pekarangannya. Meskipun dikatakan jarang terkena penyakit namun kebiasaan ini cukup membuat mereka berisiko mendapatkan berbagai macam penyakit.
2.1.3 Masalah Penataan Bangunan
Untuk penataan bangunan dan halaman, kediaman Pak Ranggia tergolong kurang terjaga kebersihannya. Rumah Pak Ranggia terdiri dari 3 bangunan, yaitu 1
bangunan berisi 2 kamar yang digunakan untuk menyimpan buku dan pakaian, 1 bangunan kecil dengan 1 ruangan yang digunakan untuk memasak dan tidur seluruh
anggota keluarganya serta 1 bangunan seperti balai. Meskipun rumah Pak Ranggia mendapat fasilitas listrik namun hanya terdapat lampu kecil yang menyala. Lampu itu
terletak di bangunan kecil yang digunakan untuk memasak dan tidur. Keluarga Pak Ranggia tidak memiliki kamar mandi dan jamban sehingga mereka mandi di luar
ruangan dan buang air besar di ladang dekat rumanya. Dinding rumah mereka terbuat dari semen. Untuk keperluan air, keluarga ini menampung air hujan untuk keperluan
sehari-hari seperti mencuci dan mandi dan untuk keperluan memasak keluarga ini masih menggunakan kayu bakar.
2.2 Masalah Prioritas
2.2.1 Masalah Perekonomian
Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi, penulis merasa bahwa masalah perekonomian merupakan masalah utama bagi keluarga Pak Ranggia dimana dari
pendapatan yang minim keluarga Pak Ranggia dapat dikategorikan sebagai keluarga ekonomi rendah. Penghasilan utama keluarga Pak Ranggia sebagai petani di ladang
yang tidak begitu besar dan tenaga yang tidak sekuat saat beliau masih muda menjadi salah satu alasan minimnya pemasukan keuangan dari keluarga ini. Ditambah lagi
keluhan nyeri Pak Ranggia yang membuat terbatasnya hal yang dapat dikerjakan Pak Ranggia. Dengan kekurangan ini memaksa Pak Ranggia dan Ibu Gingin tidak dapat
merawat cucunya dengan baik karena harus meninggalkan mereka untuk bekerja. Umur mereka yang sudah tergolong kelompok lansia, tenaga yang sudah tidak lagi sekuat
masa muda serta minimnya keterampilan yang dimiliki Pak Ranggia dan Ibu Gingin ini membuat mereka tidak dapat mencari pekerjaan tambahan untuk mencari pemasukan
uang lain.
2.2.2 Masalah Kesehatan
Meskipun dikatakan anggota keluarga tidak memiliki sakit maupun keluhan kesehatan dalam beberapa bulan terakhir, namun kebiasaan keluarga Pak Ranggia yang
tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta tidak menjaga kebersihan diri dan tempat tinggal menjadi beberapa risiko timbulnya berbagai macam penyakit. Ditambah
lagi ketiga cucu Pak Ranggia yang mendapatkan asuhan dan perhatian yang kurang memadai untuk anak-anak seumurnya menjadi salah satu hal yang meningkatkan faktor
risiko gangguan kesehatan. Untuk hal kebersihan, kurangnya air bersih, tidak adanya kamar mandi dan jamban menjadi salah satu aspek yang meningkatan risiko penyakit.
2.2.3 Masalah Penataan Bangunan
Keadaan ekonomi keluarga Pak Ranggia yang tergolong kurang ini menjadi salah satu alasan kurang diperhatikannya penataan bangunan serta kesedian kamar
mandi maupun jamban keluarga. Rumah Pak Ranggia terbuat dari semen dan ventilasi serta keadaan pintu dan jendela yang rusak. Ruang kecil yang dipakai untuk memasak,
makan serta tidur pun cukup kotor. Keadaan ventilasi ruangan tersebut juga minim sehingga ruang tersebut sangat lembab dan penerangan kurang bahkan di siang hari.
Meskipun terdapat fasilitas listrik di kediaman Pak Ranggia penerangan di rumah sangat buruk. Dari keseluruhan kediaman Pak Ranggia hanya ada satu lampu yang menyala
yaitu lampu yang terletak di ruangan kecil yang dipakai untuk memasak, makan dan tidur. Hal ini membuat saat malam kediaman Pak Ranggia menjadi gelap. Keluarga Pak
Ranggia masih menggunakan kayu bakar untuk memasak karena ia dapat mencari sendiri bahan bakar tersebut. Namun ventilasi yang kurang serta tidak terdapatnya
cerobong asap membuat ruangan kotor.
BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH