Pembangunan Aplikasi Multimedia Sebagai Media Pembelajaran Kultur Jaringan Tanaman (studi Kasus Di SMK Negeri 2 Subang)

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Perbanyakan tanaman secara vegetatif (menggunakan bagian organ pertumbuhan tanaman) merupakan alternatif dalam upaya untuk mendapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat sama dengan induknya. Perbanyakan tanaman secara konvensional atau tradisional umumnya masih memerlukan waktu yang cukup lama dan membutuhkan tempat yang sangat luas. Oleh karena itu, di beberapa negara maju saat ini telah dikembangkan suatu sistem perbanyakan tanaman secara vegetatif yang lebih cepat dengan hasil yang lebih banyak dan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif modern tersebut adalah kultur jaringan tanaman. Kultur jaringan tanaman adalah suatu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif modern dengan menggunakan bagian-bagian tanaman yang berukuran kecil berupa organ, jaringan, maupun sel-sel tanaman dalam media buatan dengan kondisi yang aseptis (bebas dari infeksi) secara in vitro (di dalam botol) yang kemudian beregenerasi menjadi tanaman lengkap [1]. Salah satu sekolah menengah kejuruan yang terdapat mata pelajaran Kultur Jaringan Tanaman adalah di SMK Negeri 2 Subang.

SMK Negeri 2 Subang merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang beralamat di Jl. Wera Km. 05 Dangdeur, Kab. Subang. SMK Negeri 2 Subang ini memiliki banyak program studi keahlian. Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura merupakan salah satu program studi keahlian yang berada di SMKN 2 Subang. Kultur jaringan tanaman merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di kelas XI di program studi keahlian tersebut.

Proses pembelajaran mata pelajaran kultur jaringan terdiri dari 2 jenis yaitu secara klasikal dan praktikum di laboratorium kultur jaringan tanaman yang masing-masing nya berdurasi 2 jam pelajaran. Pada proses pembelajaran secara klasikal, siswa mendengarkan dan memahami dari teori-teori yang guru sampaikan di depan kelas. Pada proses pembelajaran di laboratorium, siswa


(2)

melakukan kegiatan praktikum yang dimana materi praktikumnya sesuai dengan materi yang sudah dipelajari di kelas sebelumnya.

Berdasarkan hasil responden kuesioner penelitian awal terhadap siswa kelas XI SMK Negeri 2 Subang dengan program studi keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura, dapat disimpulkan bahwa pada beberapa siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi pembelajaran kultur jaringan tanaman. Adapun kesulitan yang dihadapi oleh siswa adalah saat pembelajaran secara klasikal guru hanya menjelaskan tentang teori-teori materi pembelajaran yang terdapat di buku dan sangat jarang sekali memberikan ilustrasi dari materi yang sedang dipelajari sebelum melakukan pembelajaran di laboratorium. Hal ini mengakibatkan saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran di laboratorium kerap menemui kesulitan dalam melakukan praktikum di laboratorium kultur jaringan tanaman sehingga menyebabkan beberapa siswa memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal. Oleh karena itu, solusi yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam memahami materi praktikum kultur jaringan tanaman adalah dengan menggunakan teknik simulasi. Teknik simulasi adalah teknik pembelajaran dengan menggunakan situasi tiruan dan bermain peran, dimana siswa berperan seolah-olah mereka sedang melakukan praktikum pada sistem tiruan yang merujuk pada proses pembelajaran praktikum yang sebenarnya. Dengan menggunakan teknik simulasi, saat siswa akan melakukan melakukan praktikum di laboratorium diharapkan mereka sudah mempunyai gambaran yang lebih jelas tentang materi praktikum sehingga tidak menemui kesulitan kembali saat melakukan praktikum.

Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah yang dihadapi di SMK Negeri 2 Subang maka dibuatlah sebuah media pembelajaran untuk membantu menyampaikan materi pembelajaran mata pelajaran Kultur Jaringan Tanaman

sehingga dilakukanlah penelitian dengan judul “Pembangunan Aplikasi

Multimedia Sebagai Media Pembelajaran Kultur Jaringan Tanaman (Studi Kasus


(3)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan masalahnya adalah bagaimana cara membangun Aplikasi Multimedia sebagai Media Pembelajaran Kultur Jaringan Tanaman di SMK Negeri 2 Subang.

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang diteliti maka maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun sebuah Aplikasi Multimedia sebagai Media Pembelajaran Kultur Jaringan Tanaman.

Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu :

1. Membantu siswa memahami materi pembelajaran kultur jaringan tanaman yang disampaikan oleh guru dengan memberikan media alat bantu pembelajaran.

2. Memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kultur jaringan tanaman dengan menggunakan media alat bantu pembelajaran.

1.4 Batasan Masalah

Mengingat permasalahan yang dikaji cukup luas dan agar tidak menyimpang dari tujuan dan rumusan masalah, maka penelitian ini dibatasi dengan hal-hal di bawah ini :

1. Aplikasi ini dibangun untuk siswa dan siswi kelas XI SMK Negeri 2 Subang program studi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura.

2. Aplikasi multimedia ini berbasis Desktop.

3. Aplikasi multimedia ini dibuat menggunakan aplikasi Adobe Flash CS 6, Adobe Photoshop CS6 dan Corel Draw X7.

4. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah ActionScript 3.0.

5. Pemodelan perancangan aplikasi ini menggunakan pendekatan model OOP. 6. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran Tutorial. 7. Materi yang digunakan pada media pembelajaran yang akan dibangun sesuai

dengan buku pelajaran kurikulum 2013 Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura di SMK Negeri 2 Subang.


(4)

1.5 Metodologi Penelitian

Metode Penelitian merupakan suatu proses untuk memecahkan suatu masalah yang logis, dan memerlukan data-data untuk mendukung terlaksananya suatu penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan cara berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi di tempat yang sedang diteliti.

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Studi Literatur

Pengumpulan dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan kultur jaringan tanaman.

b. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan penelitian. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari orang yang relevan dalam bidang yang sedang diteliti. Pada tahapan ini wawancara dilakukan terhadap Ibu Ir. Neneng Nana Siti Zenab yang merupakan salah satu staf pengajar dari SMK Negeri 2 Subang.

c. Kuesioner

Teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada siswa dan siswi kelas XI program studi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura dimana data tersebut akan diolah sehingga diperoleh informasi baru.

d. Observasi

Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung di SMK Negeri 2 Subang.


(5)

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak

Metode yang digunakan untuk tahap ini adalah Metode Pengembangan Aplikasi Multimedia versi Luther seperti pada Gambar 1.1 [2] yang meliputi : a. Concept

Pada tahap ini, maksud dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk membangun aplikasi multimedia pembelajaran kultur jaringan tanaman. Sedangkan tujuan dibangunnya aplikasi ini adalah untuk membantu siswa saat proses pembelajaran kultur jaringan tanaman. Jenis aplikasi yang dibangun adalah aplikasi multimedia pembelajaran.

b. Design

Pada tahap Design ini, aplikasi yang akan dibangun adalah berbasis desktop. Pemodelan dari perancangan ini menggunakan pemodelan OOP. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam pembangunan aplikasi ini adalah ActionScript 3.0.

c. Material Collecting

Material Collecting adalah tahap pengumpulan material berupa gambar peralatan, audio, teks, video, tombol navigasi, soal evaluasi dan aset-aset yang berhubungan dengan pembangunan aplikasi.

d. Assembly

Tahap Assembly (pembuatan) adalah tahap dimana semua objek atau bahan multimedia dibuat. Pembuatan aplikasi multimedia kultur jaringan tanaman ini didasarkan pada tahap design.

e. Testing

Testing adalah tahap dimana aplikasi multimedia kultur jaringan tanaman dilakukan pengujian internal apakah fungsionalitasnya sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.

f. Distribution

Tahapan ini dimana aplikasi multimedia kultur jaringan tanaman disimpan dalam suatu media penyimpanan.


(6)

Gambar 1.1 Metode Pembangunan Aplikasi Multimedia [2]. 1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang kasus yang akan dipecahkan. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB 1. PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan yang dihadapi oleh siswa dan guru di SMK Negeri 2 Subang, merumuskan inti permasalahan yang dihadapi, menentukan maksud dan tujuan penelitian, batasan masalah pada penelitian, metodologi penelitian mencakup metode pengumpulan data dan metode pembangunan perangkat lunak serta sistematika penulisan.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang tinjauan tempat penelitian yang meliputi profil instansi, sejarah, tujuan dan visi misi dari SMK Negeri 2 Subang, Konsep dasar sistem yang akan dibangun yang terdiri dari karakteristik sistem, teori-teori yang berhubungan dengan penelitian mengenai aplikasi multimedia interaktif pembelajaran kultur jaringan tanaman, metode yang digunakan dalam pengujian sistem serta pembahasan mengenai tools dan bahasa pemrograman yang digunakan untuk pembangunan perangkat lunak.


(7)

BAB 3. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi tentang analisis sistem yang terdiri dari analisis masalah, analisis aplikasi sejenis, analisis aplikasi multimedia yang akan dibangun, analisis metode pembelajaran interaktif, analisis kebutuhan fungsional dan non fungsional serta perancangan sistem seperti perancangan struktur menu, perancangan antarmuka, dan jaringan semantik.

BAB 4. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab ini berisi impelementasi hasil analisis seperti implementasi perangkat keras, implementasi perangkat lunak, implementasi aplikasi, implementasi antar muka serta pengujian terhadap aplikasi yang telah dibangun meliputi pengujian black box yang bertujuan untuk mengetahui kekurangan apa saja yang terdapat pada aplikasi yang dibangun.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang ditarik dari penelitian mulai dari dilakukannya penelitian hingga implementasi dari sistem yang berisi permasalahan utama dari masalah yang ada dan pendapat dari sudut pandang peneliti, serta saran-saran untuk perbaikan kedepannya dengan tujuan menciptakan sebuah sistem yang jauh lebih baik yang memenuhi kebutuhan penggunanya.


(8)

(9)

9 2.1 Profil Instansi

Profil instansi akan memberikan gambaran tentang sejarah instansi, logo SMK Negeri 2 Subang, tujuan instansi, visi dan misi sekolah dan struktur organisasi dari tempat penelitian ini.

2.1.1 Sejarah Instansi

SMK Negeri 2 Subang adalah salah satu sekolah kejuruan yang sudah cukup lama berdiri. Diawali dengan nama STEMPERT (Sekolah Teknologi Menengah Pertanian) yang dulu merupakan sekolah berbasis pertanian, berdiri pada tahun 60-an yang berlokasi di jalan Wera Km.5, Dangdeur Subang. SMK Negeri 2 Subang memiliki luas lahan sebesar 14 Ha yang dibagi menjadi dua lokasi kampus, yaitu kampus atas dan kampus bawah (Cikerti).

Pada tahun 2003 SMK Negeri 2 Subang melakukan penambahan jurusan dari bidang keahlian non pertanian. Sistem ketarunaan merupakan sistem pendidikan yang diterapkan di SMK Negeri 2 Subang sekarang ini, yaitu sistem yang diadaptasi dari sistem kemiliteran namun disesuaikan dengan lingkungan sekolah. Pembentukan fisik dan disiplin merupakan komponen yang sangat menonjol dalam ketarunaan ini. Penerapan sistem ketarunaan ini sangat relevan dengan kondisi dunia industri saat ini, dimana sikap, kemampuan fisik dan skill sangat diperhatikan. Dengan demikian sekolah dapat memberikan kemampuan siap kerja pada siswa dan dapat bersaing di dalam dunia industri.


(10)

Gambar 2.1 Logo SMK Negeri 2 Subang

2.1.2 Tujuan Instansi

Berikut ini adalah tujuan dari SMK Negeri 2 Subang :

1. Menjadikan Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagai inspirator dalam pemahaman dan penerapan nilai-nilai empat pilar kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

2. Memfasilitasi pendidik pelayaran untuk mencapai Standar Internasional Maritim Organization (IMO)

3. Memfasilitasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan lainnya untuk mencapai Standar Nasional Profesi.

4. Memfasilitasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan lainnya untuk menjadi pelaku wirausaha (manajer, teknisi, staf administrasi).

5. Mewujudkan 4 bisnis center Agribisnis dan Agroindustri, 3 bisnis center manufaktur, 1 bisnis center Tata Boga, 1 bisnis center Tata Busana, 1 bisnis center Usaha Jasa Pariwisata, dan 1 bisnis center Pelayaran.

6. Bersama mitra sekolah mendidik dan melatih Taruna untuk memenuhi kebutuhan pelanggan Nasional dan Internasional.

7. Bersama mitra sekolah mendidik dan melatih Taruna (wirausaha) untuk menjadi plasma usaha (Agribisnis, Agroindustri, Manufaktur, Tata Boga, Tata Busana, dan Usaha Jasa Pariwisata).


(11)

8. Melayani pelanggan sesuai kebutuhan pelanggan sesuai dengan standar industri dan IMO beserta amandemennya yang didukung oleh standar pelayanan minimal sesuai ISO 9001-2008 dan ISO 14001-2004, serta QSS : OS.

9. Menjadikan SMK Negeri 2 Subang sebagai kawasan Wisata Vokasi. 10.Menjadikan SMK Negeri 2 Subang sebagai kawasan Wisata Agro.

11.Menjadikan warga SMK Negeri 2 Subang sebagai pembelajar sejati yang mencerahkan, memberdayakan, memandirikan, mensejahterakan dan memuliakan pendidik dan peserta didik dengan memberdayakan masyarakat dan lingkungan.

2.1.3 Visi dan Misi

Adapun Visi dan Misi dari SMK Negeri 2 Subang adalah sebagai berikut : a. Visi

Menjadi warga dunia yang kompetitif berbasis empat pilar kebangsaan dengan memberdayakan masyarakat dan lingkungan

b. Misi

1. Menjadikan Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagai teladan bagi Peserta Didik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Menjadikan Pendidik sebagai teladan dalam menerapkan nilai-nilai universal, dan berkomunikasi dengan masyarakat internasional, serta mendayagunakan informasi berbasis teknologi informasi.

3. Menjadikan SMK Negeri 2 Subang sebagai inti usaha (Agribisnis, Agroindustri, Manufaktur, Tata Boga, Tata Busana, Usaha Jasa Pariwisata, dan Pelayaran).

4. Menjadikan Taruna memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai standar industri dan IMO beserta amandemennya.

5. Melayani pelanggan sesuai standar pelayanan minimal yang didukung oleh Standar ISO 9001-2008 dan ISO 14001-2004, serta QSS : OS.


(12)

6. Menjadikan SMK Negeri 2 Subang sebagai kawasan Wisata Vokasi dan Wisata Agro.

7. Menjadikan warga SMK Negeri 2 Subang sebagai pembelajar sejati yang mencerahkan, memberdayakan, memandirikan, mensejahterakan, dan memuliakan pendidik dan peserta didik dengan memberdayakan masyarakat dan lingkungan.

2.1.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi di SMK Negeri 2 Subang dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini.

KEPALA SEKOLAH

BENDAHARA

WA. KA. KOORDINATOR

TU

WA. KA. BIDANG MANAJEMEN

WA. KA. BIDANG DIKLAT / AKADEMIK

WA. KA. BIDANG BP / BK

WA. KA. BIDANG KETARUNAAN /

KESISWAAN

WA. KA. BIDANG KERJASAMA & PEMASARAN TAMATAN

WA. KA. SARANA & PRASARANA

KA. PRODI ATPH KA. PRODI ATU KA. PRODI AHP KA. PRODI TSM KA. PRODI TKR KA. PRODI TEKNIK PEMESINAN KA. PRODI TEI KA. PRODI RPL KA. PRODI TKN KA. PRODI NKN/NKPI KA. PRODI UPW KA. PRODI JASA BOGA KOMITE SEKOLAH

KEPALA PROGRAM STUDI

WALI KELAS/GURU

SISWA/SISWI

Gambar 2.2 Struktur Organisasi SMK Negeri 2 Subang

Berikut adalah penjelasan struktur organisasi di SMK Negeri 2 Subang : 1. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah adalah jabatan tertinggi dari struktur organisasi di SMK Negeri 2 Subang. Pada jabatan Kepala Sekolah ini diduduki oleh Ajim, S.Pd., MM


(13)

2. Komite Sekolah

Komite Sekolah memiliki tugas sebagai wadah peran masyarakat dalam menaikkan mutu pendidikan di SMK Negeri 2 Subang. Komite sekolah memiliki kedudukan setara dengan kepala sekolah.

3. Bendahara

Bendahara adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah dan memiliki tugas untuk mengatur dan mengelola dana sekolah. Pada jabatan ini diduduki oleh Widyasrini, SP.

4. Wakil Kepala Koordinator Tata Usaha

Wakil Kepala Koordinator Tata Usaha adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah yang memiliki tugas secara spesifik sebagai koordinator ketatausahaan sekolah. Pada jabatan ini diduduki oleh Eti Rohayati, SP. 5. Wakil Kepala Bidang Manajemen

Wakil Kepala Bidang Manajemen adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah yang memiliki tugas secara spesifik mengkoordinasi, memantau dan mengevaluasi setiap unit kerja. Pada jabatan ini diduduki oleh Walyati Retnoningsih, S.Si.

6. Wakil Kepala Bidang Diklat / Akademik

Wakil Kepala Bidang Diklat / Akademik adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah yang memiliki tugas secara spesifik di bidang akademik sekolah. Pada jabatan ini diduduki oleh Trinarti Ekajari, S.Pd., M.Kim. 7. Wakil Kepala Bidang BP / BK

Wakil Kepala Bidang BP/BK adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah yang memiliki tugas secara spesifik di bidang bimbingan konseling terhadap siswa. Pada jabatan ini diduduki oleh Dra. Meryeni Tasugalen. 8. Wakil Kepala Bidang Ketarunaan / Kesiswaan

Wakil Kepala Bidang Ketarunaan/Kesiswaan adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah yang memiliki tugas secara spesifik di bidang kesiswaan sekolah. Pada jabatan ini diduduki oleh Lili Ramdani, S.Pd.


(14)

9. Wakil Kepala Bidang Kerjasama dan Pemasaran Tamatan

Wakil Kepala Bidang Kerjasama dan Pemasaran Tamatan adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah yang memiliki tugas secara spesifik dalam melakukan kerjasama antara pihak sekolah dan industri serta pemasaran siswa tamatan SMK Negeri 2 Subang ke dunia kerja. Pada jabatan ini diduduki oleh Eko Sudihanto, SE.

10.Wakil Kepala Bidang Sarana dan Prasarana

Wakil Kepala Bidang Sarana dan Prasarana adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah yang memiliki tugas secara spesifik di bidang sarana dan prasarana serta infrastruktur sekolah. Pada jabatan ini diduduki oleh Inan Mulyana, ST.

11.Kepala Program Studi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kepala Program Studi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah yang memiliki tugas untuk memimpin dan mengkoordinasikan staf-staf yang terdapat di program studi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura. Pada jabatan ini diduduki oleh Ir. Neneng Nana Siti Zenab.

12.Kepala Program Studi Agribisnis Ternak Unggas

Kepala Program Studi Agribisnis Ternak Unggas (ATU) adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah yang memiliki tugas untuk memimpin dan mengkoordinasikan staf-staf yang terdapat di program studi Agribisnis Ternak Unggas. Pada jabatan ini diduduki oleh Sunarto A.Md.

13.Kepala Program Studi Agribisnis Hasil Pertanian

Kepala Program Studi Agribisnis Hasil Pertanian (AHP) adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah yang memiliki tugas untuk memimpin dan mengkoordinasikan staf-staf yang terdapat di program studi Agribisnis Hasil Pertanian. Pada jabatan ini diduduki oleh Ketut Sisriani, S.Pd.

14.Kepala Program Studi Teknik Sepeda Motor

Kepala Program Studi Teknik Sepeda Motor (TSM) adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah yang memiliki tugas untuk memimpin dan


(15)

mengkoordinasikan staf-staf yang terdapat di program studi Teknik Sepeda Motor. Pada jabatan ini diduduki oleh Casidin, S.Pd.

15.Kepala Program Studi Teknik Kendaraan Ringan

Kepala Program Studi Teknik Kendaraan Ringan (TKR) adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah yang memiliki tugas untuk memimpin dan mengkoordinasikan staf-staf yang terdapat di program studi Teknik Kendaraan Ringan. Pada jabatan ini diduduki oleh Pepi Supriadi, ST.

16.Kepala Program Studi Teknik Pemesinan

Kepala Program Studi Teknik Pemesinan adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah yang memiliki tugas untuk memimpin dan mengkoordinasikan staf-staf yang terdapat di program studi Teknik Pemesinan. Pada jabatan ini diduduki oleh Dede Saryono, S.Pd.

17.Kepala Program Studi Teknik Elektronika Industri

Kepala Program Studi Teknik Elektronika Industri (TEI) adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah yang memiliki tugas untuk memimpin dan mengkoordinasikan staf-staf yang terdapat di program studi Teknik Elekronika Industri. Pada jabatan ini diduduki oleh Yuyun Ruhyatna, S.Pd. 18.Kepala Program Studi Rekayasa Perangkat Lunak

Kepala Program Studi Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah yang memiliki tugas untuk memimpin dan mengkoordinasikan staf-staf yang terdapat di program studi Rekayasa Perangkat Lunak. Pada jabatan ini diduduki oleh Deby Rachdyana N, S.STP., M.Si.

19.Kepala Program Studi Teknik Kapal Niaga

Kepala Program Studi Teknik Kapal Niaga (TKN) adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah yang memiliki tugas untuk memimpin dan mengkoordinasikan staf-staf yang terdapat di program studi Teknik Kapal Niaga. Pada jabatan ini diduduki oleh Deden, S.St,Pl.

20.Kepala Program Studi Nautika Kapal Niaga

Kepala Program Studi Nautika Kapal Niaga (NKN) adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah yang memiliki tugas untuk memimpin dan


(16)

mengkoordinasikan staf-staf yang terdapat di program studi Nautika Kapal Niaga. Pada jabatan ini diduduki oleh Karisem, S.Pd.

21.Kepala Program Studi Usaha Perjalanan Wisata

Kepala Program Studi Usaha Perjalanan Wisata (UPW) adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah yang memiliki tugas untuk memimpin dan mengkoordinasikan staf-staf yang terdapat di program studi Usaha Perjalanan Wisata. Pada jabatan ini diduduki oleh Dra. Nining Yuaningsih.

22.Kepala Program Studi Jasa Boga

Kepala Program Studi Jasa Boga adalah pejabat yang ditunjuk oleh kepala sekolah yang memiliki tugas untuk memimpin dan mengkoordinasikan staf-staf yang terdapat di program studi Jasa Boga. Pada jabatan ini diduduki oleh Nunung Nurhayati, S.Pd.

23.Wali Kelas / Guru

Wali Kelas / Guru adalah staf pengajar yang diberi tugas oleh Waka Bidang Diklat / Akademik untuk melakukan kegiatan pembelajaran di SMK Negeri 2 Subang.

24.Siswa/Siswi

Siswa/Siswi adalah bagian terbawah dari struktur organisasi sekolah yang memiliki kewajiban untuk belajar di SMK Negeri 2 Subang.

2.2 Landasan Teori

Landasan Teori memberikan gambaran dari teori yang terkait dengan pembangunan sistem. Landasan teori yang akan dibahas yaitu pembelajaran berbantuan komputer, media pembelajaran, multimedia, metode pembelajaran yang digunakan, skala data yang digunakan, teknik analisa sistem, metode pengujian sistem dan tools yang digunakan.

2.2.1 Pembelajaran Berbantuan Komputer

Pembelajaran Berbantuan Komputer atau (PBK) sebagai proses mengajar yang dilakukan secara langsung yang melibatkan komputer untuk


(17)

mempresentasikan bahan ajar dalam suatu model pembelajaran yang interaktif untuk memberikan dan mengendalikan lingkungan belajar secara individual pada masing-masing siswa [3]. Definisi ini selaras dengan Steinberg yang menyatakan bahwa PBK merupakan semua penerapan komputer untuk pembelajaran yang memiliki aspek individual, interaktif, dan arahan [3]. Makna PBK sebagai pembelajaran individual, karena komputer memberikan layanan sebagai seorang tutor bagi seorang siswa dari pada sebagai seorang instruktur untuk suatu kelompok siswa.

Dalam pembelajaran berbantuan komputer terjadi komunikasi dua arah secara intensif antara siswa dengan sistem komputer. Ini dimaknai sebagai PBK interaktif. Selain itu, dengan PBK memungkinkan siswa dapat mengajukan pertanyaan, memberi respon dan sistem komputer menyajikan umpan balik secepat mungkin setelah siswa memberi respon. Umpan balik yang diberikan komputer diharapkan agar siswa selalu dapat mendorong dan meningkatkan kemampuan. Prosedur stimuli yang disajikan melalui layar monitor, respon siswa melalui papan ketik dan umpan balik yang berbentuk teks, suara atau gambar diarahkan berdasarkan struktur program yang dirancang oleh pengembang pembelajaran berbasis komputer interaktif. Pada umumnya digunakan dengan mengacu penerapan tutor, seperti misalnya memberi drill and practice, tutorials, simulation, and games.

2.2.2 Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Menurut Gerlach dan Ely media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Sedangkan menurut Criticos media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan [4].


(18)

Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Menurut Heinich, Molenda, Russell, Smaldino Media pembelajaran adalah media-media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-maksud pembelajaran [4]. Martin dan Briggs mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan pemakai atau pengguna [4]. Hal ini bisa berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras.

Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Menurut Edgar Dale, dalam dunia pendidikan, penggunaan media pembelajaran seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman, yang membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru dan

“audio-visual” [4]. Bentuk kerucut pengalaman edgar dale dapat dilihat pada


(19)

Gambar 2.3 Kerucut Pengalaman Edgar Dale [4]

2.2.3 Multimedia

Definisi multimedia secara umum adalah penggabungan berbagai infomasi dengan menggunakan fasilitas dari komputer. Multimedia yang berasal dari kata multi yang berarti banyak atau lebih dari satu dan media yang dapat diartikan penyajian suatu tempat. Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, audio, gambar, bergerak (video dan animasi dengan menggunakan link dan tool yang memungkinkan pemakaian melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi [2].

Berikut merupakan pengertian multimedia menurut beberapa ahli :

a. Menurut Turban Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini dapat berupa audio (suara,musik), animasi, video, teks, grafik, dan gambar.

b. Menurut Robin dan Linda Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video.

c. Menurut Hofstetter Multimedia dalam konteks komputer adalah: pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video,


(20)

dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.

d. Menurut Wahono Multimedia sebagai perpaduan antara teks, grafik, sound, animasi, dan video untuk menyampaikan pesan kepada publik.

e. Menurut Zeembry Multimedia merupakan kombinasi dari data text, audio, gambar, animasi, video, dan interaksi.

Kelebihan multimedia adalah menarik indera dan minat, karena merupakan gabungan antara pandangan, suara dan gerakan. Lembaga Riset dan Penerbitan Komputer yaitu Computer Technology Research (CTR), menyatakan bahwa orang hanya mampu mengingat 20% dari yang dilihat dan 30% dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar dan 30% dari yang dilihat, didengar dan dilakukan sekaligus. Maka multimedia sangatlah efektif [5].

Jadi multimedia berarti suatu sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, dan alat-alat lain guna mendukung proses informasi. Jika dipersempit lagi yaitu: sarana atau piranti komunikasi melalui lebih dari satu media komunikasi untuk menyampaikan informasi yang menggunakan komputer sebagai alat bantunya yang dalam penyampaiannya berupa kombinasi teks, gambar, animasi, suara dan video.

2.2.3.1Unsur Multimedia

Definisi multimedia menurut Tay dalam Pramono bahwa “Multimedia

adalah kombinasi teks, gambar, suara, animasi dan video. Berikut ini adalah unsur pembentuk multimedia yang dapat dilihat pada Gambar 2.4 [6].


(21)

MULTIMEDIA

GAMBAR

AUDIO

TEKS ANIMASI

VIDEO

Gambar 2.4 Komponen Multimedia

1. Teks

Teks berfungsi sebagai pelengkap dari gambar. Sekalipun sebuah gambar mugkin menggambarkan ribuan kata-kata, tetapi apabila gambar tersebut tidak dilengkapi dengan teks atau beberapa kata maka kutipan deskriptif pesan akan sulit untuk diterima dan pengenalan gambar tersebut akan kurang menarik untuk dilihat.

2. Gambar

Gambar atau grafik merupakan bagian yang penting dalam dunia multimedia. Sebab sebuah gambar dapat menggambarkan ribuan kata-kata. Dengan sebuah gambar, pesan-pesan dapat kita ungkapkan dengan lebih indah dan mudah.

3. Suara

Dalam teknologi multimedia, suara mempunyai peranan yang cukup tinggi bila kita tinjau dari visi utama informasi multimedia, yaitu memanfaatkan segala indera manusia terutama mata dan telinga.

4. Animasi

Animasi adalah rangkaian gambar yang mempunyai ciri tersendiri yang dijalankan komputer dan dikendalikan oleh kemampuan manusia.


(22)

5. Video

Munculnya video sebagai salah satu teknologi baru pada bidang multimedia mampu memberikan alternatif baru penyajian informasi multimedia. Dengan video digital tampilan akan tampak lebih indah dan hidup sehingga lebih menarik untuk dilihat dan diperhatikan.

2.2.3.2Peran Multimedia Dalam Pembelajaran

Multimedia pembelajaran memberikan manfaat dalam beberapa situasi dalam belajar mengajar. Philips menyatakan bahwa “IMM has the potential to

accommodate people with different learning style”. Multimedia interktif memiliki

potensi untuk menciptakan suatu lingkungan yang mendukung cara belajar tertentu.

Multimedia dalam proses belajar mengajar dapat digunakan dalam beberapa fungsi. Yaitu :

1. Multimedia dapat berfungsi sebagai alat bantu instruksional. 2. Multimedia dapat berfungsi sebagai sumber petunjuk belajar. 3. Multimedia dapat berfungsi sebagai tutorial interaktif.

Produk multimedia pembelajaran dapat membantu meningkatkan motivasi belajar dan mempermudah siswa dalam menyerap materi mengenai agribisnis tanaman pangan dan hortikultura. Selain itu sebagai optimalisasi penggunaan media multimedia dalam pembelajaran dan menciptakan suasana belajar mengajar yang lebih menarik dan menyenangkan. Kompetensi belajar yang jelas terarah dan situasi kelas yang hidup, sehingga dapat membantu dan mempercepat penguasaan materi dan pencapaian kompetensi yang diharapkan [6].

2.2.4 Metode Pembelajaran Interaktif Model Tutorial

Metode Tutorial “merupakan program pembelajaran interaktif yang digunakan dalam PBM dengan menggunakan perangkat lunak atau software

berupa perogram komputer berisi materi pelajaran” [7]. Program pembelajaran


(23)

atau instruktur. Informasi atau pesan berupa suatu konsep disajikan dilayar komputer dengan teks, gambar, atau grafik. Pada saat yang tepat siswa diperkirakan telah membaca, menginterpretasi, dan menyerap konsep itu, suatu pertanyaan atau soal diajukan. Jika jawaban siswa benar, komputer akan melanjutkan pengajuan informasi atau konsep berikutnya. Jika jawaban salah komputer dapat kembali ke informasi konsep sebelumnya atau pindah ke salah satu dari beberapa penyajian informasi konsep remedial [4].

Perkembangan teknologi komputer membawa banyak perubahan pada sebuah program yang seharusnya didesain terutama dalam upaya menjadikan teknologi ini mampu memanipulasi keadaan sesungguhnya. Penekanan terletak pada upaya berkesinambungan untuk memaksimalkan aktivitas belajar-mengajar sebagai interaksi kognitif antara siswa, materi subjek, dan komputer yang diprogram.

Secara sederhana pola-pola pengoprasian komputer sebagai instruktur pada model tutorial ini yaitu :

1. Komputer menyajikan materi. 2. Siswa memberikan respon.

3. Respon siswa dievaluasi oleh komputer dengan orientasi pada arah siswa dalam menempuh prestasi berikutnya.

4. Melanjutkan atau mengulangi tahap sebelumnya.

Tutorial dalam program pembelajaran interaktif ditujukan sebagai pengganti manusia sebagai instruktur secara langsung pada kenyataannya, diberikan berupa teks atau grafik pada layar yang telah menyediakan poin-poin pertanyaan atau permasalahan.

2.2.5 Kultur Jaringan Tanaman

Dalam Bahasa Inggris, kultur jaringan disebut tissue culture . Tissue atau jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama, sedangkan culture adalah budidaya [8]. Kultur Jaringan Tanaman, dengan kata


(24)

lain adalah suatu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif modern dengan menggunakan bagian-bagian tanaman yang berukuran kecil berupa organ, jaringan, maupun sel-sel tanaman dalam media buatan dengan kondisi yang aseptis (bebas dari infeksi) secara in vitro (di dalam botol) yang kemudian beregenerasi menjadi tanaman lengkap [1].

2.2.5.1Sterilisasi

Sterilisasi secara umum adalah proses yang berusaha membebaskan bahan atau alat dari mikroorganisme. Tujuan utama sterilisasi adalah untuk meminimalkan gangguan oleh mikroorganisme yang tidak dikehendaki (kontaminan), sekaligus meminimalkan gangguan akibat proses streilisasi itu sendiri sekecil mungkin [1]. Dalam kultur jaringan terdapat 3 jenis sterilisasi : 1. Sterilisasi Ruang

Definisi ruang steril dalam lab kultur jaringan adalah suatu ruangan yang kedap (terisolasi dari luar), yang kemudian disterilkan. Sterilisasi ruang laboratorium kultur jaringan dapat dilakukan dengan cara mentserilkannya dengan formalin yang diuapkan, alkohol dengan cara disemprotkan atau dengan menggunakan lampu UV atau dengan AC Plasma clastur (AC yang dapat membunuh kuman).

Menjaga ke”sterilan” laboratorium kultur jaringan seringkali dilupakan

atau pemahaman mengenai steril bagi sebagian masyarakat masih disamakan dengan bersih. Padahal bersih belum tentu steril. Menjaga ruangan laboratorium kultur jaringan agar tetap steril memerlukan perawatan yang rutin yang bersifat harian, mingguan, smesteran dan tahunan. Semua hal yang dapat mengurangi dan menghambat masuknya mikroba ke dalam laboratorium kultur jaringan dapat kita lakukan, diantaranya:

1. Menjaga agar ruangan selalu dalam kondisi kedap (terisolasi dari luar). Masuknya udara luar biasanya pada kondisi laboratorium kultur jaringan konvensional terjadi pada saat pintu laboratorium dibuka maka udara luar ikut masuk yang akan membawa mikroba yang akan menyebabkan kontaminasi. 2. Masuknya orang ke dalam ruang laboratorium pasti akan membawa mikroba


(25)

akhirnya akan menyebabkan terakumulasinya laboratorium dengan mikroba, karena kondisi laboratorium yang kedap. Bila tidak dilakukan antisipasinya maka laboratorium akan semakin terkontaminasi oleh mikroba dan akan menyebabkan menurunnya persentase kontaminasi kultur jaringan. Oleh sebab itulah maka orang yang masuk ke dalam laboratorium sebaiknya mengenakan tutup rambut, mengenakan baju laboratorium dan mencuci tangannya terlebih dahulu sebelum masuk. Penggunaan baju lab selain menjaga tubuh atau pakaian dari bahan kimia juga menjerap mikroba dan debu yang masih menempel pada pakaian sehingga tidak beterbangan di dalam laboratorium. Demikian pula dengan tutup kepala, sangat efektif untuk menjerap debu dan mikroba yang menempel pada rambut.

3. Menggunakan tutup hidung dan mulut sebaiknya juga perlu dilakukan, karena bila orang yang masuk kie dalamlaboratorium itu sedang sakit flu, maka mikroba dapat tersebar melalui mulut dan hidung ke dalam ruangan. Hal ini dapat diantisipasi dengan tutup hidung dan mulut tersebut.

4. Melakukan sterilisasi LAFC (Laminar Air Flow Cabinet) merupakan kegiatan rutin harian yang perlu dilakukan sebelum dan sesudah kerja. Hal ini perlu untuk menjaga agar kondisi laminar selalu dalam kondisi steril. Hal yang perlu dilakukan adalah denganmembersihkan prefilter dari laminar tersebut secara berkala, dan mensterilisasi ruang kerja laminar dengan menyemprotkan alkohol dan menyalakan lampu UV yang ada pada laminar tersebut pada saat tidak digunakan.

5. Mengepel ruang laboratorium merupakan kegiatan harian yang wajib dilakukan untuk menjaga agar kondisi lab selalu dalam kondisi steril. Debbu dan mikroba yang terbawa dan terjatuh di lantai lab di pel dengan bahan desinfektan.

6. Melakukan sterilisasi ruangan atau udara dalam laboratorium dapat dilakukan juga setiap hari dengan menggunakan UV atau AC yang dapat membunuh kuman maupun ozonizer dan sebaiknya dalam ruangan tersebut terdapat alat yang berupa filter yang selalu menyaring debu dan mikroba dalam ruangan tersebut.


(26)

7. Melakukan sterilisasi rak kultur dan botol kultur perlu dilakukan setiap minggu dengan menggunakan vacum dan menyemprotkan bahan desinfektan (yang mudah menguap) atau mengelap dengan desinfektan lainnya tapi dijaga agar rak dan kultur tidak menjadi basah karena sterilisasi tersebut.

8. Sterilisasi besar dilakukan setiap semesteran atau tahunan dengan tujuan agar laboratorium selalu berada dalam kondisi steril dan tidak terjadi akumulasi debu dan mikroba.

2. Sterilisasi Alat

Sterilisasi alat adalah proses pensterilan alat-alat dari mikroorganisme sebelum digunakan di laboratorium kultur jaringan. Alat-alat yang dipakai dalam penanaman dalam kultur jaringan harus dalam keadaan steril. Alat-alat logam dan gelas dapat disterilkan dalam autoklaf. Alat tanam seperti: pinset dan gunting dapat juga disterilkan dengan pembakaran atau dengan pemanasan dalam bacticinerator khusus untuk scapel, gagangnya dapat disterilkan dengan pemanasan namun pisaunya dapat menjadi tumpul bila dipanaskan dalam temperatur tinggi. Oleh karena itu untuk bladenya dianjurkan cara sterilisasi dengan pencelupan dalam alkohol atau larutan kaporit.

Alat-alat kultur jaringan yang perlu disterilisasi sebelum penanaman adalah; Pinset, Gunting, - Gagang scapel, Kertas saring, Petridish, Botol-botol kosong, Jarum, Pipet

3. Sterilisasi Media

Sterilisasi media adalah proses pensterilan media yang akan digunakan sebelum digunakan di laboratorium kultur jaringan. Sebelumnya media eksplan kultur jaringan (kuljar) harus dicuci dulu dengan detergen dan dibuang bagian yang tidak perlu. Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu bahan seperti alkohol, bahan pemutih pakaian dan HgCl2. Lamanya proses sterilisasi dan konsentrasi bahan tergantung jenis dan bagian tanaman yang digunakan. Prinsip dasar sterilisasi eksplan adalah mensterilkan eksplan dari berbagai mikroorganisme, tetapi eksplannya tidak ikut mati. Setiap tanaman memerlukan


(27)

perlakuan khusus sehingga sebelum mengulturkan tanaman baru perlu melakukan percobaan sterilisasi.

2.2.5.2Bahan Tanam

Bahan tanam (eksplan) adalah bagian kecil jaringan atau organ yang diambil atau dipisahkan dari tanaman induk kemudian dikulturkan [1]. Tanaman yang dijadikan sumber eksplan harus dari tanaman yang sehat, tumbuh baik atau normal dan tentunya memiliki sifat-sifat unggul. Adanya perubahan suhu, cahaya, musim serta kelembapan terhadap induk sangat mempengaruhi perkembangan bahan eksplan.

Bagian tanaman yang dapat dijadikan bahan eksplan adalah ujung akar, pucuk, daun, bunga, buah muda dan tepung sari. Selain itu faktor yang dimiliki bahan eksplan itu sendiri yaitu ukuran eksplan, umur fisiologis, sumber genotif dan sterilitas eksplan akan menentukan berhasil atau tidaknya pengkulturan eksplan. Ukuran eksplan eksplan yang terlalu kecil mempunyai daya tahan yang kurang baik dibandingkan dengan ukuran eksplan yang lebih besar. Ukuran yang paling baik adalah antara 0,5 sampai 1 cm.

Umur fisiologis eksplan terpengaruh terhadap kemampuannya untuk beregenerasi. Jaringan tanaman yang masih muda dan bersifat meristematik (sel-selnya aktif membelah) lebih mudah beregenerasi dibandingkan dengan jaringan yang sudah tua. Bagian tanaman yang termasuk jaringan meristematik adalah pucuk apikal, pucuk lateral dan pucuk aksial. Pucuk aksial adalah pucuk yang berasal dari tunas atau cabang aksial yang muncul pada ketiak daun, pucuk apikal adalah pucuk utama pada batang yang mengarah keatas dan pucuk lateral adalah pucuk yang muncul pada percabangan.

2.2.5.3Media Kultur

Media tanam kultur jaringan terdiri dari sejumlah unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan eksplan dalam lingkungan buatan dan unsur-unsur ini umumnya terdapat di tanah [1]. Komponen media kultur jaringan dapat dikelompokkan kedalam :

1. Unsur makro, terdiri dari : Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S)


(28)

2. Unsur mikro, terdiri dari : Boron (B), Cobalt (Co), Tembag (Cu), Iodium (I), Besi (Fe), Mangan (Mn), Molybdenum (Mo), Seng (Zn)

3. Vitamin dan Myo-inositol, pada beberapa formula media ditambahkan niasin dan piridoksin (B6)

4. Gula (sukrosa), sebagai sumber energi

5. Zat pengatur tumbuh, untuk merangsang dan mengontrol pertumbuhan 6. Agar-agar, sebagai pemadat media

7. Arang aktif, sebagai penyerap senyawa racun 8. Air (aquadest), sebagai pelarut

Konsentrasi bahan bahan kimia pada media tanam kultur dan nutrisi yang terkandung didalamnya dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Bahan Kimia Pada Media Tanam Kultur NO Bahan Kimia Konsentrasi (mg/l) Unsur Yang

Terkandung Unsur Makro

1 KNO3 1.900 mg K, N

2 NH4NO3 1.650 mg N

3 CaCl2.2H2O 440 mg Ca

4 MgSO4,7H2O 370 mg MG, S

5 KH2PO4 170 mg K, P

Unsur Mikro

6 MnSO4 16,9 mg Mn, S

7 ZnSO4,7H2O 8,6 mg Zn, S

8 H3BO3 6,2 mg B

9 Kl 0,83 mg K, I

10 Na2MoO4,7H2O 0,25 mg Mo

11 CoCl2,6H2O 0,025 mg Co

12 CuSO4, 5H2O 0,025 mg Cu, S


(29)

13 FeSO4 , 7H2O 27,8 mg Fe

14 Na2EDTA 37,3 mg

Vitamin

15 Mio-inositol 100 mg

16 Glisin 2 mg

17 Asam Nikotin 0,5 mg 18 Piridoksin HCl 0,5 mg 19 Tiamin HCl 0,1 mg

2.2.5.4Inokulasi

Inokulasi adalah kegiatan penanaman eksplan ke dalam botol kultur atau penanaman ulang eksplan pada media dengan jenis yang sama atau tahap pertumbuhan selanjutnya. Teknik inokulasi ini sangat menentukan keberhasilan tdalam kultur jaringan. Prinsip dari inokulasi ini adalah menanam eksplan dengan kondisi steril. Karena itu, setiap membuka botol kultur, mulut botol harus digarang diatas api dan benda-benda yang dimasukkan ke dalam laminar harus disemprot memakai alkohol terlebih dahulu [1].

2.2.5.5Menumbuhkan Planlet

Menumbuhkan planlet (inkubasi) adalah tahapan kegiatah kultur jaringan yang bertujuan untuk menumbuhkan planlet yang telah ditanam di botol kultur [1]. Pada proses inkubasi ini, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan planlet di ruangan inkubasi ini diantaranya :

1. Suhu

Suhu yang sesuai untuk pertumbuhan kultur adalah antara 20oC – 24oC. 2. Cahaya

Cahaya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan plantet. Cahaya yang ideal saat proses inkubasi adalah dari 0 – 30.000 lux.

3. Kelembaban


(30)

2.2.5.6Aklimatisasi

Tahap aklimatisasi sangat penting karena jutaan bibit hasil perbanyakan secara kultur jaringan tidak dapat hidup dan tumbuh di lapangan secara langsung tanpa adanya tahap aklimatisasi. Prinsip dari tahap aklimatisasi adalah tanaman yang terbiasa hidup dan tumbuh pada lingkungan laboratorium yang serba terkendali dan memiliki pola hidup sebagai tanaman yang heterotrof akan diadaptasi dan dipindahkan ke lingkungan lapangan dimana tanaman harus berpola hidup sebagai tanaman autotroph [1]. Tujuan dari aklimatisasi ini adalah sebagai berikut :

1. Memperbaiki kondisi planlet supaya berkembang menjadi lebih sempurna 2. Bibit tidak stres dan dapat bertahan hidup terus sampai menjadi bibit jang

siap ditempatkan di rumah kaca. 2.2.5.7Zat Pengatur Tumbuh

Dalam kultur jaringan, dua golongan zat pengatur tumbuh yang sangat penting adalah sitokinin dan auksin. Zat pengatur tumbuh ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur sel, jaringan, dan organ. lnteraksi dan perimbangan antara zat pengatur tumbuh yang diberikan dalam media dan yang diproduksi oleh sel secara endogen, menentukan arah perkembangan suatu kultur [1]. Penambahan auksin atau sitokinin eksogen, mengubah level zat pengatur tumbuh endogen sel. Level zat pengatur tumbuh endogen ini kemudian, merupakan trigering factor untuk proses-proses yang tumbuh dan morfo-genesis. Selain auksin dan sitokinin, giberelin dan persenyawaan-persenyawaan lain juga ditambahkan dalam kasus kasus tertentu.

1) Auksin.

Auksin digunakan secara luas dalam kultur jaringan untuk pertumbuhan kalus, suspensi sel dan organ. Pemilihan jenis auksin dan.konsentrasi, tergantung dari:

1. Tipe petumbuhan yang dikehendaki 2. Level auksin endogen

3. Kemampuan jaringan mensintesa auksin 4. Golongan zat tumbuh lain yang ditambahkan.


(31)

Auksin alamiah adalah Indole Acetic Acid (IAA). Level auksin dalam eksplan tergantung dari bagian tanaman yang diambil dan. jenis tanamannya. Selain itu juga dipengaruhi oleh musim dan umur tanaman. Dalam kultur in vitro ada sel-sel yang dapat tumbuh dan berkembang tanpa auksin seperti sel-sel tumor. Sel-sel ini disebut sel-sel yang habituated.

Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan jaringan tanaman diduga melalui dua cara:

1. Menginduksi sekresi ion H+ keluar sel melalui dinding sel. Pengasaman dinding menyebabkan K+ diambil, dan pengambilan ini mengurangi potensial air dalam sel. Akibatnya air masuk ke dalam sel dan sel membesar

2. Mempengaruhi metabolism RNA yang berarti metabolism protein, mungkin melalui transkripsi. molekul RNA.

2) Sitokinin

Golongan sitokinin adalah turunan dari adenine. Golongan ini sangat penting dalam pengaturan pembelahan sel dan morfogenesis. Seperti juga auksin, sitokinin ada yang alamiah dan sintesis. Sitokinin yang pertama ditemukan, adalah kinetin yang diisolasi oleh Prof. Skoog dalam Laboratorium Botany di University of Wisconsin. Kinetin diperoleh dari DNA ikan herring yang diautoklaf dalam larutan yang asam. Persenyawaan dari DNA tersebut sewaktu ditambahkan ke dalam media untuk tembakau, ternyata merangsang pembelahan sel dan diferensiasi sel. Persenyawaan tersebut kemudian dinamakan kinetin.

3) Giberelin

Penggunaan giberelin dalam kultur jaringan, tanaman, kadangkadang membantu orfogenesis. Tetapi dalam kultur kalus dimana pertumbuhan sudah cepat hanyadengan auksin dan itokinin, maka penambahan giberelin sering menghambat. Pada umumnya giberelin terutama GA3 menghambat perakaran.


(32)

4) Zat Pengatur Tumbuh Yang Tidak Umum

Beberapa persenyawaan yang mempunyai sifat mengatur pertumbuhan dan perkembangan jaringan tanaman misalnya: glyphosate (N-phosphonomethyl glycine) dapat digunakan untuk merangsang pucuk dalam kalus alfalfa bila ditambahkan bersamasama auksin dan sitokinin. Dikegulac dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah pucuk dalam kultur sweet chery.

2.2.6 OOP (Object Oriented Programming)

OOP (Object Oriented Programming) atau yang dikenal dengan Pemrograman Berorientasi Objek merupakan pemrograman yang berorientasikan kepada objek. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dikemas ke dalam kelas-kelas atau objek-objek.

Model data berorientasi objek dikatakan dapat memberi fleksibilitas yang lebih, kemudahan mengubah program, dan digunakan luas dalam teknik piranti lunak skala besar. Lebih jauh lagi, pendukung OOP mengklaim bahwa OOP lebih mudah dipelajari bagi pemula dibanding dengan pendekatan sebelumnya, dan pendekatan OOP lebih mudah dikembangkan dan dirawat.

Dengan menggunakan OOP maka dalam melakukan pemecahan suatu masalah kita tidak melihat bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah tersebut (terstruktur) tetapi objek-objek apa yang dapat melakukan pemecahan masalah tersebut. Sebagai contoh anggap kita memiliki sebuah departemen yang memiliki manager, sekretaris, petugas administrasi data dan lainnya. Misal manager tersebut ingin memperoleh data dari bagian administrasi maka manager tersebut tidak harus mengambilnya langsung tetapi dapat menyuruh petugas bagian administrasi untuk mengambilnya. Pada kasus tersebut seorang manager tidak harus mengetahui bagaimana cara mengambil data tersebut tetapi manager bisa mendapatkan data tersebut melalui objek petugas administrasi. Jadi untuk menyelesaikan suatu masalah dengan kolaborasi antar objek-objek yang ada karena setiap objek memiliki deskripsi tugasnya sendiri [9].


(33)

2.2.7 UML (Unified Modeling Language)

UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem. UML adalah himpunan struktur dan teknik untuk pemodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya.

UML adalah metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan sekelompok perangkat tool untuk mendukung pengembangan system tersebut. UML mulai diperkenalkan oleh Object Management Group, sebuah organisasi yang telah mengembangkan model, teknologi, dan standar OOP sejak tahun 1980-an. Sekarang UML sudah mulai banyak digunakan oleh para praktisi OOP [9].

UML suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan memvisualisasikan membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi. UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis dan desain berorientasi objek oleh Grady Booch, Jim Rumbaugh, dan Ivar Jacobson. Namun demikian UML dapat digunakan untuk memahami dan mendokumentasikan setiap system informasi. Penggunaan UML dalam industri terus meningkat, ini merupakan standar terbuka yang menjadikannya sebagai bahasa pemodelan yang umumdalam industri peranti lunak dan pengembangan sistem.

2.2.7.1Bagian-Bagian UML

1. Use Case Diagram

Use case adalah abstraksi dari interaksi antara sistem dan actor. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipe interaksi antara user sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai. Use case merupakan konstruksi untuk mendeskripsikan bagaimana sistem akan terlihat di mata user. Sedangkan use case diagram memfasilitasi komunikasi diantara analis dan pengguna serta antara analis dan client.

2. Class Diagram

Class adalah deskripsi kelompok obyek-obyek dengan properti, perilaku (operasi) dan relasi yang sama. Sehingga dengan adanya class diagram dapat


(34)

memberikan pandangan global atas sebuah sistem. Hal tersebut tercermin dari class-class yang ada dan relasinya satu dengan yang lainnya. Sebuah sistem biasanya mempunyai beberapa class diagram. Class diagram sangat membantu dalam visualisasi struktur kelas dari suatu sistem.

3. Component Diagram

Component software merupakan bagian fisik dari sebuah sistem, karena menetap di komputer tidak berada di benak para analis. Komponent merupakan implementasi software dari sebuah atau lebih class. Komponent dapat berupa source code, komponent biner, atau executable component. Sebuah komponent berisi informasi tentang logic class atau class yang diimplementasikan sehingga membuat pemetaan dari logical view ke component view. Sehingga component diagram merepresentasikan dunia riil yaitu component software yang mengandung component, interface dan relationship.

4. Deployment Diagram

Menggambarkan tata letak sebuah sistem secara fisik, menampakkan bagian-bagian software yang berjalan pada bagian-bagian hardware, menunjukkan hubungan komputer dengan perangkat (nodes) satu sama lain dan jenis hubungannya. Di dalam nodes, executable component dan object yang dialokasikan untuk memperlihatkan unit perangkat lunak yang dieksekusi oleh node tertentu dan ketergantungan komponen.

5. State Diagram

Menggambarkan semua state (kondisi) yang dimiliki oleh suatu object dari suatu class dan keadaan yang menyebabkan state berubah. Kejadian dapat berupa object lain yang mengirim pesan. State class tidak digambarkan untuk semua class, hanya yang mempunyai sejumlah state yang terdefinisi dengan baik dan kondisi class berubah oleh state yang berbeda.

6. Sequence Diagram

Sequence Diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah scenario. Kegunaannya untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirim antara object juga interaksi antara object, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem.


(35)

7. Collaboration Diagram

Menggambarkan kolaborasi dinamis seperti sequence diagram. Dalam menunjukkan pertukaran pesan, collaboration diagrams menggambarkan object dan hubungannya (mengacu ke konteks). Jika penekannya pada waktu atau urutan gunakan sequence diagrams, tapi jika penekanannya pada konteks gunakan collaboration diagram.

8. Activity Diagram

Menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk mendeskripsikan aktifitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi.

2.2.8 Skala Data yang digunakan

Skala data yang digunakan untuk pengukuran variabel independen adalah skala likert. skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetepkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyususn item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Data yang telah terkumpul melalui angket, kemudian diolah kedalam bentuk kuantitatif, yaitu dengan cara menetapkan skor jawaban yang dapat dilihat pada Tabel 2.2 [10].

Tabel 2.2 Penilaian Skala Likert

Alternatif Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu-Ragu 3

Tidak Setuju 2


(36)

Kemudian dengan teknik pengumpulan data kuesioner, maka instrument tersebut misalnya diberikan kepada 30 orang yang diambil secara random. Dari 30 orang tersebut setelah dilakukan analisis misalnya :

1. Sebanyak 15 orang menjawab sangat setuju (SS) 2. Sebanyak 5 orang menjawab Setuju (S) 3. Sebanyak 5 orang menjawab Ragu-Ragu (RR) 4. Sebanyak 2 orang menjawab Tidak Setuju (TS) 5. Sebanyak 3 orang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS)

Data interval tersebut kemudian dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden. Berdasarkan skor yang telah ditetapkan dapat dihitung sebagai berikut :

Jumlah skor untuk 15 orang yang menjawab SS = 15x5 = 75 Jumlah skor untuk 5 orang yang menjawab S = 5x5 = 25 Jumlah skor untuk 5 orang yang menjawab RR = 5x5 = 25 Jumlah skor untuk 2 orang yang menjawab TS = 2x5 = 10 Jumlah skor untuk 3 orang yang menjawab STS = 3x5 = 15

Jumlah Total Nilai = 150

Jumlah skor yang diperoleh dari penelitian adalah 150. Jadi berdasarkan data itu maka tingkat persetujuanya yaitu jumlah total nilai dibagi jumlah total responden = (150 : 100) = 1,5 secara kontinum dapat dilihat seperti pada gambar 2.5.

1,5

1 2 3 4 5 Gambar 2.5 Tingkat Persetujuan Secara Kontinum

Sangat Tidak Setuju


(37)

Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 30 responden maka rata-rata 1,5 terletak pada daerah Tidak Setuju.

2.2.9 Metode Pengujian Sistem

Metode pengujian sistem untuk mengetahui efektifitas dari software yang digunakan selain memberikan kesempatan kepada pengguna untuk mengoperasikan dan melakukan pengecekan terhadap laporan yang dihasilkan melalui software. Metode pengujian sistem terdiri dari Pengujian White-box dan Pengujian Black-box [9].

2.2.9.1Pengujian Black-Box

Pengujian yang dilakukan untuk antarmuka perangkat lunak, pengujian ini dilakukan untuk memperlihatkan bahwa fungsi-fungsi bekerja dengan baik dalam arti masukan yang diterima dengan benar dan keluaran yang dihasilkan benar-benar tepat, pengintegrasian dari eksternal data berjalan dengan baik.

Metode pengujian black-box memfokuskan pada requirement fungsi dari perangkat lunak, pengujian ini merupakan komplenetari dari pengujian white-box. Pengujian white-box dilakukan terlebih dahulu pada proses pengujian, sedangkan pengujian black-box dilakukan pada tahap akhir dari pengujian perangkat lunak. Proses yang terdapat dalam proses pengujian black-box yaitu analisis batasan nilai yang berlaku untuk setiap data.

2.2.10 Tools yang digunakan

Tools yang digunakan untuk membangun aplikasi multimedia interaktif agribisnis tanaman pangan dan hortikultura meliputi Adobe Flash CS6, Adobe Photoshop CS6 dan Coreldraw X7.


(38)

2.2.10.1 Adobe Flash CS6

Adobe Flash CS6 merupakan perangkat lunak multiguna yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam animasi. Dengan berbagai fitur canggih yang ada di dalamnya, seperti menggambar, membuat animasi, hingga hingga digunakan untuk membuat game yang menarik dan berkualitas [11].

Program Adobe Flash CS6 menyediakan bermacam fitur yang akan sangat membatu untuk membuat animasi menjadi semakin mudah dan menarik. Dengan fitur-fitur yang ada pada Adobe Flash CS6 akan menjadikan program Adobe Flash sebagai program animasi dan presentasi yang makin digemari oleh para animator-animator di dunia [12].

Secara garis besar, lingkungan kerja (Workspace) Adobe Flash CS6 terdiri dari beberapa komponen utama seperti Gambar 2.6 :

1. Menu Bar

Menu Bar adalah kumpulan yang terdiri atas dasar menu-menu yang digolongkan dalam satu kategori. Misalnya menu file terdiri atas perintah New, Open, Save, Import, Export, dan lain-lain.

2. Timeline

Menu Bar adalah kumpulan yang terdiri atas dasar menu-menu yang digolongkan dalam satu kategori. Misalnya menu file terdiri atas perintah New, Open, Save, Import, Export, dan lain-lain.

3. Stage

Stage adalah tempat yang sudah disediakan yang digunakan untuk memvisualisasikan objek yang sedang digunakan atau di edit.

4. Toolbox

Toolbox adalah kumpulan tools yang sering digunakan untuk melakukan seleksi, menggambar, mewarnai objek, memodifikasi objek, dan mengatur gambar atau objek.

5. Panel

Panel adalah sebagai pengontrol yang berfungsi untuk mengganti dan memodifikasi berbagai atribut dari objek dari animasi secara cepat dan mudah.


(39)

Gambar 2.6 Komponen Utama Adobe Flash CS6

2.2.10.2 ActionScript

Adobe ActionScript merupakan bahasa pemrograman yang bekerja di dalam platform Adobe Flash. Adobe ActionScript memang dibangun sebagai cara untuk mengembangkan pemrograman interaktif secara efisien menggunakan platform aplikasi adobe Flash ActionScript mulai dari animasi yang sederhana sampai dengan yang kompleks sekalipun, penggunaan data, dan aplikasi interface yang interaktif [12].

Salah satu kelebihan Adobe Flash dibanding dengan perangkat lunak animasi lain yaitu adanya ActionScript. ActionScript merupakan bahasa pemrograman Adobe Flash yang digunakan untuk membuat animasi atau interaksi. ActionScript memberikan kemudahan untuk membuat instruksi berorientasi aksi (lakukan perintah) dan instruksi berorientasi logic (analisis masalah sebelum perintah).


(40)

Gambar 2.7 Panel ActionScript

Salah satu fungsi ActionScript adalah memberikan sebuah konektivitas terhadap sebuah objek, yaitu dengan menuliskan perintah-perintah didalamnya. Tiga hal yang harus diperhatikan dalam ActioScript yaitu :

1. Event

Event merupakan peristiwa atau kejadian mendapatkan aksi sebuah objek. Event pada Adobe Flash ada empat yaitu :

a) Mouse Event

Event yang berkaitan dengan penggunaan mouse. b) Keyboard Event

Kejadian pada saat menelan tombol keyboard. c) Frame Event

Event yang diletakan pada keyframe. d) Movie Clip Event

Event yang disertakan pada movie clip. 2. Target

Target adalah objek yang dikenai aksi atau perintah. Sebelum dikenai aksi atau perintah, sebuah objek harus dikonversi menjadi sebuah symbol dan memiliki nama instan. Penulisan nama target pada skrip harus menggunakan


(41)

3. Action

Pemberian action merupakan langkah terakhir dalam pembuatan interaksi antar objek. Action dibagi menjadi dua antara lain :

a) Action Frame : Adalah action yang diberikan pada keyframe. Sebuah keyframe akan ditandai dengan huruf a bila pada keyframe tersebut terdapat sebuah action.

b) Action Object : Adalah action yang diberikan pada sebuah objek, baik berupa tombol maupun movie clip.

ActionScript 3.0 dijalankan oleh ActionScript Virtual Machine (AVM) dibangun ke dalam Flash Player. AVM1, Mesin virtual yang digunakan untuk mengeksekusi kode-kode ActionScript. Ada berbagai produk yang menghasilkan konten dan aplikasi ditargetkan pada pemain flash runtime. Seringkali produk ini menggabungkan dukungan ActionScript untuk menambahkan interaktivitas dan perilaku untuk output mereka.

2.2.10.3 Corel Draw X7

Merupakan aplikasi bitmap-to-vector tacking yang dapat digunakan untuk design gambar dan foto dan hanya berfoks pada design grafis. Berguna untuk mempermudah pekerjaan yang berkaitan dengan design grafis, memiliki kelebihan dibandingkan dengan versi sebelumnya seperti tampilan yang telah dimoderenisasi oleh pengembang dan update produk yang dinamis [13].

a. Tampilan yang telah dimoderenisasikan oleh pengembang

Mengalami design ulang oleh pengembang sehingga memiliki tampilan menu, ikon dan control yang lebih fresh.

b. Update produk yang dinamis

Pada halaman pembuka pengguna dapat langsung mengakses konten terbaru, tips dan trik, registrasi produk, informasi update produk sebelumnya.


(42)

2.2.10.4 Adobe Photoshop CS6

Adobe Photoshop adalah salah satu software untuk mengolah foto atau gambar berbasis bitmap yang populer saat ini. Dengan Photoshop, Anda dapat memperbaiki dan memperindah foto/gambar yang ingin dicetak dengan menambah beberapa efek pada foto/gambar tersebut. Dengan demikian, hasilnya akan menjadi berbeda dan menarik [14].

Photoshop dapat menghasilkan ilustrasi dengan teknik berbeda dibandingkan dengan tools lain yang sejenis. Berikut beberapa pembaruan yang terdapat pada Adobe Photoshop CS6 yaitu :

a. Tampilan baru pada jendela dan lembar kerja yang menawan, mempermudah Anda untuk mengatur tampilan kerja agar lebih nyaman.

b. Tampilan panel Tool yang fleksibel dapat ditampilkan menjadi satu kolom atau dua kolom.

c. Tombol Quick Mask tampil sebagai tombol single menyerupai tombol

On/Off untuk mengaktifkan dan menonaktifkan fungsi Quick Mask.

d. Panel ditampilkan dalam sebuah dock yang secara fleksibel dapat diubah sesuai dengan ukuran yang diinginkan sehingga Anda akan lebih leluasa memaksimalkan tampilan lembar kerja.

e. Mode Full Screen baru yang diberi nama Maximize Screen Mode, berfungsi memaksimalkan ukuran jendela gambar semaksimal mungkin menyesuaikan dengan layer.


(43)

43

Tahap analisis dan perancangan merupakan tahap sistematis untuk menyesuaikan kegunaan dan tujuan pada aplikasi. Tahap awal pada tahap analisis dimulai dari analisis masalah, menganalisis sistem, analisis fungsional dan non-fungsional. Sedangkan untuk tahap perancangan dimulai dengan melakukan perancangan sistem yang mencakup perancangan antar muka dan perancangan struktur menu yang nantinya akan digunakan untuk diterapkan pada aplikasi. 3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi segala permasalahan dan hambatan yang terjadi serta kebutuhan yang diharapkan dapat menjadi acuan untuk diusulkannya perbaikan-perbaikan.

Tahap analisis sistem ini sangat penting karena apabila terjadi kesalahan dalam tahap ini akan mengakibatkan kesalahan pada tahap selanjutnya, untuk itu diperlukan tingkat ketelitian dan kecermatan yang tinggi untuk dapat mendapatkan kualitas kerja sistem yang baik.

3.1.1 Analisis Masalah

Analisis masalah adalah tahap penjabaran masalah yang ada sebelum aplikasi dibangun dan bertujuan untuk membantu pembangunan aplikasi ini. Analisis masalah yang ada meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Pada proses pembelajaran secara klasikal siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi yang disampaikan karena guru hanya menjelaskan teori-teori dan sangat jarang memberikan ilustrasi dari materi yang sedang dipelajari sehingga saat proses pembelajaran di laboratorium siswa mengalami kesulitan untuk melakukan kegiatan praktikum.


(44)

2. Guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga mengakibatkan siswa kesulitan untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Oleh karena itu solusi untuk menangani permasalahan yang sedang terjadi yaitu dibutuhkan suatu Aplikasi Multimedia Pembelajaran Kultur Jaringan Tanaman yang bertujuan untuk:

1. Membantu siswa memahami materi pembelajaran kultur jaringan tanaman yang disampaikan oleh guru dengan memberikan media alat bantu pembelajaran.

2. Memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kultur jaringan tanaman dengan menggunakan media alat bantu pembelajaran.

3.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

Analisis sistem yang sedang berjalan merupakan kegiatan menganalisis prosedur-prosedur kerja yang terjadi pada sistem yang ada saat ini. Berdasarkan penjelasan analisis masalah, maka sistem yang perlu di analisis adalah sebagai berikut :

1. Prosedur Pemberian Materi

Prosedur pemberian materi digambarkan dalam flowmap pada gambar 3.1. Adapun alur prosedurnya adalah sebagai berikut:

1. Guru mempersiapkan materi pelajaran yang akan dibuatkan ringkasan materi 2. Guru membuat ringkasan materi pelajaran sebagai bahan ajar pembelajaran di

kelas

3. Guru menyimpan ringkasan materi pelajaran sebagai bahan pengembangan mengajar selanjutnya

4. Guru memberikan ringkasan materi pelajaran dan menyampaikannya kepada siswa


(45)

Prosedur Pemberian Materi

Siswa Guru

Materi Pelajaran

A1 Ringkasan materi

pelajaran

Ringkasan materi pelajaran

A2 Membuat

Ringkasan materi pelajaran

1 2

Gambar 3.1 Flowmap Prosedur Kegiatan Belajar Mengajar A1: Arsip ringkasan materi yang disimpan oleh guru

A2: Arsip ringkasan materi yang disimpan oleh siswa

2. Prosedur Pemberian Latihan Materi

Prosedur pemberian latihan materi digambarkan dalam flowmap pada gambar 3.2. Adapun alur prosedurnya sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan materi pelajaran untuk siswa di kelas

b. Guru membuat latihan materi untuk siswa sesuai dengan materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya.

c. Siswa mengerjakan latihan materi tersebut dengan waktu yang telah ditentukan

d. Siswa menyerahkan lembar jawaban latihan materi kepada guru setelah selesai menjawab.

e. Guru mengumpulkan hasil jawaban siswa dan melakukan pemeriksaan jawaban latihan materi.

f. Guru melakukan pencatatan nilai dari lembar jawaban yang telah diperiksa g. Guru mengeluarkan lembar daftar nilai dan menyimpannya sebagai arsip.


(46)

Prosedur Pemberian Latihan Materi

Siswa Guru

Materi Pelajaran

Membuat Latihan

Materi

Latihan Materi Latihan Materi

Mengerjakan Latihan Materi Lembar Jawaban

Latihan Materi Lembar Jawaban

Latihan Materi

Memeriksa Hasil Latihan

Materi Lembar Jawaban

yang telah diperiksa

Pencatatan Nilai Latihan Materi

Lembar Daftar Nilai

A3

Gambar 3.2 Flowmap Prosedur Pembelajaran yang sedang berjalan A3: Arsip lembar daftar nilai yang disimpan oleh guru

3. Prosedur Praktikum di Laboratorium

Prosedur praktikum di laboratorium merupakan kegiatan dari pembelajaran dimana siswa melakukan kegiatan praktikum di laboratorium kultur jaringan tanaman. Flowmap kegiatan praktikum di laboratorium dapat dilihat pada Gambar 3.3. Adapun alur prosedurnya adalah sebagai berikut :

1. Guru membuat ringkasan materi yang akan dijadikan bahan ajar praktikum. 2. Guru menjelaskan materi praktikum kepada siswa berdasarkan ringkasan

materi yang telah dibuat.

3. Siswa menerima materi praktikum yang dijelaskan oleh guru 4. Siswa melakukan praktikum.

5. Siswa membuat laporan hasil praktikum. 6. Guru menerima laporan hasil praktikum siswa.


(47)

Prosedur Praktikum di Laboratorium

Siswa Guru

Ringkasan Materi

Penjelasan Materi Praktikum

Materi Praktikum yang

dijelaskan

Materi Praktikum yang

dijelaskan

Melakukan Praktikum

Laporan hasil praktikum

Laporan hasil praktikum

A4

Gambar 3.3 Flowmap Kegiatan Pembelajaran Praktikum di Laboratorium A4: Arsip laporan hasil praktikum yang disimpan oleh guru

3.1.3 Analisis Aplikasi Multimedia Yang Dibangun

Aplikasi Multimedia Pembelajaran Kultur Jaringan Tanaman ini dapat digambarkan sebagai suatu fasilitas pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 mata pelajaran kultur jaringan tanaman bagi siswa program studi keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura di SMK Negeri 2 Subang. Diharapkan dengan menggunakan aplikasi multimedia pembelajaran ini siswa dan siswi akan lebih dapat memahami materi yang disampaikan.

Berikut ini adalah deskripsi dari aplikasi multimedia pembelajaran yang akan di bangun :

1. Menu Materi Sterilisasi

Menu Materi Sterilisasi menjelaskan tentang apa itu sterilisasi, jenis-jenis sterilisasi dan bagaimana cara melakukan sterilisasi. Blok diagram dalam penyampaian materi Sterilisasi dapat dilihat pada gambar 3.4.


(48)

Pemilihan Materi Materi Sterilisasi

Materi Pengertian Sterilisasi

Tampilan Materi (Gambar, Teks, Audio)

SISWA

Materi Jenis-Jenis Sterilisasi

Materi Cara Sterilisasi

Gambar 3.4Blok Diagram Sterilisasi 2. Menu Materi Bahan Tanam

Menu Materi Bahan Tanam menjelaskan tentang pengertian bahan tanam, bagian-bagian tanaman yang bisa dijadikan sebagai bahan tanam dan melakukan pemotongan bahan tanam . Blok diagram dalam penyampaian materi Bahan Tanam dapat dilihat pada gambar 3.5.

Pemilihan Materi Materi Bahan Tanam

Materi Pengertian Bahan Tanam

Tampilan Materi (Gambar, Teks, Audio)

SISWA

Materi Bagian Tanaman

Materi Cara Pemotongan Bahan Tanam


(49)

3. Menu Materi Media Kultur

Menu Materi Media Kultur menjelaskan tentang materi media kultur, materi pembuatan larutan stok dan materi pembuatan media kultur. Blok diagram dalam penyampaian materi media kultur dapat dilihat pada gambar 3.6.

Pemilihan Materi Materi Media Kultur

Materi Media Kultur

Tampilan Materi (Gambar, Teks, Audio)

SISWA

Materi Pembuatan Larutan Stok

Materi Pembuatan Media Kultur

Gambar 3.6 Blok Diagram Materi Media Kultur

4. Menu Materi Inokulasi

Menu Materi Inokulasi menjelaskan tentang materi pengertian inokulasi, materi alat dan bahan yang digunakan saat inokulasi , dan materi melakukan inokulasi. Blok diagram dalam penyampaian materi Inokulasi ini dapat dilihat pada gambar 3.7.


(50)

Pemilihan Materi Materi Inokulasi

Materi Pengertian Inokulasi

Tampilan Materi (Gambar, Teks, Audio)

SISWA

Materi Alat dan Bahan yang digunakan

Materi Cara Melakukan Inokulasi

Gambar 3.7 Blok Diagram Materi Inokulasi 5. Menu Materi Menumbuhkan Planlet

Menu Materi Menumbuhkan Planlet menjelaskan tentang materi pengaturan ruangan inkubasi sesuai prosedur dan pengamatan pertumbuhan planlet selama di ruangan inkubasi. Blok diagram dalam penyampaian materi Menumbuhkan Planlet dapat dilihat pada gambar 3.8.

Pemilihan Materi Materi Menumbuhkan Planlet

Materi Syarat Tumbuh Planlet

Tampilan Materi (Gambar, Teks, Audio)

SISWA


(51)

6. Menu Materi Aklimatisasi

Menu Materi Aklimatisasi menjelaskan tentang materi alat dan bahan aklimatisasi, materi kriteria planlet siap untuk diaklimatisasi dan materi cara aklimatisasi planlet. Blok diagram dalam penyampaian materi Aklimatisasi dapat dilihat pada gambar 3.9.

Pemilihan Materi Materi Inokulasi

Materi Alat dan Bahan

Tampilan Materi (Gambar, Teks, Audio)

SISWA

Materi Tanaman Siap Aklimatisasi

Materi Cara Melakukan Aklimatisasi

Gambar 3.9 Blok Diagram Materi Aklimatisasi 7. Menu Materi Zat Pengatur Tumbuh

Menu Materi Zat Pengatur Tumbuh menjelaskan tentang materi pengertian ZPT dan materi pengelompokan ZPT. Blok diagram dalam penyampaian materi Menumbuhkan Planlet dapat dilihat pada gambar 3.10.


(52)

Pemilihan Materi Materi Zat Pengatur Tumbuh

Materi Pengertian Zat Pengatur Tumbuh

Tampilan Materi (Gambar, Teks, Audio)

SISWA

Materi Pengelompokan Zat Pengatur Tumbuh

Gambar 3.10 Blok Diagram Materi Zat Pengatur Tumbuh

8. Menu Evaluasi

Menu Evaluasi terdiri dari soal-soal pilihan ganda berdasarkan materi yang ada pada menu materi. Blok diagram dari menu Evaluasi ini dapat dilihat pada gambar 3.11.

Pemilihan Menu Evaluasi

Tampilan Soal Evaluasi

Tampilan Nilai Total

SISWA


(53)

9. Menu Simulasi

Menu Simulasi terdiri dari simulasi yang berkaitan dengan materi yang disampaikan. Blok diagram dari menu Simulasi ini dapat dilihat pada gambar 3.12.

Pemilihan Menu Simulasi Pemilihan Simulasi Materi

Tampilan Simulasi Materi (Gambar, Teks, Audio)

SISWA

Gambar 3.12 Blok Diagram Menu Simulasi

Penyampaian materi melalui aplikasi yang dibangun menggunakan gabungan antara animasi, gambar/foto serta teks yang semuanya dipadukan dengan suara agar mempenjelas penyampaian materi. Secara garis besar terdapat 3 alur atau fitur dari aplikasi yang dibangun yaitu alur fitur penyampaian materi, alur fitur evaluasi dan alur fitur simulasi.

3.1.4 Analisis Metode Pembelajaran Interaktif

Aplikasi Multimedia Pembelajaran Kultur Jaringan ini dibangun dengan menggunakan metode/model tutorial. Metode/Model Tutorial adalah program pembelajaran interaktif yang digunakan dalam pembelajaran berbasis multimedia dengan menggunakan perangkat lunak atau software berupa program komputer berisi materi pelajaran. Pengoperasian aplikasi pembelajaran interaktif menggunakan metode/model tutorial yaitu sebagai berikut :

1. Penyampaian materi Kultur Jaringan Tanaman yang akan dipelajari oleh siswa dan siswi program studi keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura di SMK Negeri 2 Subang dan disajikan menggunakan informasi visual seperti teks, gambar, video, audio dan simulasi.


(54)

2. Pertanyaan dan respon berupa soal latihan dan simulasi yang harus dikerjakan oleh siswa dan siswi. Adanya pertanyaan dalam aplikasi ini dimaksudkan agar siswa dan siswi selalu memperhatikan materi yang dipelajari, serta untuk menilai sejauh mana kemampuan untuk mengingat dan memahami materi tersebut. Pertanyaan pada aplikasi pembelajaran ini dikemas dalam bentuk pilihan ganda.

3. Pemberian balikan respon merupakan penilaian respon terhadap siswa bila jawaban user itu benar. Respon ini ditunjukan oleh aplikasi dengan cara menampilkan tanda ceklis (√) pada aplikasi ini, dan sebaliknya apabila jawaban user itu salah. Respon ini ditunjukan oleh aplikasi dengan cara menampilkan tanda silang (X) pada aplikasi kepada siswa.

4. Penilaian respon yaitu aplikasi ini akan memberikan respon terhadap kinerja dan jawaban siswa. Fungsi dari penilaian respon ini adalah untuk mengevaluasi hasil berajar peserta didik yang hasilnya ditampilkan dengan jumlah skor yang didapat dalam menjawab kuis-kuis yang diberikan oleh aplikasi.

3.1.5 Analisis Materi

Materi yang akan digunakan pada Aplikasi Multimedia Pembelajaran Kultur Jaringan Tanaman ini merujuk pada silabus mata pelajaran Kultur Jaringan Tanaman yang terdapat di program studi Kultur Jaringan Tanaman. Analisis materi dari Aplikasi Multimedia Pembelajaran Kultur Jaringan Tanaman ini dapat di lihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Materi Pembelajaran Kultur Jaringan Tanaman

No Materi Materi Yang Dibahas

1 Sterilisasi a. Pengertian Sterilisasi (ruang, alat, bahan tanaman dan media) b. Prosedur sterilisasi laboratorium c. Prosedur sterilisasi alat,bahan

tanam, media)

2 Menyiapkan bahan tanam a. Pengertian bahan tanam b. Bagian-bagian tanaman yang


(55)

3 Menyiapkan media kultur a. Cara menimbang bahan-bahan larutan stok

b. Prosedur pembuatan larutan stok c. Prosedur pembuatan media tanam 4 Melakukan inokulasi a. Macam-macam alat dan bahan

inokulasi

b. Prosedur inokulasi 5 Menumbuhkan planlet a. Syarat tumbuh planlet di

laboratorium (suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya)

b. Pengamatan hasil

6 Melakukan aklimatisasi a. Macam-macam alat dan bahan yang digunakan dalam aklimatisasi b. Ciri-ciri planlet yang siap

diaklimatisasi

c. Prosedur aklimatisasi 7 Mengidentifikasi zat pengatur

tumbuh

a. Pengertian ZPT

b. Mengelompokkan ZPT c. Penggunaan ZPT pada kultur

jaringan

Sedangkan, untuk analisis simulasi dari materi yang akan digunakan pada Aplikasi Multimedia Pembelajaran Kultur Jaringan Tanaman dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Simulasi Materi Pembelajaran Kultur Jaringan Tanaman No Materi Kompetensi Yang

Ingin Dicapai

Skenario 1 Sterilisasi Siswa dapat

melakukan proses sterilisasi sesuai dengan prosedur

1. Siapkan botol-botol yang sudah berisi larutan media

2. Masukkan air kedalam autoklaf + sebanyak 5 liter

3. Masukkan botol kultur kedalam autoklaf kemudian tutup autoklaf rapat-rapat dengan cara mengencangkan baut penjepit tutup autoklaf

4. Panaskan autoklaf hingga psi bar berada di posisi 15-17 psi kemudian tunggu selama 25


(56)

menit

5. Setelah psi bar berada di posisi 15-17 psi selama 25 menit matikan autoklaf dan tunggu hinggga tekanan mencapai 0 psi 6. Buka autoklaf dan keluarkan botol-botol

tersebut dari dalam autoklaf 2 Media

Kultur

Siswa dapat menyiapkan media kultur sesuai dengan prosedur

1. Isi erlenmeyer dengan aquades sebanyak 300 ml

2. Masukkan gula kedalam erlenmeyer kemudian diaduk hingga merata

3. Ambil larutan stok satu per satu dengan pipet kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer dan diaduk hingga merata 4. Tambahkan aquades hingga volume larutan

media mencapai 1 liter

5. Ukur pH larutan, bila pH < 5,7 tetesi dengan NaOH dan bila pH > 5,7 tetesi dengan HCl 6. Masak larutan media dengan pemanas (hot

plate)

7. Masukkan agar-agar saat proses pemasakan dan aduk hingga hampir mendidih

8. Setelah hampir mendidih angkat larutan media

9. Masukkan larutan media yang sudah mendidih kedalam botol kultur sebanyak 20-25 ml per botol

10.Tutup botol kultur rapat-rapat 3 Inokulasi Siswa dapat

melakukan proses inokulasi sesuai

1. Hidupkan Lampu UV Laminar Air Flow Cabinet selama 30 menit


(1)

128

[13] H. H. S.T and G. A. S.Sn, The Magic Of Corel Draw, Bandung: Informatika. [14] Madcoms, Adobe Photoshop CS6 Untuk Pemula, Yogyakarta: Andi, 2012. [15] M. Drs. Yuyus Suherman, "Pengembangan Media Pembelajaran," in Diklat

Profesi Guru PLB Wilayah X Jawa Barat Bumi Makmur, Bandung, 2008. [16] A.-F. Hanif, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Yogyakarta: Andi


(2)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Subhanallah Wata’ala karena atas semua nikmatnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pembangunan Aplikasi Multimedia Sebagai Media Pembelajaran Kultur Jaringan Tanaman (Studi Kasus : SMKN 2 Subang)”.

Penyusunan laporan skripsi ini banyak menemui hambatan dan kesulitan. Namun berkat dorongan, bantuan dan bimbingan baik secara moril ataupun materil dari berbagai pihak hingga dapat mengatasinya. Oleh karena itu kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini disampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih khususnya kepada yang terhormat:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, berkah dan karunia-Nya.

2. Kedua orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan semangat yang tek kenal lelah dan kakak-kakakku yang selalu mendoakan yang menjadi kekuatan bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Bapak Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan bagi penulis.

4. Ibu Ednawati Rainarli, S.Si., M.Si. selaku dosen penguji seminar dan penguji satu sidang yang juga ikut membimbing saya, terima kasih atas arahan dan masukannya.

5. Bapak Erick Wijaya, S.Kom. selaku dosen penguji tiga siding, terima kasih atas arahan dan masukannya.

6. Bapak Ajim, S.Pd., MM., selaku kepala sekolah SMK Negeri 2 Subang. 7. Ibu Ir. Neneng Nana Siti Zenab., selaku pembimbing penelitian lapangan di

SMKN 2 Subang, serta ibu bapa guru SMKN 2 Subang, terima kasih banyak telah memberikan bimbingan dan bantuan selama melakukan peneltian.

8. Seluruh dosen pengajar di UNIKOM khususnya di Program Studi Teknik Informatika yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya.


(3)

iv

9. Teman-teman seperjuangan yang sama-sama menyusun skripsi di semester genap tahun akademik 2014-2015 ini.

10.Teman-teman IF-10 angkatan tahun 2010 seluruhnya yang telah bersama-sama melewati manis pahitnya bangku kuliah.

11.Kepada teman saya Fahmi Anwar Nasir, S.Kom yang sejak di bangku sekolah dasar hingga kuliah selalu bersama-sama.

12.Semua pihak yang terlibat yang telah ikut membantu dalam penulisan laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Di dalam penulisan laporan ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, walaupun demikian penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis menerima sega masukan, saran dan kritik yang membantu untuk perbaikan dan masa mendatang.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat berguna khususnya bagi penulis, dan untuk seluruh pihak yang membutuhkan pada umumnya.

Bandung, 19 Agustus 2015

Penulis


(4)

(5)

(6)