Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Dan Pemeriksaaan Pajak Terhadap Kapatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang)

(1)

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

(Survey pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang) PEMBIMBING:

Dr. Ely Suhayati, SE., M.Si., Ak.,CA Oleh :

ADI NUGRAHA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA ABSTRACT

Awareness of the taxpayer and the tax inspection affect taxpayer compliance, but awareness of the taxpayer is relatively low, there is still a lot of taxpayers who memikiki awareness to pay taxes and the SPT. When the taxpayer is checked, the taxpayer does not undertake an obligation to provide data with good information. The level of tax compliance in the reporting of SPT is still low.

The method used in this research is descriptive and verification method, the results of research which is then processed and analyzed for the conclusions drawn, by using the method of this study will be known relationship between the variables studied, resulting in conclusions that would clarify the description of the research object. Target population and sample is 100 Taxpayers in Tax Office Primary Soreang.

Results from this study indicate that Influence Compliance Awareness taxpayer against taxpayer in the Tax Office Primary Soreang influential and have a positive relationship, meaning that if the taxpayer's awareness increases, tax compliance will also increase. Effect of Tax Inspection of the Taxpayer Compliance on Tax Office Primary Soreang strong influence and have a positive relationship, meaning that if the tax audit, the better the tax compliance will also be improved.

Keywords: Consciousness Taxpayer, Tax Audit and Compliance Taxpayer

I. PENDAHULUAN

Sektor pajak memiliki posisi sangat penting dan strategis bagi pendapatan negara, sehingga hampir tidak dapat disangkal bahwa pajak merupakan andalan pemasukan uang bagi negara (Siti Kurnia Rahayu,2010:55).

Penerimaan dan pendapatan pajak Negara akan meningkat jika tingkat kepatuhan masyarakat sebagai wajib pajak dalam membayar pajak tinggi, artinya jika semua wajib pajak yang ada memiliki kepatuhan dalam membayar pajak maka pembangunan akan terlaksana dan target penerimaan dari sektor pajak dapat tercapai, untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, kualitas pelayanan pajak harus ditingkatkan oleh aparat pajak, pelayanan fiskus yang baik akan memberikan kenyamanan bagi wajib pajak, keramah-tamahan petugas wajib pajak dan kemudahan dalam sistem informasi perpajakan termasuk dalam pelayanan perpajakan tersebut (Tryana A.M. Tirada : 2013).

Masalah kepatuhan wajib pajak adalah masalah penting diseluruh dunia, baik bagi negara maju maupun di negara berkembang, karena jika wajib pajak tidak patuh maka akan menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan penghindaran, pengelakan, penyelundupan dan pelalaian pajak, yang pada akhirnya tindakan tersebut akan menyebabkan penerimaan negara akan berkurang (Siti Kurnia Rahayu,2010:140).


(2)

Mengingat begitu pentingnya peranan pajak, maka pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan penerimaan pajak, salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui reformasi peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan dengan diberlakukannya Self Assessment System, Self Assessment System mengharuskan wajib pajak untuk mendaftar, menghitung, membayar serta melaporkan sendiri jumlah pajak terutang yang menjadi kewajiban mereka (Tryana A.M. Tiraada, 2013).

Wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak yang sadar pajak, paham hak dan kewajiban perpajakannya dan diharapkan peduli pajak yaitu melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan benar dan paham akan hak perpajakannnya (Siti Kurnia Rahayu, 2010:142).

Kepatuhan Wajib Pajak perlu ditegakan salah satu caranya adalah dengan tax enforcement (hukum pajak) diantaranya adalah pemeriksaan pajak (tax audit), penyidikan pajak (tax investigation) dan penagihan pajak (tax collection) (Siti Kurnia Rahayu, 2010:243).

Pemeriksaan pajak diartikan sebagai serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data, informasi dan atau keterangan lainnya yang berguna untuk menguji kepatuhan wajib pajak di dalam pemenuhan kewajibannya di bidang perpajakan dan tujuan lain, tujuan lain antara lain adalah pemeriksaan dalam pemberian NPWP, pemeriksaan dalam rangka keberatan, pemeriksaan dalam rangka pengumpulan bahan guna menyusun norma perhitungan, pemeriksaan guna pencocokan data atau alat keterangan (John Hutagaol,2007:64).

Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan adalah merupakan tujuan utama dari pemeriksaan pajak, sehingga dari hasil pemeriksaan akan diketahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak, bagi wajib pajak yang tingkat kepatuhannya tergolong rendah, diharapkan dengan dilakukannya pemeriksaan terhadapnya dapat memberikan motivasi positif agar untuk masa –masa selanjutnya menjadi lebih baik, oleh karena itu pemeriksaaan pajak juga sekaligus sebagai sarana pembinaan dan pengawasan terhadap wajib pajak (Siti Kurnia Rahayu, 2010:245).

kesadaran wajib pajak masih rendah, baru 42% wajib pajak pribadi yang menyampaikan surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan (SPT) dan hanya 32% perusahaan yang baru menyampaikan SPT, sudah pasti kesadaran masih kurang, karena adanya pandangan negatif wajib pajak bahwa uangnya akan disalahgunakan oknum pajak, padahal tidak semua pegawai pajak seburuk itu, untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, akan dilakukan sosialisasi kepada wajib pajak (Adjat Jatnika, 2012).

Fenomena yang terjadi ketika fiskus melakukan pemeriksaan dan meminta wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya saat pemeriksaan berlangsung, wajib pajak tidak melakukan kewajiban untuk memberikan data informasi dengan baik, banyak wajib pajak yang tidak memberikan dokumen lengkap kepada para petugas, sehingga pada saat aparat pemeriksa pajak melakukan pemeriksaan pajak (melakukan audit), mungkin ada temuan-temuan hal-hal yang kurang tepat dalam pencatatan administrasi perusahaan (Jon Suryayudha Soedarso,2013).

Tingkat kepatuhan wajib pajak dinilai masih rendah, tidak hanya dalam pembayaran tapi juga saat pengembalian SPT tahunan, dari sekitar 1,2 juta wajib pajak, hanya 50% yang melaporkan SPT Tahunan (Adjat Djatnika, 2013).

Pemeriksaan pajak, kesadaran, dan kualitas pelayanan berpengaruh positif pada tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan, artinya peningkatan sistem pemeriksaan yang dilakukan fiskus, peningkatan kesadaran yang didukung oleh semakin besarnya pengetahuan perpajakan Wajib Pajak, serta peningkatan kualitas pelayanan akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam membayar dan menyampaikan SPT (IGA. Cahya Shinta Dewi dan Ni Luh Supadmi, 2014). Berdasarkan permasalahan-permasalahan dan fenomena diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”.


(3)

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kesadaran Wajib Pajak

Menurut Safri Nurmantu (2005:103) menyatakan bahwa Kesadaran wajib pajak adalah penilaian positif masyarakat wajib pajak terhadap pelaksanaan fungsi Negara oleh pemerintah yang menggerakan masyarakat untuk mematuhi kewajibannya untuk membayar pajak. Menurut Harahap (2004:43) menyatakan bahwa Kesadaran wajib pajak adalah sikap mengerti wajib pajak badan atau perorangan untuk memahami arti, fungsi dan tujuan pembayaran pajak. Kesadaran wajib pajak merupakan faktor terpenting dalam sistem perpajakan modern dan Menurut Erly Suandy (2011:128) menyatakan bahwa Kesadaran wajib pajak artinya wajib pajak mau dengan sendirinya melakukan kewajiban perpajakannya seperti mendaftarkan diri, menghitung, membayar dan melaporkan jumlah pajak terutangnya.

Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak merupakan sikap mengerti wajib pajak untuk melakukan kewajiban perpajakannya terhadap pelaksanaan fungsi untuk mengetahui tujuan kewajiban dalam membayar pajak.

2.1.2 Pemeriksaan Pajak

Menurut Mardiasmo (2009:50) sebagai berikut Pemeriksaan Pajak adalah serangkaian kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah data atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan menurut Siti Kurnia Rahayu (2010 : 245) menyatakan bahwa Pemeriksaan pajak merupakan hal pengawasan pelaksanaan self assesment yang dilakukan oleh wajib pajak, harus berpegang pada undang-undang perpajakan. Menurut Mardiasmo (2009:51) yang menjadi sasaran pemeriksaan maupun penyelidikan adalah untuk mencari adanya Interpretasi undang-undang yang tidak benar, kesalahan hitung, penggelapan secara khusus dari penghasilan dan pemotongan dan pengurangan yang dilakukan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Berdasarkan pernyataan diatas salah satu upaya pencegahan tax evasion adalah dengan pemeriksaan pajak (tax audit). Tax audit yang dilakukan secara profesional oleh fiskus merupakan bentuk penegakan hukum perpajakan. Pemeriksaan pajak merupakan hal pengawasan pelaksanaan sistem self assessment yang dilakukan oleh Wajib Pajak, dan harus berpegang teguh pada Undang-undang perpajakan. Hal ini mempunyai pengaruh untuk menghalang-halangi (deterrence effect) Wajib Pajak untuk melakukan tindakan kecurangan dengan melakukan tax evasion, baik Wajib Pajak yang sedang diperiksa itu sendiri maupun Wajib Pajak lainnya, sehingga kepatuhan di dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya menjadi lebih baik pada tahun-tahun mendatang.

2.1.3 Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Chaizi Nasucha yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:139), menyatakan bahwa Kepatuhan Wajib pajak adalah dapat mendaftarkan diri, dapat mengisi SPT, menyetor kembali SPT, menghitung dan membayar pajak dengan benar dan menurut Norman D dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:138) menyatakan bahwa kepatuhan wajib pajak adalah suatu iklim kepatuhan pemenuhan perpajakan dalam situasi dimana WP paham mengenai perpajakan, dapat mengisi SPT, menghitung dan membayar dengan benar.

Dapat disimpulkan bahwa kepatuhan wajib pajak merupakan keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.


(4)

2.2 Kerangka Pemikiran

Kesadaran Perpajakan menyatakan penilaian positif pada wajib pajak terhadap pelaksanaan fungsi negara oleh pemerintah akan membuat wajib pajak mematuhi kewajiban membayar pajak dan kepatuhan wajib pajak perlu ditegakkan salah satu caranya dengan tax enforcement, dimana pilar penegakan hukum (tax enforcement) tersebut salah satunya adalah pemeriksaan pajak (tax audit)”.

Adanya kesadaran pajak dan pemeriksaan pajak ini diharapkan mampu meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak, mengingat kesadaran dan pemeriksaan pajak merupakan faktor penting bagi meningkatkan penerimaan pajak.

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiono (2012:96) mengemukakan pengertian hipotesis adalah hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan kerangka pemikiran yang dijelaskan di atas maka penulis menarik hipotesis penelitian sebagai berikut :

a) : Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak b) : Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan wajib pajak III. Metodologi Penelitian

3.1 Metodologi Penelitian

Definisi metode penelitian Menurut Sugiyono (2011:2) Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan metode verifikatif.

Definisi Metode deskriptif menurut Sugiyono (2011:147) Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Tujuan metode deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki Dalam penelitian ini, metode deskritif digunakan untuk mengetahui kondisi Kesadaran wajib pajak, Pemeriksaan Pajak dan kepatuhan wajib pajak pada kantor pelayanan pajak.

Definisi Metode Verifikatif Menurut Mashuri (2008) dalam Umi Narimawati (2010:29) Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan. Penelitian ini dalam metode verifikatif dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik apakah diterima atau ditolak. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

3.1.1 Operasional Variabel

Definisi operasionalisasi variabel menurut Umi Narimawati (2008:57) Operasionalisasi variabel adalah proses penguraian variabel penelitian kedalam sub variabel, dimensi, indicator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor. Variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu :


(5)

1. Variabel Bebas (Independent Variabel) (x1 dan x2)

Definisi variabel bebas Menurut Sugiyono (2009:3) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

2. Variabel Dependen (Y)

Definisi variabel dependen menurut Sugiyono (2009:39)Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

3.1.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua cara, yaitu Penelitian studi kepustakaan (Library Reseach) dan Lapangan (Field Research). Teknik pengumpulan data dapat diperoleh dengan cara:

1. Studi Kepustakaan (LibraryResearch) yaitu untuk memperoleh data dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan penelitian.

2. Studi Lapangan (Field Research) yaitu dengan mencari dan memperoleh data dari perusahaan yang penulis teliti dengan cara :

a. Wawancara, yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan langsung melalui tanya jawab antara penulis dengan petugas yang berwenang yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

b. Observasi, yaitu cara pengambilan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap masalah yang sedang diteliti, dengan maksud untuk membandingkan keterangan-keterangan yang diperoleh dengan kenyataan. c. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menyebar daftar pertanyaan

untuk diisi oleh sejumlah responden. Untuk mendapatkan data yang diperoleh bagi pencapaian sasaran penelitian ini maka digunakan pengukuran melalui sejumlah kuesioner.

3.1.3 Metode Penarikan sampel

Definisi Populasi menurut Umi Narimawati (2008:161) Populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian.

Berdasarkan definisi Populasi diatas menerangkan bahwa pada penelitian ini adalah Seluruh Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Patama Soreang. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 109.000 yang wajib melaporkan SPT tahunannya ke Kantor Pelayanan Pajak Patama Soreang 2015.

Definisi Sampel menurut Umi Narimawati (2010:38) Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian.

Dalam menentukan jumlah sampel, penulis menggunakan rumus Slovin Suliyanto (2006) sebagai berikut :

(Suliyanto : 2006) Keterangan :

N = Jumlah Populasi

e = batas Kesalahan yang ditoleransi dalam penarikan sampel n = Jumlah sampel (1%, 5 %, 10 % )

Seluruh jumlah Sampel dari penelitian ini yaitu 100 wajib pajak yang terdaftar di Kantor pelayanan pajak Pratama Soreang, dengan melakukan penyebaran quesioner kepada 100 orang wajib pajak.

N

= N


(6)

3.1.4 Metode Analisis

Dalam menganalisis penelitian ini, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Uji Validitas

Pengujian validitas digunakan untuk mengukur alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data. Menurut Cooper dalam Umi Narimawati (2010:42), validitas adalah Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure.

2. Uji Reabilitas

Menurut Sugiyono (2009:3) reliabiltas adalah Derajat konsistensi atau keajegan data dalam interval waktu tertentu.

3. Analisis Deskriptif

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana Pengaruh dari Pengaruh Kesadaran wajib pajak dan Pemeriksaan Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak sehingga diperoleh kesimpulan. Menurut Umi Narimawati, dkk (2010:41) langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Setelah semua kuesioner terkumpul, data dipilih dan dikelompokkan menurut kelompok variabel masing-masing, diteruskan dengan memberikan skor untuk jawaban dari setiap item pertanyaan/pertanyaan yang diajukan.

b. Menyusun data yang sudah diberi skor ke dalam tabel (tabulasi data).

c. Dihitung besarnya tingkat variabel laten dengan melihat jumlah total skor jawaban variabel laten (skor aktual) yang dibandingkan dengan skor tertinggi yang dicapai dikalikan dengan jumlah responden (skor ideal). Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

d. Analisis Verifikatif

Menurut Sugiyono (2010:8) menjelaskan bahwa analisis verifikatif adalah Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Analisis Verifikatif dalam penelitian ini dengan menggunakan alat uji statistik yaitu dengan uji Model Persamaan Struktural (Structural Equation Modeling/SEM) dengan metode alternatif partial least square (PLS) menggunakan software SmartPLS 2.0.

e. SEM Partial Least Square (PLS)

Alat uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan uji persamaan strukturan berbasis variance atau yang lebih dikenal dengan nama Partial Least Square (PLS) menggunakan software SmartPLS 2.0. Pendekatan PLS memiliki beberapa karaketristik yaitu seperti yang dikutip oleh Nils Urbach (2010:12) pertama memiliki distribusi bebas, tidak ada asumsi mengenai bentuk distribusi variable yang akan diukur. Menurut Fornell and Bookstein (1982) yang dikutip oleh Nils bahwa PLS tidak akan menghasilkan solusi yang tidak dapat diterima atau mendapat faktor ketidakpastian. Selain itu, dalam kondisi tertetntu dapat bekerja atau diolah dengan ukuran sampel yang relatif kecil (Cassel et al. 1999). dikatakan model analisis PLS merupakan pengembangan dari model analisis jalur, adapun beberapa kelebihan yang didapat jika menggunakan model analisis PLS yaitu data tidak harus berdistribusi tertentu, model tidak harus berdasarkan pada teori dan adanya indeterminancy, dan jumlah sampel yang kecil.

Penulis menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan alasan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan variabel laten (tidak terukur langsung) yang dapat diukur berdasarkan pada indikator-indikatornya (variable manifest), serta secara bersama-sama melibatkan tingkat kekeliruan pengukuran (error). Sehingga penulis dapat menganalisis secara lebih terperinci indikator-indikator dari variabel laten yang merefleksikan paling kuat dan paling lemah variabel laten yang mengikutkan tingkat kekeliruannya.


(7)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pengujian Alat Analisis 1. Uji validitas

Uji Validitas dimaksudkan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan sahih atau valid jika pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut serta memiliki nilai koefisien validitas yang lebih besar dari nilai kritis yang direkomendasikan yakni sebesar 0,3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan seluruh pernyataan yang digunakan untuk mengukur Kesadaran wajib pajak, Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak memiliki nilai koefisien validitas yang lebih besar dari titik kritis yang direkomendasikan yakni sebesar 0,3, sehingga seluruh pernyataan tersebut dinyatakan valid dengan kriteria good dan acceptable.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji keandalan dan konsistensi alat ukur penelitian. Dalam penelitian ini, untuk menguji keandalan dari alat ukur penelitian digunakan tehnik Split Half. Suatu konstruk (variabel) dapat diterima jika memilki nilai koefisien reliabilitas yang lebih besar dengan 0,7. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terlihat bahwa ketiga variabel yang digunakan memiliki nilai Split Half yang lebih besar dari titik kritis yang direkomendasikan yakni sebesar 0,7, maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan dinyatakan reliabel.

Berdasarkan hasil pengujian validitas dan reliabilitas yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan yang digunakan dalam penelitian sudah teruji kesahihan, keandalan serta konsistensinya sehingga seluruh pernyataan layak digunakan sebagai alat ukur penelitian.

4.1.2 Analisis Deskriptif 1. Kesadaran wajib pajak

Secara keseluruhan nilai persentase skor untuk kesadaran wajib pajak adalah sebesar 78,90% dan termasuk dalam kriteria baik dikarenakan berada pada interval persentase antara 68,01%-84%. Hasil tersebut menunjukan bahwa kesadaran wajib pajak di KPP Pratama Soreang sudah dilaksanakan dengan baik.

2.Pemeriksaan Pajak

Secara keseluruhan nilai persentase skor untuk Pemeriksaan Pajak adalah sebesar 73,20% dan termasuk dalam kriteria baik dikarenakan ada pada interval persentase antara 68,01%-84%.

3. Kepatuhan Wajib Pakak

Secara keseluruhan nilai persentase skor untuk kepatuhan Wajib Pajak adalah sebesar 73,00% dan termasuk dalam kriteria baik dikarenakan berada pada interval persentase antara 68,01%-84%. Hasil tersebut menunjukan bahwa Wajib Pajak di KPP Pratama Soreang memiliki kepatuhan yang baik terhadap kewajiban perpajaknnya.

4.1.3 Analisis Verifikatif

1. Nilai korelasi yang diperoleh antara kesadaran wajib pajak dengan kepatuhan wajib pajak pada wajib pajak di kantor pelayanan pajak pratama Soreang adalah sebesar 0,332 dan termasuk dalam kategori hubungan yang rendah berada pada interval korelasi antara 0,20-0,399. Koefisien korelasi bertanda positif yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara keduanya adalah searah, artinya semakin baik kesadaran wajib pajak, maka semakin baik pula kepatuhan wajib pajak di kantor pelayanan pajak pratama Soreang. Hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang cukup kuat antara kesadaran wajib pajak dengan kepatuhan wajib pajak. Nilai thitung yang diperoleh adalah sebesar 3,784 lebih besar dari nilai tkritis yang direkomendasikan yakni sebesar 1,645. Hasil tersebut menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara kesadaran wajib pajak dengan kepatuhan wajib pajak merupakan hubungan yang signifikan.


(8)

2. Koefisien korelasi yang diperoleh antara Pemeriksaan Pajak dengan kepatuhan wajib pajak pada wajib pajak orang pribadi di kantor pelayanan pajak pratama Soreang adalah sebesar 0,230 dan termasuk dalam kategori hubungan yang rendah (low correlation) berada pada interval korelasi antara 0,20-0,399. Koefisien korelasi bertanda positif yang menunjukan hubungan yang terjadi antara keduanya adalah searah, artinya semakin baik Pemeriksaan Pajak, maka akan semakin baik pula kepatuhan wajib pajak. Hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang rendah antara Pemeriksaan Pajak dengan kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kantor pelayanan pajak pratama Soreang. Nilai thitung yang diperoleh adalah sebesar 2,079 lebih besar dari nilai tkritis yang direkomendasikan yakni sebesar 1,645. Hasil tersebut menunjukan bahwa hubungan antara Pemeriksaan Pajak dengan kepatuhan wajib pajak merupakan hubungan yang signifikan.

3. Kesadaran wajib pajak memberikan pengaruh sebesar 12,75% terhadap kepatuhan wajib pajak. Pemeriksaan Pajak memberikan pengaruh sebesar 7,04% terhadap kepatuhan wajib pajak.

4.2 Pembahasan

4.1.1 Pengaruh Kesadaran wajib pajak (X1) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Penerapan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak terdapat kolerasi sebesar 0,332 artinya hubungan rendah dan memiliki arah yang positif yang berarti apabila kesadaran wajib pajak meningkat maka kepatuhan wajib pajak juga akan meningkat. Variabel kesadaran wajib pajak secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 12,75%. Untuk uji hipotesis tstatistik = 3,748. Nilai tersebut lebih besar dari 1,645 (Yamin dan Kurniawan,2011 dalam Uce Indahyanti,2013), sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima Ha, artinya terdapat pengaruh antara Kesadaran Wajib Pajak dengan Kepatuhan Wajib Pajak.

Berdasarkan fenomena yang disampaikan oleh Adjat Jatnika (2012), yang menyatakan kesadaran wajib pajak masih rendah, baik wajib pajak pribadi maupun wajib pajak badan belum banyak yang menyampaikan surat pemberitahuan tahunan (SPT), kesadaran masih kurang karena adanya pandangan negatif wajib pajak bahwa uangnya akan disalahgunakan oknum pajak. Fenomena tersebut juga terjadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang seperti yang disampaikan oleh Bambang (2015) bahwa Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang belum banyak yang memiliki kesadaran untuk membayar pajak dan menyampaikan SPT. Dengan adanya pandangan wajib pajak yang negatif mengenai aparat pajak membuat wajib pajak enggan untuk membayar pajak. Penulis menyarankan wajib pajak seharusnya memahami pentingnya membayar pajak dan mengetahui tidak semua aparat pajak menyalahgunakan uang yang berasal dari penerimaan pajak jadi perlu adanya sosialiasi dari aparat pajak guna meluruskan pandangan wajib pajak bahwa tidak semua aparat pajak seperti itu sehingga penerapan kesadaran wajib pajak itu sendiri lebih baik dan membuat wajib pajak semakin sadar bahwa pajak itu kewajiban yang harus dilaksanakan dan terlaksana dengan baik. Masih adanya wajib pajak yang memiliki pandangan negatif akan berimbas pada kurang kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang, maka dengan adanya kesadaran wajib pajak tersebut diharapkan kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang akan meningkat.

Hasil penelitian didukung oleh landasan teori pada pembahasan sebelumnya yang menyatakan Kesadaran wajib pajak adalah penilaian positif masyarakat wajib pajak terhadap pelaksanaan fungsi Negara oleh pemerintah akan menggerakan masyarakat untuk mematuhi kewajibannya untuk membayar (Safri Nurmantu 2005:103). Semakin pandangan wajib pajak mengenai aparat pajak itu positif maka akan semakin tinggi juga kesadaran wajib pajak. Oleh karena itu secara empiris juga telah dibuktikan bahwa makin tinggi kesadaran perpajakan wajib pajak maka makin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak.


(9)

Dalam mengatasi wajib pajak yang masih kurang memiliki kesadaran sehingga masih banyak wajib pajak yang tidak menyampaikan SPT, maka Kantor Pajak Pratama Soreang melakukan sosialisasi mengenai pandangan wajib pajak mengenai pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang guna membuat wajib pajak semakin sadar bahwa membayar pajak itu penting dan uangnya tidak disalahgunakan. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Siti Musyarofah dan Adi Purnomo (2008) yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian dari Ana Choirun Nisa dan Andri Wakita Aji (2014) yang menyatakan Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal yang sama juga didapat dari penelitian IGA. Cahya Shinta Dewi dan Ni Luh Supadmi (2014) yakni berpengaruh positif pada tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan. Hal ini disebabkan karena kesadaran wajib pajak karena adanya pemahaman yang tinggi mengenai pajak, sehingga kepatuhan wajib pajak akan meningkat.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang juga agar terus meningkatkan kesadaran wajib pajak DJP atau KPP perlu mengadakan sosialiasi seperti mengadakan seminar mengenai perpajakan di Indonesia agar wajib pajak memahami pentingnya membayar pajak dan dengan sosialisasi dapat meluruskan pandangan wajib pajak bahwa tidak semua aparat pajak menyalahgunakan uang pajak, sehingga penerapan kesadaran wajib pajak menjadi lebih baik dan membuat wajib pajak semakin sadar bahwa pajak itu bentuk partisipasi masyarakat yang harus dilaksanakan dalam menunjang pembangunan negara.

4.1.2 Pengaruh Pemeriksaan Pajak (X2) Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Penerapan Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak terdapat kolerasi sebesar 0,230 artinya hubungan rendah dan memiliki arah yang positif yang berarti apabila pemeriksaan pajak baik maka kepatuhan wajib pajak juga akan baik. Variabel pemeriksaan pajak secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 7.04%. Untuk uji hipotesis tstatistik = 2,079. Nilai tersebut lebih besar dari 1,645 (Yamin dan Kurniawan,2011 dalam Uce Indahyanti,2013), sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima Ha, artinya terdapat pengaruh antara Pemeriksaan Pajak dengan Kepatuhan Wajib Pajak.

Berdasarkan fenomena yang disampaikan oleh Jon Suryayudha Soedarso (2013), yang menyatakan bahwa ketika fiskus melakukan pemeriksaan dan meminta wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya saat pemeriksaan berlangsung, wajib pajak tidak melakukan kewajiban untuk memberikan data informasi dengan baik, banyak wajib pajak yang tidak memberikan dokumen lengkap kepada para petugas. Oleh karena itu ketika fiskus melakukan pemeriksaan, ada temuan – temuan yang kurang tepat dalam pencatatan administrasi. Saran dari penulis untuk wajib pajak sebaiknya mau memberikan data informasi dengan lengkap kepada fiskus guna kelancaran pemeriksaan dan hasil yang baik untuk wajib pajak dan aparat pajak harus lebih tegas dalam mengatasi wajib pajak yang seperti ini, agar tidak terjadi kesalahan temuan-temuan hal-hal yang kurang tepat dalam pencatatan administrasi perusahaan dan merugikan wajib pajak itu sendiri serta memberikan sosialiasi mengenai manfaat pemeriksaan pajak. Dengan informasi yang lengkap fiskus akan memberikan hasil yang akurat, maka dengan hasil yang akurat dalam pemeriksaan, penerapan Pemeriksaan Pajak diharapkan meningkatkan kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang.

Hasil penelitian juga didukung oleh landasan teori pembahasan sebelumnya yang menyatakan Pemeriksaan Pajak adalah serangkaian kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah data atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Mardiasmo, 2009:50). Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan merupakan tujuan utama dari pemeriksaan pajak, sehingga dari hasil pemeriksaan akan diketahui kepatuhan wajib pajaknya (Siti Kurnia Rahayu, 2010: 345).


(10)

Dalam mengatasi wajib pajak yang tidak mau memberikan informasi yang lengkap, maka fiskus harus harus lebih tegas dan memberikan sosialiasi mengenai manfaat pemeriksaan pajak. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian sebelumnya seperti yang di lakukan oleh IGA. Cahya Shinta Dewi dan Ni Luh Supadmi (2014) yang menyatakan bahwa Pemeriksaan pajak akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Hasil yang sama juga didapat dari penelitian Chorras Mandagi, Harijanto Sabijono dan Victorina Tirayoh (2014) yakni Pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini disebabkan karena pemeriksaan pajak dapat mengungkap kesalahan wajib pajak yang dilakukan wajib pajak, sehingga wajib pajak menjadi patuh dan kepatuhan wajib pajak meningkat.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang juga harus lebih tegas dalam mengatasi wajib pajak yang tidak mau memberikan informasi dengan lengkap agar tidak terjadi kesalahan temuan-temuan hal-hal yang kurang tepat dalam pencatatan administrasi perusahaan dan merugikan wajib pajak itu sendiri dan memberikan sosialiasi mengenai manfaat pemeriksaan pajak serta memberi himbauan supaya wajib pajak melakukan pemeriksaan pajak oleh sendiri agar lebih jelas

V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak karena dari hasil penelitian bahwa artinya semakin baik kesadaran wajib pajak, maka semakin baik pula kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang.

2. Pemeriksaan Pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, artinya semakin baik Pemeriksaan Pajak, maka akan semakin baik pula kepatuhan wajib pajak. Hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan positif antara Pemeriksaan Pajak dengan kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan mengenai pengaruh modernisasi admintrasi dan Pemeriksaan Pajak terhadap kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak( KPP) Pratama Soreang, maka peneliti memberikan saran sebagai bahan pertimbangan dan dapat dijadikan masukan. Sebagai berikut :

1. Kesadaran Wajib Pajak yang harus diberi fokus penelitian adalah pada indikator Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan Negara. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang perlu mengadakan sosialiasi seperti mengadakan seminar mengenai perpajakan di Indonesia agar wajib pajak memahami pentingnya membayar pajak dan dengan sosialisasi dapat meluruskan pandangan wajib pajak bahwa tidak semua aparat pajak menyalahgunakan uang pajak, sehingga penerapan kesadaran wajib pajak menjadi lebih baik dan membuat wajib pajak semakin sadar bahwa pajak itu bentuk partisipasi masyarakat yang harus dilaksanakan dalam menunjang pembangunan negara.

2. Pada Penerapan Pemeriksaan Pajak yang harus diberi fokus adalah pada indikator Tindak Lanjut Pemeriksaan, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang harus lebih tegas dalam mengatasi wajib pajak yang tidak mau memberikan informasi dengan lengkap agar tidak terjadi kesalahan temuan-temuan hal-hal yang kurang tepat dalam pencatatan administrasi perusahaan dan merugikan wajib pajak itu sendiri dan memberikan sosialiasi mengenai manfaat pemeriksaan pajak serta memberi himbauan supaya wajib pajak melakukan pemeriksaan pajak oleh sendiri agar lebih jelas.


(11)

VI. DAFTAR PUSTAKA

Abdul Asri Harahap.2004. “Paradigma baru Perpajakan Indonesia: perspektif Ekonomi Politik”. Integrita Dinamika Press.

Adjat Jatnika, 2012.Kesadaran WP Pribadi di Kota Bandung Masih Rendah. Diakses dari : http://www.infobdg.com/v2/kesadaran-wajib-pajak-pribadi-di-kota-bandung-masih-rendah/ Adjat Jatnika, 2013. Tingkat Kepatuhan Warga Jabar dalam Bayar Pajak Masih Rendah. Diakses

dari : http://bandung.bisnis.com/read/20131212/5/468939/tingkat-kepatuhan-warga-jabar-bayar-pajak-masih-rendah

Agus Nugroho Jatmiko. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus Dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang). Universitas Diponegoro. Semarang.

Agus Purwoto. 2007. Panduan Laboratorium Statistik Interferensial. Grasindo : Bandung.

Ana Choirun Nisa dan Andri Wakita Aji. 2014. Pengaruh Persepsi Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional, Pengetahuan Peraturan Perpajakan, dan Kesadaran Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi

Andi Supangat. 2007. Statistika. Prenada Jakarta : Media Group.

Bambang.2015. Wawancara. Bandung: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang. Barker et al. 2002. Indeks Validitas. Jakarta: Kompas.

Chorras Mandagi, Harijanto Sabijono dan Victorina Tirayoh. Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakannya Pada Kpp Pratama Manado. Jurnal EMBAVol.2 No.3 Hal. 1665-1674

Damodar N. Gujarati, 2003 “Basic Econometrics” fourth edition McGraw-Hill, New York

Engkos Achmad Kuncoro dan Riduwan. 2007. Cara Menggunakan Dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Penerbit : Alfabelta, Bandung.

Erly Suandy, 2011 Edisi 5. Perencanaan Pajak.Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Husein Umar. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.

IGA. Cahya Shinta Dewi dan Ni Luh Supadmi. 2014. Pengaruh Pemeriksaan Pajak, Kesadaran, Kualitas Pelayanan Pada Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.2.

Ikhsan Budi R. 2007. Kajian Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi Manajemen Bisnis dan Sektor Publik (JAMBSP).

Imam Ghozali. 2006. Structural Equation Modeling, Metode Alternatif Dengan Partial Least Squares (PLS). Semarang: Universitas Diponegoro.

Imam Ghozali. 2011. Structural Equation Modeling, Metode Alternatif Dengan Partial Least Squares (PLS). Semarang: Universitas Diponegoro.

Irianto, 2005. Politik Perpajakan: Membangun Demokrasi Negara. Yogyakarta: UII Press. John Hutagaol. 2007. Perpajakan:Isu-Isu Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jon Suryayudha Soedarso, 2013.Sulitnya meminta dokumen lengkap wajib pajak saat. pemeriksaan. Diakses dari : http://www.merdeka.com/peristiwa/sulitnya-meminta-dokumen-lengkap-wajib-pajak-saat-pemeriksaan.html

Mardiasmo 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta: Andi .

Masyhuri. 2008. Metode Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif, Refika Aditama: Jakarta.

Muchsin Ihsan. 2013. Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak, Penyuluhan Pajak, Kualitas Pelayanan Pajak, Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Di Kota Padang. Jurnal Akuntansi Vol.1 No.3

Pardiat.2008. Pemeriksaan Pajak Edisi 2. Jakarta. Wacana Media.

Purwanto, Erwan Agus dan Dyah R. S. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial. Yogyakarta: Gava Media.

Riduwan dan Kuncoro. 2012. Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung : Alfabeta.


(12)

Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia, Konsep & Aspek Formal. Bandung : Graha Ilmu.

Siti Musyarofah dan Adi Purnomo. 2008. Pengaruh Kesadaran dan Persepsi Tentang Sanksi, dan Hasrat Membayar Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi Manajemen Bisnis dan Sektor Publik JAMBSP Vol. 5 No. 1.

Singgih Santoso (2002). SPSS 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Soemarso, S.R. 2007. Perpajakan : Pendekatan Komprehensif. Jakarta : Salemba Empat. Sugiyono. 2004. Metodologi Bisnis Data Kuantitatif dan data Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian dan Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cetakan Ke-15. Bandung :

Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Suyatmin. 2004. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Studi Empiris di Bawah KP PBB Surakarta. Semarang: Universitas di Penogoro.

Tryana. 2013. Kesadaran Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus terhadap Kepatuhan WPOP di Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3 Hal. 999-1008. ISSN: 1979-4878.

Tunggul Anshari Setia Negara, 2006, Pengantar Hukum Pajak, Bandung: Bayumedia Publishing. Uma Sekaran, 2006. Metodelogi Penelitian untuk Bisnis. Edisi 4, Buku 2. Jakarta: Salemba

Empat.

Umi Narimawati, 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Aplikasi Contoh dan Perhitungan. Jakarta: Agung Media.

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian kualitatif dan kuantitatif: Teori dan Aplikasi, Bandung : Universitas Komputer Indonesia.

Umi Narimawati, 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis.

Widi widodo, 2010. Moralitas, budaya dan kepatuhan pajak. Bandung : Alfabeta.

Yang. Keifeng & Miller, Gerald J. 2008. Handbook of Research Methods in Public Administration. Taylor & Francis Group: GRC Press U.S.

LAMPIRAN

Tabel 1

Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Kesadaran wajib pajak di KPP Pratama Soreang

No

Indikator

Skor

Aktual Skor Ideal

% Skor

Aktual Kriteria 1 Pajak dalam bentuk partisipasi dalam

menunjang pembangunan Negara 758 1000 75.80 Baik 2 Penundaan pajak sangat merugikan

Negara 808 1000 80.80 Baik

3 Pajak ditetapkan berdasarkan Undang-Undang dan dapat

dipaksakan 801

1000 80.10

Baik


(13)

Tabel 2

Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Pemeriksaan Pajak di KPP Pratama Soreang

No

Indikator Pemeriksaan Pajak

Skor Aktual

Skor Ideal

% Skor

Aktual Kriteria

1 Objektivitas pemeriksaan 758 1000 75.80 Baik

2 Edukasi dalam pemeriksaan 729 1000 72.90 Baik

3 Tindak lanjut pemeriksaan 343 500 68.60 Baik

Total 1830 2500 73.20 Baik

Tabel 3

Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Soreang

No.

Indikator kepatuhan

Skor Aktual

Skor Ideal

% Skor

Aktual Kriteria

1 Mendaftarkan diri 716 1000 71.60 Baik

2 Menyetor kembali surat pemberitahuan (SPT) 625 1000 62.50 Cukup

3 Perhitungan dan pembayaran pajak 839 1000 83.90 Baik

4 Pembayaran tunggakan 375 500 75.00 Baik


(14)

Gambar 1 Model Penelitian

Gambar 2


(15)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1

Kajian Pustaka

2.1.1 Kesadaran Wajib Pajak

2.1.1.1 Pengertian Kesadaran Wajib Pajak

Menurut Safri Nurmantu (2005:103) menyatakan bahwa :

“Kesadaran

wajib pajak adalah penilaian positif masyarakat

wajib pajak terhadap pelaksanaan fungsi Negara oleh

pemerintah yang menggerakan masyarakat untuk mematuhi

kewajibannya untuk membayar pajak

”.

Menurut Harahap (2004:43) menyatakan bahwa :

“Kesadaran

wajib pajak adalah sikap mengerti wajib pajak

badan atau perorangan untuk memahami arti, fungsi dan tujuan

pembayaran pajak. Kesadaran wajib pajak merupakan faktor

terpenting dalam

sistem perpajakan modern”.

Menurut Erly Suandy (2011:128) menyatakan bahwa :

“Kesadaran

wajib pajak artinya wajib pajak mau dengan

sendirinya

melakukan

kewajiban

perpajakannya

seperti

mendaftarkan diri, menghitung, membayar dan melaporkan

jumlah pajak terutangnya”.

Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kesadaran wajib

pajak merupakan sikap mengerti wajib pajak untuk melakukan kewajiban

perpajakannya terhadap pelaksanaan fungsi untuk mengetahui tujuan kewajiban

dalam membayar pajak.


(16)

12

2.1.1.2 Sikap Wajib Pajak

Menurut Safri Nurmantu (2005:103), menyatakan bahwa kesadran

wajib pajak sebagai berikut :

1.

Mengetahui adanya undang-undang dan ketentuan perpajakan.

2.

Mengetahui fungsi pajak untuk pembiayaan negara.

3.

Memahami bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4.

Memahami fungsi pajak untuk pembiayaan negara.

Irianto (2005 : 36) menguraikan beberapa bentuk kesadaran membayar

pajak yang mendorong wajib pajak untuk membayar pajak, diantaranya:

1.

Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam

menunjang pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini,

wajib pajak mau membayar pajak karena merasa tidak dirugikan

dari pemungutan pajak yang dilakukan. Pajak disadari

digunakan untuk pembangunan negara guna meningkatkan

kesejahteraan warga negara.

2.

Kesadaran

bahwa

penundaan

pembayaran

pajak

dan

pengurangan beban pajak sangat merugikan negara. Wajib pajak

mau membayar pajak karena memahami bahwa penundaan

pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak berdampak

pada

kurangnya

sumber

daya

finansial

yang

dapat

mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara.

3.

Kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan undang-undang dan

dapat dipaksakan. Wajib pajak akan membayar karena

pembayaran pajak disadari memiliki landasan hukum yang kuat

dan merupakan kewajiban mutlak setiap warga negara.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Kesadaran Wajib Pajak adalah suatu sikap

menyadari, mengetahui dan mengerti perihal kewajiban wajib pajak dan

menyadari fungsi pajak sebagai sumber pembiayaan Negara dalam guna

mensejahterakan masyarakat.


(17)

13

2.1.2 Pemeriksaan Pajak

2.1.2.1 Pengertian Pemeriksaan Pajak

Pengertian pemeriksaan pajak menurut Mardiasmo (2009:50) sebagai

berikut:

“Pemeriksaan Pajak adalah serangkaian kegiatan mencari,

mengumpulkan, mengolah data atau keterangan lainnya untuk

menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan tujuan

lain

dalam

rangka

melaksanakan

ketentuan

peraturan

perundang-

undangan perpajakan”

.

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010 : 245) menyatakan bahwa :

Pemeriksaan pajak merupakan hal pengawasan pelaksanaan

self assesment

yang dilakukan oleh wajib pajak, harus

berpegang pada undang-undang perpajakan

.

Menurut Mardiasmo (2009:51) yang menjadi sasaran pemeriksaan

maupun penyelidikan adalah untuk mencari adanya :

a.

Interpretasi undang-undang yang tidak benar.

b.

Kesalahan hitung.

c.

Penggelapan secara khusus dari penghasilan.

d.

Pemotongan dan pengurangan yang dilakukan wajib pajak

dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Berdasarkan pernyataan diatas salah satu upaya pencegahan

tax evasion

adalah dengan pemeriksaan pajak (

tax audit

).

Tax audit

yang dilakukan secara

profesional oleh fiskus merupakan bentuk penegakan hukum perpajakan.

Pemeriksaan pajak merupakan hal pengawasan pelaksanaan sistem

self

assessment

yang dilakukan oleh Wajib Pajak, dan harus berpegang teguh pada


(18)

menghalang-14

halangi (

deterrence effect

) Wajib Pajak untuk melakukan tindakan kecurangan

dengan melakukan

tax evasion

, baik Wajib Pajak yang sedang diperiksa itu

sendiri maupun Wajib Pajak lainnya, sehingga kepatuhan di dalam pemenuhan

kewajiban perpajakannya menjadi lebih baik pada tahun-tahun mendatang.

2.1.2.2 Indikator Pemeriksaan Pajak

Menurut Muchan Ihsan (2013), indikator pemeriksaan pajak terdiri dari :

1.

Objektivitas Pemeriksaan

2.

Edukasi dalam Pemeriksaan

3.

Tindak Lanjut Pemeriksaan

2.1.3 Kepatuhan Wajib Pajak

2.1.3.1 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak

Kondisi perpajakan yang menuntut keikutsertaan aktif wajib pajak

dalam menyelenggarakan perpajakannya membutuhkan kepatuhan wajib pajak

yang tinggi, yaitu kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan yang

sesuai dengan kebenarannya dan dilaksanakan secara sukarela. Kepatuhan

memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela (

voluntary of complience

)

merupakan tulang punggung dari self assesment system, dimana wajib pajak

bertanggung jawab menetapkan sendiri kewajiban perpajakan kemudian secara

akurat dan tepat waktu dalam membayar dan melaporkan pajaknya.

Pengertian kepatuhan Wajib Pajak menurut Chaizi Nasucha yang dikutip oleh

Siti Kurnia Rahayu (2010:139), menyatakan bahwa:


(19)

15

Kepatuhan Wajib pajak adalah dapat mendaftarkan diri, dapat

mengisi SPT, menyetor kembali SPT, menghitung dan

membayar pajak dengan benar

.

Menurut Norman D dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:138) menyatakan

bahwa:

Kepatuhan wajib pajak adalah suatu iklim kepatuhan

pemenuhan perpajakan dalam situasi dimana WP paham

mengenai perpajakan, dapat mengisi SPT, menghitung dan

membayar dengan benar

.

2.1.3.2 Indikator Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Chaizi Nasucha seperti yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu

(2010:139), kepatuhan wajib pajak menjelaskan bahwa :

1.

Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri

2.

Kepatuhan untuk menyetor kembali surat pemberitahuan (SPT)

3.

Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang

2.2

Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2013:93) menyatakan bahwa :

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting

”.

2.2.1 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Safri Nurmantu (2005:103) menyatakan bahwa :

“Kesadaran Perpajakan

menyatakan penilaian positif pada wajib

pajak terhadap pelaksanaan fungsi negara oleh pemerintah akan


(20)

16

Disampaikan pula oleh Suyatmin (2004:34) menyatakan bahwa :

“Secara empiris juga telah dibuktikan bahwa makin tinggi

kesadaran perpajakan wajib pajak maka makin tinggi tingkat kepatuhan

wajib pajak”.

Kesadaran wajib pajak sangat diperlukan guna meningkatkan kepatuhan

wajib pajak, kesadaran wajib pajak dikatakan memiliki kesadaran apabila

mengetahui adanya undang-undang dan ketentuan perpajakan dan memahaminya,

mengetahui fungsi pajak untuk menyejahterakan rakyat, menghitung, membayar,

melaporkan pajak tepat waktu dan sukarela tanpa terpaksa (Jatmiko, 2006).

Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib

pajak yang artinya bahwa semakin wajib pajak memiliki kesadaran pajak

yang tinggi akan mengerti fungsi dan manfaat pajak, baik mengerti untuk

masyarakat maupun diri pribadi, sehingga wajib pajak akan sukarela membayar

pajak tanpa adanya paksaan. Sehingga, akan meningkatkan kepatuhan wajib

pajak (Siti Musyarofah dan Adi Purnomi, 2008).

2.2.2 Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Pemeriksaan pajak mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak,

pengaruh tersebut dapat dilihat pada teori-teori yang dijelaskan dibawah ini:

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010: 243) yang menyatakan bahwa

pemeriksaan pajak mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak ialah:


(21)

17

“Kepatuhan wajib pajak perlu ditegakkan salah satu caranya

dengan

tax enforcement

. Dimana pilar penegakan hukum

(

tax enforcement

) tersebut salah satunya adalah pemeriksaan

pajak (

tax audit

)”.

Masih menurut Siti Kurnia Rahayu (2010: 345), bahwa pemeriksaan pajak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dijelaskan sebagai berikut:

“Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewaji

ban

perpajakan merupakan tujuan utama dari pemeriksaan pajak,

sehingga dari hasil pemeriksaan akan diketahui kepatuhan

wajib pajak

.

Sedangkan pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak menurut Widi Widodo, dkk (2010: 212-213) adalah sebagai berikut:

“Pemeriksaan merupakan upaya Direktorat Jenderal Pajak untuk

menguji kepatuhan pe

menuhan kewajiban wajib pajak”.

Sedangkan menurut Pardiat (2008: 1) keterkaitan antara pemeriksaan

pajak terhadap kepatuhan wajib pajak adalah:

“P

emeriksaan pajak bukan untuk mencari kesalahan wajib

pajak, tetapi untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban

perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka

melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan”.

Menurut Soemarso S.R (2007: 112) pemeriksaan pajak berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak dijelaskan sebagai berikut:

“Pemeriksaan pajak berkaitan dengan pemastian kepatuhan

wajib pajak melaksanakan kewajiban perpajakannya”.


(22)

18

2.2.3 Paradigma

(Safri Nurmantu, 2005:103 (Sutyamin, 200:34) (Jatmiko, 2006).

(Siti Musyarofah dan Adi Purnomi, 2008)

(Siti Kurnia Rahayu 2010: 345) (Paradiat, 2008:1)

(Widi Widodo, dkk (2010: 212-213) (Soemarso S.R 2007: 112)

Gambar 2.1

Paradigma Penelitian

2.3

Hipotesis

Menurut Sugiono (2012:96) mengemukakan pengertian hipotesis adalah

sebagai beikut :

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Sedangkan menurut Umi Narimawati (2007:73) menjelaskan hipotetsis

adalah sebagai beikut :

Kesadaran Wajib

Pajak

Safri Nurmantu (2005:103) Harahap (2004:43) Erly Suandy (2011:128)

Kepatuhan

Wajib Pajak

Siti Kurnia Rahayu (2010:138-139)

Pemeriksaan Wajib

Pajak

Mardiasmo (2009:50) Siti Kurnia Rahayu (2010:245)


(23)

19

“Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara

mengenai hubungan antara variabel

yang akan diuji

kebenarannya. Karena sifatnya dan dugaaan, maka hipotesis

hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap

pengujian yang dinyatakan”.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis

penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap

masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji

secara empiris.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka peneliti merumuskan

hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut:

“Pengaruh kesadaran wajib pajak dan pemeriksaan pajak

terhadap kepatuhan wajib

pajak”.

Berdasarkan uraian konsepsional diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

Hipotesis 1 : Kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak.

Hipotesis 2 : Pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak.


(24)

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN

PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP

KEPATUHAN WAJIB PAJAK

(Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang)

THE EFFECT OF AWARENESS TAXPAYER AND TAX AUDIT TO

TAXPAYER COMPLIENCE

(Case Study on Taxpayer in

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang

)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Akuntansi

Disusun oleh :

ADI NUGRAHA

21111088

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(25)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

...

i

SURAT PERNYATAAN

...

ii

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

...

iii

MOTTO

...

iv

ABSTRACT

...

v

ABSTRAK

...

vi

KATA PENGANTAR

...

vii

DAFTAR ISI

...

viii

DAFTAR TABEL

...

xii

DAFTAR GAMBAR

...

xv

DAFTAR LAMPIRAN

...

xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian

...

1

1.2

Identifikasi Masalah

...

7

1.3

Rumusan Masalah

...

7

1.4

Maksud dan Tujuan Penelitian

...

8

1.4.1

Maksud Penelitian

...

8

1.4.2

Tujuan Penelitian

...

8

1.5

Kegunaan Penelitian

...

8

1.5.1

Kegunaan Praktis

...

9

1.5.2

Kegunaan Akademis

...

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

2.1

Kajian Pustaka

...

11

2.1.1

Kesadaran Wajib Pajak

...

11

2.1.1.1

Pengertian Kesadaran Wajib Pajak

...

11


(26)

2.1.2

Pemeriksaan Pajak

...

13

2.1.2.1

Pengertian Pemeriksaan

...

13

2.1.2.2

Indikator Pemeriksaan

...

14

2.1.3

Kepatuhan Wajib Pajak

...

14

2.1.3.1

Pengertian Kepatuhan wajib Pajak

...

14

2.1.3.2

Indikator Kepatuhan wajib pajak

...

15

2.2

Kerangka Pemikiran

...

15

2.2.1

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak

...

15

2.2.2

Pengaruh Penagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak

...

16

2.2.3

Paradigma

...

18

2.3

Hipotesis

...

18

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1

Metodelogi Penelitian

...

20

3.2

Operasionalisasi Variabel

...

21

3.3

Sumber Data

...

25

3.3.1

Sumber Data

...

25

3.3.2

Teknik Pengumpulan Data

...

27

3.4

Populasi, Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian

...

29

3.4.1

Populasi

...

29

3.4.2

Penarikan Sampel

...

29

3.4.3

Tempat dan Waktu Penelitian

...

31

3.5

Metode Pengumpulan Data

...

32

3.5.1

Uji Validitas

...

32

3.5.2

Uji Reliabilitas

...

33

3.6

Metode Pengujian Data

...

34

3.6.1

Metode Analisis

...

34


(27)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

...

54

4.1.1

Rincian Pengembalian Kuesioner (

Response Rate

)

...

54

4.1.2

Profil Responden

...

55

4.1.3

Pengujian Kualitas Alat Ukur Penelitian

...

59

4.1.3.1

Validitas

...

59

4.1.3.2

Reliabilitas

...

62

4.1.4

Analisis Deskriptif

...

64

4.1.4.1

Tanggapan Responden Mengenai Kesadaran Wajib

Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang

...

65

4.1.4.2

Tanggapan Responden Mengenai Pemeriksaan Pajak

di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang

...

70

4.1.4.3

Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan Wajib

Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang

...

74

4.1.5

Analisis Verifikatif

...

79

4.1.5.1

Pengujian Model Pengukuran

...

81

4.1.5.2

Pengujian Model Struktural

...

86

4.1.5.3

Pengujian Hipotesis

...

89

4.2

Pembahasan

...

91

4.2.1

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak

...

91

4.2.2

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak

...

94

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

...

97

5.2

Saran

...

97

5.2.1

Saran Operasional

...

98

5.2.2

Saran Akademis

...

99

DAFTAR PUSTAKA

...

100


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Asri Harahap.2004. “Paradigma baru Perpajakan Indonesia: perspektif

Ekonomi Politik”. Integrita Dinamika Press.

Adjat Jatnika, 2012.Kesadaran WP Pribadi di Kota Bandung Masih Rendah.

Diakses dari :

http://www.infobdg.com/v2/kesadaran-wajib-pajak-pribadi-di-kota-bandung-masih-rendah/

Adjat Jatnika, 2013. Tingkat Kepatuhan Warga Jabar dalam Bayar Pajak Masih

Rendah.

Diakses

dari

:

http://bandung.bisnis.com/read/20131212/5/468939/tingkat-kepatuhan-warga-jabar-bayar-pajak-masih-rendah

Agus Nugroho Jatmiko. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada

Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus Dan Kesadaran Perpajakan

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak

Orang Pribadi di Kota Semarang). Universitas Diponegoro. Semarang.

Agus Purwoto. 2007. Panduan Laboratorium Statistik Interferensial. Grasindo :

Bandung.

Ana Choirun Nisa dan Andri Wakita Aji. 2014. Pengaruh Persepsi Pelaksanaan

Sensus Pajak Nasional, Pengetahuan Peraturan Perpajakan, dan Kesadaran

Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi

Andi Supangat. 2007. Statistika. Prenada Jakarta : Media Group.

Bambang.2015. Wawancara. Bandung: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang.

Barker et al. 2002.

Indeks Validitas

. Jakarta: Kompas.

Chorras Mandagi, Harijanto Sabijono dan Victorina Tirayoh. Pengaruh

Pemeriksaan Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam

Memenuhi Kewajiban Perpajakannya Pada Kpp Pratama Manado. Jurnal

EMBAVol.2 No.3 Hal. 1665-1674


(29)

101

Damodar N. Gujar

ati, 2003 “

Basic Econometrics

” fourth edition McGraw

-Hill,

New York

Engkos Achmad Kuncoro dan Riduwan. 2007. Cara Menggunakan Dan

Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Penerbit : Alfabelta, Bandung.

Erly Suandy, 2011 Edisi 5. Perencanaan Pajak.Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Husein Umar. 2011.

Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.

Jakarta:

Rajawali Pers.

IGA. Cahya Shinta Dewi dan Ni Luh Supadmi. 2014. Pengaruh Pemeriksaan

Pajak, Kesadaran, Kualitas Pelayanan Pada Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

Badan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.2.

Ikhsan Budi R. 2007. Kajian Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi Manajemen Bisnis dan Sektor

Publik (JAMBSP).

Imam Ghozali. 2006.

Structural Equation Modeling,

Metode

Alternatif

Dengan

Partial Least Squares (PLS). Semarang: Universitas Diponegoro.

Imam Ghozali. 2011.

Structural Equation Modeling,

Metode

Alternatif

Dengan

Partial Least Squares (PLS). Semarang: Universitas Diponegoro.

Irianto, 2005. Politik Perpajakan: Membangun Demokrasi Negara. Yogyakarta:

UII Press.

John Hutagaol. 2007. Perpajakan:Isu-Isu Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jon Suryayudha Soedarso, 2013.Sulitnya meminta dokumen lengkap wajib pajak

saat. pemeriksaan. Diakses dari :

http://www.merdeka.com/peristiwa/sulitnya-meminta-dokumen-lengkap-wajib-pajak-saat-pemeriksaan.html

Mardiasmo 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta: Andi .

Masyhuri. 2008. Metode Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif, Refika

Aditama: Jakarta.


(30)

102

Muchsin Ihsan. 2013. Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak, Penyuluhan Pajak,

Kualitas Pelayanan Pajak, Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Badan Di Kota Padang. Jurnal Akuntansi Vol.1 No.3

Pardiat.2008. Pemeriksaan Pajak Edisi 2. Jakarta. Wacana Media.

Purwanto, Erwan Agus dan Dyah R. S. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif untuk

Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial. Yogyakarta: Gava Media.

Riduwan dan Kuncoro. 2012. Cara Menggunakan dan Memakai

Path Analysis

(Analisis Jalur). Bandung : Alfabeta.

Safri Numantu. 2005. Pengantar Perpajakan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Siti Kurnia Rahayu. 2010.

Perpajakan Indonesia, Konsep & Aspek Formal

.

Bandung : Graha Ilmu.

Siti Musyarofah dan Adi Purnomo. 2008. Pengaruh Kesadaran dan Persepsi

Tentang Sanksi, dan Hasrat Membayar Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak. Jurnal Akuntansi Manajemen Bisnis dan Sektor Publik JAMBSP Vol.

5 No. 1.

Singgih Santoso (2002). SPSS 10 Mengolah Data Statistik Secara

Profesional. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Soemarso, S.R. 2007. Perpajakan : Pendekatan Komprehensif. Jakarta :

Salemba Empat.

Sugiyono. 2004. Metodologi Bisnis Data Kuantitatif dan data Kualitatif.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian dan Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung

: Alfabeta.


(31)

103

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cetakan

Ke-15. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Suyatmin. 2004. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Dalam Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Studi Empiris di Bawah KP

PBB Surakarta. Semarang: Universitas di Penogoro.

Tryana. 2013. Kesadaran Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus terhadap

Kepatuhan WPOP di Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal EMBA Vol. 1 No.

3 Hal. 999-1008. ISSN: 1979-4878.

Tunggul Anshari Setia Negara, 2006, Pengantar Hukum Pajak, Bandung:

Bayumedia Publishing.

Uma Sekaran, 2006.

Metodelogi Penelitian untuk Bisnis.

Edisi 4, Buku 2. Jakarta:

Salemba Empat.

Umi Narimawati, 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Aplikasi Contoh

dan Perhitungan. Jakarta: Agung Media.

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian kualitatif dan kuantitatif:

Teori dan Aplikasi, Bandung : Universitas Komputer Indonesia.

Umi Narimawati, 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis.

Widi widodo, 2010. Moralitas, budaya dan kepatuhan pajak. Bandung : Alfabeta.

Yang. Keifeng & Miller, Gerald J. 2008. Handbook of Research Methods in

Public Administration. Taylor & Francis Group: GRC Press U.S.


(32)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Adi Nugraha

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 21 September 1993

Jenis Kelamin

: Laki

Laki

Warga Negara

: Indonesia

Agama

: Islam

Nama Ayah

: Asep Tiswa

Nama Ibu

: Nunung Nurjanah

Alamat Rumah

: Jalan Terusan Sarikaso No. 44 RT 06/01 Bandung 40151

Telepon

: 08978775645

Pendidikan Formal

Tahun 1998

1999, TK Aisyiyah XI

Tahun 1999

2005, SDN Cijerokaso I

Tahun 2005

2008, SMPN 12 Bandung

Tahun 2008

2011, SMAN 6 Bandung

Tahun 2011

Sekarang, Universitas Komputer Indonesia Fakultas Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Yang Menyatakan

Adi Nugraha

21111088


(33)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan

hidayah-Nya. Serta tidak lupa sholawat serta salam selalu terlimpah bagi

junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita tunggu syafa’atnya di yaumul

akhir. Sehingga dengan usaha yang sungguh-sungguh, akhirnya peneliti dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul :

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak

”,

yang disusun

sebagai Syarat Menempuh Program

Strata 1 guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan usulan penelitian ini masih jauh

dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan koreksi, pendapat

dan saran yang sifatnya membangun guna perkembangan usulan penelitian ini.

Sangat disadari bahwa usulan penelitian ini tak mungkin dapat diselesaikan tanpa

bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Untuk

itu peneliti bermaksud ingin menyampaikan terimakasih yang tak terhingga

kepada :

1.

Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas


(34)

2.

Prof. Dr. Hj Dwi Kartini, SE., Spec.,Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

3.

Dr.Siti Kurnia Rahayu,SE.,M.Ak.,Ak.,CA Selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan Dosen

Wali Kelas Akuntansi 2 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

4.

Dr. Ely Suahayati ,SE.,M.Si.Ak.,CA selaku dosen pembimbing, Dr. Ony

Widilestariningtyas ,SE.,M.Si.,Ak selaku penguji I dan Inta Budi

Setyanusa, SE.,M.Ak selaku penguji II yang penuh keikhlasan berkenan

memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga

skripsi ini dapat selesai.

5.

Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Program Studi Akuntansi Universitas

Komputer Indonesia.

6.

Papah (Asep Tiswa) dan Mamah (Nunung Nurjanah) , yang telah

memberikan dukungan baik secara moril maupun materil, juga atas do’a

dan cinta kasihnya yang tiada henti untuk penulis

7.

Nenek (Hj. Anih) dan kakek (Hj. Idi) dan adik tercinta Muhamad Rafi

Maulana yang selalu memberi doa, dukungan dan semangat bagi penulis

dalam menyelesaikan usulan penelitian ini.

8.

Teman-teman dari kelas AK-2 UNIKOM yang telah membantu

memberikan semangat penulis menyelesaikan usulan penelitian ini.

9.

Seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis


(35)

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga seluruh amal baik

yang diberikan kepada penulis, mendapat ridho dari Allah SWT, Amin

Bandung, Agustus 2015

Adi Nugraha

NIM 21111088


(36)

(37)

(38)

(1)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya. Serta tidak lupa sholawat serta salam selalu terlimpah bagi junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita tunggu syafa’atnya di yaumul akhir. Sehingga dengan usaha yang sungguh-sungguh, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul :

“Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”, yang disusun sebagai Syarat Menempuh Program Strata 1 guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan koreksi, pendapat dan saran yang sifatnya membangun guna perkembangan usulan penelitian ini. Sangat disadari bahwa usulan penelitian ini tak mungkin dapat diselesaikan tanpa bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti bermaksud ingin menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas


(2)

viii

2. Prof. Dr. Hj Dwi Kartini, SE., Spec.,Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr.Siti Kurnia Rahayu,SE.,M.Ak.,Ak.,CA Selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan Dosen Wali Kelas Akuntansi 2 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Dr. Ely Suahayati ,SE.,M.Si.Ak.,CA selaku dosen pembimbing, Dr. Ony

Widilestariningtyas ,SE.,M.Si.,Ak selaku penguji I dan Inta Budi Setyanusa, SE.,M.Ak selaku penguji II yang penuh keikhlasan berkenan memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

5. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Program Studi Akuntansi Universitas

Komputer Indonesia.

6. Papah (Asep Tiswa) dan Mamah (Nunung Nurjanah) , yang telah

memberikan dukungan baik secara moril maupun materil, juga atas do’a dan cinta kasihnya yang tiada henti untuk penulis

7. Nenek (Hj. Anih) dan kakek (Hj. Idi) dan adik tercinta Muhamad Rafi

Maulana yang selalu memberi doa, dukungan dan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan usulan penelitian ini.

8. Teman-teman dari kelas AK-2 UNIKOM yang telah membantu

memberikan semangat penulis menyelesaikan usulan penelitian ini.

9. Seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis


(3)

ix

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga seluruh amal baik yang diberikan kepada penulis, mendapat ridho dari Allah SWT, Amin

Bandung, Agustus 2015

Adi Nugraha NIM 21111088


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi

4 112 92

Tingkat Kepatuhan Dan Kesadaran Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

2 56 65

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur)

6 34 60

Pengaruh Pengatahuan Perpajakan Dan Tingkat Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Oang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Soreang)

1 4 11

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara)

0 4 1

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak dan Pelaksanaan Sanksi Pajak Terhadap Kesadaran Wajib Pajak OP (Studi Kasus pada KPP Pratama Soreang)

0 12 1

Pengaruh Account Representative Dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pratama Soreang)

18 182 55

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PELAYANAN PEGAWAI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015.

6 18 118

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KUALITAS PELAYANAN PETUGAS PAJAK, SIKAP WAJIB PAJAK, SANKSI WAJIB PAJAK, DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PATI

0 2 17