Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010
4.2.3. Uji kualitas air berdasarkan sifat fisika, kimia, dan bakteriologi di laboratorium
Selain kuantitas air, kualitas air bersih juga mutlak diperhatikan karena sangat mempengaruhi kesehatan orang yang meminum air tersebut. Terlebih air yang
dikonsumsi berasal dari air sumur bukan merupakan pelanggan PDAM. Tentu saja sering tercemar adanya bakteri, terlebih di daerah penelitian yaitu di
Kelurahan Tipes, masih banyak warga yang menggunakan air sumur yang berdekatan dengan septictank karena Kelurahan Tipes terletak di tengah-tengah
kota sehingga lahannya terbatas. Dengan mengambil sampel air tanah sumur di beberapa sumur penduduk yang berdekatan dengan septictank sebanyak ± 3 liter,
air tersebut kemudian diukur kualitas airnya berdasarkan sifat fisika, kimia dan bakteriologi.
Dari hasil pengamatan di laboratorium didapat :
1. Parameter Fisika
a. Bau
Dengan mencium melalui indra penciuman secara langsung, air hasil penelitian dinyatakan tidak berbau. Oleh karena itu air tersebut dapat dikatakan baik karena
tidak berbau. b.
Rasa Dengan merasakan secara langsung air sampel melalui indra perasa, air tersebut
tidak berasa tawar. Oleh karena itu air tersebut dapat dikatakan baik karena tidak berasa.
c. Suhu Berdasarkan hasil penelitian, suhu air sampel 27
o
C. Hal ini menyatakan suhu udara dalam air sampel adalah normal
Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010
d. Kekeruhan Dengan membandingkan intensitas cahaya melalui contoh air dengan intensitas
cahaya melalui larutan baku standar kekeruhan silica dengan alat Hellige Turbidimeter, diperoleh nilai kekeruhan 0,26. Sedangkan batas ambang air
dinyatakan baik bila nilai kekeruhannya kurang dari 5 unit, ini menunjukkan air tersebut jernih dan baik untuk digunakan masyarakat.
e. Warna Dengan melihat secara langsung melalui indra penglihatan air sampel dinyatakan
tidak berwarna. Ini menunjukkan air tersebut layak untuk dikonsumsi.
2. Parameter Kimia
a. pH Batas pH yang memenuhi standar adalah 6,5 – 8,5. Dari hasil penelitian
menunjukkan pH 6,6 hal ini menunjukan bahwa air sampel yang diuji masih berada di ambang batas.
b. DHL Hasil penelitian diperoleh nilai DHL adalah 371
cm s
, sedangkan batas
maksimum DHL air minum adalah 1500 cm
s
. Ini menyatakan bahwa air tersebut cukup besar dalam menghantarkan listrik.
c. CO
2
bebas Dengan meneteskan indikator phenolphatalein pada air sampel didapat nilai CO
2
bebas 31,42 mglt dan CO
2
Agresif 4,00 mglt. Ini menyatakan bahwa air tersebut memenuhi standar kualitas air bersih. Kadar CO
2
bebas sesuai dengan prosedur penetapan asidi-alkalinitas dihitung dengan Rumus 2.8 sebagai berikut :
Kadar CO
2
= contoh
ml 1000
x t NaOH x 0,1 x 44 x F NaOH =
100 1000
x 0,7 x 0,1 x 44 x 1,02 mglt = 31,42 mglt
Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010
Sedangkan CO
2
agresif diperhitungkan berdasarkan grafik MUNDLEIN d. Alkalinitas
Hasil analisis yang dilakukan pada air sumur adalah phenolphtalein 0,00 mglt menunjukkan kebasaan air sumur tersebut, hidroksida 0,00 mglt dan bikarbonat
242,05 mglt. Ini menunjukan air sampel yang diuji memenuhi standar kualitas air bersih .Kadar alkalinitas dihitung dengan menggunakan Rumus 2.9 sebagai
berikut : Alkalinitas
= contoh
ml 1000
x Total pemakaian HCl x 0,1 x 50 mglt =
100 1000
x 4,841 x 0,1 x 50 mglt = 242,05 mglt
e. Kesadahan total Air sampel diketahui nilai kesadahan 194,17 mglt. Sedangkan batas nilai
kesadahan adalah 500 mglt, dengkan demikian air tersebut masih dibawah ambang batas. Kesadahan total dapat dihitung dengan menggunakan Rumus
2.10 sebagai berikut : Kesadahan total
= contoh
ml 1000
x t EDTA x F EDTA x 0,01 x 100 =
50 1000
x 10 x 0,97085 x 0,01 x 100 = 194,17 mglt
f. KalsiumCa
Air dari hasil penelitian menunjukkan nilai kalsium adalah 34,95 mglt. Kadar kalsium dihitung dengan menggunakan Rumus 2.11 sebagai berikut :
KalsiumCa =
contoh ml
1000 x t EDTA x F EDTA x 0,01 x 40
= 50
1000 x 4,5 x 0,97085 x 0,01 x 40
= 34,95 mglt Sehingga menurut SNI 06-2429-1991 sampel tersebut memenuhi standar kualitas
air bersih.
Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010
g. MagnesiumMg Dari hasil penelitian didapat kadar Magnesium adalah 25,95 mglt. Menurut SNI
06-2430-1991 sampel tersebut memenuhi standar kualitas air bersih.. Kadar magnesium dihitung dengan Rumus 2.12 sebagai berikut :
Mg =
contoh ml
1000 x A - B x F EDTA x F EDTA x 0,01 x 24,3
= 50
1000 x 10 - 4,5 x 0,97085 x 0,01 x 24,3
= 25,95 mglt h. Besi
Kandungan Fe sesuai SNI 06-6854-2002 adalah 0,3 mglt. Dari hasil penelitian didapatkan kandungan Fe pada air sumur adalah 0,00 mglt, ini menunjukkan
bahwa air sumur yang diteliti tidak terdapat kandungan Fe, sehingga layak untuk dikonsumsi.
i. Mangan
Kandungan Mn
yang mcmenuhi
standar SNI
06-6855-2002 scbagai ambang batas adalah 0,1 mglt. Dari hasil penelitian dengan menggunakan
spektrofotometer didapat kandungan mangan 0.00 mglt, ini menunjukkan bahwa air surnur yang diteliti terdapat kandungan Mnnya masih dibawah ambang batas.
j. Ammonium
Batas ammonium sesuai SNI 19-1655-1989 adalah 0,0. Pada air sumur yang diteliti kandungannya yaitu 0.05 mglt. Kandungan tersebut masih dalam batas toleransi
sehingga dapat dikatakan bahwa air tersebut baik untuk dikomsumsi. Kandungan Ammonium dihitung dengan menggunakan Rumus 2.13 sebagai berikut :
Ammonium =
contoh ml
1000 x ml standar x 0,122 mglt
= 50
1000 x 0,02 x 0,122 mglt
= 0,05 mglt
Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010
k. Nitrit Batas untuk nilai Nitrit SNI 06-6989.9-2004 adalah 3, untuk hasil penelitian
diperoleh 0,01 mglt, hal ini menunjukkan nilai trace, maksudnya adalah dalam air tersebut ada dalam jumlah yang sangat sedikit. Sehingga dapat dikatakan bahwa air
tersebut baik untuk dikomsumsi Kadar nitrit dihitung dengan menggunakan Rumus 2.14 sebagai berikut :
Nitrit =
contoh ml
1000 x ml standar x 0,01 mglt
= 50
1000 x 0,05 x 0,01 mglt
= 0,01 mglt l.
Zat Organik Batas kandungan zat organik sesuai SNI 06-2506-1991 adalah 10 mglt.Dari hasil
analisis didapat kandungan zat organik pada contoh air 0,316 mglt. ini menunjukkan bahwa air surnur yang diteliti masih dibawah ambang batas.
Kandungan zat organik dihitung dengan menggunakan Rumus 2.15 sebagai berikut :
Zat Organik =
contoh ml
1000 x{[10+AxF]- 10} x0,01 x 31,6 mglt
= 100
1000 x {[10+0,1x1]- 10} x 0,316 mglt
= 0,316 mglt m. Klorida
Dari analisis contoh
air yang
diteliti didapat kandungan
klorida sebanyak 72 mg It, nilai ini masih dibawah batas standar SNI 06-6989.19.2004
yaitu 250 mglt. Sehingga air tersebut dapat dikatakan layak untuk dikonsumsi. Kadar Klorida dihitung dengan Rumus 2.16 sebagai berikut :
Klorida =
contoh ml
1000 x pemakaian AgNO
3
- Blangko x 0,5 mglt =
50 1000
x 7,5 - 0,3 x 0,5mglt = 72 mglt
Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010
n. Sulfat Kandungan sulfat pada contoh air yang digunakan sebagai penelitian sebesar 23,74
mglt. Kandungan ini masih dalam batas aman air untuk dikonsumsi. Nilai batas untuk kandungan sulfat SNI 06-6968.20.2004 adalah 250 mglt.
3. Bakteriologi