Inventarisir Sumberdaya Lahan
26 Evaluasi Sumberdaya Lahan
lahan saat itu. Informasi ini penting terutama bagi lokasi baru yang akan dibuka untuk tanaman.
Bagi areal hutan tanaman yang sudah beroperasi, informasi kinerja tanaman juga sangat penting sebagai sarana pemantauan di
tiap petak atau anak petak. Dengan demikian maka penanganan areal yang bermasalah yang ditandai dengan buruknya kinerja
tanaman dapat segera direncanakan berdasarkan informasi ini.
2.8.2. Aspek Iklim
Anasir iklim yang dibahas dalam kesempatan ini hanya curah hujan, karena terbatasnya stasiun meteorologi. Mengingat bahwa
areal hutan banyak terletak di pegunungan, maka sangat dimungkinkan terpengaruh hujan orografis. Akibatnya pola hujan dan
distribusi hujan antar petak sangat berlainan. Oleh karena itu diperlukan beberapa stasiun hujan pada satu bagian hutan agar
rekaman hujan dapat mencerminkan kondisi realistis. Pengalaman lapangan menunjukkan bahwa antar petak dalam satu bagian bisa
mempunyai pola dan curah hujan yang berbeda tergantung elevasi dan arah lerengnya.
Fenomena perbedaan pola, hujan antar petak juga, me- rupakan bukti keterkaitan iklim mikro, dalam hal ini curah hujan,
dengan kondisi fisik lahan terutama bentuk lahan, kemiringan lereng dan arah lereng. Dengan demikian informasi hujan dapat dikaitkan
dengan parameter yang lain. Informasi hujan yang diperlukan dalam, kegiatan ini adalah: rata-rata curah huian setahun dari data 10 tahun
terakhir, jumlah bulan basah, jumlah bulan kering dan jumlah hari hujan setiap bulannya.
Secara alamiah pertumbuhan tanaman tergantung pada kondisi tanah, lahan dan iklim. Oleh karena itu kegiatan ISDL juga perlu
mengumpulkan informasi tentang iklim. Berbeda dengan parameter lain yang bisa dikumpulkan langsung di lapangan, parameter iklim
memerlukan pencatatan data dalam kurun waktu yang relatif panjang, sehingga kegiatan ini lebih banyak mengumpulkan data sekunder.
Parameter iklim yang penting dalam klasifikasi ini adalah suhu,
Inventarisir Sumberdaya Lahan
Evaluasi Sumberdaya Lahan 27
temperatur dan curah hujan. Data tentang suhu dan temperatur biasanya agak sulit dijumpai, tetapi data curah hujan biasanya
tersedia. Data curah hujan yang penting untuk klasifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan mencakup data hujan setahun dalam mm,
dan banyaknya bulan basah dan bulan kering selama setahun.
Terdapat beberapa metode penentuan bulan basah dan bulan kering, tergantung pada dasar penentuannya. Bulan basah dan bulan
kering yang digunakan untuk klasifikasi kemampuan lahan ditentukan berdasarkan kebutuhan air untuk tanaman pangan. Dalam hal ini
bulan kering adalah curah hujan 100 mm per bulan; bulan lembab antara 100 - 200 mm sebulan, sedangkan bulan basah adalan curah
hujan 200 mm. Di lain pihak penentuan bulan kering pada klasifikasi kesesuaian lahan didasarkan pada kebutuban air tanaman
keras. Dalam hal ini bulan kering adalah curah hujan 75 mm dan bulan basah 75 mm per bulan.
Khusus tentang penakar hujan, biasanya terdapat beberapa penakar hujan pada suatu wilayah yang disurvei. Untuk menentukan
hujan rata-rata diareal yang diwakili oleh masing-masing penakar hujan, maka dapat digunakan metode poligon Thiessen Gambar .
Gambar 2.1. Pembagian wilayah hujan dengan metode poligon Thiessen
Hujan rata-rata seluruh daerah aliran sungai dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Inventarisir Sumberdaya Lahan
28 Evaluasi Sumberdaya Lahan
PR = P1.A1 + P2.A2 + P3.A3 A1 + A2 + A3 Keterangan:
PR = Tinggi hujan rata-rata DAS
P1,2,3 = Tinggi hujan di stasiun 1, 2, 3 A1,2,3 = Luas daerah yang diwakili di stasiun 1, 2 3 Faktor
Pembobot.
Klasifikasi Lahan
Evaluasi Sumberdaya Lahan 29
3.1. Pengertian Klasifikasi Lahan