Characteristics of Visitor and Domestic Travel Costs Against Benefits Recreation in Nature Park Punti Kayu (TWAPK) Palembang City

(1)

ABSTRACT

Characteristics of Visitor and Domestic Travel Costs Against Benefits Recreation in Nature Park Punti Kayu (TWAPK) Palembang City

By

Abdur Rahman Saleh

Punti Kayu Nature Park can provide various benefits, currently benefits obtained are still considering to be low because of the nature of Punti Kayu Nature Park which can not be measured. An objective and quantitative assessment of a recreation benefits by calculating the cost of travel and willingness to Pay visitors to recreational benefits, which in turn is useful as a consideration for determining the alternative development, construction and to fund conservation work at the Nature Park Punti Kayu.

This research was conducted in the Nature Park Punti Kayu Palembang city, South Sumatra Province, from June to July 2010. The object of research in this study were the respondents (visitors) in the Nature Park Punti Kayu. To understand the characteristics and travel cost visitors conducted interviews and questionnaires. Data obtained in the form of tabulations and percentages, then analyzed descriptively. Number of visitors samples in this study were 100 visitors.

Based on the research characteristics of visitors and the cost of domestic travel in mind that the largest percentage is derived from the zone of the City of Palembang by 69 percent, their arrival is usually a primary goal by 72 percent, how a visit by a group of 48 percent, with a view to a picnic at 95 percent and home on the same day at 95 percent. Socio-economic conditions last visitor is the level of senior secondary education by 70 percent and the monthly income level of Rp

500.000,00 — Rp 750.000,00 which is 28 percent. Travel costs the average visitor Punti Kayu Nature Park range from Rp 44.913,04 — Rp 172.000, 00. The total amount paid by all respondents (WTP) Punti Kayu Nature Park for costs forest and land rehabilitation amounted to Rp 876.070.734,00/year.

Keywords: Garden Tours, Travel Costs, Willingness to Pay.


(2)

ABSTRAK

Karakteristrik Pengunjung Dan Biaya Perjalanan Domestik Terhadap Manfaat Rekreasi Di Taman Wisata Alam Punti Kayu (TWAPK)

Kota Palembang Oleh

Abdur Rahman Saleh

Taman Wisata Alam Punti Kayu dapat memberikan berbagai manfaat, saat ini berbagai manfaat yang dihasilkan tersebut masih dinilai secara rendah karena manfaat dari Taman Wisata Alam Punti Kayu yang tidak dapat diukur. Penilaian secara obyektif dan kuantitatif terhadap suatu manfaat rekreasi dengan

menghitung biaya perjalanan dan kesediaaan membayar pengunjung terhadap manfaat rekreasi yang pada akhirnya berguna sebagai pertimbangan untuk menentukan alternatif pengembangan, pembangunan dan untuk dana kegiatan konservasi di Taman Wisata Alam Punti Kayu.

Penelitian ini dilakukan di Taman Wisata Alam Punti Kayu Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, mulai bulan Juni sampai Juli 2010. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah responden (pengunjung) di Taman Wisata Alam Punti Kayu. Untuk mengetahui karakteristik dan biaya perjalanan pengunjung dilakukan wawancara dan kuisioner. Data yang diperoleh dalam bentuk tabulasi dan

persentasi, kemudian dianalisis secara deskriptif. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 100 pengunjung.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui Persentase Karakteristik pengunjung Taman Wisata Alam Punti Kayu Berdasarkan daerah asal yaitu Kota Palembang sebesar 69 persen, Kedatangan mereka umumnya merupakan tujuan utama sebesar 72 persen, cara berkunjung dengan cara berkelompok sebesar 48 persen, dengan maksud melakukan piknik sebesar 95 persen dan pulang pada hari itu juga sebesar 95 persen. Kondisi sosial ekonomi pengunjung adalah tingkat pendidikan terakhir yaitu SLTA sebesar 70 persen dan tingkat pendapatan perbulan Rp 500.000,00 — Rp 750.000,00 yaitu sebesar 28 persen. Biaya perjalanan rata-rata pengunjung Taman Wisata Alam Punti Kayu berkisar antara Rp 44.913,04 — Rp 172.000,00. Total nilai yang dibayarkan seluruh responden (WTP) Taman Wisata Alam Punti Kayu untuk biaya rehabilitasi hutan dan lahan adalah sebesar Rp 876.070.734,00/tahun.


(3)

ABSTRAK

Karakteristrik Pengunjung Dan Biaya Perjalanan Domestik Terhadap Manfaat Rekreasi Di Taman Wisata Alam Punti Kayu (TWAPK)

Kota Palembang Oleh

Abdur rahman saleh

Taman Wisata Alam Punti Kayu merupakan anugerah Tuhan yang dapat memberikan berbagai manfaat, saat ini berbagai manfaat yang dihasilkan tersebut masih dinilai secara rendah karena manfaat dari Taman Wisata Alam Punti Kayu yang tidak dapat diukur. Penilaian secara obyektif dan kuantitatif terhadap suatu manfaat rekreasi dengan menghitung biaya perjalanan dan kesediaaan membayar pengunjung terhadap manfaat rekreasi yang pada akhirnya berguna sebagai pertimbangan untuk menentukan alternatif pengembangan, pembangunan dan untuk dana kegiatan konservasi di Taman Wisata Alam Punti Kayu.

Penelitian ini dilakukan di Taman Wisata Alam Punti Kayu Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, mulai bulan Juni sampai Juli 2010. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah responden (pengunjung) di Taman Wisata Alam Punti Kayu. Untuk

mengetahui karakteristik dan biaya perjalanan pengunjung dilakukan wawancara dan kuisioner. Data yang diperoleh dalam bentuk tabulasi dan persentasi, kemudian dianalisis secara deskriptif. Jumlah sampel pengunjung pada penelitian ini adalah 100 pengunjung. Berdasarkan hasil penelitian diketahui Persentase Karakteristik pengunjung Taman Wisata Alam Punti Kayu Berdasarkan daerah asal yaitu Kota Palembang sebesar 69 persen, Kedatangan mereka umumnya merupakan tujuan utama sebesar 72 persen, cara berkunjung dengan cara berkelompok sebesar 48 persen, dengan maksud untuk berpiknik sebesar 95 persen dan pulang pada hari itu juga sebesar 95 persen. Kondisi sosial

ekonomi pengunjung adalah tingkat pendidikan terakhir yaitu SLTA sebesar 70 persen dan tingkat pendapatan perbulan Rp 500.000,00 — Rp 750.000,00 yaitu sebesar 28 persen). Biaya perjalanan rata-rata pengunjung Taman Wisata Alam Punti Kayu berkisar antara Rp 44.913,04 — Rp172.000,00. Total nilai yang dibayarkan seluruh responden (WTP) Taman Wisata Alam Punti Kayu untuk biaya rehabilitasi hutan dan lahan adalah sebesar Rp 876.070.734,00/tahun.


(4)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Persentase karakteristik pengunjung Taman Wisata Alam Punti Kayu berdasarkan daerah asal, yaitu : Kota Palembang sebesar 69 persen. kedatangan mereka umumnya merupakan tujuan utama sebesar 72 persen, cara berkunjung dengan cara berkelompok sebesar 48 persen, dengan maksud untuk berpiknik sebesar 95 persen dan pulang pada hari itu juga sebesar 95 persen. Kondisi sosial ekonomi pengunjung adalah tingkat pendidikan terakhir yaitu SLTA sebesar 70 persen dan tingkat pendapatan perbulan Rp 500.000,00 — Rp 750.000,00, yaitu : sebesar 28 persen. 2. Biaya perjalanan rata-rata pengunjung Taman Wisata Alam Punti Kayu

berkisar antara Rp 44.913,04 — Rp172.000,00.

3. Penilaian pengunjung terhadap Taman Wisata Alam Punti Kayu dilihat dari kondisi jalan menuju objek wisata, segi aksebilitas, keanekaragaman hayati, fasilitas rekreasi adalah baik, sedangkan keadaan keamanan dan pelayanan petugas informasi adalah buruk.

4. Total nilai kesediaan membayar pengunjung (WTP) Taman Wisata Alam Punti Kayu untuk biaya rehabilitasi hutan dan lahan adalah sebesar Rp 876.070.734,00 /tahun.


(5)

55

B. Saran

1. Dengan mempertimbangkan karakteristik pengunjung yang ada, pengelolaan yang lebih baik terhadap potensi wisata yang ada perlu dilakukan seperti peningkatan pelayanan dan fasilitas kepada pengunjung, misalnya dengan pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana serta pelayanan petugas yang lebih baik kepada pengunjung.

2. Perlu dilakukan pengembangan jenis rekreasi baru misalnya membangun taman kupu-kupu, karena jenis rekreasi ini belum ada di Kota Palembang dan dapat menambah daya tarik bagi Taman Wisata Alam Punti Kayu. 3. Perlu dilakukan kegiatan reboisasi bersama antara pihak pengelola,

pemerintah, dan pengunjung misalnya pada hari gerakan one man one tree agar keberadaan Taman Wisata Alam Punti Kayu tetap lestari.


(6)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumberdaya hutan di Indonesia merupakan anugerah Tuhan yang dapat memberikan berbagai manfaat yang dapat dirasakan pada tingkatan lokal, nasional, maupun global. Manfaat tersebut terdiri atas manfaat nyata yang terukur (tangible) berupa hasil hutan kayu, hasil hutan non kayu seperti rotan, bambu, damar dan lain-lain, serta manfaat tidak terukur (intangible) berupa manfaat perlindungan lingkungan, keragaman genetik dan wisata alam.

Saat ini berbagai manfaat yang dihasilkan tersebut masih dinilai secara rendah, sehingga menimbulkan terjadinya eksploitasi sumberdaya hutan yang berlebih. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak pihak yang belum memahami nilai dari berbagai manfaat sumberdaya hutan secara

komperehensif (Susilawati, 2000). Oleh karena itu perlu adanya tindakan konservasi yang dilakukan secara bijaksana, dengan melakukan kegiatan pelestarian flora dan fauna di kawasan hutan konservasi khususnya Taman Wisata Alam. Taman Wisata Alam dalam hal ini adalah Taman Wisata Alam Punti Kayu.

Taman Wisata Alam Punti Kayu dapat dijangkau dengan kendaraan umum trayek km 12 yang letaknya sekitar 7 km dari pusat kota dengan luas + 50 ha.


(7)

2

Sejak tahun 1986 hasil kesepakatan antara Provinsi Sumatera Selatan dan Departemen Kehutanan, Taman Wisata Alam Punti Kayu menjadi Hutan Wisata. Taman Wisata Alam Punti Kayu ditumbuhi beraneka pohon khas tropis yang cukup lebat dan rindang diantaranya pohon pinus (Pinus mercussi). Sebagian hutannya menjadi habitat bagi sekelompok kera ekor panjang (Macaca fasicicularis) dan beruk (Macaca nemistriana). Kegiatan pengusahaan di Taman Wisata Alam Punti Kayu yang berkembang saat ini belum sepenuhnya mengacu pada prinsip dasar pengembangan pariwisata alam, yaitu berbasis pada alam, berkelanjutan, bermanfaat untuk masyarakat lokal, mengutamakan kepuasan wisatawan, dan memiliki unsur pendidikan lingkungan, sehingga menjadi kendala pengembangan pariwisata alam.

Produk pariwisata alam yang ada belum dikemas dalam paket wisata yang menarik, kurangnya promosi dan informasi kepada publik, terbatasnya sarana dan prasarana penunjang serta minimnya pelatihan dan pendidikan bidang perencanaan, penyelenggaraan dan pemantauan pariwisata alam merupakan beberapa permasalahan yang menghambat perkembangan di Taman Wisata Alam Punti Kayu terdapat juga sejumlah satwa di kebun binatang mini terbengkalai sebagian satwa langka yang dilindungi diberi makanan yang tidak sesuai dengan habitat aslinya dan kondisi beberapa kandang satwa yang sangat memprihatinkan. Kandang beruang madu (Helarcetos malayanus) misalnya yang berukuran 2,5 x 2,5 meter hanya berupa ruang kosong tanpa persediaan air minum. Di lantai kandang itu terdapat beberapa butiran nasi sisa makanan. Padahal, makanan mamalia yang dilindungi itu adalah serangga dan buah-buahan.


(8)

3

Penilaian secara kuantitatif terhadap manfaat hutan yang bersifat tidak langsung merupakan kendala bagi pembangunan dan pengembangan hutan sebagai tempat rekreasi alam sebagai bagian dari industri pariwisata, pengembangan rekreasi alam memerlukan modal, tenaga kerja, dan manajemen yang baik. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian yang dapat menilai secara obyektif dan kuantitatif terhadap suatu manfaat rekreasi dengan mengetahui karakteristik dan biaya perjalanan pengunjung terhadap manfaat rekreasi yang pada akhirnya berguna sebagai pertimbangan untuk menentukan alternatif pengembangan dan pembangunan serta perhitungan besarnya investasi yang realistis dan juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan konservasi di taman wisata alam alam tersebut.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui karakteristik pengunjung dilihat dari segi daerah asal, tujuan berkunjung, cara berkunjung, motivasi kunjungan, lama kunjungan, dan kondisi sosial ekonomi yang meliputi tingkat pendidikan terakhir dan tingkat pendapatan.

2. Menduga besarnya biaya perjalanan rata-rata pengunjung di Taman Wisata Alam Punti Kayu.

3. Mengetahui penilaian pengunjung terhadap Taman Wisata Alam Punti. 4. Menduga besarnya total nilai kesediaan membayar pengunjung di Taman


(9)

4

C. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut : 1. Penilaian manfaat rekreasi yang bersifat kuantitatif dapat dijadikan dasar

bagi perencanaan alokasi sumber daya alam dan dana pembangunan Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang secara optimum. 2. Meningkatkan pengetahuan para peneliti tentang aplikasi metode

kuantitatif untuk menilai manfaat hutan yang intangible.

3. Memberikan informasi dan masukan kepada instansi terkait dalam hal ini Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan sebagai penentu kebijakan dalam pengelolaan Taman Wisata Alam Punti Kayu.

D. Kerangka Pemikiran

Menurut Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Pasal 31 dari Undang-Undang No. 5 tahun 1990 menyebutkan bahwa dalam Taman Wisata Alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya dan wisata alam. Pasal 34 menyebutkan pula bahwa pengelolaan taman wisata dilaksanakan oleh Pemerintah.

Keberadaan Taman Wisata Alam Punti Kayu sangat penting bagi Kota Palembang contohnya dalam penggunaan lahan diantaranya sebagai tempat wisata alam. Wisata alam merupakan salah satu bentuk rekreasi yang


(10)

5

memiliki manfaat yang dapat dihasilkan oleh kawaan konservasi melalui pengelolan yang sesuai dengan asas pelestarian dan pemanfaatan. Penilaian terhadap manfaat kawasan konservasi khususnya mengenai wisata alam sangat sulit dilakukan karena sifatnya (intangible), sehingga manfaat yang dihasilkan dari Taman Wisata Alam berupa wisata alam masih dinilai secara rendah, sehingga menimbulkan terjadinya eksploitasi sumberdaya hutan yang berlebih. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak pihak yang belum memahami nilai dari manfaat Taman Wisata Alam secara komperehensif.

Penentuan nilai manfaat suatu tempat rekreasi alam dapat dilakukan dengan menghitung besarnya nilai manfaat melalui biaya perjalanan pengunjung terhadap rekreasi tersebut. Biaya perjalanan pengunjung adalah suatu cara menilai suatu barang/jasa yang tidak memiliki harga pasar, termasuk dalam hal ini adalah nilai dari wisata alam. Selain itu juga perlu diketahui

karakteristrik, penilaian, dan kesediaan membayar (WTP) pengunjung domestik sebagai sumber informasi dalam pertimbangan untuk menentukan alternatif pengembangan dan pembangunan serta perhitungan besarnya investasi yang realistis dan juga dapat dimanfaatkan untuk dana kegiatan konservasi khususnya di Taman Wisata Alam Punti Kayu.


(11)

6

Gambar 1. Kerangka pemikiran Taman Wisata Alam

Penelitian

Ilmu Pengetahuan

-Pembangunan -Pengembangan -Besarnya Investasi

Manfaat Intangible

Dinilai Rendah

Eksploitasi SDH Secara Berlebih

-Biaya perjalanan -Karakteristrik -penilaian -WTP Pendidikan

Budidaya

Wisata Alam

Perhitungan Nilai Manfaat Kegiatan Konservasi


(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumberdaya hutan di Indonesia merupakan anugerah Tuhan yang dapat memberikan berbagai manfaat yang dapat dirasakan pada tingkatan lokal, nasional, maupun global. Manfaat tersebut terdiri atas manfaat nyata yang terukur (tangible) berupa hasil hutan kayu, hasil hutan non kayu seperti rotan, bambu, damar dan lain-lain, serta manfaat tidak terukur (intangible) berupa manfaat perlindungan lingkungan, keragaman genetik dan wisata alam.

Saat ini berbagai manfaat yang dihasilkan tersebut masih dinilai secara rendah, sehingga menimbulkan terjadinya eksploitasi sumberdaya hutan yang berlebih. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak pihak yang belum memahami nilai dari berbagai manfaat sumberdaya hutan secara

komperehensif (Susilawati, 2000). Oleh karena itu perlu adanya tindakan konservasi yang dilakukan secara bijaksana, dengan melakukan kegiatan pelestarian flora dan fauna di kawasan hutan konservasi khususnya Taman Wisata Alam. Taman Wisata Alam dalam hal ini adalah Taman Wisata Alam Punti Kayu.

Taman Wisata Alam Punti Kayu dapat dijangkau dengan kendaraan umum trayek km 12 yang letaknya sekitar 7 km dari pusat kota dengan luas + 50 ha.


(2)

Sejak tahun 1986 hasil kesepakatan antara Provinsi Sumatera Selatan dan Departemen Kehutanan, Taman Wisata Alam Punti Kayu menjadi Hutan Wisata. Taman Wisata Alam Punti Kayu ditumbuhi beraneka pohon khas tropis yang cukup lebat dan rindang diantaranya pohon pinus (Pinus mercussi). Sebagian hutannya menjadi habitat bagi sekelompok kera ekor panjang (Macaca fasicicularis) dan beruk (Macaca nemistriana). Kegiatan pengusahaan di Taman Wisata Alam Punti Kayu yang berkembang saat ini belum sepenuhnya mengacu pada prinsip dasar pengembangan pariwisata alam, yaitu berbasis pada alam, berkelanjutan, bermanfaat untuk masyarakat lokal, mengutamakan kepuasan wisatawan, dan memiliki unsur pendidikan lingkungan, sehingga menjadi kendala pengembangan pariwisata alam.

Produk pariwisata alam yang ada belum dikemas dalam paket wisata yang menarik, kurangnya promosi dan informasi kepada publik, terbatasnya sarana dan prasarana penunjang serta minimnya pelatihan dan pendidikan bidang perencanaan, penyelenggaraan dan pemantauan pariwisata alam merupakan beberapa permasalahan yang menghambat perkembangan di Taman Wisata Alam Punti Kayu terdapat juga sejumlah satwa di kebun binatang mini terbengkalai sebagian satwa langka yang dilindungi diberi makanan yang tidak sesuai dengan habitat aslinya dan kondisi beberapa kandang satwa yang sangat memprihatinkan. Kandang beruang madu (Helarcetos malayanus) misalnya yang berukuran 2,5 x 2,5 meter hanya berupa ruang kosong tanpa persediaan air minum. Di lantai kandang itu terdapat beberapa butiran nasi sisa makanan. Padahal, makanan mamalia yang dilindungi itu adalah serangga dan buah-buahan.


(3)

Penilaian secara kuantitatif terhadap manfaat hutan yang bersifat tidak langsung merupakan kendala bagi pembangunan dan pengembangan hutan sebagai tempat rekreasi alam sebagai bagian dari industri pariwisata, pengembangan rekreasi alam memerlukan modal, tenaga kerja, dan manajemen yang baik. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian yang dapat menilai secara obyektif dan kuantitatif terhadap suatu manfaat rekreasi dengan mengetahui karakteristik dan biaya perjalanan pengunjung terhadap manfaat rekreasi yang pada akhirnya berguna sebagai pertimbangan untuk menentukan alternatif pengembangan dan pembangunan serta perhitungan besarnya investasi yang realistis dan juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan konservasi di taman wisata alam alam tersebut.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui karakteristik pengunjung dilihat dari segi daerah asal, tujuan berkunjung, cara berkunjung, motivasi kunjungan, lama kunjungan, dan kondisi sosial ekonomi yang meliputi tingkat pendidikan terakhir dan tingkat pendapatan.

2. Menduga besarnya biaya perjalanan rata-rata pengunjung di Taman Wisata Alam Punti Kayu.

3. Mengetahui penilaian pengunjung terhadap Taman Wisata Alam Punti. 4. Menduga besarnya total nilai kesediaan membayar pengunjung di Taman


(4)

C. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut : 1. Penilaian manfaat rekreasi yang bersifat kuantitatif dapat dijadikan dasar

bagi perencanaan alokasi sumber daya alam dan dana pembangunan Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang secara optimum. 2. Meningkatkan pengetahuan para peneliti tentang aplikasi metode

kuantitatif untuk menilai manfaat hutan yang intangible.

3. Memberikan informasi dan masukan kepada instansi terkait dalam hal ini Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan sebagai penentu kebijakan dalam pengelolaan Taman Wisata Alam Punti Kayu.

D. Kerangka Pemikiran

Menurut Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Pasal 31 dari Undang-Undang No. 5 tahun 1990 menyebutkan bahwa dalam Taman Wisata Alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya dan wisata alam. Pasal 34 menyebutkan pula bahwa pengelolaan taman wisata dilaksanakan oleh Pemerintah.

Keberadaan Taman Wisata Alam Punti Kayu sangat penting bagi Kota Palembang contohnya dalam penggunaan lahan diantaranya sebagai tempat wisata alam. Wisata alam merupakan salah satu bentuk rekreasi yang


(5)

memiliki manfaat yang dapat dihasilkan oleh kawaan konservasi melalui pengelolan yang sesuai dengan asas pelestarian dan pemanfaatan. Penilaian terhadap manfaat kawasan konservasi khususnya mengenai wisata alam sangat sulit dilakukan karena sifatnya (intangible), sehingga manfaat yang dihasilkan dari Taman Wisata Alam berupa wisata alam masih dinilai secara rendah, sehingga menimbulkan terjadinya eksploitasi sumberdaya hutan yang berlebih. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak pihak yang belum memahami nilai dari manfaat Taman Wisata Alam secara komperehensif.

Penentuan nilai manfaat suatu tempat rekreasi alam dapat dilakukan dengan menghitung besarnya nilai manfaat melalui biaya perjalanan pengunjung terhadap rekreasi tersebut. Biaya perjalanan pengunjung adalah suatu cara menilai suatu barang/jasa yang tidak memiliki harga pasar, termasuk dalam hal ini adalah nilai dari wisata alam. Selain itu juga perlu diketahui

karakteristrik, penilaian, dan kesediaan membayar (WTP) pengunjung domestik sebagai sumber informasi dalam pertimbangan untuk menentukan alternatif pengembangan dan pembangunan serta perhitungan besarnya investasi yang realistis dan juga dapat dimanfaatkan untuk dana kegiatan konservasi khususnya di Taman Wisata Alam Punti Kayu.


(6)

Gambar 1. Kerangka pemikiran Taman Wisata Alam

Penelitian

Ilmu Pengetahuan

-Pembangunan -Pengembangan -Besarnya Investasi

Manfaat Intangible

Dinilai Rendah

Eksploitasi SDH Secara Berlebih

-Biaya perjalanan -Karakteristrik -penilaian -WTP Pendidikan

Budidaya

Wisata Alam

Perhitungan Nilai Manfaat Kegiatan Konservasi