR LAMPUNG

TENGAH.

Nama Mahasiswa

: Febri nandika

No. Pokok Mahasiswa : 0513051014

Program Studi

: Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi

Jurusan

: Ilmu Pendidikan

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1.

Komisi Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Sudirman Husin, M. Pd

Drs. Suranto, M. Kes.

NIP. 19581021 198503 1 003

NIP. 19550929 198403 1 003

2.

Ketua Jurusan Pendidikan

Drs. Baharudin Risyak, M. Pd

NIP. 19510507 198103 1 002


(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Klaten, pada tanggal 02 Februari 1987, anak pertama dari tiga

bersaudara, anak dari Bapak S. Undi Hartaya dan (Alm) Ibu Mamik Kristiani.

Pendidikan formal dimulai dari Sekolah Dasar Muhammadiyah Bandar Jaya selesai dan

berijazah tahun 1999. Melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 7 Bandar

Jaya selesai dan berijazah tahun 2002 pada tahun 2005 penulis lulus dan berijazah dari

Sekolah Menengah Atas Negeri I Terbanggi Besar.

Pada tahun 2005 penulis diterima di Perguruan Tinggi pada Program studi Penjaskes Jurusan

Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur

Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).


(10)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,

hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu

tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul ” Hubungan antara Daya Ledak dan Kekuatan Otot Tungkai Dengan

Hasil Tendangan Dalam Permainan Sepakbola pada siswa putra kelas XI SMK

Muhammadiyah 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah.” adalah dalam rangka memenuhi salah

satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1.

Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2.

Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Universitas Lampung.

3.

Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan FKIP Universitas Lampung.

4.

Bapak Drs. Sudirman Husin, M.Pd selaku Pembimbing pertama sekaligus Pembimbing

Akademik yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta

kepercayaan kepada penulis

5.

Bapak Drs. Suranto, M.Kes selaku Pembimbing kedua yang juga telah memberikan

bimbingan dan pengarahan serta kepercayaan kepada penulis

6.

Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or selaku penguji utama ujian skripsi, terima kasih

untuk masukan dan saran-saran dalam proses penyusunan skripsi.

7.

Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

8.

Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan

kelancaran dalam urusan administrasi.

9.

Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Terbanggi Besar yang telah memberikan izin

untuk melaksanakan penelitian.

10.

Ayahanda dan Almarhum Ibunda tercinta yang mendidik dan menjadikan penulis

menjadi lebih dewasa.

11.

Adik-adikku dan Indah Dwi Prasanti yang memberikan semangat, doa serta

dukungannya.

12.

Siswa SMK Muhammadiyah 1 Terbanggi Besar, terimakasih atas waktu dan

kerjasamanya.

13.

Teman-teman seperjuangan angkatan 2005, terutama pejuang-pejuang penjas 2012 ayo

selesaikan S1 kita. Semangat.


(11)

14.

Sahabat-sahabat Royyal dan Tunas Inti yang telah menjadi motivator, inspirator, dan

penyemangat selama ini, terimakasih atas semua doa, dukungan dan bantuannya.

15.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian

tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi

sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita

semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, November 2012

Penulis


(12)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

memberi kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, terhadap pertumbuhan

dan perkembangan anak secara menyeluruh.

Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek

kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,

keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani,

olahraga, dan kesehatan.

.

Materi mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan meliputi: pengalaman

mempraktikan keterampilan gerak dasar permainan dan olahraga, aktivitas

pengembangan, uji diri/senam, aktivitas ritmis, akuatik (aktivitas air), dan

pendidikan luar kelas (out door) disajikan untuk membantu siswa agar memahami

mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman,

efisien, dan efektif

Salah satu materi pembelajaran yang diajarkan pada siswa adalah sepakbola.

Cabang olahraga sepakbola merupakan cabang olahraga yang paling favorit

diantara cabang olaraga yang ada, maka oleh sebab itu perlu dikelola secara

sistematis dengan menggunakan sumber daya manusia yang profesional serta


(13)

2

didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dan juga didukung oleh

lembaga-lembaga yang terkait.

Sepakbola dimainkan oleh dua kelompok pemain, tiap-tiap kelompok terdiri dari

sebelas orang, yang bertujuan mencetak gol ke gawang lawan

sebanyak-banyaknya. Kesebelasan dapat bermain dengan baik, jika setiap pemainnya

memiliki keterampilan yang dapat menunjang keberhasilan bermain sepakbola

seperti penguasaan gerak dasar. Namun dalam materi pelajaran sepakbola yang

diajarkan di sekolah, kemenangan bukanlah hal yang utama. Dalam proses

pembelajaran, siswa diajarkan untuk mampu menguasai berbagai macam gerak

dasar untuk bermain sepakbola serta untuk mengembangkan sikap disiplin dan

kerjasama.

Salah satu gerak dasar yang diajarkan untuk bermain sepakbola adalah gerak dasar

tendangan. Tendangan merupakan salah satu aspek penting dalam bermain

sepakbola yang digunakan untuk mengumpan dan mencetak gol. Tendangan

merupakan salah satu ketrampilan utama yang harus dikuasai dengan benar oleh

pemain sepakbola, karena dalam menendang bola seorang pemain harus

benar-benar ahli dalam penempatan guna menciptakan peluang dan mencetak gol.

Selain harus menguasai teknik dasar bermain sepakbola yang benar, pemain juga

harus mempunyai kondisi fisik yang baik. Gerak dasar tendangan akan dapat

diwujudkan bila didukung oleh kondisi fisik yang baik. Komponen kondisi fisik

yang diperlukan meliputi : kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan,

kelentukan, keseimbangan, koordinasi, kelincahan, ketepatan dan reaksi.

Komponen fisik utama dalam permainan sepakbola salah satunya adalah daya

ledak dan kekuatan otot tungkai. Daya ledak dan kekuatan otot tungkai yang baik


(14)

3

sangat diperlukan untuk menguasai teknik dasar sepakbola seperti mengoper dan

menerima bola menggiring menendang bola ke gawang, dalam bertahan dan menyerang.

Dapat disimpulkan bahwa daya ledak dan kekuatan otot tungkai sangat diperlukan

dalam olahraga sepakbola.

Berdasarkan hasil observasi penulis di SMK Muhammadiyah 1 Lampung Tengah,

masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan tendangan

seperti hasil tendangan yang lemah dan tidak maksimal serta arah bola yang tidak

akurat. Kebanyakan siswa apabila menendang jarak jauh sangat sulit dan tidak

mencapai sasaran karena lemahnya tendangan.

Adapun yang menjadi penyebab hal diatas diantaranya adalah rendahnya kondisi

fisik siswa, terutama dari segi daya ledak dan kekuatan otot tungkai dalam

melakukan tendangan. Terlihat dari 32 siswa kelas XI hanya sekitar 8 siswa yang

mampu menendang dengan maksimal dan sisanya sebanyak 24 siswa tidak

mencapai sasaran karena lemahnya tendangan. Dibuktikan dalam permainan

sepakbola para siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Terbanggi Besar saat

olahraga dalam melakukan umpan jauh maupun menendang ke gawang bola

sangat lemah dan tidak sampai ke sasaran sehingga mudah diantisipasi lawan.

Penulis mengidentifikasikan penyebab lemahnya tendangan siswa dalam bermain

sepakbola adalah kurangnya daya ledak dan kekuatan otot tungkai sehingga tidak

mampu melakukan teknik dasar tendangan dengan baik. Atas dasar inilah penulis

mengadakan penelitian dengan judul ”

Hubungan antara Daya Ledak Dan

Kekuatan Otot Tungkai Dengan Hasil Tendangan Dalam Permainan Sepakbola

pada siswa putra kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Terbanggi Besar Lampung

Tengah”.


(15)

4

B. Identifikasi Masalah

Adapun dasar lain pengambilan judul tersebut adalah sebagai berikut:

1. Masih lemahnya hasil tendangan jarak jauh pada siswa putra kelas XI SMK

Muhammadiyah 1 terbanggi Besar Lampung Tengah.

2. Belum diketahuinya kemampuan daya ledak otot tungkai siswa putra kelas XI

SMK Muhammadiyah 1 terbanggi Besar Lampung Tengah.

3. Belum di ketahuinya kemampuan kekuatan otot tungkai siswa putra kelas XI

SMK Muhammadiyah 1 terbanggi Besar Lampung Tengah.

4. Belum diketahuinya kemampuan kekuatan otot tungkai dan kemampuan daya

ledak otot tungkai terhadap hasil tendangan siswa kelas XI SMK

Muhammadiyah 1 terbanggi Besar Lampung Tengah.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas, maka penulis membatasi masalah dalam

penelitian ini hanya pada masalah hubungan antara daya ledak dan kekuatan otot

tungkai dengan hasil tendangan pada siswa putra kelas XI SMK Muhammadiyah

1 Terbanggi Besar Lampung Tengah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dibahas pada

kajian sebelumnya, maka permasalahan penelitian yang akan dicari

pemecahannya dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dengan

hasil tendangan pada siswa putra kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Terbanggi

Besar.


(16)

5

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan

hasil tendangan pada siswa putra kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Terbanggi

Besar.

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara daya ledak dan kekuatan otot

tungkai secara bersama-sama dengan hasil tendangan pada siswa putra kelas XI

SMK Muhammadiyah 1 Terbanggi Besar.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang identifikasi permasalahan dan masalah

penelitian, maka tujuan pelaksanaan penelitian adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui hubungan antara daya ledak otot tungkai dengan hasil

tendangan pada siswa putra kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Terbanggi Besar.

2. Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil

tendangan pada siswa putra kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Terbanggi Besar.

3. Untuk mengetahui hubungan antara daya ledak dan kekuatan otot tungkai

secara bersama-sama dengan hasil tendangan pada siswa putra kelas XI SMK

Muhammadiyah 1 Terbanggi Besar.

F. Manfaat Penelitian

Dalam hal ini manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis.

Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara daya ledak dan kekuatan

otot tungkai dengan hasil tendangan dalam bermain sepakbola.

2. Bagi Siswa.

Penelitian ini diharapkan memacu semangat siswa untuk terus berlatih

permainan sepakbola dan membuka pengetahuan siswa tentang hubungan


(17)

6

antara daya ledak dan kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangan dalam

bermain sepakbola.

3. Program Studi pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian

dalam pengembangan ilmu pembelajaran bola besar, khususnya Sepakbola.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup pelitian ini adalah:

1. Tempat Penelitian di lapangan Sepakbola SMK Muhammadiyah 1 Terbanggi

Besar Lampung Tengah.

2. Objek penelitian yang diamati adalah hubungan antara daya ledak dan

kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangan dalam bermain sepakbola.

3. Subjek penelitian yang diamati adalah siswa putra kelas XI SMK


(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kondisi Fisik

Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak

dapat dipisahkan, baik peningkatannya maupun pemeliharaannya (M. Sajoto,

1988: 57). Keadaan kondisi fisik yang baik akan mempengaruhi aspek-aspek

kejiwaan seseorang yang berupa peningkatan motivasi kerja, semangat kerja, rasa

pecaya diri, ketelitian dan sebagaianya.

Dalam berolahraga dibutuhkan kondisi fisik seseorang yang prima yang mampu

beraktifitas dalam tempo yang lama. M. Sajoto (1995 : 8) mengemukakan bahwa

kondisi fisik adalah satu kesatuan tubuh dari komponen-komponen yang tidak

dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaanya

.

Menurut

Harsono (2004: 71) Kondisi fisik yang baik maka akan ada peningkatan dalam

komponen-komponen fisik

.

Adapun komponen-komponen kondisi fisik diantaranya adalah:

1. Kekuatan

Yang dimaksud kekuatan menurut Harsono (1982: 49)

strength

atau kekuatan

adalah energi untuk melawan suatu tahanan atau kemampuan untuk

membangkitkan tegangan (

tension

) terhadap suatu tahanan (

resistence

).

Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya


(19)

8

dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja ( M.

Sajoto, 1995:8

).

2. Kelenturan

Kelenturan (

Flexibility

) merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan

dalam ruang gerak sendi kecuali oleh ruang gerak sendi, kelenturan juga

dilakukan oleh elastis tidaknya otot-otot, tendon dan ligamen. Dengan

demikian orang yang

flexibel

adalah orang yang mempunyai ruang gerak yang

luas dalam sendi-sendinya dan mempunyai otot-otot yang elastis ( Harsono,

1988:163).

3. Kecepatan.

Kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam

bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya (M.Sajoto,1995:9).

Seperti dalam lari cepat, pukulan dalam tinju, balap sepeda, panahan dan

lain-lain.

4. Daya Tahan.

Kemampuan untuk melalukan kegiatan atau latihan meskipun berada dalam

kondisi kelelahan ( Harsono, 1988:47).

5. Kelincahan

Kemampuan untuk mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu

bergeraktanpa kehilangan keseimbangan (Harsono, 1988:47).

6. Daya Ledak.

Daya Ledak menurut Bompa (dalam Sutrisno, 2004:34) menyatakan bahwa

“power

adalah kombinasi dari kekuatan dan kecepatan gerak. Daya ledak atau


(20)

9

untuk dapat mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam

waktu yang sependek-pendeknya (M.Sajoto, 1995:8)

B. Daya Ledak

Daya ledak merupakan salah satu dari komponen gerak yang sangat penting untuk

melakukan aktivitas yang sangat berat karena dapat menentukan seberapa kuat

orang memukul, seberapa jauh seseorang dapat menendang, seberapa cepat

seseorang dapat berlari dan lainnya. Daya ledak merupakan hasil perpaduan dari

kekuatan dan kecepatan pada konstraksi otot ( Bompa, 1999:231). Daya ledak

adalah faktor utama dalam pelaksanaan segala macam ketrampilan gerak dalam

berbagai cabang olahraga (M. Sajoto, 1995 : 10). Daya ledak atau

explosive power

adalah kemampuan otot atau sekelompok otot seseorang untuk dapat

mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang

sependek-pendeknya (M.Sajoto, 1995:8).

Upaya dalam meningkatkan unsur daya ledak dapat dilakukan dengan cara

: a) meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan atau menitik beratkan

pada kekuatan; b) meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan atau

menitik beratkan pada kecepatan; c) meningkatkan kedua-duanya sekaligus,

kekuatan dan kecepatan dilatih secara simultan (M.Sajoto, 1995:8)

Berdasar pada definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dua unsur penting

yang menentukkan kualitas daya ledak adalah kekuatan dan kecepatan. Daya

ledak otot tungkai adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan

maksimal dalam waktu yang sangat cepat dari seluruh kaki, dari pangkal paha ke

bawah. Kekuatan dan kecepatan erat dengan gerakan kaki yang merupakan fondasi


(21)

10

untuk membentuk gerakan kaki yang efektif sehingga mampu menjangkau hasil

loncatan yang maksimal. Dengan bagusnya daya ledak otot tungkai, maka apapun

gerakan yang berhubungan dengan daya ledak otot tungkai dapat dilakukan

dengan maksimal, tentunya hasilnya menjadi lebih baik.

C. Kekuatan Otot Tungkai

a. Pengertian Kekuatan.

Menurut M. Sajoto (1988: 58) kekuatan adalah komponen fisik yang

menyangkut masalah kemampuan seseorang atlet pada saat mempergunakan

otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Kekuatan

merupakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik

secara keseluruhan karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap

aktifitas fisik. Disamping itu kekuatan memegang peranan penting melindungi

atlet dari kemungkinan cedera.

Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan

kondisi fisik secara keseluruhan karena kekuatan merupakan daya penggerak

setiap aktifitas fisik.

Yang dimaksud kekuatan menurut Harsono (1982: 49)

strength

atau kekuatan adalah energi untuk melawan suatu tahanan atau

kemampuan untuk membangkitkan tegangan (

tension

) terhadap suatu tahanan

(resistence).

Kekuatan menurut M. Sayoto (1989: 16) mengatakan kekuatan

(

strength

) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan

dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.

Harsono (1988 : 77) mengatakan bahwa kekuatan otot adalah komponen yang

sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Karena,


(22)

11

pertama kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, kedua

kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi Seseorang dari

cedera, ketiga dengan kekuatan atlet akan dapat lari lebih cepat, melempar

atau menendang lebih jauh dan efisien, memukul lebih keras, demikian juga

dapat membantu memperkuat sendi-sendi.

b. Otot Tungkai

Otot menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990: 632) adalah urat yang

besar atau jaringan kenyal di tubuh manusia untuk menggerakkan organ tubuh.

Sedang tungkai adalah bagian tubuh di bawah pinggang (KBBI, 1990).

Menurut Soedarminto (1992: 60-61) tungkai terdiri dari tungkai atas dan

tungkai bawah. Tungkai atas terdiri atas pangkal paha sampai lutut, sedangkan

tungkai bawah terdiri atas lutut sampai kaki.

Otot tungkai adalah komponen yang sangat penting karena kekuatan otot

tungkai merupakan daya penggerak aktifitas. Seperti halnya berdiri, menekuk

lutut dan meloncat, pada saat akan melakukan tandangan juga memerlukan

otot tungkai (Poerwodarminto 1976:107).

Otot-otot

addukter

sangat terkait dalam melakukan tembakan pada permainan

sepakbola. Otot-otot

adduktor

menggerakkan tungkai atas ke arah garis tengah

badan. Otot-otot ini semua berorigo pada rami os

pubis

dan os

ischii

dan

berinsersio pada permukaan dorsal

os femur

di

linea aspera

(Surja Widjaja,

1998:81). Otot-otot ini dalam permainan sepakbola bekerja pada saat kaki

diayunkan untuk melakukan tendangan, dan selama terayun kaki melakukan

rotasi terhadap tungkai atas.


(23)

12

Gambar 1. Struktur otot tungkai.

Sumber: H. Syaifuddin (1997 : 47)

Syaifuddin (1997 : 41) mengatakan bahwa dalam keadaan sehari-hari otot ini

bekerja atau berkontraksi menurut pengaruh atau perintah yang datang dari

susunan saraf motoris. Pada saat akan melakukan aktifitas berjalan atau

berlari, tungkai diartikan sebagai kaki dari pangkal paha ke bawah.


(24)

13

Kekuatan otot tungkai yang dimaksud di sini adalah kemampuan otot untuk

menerima beban dalam waktu bekerja dimana kemampuan tersebut dihasilkan

oleh adanya kontraksi otot yang terdapat pada tungkai.

c. Kontraksi Otot

Menurut Harsono (1988 : 179) kontraksi otot dapat digolongkan dalam tiga

kategori yaitu: (1) kontraksi isometris, dalam kontraksi isometris otot-otot

tidak memanjang atau memendek sehingga tidak tampak suatu gerakan yang

nyata atau dengan perkataan lain tidak ada jarak yang ditempuh. Kontraksi ini

disebut juga kontraksi statis. (2) kontraksi isotonis, dalam kontraksi isotonis

ini akan tampak terjadi suatu gerakan dari anggota-anggota tubuh yang

disebabkan memanjang dan memendeknya otot-otot sehingga terdapat

perubahan dalam panjang otot. Kontraksi ini disebut juga kontraksi dinamis.

(3) kontraksi isokinetis yaitu kontraksi dari kedua kontraksi tersebut.

Energi adalah kemampuan untuk melakukan suatu usaha menghasilkan

suatu perubahan. Semua energi yang digunakan untuk proses kehidupan

berasal dari matahari. Melalui proses fotosintesis yang dilakukan oleh

tumbuhan hijau, energi matahari tersebut diubah menjadi energi kimia. Energi

yang dihasilkan tumbuhan berbentuk sebagai glukosa, selulosa, protein, dan

lemak. Untuk mendapatkan energi tersebut, manusia makan tumbuh-tunbuhan

dan hewan (Soekarman, 1987: 12). Energi yang dihasilkan dari proses oksidasi

bahan makanan tidak dapat digunakan secara langsung untuk kontraksi otot,

tetapi terlebih dahulu energi ini membentuk senyawa kimia berenergi tinggi

yaitu

Adenosin Triphosphate (ATP)

. Selanjutnya ATP yang terbentuk diangkut

oleh darah ke seluruh bagaian sel yang memerlukan energi (Fox, 1993: 97).


(25)

14

Otot merupakan salah satu alat tubuh yang menggunakan ATP sebagai sumber

energi dalam melakukan kontraksi, sehingga menimbulkan gerakan gerakan

sebagai aktivitas fisik.

D. Gerak dasar Permainan Sepakbola

Permainan sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu

dengan jumlah pemain masing-masing regu sebanyak 11 orang termasuk penjaga

gawang. Tujuan permainan sepakbola adalah memasukkan boal ke gawang lawan

sebanyak-banyaknya, dan berusaha sekuat tenaga menjaga agar gawangnya tidak

kemasukan bola. Untuk mencapai tujuan itu seorang pemain harus memiliki

empat kemampuan pokok. Seperti dikatakan oleh Sukamtasi (1984:11) bahwa

“Untuk meningkatkan dan mencapai prestasi, olahragawan harus memiliki empat

kelengkapan pokok yaitu: 1) kemampuan fisik; 2) teknik; 3) taktik; dan 4)

mental.

Mengkaji pola gerak permainan sepakbola, di dalamnya meliputi gerakan-gerakan

seperti lari, lompat, loncat, menendang, menghentakan dan menangkap

bola bagi penjaga gawang (Sucipto, 2000: 8). Semua gerakan-gerakan tersebut

terangkai dalam suatu pola gerak yang diperlukan pemain dalam menjalankan

tugasnya bermain sepakbola.

Berdasar pada analisis rumpun gerak dan keterampilan dasar, pemain sepakbola

memiliki 3 keterampilan dasar gerak yaitu gerak lokomotor, gerak non

lokomotor, dan gerak manipulatif. Gerak lokomotor dalam permainan sepakbola

tercermin pada gerakan perpindahan tempat ke segala arah, melompat / meloncat,

dan meluncur (Sucipto, dkk., 2000: 8). Gerak non lokomotor dalam permainan

sepakbola tercermin pada gerakan-gerakan yang tidak berpindah tempat seperti


(26)

15

menjangkau, melenting, membungkuk, meliuk (Sucipto, dkk., 2000: 9). Gerak

manipulatif dalam permainan sepakbola tercermin pada gerakan-gerakan seperti

menendang bola, menggiring bola, menyundul bola, merampas bola dan

menangkap bolabagi penjaga gawang, atau lemparan ke dalam untuk memulai

permainan setelah bola keluar lapangan (Sucipto, 2000:9).

Penguasaan gerak dasar merupakan suatu prasyarat yang harus dimiliki oleh

pemain. Faktor yang penting dan berpengaruh serta dibutuhkan dalam

permainan sepakbola adalah teknik dasar permainan sepakbola yang harus

dikuasai oleh para pemain (Djawad, dkk., 1981: 1). Mengkaji pola gerak

permainan sepakbola, di dalamnya meliputi gerakan-gerakan seperti lari, lompat,

loncat, menendang, menghentakan dan menangkap bola bagi penjaga gawang.

Semua gerakan-gerakan tersebut terangkai dalam suatu pola gerak yang

diperlukan pemain dalam menjalankan tugasnya bermain sepakbola (Sucipto,

2000: 8).

Kita ketahui dalam olah raga permainan terdapat teknik dasar bermain yaitu

gerakan-gerakan dasar yang diperlukan dalam bermain dan cara-cara permainan

itu sendiri. Gerak dasar bermain sepakbola menurut Sukatamsi (2001:24) adalah

semua gerakan-gerakan tanpa bola dan gerakan-gerakan dengan bola yang

diperlukan untuk bermain sepakbola, jadi teknik dasar bermain sepakbola adalah

merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan atau mengerjakan

sesuatu yang terlepas sama sekali dari permainan sepakbola.

Macam-macam teknik dasar bermain sepakbola menurut Sukatamsi (2001:26)

adalah sebagai berikut :


(27)

16

a. Teknik tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola, terdiri dari :

1) lari cepat dan mengubah arah,

2) melompat dan meloncat,

3) gerak tipu tanpa bola yaitu gerak tipu dengan badan, dan

4) gerakan-gerakan khusus untuk penjaga gawang.

b. Teknik dengan bola yaitu semua gerakan-gerakan yang menggunakan bola,

terdiri dari :

1) menendang bola,

2) mengontrol bola

3) menggiring bola,

4) menyundul bola,

5) melempar bola,

6) gerak tipu dengan bola,

7) merampas atau merebut bola, dan

8) teknik-teknik khusus penjaga gawang.

Pendapat lain mengatakan bahwa teknik sepakbola pada dasarnya terbagi

atas dua bagian yaitu:

1) teknik badan terdiri dari (a) cara berlari; (b) cara melompat; (c) gerak tipu

badan.

2) Teknik bola, terdiri dari (a) menendang bola; (b) menahan bola; (c) menggiring

bola; (d) gerak tipu badan dengan bola; (e) merebut bola; (f) menyundul bola;

(g) lemaparan ke dalam; (h) penjaga gawang (Depdikbud, 1991: 61

65).


(28)

17

E. Gerak Dasar Tendangan.

Sukatamsi (1994:44) mengatakan bahwa:

“ menendang merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan dalam

permainan sepakbola. Seorang pemain tidak menguasai menendang dengan baik,

tidak akan menjadi pemain yang baik. Kesebelasan yang baik adalah kesebelasan

yang semua pemainnya menguasai tendangan bola dengan baik. Mengingat

menendang merupakan faktor terpenting dan utama dalam permainan sepakbola

maka untuk menjadi pemain yang baik, perlulah pemain mengembangkan

kemahiran dalam menendang. Menendang yang baik dalam permainan sepakbola

memerlukan kemampuan memperkirakan jarak dan arah mana bola harus

dihantarkan. Oleh karena itu, seorang pemain yang akan menendang bola

hendaknya memperkirakan sejauh mana tendangannya dan kearah mana bola

yang ditendang akan dituju. Sehingga seorang pemain disamping menguasai

teknik dasar menendang juga harus mempunyai kaki yang kuat guna memperoleh

hasil tendangan dengan jarak dan arah yang diinginkan (Engkos Kosasih,

1994:87)”.

Dalam permainan sepakbola menendang merupakan teknik yang paling

banyak digunakan. Maka teknik dasar menendang bola merupakan dasar dalam

permainan sepakbola.

Prinsip-prinsip dalam menendang bola menurut (Sukatamsi 2001:2.39) :

a. Pandangan mata

Pandangan mata terutama untuk mengamati situasi atau keadaan permainan,

pada waktu akan menendang bola pendangnan mata kearah letak atau posisi

bola dan kearah kemana bola akan ditendang, akan terapi pada saat akan

menendang bola mata harus melhat pada bagian bola yang akan ditendang

kemudian pandangan mata kearah jalannya bola.

b. Kaki tumpu

Kaki tumpu adalah kaki yang menumpu pada tanah pada persiapan akan

menendang bola dan kaki tumpu merupakan letak titik berat badan, posisi kaki

tumpu atau di mana akan meletakkan kaki tumpu terhadap bola akan


(29)

18

kaki tumpu agak sedikit ditekuk dan pada waktu menendang lutut diluruskan

merupakan kekuatan mendorong kedepan (2001:2.39).

c. Kaki yang menendang

Kaki yang menendang adalah kaki yang dipergunakan untuk menendang bola,

pergelangan kaki yang untuk menendang bola pada saat menendang bola

dikuatkan atau ditegangkan dan tidak boleh bergerak, tungkai kaki yang

menendang bola diangkat kebelakang kemudian diayunkan kedepan hingga

bagian kaki yang digunakan untuk menendang mengenai bagian bola yang

ditendang kemudian dilanjutkan dengan gerak lanjutan kedepan. Dan

seterusnya bergerak lari untuk mencari posisi (2001:2.40).

d. Bagian bola yang ditendang

Bagian bola yang ditendang merupakan bagian bola disebelah mana

yang akan ditendang, ini akan menentukan arah jalannya bola dan tinggi

rendahnya bola yang akan ditendang nantinya (2001:2.40).

e. Sikap badan

Sikap badan pada saat akan menendang bola sangat dipengaruhi oleh

posisi atau letak kaki tumpu terhadap bola, posisi kaki tumpu tepat di samping

bola maka pada saat menendang bola badan berada tepat di atas bola dan sikap

badan akan sedikit condong kedepan, sikap badan ini untuk tendangan bola

menggulir rendah atau sedikit melambung sedang, bila posisi kaki tumpu berada

disampung belakang bola maka badan berada di atas belakang bola hingga sikap

badan condong kebelakang, maka hasil tendangan bola akan melambung tinggi

(2001:2.40).


(30)

19

Dilihat dari tujuannya menendang terdiri dari dua macam, yaitu menendang ke

gawang dan menendang untuk mengoper. Tendangan mengoper dalam sepakbola

terdiri dari tendangan datar dan tendangan jarak jauh. Tendangan Jarak jauh

adalah kemampuan seorang pemain sepakbola untuk menendang bola

sejauh-jauhnya, untuk mengoper bola kepada teman yang berada pada posisi jauh. Hal ini

sesuai pendapat Depdikbud (1893:93) sebagai berikut ”Long Pass

atau Tendangan

jarak jauh adalah mengoperkan bola ke teman yg berposisi jauh.”

Mengingat tendangan jarak jauh merupakan salah satu teknik dasar yang banyak

digunakan dalam pertandingan, maka tiap pemain harus menguasai teknik tersebut

dengan baik dan benar. Kemampuan menendang dilihat dari perkenaannya bagian

kaki ke bola dapat dibedakan beberapa macam, yaitu menendang dengan kaki

bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki, dan punggung kaki bagian dalam

(Sucipto dkk 2000: 17).

Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan, menembak ke gawang dan

menyapu untuk menggagalkan serangan lawan.

Tendangan jarak jauh dapat dilakukan dengan punggung kaki, kaki bagian dalam

maupun kaki bagian luar yang terpenting pemain harus dapat menguasai teknik

tersebut. (JA Luxbacher, 2001:12) :

1. Tendangan kaki bagian dalam (

Inside

)

Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian dalam hasil yang

diperoleh tidak terlalu jauh karena ini biasanya hanya untuk mendorong bola

kurang lebih 5 sampai 10 meter. (JA Luxbacher, 2001:12

).


(31)

20

Gambar 2. Tendangan Kaki Bagian Dalam

Sumber: JA Luxbacher (2001:12).

2. Tendangan kaki bagian luar (

Outside of the foot

)

Pada umumnya teknik ini juga jarang digunakan dalam menembak bola jarak

jauh biasanya hanya digunakan jarak menengah. Teknik ini melibatkan elemen

dari gerak tipu dan kurang diperkirakan oleh lawan, tidak seperti operan

inside

.

Gambar 3. Tendangan Kaki Bagian Luar

Sumber: JA Luxbacher (2001:12).


(32)

21

3. Tendangan dengan punggung kaki

Tendangan dengan punggung kaki seringkali dilakukan guna menghasilkan

bola jauh dan keras serta terarah, biasanya tendangan punggung kaki

dilakukan dalam bola-bola shooting ke gawang.

Gambar 4. Tendangan dengan Punggung Kaki

Sumber: JA Luxbacher (2001:12).

Kegunaan atau fungsi dari tendangan dalam permainan sepakbola menurut

Sukatamsi (2001:2.41) adalah :

1. untuk memberikan operan kepada teman,

2. memberikan umpan untuk menembakkan bola kearah mulut gawang lawan

untuk membuat gol kegawang lawan.

3. untuk membersihkan atau menyapu bola didaerah pertahanan langsung

kedepan, tendangan ini biasa dilakukan oleh pemain belakang untuk

mematahkan serangan lawan.

4. untuk melakukan bermacam-macam tendangan khusus yaitu tendangan bebas

langsung maupun tidak langsung, tendangan sudut, tendangan gawang dan

untuk tendangan hukuman (penalti).


(33)

22

Dalam melakukan tendangan, kemampuan kondisi fisik yang baik sangat

diperlukan. Untuk memiliki kondisi fisik yang baik diperlukan kemampuan

khusus sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam penguasaan gerak dalam

bermain sepakbola.

K. Kerangka Pikir

Penguasaan gerak dasar dalam permainan Sepakbola merupakan hal yang sangat

penting, terlebih lagi penguasaan teknik tendangan

.

Dalam permainan sepakbola

menendang merupakan teknik yang paling banyak digunakan. Menendang terdiri

dari dua macam, yaitu menendang ke gawang dan menendang untuk mengoper.

Tendangan mengoper dalam sepakbola terdiri dari tendangan datar dan tendangan

jarak jauh.

Tendangan adalah kemampuan seorang pemain sepakbola untuk menendang bola

sejauh-jauhnya, untuk mengoper bola kepada teman yang berada ada posisi jauh.

Kemampuan tendangan dipengaruhi oleh komponen fisik diantaranya adalah

kekuatan otot tungkai dan daya ledak otot tungkai.

Dalam permainan sepakbola, kekuatan otot tungkai sangat diperlukan, terlebih

lagi dalam teknik tendangan. Pada waktu melakukan tendangan, seorang pemain

sepakbola akan mempunyai daya ledak otot tungkai yang besar, apabila

mempunyai kekuatan otot tungkai yang baik. Adanya daya ledak tersebut dapat

memberikan pengaruh terhadap tenaga dorongan yang di hasilkan tungkai pada

waktu melakukan tendangan, makin besar tenaga dorongan. maka akan


(34)

23

Saat menendang semua kondisi fisik akan berperan aktif, khususnya kekuatan

otot tungkai dan daya ledak otot tungkai menjadi permasalahan seperti telah

dijelaskan bahwa perpaduan kontraksi otot yang ada pada tungkai akan

menghasilkan tenaga yang

explosive

. Kekuatan otot tungkai dan daya ledak akan

saling membantu untuk memberikan pengaruh terhadap hasil tendangan

maksimal

.

Dengan memperhatikan uraian tersebut, kekuatan otot tungkai dan daya ledak otot

tungkai diharapkan mempunyai hubungan yang positif dengan hasil tendangan.

Artinya, makin kuat otot tungkai dan makin besar daya ledak otot tungkai

seseorang maka makin jauh dan maksimal hasil tendangan yang dapat dicapainya

.

L. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah, akan

menolak jika fakta-fakta membenarkan (Sutrisno Hadi, 1991: 63). Penolakan atau

penerimaan suatu hipotesis sangat bergantung pada hasil-hasil pengumpulan data

penelitian.

Berdasar pada beberapa landasan teori yang telah diuraikan, maka hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H

1

: Ada hubungan antara daya ledak dengan hasil tendangan pada siswa putra

kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Terbanggi Besar.

H

2 :

Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangan pada

siswa putra kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Terbanggi Besar.

H

3

: Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan daya ledak dengan hasil

tendangan pada siswa putra kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Terbanggi

Besar.


(35)

(1)

19

Dilihat dari tujuannya menendang terdiri dari dua macam, yaitu menendang ke gawang dan menendang untuk mengoper. Tendangan mengoper dalam sepakbola terdiri dari tendangan datar dan tendangan jarak jauh. Tendangan Jarak jauh adalah kemampuan seorang pemain sepakbola untuk menendang bola sejauh-jauhnya, untuk mengoper bola kepada teman yang berada pada posisi jauh. Hal ini sesuai pendapat Depdikbud (1893:93) sebagai berikut ”Long Passatau Tendangan jarak jauh adalah mengoperkan bola ke teman yg berposisi jauh.”

Mengingat tendangan jarak jauh merupakan salah satu teknik dasar yang banyak digunakan dalam pertandingan, maka tiap pemain harus menguasai teknik tersebut dengan baik dan benar. Kemampuan menendang dilihat dari perkenaannya bagian kaki ke bola dapat dibedakan beberapa macam, yaitu menendang dengan kaki bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki, dan punggung kaki bagian dalam (Sucipto dkk 2000: 17).

Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan, menembak ke gawang dan menyapu untuk menggagalkan serangan lawan.

Tendangan jarak jauh dapat dilakukan dengan punggung kaki, kaki bagian dalam maupun kaki bagian luar yang terpenting pemain harus dapat menguasai teknik tersebut. (JA Luxbacher, 2001:12) :

1. Tendangan kaki bagian dalam (Inside)

Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian dalam hasil yang diperoleh tidak terlalu jauh karena ini biasanya hanya untuk mendorong bola kurang lebih 5 sampai 10 meter. (JA Luxbacher, 2001:12).


(2)

Gambar 2. Tendangan Kaki Bagian Dalam Sumber: JA Luxbacher (2001:12).

2. Tendangan kaki bagian luar (Outside of the foot)

Pada umumnya teknik ini juga jarang digunakan dalam menembak bola jarak jauh biasanya hanya digunakan jarak menengah. Teknik ini melibatkan elemen dari gerak tipu dan kurang diperkirakan oleh lawan, tidak seperti operan inside.

Gambar 3. Tendangan Kaki Bagian Luar Sumber: JA Luxbacher (2001:12).


(3)

21

3. Tendangan dengan punggung kaki

Tendangan dengan punggung kaki seringkali dilakukan guna menghasilkan bola jauh dan keras serta terarah, biasanya tendangan punggung kaki dilakukan dalam bola-bola shooting ke gawang.

Gambar 4. Tendangan dengan Punggung Kaki Sumber: JA Luxbacher (2001:12).

Kegunaan atau fungsi dari tendangan dalam permainan sepakbola menurut Sukatamsi (2001:2.41) adalah :

1. untuk memberikan operan kepada teman,

2. memberikan umpan untuk menembakkan bola kearah mulut gawang lawan untuk membuat gol kegawang lawan.

3. untuk membersihkan atau menyapu bola didaerah pertahanan langsung kedepan, tendangan ini biasa dilakukan oleh pemain belakang untuk mematahkan serangan lawan.

4. untuk melakukan bermacam-macam tendangan khusus yaitu tendangan bebas langsung maupun tidak langsung, tendangan sudut, tendangan gawang dan untuk tendangan hukuman (penalti).


(4)

Dalam melakukan tendangan, kemampuan kondisi fisik yang baik sangat diperlukan. Untuk memiliki kondisi fisik yang baik diperlukan kemampuan khusus sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam penguasaan gerak dalam bermain sepakbola.

K. Kerangka Pikir

Penguasaan gerak dasar dalam permainan Sepakbola merupakan hal yang sangat penting, terlebih lagi penguasaan teknik tendangan.Dalam permainan sepakbola menendang merupakan teknik yang paling banyak digunakan. Menendang terdiri dari dua macam, yaitu menendang ke gawang dan menendang untuk mengoper. Tendangan mengoper dalam sepakbola terdiri dari tendangan datar dan tendangan jarak jauh.

Tendangan adalah kemampuan seorang pemain sepakbola untuk menendang bola sejauh-jauhnya, untuk mengoper bola kepada teman yang berada ada posisi jauh. Kemampuan tendangan dipengaruhi oleh komponen fisik diantaranya adalah kekuatan otot tungkai dan daya ledak otot tungkai.

Dalam permainan sepakbola, kekuatan otot tungkai sangat diperlukan, terlebih lagi dalam teknik tendangan. Pada waktu melakukan tendangan, seorang pemain sepakbola akan mempunyai daya ledak otot tungkai yang besar, apabila

mempunyai kekuatan otot tungkai yang baik. Adanya daya ledak tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap tenaga dorongan yang di hasilkan tungkai pada waktu melakukan tendangan, makin besar tenaga dorongan. maka akan


(5)

23

Saat menendang semua kondisi fisik akan berperan aktif, khususnya kekuatan otot tungkai dan daya ledak otot tungkai menjadi permasalahan seperti telah dijelaskan bahwa perpaduan kontraksi otot yang ada pada tungkai akan

menghasilkan tenaga yangexplosive. Kekuatan otot tungkai dan daya ledak akan saling membantu untuk memberikan pengaruh terhadap hasil tendangan

maksimal.

Dengan memperhatikan uraian tersebut, kekuatan otot tungkai dan daya ledak otot tungkai diharapkan mempunyai hubungan yang positif dengan hasil tendangan. Artinya, makin kuat otot tungkai dan makin besar daya ledak otot tungkai

seseorang maka makin jauh dan maksimal hasil tendangan yang dapat dicapainya.

L. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah, akan menolak jika fakta-fakta membenarkan (Sutrisno Hadi, 1991: 63). Penolakan atau penerimaan suatu hipotesis sangat bergantung pada hasil-hasil pengumpulan data penelitian.

Berdasar pada beberapa landasan teori yang telah diuraikan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Ada hubungan antara daya ledak dengan hasil tendangan pada siswa putra kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Terbanggi Besar.

H2 : Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangan pada siswa putra kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Terbanggi Besar.

H3 : Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan daya ledak dengan hasil tendangan pada siswa putra kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Terbanggi Besar.


(6)

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL TENDANGAN PADA PERMINAN SEPAK BOLA SISWA SMA PURNAMA TRIMURJO LAMPUNG TENGAH TAHUN 2009/2010

0 11 12

KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN LINGKAR PAHA DENGAN HASIL TENDANGAN PENALTY SEPAKBOLA PADA SEKOLAH SEPAKBOLA BINTANG UTARA PRATAMA BANDAR LAMPUNG

0 47 60

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH PADA PEMAIN SEPAKBOLA LIPIO UNNES TAHUN 2012

0 11 100

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT PERUT, DAN KELENTUKAN SENDI PANGGUL DENGAN KECEPATAN TENDANGAN SABIT PADA ATLET PENCAK SILAT PUTRA PESANTREN DARUL ARAFAH DELI SERDANG TAHUN 2016.

0 4 23

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASL KETEPATAN TENDANGAN KE GAWANG PADA MAHASISWA UKM FUTSAL UNNES TAHUN 2010.

0 0 2

Hubungan Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai, Dan Daya Ledak Otot Tungkai Terhadap Hasil Ketepatan Tendangan Tanpa Awalan Pada Pemain Futsal SMK Bhakti Praja Dukuhwaru Kabupaten Tegal Tahun 2009.

0 0 2

Sumbangan Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai,dan Daya Ledak Otot Tungkai terhadap Jauhnya Tendangan Voli pada Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMAN 2 Ungaran Tahun 2009.

0 0 69

(ABSTRAK) HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK.

0 0 2

Hubungan Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan, Panjang Tungkai dan Daya Ledak terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok.

0 1 82

Hubungan Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan dan Daya Ledak terhadap Lari 100 Meter.

2 2 95