PENDAHULUAN Pendekatan Model Time Series Untuk Pemodelan Inflasi Beberapa Kota Di Jawa Tengah.

1 PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH Tri Mulyaningsih 1 , Budi Nurani R 2 , Soemartini 3 1 Mahasiswa Program Magister Statistika Terapan Universitas Padjadjaran 2 Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran 3 Staf Pengajar Statistika Jurusan FMIPA Universitas Padjadjaran Jl.Dipati Ukur No 35 Bandung Email : 1 nie_2ngyahoo.co.id , 2 bnuranigmail.com , 3 tine_soemartiniyahoo.com Abstrak Perkembangan inflasi di Jawa Tengah dipantau melalui perkembangan perekonomian di beberapa kota, diantaranya Kota Purwokerto, Kota Surakarta, Kota Semarang dan Kota Tegal. Inflasi dapat dipengaruhi oleh jumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat di kota yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan barang dan jasa, setiap kota membutuhkan kota di sekitarnya untuk menyediakan komoditas yang tidak dapat dipenuhi oleh kota tersebut. Hal ini menimbulkan ketergantungan antar kota dalam pemenuhan kebutuhan komoditas. Dengan demikian pergerakan inflasi di Jawa Tengah selain memiliki keterkaitan dengan waktu sebelumnya, juga memiliki keterkaitan antara satu kota dengan kota lainnya yang disebut dengan hubungan spasial. Model GSTAR merupakan generalisasi dari model Space Time Autoregressive STAR yang juga merupakan spesifikasi dari model Vector Autoregressive VAR. Perbedaan yang mendasar antara model GSTAR dan model STAR terletak pada pengasumsian parameternya. Model STAR mengasumsikan lokasi- lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah homogen, sehingga model ini hanya dapat diterapkan pada lokasi yang bersifat seragam. Sedangkan pada model GSTAR terdapat asumsi yang menyatakan lokasi-lokasi penelitian yang bersifat heterogen, sehingga perbedaan antar lokasi ini ditunjukkan dalam bentuk matriks pembobot. Oleh karena itu, model ini cocok digunakan untuk data inflasi yang stasioner dengan karakteristik lokasi yang heterogen. Nilai orde VAR yang diperoleh adalah model VAR5. Hal ini terlihat dari Nilai Akaike’s Information Criterion terkecil yang diperoleh pada AR5 dan MA 0. Orde yang didapatkan dari model VAR5 digunakan sebagai orde pada model GSTAR. Sehingga model GSTAR yang terbentuk adalah GSTAR 1: 5. Kata Kunci : Generalized Space Time Autoregressive, Inflasi, Vector Autoregressive

I. PENDAHULUAN

Kehidupan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari masalah ekonomi makro, antara lain : pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, kestabilan kegiatan ekonomi serta neraca perdagangan dan neraca pembayaran Sukirno, 2012. Salah satu masalah ekonomi yang tidak dapat diabaikan oleh suatu negara adalah inflasi, karena dapat menimbulkan dampak bagi ketidakstabilan kegiatan perekonomian negara tersebut. Inflasi adalah salah satu indikator ekonomi makro yang sangat penting bagi pemerintah dan dunia usaha. Adanya kenaikan harga yang tercermin pada angka inflasi merupakan salah satu indikator yang menggambarkan stabilitas ekonomi secara makro di suatu wilayah Rosidi dan Sugiharto, 2005. Tingkat inflasi yang tinggi akan mempengaruhi stabilitas dunia usaha serta melemahkan daya beli masyarakat suatu daerah. Peramalan tingkat inflasi diperlukan untuk mengetahui kisaran nilai inflasi periode yang akan datang yang akan digunakan dalam perumusan berbagai kebijakan terkait kestabilan harga di waktu yang akan datang. Selain itu, perubahan harga di suatu wilayah cenderung akan berdampak pada harga-harga di daerah di sekitar wilayah tersebut. Perkembangan inflasi di Jawa Tengah dipantau melalui perkembangan perekonomian di beberapa kota, diantaranya Kota Purwokerto, Kota Surakarta, Kota Semarang dan Kota Tegal. Inflasi dapat dipengaruhi oleh jumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat di kota yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan barang dan jasa, setiap kota membutuhkan kota di sekitarnya untuk menyediakan komoditas yang tidak dapat dipenuhi oleh kota tersebut. Hal ini menimbulkan ketergantungan antar kota dalam pemenuhan kebutuhan komoditas. Dengan demikian pergerakan inflasi di Jawa Tengah selain memiliki keterkaitan dengan waktu sebelumnya, juga memiliki keterkaitan antara satu kota dengan kota lainnya yang disebut dengan hubungan spasial. Salah satu model peramalan yang populer dan banyak diterapkan untuk peramalan data time series yang mengandung unsur waktu dan lokasi yaitu model space time . Model space time dikembangkan oleh Pfeifer dan Deutsch yang mengadopsi tahapan-tahapan yang dikembangkan oleh Box-Jenkins 1976 untuk pemodelan ARIMA, yang mencakup tentang identifikasi, estimasi, dan uji diagnostik ke dalam pemodelan STARIMA Space Time Autoregressive Integrated Moving Average . Model S pace Time Autoregressive STAR merupakan gabungan model Autoregressive orde p , AR p dari Box-Jenkins dan model spasial yang melibatkan bobot antar lokasi, sedangkan untuk penaksiran parameter model STAR dapat dilakukan dengan menggunakan metode Ordinary Least Square dengan cara meminimumkan jumlah kuadrat galatnya. Model STAR ini masih mempunyai kelemahan pada fleksibilitas parameter yang mengasumsikan bahwa lokasi-lokasi yang diteliti memiliki karakteristik yang seragam homogen. Kelemahan dari metode STAR telah direvisi dan dikembangkan oleh Borovkova, Lopuhaa dan Ruchjana 2002 melalui suatu model yang dikenal dengan model GSTAR Generalized Space Time Autoregressive . Model GSTAR merupakan generalisasi dari model Space Time Autoregressive STAR yang juga merupakan spesifikasi dari model Vector Autoregressive VAR. Perbedaan yang mendasar antara model GSTAR dan model STAR terletak pada pengasumsian parameternya. Model STAR mengasumsikan lokasi-lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah sama, sehingga model ini hanya dapat diterapkan pada lokasi yang bersifat seragam. Sedangkan pada model GSTAR terdapat asumsi yang menyatakan lokasi- lokasi penelitian yang bersifat heterogen, sehingga perbedaan antar lokasi ini ditunjukkan dalam bentuk matriks pembobot. Oleh karena itu, model ini cocok digunakan untuk data inflasi yang stasioner dengan karakteristik lokasi yang heterogen. Tujuan penelitian ini adalah untuk memodelkan dan meramalkan inflasi beberapa kota di Jawa Tengah, yaitu Kota Purwokerto, Kota Surakarta, Kota Semarang dan Kota Tegal yang mempunyai keterkaitan dengan waktu sebelumnya dan keterkaitan dengan kota lain yang saling berdekatan.

II. TINJAUAN PUSTAKA