HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL TENDANGAN PADA PERMINAN SEPAK BOLA SISWA SMA PURNAMA TRIMURJO LAMPUNG TENGAH TAHUN 2009/2010

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL TENDANGAN PADA

PERMINAN SEPAK BOLA SISWA SMA PURNAMA TRIMURJO LAMPUNG TENGAH

TAHUN 2009/2010

Oleh

Fauzan Kuswantoro

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangan pada permainan sepak bola siswa SMA Purnama Trimurjo Lampung Tengah tahun 2009/2010.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif korelasional Product Moment dari Karl Pearson. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Purnama Trimurjo Lampung Tengah yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepak bola yang berjumlah 20 orang. Karena jumlah populasi <100, maka sampel dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan dari populasi yaitu 20 orang siswa atau disebut juga penelitian populasi.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan terhadap siswa SMA Purnama Trimurjo Lampung Tengah, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) hubungan panjang tungkai dengan hasil tendangan (rxy

1 )

yaitu sebesar 0,54 artinya terdapat hubungan yang posotif/cukup kuat, 2) hubungan kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangan (rxy

2 ) yaitu sebesar 0,60

artinya terdapat hubungan positif/kuat, dan 3) hubungan panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangan (rxxy

2

1 ) yaitu sebesar 0,67 artinya


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasar pada hasil pengolahan data penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan hasil tendangaan bola pada pada pemainan sepak bola siswa SMA Purnama Kecamat Trimurjo Lampung Tengah tahun 2009/2010.

2. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangaan bola pada pada pemain sepak bola siswa SMA Purnama Kecamat Trimurjo Lampung Tengah tahun 2009/2010.

3. Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangaan bola pada pada pemain sepak bola siswa SMA Purnama Kecamat Trimurjo Lampung Tengah tahun 2009/2010.

B. Saran

Berdasarkan simpulan diatas , maka disarankan :

1. Dalam pemilihan atlet atau pemain sepak bola hendaknya memperhatikan tinggi badan dan panjang tungkai agar pola pembinaan dan proses


(3)

2. Bagi para pelatih didalam melatih para pemain hendaknya diimbangi dengan peningkatan kondisi fisik berupa kekuatan otot tungkai, sehingga pelatihan yang dilakukan dapat berhasil dengan maksimal.


(4)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan diartikan sebagai penataan ulang atau rekonstruksi aneka pengalaman dan pristiwa yang dialami dalam kehidupan individu, sehingga segala sesuatu yang baru akan menjadi lebih terarah dan bermakna.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana proses belajar mengajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dalam diri. Lebih jauh terkandung arti bahwa pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas untuk bersaing dalam membangun taraf hidup bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara serta membentuk manusia seutuhnya.

Pendidikan merupakan suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, dengan kata lain dimulai dari sejak dini hingga akhir hayat. Pendidikan adalah semua kegiatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahun, pengalaman, kecakapan dan keterampilannya kepada generasi muda baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

Pembangunan di bidang pendidikan merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, hal ini sesuai dengan UU No. 2/1989 Pendidikan Nasional bertujuan untuk


(5)

mencerdaskan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap, mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pengelolaan pendidikan dilaksanakan secara

terdesentralisasi, era globalisasi menurut penyelenggaraan pendidikan yang demokratis dan akuntabel untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional sehingga dapat bersaing dengan hasil pendidikan di negara-negara maju.

Salah satu usaha meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya yaitu melalui pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang memberikan konstribusi terutama melelui pengalaman gerak dan kebugaran, terhadap pertumbuhan dan perkembangan. Pendidikan jasmani diartikan sebagai pendidikan yang mengkualitaskan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak dan karya yang diberi bentuk, isi dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita manusia.

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani dan keterampilan berfikir psikis. Dalam pelaksanaannya, aktifitas pendidikan jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan melalui pengalman tersebut perserta didik dapat tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan.


(6)

Menurut UU Pendidikan No. 4 Tahun 1950 Pasal 9 berbunyi : ”Untuk membentuk keseimbangan antara pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani, maka pendidikan jasmani diselenggarakan disemua jalur sekolah”. Definisi pendidikan jasmani tercantum dalam Keputusan Pemerintah tahun 1987 (SK Mendikbud No. 413/U/1987), berbunyi ”Pendidikan Jasmani adalah bagian integral dari pendidikan melalui aktivitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, daya tahan tubuh, neuromoskular, sosial, intelektual, emosional, sportifitas dan semangat kompetisi”.

Tujuan dari pendidikan jasmani antara lain :

(1) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika dan perkembangan sosial,

(2) Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar dan

(3) Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui aktivitas jasmani.

Salah satu materi dalam pendidikan jasmani adalah sepak bola. Sepak bola merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu, dan setiap regunya terdiri dari 11 orang pemain. Setiap regu berusaha memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan. Regu yang banyak mencetak gol dinyatakan sebagai pemenang. Permainan sepak bola merupakan permainan yang sudah merakyat bahkan tidak mengenal batas, baik batas wilayah maupun usia, sehingga sepak bola sangat ditunggu oleh berbagai kalangan ketika suatu pertandingan akan digelar di televisi maupun dalam pertandingan langsung di


(7)

lapangan. Pemain sepak bola yang digemari bukan hanya pemain lokal atau daerah saja tetapi pemain nasional bahkan pemain dari berbagai negara luar sekalipun sudah cukup dekat dengan penggemar spak bola di Indonesia.

Kita tahu bahwa yang dilakukan pemain sepak bola di lapangan tidak semudah yang dibicarakan oleh semua orang, karena semua penguasaan keterampilan yang dapat memukau para penonton tersebut tentu saja dibutuhkan berbagai persiapan dan modal yang cukup besar. Agar prestasi yang optimal dapat tercapai. Adapun yang dimaksud dengan persiapan itu antara lain adalah fisik, teknik, taktik, mental dan kematangan juara, M. Sajoto (1988:56).

Untuk menjadi seorang pemain sepak bola yang baik juga dibutuhkan modal yang besar. Yang dimaksud modal yang besar disini adalah pengorbanan, baik pengorbanan secara materi maupun immateri. Tidak sedikit materi yang harus dikeluarkan oleh orang tua, sekolah, klub daerah maupun negara untuk

melahirkan seorang pemain sepak bola yang handal. Begitu pula dengan pengorbanan immateri, tidak sedikit para orang tua yang mendukung usaha anaknya untuk berlatih demi mencapai sebuah harapan dan prestasi. Demikian pula jika pihak sekolah maupun perguruan tinggi kurang kondusif dalam mendukung upaya pembinaan prestasi olahraga, khususnya cabang sepak bola. Maka tidak heran bila cabang olahraga ini banyak peminatnya tetapi susah majunya. Semua kendala ini bisa dijadikan bahan pemacu untuk meraih prestasi yang optimal, tentunya melalui pembinaan yang sinergis, terpadu, terrencana, terarah dan disusun sedemikian rupa dalam suatu program latihan dengan memperhatikan tingkat kemampuan masing-masing siswa.


(8)

Untuk melakukan permainan sepak bola yang maksimal seorang pemain sepak bola harus memiliki kondisi fisik yang maksimal menguasai teknik dasar bermain sepak bola. Selain dibutuhkan kondisi fisik yang maksimal juga dibutuhkan faktor penguasaan teknik dasar. Adapun aspek fisik yang paling dominan dalam permainan sepak bola menurut M. Sajoto (1988:44) antara lain daya tahan (endurance), kecepatan (speed), kelincahaan (agility), daya ledak (power), ketepatan (aquracy), koordinasi (coordination),dan kekuatan (strength), terutama kekuatan otot tungkai.

Karena dalam permainan sepak bola lebih dominan menggunakan tungkai, maka peranan otot tungkai menjadi sangat penting untuk dilatih secara intensif dengan memperhatikan prinsip-prinsip latihan agar mencapai hasil yang maksimal, yaitu lincahnya dalam menggiring bola, Cepatnya berlari untuk mengambil dan merebut bola atau berusaha untuk menghindari hadangan lawan, tingginya loncatan dalam menyundul bola, dan kerasnya tendangan.

Sedangkan aspek teknik atau berbagai gerak dasar yang dikenal dalam

permainan sepak bola, antara lain ; menurut Djawad (1981:44) mengoper bola, menggiring bola, menyundul bola, menghentikan bola, memainkan bola, dan menendang bola.

Gerak dasar ini harus diberikan atau dilatihkan pada anak saat pertama kali mengenal permainan sepak bola, karena dengan kebebasan anak untuk menguasai berbagai pengalaman keterampilan gerak, maka anak akan dapat meningkatkan dan mempertahankan kemampuan prestasinya selama mungkin (multilateral). Untuk meningkatkan keterampilan seorang siswa, guru


(9)

pendidikan jasmani harus memiliki pengalaman dan keterampilan dicabang olah raga, dan mampu menerapkan dan menganalisis gerakan dengan faktor yang mendukung atau yang mempengaruhinya sehingga pembelajaran gerak yang diinginkan dapat tercapai dengan maksimal.

Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain sepak bola adalah menendang bola. Menendang bola adalah suatu usaha untuk

memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki atau bagian kaki (A.Sarumpaet, 1991:13).

Sukatamsi (1994:44) mengatakan bahwa menendang merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan dalam permainan sepak bola. Seorang pemain tidak menguasai menendang dengan baik, tidak akan menjadi pemain yang baik. Kesebelasan yang baik adalah kesebelasan yang semua pemainnya menguasai tendangan bola dengan baik. Mengingat menendang merupakan faktor terpenting dan utama dalam permainan sepak bola maka untuk menjadi pemain yang baik, perlulah pemain mengembangkan kemahiran dalam

menendang. Menendang yang baik dalam permainan sepak bola memerlukan kemampuan memperkirakan jarak dan arah mana bola harus dihantarkan.

Karena itu, pemain yang akan menendang bola hendaknya memperkirakan sejauh mana tendangannya dan ke arah mana bola yang ditendang akan dituju. Sehingga seorang pemain di samping menguasai teknik dasar menendang juga harus mempunyai kaki yang kuat guna memperoleh hasil tendangan dengan jarak dan arah yang diinginkan (Engkos Kosasih, 1994:87).


(10)

Radioputro (1991:143) mengatakan bahwa gerak menendang adalah gerak angular, karena gerak ini didasari dengan gerak tulang, gerak ini disertai dengan linier badan agar benda yang disepak mengenai sasaran. Dia juga mengatakan bahwa suatu subyek yang yang bergerak pada ujung radius yang panjang akan memiliki kecepatan linier lebih besar dari pada subyek yang bergerak pada ujung rdius yang pendek. Dengan demikian, pemain sepak bola yang memiliki postur tubuh yang tinggi dan tungkai yang panjang mendukung dalam melakukan tendangan.

Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang ”hubungan antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan dalam permainan sepak bola siswa SMA Purnama Trimurjo Lampung Tengah tahun 2009/2010.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan yang berarti antara panjang tungkai dengan hasil tendangan bola?

2. Apakah terdapat hubungan yang berarti antara kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangan bola?

3. Apakah terdapat hubungan yang berarti antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan bola?


(11)

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas, maka penelitian ini dibatasi hanya pada hubungan antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan pada permainan sepak bola siswa SMA Purnama Trimurjo Lampung Tengah tahun 2009/2010.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : ”Adakah hubungan antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangn pada permainan sepak bola siswa SMA Purnama Trimurjo Lampung Tengah tahun ajaran 2009/ 2010?”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara panjang tungkai dengan hasil tendangan bola pada SMA Purnama Trimurjo Lampung Tengah yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sepakbola.

2. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan Hasil tendangan bola pada SMA Purnama Trimurjo Lampung Tengah yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sepakbola.

3. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan bola pada SMA Purnama Trimurjo Lampung Tengah yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sepak bola.


(12)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1. Bagi Siswa

Sebagai bahan acuan untuk meningkatkan ketrampilan gerak dasar dan menyadari betapa pentingnya penguasaan gerak dasar sepak bola. 2. Bagi Penulis

Sebagai acuan untuk penempatan ke dalam cabang olah raga yang lebih spesifik mengenai konstribusi panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai. 3. Bagi Guru

Sebagai bahan analisa dalam mengajar atau melatih bahwa banyak faktor yang medukung peningkatan kemampuan gerak dasar dalam permainan sepak bola.

4. Bagi Mahasiswa Penjaskes

Hasil penelitian ini sebagai acuan untuk dapat digunakan dalam berbagai pembelajaran keterampilan gerak pada cabang olahraga lainnya.

5. Bagi Program Studi Penjaskes

Sebagai bahan referensi untuk menganalisis berbagai gerak dasar dalam perkuliahan permainan bola besar (sepak bola) di Progran Studi Pendidikan Jasmani.


(1)

lapangan. Pemain sepak bola yang digemari bukan hanya pemain lokal atau daerah saja tetapi pemain nasional bahkan pemain dari berbagai negara luar sekalipun sudah cukup dekat dengan penggemar spak bola di Indonesia.

Kita tahu bahwa yang dilakukan pemain sepak bola di lapangan tidak semudah yang dibicarakan oleh semua orang, karena semua penguasaan keterampilan yang dapat memukau para penonton tersebut tentu saja dibutuhkan berbagai persiapan dan modal yang cukup besar. Agar prestasi yang optimal dapat tercapai. Adapun yang dimaksud dengan persiapan itu antara lain adalah fisik, teknik, taktik, mental dan kematangan juara, M. Sajoto (1988:56).

Untuk menjadi seorang pemain sepak bola yang baik juga dibutuhkan modal yang besar. Yang dimaksud modal yang besar disini adalah pengorbanan, baik pengorbanan secara materi maupun immateri. Tidak sedikit materi yang harus dikeluarkan oleh orang tua, sekolah, klub daerah maupun negara untuk

melahirkan seorang pemain sepak bola yang handal. Begitu pula dengan pengorbanan immateri, tidak sedikit para orang tua yang mendukung usaha anaknya untuk berlatih demi mencapai sebuah harapan dan prestasi. Demikian pula jika pihak sekolah maupun perguruan tinggi kurang kondusif dalam mendukung upaya pembinaan prestasi olahraga, khususnya cabang sepak bola. Maka tidak heran bila cabang olahraga ini banyak peminatnya tetapi susah majunya. Semua kendala ini bisa dijadikan bahan pemacu untuk meraih prestasi yang optimal, tentunya melalui pembinaan yang sinergis, terpadu, terrencana, terarah dan disusun sedemikian rupa dalam suatu program latihan dengan memperhatikan tingkat kemampuan masing-masing siswa.


(2)

Untuk melakukan permainan sepak bola yang maksimal seorang pemain sepak bola harus memiliki kondisi fisik yang maksimal menguasai teknik dasar bermain sepak bola. Selain dibutuhkan kondisi fisik yang maksimal juga dibutuhkan faktor penguasaan teknik dasar. Adapun aspek fisik yang paling dominan dalam permainan sepak bola menurut M. Sajoto (1988:44) antara lain daya tahan (endurance), kecepatan (speed), kelincahaan (agility), daya ledak (power), ketepatan (aquracy), koordinasi (coordination),dan kekuatan (strength), terutama kekuatan otot tungkai.

Karena dalam permainan sepak bola lebih dominan menggunakan tungkai, maka peranan otot tungkai menjadi sangat penting untuk dilatih secara intensif dengan memperhatikan prinsip-prinsip latihan agar mencapai hasil yang maksimal, yaitu lincahnya dalam menggiring bola, Cepatnya berlari untuk mengambil dan merebut bola atau berusaha untuk menghindari hadangan lawan, tingginya loncatan dalam menyundul bola, dan kerasnya tendangan.

Sedangkan aspek teknik atau berbagai gerak dasar yang dikenal dalam

permainan sepak bola, antara lain ; menurut Djawad (1981:44) mengoper bola, menggiring bola, menyundul bola, menghentikan bola, memainkan bola, dan menendang bola.

Gerak dasar ini harus diberikan atau dilatihkan pada anak saat pertama kali mengenal permainan sepak bola, karena dengan kebebasan anak untuk menguasai berbagai pengalaman keterampilan gerak, maka anak akan dapat meningkatkan dan mempertahankan kemampuan prestasinya selama mungkin (multilateral). Untuk meningkatkan keterampilan seorang siswa, guru


(3)

pendidikan jasmani harus memiliki pengalaman dan keterampilan dicabang olah raga, dan mampu menerapkan dan menganalisis gerakan dengan faktor yang mendukung atau yang mempengaruhinya sehingga pembelajaran gerak yang diinginkan dapat tercapai dengan maksimal.

Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain sepak bola adalah menendang bola. Menendang bola adalah suatu usaha untuk

memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki atau bagian kaki (A.Sarumpaet, 1991:13).

Sukatamsi (1994:44) mengatakan bahwa menendang merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan dalam permainan sepak bola. Seorang pemain tidak menguasai menendang dengan baik, tidak akan menjadi pemain yang baik. Kesebelasan yang baik adalah kesebelasan yang semua pemainnya menguasai tendangan bola dengan baik. Mengingat menendang merupakan faktor terpenting dan utama dalam permainan sepak bola maka untuk menjadi pemain yang baik, perlulah pemain mengembangkan kemahiran dalam

menendang. Menendang yang baik dalam permainan sepak bola memerlukan kemampuan memperkirakan jarak dan arah mana bola harus dihantarkan.

Karena itu, pemain yang akan menendang bola hendaknya memperkirakan sejauh mana tendangannya dan ke arah mana bola yang ditendang akan dituju. Sehingga seorang pemain di samping menguasai teknik dasar menendang juga harus mempunyai kaki yang kuat guna memperoleh hasil tendangan dengan jarak dan arah yang diinginkan (Engkos Kosasih, 1994:87).


(4)

Radioputro (1991:143) mengatakan bahwa gerak menendang adalah gerak angular, karena gerak ini didasari dengan gerak tulang, gerak ini disertai dengan linier badan agar benda yang disepak mengenai sasaran. Dia juga mengatakan bahwa suatu subyek yang yang bergerak pada ujung radius yang panjang akan memiliki kecepatan linier lebih besar dari pada subyek yang bergerak pada ujung rdius yang pendek. Dengan demikian, pemain sepak bola yang memiliki postur tubuh yang tinggi dan tungkai yang panjang mendukung dalam melakukan tendangan.

Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang ”hubungan antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan dalam permainan sepak bola siswa SMA Purnama Trimurjo Lampung Tengah tahun 2009/2010.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan yang berarti antara panjang tungkai dengan hasil tendangan bola?

2. Apakah terdapat hubungan yang berarti antara kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangan bola?

3. Apakah terdapat hubungan yang berarti antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan bola?


(5)

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas, maka penelitian ini dibatasi hanya pada hubungan antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan pada permainan sepak bola siswa SMA Purnama Trimurjo Lampung Tengah tahun 2009/2010.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : ”Adakah hubungan antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangn pada permainan sepak bola siswa SMA Purnama Trimurjo Lampung Tengah tahun ajaran 2009/ 2010?”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara panjang tungkai dengan hasil tendangan bola pada SMA Purnama Trimurjo Lampung Tengah yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sepakbola.

2. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan Hasil tendangan bola pada SMA Purnama Trimurjo Lampung Tengah yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sepakbola.

3. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan bola pada SMA Purnama Trimurjo Lampung Tengah yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sepak bola.


(6)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1. Bagi Siswa

Sebagai bahan acuan untuk meningkatkan ketrampilan gerak dasar dan menyadari betapa pentingnya penguasaan gerak dasar sepak bola. 2. Bagi Penulis

Sebagai acuan untuk penempatan ke dalam cabang olah raga yang lebih spesifik mengenai konstribusi panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai. 3. Bagi Guru

Sebagai bahan analisa dalam mengajar atau melatih bahwa banyak faktor yang medukung peningkatan kemampuan gerak dasar dalam permainan sepak bola.

4. Bagi Mahasiswa Penjaskes

Hasil penelitian ini sebagai acuan untuk dapat digunakan dalam berbagai pembelajaran keterampilan gerak pada cabang olahraga lainnya.

5. Bagi Program Studi Penjaskes

Sebagai bahan referensi untuk menganalisis berbagai gerak dasar dalam perkuliahan permainan bola besar (sepak bola) di Progran Studi Pendidikan Jasmani.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL TENDANGAN PADA PERMINAN SEPAK BOLA SISWA SMA PURNAMA TRIMURJO LAMPUNG TENGAH TAHUN 2009/2010

0 11 12

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL TENDANGAN DALAM BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 1 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH

0 6 35

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 1 ADILUWIH PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 14 54

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG 50 METER GAYA DADA PADA ATLET PUTRA BERPRESTASI KLUB RENANG METAL SC METRO TAHUN 2013

1 22 66

KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN LINGKAR PAHA DENGAN HASIL TENDANGAN PENALTY SEPAKBOLA PADA SEKOLAH SEPAKBOLA BINTANG UTARA PRATAMA BANDAR LAMPUNG

0 47 60

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI KEKUATAN OTOT PERUT, DAN KECEPATAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOKPADA SISWA KELAS X SMA N 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH

3 14 63

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN, KESEIMBANGAN DAN POWER TUNGKAI DENGAN KETERAMPILAN GERAK TENDANGAN BERPUTAR PENCAK SILAT SISWA SMA MUHAMMADIYAH 3 BANDAR LAMPUNG

1 16 53

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMAN 2 PADANG CERMIN

1 18 62

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PANJANG TUNGKAI DAN LINGKAR PAHA TERHADAP AKURASI PASSING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA EKSTRAKULIKULER SEPAKBOLA SMP DHARMA PALA PANJANG BANDAR LAMPUNG TA 2014/2015

0 34 73

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK

0 0 10