bersama-sama dengan seluruh anggota agar hasil yang diperoleh benar-benar merupakan kesepakatan bersama.
Selain menyusun struktur organisasi, kepala sekolah juga bertugas untuk mendelegasikan tugas-tugas dan wewenang kepada setiap anggota administrasi sekolah sesuai dengan
struktur organisasi yang ada.
3. Kepala sekolah sebagai koordinator dalam organisasi sekolah
Pengoordinasian organisasi sekolah ini merupakan wewenang dari kepala sekolah. Dalam melakukan pengoordinasian ini sebaiknya juga kepala sekolah kerja sama dengan
berbagai bagian dalam organisasi agar pengoordinasian yang dilakukan dapat menyelesaikan semua hambatan dan halangan yang ada.
4. Kepala sekolah mengatur kepegawaian dalam organisasi sekolah
Berbagai tugas yang berkenaan dengan kepegawaian sepenuhnya merupakan wewenang kepala sekolah. Dia memiliki wewenang untuk mengangkat pegawai,
mempromosikannya, menempatkan, atau menerima pegawai baru. Pengelolaan kepegawaian ini akan berjalan dengan baik bila kepala sekolah
memperhatikan kesinambungan antara pemberian tugas dan dengan kondisi dan kemampuan pelaksanaannya.
B. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Supervisi adalah salah satu tugas pokok dalam administrasi pendidikan bukan hanya merupakan tugas pekerjaan para inspektur maupun pengawas saja melainkan juga
tugas pekerjaan kepala sekolah terhadap pegawai-pegawai sekolahnya.
Supervisi
Untuk menjawab pertanyaan apakah yang dilakukan seorang kepala sekolah sebagai supervisor, kita perlu kembali mengingat pengertian supervisi. Supervisi adalah
aktivitas menentukan kondisisyarat-syarat yang esensial yang akan menjamin
tercapainya tujuan pendidikan.Melihat pengertian tersebut, maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa ia harus meneliti, mencari dan menentukan syarat-
syarat mana saja yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya. Kepala sekolah harus dapat meneliti syarat-syarat mana yang telah ada dan tercukupi, dan mana yang belum
ada atau kurang secara maksimal.
Prinsip Supervisi
Dari uraian di atas kita ketahui betapa banyak dan besar tanggung jawab kepala sekolah sebagai supervisor. Oleh karena itu, seperti yang dikatakan oleh Moh. Rifai,
MA. untuk menjalankan tindakan-tindakan supervisi sebaik-baiknya, kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1 Supervisi hendaknya bersifat konstruktif, yaitu pada yang dibimbing dan diawasi harus menimbulkan dorongan untuk bekerja.
2 Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarnya realistis, mudah dilaksanakan.
3 Supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada guru-gurupegawai sekolah yang disupervisi.
4 Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya. 5 Supervisi harus didasarkan pada hubungan profesional, bukan atas dasar
hubungan pribadi. 6 Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap dan mungkin
prasangka guru-gurupegawai sekolah. 7 Supervisi tidak bersifat mendesa otoriter, karena dapat menimbulkan
perasaan gelisah atau antisipasi dari guru-gurupegawai. 8 Supervisi tidak boleh didasaran atas kekuasaan pangkat, kedudukan atau
kekuasaan pribadi. 9 Supervisi tidak boleh bersifat mencari kesalahan dan kekurangan ingat bahwa
supervisi tidak sama dengan inspeksi. 10 Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil dan tidak boleh lekas
merasa kecewa.
11 Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif dan kooperatif.
Preventif berarti berusaha jangan sampai timbulterjadi hal-hal yang negatif, mengusahakan memenuhi syarat-syarat sebelum terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
Korektif berarti mencari-cari kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan dan usaha memperbaiki dilakukan bersama-sama oleh supervisor dan orang-orang yang disupervis
Faktor-Faktor yang Mempunyai Keberhasilan Supervisi
Apabila prinsip-prinsip supervisi di atas diperhatikan dan benar-benar dilakukan oleh kepala sekolah, kiranya dapat diharapkan setiap sekolah akan berangsur-angsur maju dan
berkembang sebagai alat yang benar-benar memenuhi syarat untuk mencapai tujuan pendidikan. Akan tetapi kesanggupan dan kemampuan seorang kepala sekolah dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat lambatnya hasil supervisi itu antara lain:
1 Lingkungan masyarakat di mana sekolah berada. 2 Besar kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah.
3 Tingkatan dan jenis sekolah. 4 Keadaan guru-guru dan pegawai-pegawai yang tersedia.
5 Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri. 3. Pembinaan Kurikulum
Tugas lain dari seorang kepala sekolah sebagai supervisor yang perlu dibicarakan tersendiri adalah masalah pembinaan kurikulum sekolah. Sebenarnya apa pembinaan
kurikulum, tidak terlepas dari keseluruhan fungsi supervisi yang dijalankan oleh kepala sekolah. Dapat dikatakan bahwa semua tugas kepala sekolah sebagai
supervisor harus selalu berlandaskan pada kurikulum sekolah. Bukankah merupakan pedoman segala kegiatan sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan di
sekolah. Beberapa hal yang merupakan tugas kepala sekolah yang juga merupakan teknik
supervisi kepala sekolah sebagai supervisor dalam rangka pembinaan kurikulum sekolah antara lain dapat dikemukakan di sini:
o Kepala sekolah hendaknya dapat membimbing para guru untuk dapat meneliti dan
memilih bahan-bahan mana yang baik yang sesuai dengan perkembangan anak dan tuntutan kehidupan dalam masyarakat. Dapat dilakukan misal percakapan pribadi
individu conference. o
Membimbing dan mengawasi guru-guru agar mereka pandai memilih metode-metode mengajar yang baik, dan melaksanakan metode itu sesuai dengan bahan pelajaran dan
kemampuan anak. Dapat diadakan kegiatan observasi kelas class room observation. o
Menyelenggarakan rapat-rapat dewan guru secara insidentil maupun periodik, yang khusus untuk membicarakan kurikulum, metode mengajar, dan sebagainya.
o Mengadakan kunjungan kelas class visit yang teratur: mengunjungi guru sedang
mengajar untuk meneliti bagaimana metode mengajarnya, kemudian mengadakan diskusi dengan guru yang bersangkutan dilakukan seinformal mungkin.
o Mengadakan saling kunjungan kelas antara guru inter class visit. Hal ini harus
direncanakan sebelumnya dengan sebaik-baiknya sehingga guru yang akan diserahi mengajar dan dilihat oleh guru-guru lain itu benar-benar dapat mempersiapkan diri.
o Setiap permulaan tahun ajaran guru diwajibkan menyusun suatu silabus mata pelajaran
yang akan diajarkan, dengan berpedoman pada rencana pelajarankurikulum yang berlaku di sekolah itu.
o Setiap akhir tahun ajaran masing-masing guru mengadakan penilaian cara dan hasil,
kerjanya dengan meneliti kembali hal-hal yang pernah diajarkan sesuai dengan silabus, untuk selanjutnya mengadakan perbaikan-perbaikan dalam tahun ajaran berikutnya.
o Setiap akhir tahun ajaran mengadakan penelitian bersama guru-guru mengenai situasi
dan kondisi sekolah pada umumnya dan usaha memperbaikinya. Sebagai pedoman untuk membuat program sekolah untuk tahun berikutnya.
C. Syarat-Syarat Kepala Sekolah