Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur)

(1)

TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

(Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur)

THE INFLUENCE TAXPAYER AWARENESS AND KNOWLEDGE OF TAX ON TAX COMPLIANCE

(Survey On Individual Taxpayers In Pratama Tax Office Bandung Cianjur)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Studi Strata-1

Jurusan Akuntansi

Disusun oleh : FITRIANAN SUWARDI

21110017

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

(3)

(4)

tanggal 4 April 1992 sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Suwardi dan Dede Munajah.

Pendidikan formal dimulai di Sekolah Dasar (SD) Negeri Cikanyere I pada tahun 1998 dan selesai pada tahun 2004. Setelah itu, pada tahun yang sama dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Cipanas dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2010 penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Sukaresmi dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk UNIKOM melalui jalur Undangan Seleksi Masuk UNIKOM dan penulis diterima pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi.

Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi UNIKOM, penulis menyelsaikan skripsi dengan judul Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur) yang dibimbing oleh Dr. Ely Suhayati, SE., M.Si., Ak., CA.


(5)

i

DAFTAR ISI

Hal LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.2 Rumusani Masalah ... 6

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.4.1 Maksud Penelitian ... 7

1.4.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Kegunaan Penelitian ... 7

1.5.1 Kegunaan Praktis ... 8

1.5.2 Kegunaan Akademis ... 8

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9

1.6.1 Lokasi Penelitian ... 9


(6)

ii

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Kesadaran Wajib Pajak ... 10

2.1.1.1 Pengertian Kesadaran Wajib Pajak ... 10

2.1.1.2 Indikator Kesadaran Wajib Pajak ... 11

2.1.2 Pengetahuan Pajak ... 12

2.1.2.1 Pengertian Pengetahuan Pajak ... 12

2.1.2.2 Indikator Pengetahuan Pajak ... 13

2.1.3 Kepatuhan Wajib Pajak ... 20

2.1.3.1 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak ... 20

2.1.3.2 Indikator Pengetahuan Wajib Pajak ... 21

2.2 Kerangka Pemikiran ... 22

2.2.1 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 22

2.2.2 Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 23

2.2.2 Penelitian Sebelumnya ... 25

2.3 Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 28

3.2 Metode Penelitian ... 29

3.2.1 Desain Penelitian ... 30

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 32


(7)

iii

3.5 Alat Ukur Penelitian ... 38

3.5.1 Uji Validitas ... 38

3.5.2 Uji Reliabilitas ... 39

3.5.3 Uji MSI (Data Ordinal ke Interval) ... 40

3.6 Populasi dan Penarikan Sampel ... 41

3.6.1 Populasi ... 41

3.6.2 Sampel ... 41

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 43

3.8 Metode Pengujian Data ... 44

3.8.1 Metode Analisis ... 44

3.8.2 Pengujian Hipotesis ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 64

4.1.1 Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur ... 64

4.1.1.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur ... 65

4.1.1.2 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur ... 68

4.1.1.3 Uraian Tugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur ... 69

4.1.1.4 Aktivitas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur ... 72

4.1.2 Karakteristik Responden ... 73

4.1.3 Hasil Pengujian Alat Pengumpulan Data (Kuesioner) ... 75

4.1.3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 75

4.1.3.2 Hasil Uji Validitas ... 75


(8)

iv

4.1.4 Analisis Deskriptif ... 78

4.1.4.1 Analisis Deskriptif Kesadaran Wajib Pajak (X1) ... 79

4.1.4.2 Analisis Deskriptif Pengetahuan Pajak (X2) ... 86

4.1.4.3 Analisis Deskriptif Kepatuhan Wajib Pajak (Y) ... 91

4.1.5 Analisis Verifikatif ... 98

4.1.5.1 Analisis Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 98

4.1.5.2 Pengujian Kecocokan Model Pengukuran (Outer Model) ... 100

4.1.5.3 Pengujian Kecocokan Model Struktual (Inner Model)... 109

4.2 Pengujian Hipotesis ... 112

4.3 Pembahasan ... 119

4.3.1 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 119

4.3.2 Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 122

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 126

5.2 Saran ... 127

5.2.1 Saran Operasional ... 127

5.2.2 Saran Akademis ... 128

DAFTAR PUSTAKA ... x

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 130


(9)

i

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Fadhlia, wida, Endang Surasetyo Ningsih dan Rahmawaty. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Membayar Pajak. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi Vol.4 No.2 Juli 2011

Ghozali, Imam. 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harahap, Abdul Asri. 2004. Paradigma Baru Perpajakan Indonesia. Penerbit BPFE Yogyakarta.

http://m.inilahkoran.com http://m.neraca.co.id

http://www.kabarcianjur.com http://www.pikiran-rakyat.com http://www.pelita.or.id

Irianto, S. E. 2005. Politik Perpajakan: Membangun Demokrasi Negara. Yogyakarta: UII Press.

Indahyanti, Uce. 2013. PPS-PLS. Diakses pada 4 April 2014.

J.P, Guilford. 1956. Fundamental Statistics in Psychology and Education. New York : McGraw Hall.

Manik Asri, Wuri. 2009. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Biaya Kepatuhan Pajak, dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Badan yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Madya Denpasar. Skripsi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. EdisiRevisi 2009. Yogyakarta :Andi.

Marziana et.al. The Relationship Between Perceptions and Level Of Compliance Under Self Assesment System – A Study In The East Coast Region. Journal Of Global Business And Economics, July 2010. Vol. 1. No.1.


(10)

ii

Jakarta Pasar Rebo. July 2008. Vol.7 No.1.

Nurmantu, Safri. 2005. Pengantar Perpajakan.. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Purnomo, Adi dan Siti Musyarofah. Pengaruh Kesadaran dan Persepsi Tentang

Sanksi dan Hasrat Membayar Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. JAMBSP: Oktober 2008 Vol.5 No.1 ISSN 1829-9857.

Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep & Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Resmi, Siti. 2003. Perpajakan Teori dan Kasus, Tiga. Jakarta: SalembaEmpat. Rustiyaningih, Sri. Faktor-Faktor yang Mempengeruhi Kepatuhan Wajib Pajak.

Widya Warta No.02 Tahun XXXV/2011. ISSN 0854-1981.

Sekaran, Umar. 2011. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat Suandy Erly. 2011. Edisi 5, Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2009. Metode Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabet, Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV

Alfabet.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhayati, Ely dan Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Teori dan Teknis Perhitungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Supomo, Bambang dan Nur Indriatono dan. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFEUmar, Husein. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Supriyati. Dampak Motivasi dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Investasi:Juni 2008 Vol.8 No.1.

Theresia, dan Supramono. 2005. Perpajakan Indonesia Mekanisme dan Perhitungan Teori dan Teknis Perhitungan. Yogyakarta: Andi.

Tiraada, Tryanaa A.M. Kesadaran Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikaf Fiskus Terhadap Kepatuhan WPOP di Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Emba : September 2013 Vol.1 No.3 ISSN 2303-1174.

Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(11)

(12)

atas rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan usulan penelitian, yang berjudul “PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PENGETAHUAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK”. Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memenuhi syarat dalam menempuh program studi Strata Satu (S1) di Universitas Komputer Indonesia. Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis.

Dalam kesempatan ini saya sebagai penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Ir Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

3. Dr. Surtikanti.,SE.,M.Si.,Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan selaku Dosen Wali untuk AK-1 angkatan 20AK-10-20AK-1AK-1.

4. Dr. Ely Suhayati, SE., M.Si., Ak., CA., selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan semangat kepada penulis sehingga usulan penelitian ini bisa terselesaikan.


(13)

memberikan saran yang membangun demi kesempurnaan Usulan Penelitian ini.

6. Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si. selaku penguji 2 yang telah memberikan saran yang membangun demi kesempurnaan Usulan Penelitian ini.

7. Mama dan Papa atas do’a, semangat, motivasi, serta semua pengorbanan yang

telah diberikan kepada penulis.

8. Kakakku Megawaty Suwardi, S.MH dan Kakak Iparku Bangun Widodo, S.TP yang selalu memberikan masukan dan banyak pelajaran. Keponakanku Shakira Putri Widodo yang selalu menghibur.

9. Anggara Rahmat terimaksih atas kesabaranmu, waktu yang diluangkan setiap hari, dan memberikan semangat dan doa untuk menyelesaikan penulisan Penelitian ini.

10. Sahabatku seperjuangan Anna, Reza, Susanti, Rindi dan Novita tempat berbagi dan bercanda dan Teman-teman AK-1`.

11. Sahabatku Irra, Edi, Rivan, Panji, Ofik dan Yana yang menjadi tempat berbagi dan bercanda.

12. Semua Pihak yang telah membantu penulisan Laporan Usulan Penelitian ini. Penulis menyadari dalam menyusun laporan ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, baik dalam mengolah data maupun dalam penyajiannya, yang dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan serta pemahaman penulis. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis


(14)

Bandung, Agustus 2014

Penulis


(15)

10

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kesadaran Wajib Pajak

2.1.1.1 Pengertian Kesadaran Wajib Pajak

Menurut Safri Nurmantu (2005:103) menyatakan bahwa :

“Kesadaran wajib pajak menyatakan bahwa penilaian positif masyarakat wajib pajak terhadap pelaksanaan fungsi Negara oleh pemerintah akan menggerakan masyarakat untuk mematuhi kewajibannya untuk membayar”.

Menurut Harahap (2004:43) menyatakan bahwa :

“Kesadaran wajib pajak adalah sikap mengerti wajib pajak badan atau perorangan untuk memahami arti, fungsi dan tujuan pembayaran pajak. Kesadaran wajib pajak merupakan faktor terpenting dalam sistem perpajakan modern”.

Menurut Erly Suandy (2011:128) menyatakan bahwa :

“Kesadaran wajib pajak artinya wajib pajak mau dengan sendirinya melakukan kewajiban perpajakannya seperti mendaftarkan diri, menghitung, membayar dan melaporkan jumlah pajak terutangnya”. Dari ketiga pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa kesadaran wajib pajak merupakan sikap mengerti wajib pajak untuk melakukan kewajiban perpajakannya terhadap pelaksanaan fungsi untuk mengetahui tujuan kewajiban dalam membayar pajak.


(16)

Menurut Irianto (2005 : 36), kesadaran membayar pajak yang mendorong wajib pajak untuk membayar pajak adalah sebagai berikut :

1. Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, wajib pajak mau membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan. Pajak disadari digunakan untuk pembangunan negara guna meningkatkan kesejahteraan warga negara.

2. Kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat merugikan negara. Wajib pajak mau membayar pajak karena memahami bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak berdampak pada kurangnya sumber daya finansial yang dapat mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara.

3. Kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat dipaksakan. Wajib pajak akan membayar karena pembayaran pajak disadari memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak setiap warga negara.

Menurut Rahmawaty, dkk (2011), dalam membangun kesadaran Wajib Pajak antara lain:

1. Partisipasi dalam menunjang pembangunan negara

2. Penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat merugikan negara.

3. Pajak ditetapkan dengan Undang-Undang dan dapat dipaksakan 4. Membayar pajak tidak sesuai dengan yang seharusnya dapat merugikan

negara.

2.1.1.2 Indikator Kesadaran Wajib Pajak

Menurut Manik Asri (2009), kesadaran wajib pajak dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan fungsi pajak untuk pembiayaan negara.

2. Tingkat pemahaman bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Tingkat pemahaman fungsi pajak untuk pembiayaan negara. 4. Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan benar.


(17)

2.1.2 Pengetahuan Pajak

2.1.2.1 Pengertian Pengetahuan Pajak

Menurut Siti Kurnia (2010:29) menyatakan bahwa :

“Tingkat pengetahuan pajak masyarakat yang memadai, akan mudah bagi

wajib pajak untuk patuh pada peraturan perpajakan. Dengan mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi akan memberi keikhlasan masyarakat untuk patuh dalam kewajibannya perpajakannya. Dan dengan pengetahuan yang cukup yang diperoleh karena memiliki tingkat pendidikan yang tinggi tentunya juga akan dapat memahami bahwa dengan tidak memenuhi peraturan maka akan menerima sanksi baik sanksi administrasi maupun pidana fiskal. Maka akan diwujudkan masyarakat yang sadar pajak dan mau memenuhi kewajiban perpajakannya”.

Menurut Fallan (1999) yang dikutip kembali oleh Siti Kurnia (2010:141) menyatakan bahwa :

“Memberikan kajian pentingnya aspek pengetahuan perpajakan bagi wajib pajak sangat mempengaruhi sikap pajak terhadap system perpajakan yang adil. Dengan kualitas pengetahuan yang semakin baik akan memberikan sikap memenuhi kewajiban dengan benar melalui adanya system perpajakan sesuatu Negara yang dianggap adil. Kesadaran wajib pajak akan meningkat bilamana dalam masyarakat muncul persepsi terhadap pajak. Dengan meningkatnya pengetahuan perpajakan masyarakat melalu pendidikan perpajakan baik formal maupun non formal akan berdampak positif terhadap pemahaman dan kesadaran Wajib Pajak dalam membayar pajak. Dengan penyuluhan perpajakan secara intensif dan kontinyu akan meningkatkan pemahaman wajib pajak tentang kewajiban membayar pajak sebagai wujud gotong royong nasional dalam menghimpun dana untuk kepentingan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan nasional”.

Dari kedua penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan perpajakan merupakan sikap wajib pajak dalam bertindak atau mengambil keputusan harus sesuai dengan peraturan perpajakan dalam memenuhi kewajibannya sebagai wajib pajak.


(18)

Menurut Supriyati (2008), pengetahuan wajib pajak terkait seberapa banyak ilmu atau wawasan tentang pajak yang dimiliki oleh Wajib Pajak sebagai berikut :

1. Pengetahuan tentang tarif pajak 2. Hak dan kewajiban

3. Peraturan perpajakan 4. Sanksi perpajakan

5. Perhitungan dan pelaporan pajak 2.1.2.2 Indikator Pengetahuan Pajak

Menurut Siti Kurnia (2010) pengetahuan pajak dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Pengetahuan mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Menurut Siti Kurnia (2010:163) menyatakan bahwa:

“Sebagai wajib pajak yang baik, maka wajib pajak tersebut harus memenuhi kewajibannya sebagai wajib pajak sesuai undang-undang perpajakan yang berlaku. Oleh karena itu,mereka harus dapat memahami Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan (KUP). Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) diatur dalam UU No.6 Tahun 1983, telah diperbaharui oleh UU No.28 Tahun 2007. Dasar pertimbangan penyempurnaan undang-undang tersebut adalah untuk lebih meningkatkan kepastian hukum bagi fiskus maupun wajib pajak,dimana hukum pajak formal lebih jelas diatur sebagai hukum yang mewujudkan aturan material perpajakan, guna mengatur pelaksanaan pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan bagi wajib pajak dan fiskus. Hal ini akan mendukung tujuan pemerintah dalam mengelola perpajakan guna mencapai penerimaan pajak optimal dan juga untuk memenuhi rasa keadilan bagi wajib pajak“. Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan terdiri dari :

1) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Menurut Siti Kurnia dan Ely Suhayati (2010:38) menyatakan bahwa: “Nomor pokok wajib pajak adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana yang merupakan tanda pengenal atau identitas bagi setiap wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajibannya di bidang perpajakan.Untuk memperoleh NPWP,wajib pajak mendaftarkan diri pada


(19)

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak”.

Menurut Supramono dan Theresia (2005,12) menyatakan bahwa:

“Syarat wajib pajak orang pribadi untuk memperoleh NPWP jika penghasilannya sudah melebihi penghasilan tidak kena pajak”.

Menurut Siti Kurnia (2010:166), Fungsi NPWP sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui identitas wajib pajak

2. Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak 3. Sebagai bentuk pengawasan administrasi perpajakan

4. Untuk keperluan yang berhubungan dengan dokumen perpajakan sehingga semua yang berhubungan dengan dokumen perpajakan harus mencantumkan NPWP

5. Untuk memenuhi kewajiban-kewajiban perpajakan (misal dalam Surat Setoran Pajak)

6. Untuk mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu yang mewajibkan mencantumkan NPWP dalam dokumen-dokumen yang diajukan (misal Dokumen Import,dokumen eksport)

7. Untuk keperluan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) masa atau tahunan

Menurut Siti Kurnia (2010:166) menyatakan bahwa:

“Yang wajib mendaftarkan diri untik memperoleh NPWP sebagai berikut: 5. Wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaann

bebas dan penghasilan nettonya di atas PTKP.

6. Wajib pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas apabila sampai dengan satu bulan memperoleh penghasilan yang jumlahnya telah melebihi PTKP setahun.

7. Wajib pajak orang pribadi melakukan kegiatan usaha di beberapa tempat, wajib mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat-tempat kegiatan wajib pajak.

8. Kewajiban mendaftarkan diri berlaku pula “wanita kawin” yang dikenakan pajak secara terpisah karena:

a. Hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim

b. Dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta”.


(20)

Menurut Siti Kurnia (2010:168) menyatakan bahwa: “Cara mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP :

1. Wajib pajak yang akan mendaftarkan diri wajib mengisi formulir pendaftaran wajib pajak

2. Pengisian dan penandatanganan formulir dapat dilakukan oleh wajib pajak sendiri atau oleh orang lain yang diberi kuasa khusus

3. Penyampaian formulir pendaftaran wajib pajak yang telah diisi dan ditandatangani dapat dilakukan oleh wajib pajak sendiri atau orang lain yang diberi kuasa penuh”.

Menurut Supramono dan Theresia (2005:12) menyatakan bahwa: “NPWP dapat dihapuskan dari tata usaha KPP dengan syarat:

1. Wajib pajak meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan, disyaratkan adanya salinan (fotocopy) akte atau laporan kematian dari instansi berwenang.

2. Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan disyaratkan adanya surat nikah atau akte perkawinan dari catatan sipil.

3. Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai subyek pajak. Apabila sudah selesai dibagi, diisyaratkan adanya keterangan tentang selesainya warisan tersebut dibagi oleh para ahli waris.

4. Wajib pajak orang pribadi lainnya yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai wajib pajak”.

2) Surat Pemberitahuan (SPT)

Menurut Siti Kurnia (2010:171) menyatakan bahwa:

“Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan dokumen yang menjadi alat kerja sama antara wajib pajak dan administrasi pajak,yang memuat data-data yang diperlukan untuk menetapkan secara tepat jumlah pajak yang terutang”.

Menurut Supramono dan Theresia (2005:13) menyatakan bahwa:

“Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”.


(21)

Pengertian SPT dalam pasal 1 butir 11 UU KUP menyatakan bahwa: “Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak, obyek dan/atau bukan obyek pajak dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”.

Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk perhitungan dan pembayaran pajak untuk menetapkan secara tepat jumlah pajak yang terutang sesuai peraturan perundang-undangan.

Menurut Siti Kurnia (2010:172) menyatakan bahwa:

“Sesuai dengan prinsip self assessment system wajib pajak harus melaporkan pajak-pajak bulanan dan pajak tahunan. Pelaporan ini menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) yang dapat diambil di kantor pelayanan pajak atau dapat difotokopi.

Dikecualikan dari kewajiban penyampaian SPT adalah :

a. Wajib pajak orang pribadi berpenghasilan netto dibawah PTKP (untuk SPT Masa dan Tahunan)

b. Wajib pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau mlakukan pekerjaan bebas (untuk SPT Masa)”.

Menurut Siti Kurnia (2010:172) menyatakan bahwa:

“Pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) harus diisi sendiri oleh wajib pajak, karena wajib pajaklah yang mengetahui tentang transaksi dan kegiatan yang berhubungan dengan pajaknya. Jika tidak paham, kerumitan peraturan perundang-undangan perpajakan maka dapat dibantu oleh praktisi pajak (jasa konsultan pajak). Pengisian SPT harus benar, sesuai dengan kenyataan dan lengkap, jika tidak maka akan mengakibatkan sanksi administrasi, lebih jauh akan dikenakan sanksi pidana yang dijatuhkan kepada wajib pajak. Untuk mengisi SPT, diperlukan catatan atau pembukuan wajib pajak. Wajib pajak mendatangani SPT, sebagai pertanggungjawaban atas kebenaran data yang dimasukan dalam SPT”.


(22)

Menurut Siti Kurnia (2010;173) menyatakan bahwa:

“Batas waktu penyampaian SPT tahunan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi, selambat-lambatnya 3 bulan setelah akhir tahun. Jika tahun buku tanggal 1 Januari sampai 31 Desember batas waktu penyampaian SPT tanggal 31 Maret”.

3) Pembayaran atau Penyetoran Pajak

Menurut Siti Kurnia (2010:176) menyatakan bahwa:

“pembayaran dan penyetoran dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP), formulir yang menyangkut pembayaran atau penyetoran ini dapat diminta ke KPP. Wajib pajak wajib membayar atau menyetor pajak yang terutang dengan menggunakan SSP ke kas negara melalui tempat pembayaran. SSP tersebut berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapat validasi, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan peraturan menteri keuangan. Menteri Keuangan menentukkan tanggal jatuh tempo pembayaan dan penyetoran pajak yang terutang untuk suatu saat atau masa pajak bagi masing-masing jenis pajak,paling lama 15 hari setelah terutang pajak atau berakhirnya masa pajak. Pembayaran atau penyetoran pajak yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran pajak dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran dan bagian dari bulan dihitung penuh satu bulan”.

4) Penetapan dan Ketetapan Pajak

Menurut Siti Kurnia (2010:180) menyatakan bahwa:

“Penerbitan surat ketetapan pajak hanya terbatas pada wajib pajak tertentu yang disebabkan ketidakbenaran pengisian SPT. Dapat juga karena ditemukan data fiscal yang tidak dilaporkan dengan kata lain wajib pajak tidak patuh memenuhi kewajiban yang telah ditentukan oleh peraturan wajib pajak yang berlaku. Sanksi administrasi yang diterapkan dalam surat ketetapan pajak adalah sanksi administrasi berupa bunga,denda,kenaikan. Pada surat taguhan pajak sanksi yang diterapkan adalah sanksi administrasi berupa bunga dan denda”.


(23)

2. Pengetahuan mengenai Fungsi Pajak

Menurut Siti Kurnia (2010:25) menyatakan bahwa:

“Fungsi pajak adalah kegunaan pokok dan manfaat pokok pajak sebagai alat untuk menentukan politik perekonomian, pajak memiliki kegunaan dan manfaat pokok dalam meningkatkan kesejahteraan umum. Terdapat dua fungsi pajak,yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan negara) dan fungsi regulerend (mengatur)”.

1) Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)

Menurut Siti Resmi (2003:2) Fungsi budgetair menyatakan bahwa : “Pajak mempunyai fungsi budgetair artinya pajak merupakan salah satu penerimaan untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan, sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas Negara”.

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:26) menyatakan bahwa :

“ Fungsi budgetair merupakan fungsi utama pajak, atau fungsi fiskal, yaitu pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan secara optimal ke kas negara yang dilakukan sistem pemungutan berdasarkan undang-undang perpajakan yang berlaku”.

Sedangkan fungsi budgetair menurut Mardiasmo (2011:1) menyatakan bahwa:

“Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya”.

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi budgetair merupakan penerimaan untuk pembiayaan dan dimasukkan ke kas negara sebagai sumber keungan negara dan sistem pemungutannya berdasarkan undang-undang perpajakan yang berlaku.


(24)

2) Fungsi Regulerend (Mengatur)

Menurut Siti Resmi (2003:3) Fungsi regulerend menyatakan bahwa : “Fungsi regulerend adalah fungsi yang digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat, baik dibidang ekonomi, sosial maupun politik dengan tujuan tertentu”.

Menurut Mardiasmo (2011:2) Fungsi regulerend menyatakan bahwa : “Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi”.

Menurut Siti Kurnia (2010:29) menyatakan bahwa:

“Fungsi regulerend disebut juga fungsi mengatur, yaitu pajak merupakan alat kebijakan pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Di samping usaha untuk memasukkan uang untuk kegunaan kas negara, pajak dimaksudkan pula sebagai usaha pemerintah untuk ikut andil dalam hal mengatur dan bilamana perlu mengubah susunan pendapatan dan kekayaan dalam sektor swasta”.

Dari ketiga pengerian ersebut dapa disimpulkan bahwa fungsi regulerend merupakan alat untuk mengatur kebijakan pemerintah dalam bidang sosial, politik dan ekonomi dalam mengubah susunan pendapatan dan kekayaan. 3. Pengetahuan mengenai Sistem Perpajakan

Berdasarkan kutipan diatas, dapat diuraikan bahwa sistem pemungutan pajak di Indonesia terbagi menjadi tiga jenis yaitu :

1. Self Assesment System

Menurut Siti Kurnia (2010:101) menyatakan bahwa:

“Self assessment system merupakan suatu sistem perpajakan yang memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk memenuhi dan melaksanakan sendiri kewajiban dan hak perpajakannya. Dalam hal ini dikenal dengan :


(25)

1. Mendaftarkan diri di Kantor Pelayanan Pajak

2. Menghitung dan atau memperhitungkan sendiri jumlah pajak yang terutang

3. Menyetor pajak tersebut ke Bank persepsi/kantor pos

4. Melaporkan penyetoran tersebut kepada Direktur Jenderal Pajak 5. Menetapkan sendiri jumlah pajak yang terutang melalui pengisian

SPT dengan baik dan benar”. 2. Witholding Tax System

Menurut Siti Kurnia (2010:104) menyatakan bahwa :

Witholding tax system merupakan system perpajakan dimana pihak ketiga baik Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan Dalam Negeri diberi kepercayaan oleh peraturan perundang-undangan untuk melaksanakan kewajiban memotong atau memungut pajak penghasilan yang dibayarkan kepada penerima penghasilan”.

3. Official Tax System

Menurut Siti Kurnia (2010:106) menyatakan bahwa :

Official tax system merupakan system perpajakan dalam mana inisiatif untuk memenuhi kewajiban perpajakan berada dipihak fiskus. Dalam system ini fiskuslah yang aktif sejak dari mencari Wajib Pajak untuk diberikan NPWP sampai pada penetapan jumlah pajak yang terutang melalui penerbitan SKP”.

2.1.3 Kepatuhan Wajib Pajak

2.1.3.1 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Siti Kurnia (2010:139) menyatakan bahwa :

“Kepatuhan perpajakan adalah tindakan Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara”.

Menurut Norman D.Nowak dalam Siti Kurnia (2010:138) kepatuhan wajib pajak menyatakan bahwa:

“Sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi dimana :


(26)

a. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

b. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas c. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar d. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya”.

Menurut Safri Nurmantu dalam Siti Kurnia (2010:138) menyatakan bahwa:

“Kepatuhan perpajakan merupakan suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.

Ada dua macam kepatuhan :

a. Kepatuhan Formal adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang perpajakan

b. Kepatuhan Material adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara substantive atau hakekatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa undang-undang perpajakan. Kepatuhan material dapat juga meliputi kepatuhan formal”.

Dari ketiga pengertian kepatuhan perpajakan dapat disimpulkan kepatuhan perpajakan merupakan tindakan wajib pajak dalam pemenuhan hak dan kewajiban perpajakannya dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan.

2.1.3.2 Indikator Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Chaizi Nasucha dalam Siti Kurnia (2010:139), kepatuhan Wajib Pajak dapat diidentifikasi dari:

1. Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri.

2. Kepatuhan untuk melaporkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT). 3. Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang. 4. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.


(27)

Kemudian merujuk pada kriteria Wajib Pajak patuh menurut Keputusan Menteri Keuangan No.544/KMK.04/2000, bahwa kriteria kepatuhan wajib pajak adalah :

a. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam dua tahun terakhir.

b. Tidak mempunyai tunggakan untuk semua jenis pajak, kecuali telah memperoleh ijin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak. c. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang

perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir.

d. Dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam hal terhadap wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan, koreksi pada pemeriksaan yang terakhir untuk masing-masing jenis pajak yang terutang paling banyak 5%.

e. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk 2 tahun terakhir diaudit oleh akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, atau pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba rugi fiskal. 2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Siti Musyarofah dan Adi Purnomo (2008) menyatakan bahwa: “Mengacu pada kesadaran bernegara, maka kesadaran perpajakan adalah suatu sikap erhadap fungsi pajak, berupa penerapan komponen cognitif, affecive dan conactive dalam memahami, merasakan dan berprilaku terhadap makna dan fungsi pajak. Wajib pajak berkonsekuensi logis untuk para wajib pajak agar mereka rela memberikan kontribusi dana untuk pelaksana fungsi perpajakn dengan cara membayar kewajiban


(28)

pajak secara cepat waktu dan tepat jumlahnya. Rendahnya kesadaran wajib pajak dapat berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Kesadaran wajib pajak tergantung pada individual masing-masing, baik dari pengamatan dari orang lain maupun pengalaman pribadi. Sehingga apabila kesadaran wajib pajak terus meningkat, maka kepatuhan wajib pajak juga akan meningkat. Semakin wajib pajak memiliki kesadaran pajak yang tinggi akan mengerti fungsi dan manfaat pajak, baik mengerti untuk masyarakat maupun diri pribadi”.

Menurut Tryana (2013) menyatakan bahwa:

“Hasil penelitian kesadaran perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dikarenakan kesadaran perpajakan hanya akan menjadi bahan pertimbangan bagi mereka untuk menyetorkan nominal pajak yang dibebankan kepada wajib pajak tersebut”.

2.2.2 Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Menurut Supriyati (2008) menyatakan bahwa:

“Hasil penelitian pengetahuan pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Yang nantinya akan mempermudah wajib pajak nantinya memenuhi kewajiban perpajakannya apabila memperoleh pngetahuan pajak”.

Menurut Marziana, Norkhazimah dan Mohmad (2010) menyatakan bahwa:

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan pembayar pajak biasanya menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak mereka dalam waktu yang diperlukan, dibandingkan dengan kurang pembayar pajak berpengetahuan, yang menunjukkan bahwa wajib pajak lebih bersedia untuk mematuhi jika mereka memahami konsep dasar perpajakan”.

Menurut Nazmel Nazir (2010) menyatakan bahwa:

“Tingkat pengetahuan pajak berpengaruh positif dan ignifikan terhadap kepatuhan wajib pajak”.


(29)

Menurut Fallan (1999) yang dikutip kembali oleh Siti Kurnia (2010:141) menyatakan bahwa :

“Memberikan kajian pentingnya aspek pengetahuan perpajakan bagi wajib pajak sangat mempengaruhi sikap pajak terhadap system perpajakan yang adil. Dengan kualitas pengetahuan yang semakin baik akan memberikan sikap memenuhi kewajiban dengan benar melalui adanya system perpajakan sesuatu Negara yang dianggap adil. Kesadaran wajib pajak akan meningkat bilamana dalam masyarakat muncul persepsi terhadap pajak. Dengan meningkatnya pengetahuan perpajakan masyarakat melalu pendidikan perpajakan baik formal maupun non formal akan berdampak positif terhadap pemahaman dan kesadaran Wajib Pajak dalam membayar pajak. Dengan penyuluhan perpajakan secara intensif dan kontinyu akan meningkatkan pemahaman wajib pajak tentang kewajiban membayar pajak sebagai wujud gotong royong nasional dalam menghimpun dana untuk kepentingan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan nasional”.

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Siti Musyarofah dan Adi Purnama (2008)

Tryana (2013) Kesadaran Wajib Pajak

(X1)

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

(Y)

Pengetahuan Pajak (X2)

Supriyati (2008) Marziana, Norkhazimah dan Mohmad (2010)


(30)

2.2.3 Penelitian Sebelumnya

Tabel mengenai perbedaan dan persamaan dengan penelitian terdahulu,sebagai berikut:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No. Judul

Penelitian/Penulis

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Pengaruh Kesadaran

dan Persepsi Tentang Sanksi, dan Hasrat Membayar Pajak Terhadap Kepatuhan ajib Pajak (Siti Musyarofah dan Adi Purnomo, 2008: Vol.5 No.1 ISSN 1829-9857)

Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak yang artinya bahwa semakin wajib pajak memiliki kesadaran pajak yang tinggi akan mengerti fungsi dan manfaat pajak, baik mengerti untuk masyarakat maupun diri pribadi. Meneliti variabel kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.

1. Tidak meneliti variabel persepsi tentang sanksi, dan hasrat

membayar pajak. 2. Berbeda tempat

penelitian. 3. Berbeda aktu

penelitian.

2. Kesadaran

Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus Terhadap Kepatuhan WPOP di Kabupaten Minahasa Selatan (Tryana A.M. Tiraada, 2013 ISSN 2303-1174 Vol.1 No.3) Hasil penelitian kesadaran perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dikarenakan

kesadaran

perpajakan hanya akan menjadi bahan pertimbangan bagi mereka untuk menyetorkan nominal pajak yang dibebankan kepada wajib pajak tersebut.

Meneliti variabel kesadaran

perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

1. Tidak meneliti variabel sanksi pajak, sikap fiskus.

2. Berbeda tempat penelitian. 3. Berbeda waktu


(31)

3. Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Sistem Administrasi

Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei atas WP-OP PBB di KPP Pratama Jakarta Pasar Rebo)

(Nazmel Nazil, 2010: Vol.5 No.2)

Tingkat pengetahuan pajak berpengaruh positif dan ignifikan terhadap kepatuhan ajib pajak. Sama-sama meneliti pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.

1. Tidak meneliti sistem

administrai perpajakan. 2. Tidak meneliti

WP-OP PBB. 3. Berbeda tempat

dan waktu penelitian.

4. Dampak Motivasi dan Pengetahuan

Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Supriyati, 2008: Vol.8 No.1)

Hasil penelitian pengetahuan pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Yang nantinya akan mempermudah wajib pajak nantinya memenuhi kewajiban perpajakannya apabila memperoleh pngetahuan pajak. Meneliti variabel pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.

1. Tidak meneliti variabel dampak motivasi.

2. Berbeda tempat Penelitian. 3. Berbeda waktu

penelitian.

5. The Relationship

Beween Perceptions And Level Of

Compliance Under Self Assessment System – A Study In The East Coast Region (Marziana, Norkhazimah, and Mohamad Sakarnor, 2010:Vol.1 No.1)

knowledge on taxation also has significant influence on the decision whether

to comply with the specified time required by the tax law. The results show that knowledgeable taxpayers are normally submitted their tax return within the required time, compared to

Meneliti variabel pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.

1. Tidak meneliti variabel self assessment system.

2. Berbeda tempat peneliian. 3. Berbeda waktu


(32)

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011:64) menyatakan bahwa :

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut :

1. Kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. 2. Pengetahuan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

less

knowledgeable taxpayers. 6. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak (Sri

Rustiyaningsih, 2011, No.02 Tahun XXXV ISSN 0854-1981)

Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kepatuhan pajak dalam melaksanakan kewajiban

perpajakan antara lain: pemahaman terhadap self assessment system, kualitas pelayanan, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, persepsi wajib pajak terhadap sanksi perpajakan.

meneliti variabel kepatuhan wajib pajak.

1. Berbeda tempat penelitian. 2. Berbeda waktu


(33)

126

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, dapat diambil kesimpulan penelitian untuk menjawab rumusan, sebagai berikut :

1. Kesadaran Wajib Pajak terbukti memberikan pengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur, artinya semakin baik kesadaran wajib pajak tersebut mampu meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang ada. Terkait Masalah yang terjadi dalam fenomena yang ada yaitu tingkat kesadaran masyarakat Kabupaten Cianjur membayar pajak tahunan dinilai masih kurang, dan masih ada masyarakat (Wajib Pajak) yang belum sadar dalam penyampaian SPT. Oleh karenanya untuk menunjang peningkatan kepatuhan wajib pajak tersebut perlunya sosialisasi kepada masyarakat secara rutin. Sosialisasi yang dilakukan bisa berupa seminar upaya pelatihan atau sosoialisasi perpajakan yang dapat menambah pengetahuan dan pemahaman diri wajib pajak terhadap peraturan perpajakan dan dapat membantu meningkatkan sikap sadar membayar pajak agar masyarakat mau untuk membayar pajak. Semakin baik kesadaran wajib pajak yang diterapkan, maka semakin banyak wajib pajak yang patuh memenuhi kewajibannya sebagai wajib pajak.


(34)

2. Pengetahuan pajak terbukti memberikan pengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur. Artinya semakin baik pengetahuan pajak akan mampu meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang ada. Terkait Masalah yang terjadi dalam fenomena yang ada yaitu, masih kurangnya edukasi perpajakan dalam rangka meningkatkan pemahaman hak dan kewajiban perpajakan masyarakat Kabupaten Cianjur sebagai wajib pajak. Dan masih kurang pahamnya masyarkata kabupaten cianjur sebagai wajib pajak dalam menyerahkan atau mengisi SPT tahunan. Oleh karenanya untuk menunjang peningkatan kepatuhan wajib pajak tersebut melakukan penyuluhan secara intensif yang akan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman wajib pajak tentang kewajiban dalam membayar pajak. Semakin baik pengetahuan pajak yang diterapkan, maka semakin banyak wajib pajak yang patuh memenuhi kewajibannya sebagai wajib pajak.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Operasional

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan tersebut, maka peneliti memberikan saran yang dapat dijadikan masukan sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak dapat dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur dengan mengadakan sosialisasi kepada masyarakat secara rutin. Sosialisasi yang dilakukan bisa berupa seminar upaya pelatihan atau sosoialisasi perpajakan yang dapat menambah


(35)

pengetahuan dan pemahaman diri wajib pajak terhadap peraturan perpajakan dan dapat membantu meningkatkan sikap sadar membayar pajak agar masyarakat mau untuk membayar pajak. Semakin baik kesadaran wajib pajak yang diterapkan, maka semakin banyak wajib pajak yang patuh memenuhi kewajibannya sebagai wajib pajak.

2. Untuk meningkatkan pengetahuan pajak dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur sebaiknya terus dilakukan sosialisasi edukasi perpajakan bagi wajib pajak. Sebagai upaya meningkatkatkan pengetahuan wajib pajak melalui pemberian seminar, pelatihan, workshop, serta mengkaji kembali peraturan perpajakan dimana diharapkan mempermudah wajib pajak mempelajari perpajakan. Semakin baik pengetahuan pajak yang diterapkan, maka semakin banyak wajib pajak yang patuh memenuhi kewajibannya sebagai wajib pajak.

5.2.2 Saran Akademik

1. Bagi Pengembangan Ilmu

Disarankan pada penelitian berikutnya untuk melakukan penelitian yang sama, dengan metode yang sama tetapi unit analisis, sampel, indikator yang berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung teori dan konsep diterima secara umum.


(36)

2. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan agar para peneliti lain dapat lebih memberikan bukti empiris atau hubungan dari konsep yang telaah dikaji bahwa kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh kesadaran wajib pajak dan pengetahuan pajak.


(37)

TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

(Survei Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur)

Oleh: Fitriana Suwardi

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Email : Fifitsu@gmail.com

ABTRACK

This research was conducted at the Tax Office Primary Cianjur. The phenomenon that occurs is the Taxpayer Compliance in paying taxes and report the SPT is still low, Consciousness in pay and the SPT is still lacking, dam Education and understanding of the rights and obligations of public taxation (Taxpayer) which is less and less understood in submitting annual tax return and fill.

The purpose of this study is to determine how much taxpayer awareness affect the tax compliance and tax knowledge how much influence taxpayer compliance in Cianjur Pratama Tax Office.

The method used in this research is descriptive and verification methods. Descriptive method is used to determine the taxpayer's description of consciousness variable, the variable tax knowledge and tax compliance variables. To determine the effect of the implementation of awareness and knowledge of tax the taxpayer used statistical tests. The test statistic used is to design a model strukural, designing measurement model, construct a path diagram, model fit test, compatibility test structural models and hypotheses using SmartPLS 2.0 software.

The results of this study indicate that awareness of the taxpayer and the tax knowledge significantly positive effect on tax compliance at the Tax Office Primary Cianjur.

Keywords: Taxpayers Awareness, Knowledge of Taxation, Taxpayer Compliance

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintah memiliki peran sangat besar dalam menjalankan pemerintahan negara dan menjalankan perikehidupan masyarakatnya (Siti Kurnia,2010:5). Pemerintah memiliki wewenang dalam mengatur kehidupan berkenegaraan, menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, dan yudikatif dan penyelenggaraan negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu Negara, sekaligus fungsi perekonomian (Siti Kurnia,2010:4). Tanpa campur tangan pemerintah dalam masalah kebijakan ekonomi kondisi perekonomian tentunya tidak akan berjalan seimbang (Siti Kurnia,2010:5). Masih menurut Siti Kurnia, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang


(38)

kendala yang dapat menghambat keefektifan pengumpulan pajak adalah kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak yaitu bagaimana sikap (kesadaran) dari seorang wajib pajak yang mau dan melaksanakan kewajiban perpajakan yang ada (Tryana,2013). Masih rendahnya kepatuhan Wajib Pajak di Indonesia, hal sama terjadi di Kabupaten Cianjur (Siscka Mirela,2011). Masih menurut Siscka Mirela, berdasarkan catatan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur, kewajiban membayar pajak bagi setiap Wajib Pajak di Cianjur memang masih rendah padahal sudah memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak, baik perorangan maupun perusahaan sudah Wajib Pajak (Siscka Mirela,2011). Selanjutnya menurut Siscka Mirela, masih banyak Wajib Pajak yang belum patuh dalam melaporkan SPT dan belum patuh dalam membayar pajak (Siscka Mirela,2011). Masih menurut Siscka Mirela, padahal kita ketahui sendiri bahwa kondisi ekonomi Negara kita sebagian besar diperoleh dari pajak (Siscka Mirela,2011).

Pemerintahan sendiri telah beberapa kali melakukan reformasi undang-undang perpajakan yang intinya agar memudahkan wajib pajak dalam memahami ketentuan perpajakan (Sri Rustiyaningsih,2011). Dengan diterapkannya self assessment system justru dapat membuat wajib pajak menyalahgunakan sistem tersebut seperti, kesadaran wajib pajak yang masih rendah, sehingga wajib pajak enggan untuk melaksanakan kewajiban membayar pajak (Chaizi Nasucha dalam Siti Kurnia,2010:139). Self assessment system merupakan sistem perpajakan yang menuntut adanya perubahan sikap (kesadaran) wajib pajak untuk membayar pajak secara sukarela (Tryana,2013).Tingkat kesadaran masyarakat Kabupaten Cianjur membayar pajak tahunan dinilai masih kurang, dan masih ada masyarakat (Wajib Pajak) yang belum sadar dalam penyampaian SPT padahal sebagian besar pembangunan Pemkab Cianjur dibiayai oleh pajak (Siscka Mirela,2013).

Pemerintah melakukan perubahan peraturan perpajakan dibawah undang-undang agar memudahkan wajib pajak dalam memahami ketentuan perpajakan (Sri Rustiyaningsih,2011). Masih menurut Sri Rustiyaningsih, perubahan tersebut bertujuan untuk lebih memudahkan dan menyederhanakan perhitungan pajak, dan pembebanan pajak yang menyesuaikan dengan kondisi wajib pajak (Sri Rustiyaningsih,2011). Selanjutnya masih menurut Sri Rustiyaningsih, perubahan dalam perpajakan dilakukan pemerintah yang meliputi perumusan dan pembuatan peraturan perundang-undangan dan penyempurnaan administrasi perpajakan yang memudahkan pelayanan bagi wajib pajak (Sri Rustiyaningsih,2011). Tetapi yang terjadi di Kabupaten Cianjur masih kurangnya edukasi perpajakan dalam rangka meningkatkan pemahaman hak dan kewajiban perpajakan masyarakat sebagai wajib pajak (Suranto:2014). Dan kurang paham dalam menyerahkan atau mengisi SPT tahunan (Siscka Mirela,2014).


(39)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ditemui, yaitu :

1. Kesadaran dalam membayar dan menyampaikan SPT masih kurang. 2. Edukasi dan pemahaman hak dan kewajiban perpajakan masyarakat

(Wajib Pajak) yang masih kurang dan kurang paham dalam menyerahkan dan mengisi SPT tahunan.

3. Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak dan melaporkan SPT masih rendah.

1.3 Rumusan Masalah

1. Seberapa besar pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur.

2. Seberapa besar pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan rumusan masalah diatas maka maksud penelitian ini adalah untuk mencari kebenaran mengenai pengaruh kesadaran wajib pajak dan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak melalui pengumpulan data yang akurat dan relevan melalui uji empiris.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur.

2. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak dan Wajib Pajak

Dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat mengenai pengaruh kesadaran wajib pajak dan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur.

2. Bagi Pihak Lain

Dapat dijadikan sumber informasi dan referensi dalam penelitian dibidang yang sama.


(40)

Pratama Cianjur.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh kesadaran wajib pajak dan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur.

II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kesadaran Wajib Pajak

Menurut Harahap (2004:43) menyatakan bahwa Kesadaran wajib pajak adalah sikap mengerti wajib pajak badan atau perorangan untuk memahami arti, fungsi dan tujuan pembayaran pajak. Kesadaran wajib pajak merupakan faktor terpenting dalam sistem perpajakan modern. Menurut Erly Suandy (2011:128) menyatakan bahwa Kesadaran wajib pajak artinya wajib pajak mau dengan sendirinya melakukan kewajiban perpajakannya seperti mendaftarkan diri, menghitung, membayar dan melaporkan jumlah pajak terutangnya.

2.1.1.2 Indikator Kesadaran Wajib Pajak

Menurut Manik Asri (2009), kesadaran wajib pajak dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan fungsi pajak untuk pembiayaan negara.

2. Tingkat pemahaman bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Tingkat pemahaman fungsi pajak untuk pembiayaan negara. 4. Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan benar. 2.1.2 Pengetahuan Pajak

Menurut Siti Kurnia (2010:29) menyatakan bahwa Tingkat pengetahuan pajak masyarakat yang memadai, akan mudah bagi wajib pajak untuk patuh pada peraturan perpajakan. Dengan mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi akan memberi keikhlasan masyarakat untuk patuh dalam kewajibannya perpajakannya. Dan dengan pengetahuan yang cukup yang diperoleh karena memiliki tingkat pendidikan yang tinggi tentunya juga akan dapat memahami bahwa dengan tidak memenuhi peraturan maka akan menerima sanksi baik sanksi administrasi maupun pidana fiskal. Maka akan diwujudkan masyarakat yang sadar pajak dan mau memenuhi kewajiban perpajakannya. Menurut Fallan (1999) yang dikutip kembali oleh Siti Kurnia (2010:141) menyatakan bahwa Memberikan kajian pentingnya aspek pengetahuan perpajakan bagi wajib pajak sangat mempengaruhi sikap pajak terhadap system perpajakan yang adil. Dengan kualitas pengetahuan yang semakin baik akan memberikan sikap memenuhi kewajiban dengan benar melalui adanya system perpajakan


(41)

bilamana dalam masyarakat muncul persepsi terhadap pajak. Dengan meningkatnya pengetahuan perpajakan masyarakat melalu pendidikan perpajakan baik formal maupun non formal akan berdampak positif terhadap pemahaman dan kesadaran Wajib Pajak dalam membayar pajak. Dengan penyuluhan perpajakan secara intensif dan kontinyu akan meningkatkan pemahaman wajib pajak tentang kewajiban membayar pajak sebagai wujud gotong royong nasional dalam menghimpun dana untuk kepentingan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan nasional.

2.1.2.2 Indikator Pengetahuan Pajak

Menurut Siti Kurnia (2010) pengetahuan pajak dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Pengetahuan mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan 2. Pengetahuan mengenai Fungsi Pajak

3. Pengetahuan mengenai Sistem Perpajakan 2.1.3 Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Siti Kurnia (2010:139) menyatakan bahwa Kepatuhan perpajakan adalah tindakan Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara. Menurut Norman D.Nowak dalam Siti Kurnia (2010:138) kepatuhan wajib pajak menyatakan bahwa Sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan. Menurut Safri Nurmantu dalam Siti Kurnia (2010:138) menyatakan bahwa Kepatuhan perpajakan merupakan suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.

2.1.3.2 Indikator Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Chaizi Nasucha dalam Siti Kurnia (2010:139), kepatuhan Wajib Pajak dapat diidentifikasi dari:

1. Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri.

2. Kepatuhan untuk melaporkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT). 3. Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang. 4. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.

2.1 Kerangka Pemikiran

2.1.2 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Siti Musyarofah dan Adi Purnomo (2008) menyatakan bahwa Wajib pajak berkonsekuensi logis untuk para wajib pajak agar mereka rela memberikan kontribusi dana untuk pelaksana fungsi perpajakan dengan cara membayar kewajiban pajak secara cepat waktu dan tepat jumlahnya. Rendahnya kesadaran wajib pajak dapat berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Kesadaran wajib pajak tergantung pada individual masing-masing, baik dari pengamatan dari orang lain maupun pengalaman pribadi. Sehingga apabila


(42)

dikarenakan kesadaran perpajakan hanya akan menjadi bahan pertimbangan bagi mereka untuk menyetorkan nominal pajak yang dibebankan kepada wajib pajak tersebut.

2.2.1 Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Menurut Supriyati (2008) menyatakan bahwa Hasil penelitian pengetahuan pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Yang nantinya akan mempermudah wajib pajak nantinya memenuhi kewajiban perpajakannya apabila memperoleh pngetahuan pajak. Menurut Marziana, Norkhazimah dan Mohmad (2010) menyatakan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan pembayar pajak biasanya menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak mereka dalam waktu yang diperlukan, dibandingkan dengan kurang pembayar pajak berpengetahuan, yang menunjukkan bahwa wajib pajak lebih bersedia untuk mematuhi jika mereka memahami konsep dasar perpajakan. 2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara yang diberikan peneliti yang diungkapkan dalam pernyataan yang dapat diteliti. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan penulis memberikan hipotesis bahwa:

H1 : Terdapat Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur

H2 : Terdapat Pengaruh Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian menurut Husein Umar (2005:303) dalam Umi Narimawati (2010:29), menyatakan bahwa Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.

Objek penelitian yang diteliti dalam penelitian ini adalah Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, dan Kepatuhan Wajib Pajak.

3.2 Metode Penelitian

Definisi metode penelitian menurut Sugiyono (2012:2), menyatakan bahwa Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis.


(43)

verifikatif. Menurut Sugiyono (2005:21) dalam Umi Narimawati (2010:29) mendefinisikan bahwa metode deskriptif adalah Metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.Sedangkan menurut Masyhuri (2008:45) dalam Umi Narimawati (2010:29) mendefinisikan bahwa metode verifikatif adalah Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan verifikatif. Metode penelitian verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran teori dan hipotesis yang telah dikemukakan para ahli mengenai keterkaitan antara penerapan kesadaran wajib pajak, pengetahuan pajak, dan kepatuhan wajib pajak.

Metode Verifikatif dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan alat uji statistik yaitu Model Persamaan Struktural (Structural Equation Model – SEM) dengan pendekatan Partial Least Square (PLS). Pertimbangan menggunakan model ini, karena kemampuannya untuk mengukur konstruk melalui indikator-indikatornya serta menganalisis variabel indikator, variabel laten, dan kekeliruan pengukurannya.

3.2.1 Desain Penelitian

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati, dkk (2010:30) sebagai berikut :

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi; 3. Menetapkan rumusan masalah;

4. Menetapkan tujuan penelitian;

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori;

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan;

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data;

8. Melakukan analisis data;

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian. 3.3 Operasionalisasi Variabel

Definisikan operasionalisasi variabel Menurut Nur Indriantoro (2002:69) dalam Umi Narimawati (2010:31) menyatakan bahwa Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran


(44)

pengumpul data, sedangkan sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya dari pihak lain atau lewat dokumen.

3.5 Alat Ukur Penelitian 3.5.1 Uji Validitas

Definisi validitas Menurut Cooper dalam Umi Narimawati (2010:42) menyatakan bahwa Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah dirancang dalam bentuk kuesioner itu benar-benar dapat menjalankan fungsinya.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Definisi reliabilitas menurut Cooper yang dikutip oleh Umi Narimawati, dkk. (2010:43) menyatakan bahwa Reliability is a characteristic of measurement concerned with accuracy, precision, and concistency. Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji kehandalan dan kepercayaan alat pengungkapan dari data.

3.5.3 Uji MSI (Data Ordinal ke Interval)

Menurut Hays yang dikutip Umi Narimawati, dkk. (2010:47) data ordinal ke interval dijelaskan sebagai berikut Data yang didapatkan dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala pengukurannya menjadi skala interval melalui Method of Successive Interval. 3.6 Populasi dan Penarikan Sampel

3.6.1 Populasi

Definisi populasi menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:37) menyatakan bahwa Populasi adala`h objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai yang ditetapkan oleh peneliti sebagai unit analisis penelitian. Dalam penelitian maka yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar adalah 95.958 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur.

3.6.2 Sampel

Bila jumlah populasi besar dan tidak mungkin dilakukan penelitian terhadap seluruh anggota populasi maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Pengertian sampel menurut Sugiyono (2010:62) menyatakan bahwa Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,tenagadan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.


(45)

Dengan demikian dapat diketahui bahwa sampel merupakan bagian dari populasi dan dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Rumus yang digunakan untuk menentukan sampel yaitu menggunakan rumus Slovin yang dikutip oleh Husein Umar (2008:78) , yaitu sebagai berikut :

Keterangan: n : Jumlah sample N : Jumlah Populasi

e2 : Persen Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sample dalampenelitian. Presisi yang digunakan dalam penelitian ilmu sosial adalah 1%, 5%, 10%. Presisi yang digunakan dalam penelitian ini diambil nilai e = 10% .

Maka yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur sebanyak 100 orang. Diambil tingkat kepercayaan 10% karena hasil dari jumlah tersebut sudah dapat mewakili Wajib Pajak Orang Pribadi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur, karena datanya pun diambil secara random.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan dan mengumpulkan data adalah menggunakan metode survei. Menurut Sugiyono (2009:6) metode survei didefinisikan sebagai berikut Metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara.Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dilakukan dengan metode survei menggunakan kuesioner. Menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:40) kuesioner didefinisikan sebagai berikut Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini.

3.8 Metode Pengujian Data 3.8.1 Metode Analisis

Setelah data terkumpul penulis melakukan analisis terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif dan verifikatif.

a. Analisis Deskriptif

Menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:41) langkah - langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima alternatif jawaban yang menggunakan peringkat jawaban.


(46)

e. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penelitian sebagai berikut:

Sumber: Umi Narimawati (2010:45) Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

b. Analisis Verifikatif

Analisis verifikatif menurut Sugiyono (2010:8) menyatakan bahwa Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis databersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesisyang telah ditetapkan.

Analisis verifikatif dalam penelitian ini dengan menggunakan alat uji statistik yaitu dengan uji persamaan strukturan berbasis variance atau yang lebih dikenal dengan nama Partial Least Square (PLS) menggunakan software SmartPLS 2.0.

Pengujian dengan partial least square (PLS) diterapkan untuk memperoleh hasil pengolahan yang mampu mencapai tujuan penelitian dan membuktikan hipotesis penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Merancang model struktural b. Merancang model pengukuran c. Mengkonstruksi diagram jalur

d. Konversi dengan jalur ke dalam sistem persamaan e. Estimasi

f. Goodness of Fit

g. Pengujian hipotesis 3.8.2 Pengujian Hipotesis

Menurut Andi Supangat (2007:293) yang dimaksud dengan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut Salah satu cara dalam statistika untuk menguji “parameter” populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu. Terdapat dua hipotesis dalam penelitian ini. Kedua hipotesis ini diuji dengan statistik uji t dengan ketentuan H0 ditolak jika thitung lebih besar dari nilai kritis untuk α = 0,10 sebesar 1,645.

Skor aktual

% skor aktual = X 100% Skor ideal


(47)

hipotesis statistik sebagai berikut :

Ho : γ = 0 : Pengaruh 1 terhadap η tidak signifikan H1 : γ ≠ 0 : Pengaruh 1 terhadap η signifikan

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari penyebaran angket kepada responden sebagai sumber data utama dalam penelitian ini, selain upaya perolehan data melalui observasi, wawancara dan studi pustaka untuk melengkapi data utama. Kuesioner terdiri dari 16 item pernyataan dengan perincian 4 item pernyataan tentang kesadaran wajib pajak, 6 item pernyataan mengenai pengetahuan pajak, dan 6 item pernyataan tentang kepatuhan wajib pajak. Metode analisis yang digunakan untuk mengolah data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dan structural equation modeling sebagai alat bantu dalam penarikan kesimpulan.

4.1.1 Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur adalah salah satu instansi Vertikal Direktorat Jendral Pajak yang berada di bawah dan bertangung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Barat I. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur merupakan penggabungan antara Kantor Pelayana Pajak Cianjur dan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Cianjur. Hal ini berdasarkan ketentuan terkait dengan adanya reorganisasi di lingkungan Direktorat Jendral Pajak melalui Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2007 tanggal 9 Agustus 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Istansi Vertikal Direktorat Jendral Pajak dan Surat Keputusan Direktorat Jendral Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007 tanggal 9 Agustus 2007 tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan Saat Mulai Operasinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan di Lingkungan K\antor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Banten, Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Jawa Barat I dan Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Jawa Barat II. Setelah dalam pelaksanaan dan peresmiannya berdaasarkan ketentuan tersebut, maka saat mulai beroperasinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur adalah pada tanggal 28 Agustus 2007. 4.1.2 Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur pada Tabel 4.1 adalah 31-35 tahun sebanyak 33 dan 20-25 tahun sebanyak 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada Tabel 4.2 adalah laki-laki berjumlah 54 orang dan perempuan 46 orang. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan pada Tabel 4.3 adalah S1 sebanyak 56 orang dan SD sebanyak 6 orang. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Wajib Pajak pada Tabel 4.4 adalah 1-5 tahun sebanyak 78 dan 11-15 tahun sebanyak 4.


(48)

akan pajak yang baik.

4.1.3.2 Analisi Deskriptif Pengetahuan Pajak (X2)

Total skor tanggapan responden untuk 3 indikator pengetahuan pajak pada Tabel 4.6 diperoleh sebesar 57,40% yang diartikan cukup. Artinya wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur memiliki pengetahuan yang cukup mengenai perpajakan.

4.1.3.3 Analisi Deskriptif Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Total skor tanggapan responden untuk 4 indikator kepatuhan wajin pajak pada Tabel 4.7 diperoleh sebesar 69,40% yang diartikan baik. Artinya wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur memiliki kepatuhan akan peraturan yang baik.

4.1.4 Analisis Verifikatif

4.1.4.1 Analisis Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak dan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak peneliti menggunakan structural equation medeling (SEM) pendekatan partial least square (PLS).

Pada Gambar 4.1 model persamaan struktural untuk pengaruh kesadaran wajib pajak dan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dapat ditulis dalam bentuk sebagai berikut:

Y = 0,238 X1 + 0,379 X2 + 0,758

4.1.4.2 Pengujian Kecocokan Model Pengukuran (Outer Model) 1. Model Pengukuran Variabel Laten Kesadaran Wajib Pajak

Bobot faktor pada Tabel 4.8 yang paling besar pada 4 indikator variabel laten kesadaran wajib pajak (X1) tingkat pengetahuan fungsi pajak untuk pembiayaan negara (X1.1) tingkat pemahaman fungsi pajak untuk pembiayaan Negara (X1.2) tingkat pemahaman bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (X1.3) menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan benar (X1.4)

2. Model Pengukuran Variabel Laten Pengetahuan Pajak

Bobot faktor pada Tabel 4.9 yang paling besar pada indikator variabel laten pengetahuan pajak (X2) X2.1 (Pengetahuan mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan) paling kuat dalam merefleksikan variabel laten Pengetahuan Pajak disusul kemudian X2.3 (Pengetahuan mengenai sistem perpajakan). Sebaliknya indikator X2.2 (Pengetahuan mengenai Fungsi Perpajakan) paling lemah dalam merefleksikan variabel laten Pengetahuan Pajak.


(49)

Bobot faktor pada Tabel 4.10 yang paling besar pada indikator variabel laten kepatuhan wajib pajak (Y) dapat tercermin melalui variabel laten Kepatuhan Wajib Pajak. Diantara indikator, Y1 (Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT)) paling kuat dalam merefleksikan variabel laten Kepatuhan Wajib Pajak disusul kemudian Y2 (Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang) dan Y4 (Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan). Sebaliknya indikator Y1 (Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri) paling lemah dalam merefleksikan variabel laten Kepatuhan Wajib Pajak.

4.1.4.3 Pengujian Kecocokan Model Struktural (InnerModel) 1. Validitas Konvergen (Convergent Validit/CV)

Hasil perhitungan Nilai Convergent validity untuk ketiga variabel laten dalam model yang diteliti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11

Nilai Convergent validity

Variabel Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak

2. Validitas Diskriminan (Discriminan Validity/DV)

Validitas Diskriminan (Discriminan Validity/DV) melihat bagaimana validitas dari konstruk yang terbentuk dengan membandingkan akar Average Variance Extracted (AVE) dengan konstruk yang lainnya.Hasil perbandingan akar nilai AVE dengan korelasi antar konstruk/variabel laten adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12

Perbandingan Nilai AVE dengan Korelasi antar Variabel Laten 4.2 Pengujian Hipotesis

1. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Tabel 4.13

Uji Signifikansi Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak secara langsung terhadap Kepatuhan Wajib Pajak diperoleh sebesar (0,238 × 0,238 × 100%) = 5,66%. Artinya variabel Kesadaran Wajib Pajak memberikan pengaruh sebesar 5,66% terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak tanpa memperhatikan variabel lainnya. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak secara tidak langsung terhadap Kepatuhan Wajib Pajak karena adanya hubungan dengan Pengetahuan Pajak adalah sebesar (0,238 x 0,230 x 0,379 x100%) = 2,07%. Jadi besar pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak diperoleh sebesar 7,73%.

2. Pengaruh Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Tabel 4.14

Uji Signifikansi Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Pengaruh Pengetahuan Pajak secara langsung terhadap Kepatuhan Wajib Pajak diperoleh sebesar (0,379 × 0,379 × 100%) = 14,36%. Artinya variabel Pengetahuan Pajak memberikan pengaruh sebesar 14,36% terhadap variabel


(1)

Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kesadaran Wajib Pajak (X1)

No Indikator Skor

Aktual

Skor

Ideal Persentase Kategori

1

Tingkat pengetahuan fungsi pajak untuk pembiayaan Negara

377 500 75,40% Baik

2

Tingkat pemahaman bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

354 500 70,80% Baik

3

Tingkat pemahaman fungsi pajak untuk pembiayaan Negara

363 500 72,60% Baik

4

Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan benar

353 500 70,60% Baik

Total 1447 2000 72,35% Baik

Tabel 4.6

Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan Pajak (X2)

No Indikator Skor

Aktual

Skor

Ideal Persentase Kategori

1

Pengetahuan mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

810 1500 54,00% Cukup

2 Pengetahuan mengenai

Fungsi Perpajakan 600 1000 60,00% Cukup

3 Pengetahuan mengenai

sistem perpajakan 312 500 62,40% Cukup


(2)

Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

No Indikator Skor

Aktual

Skor

Ideal Persentase Kategori

1 Kepatuhan wajib pajak

dalam mendaftarkan diri 409 500 81,80% Baik

2

Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT)

674 1000 67,40% Cukup

3

Kepatuhan dalam perhitungan dan

pembayaran pajak terutang

654 1000 65,40% Cukup

4 Kepatuhan dalam

pembayaran tunggakan 345 500 69,00% Baik

Total 2082 3000 69,40% Baik

Tabel 4.8

Bobot Faktor Variabel Kesadaran Wajib Pajak Variabel Manifest Loading

Factor Measurement model R 2

thitung

Tingkat pengetahuan fungsi pajak untuk pembiayaan Negara

0,823 KWP= 0,823 X1 + 0,323 0,677 7,711

Tingkat pemahaman bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

0,822 KWP= 0,822 X2 + 0,324 0,676 5,131

Tingkat pemahaman fungsi pajak untuk pembiayaan Negara

0,756 KWP= 0,756 X3 + 0,429 0,571 4,883

Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan benar

0,796 KWP = 0,796X4 + 0,366 0,634 8,481

Composite reliability (CR) = 0,876 Average Variance Extracted (AVE) = 0,639


(3)

Bobot Faktor Variabel Pengetahuan Pajak Variabel Manifest Loading

Factor Measurement model R 2

thitung

Pengetahuan mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

0,849 PWP = 0,849 X5 + 0,279 0,721 21,881

Pengetahuan mengenai Fungsi Perpajakan

0,828 PWP = 0,828 X6 + 0,315 0,685 14,354

Pengetahuan mengenai sistem perpajakan

0,826 PWP = 0,826 X7 + 0,318 0,682 16,341

Composite reliability(CR) = 0,873 Average Variance Extracted(AVE) = 0,896

Tabel 4.10

Bobot Faktor Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Variabel Manifest Loading

Factor

Measurement model R2 thitung

Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri

0,803 KP = 0,803 Y1 + 0,355 0,645 8,836

Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT)

0,831 KP = 0,831 Y2 + 0,309 0,691 20,464

Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang

0,723 KP = 0,723 Y2 + 0,477 0,523 11,081

Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan

0,751 KP = 0,751 Y3 + 0,436 0,564 10,014

Composite reliability(CR) = 0,859 Average Variance Extracted(AVE) = 0,605


(4)

Nilai Convergent validity

Variabel Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak

X1 X2 Y

X11 0,823 0,275 0,337

X12 0,822 0,133 0,169

X13 0,756 0,099 0,150

X14 0,796 0,155 0,285

X21 0,169 0,849 0,384

X23 0,171 0,828 0,315

X24 0,232 0,826 0,380

Y1 0,256 0,295 0,803

Y2 0,307 0,413 0,831

Y3 0,270 0,142 0,723

Y4 0,185 0,413 0,751

Tabel 4.12

Perbandingan Nilai AVE dengan Korelasi antar Variabel Laten

Discriminan

validity Nilai Korelasi

AVE Akar Kuadrat

AVE

Kesadaran Wajib Pajak

(X1)

Pengetahuan Pajak

(X2)

Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Kesadaran Wajib Pajak (X1) 0.640 0.800 1,000 0,230 0,325

Pengetahuan Pajak (X2)

0.697 0.835 0,230 1,000 0,434


(5)

Perbandingan Nilai AVE dengan Korelasi antar Variabel Laten

Discriminan

validity Nilai Korelasi

AVE Akar Kuadrat

AVE

Kesadaran Wajib Pajak

(X1)

Pengetahuan Pajak

(X2)

Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Kesadaran Wajib Pajak (X1) 0.640 0.800 1,000 0,230 0,325

Pengetahuan

Pajak (X2) 0.697 0.835 0,230 1,000 0,434

Kepatuhan Wajib Pajak (Y) 0.606 0.778 0,325 0,434 1,000

Tabel 4.14

Uji Signifikansi Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Koefesien Jalur thitung t-krisis HO Ha

0,238 2,831 1,645 Ditolak Diterima

Tabel 4.15

Uji Signifikansi Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Koefesien Jalur thitung t-krisis HO Ha

0,379 4,666 1,645 Ditolak Diterima

Tabel 4.16

Besar Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Variabel Koefesien Jalur

Pengaruh Langsung

Pengaruh Tidak Langsung

Total

Kesadaran Wajib Pajak 0,238 5,66% 2,07% 7,73%

Pengetahuan Pajak 0,379 14,36% 2,07% 16,43%


(6)

0,000

0,000

0,242

Y1

Y2

X2.1

X2.2

0,355 0,355

0,309 0,309

0,849 0,828

0,803 0,831

0,379 0,238

0,758 0,758

0,279 0,279 0,315 0,315

0,826

X2.3

0,318 0,318

0,723

Y3 0,4770,477

Kesadaran Wajib Pajak

Pengetahuan Pajak

Kepatuhan Wajib Pajak

X1.2

X1.3

0,324

0,324

0,429

0,429

0,823 0,822 0,756

X1.4

0,366

0,366

0,796

Y4

0,751

0,436

Gambar 4.2


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Self Assessment System Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)

0 13 43

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)

11 50 87

Pengaruh Kualitas pelayanan Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Survey Pada Wajib Orang pribadi Di KPP Pratama Soreang)

4 31 49

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

2 10 8

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Penyuluhan Wajib Pajak Dan Sanksi Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Formal Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

3 20 92

Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Di KPP Pratama Cianjur).

0 11 26

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Mengenai Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei atas Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama "X").

0 0 20

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MOJOKERTO.

0 2 99

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KUALITAS PELAYANAN PETUGAS PAJAK, SIKAP WAJIB PAJAK, SANKSI WAJIB PAJAK, DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PATI

0 2 17

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PALEMBANG SEBERANG ULU

0 0 9