Profil Keluarga Dampingan Permasalahan keluarga

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN Kegiatan KKN PPM Universitas Udayana merupakan suatu program yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa S1 Universitas Udayana , yang kegiatan atau program ini berwujud sebuah pengabdian kepada masyarakat di suatu desa yang menjadi lokasi KKN PPM. Salah satu pogram kerja di dalam KKN PPM yang wajib dilakukan oleh para mahasiswa peserta KKN-PPM adalah program keluarga dampingan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi bantuan memecahkan suatu permasalahan dalam usaha kesejahteraan hidup keluarga yang tergolong keluarga prasejahtera yang memerlukan semangat dan dukungan dengan cara menyarankan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dan berusaha menggali potensi-potensi dalam lingkungan keluarga dampingan. Patut disyukuri bahwa program keluarga dampingan mendapat respon yang baik oleh masyarakat di desa. Dengan tujuan untuk membantu keluarga prasejahtera dalam mencari potensi- pontensi yang kiranya dapat membantu keluarga ini kearah yang lebih maju dan sejahtera maka patut dilaksanakan program kegiatan ini.

1.1 Profil Keluarga Dampingan

Identitas keluarga yang menjadi objek keluarga dampingan adalah seperti tabel berikut: Tabel 1.1. Identitas keluarga dampingan Nama Status Umur Tanggal Lahir Pendidikan Pekerjaan Ketut Munang Kawin 67 7 Agustus 1948 - Pembuat keranjang Nyoman Merti Kawin 63 21 februari 1953 - - Nengah Arsi Kawin 46 11 februari 1970 - - Ketut Suparma Kawin 38 3 Juli 1976 - Pembuat keranjang Bapak Ketut Munang tinggal dengan keluarganya sendiri di lahan rumah yang sangat sederhana berlantai tanah, berdinding bedeg, seluas tanah berluas ± 200m 2 di Banjar Gandongan, Desa Tukad Sumaga, Kecamatan Grokgak, Kabupaten Buleleng. Istri bapak Ketut Munang bernama Nyoman Merti Sekarang berumur 63 dan kegiatan sehari- harinya hanyalah tinggal dirumah membantu merawat sang cucu. Beliau memiliki tiga orang anak laki-laki dan semuanya sudah menikah, salah satu dari anak beliau meninggal dunia dan meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Dua anak beliau bekerja sebagai buruh serabutan, sehingga tidak bisa memenuhi semua kebutuhan pokok keluarganya. Sehingga Bapak Ketut Munang harus ikut bekerja sebagai pembuat keranjang pada musim mangga, jika tidak musim mangga beliau bekerja sebagai pemberi pakan ternak untuk sapi tetangga, hal ini beliau lakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

Ekonomi merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan dari seseorang. Dalam hal ini pengukuran ekonomi dari keluarga dampingan bertujuan untuk mengidentifikasi sumber pendapatan keluarga dampingan untuk memenuhi pengeluaran keluarga dampingan, seperti kebutuhan sehari – hari. Untuk itu dalam mengukur tingkat kesejahteraan keluarga dampingan bapak Ketut Munang diperlukan dua hal, yaitu pendapatan keluarga dampingan dan pengeluaran keluarga dampingan. Lebih jelasnya akan tercantum pada sub – sub berikut :

1.2.1 Pendapatan Keluarga

Bapak Ketut Munang termasuk ke dalam salah satu keluarga pra-sejahtera di Banjar Gandongan, Desa Tukad Sumaga yang mana perekonomiannya masih kurang dalam tingkat sejahtera. Pendapatan yang diperoleh setiap harinya tidak pasti karena kehidupan beliau tergantung dengan musim yang ada bekerja sebagai buruh serabutan. Sumber penghasilan Pendapatan yang diperoleh oleh bapak Ketut Munang berasal dari kerajinan keranjang yang dibuatnya pada saat musim mangga. Jika belum musim mangga bapak Ketut Munang bekerja sebagai pencari rumput untuk memberi pakan ternaksapi. Hewan ternak ini merupakan titipan dari tetangga, yang nantinya hasil dari ternak itu akan mereka bagi sesuai kesepakatan mereka sebelumnya. Selain itu anaknya juga sekarang bekerja sebagai buruh pemetik cengkeh pada saat musim panen cengkeh saja, jika tidak musim panen cengkeh maka anak beliau bekerja serabutan dan mencari pakan ternak sama seperti beliau.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

Pengeluaran dari Bapak Ketut Munang hanya terbatas pada pengeluaran sehari-hari untuk kebutuhan pokok dan kesehatan. - Kebutuhan Sehari-hari Untuk pengeluaran konsumsi dapur sehari – hari keluarga Bapak Ketut Munang hanya mengeluarkan biaya untuk membeli lauk pauk, untuk beras keluarga beliau sudah mendapat jatah beras dari raskin setiap bulannya yang diberikan oleh desa. Rincian biaya yang dikeluarkan adalah sebagai berikut : Belanja per-hari Rp 100.000,00 x 30 hari = Rp 3.000.000,00 Total = Rp 3.000.000,00 - Kesehatan Dalam hal pengeluaran untuk kesehatan, Bapak Ketut Munang telah memiliki Badan penyelenggara Jaminan Sosial BPJS sehingga untuk berobat ke rumah sakit beliau tidak perlu mengeluarkan biaya dan hal ini dapat meringankan beban pengeluaran dari Bapak Ketut Munang. BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai masalah – masalah yang dihadapi oleh Bapak Ketut Munang, dimana masalah – masalah tersebut akan dikelompokkan menjadi beberapa bagian. Sehingga akan didapatkan permasalahan utama yang nantinya menjadi masalah prioritas dan akan dicarikan solusi dari permasalahhannya.

2.1 Permasalahan keluarga

Dalam mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan dilakukan pendekatan secara langsung dengan keluarga dampingan. Setelah beberapa kali mengadakan kunjungan ke rumah keluarga dampingan ditemukan beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan dengan keluarga dampingan, yaitu pendapatan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bapak Ketut Munang sudah berusia lanjut dan hanya memiliki keterampilan membuat keranjang, tentu saja penghasilan dari penjualan keranjang tidak dapat mencukupi biaya kehidupan sehari-hari dari keluarga bapak Ketut Munang. Beliau juga bekerja sebagai buruh memberi pakan ternak sapi tetangga, namun hal ini juga tidak terlalu membantu perekonomian dari keluarga bapak Ketut Munang karena beliau harus menunggu ternaknya besar dan siap jual.

2.2 Masalah Prioritas