19 Pengukuran curah hujan dapat dilakukan dengan cara manual, yaitu
menggunakan penakar hujan atau menggunakan automatik rain gauge yang menghasilkan grafik hujan pada kertas pias selama 24 jam. Oleh karena alat
penakar hujan otomatis jarang terdapat di setiap tempat pengamatan hujan maka Bolls membuat perhitungan curah hujan indeks erosivitas hujan yang didasarkan
pada data pengamatan curah hujan dari 47 stasiun cuaca, selama 38 tahun di Pulau Jawa. Untuk mencari indeks erosivitas hujan tersebut di atas, dapat menggunakan
rumus Bolls 1978 sebagai berikut : Rm EI
30
= 6,119 RAINm
1,21
× DAYm
-0,474
× MAX P m
0,526
………..3 Dimana:
EI
30
= Indeks Erosi Hujan Bulanan Kjha R m
= Erosivitas curah hujan bulan rata-rata RAIN m
= Jumlah curah hujan bulanan cm DAYm
= Jumlah hari hujan bulanan rata-rata pada bulan tertentu MAXPm = Jumlah hujan maximum selama 24 jam pada bulan
tertentu cm
II. Tugas
1. Tentukan Rm dan data curah hujan sebagai berikut:
No Tanggal
Jam Jumlah mm
1 3 April
09.00-12.00 36
2 15 April
14.00-22.00 50
3 26 April
12.00-12.30 12
2. Tentukan Indeks erosivitas hujan R bulanan dan tahunan dari data curah hujan harian di DAS Cikumutuk Malangbong
20 Data Curah Hujan Harian DAS Cikumutuk Kec Malangbong 1999 mm
Tgl Januari Februari Maret
April Mei
Juni Juli
Agust Sept
Okto Nov
Des 1
0.3 3.8
0.1 31.3
17.9 6
2 1.8
36.5 30.3
6.1 3
28.2 32.8
5.2 8
0.6 4
1.8 0.7
7.6 9.3
0.5 2.6
43 5
49.3 23.5
21.5 0 31.2
33 0.2
6 2
5.3 32.5
24.3 3.9
4.75 7
7 0.7
2.7 9.3
0.5 0.2
35.6 8
12.5 3.4
26.3 3
15.2 9
8 0.6
2.5 11.3
6.5 9.5
4 10
4 0.1
8.2 0.3
0.3 6.4
10 4
11 16
32.5 0.1
12 11.5
7 15.5
7.5 5.5
4.3 1.6
13 10.2
1.7 30.5
8.3 32.8
1.1 0.2
18 2.8
14 0.2
10 8
18.7 17.5 37.5
0.1 2
15 13.2
3.7 38
0.2 0.4
2.3 30.6
35 16
50.6 8.9
0.9 50.5
2.4 0.3
0.2 15.4
5.4 17
13.3 56.2
0.4 1.25
2 41
12.2 0.4
18 20.5
4.4 0.2
6.25 19
0.7 13.5
0.1 8
33.5 0.5
20 1.05
9.6 21.9
0.6 0.4
2 25.5
48.6 21
1.55 15.8
5.1 7.5
43 30.4
22 1.35
24.3 0.3
8.5 8.2
23 2.8
0.7 0.3
2.5 33.5
76 24
9.4 30.3
20.6 1.2
11.4 0.1
27 25
5.7 0.1
56.4 2.5
45 10.25
0.2 26
26 17.2
1.6 0.1
26 19.4
27 36.1
16.5 3.2
0.2 17.5
9.7 76.3
28 5
2.7 56.2
5 7.15
0.1 4
29 45.3
0.1 2.8
19 22
4 30
24.5 38.2
21.5 15.5
2.4 31
14.6 6.1
8 Total
Rm R
Sumber : Stasiun Iklim Cikurnutuk, 1999
21
VII. MENGHITUNG FAKTOR ERODIBILITAS TANAH
I. Pendahuluan
Erodibilitas adalah kepekaan tanah terhadap erosi daya penghancuran dan penghanyutan oleh air hujan. Besarnya nilai erodibilitas sangat ditentukan oleh
karakteristik tanah seperti tekstur tanah, stabilitas agregat tanah, kapasitas infiltrasi dan kandungan bahan organik serta kimia tanah. Nilai erodibilitas tanah
berkisar antara 0-1, dimana semakin besar nilai erodibilitas maka tanah akan semakin peka atau mudah tererosi, demikian pula sebaliknya.
Banyak usaha yang telah dilakukan untuk membuat model hubungan fungsional yang sederhana antara besarnya erodibilitas tanah dengan karakteristik tanah yang
bersangkutan. Wischeimer et all 1971, mengembangkan persamaan matematis yang menghubungkan karakteristik tanah dengan tingkat erodibiltas tanah sebagai
berikut :
+ ,
- .
. 100
3 -
P 2,5
2 -
S 3,25
M OM
12 10
2,71 K
1,14 4
-
……….1 Dimana:
K = erodibilitas tanah OM = Persentase bahan organik
S = Kode klarifikasi struktur tanah granular, platy, massive dll
P = Permeabilitas Tanah
M = Persentase pengukuran partikel = debu + pasir sangat halus × 100- liat
Perkiraan besarnya nilai erodibilitas dapat pula diketahui berdasarkan data persentase debu dan pasir sangat halus, pasir, bahan organik dan struktur serta
permeabilitas tanah. Dengan cara memasukkan data yang diperoleh tersebut kedalam tabel nomograf tersebut, maka akan didapatkan nilai faktor erodibiltas
tanahnya K.
22
II. Maksud dan Tujuan