Pengaruh display toko dan dicount terhadap pembelian impulsif pada konsumen Toserba Selamat Cianjur

(1)

(2)

(3)

(4)

Nama : Moch Dani Nurdiansyah Tempat Tangal Lahir : Cianjur,3 Febuari 1990 Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat Asal : Perumahan rancabali No. 79 RT/RW 02/04 kel. Muka Cianjur, 43212

E-mail : peper_stylish@yahoo.co.id Telephone : (0263) 270909

085759403726 Kewarganegaraan : Indonesia

Hobi : Bermain game, Futsal, Tenis Meja, Bulu Tangkis,

PENDIDIKAN

 1995 - 2001 : SDN Salakopi 2 Cianjur  2001 - 2004 : SMP Negeri 1 Cianjur

 2004 - 2007 : SMA Negeri 1 Cilaku - Cianjur

 2008– sekarang : Mahasiswa tingkat akhir Universitas Komputer Indonesia

Hormat Saya,


(5)

The Influence Of Store Display And Discount

To Impulsive Buying On Cunsomers Toserba Selamat Cianjur

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

MOCH DANI NURDIANSYAH

21208064

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

vi

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan UsulanPenelitian

yang berjudul “PENGARUH DISPLAY TOKO DAN DISCOUNT TERHADAP PEMBELIAN IMPLUSIF PADA KONSUMEN TOSERBA SELAMAT CIANJUR”.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih untuk kedua orangtua tersayang yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa dan kasih sayang yang tulus dan bimbingannya yang begitu besar untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Bapak Dr. Dedi Sulistiyono, S., MT selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Dr. Raeny Dwisanty, SE.,M.Si selaku Ketua Program studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Ibu Dr. Raeny Dwisanty, SE.,M.Si.,selaku pembimbing yang telah berkenan dan meluangkan waktunya memberikan perhatian, masukan, arahan dan semangat dan keceriaan selama kuliah di UNIKOM, anda selalu menjadi sosok seorang motivator bagi saya bunda. Semoga karier


(7)

vii

manajemen pemasaran, yang selalu memberi motivasi, perhatian, masukan sehingga skripsi ini dapat berjalan lancar.

5. Oman Sukirman, SE., MM, selaku penguji II yang telah memberikan arahan kepada penulis, sehingga penulis dapa tmenyelesaikan skripsi ini. 6. Windi Novianti, SE.MM, selaku koordinator siding skripsi.

7. Linna Ismawati, SE.,M.Si. selaku ketua panitia pelaksanaan tugas akhir. 8. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis

dengan pengetahuan sertai lmu yang sangat berharga.

9. Teh Maya yang selalu memberikan dukungan, dengan segala kebaikannya. 10.Teh Hana yang juga selalu baik dan memberikan dukungan.

11.Bapak H. Ma’ mun selaku Direktur utamaToserba Selamat yang telah memberikan konsiderasinya bagi saya untuk melakukan penelitian.

12.Bapak Jafar Numeri selaku Karyawan Toserba Selamat yang sudah mengijinkan penulis melakukan penelitian.

13.Laporan ini penulis dedikasikan untuk ayah saya Dadang Sunandar atas doanya saya dapat menyelesaikan laporan ini.

14.Nurjanah, mamaku yang paling kusayangi, terimakasih sudah memberi arti yang sangat dalam di hidupku ini.


(8)

viii

16.Maman Setiawan omku yang telah banyak memberikan bantuan materi dan doa untuk pendidikan saya, memotivasi saya, dan memberikan nasehat untuk membentuk pengembangan diri saya.

17.Asep Alfarizy omku yang banyak ikut andil dalam perkembangan saya sejak kecil untuk menjadi panutan cita-cita saya.

18.Nina Nurlina tanteku yang selalu menjadi pembawa keceriaanku sejak kecil sampai proses pendewasaan.

19.Yana Mulyana yang aku yakin paling tahu akan perjalanan skripsiku ini, terimakasih atas segala dukungannya.

20.Lina Marlina tanteku yang ikut mendukungku. Terimakasih untuk dukungannya.

21.Asri Ardiantika Putri, adik perempuanku. Terimakasih sudah menjadi teman debat bahasa inggrisku, walaupun sedikit radikal tapi menambah wawasan dalam percakapan bahasa inggrisku. "I shall be your opponent !!!!"

22.Untuk keluarga saya yang lain saya ucapkan terimakasih atas dukungannya.

23.Untuk sahabat-sahabatku yang lain, Niko, Ganisti, Citra, Jecky, Amzah, Eko, Janter, Ugi, Rheza, Sandi, Isan Epras, Fazri, Dudang, Feri, Galih,


(9)

ix

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan,untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Bandung, 10 Febuari 2013


(10)

x

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1LatarBelakangMasalah ... 1

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5

1.2.1Identifikasi Masalah ... 5

1.2.2Rumusan Masalah ... 7

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1Maksud Penelitian ... 7

1.3.2Tujuan Penelitian ... 8

1.4Kegunaan Penelitian... 8


(11)

xi

2.1.1.1 Pengertian Penataan (Display) ... 11

2.1.1.2 Macam-MacamDisplay ... 12

2.1.2Discount ... 15

2.1.2.1 Pengertian Discount ... 15

2.1.2.2 Jenis-Jenis Discount (Potongan Harga) ... 16

2.1.2.3 Pengukuran Discount ... 19

2.1.3Pembelian Impulsif ... 19

2.1.3.1 Pengertian Pembelian Impulsif ... 19

2.1.3.2 Tipe Pembelian Impulsif ... 21

2.1.3.3 Perspektif Dalam Pembelian Impulsif ... 22

2.1.3.4 Penyebab Terjadinya Impulsif ... 22

2.1.3.5 Pengukuran Pembelian Impulsif ... 23

2.1.4PenelitianTerdahulu ... 23

2.2 KerangkaPemikiran ... 28

2.2.1 Keterkaitan antaraDisplay Toko dengan Pembelian Impulsif.... 31

2.2.2KeterkaitanantaraDiscount dengan Pembelian Impulsif ... 32

2.3 Hipotesis ... 32

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 ObjekPenelitian ... 33


(12)

xii

3.2.3.1 Sumber Data ... 41

3.2.3.2 TeknikPenentuan Data ... 42

3.2.3.2.1 Populasi ... 42

3.2.3.2.2 Sampel ... 43

3.2.4 TeknikPengumpulan Data ... 44

3.2.4.1 UjiValiditas ... 45

3.2.4.2 UjiReliabilitas ... 48

3.2.5 RancanganAnalisisdanPerancanganHipotesis... 51

3.2.5.1 RancanganAnalisis ... 51

3.2.5.1.1 Analisis Deskriftif/Kualitatif ... 51

3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif) ... 53

3.2.5.2 PengujianHipotesis ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 60

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 60

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 65

4.1.3 Deskripsi Jabatan... 66

4.2 Karakteristik Responden ... 69


(13)

xiii

Cianjur ... 87 4.2.1.3 Analisis Deskriptif Pembelian Impulsif Konsumen Di

Toserba Selamat Cianjur ... 93 4.2.2 Analisis Verifikatif ... 120 4.2.2.1Hasil Estimasi Model Regressi ... 120 4.2.2.2Pengaruh Store Display Terhadap Pembelian

Impulsif ... 125 4.2.2.3Pengaruh Discount Terhadap Pembelian Impulsif ... 128 4.2.2.4Pengaruh Store Display dan Discount Terhadap

Pembelian Impulsif ... 131 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 135 5.2 Saran ... 136

DAFTAR PUSTAKA ... 139 KUESIONER

LAMPIRAN-LAMPIRAN LAIN DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(14)

139

FMCG Products In Jodhpur. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 5(11), 1704-1710.

Ali, A.M, Heidarzadeh, K.H, & Khospanjeh, Mahsa (2011).The Effect of Situational and Individual Factors on Impulse Buying.World Applied Sciences Journal, 13(9), 2108-2117.

Andi Supangat. 2008. Statistika. Jakarta : KENCANA.

Astrid G Herabadi, Bas Verplanken, dan Ad van Knippenberg. (2009),

“Consumption experience of impulse buying in Indonesia:Emotional arousal and hedonistic considerations”, Asian Journal of Social Psychology, Vol. 12, pp. 20-31.

Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung: Rosda Karya.

Buchari Alma. 2009. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:Alfabeta.

Christina WidyaUtami. 2010. Manajemen Ritel (edisi 2). Jakarta:Salemba Empat. Fika, A.T., & Sumaryono. Pembelian Impulsif Ditinjau Dari Kontrol Diri Dan

Jenis Kelamin Pada Remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi, 3(1), 46-57.

Masri Singarimbun. 2011. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Muhamad Naffi, 2004, TrenPerkembanganRitel, Pasar Tradisional akan Tergusur? (http://www.tempointeraktif.com). 15 April 2011.

M. Tohar. 2000. Membuka Usaha Kecil. Yogyakarta: Kanisius.

Minal, Shah, Guha, Sanjay dan Shrivastava Urvashi (2012), "Effect of emerging trends in retail sector on impulse buying behaviour-with reference to chhattisgarh region", International Journal Of Engineering and Management Sciences, Vol. 3(2) 2012: 142-145.

Paul, Ben, B.G. (2004). Determinants of Planned and Impulse Buying: The Case of the Philippines. Asia Pacific Management Review, 9(6), 1061-1078.


(15)

Rick Segel.2008. Retail Business Kit For Dummies.Florida: John Willey and Son Schiffman, L., & Kanuk,L. 2004. Perilaku Konsumen. New Jersey: Prentice Hall Sugiyono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta.

Tendai, Mariri dan Crispen, Chipunza. (2009), “In-store environment and

impulsive buying”, African Journal of Marketing Management, Vol. 1(4) pp. 102-108.

Tirmizi, M.A. (2009). An Empirical Study of Consumer Impulse Buying Behaviour in Local Markets.European Journal of Scientific Research, Vol 28(4), 522-532.

Ujang Sumarwan. 2011. Perilaku Konsumen. Bogor : Ghalia Indonesia.

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif : Teori dan Aplikasinya. Bandung : Fakultas Ekonomi UNIKOM.

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia : Aplikasi Contoh & Perhitungannya. Jakarta :Agung Media.

Winters Arthur A., Goodman. (1984), "Fashion advertising & promotion", Fairchild Publications, 3(5), 25-32.


(16)

11 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Display

2.1.1.1 Pengertian Penataan (Display)

Menurut M.Tohar (2000:49) display bertujuan untuk menarik calon konsumen dan mendorong keinginan untuk membeli.

Menurut Buchari Alma (2009:189) pengertian display yaitu:

keinginan membeli sesuatu, yang tidak didorong oleh seseorang, tetapi didorong oleh daya tarik, atau oleh penglihatanataupun oleh perasaan lainnya.”

Menurut Willian J. Schultz yang dikutip dalam buku Buchari Alma (2009:189) mendefinisikan display yaitu:

“usaha mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang

dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung (direct visual appeal).

Menurut Mariri Tendai dan Chipunza Crispen dalam penelitiannya In-Store Shopping Environment And Impulsive Buying (2009:104) mengemukakan bahwa:

“display merupakan aspek yang sangat penting dalam bisnis ritel untuk memahami kosumen sesuai dengan kebiasaan konsumen”.


(17)

Dari beberapa pengertian diatas dapat didefinisikan bahwa display merupakan usaha yang dilakukan untuk menata barang yang mengarahkan pembeli agar tertarik untuk melihat dan membeli.

Memanjangkan barang di dalam toko dan etalase, mempunyai pengaruh besar terhadap penjualan. Biasanya kita lihatsalah satu cara untuk menjual barang ialah dengan membiarkan calon pembeli itu melihat, meraba, mencicipi, mengendarai dan sebagainya.

Berhasilnya self-service menjual barang-barangnya tergantung dari pelaksanaan display, seperti dapat dilihat di supermarket.

Tujuan display dapat digolongkan menjadi:

1. Untuk menarik perhatian (attention, interest) para pembeli. Hal ini dilakukan menggunakan warna-warna, lampu-lampu dan sebagainya.

2. Untuk dapat menimbulkan keinginan memiliki barang-barang yang dipamerkan di toko (attention, interest) kemudian para konsumen masuk ke dalam toko dan melakukan pembelian (desire, action).

2.1.1.2 Macam-Macam Display

M.Tohar (2000:50) berpendapat bahwa menempatkan barang merupakan hal yang penting terutama penempatan barang dalam windows display, interior display, dan exterior display.

Rick Segel (2008) menyebutkan bahwa display dibagi menjadi 2 jenis, yaitu interior display, dan exterior display.


(18)

Selanjutnya, menurut Buchari Alma (2009:189)display dibagimenjadi 3 macam yaitu:

1. Windows Display

Yaitu memjangkan barang-barang, gambar-gambar kartu harga, simbol-simbol dan sebagainya di bagian toko yang disebut etalase. Dengan demikian calon konsumen yang lewat di muka toko-toko diharapkan akan tertarik oleh barang-barang tersebut dan ingin masuk ke dalam toko. Wajah toko akan berubah jika windows display diganti. Fungsi windows display ini mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:

a. Untuk menarik perhatian orang-orang yang lewat.

b. Menyatakan kualitas yang baik, atau harga yang murah, sebagai ciri khas dari toko tersebut.

c. Memancing perhatian terhadap barang-barang istimewa yang dijual toko. d. Untuk menimbulkan impulse buying (dorongan seketika untuk membeli). e. Agar menimbulkan daya tarik terhadap keseluruhan daya toko.

2. Interior Display

Yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartu-kartu harga, poster-poster di dalam toko misalnya di lantai, di meja, di rak-rak dan sebagainya. Interior display ini ada beberapa macam:

a. Merchandise Display

Barang-barang dagangan dipajangkan di dalam toko dan ada tiga bentuk memajangnya:


(19)

1) open display: barang-barang dipajangkan pada suatu tempat terbuka sehingga dapat dihampiri dan dipegang, dilihat dan teliti oleh calon pembeli tanpa bnatuan dari petugas-petugas penjualnya, misalnya self display, insland display (barang disimpan di atas lantai yang di atur bagus seperti pulau-pulau dan sebagainya).

2) closed display: barang-barang dipajangkan dalam suasana temapt tertutup. Barang-barang tersebut tidak dapat dihampiri dan dipegang atau diteliti oleh calon pembeli kecuali atas bantuan petugas. Jelas ini bertujuan melindungi barang dari kerusakan, pencurian dan sebagainya.

3) architecture display: memperlihatkan barang-barang dalam penggunaanya misalnya di ruang tamu, meubel di kamar tidur, dapur dengan perlengkapaanya, dan sebagainya. Cara ini dapat memperbesar daya tarik karena barang-barang dipertunjukan secara realistis.

b. Store Sign and Decoration

Tanda-tanda, simbol-simbol, lambang-lambang, poster-poster, gambar-gambar, bendera-bendera, semboyan-semboyan dan sebagainya disimpan di atas meja atau digantung di dalam toko. Store design digunakan untuk membimbing calon pembeli ke arah barang dagangan dan memberi keterangan kepada mereka tentang kegunaan barang-baranng tersebut.

“decoration” pada umumnya digunakan dalam rangka peristiwa khusus seperti penjualan pada saat Hari Raya, Natal, Tahun Baru dan sebagainya.


(20)

c. Dealer Display

Ini dilaksanakan oleh Wholesaler terdiri dari simbol-simbol petunjuk-petunjuk tentang penggunaan produk, yang kesemuanya berasal dari produsen. Dengan memperlihatkan kegunaan produk dalam gambar dan petunjuk, maka display ini juga memberi peringatan kepada para petugas penjualan agar mereka tidak memberikan keterangan yang tidak sesuai dengan petunjuk yang ada dalam gambar tersebut.

3. Exterior Display

Ini dilaksanakan dengan memajangkan barang-barang diluar kota misalnya, pada waktu mengadakan obral, pasar malam. Display ini mempunyai beberapa fungsi antara lain:

a. Memperkenalkan suatu produk secara tepat dan ekonomis.

b. Membantu para produsen menyalurkan barang-barangnya dengan cepat dan ekonomis.

c. Membantu mengkoordinasikan advertising dan merchandising.

d. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat misalnya pada hari Raya, Ulang Tahun dan sebagainya.

2.1.2 Discount

2.1.2.1 Pengertian Discount

Dalam pemasaran, Discount (Potongan harga) merupakan alat promosi yang dapat menarik perhatian konsumen untuk mendorong hasrat calon konsumen

guna membeli produk yang ditawarkan. Menurut Sutisna (2002:302): “Potongan


(21)

tertentu”. Sedangkan menurut Kotler dan AB. Susanto (2001:662): “Potongan harga merupakan pengurangan harga dari daftar harga jenis lainnya”. Menurut Fandy Tjiptono (2008:166): “Diskon merupakan potongan harga yang diberikan

oleh penjual kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari

pembeli yang menyenangkan bagi penjual”.

Sedangkan menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2006:317):

“Diskon yaitu pengurangan harga yang diberikan kepada konsumen untuk

pembayaran cepat atau atas promosi yang dilakukan oleh provider itu sendiri”. Maka dari itu, dapat beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa Discount (Potongan harga) merupakan kebijakan pengurangan harga yang dilakukan pemasar yang diberikan kepada konsumen pada waktu-waktu tertentu guna menarik perhatian dan merangsang hasrat konsumen untuk membeli produk tertentu dengan sesegera mungkin. Contohnya pada sebuah department store (tempat perbelanjaan) yang melakukan sebuah kebijakan pemberian discount (potongan harga) guna untuk menarik perhatian konsumen dan berdampak pada peningkatan penjualan pada Departement Store atau toko tersebut.

2.1.2.2 Jenis-Jenis Discount (Potongan Harga)

Berdasarkan Fandy Tjiptono (2008:166) terdapat empat bentuk diskon, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Diskon Kuantitas

Diskon kuantitas merupakan potongan harga yang diberikan guna mendorong konsumen agar membeli dalam jumlah yang lebih banyak, sehingga meningkatkan volume penjualan secara keseluruhan.


(22)

Diskon kuantitas terdiri atas dua jenis, yaitu : a. Diskon kuantitas Kumulatif

Diskon kuantitas kumulatif diberikan kepada konsumen yang membeli barang selama periode waktu tertentu, misalnya terus-menerus selama satu tahun.

b. Diskon Kuantitas Non Kumulatif

Diskon kuantitas non kumulatif didasarkan pada pesanan pembelian secara individual.Jadi hanya diberikan pada satu pembelian dan tidak dikaitkan dengan pembelian-pembelian sebelum dan sesudahnya. 2. Diskon Musiman

Diskon musiman adalah potongan harga yang diberikan hanya pada masa-masa tertentu saja. Diskon musiman digunakan untuk mendorong konsumen agar membeli barang-barang yang sebenarnya baru akan dibutuhkan beberapa waktu mendatang.

3. Diskon Kas (Cash discount)

Diskon kas merupakan potongan harga yang diberikan apabila pembeli membayar tunai barang-barang yang dibelinya atau membayarnya dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian transaksi (termin penjualan/ sales term).

4. Trade (Functional) Discount

Trade discount diberikan oleh produsen kepada para penyalur yang terlibat dalam pendistribusian barang dan pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu, seperti penjualan, penyimpanan, record keeping.


(23)

Selain empat macam diskon diatas, ada pula istilah harga obral (sale price), yakni diskon sementara dari harga menurut daftar (list price).Tipe diskon ini bertujuan mendorong pembelian dengan segera.

Potongan harga merupakan salah satu strategi untuk menembus pasar persaingan. Apabila beberapa konsumen memiliki harga yang berbeda-beda, maka perusahaan melakukan potongan harga secara random, konsumen lebih suka membeli harga diskon, sedangkan konsumen yang mencari harga murah akan membeli dengan harga yang paling rendah. Perusahaan akan melakukan potongan harga secara periodik dengan menampilkan harga tinggi, kemudian secara periodik dilakukan discount.

Berdasarkan Sutisna (2002:299) menjelaskan bahwa hal yang penting dalam upaya pemasaran melalui promosi penjualan dilakukan dalam jangka pendek.Promosi penjualan tidak dapat dilakukan secara terus menerus sepanjang tahun, karena selain menimbulkan.kerugian bagi pemasar, juga konsumen tidak akan lagi membedakan periode promosi penjualan dan hasilnya juga tidak akan efektif. Dengan kata lain, tidak akan ada perbedaan respons konsumen baik perusahaan mengadakan promosi penjualan atau tidak, jika kegiatan promosi penjualan atau tidak, jika kegiatan promosi penjualan dilakukan terlalu sering. Tingkat ambang batas (threshold level) merupakan batas konsumen akanmempunyai respons terhadap suatu aktivitas tertentu. Treshold level yang dibutuhkan untuk menarik perhatian konsumen semakin tinggi jika promosi penjualan dilakukan secara terus menerus. Potongan harga dapatdilakukan untuk


(24)

menarik perhatian konsumen dan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian.

Untuk dapat menarik perhatian konsumen, perusahaan harus menaikan tingkat potongan harga agar mampu membangkitkan perhatian konsumen.Pada prakteknya di Indonesia, potongan harga umumnya diberikan pada item-item produk yang sudah out of date, atau item produk yang tidak laku.Pada retailer-retailer, pemberian potongan harga ini bukan berasal dari retailer, tetapi berasal dari penjual merk yang dijual di retailer tertentu.

2.1.2.3 Pengukuran Diskon

Menurut Sutisna (2002:300): “Potongan harga adalah pengurangan harga produk dari harga normal dalam periode tertentu”, yang menjadidimensi diskon adalah:

 Besarnya potongan harga

 Masa potongan harga.

 jenis produk yang mendapatkan potongan harga

2.1.3 Pembelian Impulsif

2.1.3.1 Pengertian Pembelian Impulsif

Menurut Fathur Rohman (2008:253) mendifinisikan impulsive buying yaitu:

“pembelian yang tiba-tiba dan segera tanpa ada minat pembelian


(25)

Sedangkan Xueming Luo (2005:289) mendifinisikan pembelian impulsif atau impulse buying adalah:

“pembelian saat itu juga yang tidak direncakan, berdasar pada tindakan yang sangat kuatdan dorongan keras untuk langsung membeli suatu barang.”

Menurut Paul T Mburu dalam (2010:41),mendefinisikan impulse buying yaitu:

impulse buying adalah kebiasaan konsumen untuk membeli secara spontan, tidak direncanakan, dan tergesa-gesa.”

Menurut Christina Widya Utami (2010:67) mengatakan bahwa pembelian impulsif terjadi ketika konsumen tiba-tiba mengalami keinginan yang kuat dan kukuh untuk membeli sesuatu secepatnya.

Dari pengertian diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pembelian impulsif adalah tindakan membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai hasil dari suatu pertimbangan atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko.

Pembelian impulsif atau pembelian tidak terencana merupakan bentuk lain dari pola pembelian konsumen. Sesuai dengan istilahnya, pembelian tersebut tidak spesifik terencana.Pembelian impulsif terjadi ketika konsumen tiba-tiba mengalami keinginan yang kuat dan kukuh untuk membeli sesuatu secepatnya. Impuls untuk membeli merupakan hal yang secara hedonis kompleks, dan akan menstimulasi konflik emosional. Pembelian impulsif juga cenderung dilakukan dengan mengabaikan pertimbangan ataskonsekuensinya.


(26)

Pembelian impulsif, seperti semua perilaku pembelian,umunya dipengaruhi oleh sejumlah faktor pribadi, kronologis, lokasi dan budaya. Faktor-faktor ini tidak hanya secara substansial berbeda antara konsumen yang satu dengan yang lainnya, tetapi juga berubah-ubah untuk konsumen yang sama di bawah situasi yang berbeda-beda.

2.1.3.2Tipe Pembelian Impulsif

Menurut Stern dalam London dan Bitta (1998:81)dalam buku Christina Widya Utami(2010:68) menyatakan bahwa ada empat tipe pembelian impulsif yaitu:

1. Impuls Murni (pure impulse)

Pengertian ini mengacu pada tindakan pembelian sesuatu karena alasan menarik, biasanya ketika suatu pembelian terjadi karena loyalitas terhadap merek atau perilaku pembelian yang telah biasa dilakukan. Contonhya: membeli sekaleng asparagus bukannya membeli sekaleng macaroni seperti biasanya.

2. Impuls Pengingat (reminder impulse)

Ketika konsumen membeli berdasarkan jenis impuls ini, hal ini dikarenakan unit tersebut biasanya memang dibeli juga, tetapi tidak terjadi untuk diantisipasi atau tercatat dalam daftar belanja. Contohnya: ketika sedang menunggu antrean untuk membeli sampo di konter toko obat, konsumen melihat merek aspirin pada rak dan ingat bahwa persediannya di rumah akan habis, sehingga ingatan atas penglihatan pada produk tersebut memicu pembelian yang tidak terencana.


(27)

3. Impuls Saran (suggestion impulse)

Suatu produk yang ditemui konsumen untuk pertama kali akan menstimulasi keinginan untuk mencobanya. Contohnya: seorang ibu rumah tangga yang secara tidak sengaja melihat produk penghilang bau tidak sedap di suatu counter display, hal ini secara tidak langsung akan merelasikan produk tersebut didasarkan atas pertimbangan tentang adanya bau disebabkan karena aktifitas memasak di dalam rumah dan kemudian membelinya.

4. Impuls Terencana (planned impulse)

Aspek perencanaan dalam perilaku ini menunjukan respon konsumen terhadap beberapa insentif spesial untuk membeli unit yang tidak diantisipasi.Impuls ini biasanya distimulasi oleh pengumuman penjualan kupon, potongan kupon, atau penawaran menggiurkan lainnya.

2.1.3.3Perspektif Dalam Pembelian Impulsif

Menurut Christina Widya Utami 2010:68) terdapat tiga perspektif yang digunakan untuk menjelaskan pembelian impulsif:

1. Karakteristik produk yang dibeli, 2. Karakteristik konsumen,

3. Karakteristik display tempat belanja.

2.1.3.4Penyebab Terjadinya Impulsif

Menurut Christina Widya Utami (2010:69) terdapat dua penyebab terjadinya pembelian impulsif.


(28)

1. Pengaruh stimulus di tempat belanja. 2. Pengaruh situasi.

Pembelian impulsif disebabkan oleh stimulus di tempat belanja untuk mengingatkan konsumen akan apa yang harus dibeli atau karena pengaruh display, promosi, dan usaha-usaha pemilik tempat belanja untuk menciptakan kebutuhan baru. Pada kasus yang pertama, kebutuhan konsumen tidak nampak sampai konsumen berada di tempat belanja dan dapat melihat alternatif-alternatif yang akan di ambil dalam pengambilan keputusan pembelian terakhir. Hal ini berkaitan dengan pembelian yang dikarenakan impuls pengingat. Pada kasus kedua, konsumen tidak menyadari akan kebutuhannya sama sekali, semuanya diciptakan oleh stimulus baru yang dikondisikan akan diinginkanoleh konsumen.

2.1.3.5Pengukuran Pembelian Impulsif

Indikator yang digunakan untuk mengukur pembelian impulsif menurut Bas Verplanken et., al (2005:433) yaitu:

1. Cognitive: kurangnya perencanaan dan pertimbangan yang masuk kedalam keputusan pembelian.

2. Affective: pendekatan afektifini dilihat darisegiperasaanseperti kegembiraan, kurangnya kontrol, dan keinginan untukmembeli.

2.1.5 PenelitianTerdahulu

Untuk mendukung penelitian ini, maka penulis akan paparkan hasil penelitian terdahulu yang ada kaitanya dengan judul penelitian yang penulis angkat. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.


(29)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti

Hasil Persamaan

Perbedaan Penelitian

Terdahulu

Rencana Penelitian

Ms. Rekha

Saraswat(Factors Affecting Impulse Buying Behavior In The Malls Special Reference To Noida City:2011)

Sales person, display, image, discount and scheme, family and psychology of custumer dapat mempengaruhi

impulse buying.

-terdapat 2 variabel yang sama yaitu

display dan impulse buying.

-ada 7 variabel yang

mempengaruhi

impulse buying,

yaitu sales person, display, image, discount and scheme, family and psychology of customer.

-penelitian dilakukan pada konsumen yang datang ke malls

-varibel yang mempengaruhi pembelian impulsif ada dua, yaitu display

dandiscont

-penelitian dilakukan pada konsumen toserba

Mariri Tendai dan Chipunza Crispen

(IN-STORE SHOPPING ENVIRONMENT AND IMPULSIVE

BUYING:2009)

Kenyamanan pada lingkungan belanja dapat

mempengaruhi pembelian impulsif

-pada variabel Y, yaitu meneliti tentang

pembelian impulsif

-meneliti tentang store environment -hanya terdapat x1 dan Y

-penelitian dilakukan pada konsumen malls

-penulis tidak meniliti store environment -penulis meneliti

2 variabel yang dapat

mempengaruhi pembelian impulsive yaitu,

display dan discount

-penelitian dilakukan pada konsumen toserba Muhammad Ali Tirmizi

(2009)

an empirical study of consumer impulse buying behavior in local markets

In a research conducted by Cobb and Hoyer (1986), impulse buying was defined as an unplanned

purchase and this definition can also be found in the research of Kollat and Willett (1967). In another research by Rook (1987) reported that

Terdapat varibel penelitian yang sama yaitu

impulse buying.

terdapat variabel penelitian store atmosphere

Tidak terdapat variabel penelitian


(30)

impulse buying usually takes place, when a consumer feels a forceful motivation that turns into a desire to purchase a commodity

instantly Bas Verplanken, Astrid

G. Herabadi, udith A. Perry & David H. Silvera (2005)

Consumer style and health: The role of impulsive buying in unhealthy eating

Impulse buying tendancy was measured by a 20-item scale

delevel-oped by

Verplanken and Herabadi (2001).

The scale

distinguishes a cognitive and an affective facet, each measured by ten items. The cognitive facet containsitems related to the lack of planning and deliberation that goes into a purchase decision. The affective facet addreses feelings such as excitement, lack of control, and the urgeto buy.

Terdapat variabel penelitian yang sama yaitu pembelian impulsif

Tidak terdapat variabel penelitian display

Terdapat variabel penelitian display

1Alireza Karbasivar and 2Hasti Yarahmadi

A comparison of variables mean with theoretical

positive relationship between consumers' positive relationship (window display) has important role to encourage

between consumers' apparel impulse buying behavior and consumers to buying impulse.

Terdapat variable yang sama, yaitu pembelian impulsive

Penelitian

dilakukan pada masyarakat iran

Penelitian

dilakukan pada konsumen Toserba Selamat Cianjur

Regina Virvilaite, Violeta Saladiene, Rita Bagdonaite(2009) Generalizing presented explanations of impulsive purchasing concept can be stated that behavior of impulsive

Terdapat variable yang sama, yaitu pembelian impulsive

Tidak terdapat variabel penelitian display

Terdapat variabel penelitian display


(31)

purchasing is a

consumer’s

respond to stimulus experienced in purchase

environment and it is an instant decision and a consumer feels emotional and/or cognitive reactions in post purchase. Impulsive purchasing does not correspond rational decision making model of a consumer: when need emerges, a consumer buys impulsively and does not search for alternatives. It is necessary to stress that impulsive purchasing is often identified with other types of unplanned buying, compulsive and excessive buying that may be presented in continuum, where on the one hand it is impulsive purchasing and on the other hand – exceeded buying or compulsive. Edwin Japarianto dan

Sugiono Sugiharto (2011)

PENGARUH

SHOPPING LIFE

STYLE DAN FASHION INVOLVEMENT TERHADAP IMPULSE BUYING BEHAVIOR MASYARAKAT HIGH INCOME SURABAYA

a. Shopping lifestyle

berpengaruh signifikan terhadap

impulse buying behavior pada masyarakat high income di Galaxy Mall Surabaya b. Fashion involvement

berpengaruh signifikan terhadap

impulse buying behavior pada

Terdapat variable yang sama, yaitu pembelian impulsive

Tidak terdapat variabel penelitian display

Tidak terdapat variabel penelitian discount

Terdapat variabel penelitian display Terdapat variabel penelitian


(32)

masyarakat high income di Galaxy Mall Surabaya c. Shopping lifestyle memiliki pengaruh yang paling dominan diantara variabel lain yang ada terhadap impulse buying behavior

pada masyarakat

high income di Galaxy Mall Surabaya Ben Paul B.(2004)

Gutierrez*Determinants

of Planned and Impulse Buying:

The Case of the Philippines

There was no relationship found between planned/impulse purchases and epistemic/hedonic shopping value, an attitudinal measure used as a surrogate for retail search behavior. Future research may explore the design of a

more robust scale which could help explain the relationship between planned/impulse purchases and retail search strategies.

Terdapat variable yang sama, yaitu pembelian impulsive

Tidak terdapat variabel penelitian display

Tidak terdapat variabel penelitian discount

Terdapat variabel penelitian display Terdapat variabel penelitian

discount

1.Alireza Karbasivar and 2. Hasti Yarahmadi (2011)Evaluating Effective Factors on Consumer Impulse Buying Behavior

The result

of the present study proves that there is a pivotal relationship between window display, credit card, promotional activities (discount, free product) and consumer impulse buying behavior.

-Terdapat variable yang sama, yaitu pembelian impulsive

-Terdapat variable yang sama, yaitu pembelian Discount

-Penelitian dilakukan pada collection took place in Abadan,

-Penelitian dilakukan pada konsumen toserba selamet


(33)

2.2Kerangka Pemikiran

Display yaitukeinginan membeli sesuatu, yang tidak didorong oleh seseorang, tapi didorong oleh daya tarik, atau oleh penglihatan ataupun oleh perasaan lainnya (Buchari Alma 2009:189).

Dari pengertian diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa display adalah usaha yang dilakukan untuk menata barang yang mengarahkan pembeli agar tertarik. Strategi penataan atau display bertujuan untuk membantu meningkatkan penjualan, terutama melalui pembelian tak terencana yang dilakukan oleh konsumen.

Display dibagi menjadi 3 macam yaitu: 1. Windows display

Merupakan penataan barang dagangan di etalase toko.Seperti memjangkan barang-barang, gambar-gambar kartu harga, simbol-simbol dan sebagainya di bagian toko yang disebut etalase.

2. Interior display

Merupakan penataan barang dagangan yang ada didalam ruangan toko. Pajangan yang berada di dalam toko mengenai ketepatan dekorasi, kerapihan barang-barang yang di tata, kebersihan ruangan toko.Pajangan tersebut biasanya diletakkan di lantai, di meja, dan di rak-rak.

3. Exterior display

Merupakan penataan barang dagangan yang letaknya di luar toko.Ini dilaksanakan dengan memajangkan barang-barang diluar misalnya, pada


(34)

waktu mengadakan obral, pasar malam, penjelasan tulisan dan mudah di ingatnya papan nama.

Rick Segel (2008)menyebutkan bahwa display dibagi menjadi 2 jenis, yaitu interior display, dan exterior display.

Dalam pemasaran, Discount (Potongan harga) merupakan alat promosi yang dapat menarik perhatian konsumen untuk mendorong hasrat calon konsumen

guna membeli produk yang ditawarkan. Menurut Sutisna (2002:302): “Potongan

harga adalah pengurangan harga produk dari harga normal dalam periode

tertentu”. Sedangkan menurut Kotler dan AB. Susanto (2001:662): “Potongan harga merupakan pengurangan harga dari daftar harga jenis lainnya”. Menurut Fandy Tjiptono (2008:166): “Diskon merupakan potongan harga yang diberikan

oleh penjual kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari

pembeli yang menyenangkan bagi penjual”.

Menurut Sutisna (2002:300): “Potongan harga adalah pengurangan harga produk dari harga normal dalam periode tertentu”, yang menjadidimensi diskon adalah:

 Besarnya potongan harga

 Masa potongan harga.

 jenis produk yang mendapatkan potongan harga

Menurut Alireza Karbasivar and Hasti Yarahmadi (2011:180)window display merupakan aspek penting dalam meningkatkan pembelian impulsif.


(35)

Menurut Christina Widya Utami (2010:67)mengatakan bahwa pembelian impulsif terjadi ketika konsumen tiba-tiba mengalami keinginan yang kuat dan kukuh untuk membeli sesuatu secepatnya.

Dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif yaitu tindakan membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai hasil dari suatu pertimbangan atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko.

Indikator yang digunakan untuk mengukur pembelian impulsif menurut Bas Verplanken et., al (2005:433) yaitu:

1. Cognitive: kurangnya perencanaan dan pertimbangan yang masuk kedalam keputusan pembelian.

2. Affective: sikap yang timbul dalam diri konsumen yang terjadi secara spontan dan terdesak dalam melakukan pembelian.

Menurut Christina (2010:68) terdapat tiga perspektif yang digunakan untuk menjelaskan pembelian impulsif yaitu, karakteristik yang dibeli, karakteristik konsumen,dan karakteristik display tempat belanja. Karakteristik display tempat belanja seperti display di dekat konter pembayaran dandisplay pada ujung koridor terbukti menstimulasi terjdinya pembelian impulsif. Sedangkan menurut Mariri Tendai (2009:104) aspek yang paling penting dalam retail untuk mengerti kebiasaan konsumen yaitu display di toko. Strategi display dapat mempengaruhi pembelian tak terencana konsumen.

Menurut pendapat Janakiraman et al (2006).Terdapat suatu pengaruh pada penurunan harga yang dilakukan secara tiba-tiba, atau kita sebut sebagai diskon, mampu memicu pembelian impulsif.


(36)

Alireza Karbasivar and Hasti Yarahmadi (2011:180)

Christina (2010:68)

Janakiraman et al (2006).

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

2.2.1 Keterkaitan Hubungan Display Terhadap Pembelian Implisif

Menurut Christina Widya Utami (2010:68) terdapat tiga perspektif yang digunakan untuk menjelaskan pembelian impulsif yaitu, karakteristik yang dibeli, karakteristik konsumen, dan karakteristik display tempat belanja. Karakteristik display tempat belanja seperti display di dekat konter pembayaran dandisplay pada ujung koridor terbukti menstimulasi terjdinya pembelian impulsif. Begitu juga, parameter desain rak belanja, seperti ruang antar rak, tingginya rak, dan arah menghadap rak, dapat mempengaruhi terjadinya perilaku pembelian impulsif. Discount (Potongan Harga)

 Besarnya potongan harga  Masa potongan harga.  Jenis produk yang

mendapatkan potongan harga

Sumber : Sutisna (2002:300) Penataan (display): 1. Windows display. 2. Interior display. 3. Exterior display

Buchari Alma (2009:189)

Impulse buying: 1. cognitive 2. affective.

(Bas Verplanken et al, 2005:433)


(37)

Menurut Mariri Tendai (2009:104) aspek yang paling penting dalam retail untuk mengerti kebiasaan konsumen yaitu display di toko. Strategi display dapat mempengaruhi pembelian tak terencana konsumen.

2.2.2 Keterkaitan Discount Terhadap Pembelian Implisif

Menurut pendapat Janakiraman et al (2006).Terdapat suatu pengaruh pada penurunan harga yang dilakukan secara tiba-tiba, atau kita sebut sebagai diskon, mampu memicu pembelian impulsif.

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono dalam bukunya Penelitian Bisnis (2008 : 221) menyatakan bahwa:

“Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.”

Hipotesis Utama:

Terdapat Pengaruh Display Toko Dan Discount Terhadap Pembelian Impulsif Pada KonsumenToserba Selamat Cianjur.

Sub Hipotesis:

 Terdapat Pengaruh Display Terhadap Pembelian Impulsif Pada

KonsumenToserba Selamat Cianjur

 Terdapat Pengaruh Discount Terhadap Pembelian Impulsif Pada


(38)

33 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data–data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut yang berjudul : “Pengaruh Display Toko DanDiscount Terhadap Pembelian Impulsif Pada KonsumenToserba Konsumen."

Di dalam penelitian ini, penulis mengemukakan dua variabel yang akan diteliti. Adapun variabel yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independent (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas). Variabel independent (variabel X1) dalam penelitian ini adalah DisplayToko dan (variabel X2) Discount.

2. Variabel dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel dependent (variabel Y) dalam penelitian ini adalah Pembelian Impulsif.

Display Toko dan Discount merupakan faktor penyebab, sedangkan pembelian impulsif faktor akibat. Objek penelitian ini dilakukan pada konsumen yang melakukan pembelian diToserba Selamat Cianjur.


(39)

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Umi Narimawati, (2008:127) merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode penelitian menurut Sugiyono (2009:2)pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif, dengan pendekatan kuantitatif.

Metode Deskriptif menurut Sugiyono (2009:206) mendefinisikan:

“Penelitian yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan datayang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.”

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakan bahwa :

Metode Verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan benar atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Sedangkan menurut Mudjarad Kuncoro (2001:102) mendefinisikan Pendekatan kuantitatif yaitu:


(40)

“Pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manejerial dan ekonomi dimana pendekatan ini terdiri atas perumusan masalah, mencari solusi, menguji solusi, menganalisa hasil dan mengimplemasikan hasil.” Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.

Menurut Moh. Nazir (2003:84) desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249) menyatakan bahwa :

“Desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang menyatakan metode dan prosedur – prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.


(41)

Dari pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih luas, yang mencangkup proses-proses berikut ini:

1. Sumber masalah

Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar penelitian.

2. Perumusan masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara yang relevan dan penemuan yang relevan.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir.Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap


(42)

penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.

4. Pengajuan hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secaraempiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah Pengaruh Display Toko dan Discount terhadap Pembelian Impulsif.

5. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan kuantitatif.

6. Menyusun instrument penelitian

Peneliti dapat menyusun instrument penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Pada penelitian ini untuk menguji adanya hubungan dari Display Toko (Variabel Independen“X1”) dan Discount (Variabel Independen “X2”) terhadap Pembelian Impulsif (Variabel dependen“Y”) digunakan korelasi Analisis Regresi Berganda, dan untuk menguji pengaruh dari Display Toko (Variabel Independen “X1”) dan


(43)

Discount (Variabel Independen “X2”) terhadap Pembelian Impulsif (Variabel dependen“Y”) digunakan koefisien determinasi.

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah, dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis penelitian Metode yang digunakan

Unit Analisis Time Horizon

T-1 Descriptive Descriptive dan survey

Konsumen yang melakukan pembelian

di Surf Inc Bandung

Cross sectional

T-2 Descriptive Descriptive dan survey

Konsumen yang melakukan pembelian

di Surf IncBandung

Cross sectional

T-3 Descriptive Descriptive dan survey

Konsumen yang melakukan pembelian

di Surf Inc Bandung

Cross sectional

T-4 Descriptive &

Verifikatif

Descriptive dan

Explanatory Survey

Konsumen yang melakukan pembelian

di Surf IncBandung

Cross sectional

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh display toko dan Discount terhadap pembelian impulsif, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:


(44)

1. Variabel displaytokosebagai variabel independen pertama (X1). 2. Variabel Discount sebagai variabel independent kedua (X2). 3. Variabel pembelian Impulsif sebagai variabel dependent (Y).

Untuk lebih jelasnya rincian masing-masing variabel dapat dijelaskan dalam Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber

Data Display

(X1)

Keinginan membeli sesuatu, yang tidak didorong oleh sesuatu, yang tidak didorong oleh seseorang, tetapi di dorong oleh daya tarik, atau penglihatan ataupun oleh perasaan lainnya. (Buchari Alma 2009:189)

Window displays

- Kerapihan memajangkan barang.

- Penyusunan barang yang menarik di etalase depan. - Pemasangan

gambar-gambar yang menarik.

- Tingkat kerapihan memajangkan barang. - Tingkat kemenarikan. - Tingkat kemenarikan. ORDINAL Konsumen Toserba Selamat Cianjur

Interior displays

- Pemasangan poster-poster yang menarik di dalam toko.

- Penataan dekorasi ruangan yang menarik. - Kerapihan

penyusunan barang di atas meja dan rak.

- Tingkat kemenarikan.

- Tingkat kemenarikan. - Tingkat kerapihan

penyusunan barang di atas meja dan

rak. ORDINAL

Konsumen Toserba Selamat Cianjur Exterior displays

- pemajangan barang yang menarik diluar toko. - Pemajangan

produk yang menarik di luar toko pada saat obral.

- Tingkat kemenarikan. - Tingkat


(45)

- Kejelasan

pemasangan papan nama.

- Tingkat kejelasan pemasangan papan nama.

Discount(X2) Sutisna (2002:302): “Potongan harga adalah pengurangan harga produk dari harga normal dalam periode tertentu”.

- Besarnya potongan harga

- Masa potongan harga.

- jenis produk yang mendapatkan potongan harga

- tingkat potongan harga

- tingkat masa potongan harga - tingkat jenis

produk yang mendapatkan potongan harga

ORDINAL Konsumen Toserba Selamat Cianjur Pembelian Impulsif (Y)

Pembelian impulsif merupakan

pembelian yang tidak direncanakan, dan tergesa-gesa.

(Christina Widya Utami 2011:67)

cognitive

- Perasaan berhati-hati sebelum membeli sesuatu.

- Perasaan keinginan membeli barang yang diinginkan.

- Pembelian spontan. - Sikap merencanakan

pembelian. - Melakukan

pembelian sesuatu yang dibutuhkan. - Gaya sekedar

membeli. - Sikap

membandingkan berbagai merek. - Hati-hati dalam

membeli sesuatu. - Terbiasa membeli

saat itu juga.

- Sering membeli tanpa berpikir.

- Tingkat perasaan berhati-hati sebelum membeli sesuatu. - Tingkat keinginan

membeli barang yang diinginkan.

- Tingkat Pembelian spontan.

- Tingkat perencanaan pembelian.

- Tingkat pembelian sesuatu yang dibutuhkan.

- Tingkat gaya sekedar membeli.

- Tingkat sikap membandingkan berbagai merek. - Tingkat kehati-hatian

dalam membeli sesuatu

- Tingkat Terbiasa membeli saat itu juga.

- Tingkat keseringan membeli tanpa berpikir. ORDINAL Konsumen Toserba Selamat Cianjur  affective

- Perjuangan untuk meninggalkan barang yang menarik di toko.

- Tidak dapat menekan perasaan

menginginkan sesuatu.

- Tingkat Perjuangan untuk meninggalkan barang yang menarik di toko.

- Tingkat perasaan Tidak dapat menekan perasaan

menginginkan sesuatu.


(46)

- Perasaan bersalah setelah membeli. - Mudah tertarik

dengan barang di toko

- Perasaan senang ketika hendak membeli sesuatu - Perasaan selalu

tertarik melewati toko.

- Sulit untuk menawar. - Keinginan membeli jika melihat barang baru.

- Sembrono dalam membeli sesuatu. -Menyukai membeli

barang bukan karena membutuhkan.

- Tingkat Perasaan bersalah setelah membeli.

- Tingkat kemudahan tertarik dengan barang di toko - Tingkat Perasaan

senang ketika hendak membeli sesuatu - Tingkat Perasaan

selalu tertarik melewati toko. - Tingkat kesulitan

untuk menawar. - Tingkat Keinginan

membeli jika melihat barang baru.

- Tingkat Sembrono dalam membeli sesuatu.

- Tingkat kesukaan membeli barang bukan karena membutuhkan.

3.2.3 Sumber Dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini dibagi dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti baik dari pribadi (responden) maupun dari satu instansi yang mengolah data untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.


(47)

2. Data Sekunder

Merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta catatan-catatan kuliah yang menunjang penelitian ini.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data 3.2.3.2.1 Populasi

Populasi merupakan objek atau subjek yang memenuhi kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2009:80) tentang pengertian populasi yaitu:

“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulan.”

Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada satu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh konsumen yang berkunjung di Toserba Selamat Cianjur dalam waktu sebulanyaitu sebanyak 9100.

3.2.3.2.2 Sampel

Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis), maka peneliti melakukan pengumpulan data pada obyek tertentu. Karena obyek dalam populasi terlalu luas maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.


(48)

2

1

Ne

N

n

Menurut Adi Supangat (2007:4) menyatakan bahwa:

“sampel adalah bagian dari populasi (contoh), untuk dijadkan sebagai bahan penelaahan dengan harapan contoh yang diambil dari populasi tersebut dapat mewakili (reprensentatitive) terhadap populasinya.”

Menurut Sugiyono (2009:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang di ambil dalam penelitian dilakukan dengan teknik accidental random sampling.

Adapun yang menjadi sampel yang digunakan untuk pengukuran kuesioner adalah konsumen diToserba Selamat Cianjur. Sedangkan untuk menentukan jumlah sampel (n)Husein Umar (2004:78) menentukan sampel digunakan rumus sebagai berikut:

100 99 9 , 98 92 9100 ) 1 , 0 ( 9100 1 9100 2       n n n n

Jika penelitian menggunakan metode deskriptif, maka minimal tingkat kesalahan dalam penentuan anggota sampel yang harus diambil adalah 10% dari jumlah populasi yang diketahui. Peneliti menentukan tingkat kesalahan sebesar 10% Untuk menghindari dari pada kerusakan angket dan jumlah tidak kembalinya angket, maka dibulatkan menjadi 100. Sehingga jumlah sampel yang diambil 100 konsumen.


(49)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakna dalma penelitian ini adalah: 1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer yang diperoleh dengan cara:

a. Observasi (Pengamatan Langsung), yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langkung dilokasi untuk memperoleh data yang diperlukan.

b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang di bahas.

c. Angket (Kuesioner)

Kuesioner merupakan teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawab, berupa daftar pertanyaan yang dibuat dengan metode pertanyaan terstruktur (tertutup dan terbuka) kepada 100 responden tentang variabel displaytoko, Discount dan pembelian impulsif.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Reseacrh)

Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang bersifat teori sebagai perbanding dengan data penelitian yang diperoleh.


(50)

Data tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah serta tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.2.4.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2009:173)valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.Jadi suatu penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden terpilih maka harus diadakan uji validitas terlebih dahulu pada butir-butir yang benar-benar mengukur apa yang diukur. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat ukur maka alat ukur tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya di ukur.

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson adalah sebagai berikut :

 

2 2

2

 

2

n XY- X Y

r=

X - X × Y - Y

 

Keterangan:

r = nilai koefesien korelasi pearson X = Skor item pertanyaan

Y = Skor total item pertanyaan


(51)

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikansi 5%). Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Dimana :

n = ukuran sampel

r = Koefisien Korelasi Pearson

Hasil Pengujian Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya. Seperti telah dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya. Apabila koefisien korelasi butir pernyataan dengan skor total  0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan korelasi product momet (indeks validitas) diperoleh hasil uji validitas sebagai berikut:


(52)

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Kuesioner Store Display

Butir Pertanyaan

Indeks

Validitas Nilai Kritis Keterangan

Item 1 0,350 0,30 Valid

Item 2 0,448 0,30 Valid

Item 3 0,397 0,30 Valid

Item 4 0,500 0,30 Valid

Item 5 0,432 0,30 Valid

Item 6 0,437 0,30 Valid

Item 7 0,406 0,30 Valid

Item 8 0,389 0,30 Valid

Item 9 0,384 0,30 Valid

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Kuesioner Discount

Butir Pertanyaan

Indeks

Validitas Nilai Kritis Keterangan

Item 10 0,653 0,30 Valid

Item 11 0,621 0,30 Valid

Item 12 0,555 0,30 Valid

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Kuesioner Pembelian Impulsif

Butir Pertanyaan

Indeks

Validitas Nilai Kritis Keterangan

Item 13 0,485 0,30 Valid

Item 14 0,437 0,30 Valid

Item 15 0,469 0,30 Valid

Item 16 0,383 0,30 Valid

Item 17 0,350 0,30 Valid

Item 18 0,386 0,30 Valid


(53)

Butir Pertanyaan

Indeks

Validitas Nilai Kritis Keterangan

Item 20 0,452 0,30 Valid

Item 21 0,490 0,30 Valid

Item 22 0,376 0,30 Valid

Item 23 0,349 0,30 Valid

Item 24 0,369 0,30 Valid

Item 25 0,441 0,30 Valid

Item 26 0,355 0,30 Valid

Item 27 0,537 0,30 Valid

Item 28 0,359 0,30 Valid

Item 29 0,437 0,30 Valid

Item 30 0,355 0,30 Valid

Item 31 0,361 0,30 Valid

Item 32 0,467 0,30 Valid

Pada ketiga tabel di atas dapat dilihat nilai koefisien korelasi setiap butir pernyataan (indeks validitas) lebih besar dari nilai 0,30, hasil uji ini mengindikasikan bahwa semua butir pertanyaan yang diajukan pada ketiga variabel valid dan layak digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian dan dapat diikutsertakan pada analisis selanjutnya.

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau kepercayaan alat pengungkapan dari data.Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara dua belahan instrumen.Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman–Brown Correlation) Tehnik Belah Dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara


(54)

memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap–ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :

a. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II

b. Skor untuk masing–masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total untuk kelompok I dan kelompok II

c. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II

d. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Ґ1 =

Keterangan :

Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item

Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua Keputuasan pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan taraf signifikan 5 % satu sisi adalah :

1. Jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05 dengan taraf signifikan 5 % maka instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan

2. Jika thitung kurang dari t0,05dengan taraf signifikan 5% satu sisi maka instrument dinyatakan tidak reliabel dan tidak dapat digunakan.

Hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS. 2Ґb


(55)

Sekumpulan butir pertanyaan dalam kuesioner dapat diterima jika memiliki nilai koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,7.

Tabel 3.6

Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas

Kriteria Reliability Validity

Good 0,80 0,50

Acceptable 0,70 0,30

Marginal 0,60 0,20

Poor 0,50 0,10

Sumber: Barker et al, 2002:70

Hasil Pengujian Reliabilitas

Selain valid, alat ukur juga harus memiliki keandalan atau reliabilitas, suatu alat ukur dapat diandalkan jika alat ukur tersebut digunakan berulangkali akan memberikan hasil yang relatif sama (tidak beberda jauh). Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih besar dari 0.70 maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliabel). Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan metode split-half diperoleh hasil uji reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Kuesioner Koefisien

Reliabilitas Nilai kritis Keterangan

Store Display 0,793 0,70 reliabel

Discount 0,766 0,70 reliabel


(56)

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan pada ketiga variabel sudah andal karena memiliki koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70.

3.2.5 Rancangan Analisi dan Perancangan Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

3.2.5.1.1 Analisis Deskriftif/Kualitatif

Analisis Deskriptif/ kualitatif digunakan untuk menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik.

Analisis kualitatif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilhat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan predisi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan jumlah responden.

Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.


(1)

2. Affective: pendekatan afektif ini dilihat dari segi perasaan seperti kegembiraan, kurangnya kontrol, dan keinginan untuk membeli.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif, dengan pendekatan kuantitatif. Penulis melibatkan tiga variabel.

1. Variabel independent (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas). Variabel independent (variabel X1) dalam penelitian ini adalah Display Toko dan (variabel X2) Discount.

2. Variabel dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel dependent (variabel Y) dalam penelitian ini adalah Pembelian Impulsif.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh konsumen yang melakukan pembelian di Toserba Selamat Cianjur dalam waktu sebulan yaitu sebanyak 9100. Peneliti menentukan tingkat kesalahan sebesar 10% Untuk menghindari dari pada kerusakan angket dan jumlah tidak kembalinya angket, maka dibulatkan menjadi 100. Sehingga jumlah sampel yang diambil 100 konsumen. Teknik yang di ambil dalam penelitian dilakukan dengan teknik accidental random sampling. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui: Penyebaran kuisioner, wawancara secara langsung, studi kepustakaan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis dalam penelitian ini adalah analisis regresi dan korelasi berganda dengan persamaan

1.

Analisis Regresi

Analisis ini dimaksusdkan untuk mengetahui adanya pengaruh antar variabel.

Tujuannya adalah untuk meramalkan atau memperkirakan nilai variabel dependen dalam

hubungannya dengan nilai variabel lain.

Persamaan regresi linier berganda yang akan dibentuk adalah:

ˆ

Y

= a + b

1

X

1

+

b

2

X

2

Keterangan:

ˆ

Y

= nilai taksiran untuk variabel pembelian impulsif a = konstanta

bi = koefisien regresi X1 = display toko X2 = discount

Model regressi tersebut digunakan untuk memprediksi dan menguji perubahan yang terjadi pada pembelian impulsif yang dapat diterangkan atau dijelaskan oleh perubahan kedua variabel independen (store display dan discount). Berdasarkan hasil pengolahan data store display dan discount terhadap pembelian impulsif konsumen di Toserba Selamat Cianjur di peroleh hasil regressi sebagai berikut.


(2)

Hasil Estimasi Model Regressi

Melalui hasil pengolahan data seperti diuraikan pada tabel di atas maka dapat dibentuk model prediksi variabel store display dan discount terhadap pembelian impulsif sebagai berikut.

Y = 0,782 + 0,426 X1 + 0,307 X2

Berdasarkan persamaan prediksi tersebut, maka dapat dilihat koefisien regresi kedua variabel independen bertanda positif yang menunjukkan bahwa semakin menarik store display dan semakin sering diadakan discount akan meningkatkan pembelian impulsif yang dilakukan konsumen.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk menguji kesahihan atau keabsahan hasil estimasi model regressi. Beberapa asumsi klasik yang harus terpenuhi agar kesimpulan dari hasil regressi tersebut tidak bias, diantaranya adalah uji normlitas, uji multikolinieritas (untuk regressi linear berganda) dan uji heteroskedastisitas. Pada penelitian ini ketiga asumsi tersebut diuji karena variabel independen yang digunakan pada penelitian ini lebih dari satu.

a. Analisis Korelasi Parsial Antara Penataan toko dengan Pembelian impulsif

Koefisien korelasi parsial antara store display dengan pembelian impulsif adalah sebesar 0,595 dengan arah positif. Artinya store display memiliki hubungan yang cukup kuat/cukup erat dengan pembelian impulsif ketika discount tidak mengalami perubahan. Arah hubungan positifmenunjukkan bahwa ketika store display meningkat, sementara discount tidakberubah maka pembelian impulsif juga akan naik. Kemudian besar pengaruh store display terhadap pembelian impulsif ketika discount tidak berubah adalah (0,595)2 100% = 35,4%. Artinya store display memberikan pengaruh sebesar 35,4% terhadap pembelian impulsif konsumen di Toserba Selamat Cianjur.

b. Analisis Korelasi Parsial Antara Discount hidup dengan Pembelian impulsif

Hubungan antara discount dengan pembelian impulsif ketika store display tidak berubah adalah sebesar 0,609 dengan arah positif. Artinya discount memiliki hubungan yang kuat/erat dengan pembelian impulsive ketika store display tidak mengalami perubahan. Arah hubungan positif menunjukkan bahwa ketika discount meningkat, sementara store display tidak berubah maka pembelian impulsif akan meningkat. Kemudian besar pengaruh discount terhadap pembelian impulsif ketika store display tidak berubah adalah (0,609)2  100% = 37,1%. Artinya discount memberikan pengaruh sebesar 37,1% terhadap pembelian impulsive konsumen di Toserba Selamat Cianjur.

Coeffi cientsa

.782 .191 4.085 .000

.426 .055 .493 7.772 .000

.307 .038 .511 8.054 .000

(Constant) St ore_Display Dsicount Model

1

B St d. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta St andardized

Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: Pembelian_Impulsif a.


(3)

2. Koefisien Korelasi Berganda dan Koefisien Determinasi

Nilai R pada tabel di atas menunjukkan kekuatan hubungan kedua variabel independen (store display dan discount) secara simultan dengan pembelian impulsif. Jadi pada permasalahan yang sedang diteliti diketahui bahwa secara simultan kedua variabel independen (store display dan discount) memiliki hubungan yang kuat/erat dengan pembelian impulsif. Hal ini terlihat dari nilai korelasi berganda (R) sebesar 0,750 berada diantara 0,60 hingga 0,80 yang termasuk dalan kriteria korelasi yang kuat.

Selain korelasi berganda juga dihitung koefisien determinasi, yaitu suatu nilai yang menyatakan besar pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Pada permasalahan yang sedang diteliti yaitu pengaruh store display dan discountterhadap pembelian impulsif konsumen di Toserba Selamat Cianjur diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,562 yaitu nilai R-Square pada tabel di atas . Artinya kedua variabel bebas yang terdiri daristore display dan discount secara simultan mampu menerangkan perubahan yang terjadi pada pembelian impulsif sebesar 56,2 persen. Dengan kata lain secara bersama-sama kedua variabel bebas (store display dan discount) memberikan pengaruh sebesar 56,2% terhadap pembelian impulsif konsumen di Toserba Selamat Cianjur. Sisanya pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diteliti adalah sebesar 43,8%, yaitu merupakan pengaruh faktor lain diluar store display dan discount.

Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t)

Pengujian X1 ( Display Toko )

Nilai thitung variabel store display sebesar 7,772 dengan nilai signifikansi < 0,001. Nilai tabel yang digunakan sebagai nilai kritis pada uji parsial (uji t) sebesar 1,982 yang diperoleh dari tabel t pada  = 0.05 dan derajat bebas 110 untuk pengujian dua pihak. Karena nilai thitung (7,772) lebih besar dari ttabel (1,982) maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Ho1 sehingga Ha1 diterima. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa store display memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembelian impulsif konsumen di Toserba Selamat Cianjur.

Pengujian X

2

( Gaya Hidup )

Nilai thitung variabel discount sebesar 8,054 dengan nilai signifikansi < 0,001. Nilai tabel yang digunakan sebagai nilai kritis pada uji parsial (uji t) sebesar 1,982 yang diperoleh dari tabel t pada  = 0.05 dan derajat bebas 110 untuk pengujian dua pihak. Karena nilai thitung (8,054) lebih besar dari ttabel (1,982) maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Ho2 sehingga Ha2 diterima. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa discount memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembelian impulsif konsumen di Toserba Selamat Cianjur.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh store display dan discount terhadap pembelian impulsif konsumen di Toserba Selamat Cianjur dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

:

Model Summaryb

.750a .562 .554 .31149

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Dsicount, Store_Display

a.

Dependent Variable: Pembelian_Impulsif b.


(4)

Store Display pada Toserba Selamat Cianjur secara keseluruhan cukup menarik bagi sebagian besar konsumen. Windows display, interior display dan exterior display pada Toserba Selamat Cianjur bagi sebagian besar konsumen cukup menarik.

Sebagian besar konsumen menilai discount yang dilakukan Toserba Selamat Cianjur masih kurang besar dan kurang lama. Paling banyak konsumen menilai Potongan harga produk di Toserba Selamat kurang besar dan kurang lama. Kemudian paling banyak dari konsumen menilai banyaknya produk Toserba Selamat yang mendapatkan potongan harga masih kurang.

Pada umumnya konsumen cukup sering melakukan pembelian impulsif di Toserba Selamat Cianjur. Konsumen di Toserba Selamat Cianjur pada umumnya cukup sering melakukan pembelian tanpa pemahaman yang baik mengenai produk/barang yang akan dibeli dan cukup sering melakukan pembelian dengan melibatkan perasaan.

Store display dan discount secara bersama-sama memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pembelian impulsif konsumen di Toserba Selamat. Diantara variabel independen, discount memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap pembelian impulsif konsumen di Toserba Selamat Cianjur dibanding store display. Store display secara parsial hanya memberikan pengaruh yang kurang besar terhadap pembelian impulsif, sementara discount secara parsial memberikan pengaruh cukup besar terhadap pembelian impulsif.

SARAN

S aran yang dapat dijadikan masukan dan kritik dari penulis kepada pihak Toserba selamat Cianjur yaitu:

Store Display

pada Toserba Selamat Cianjur secara keseluruhan cukup menarik bagi

sebagian besar konsumen.

Windows display, interior display dan exterior display

pada

Toserba Selamat Cianjur bagi sebagian besar konsumen cukup menarik. Meskipun

tanggapan konsumen terhadap

display

toko di Toserba Selamat Cianjur sudah di nilai

baik, tetapi tidak ada salahnya apabila Toserba Selamat Cianjur lebih memperhatikan

exterior display

yang terdiri dari kerapihan barang yang dipajang dan disusun di luar toko

dalam Toserba Selamat Cianjur lebih ditingkatkan, karena konsumen menilai kerapihan

Toserba Selamat Cianjur

dari barang yang dipajang di luar, misalnya pada saat diaadakan

diskon besar-besaran gambar-gambar disusun di depan Toserba Selamat Cianjur dengan

desain

yang unik, maupun gambar-gambar saat memperingati hari besar lainnya.

Discount yang dilakukan Toserba Selamat Cianjur sudah dinilai kurang baik, hal ini bersasarkan hasil kuesioner yang telah di olah. Sebaiknya pihak Toserba Selamat Cianjur memberikan potongan yang lebih besar dan waktunya yang di berikan lebih lama.

Konsumen di Toserba Selamat Cianjur dinilai cukup impulsive. Pada umumnya konsumen cukup sering melakukan pembelian impulsif Konsumen di Toserba Selamat Cianjur pada umumnya cukup sering melakukan pembelian tanpa pemahaman yang baik mengenai produk/barang yang akan dibeli dan cukup sering melakukan pembelian dengan melibatkan perasaan. namun alangkah baiknya diperhatikan pada perilaku konsumen yang sering membeli secara spontan dan melakukan pembelian dalam keadaan mendesak, misalnya sering mengadakan discount yang masa discountnya lebih lama lagi, pada saat liburan, hari-hari tertentu maupun pada hari-hari besar serta pada akhir minggu.

Sisanya pengaruh dari faktor lain, seperti diskon, suasana toko maupun barang yang

ditawarkan oleh

sales promotion girl.

Untuk menanggapi hal ini alangkah baiknya pihak

outlet,

lebih memperhatikan kebutuhan konsumen seperti tempat yang nyaman, fasilitas

yang tersedia, maupun barang yang dijual dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang

terjamin. Serta, Toserba Selamat Cianjur alangkah baiknya memperhatikan penataan

barang atau

display

toko, terutama penyusunan dan kerapihan barang maupun

gambar-gambar yang dipajang di etalase depan maupun di dalam toko karena

display

toko


(5)

berpengaruh lemah terhadap pembelian impulsif dibandingkan dengan motivasi belanja

hedonis yang berpengaruh sangat tinggi terhadap pembelian impulsif.

Store display

dan

discount

secara bersama-sama memberikan pengaruh terhadap

pembelian impulsif konsumen di Toserba Selamat. Diantara variabel independen,

discount

memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap pembelian impulsif konsumen di Toserba

Selamat Cianjur dibanding

store display

.

Store display

secara parsial hanya memberikan

pengaruh terhadap pembelian impulsif, sementara

discount

secara parsial memberikan

pengaruh terhadap pembelian impulsif. dan sisanya pengaruh dari faktor lain, seperti gaya

hidup, suasana toko maupun barang yang ditawarkan oleh

sales promotion girl.

Untuk

menanggapi hal ini alangkah baiknya pihak perusahaan

,

lebih memperhatikan kebutuhan

konsumen seperti tempat yang nyaman, fasilitas yang tersedia, maupun barang yang dijual

dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang terjamin.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Tauseef (2011). The Impulse Buying Behaviour of Consumes For The FMCG Products In Jodhpur. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 5(11), 1704-1710.

Ali, A.M, Heidarzadeh, K.H, & Khospanjeh, Mahsa (2011).The Effect of Situational and Individual Factors on Impulse Buying.World Applied Sciences Journal, 13(9), 2108-2117.

Andi Supangat. 2008. Statistika. Jakarta : KENCANA.

Astrid G Herabadi, Bas Verplanken, dan Ad van Knippenberg. (2009), “Consumption experience of impulse buying in Indonesia:Emotional arousal and hedonistic considerations”, Asian Journal of Social Psychology, Vol. 12, pp. 20-31.

Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung: Rosda Karya. Buchari Alma. 2009. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:Alfabeta. Christina WidyaUtami. 2010. Manajemen Ritel (edisi 2). Jakarta:Salemba Empat.

Fika, A.T., & Sumaryono. Pembelian Impulsif Ditinjau Dari Kontrol Diri Dan Jenis Kelamin Pada Remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi, 3(1), 46-57.

Masri Singarimbun. 2011. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Muhamad Naffi, 2004, TrenPerkembanganRitel, Pasar Tradisional akan Tergusur? (http://www.tempointeraktif.com). 15 April 2011.

M. Tohar. 2000. Membuka Usaha Kecil. Yogyakarta: Kanisius.

Minal, Shah, Guha, Sanjay dan Shrivastava Urvashi (2012), "Effect of emerging trends in retail sector on impulse buying behaviour-with reference to chhattisgarh region", International Journal Of Engineering and Management Sciences, Vol. 3(2) 2012: 142-145.

Paul, Ben, B.G. (2004). Determinants of Planned and Impulse Buying: The Case of the Philippines. Asia Pacific Management Review, 9(6), 1061-1078.


(6)

Rick Segel.2008. Retail Business Kit For Dummies.Florida: John Willey and Son Schiffman, L., & Kanuk,L. 2004. Perilaku Konsumen. New Jersey: Prentice Hall Sugiyono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta.

Tendai, Mariri dan Crispen, Chipunza. (2009), “In-store environment and impulsive buying”, African Journal of Marketing Management, Vol. 1(4) pp. 102-108.

Tirmizi, M.A. (2009). An Empirical Study of Consumer Impulse Buying Behaviour in Local Markets.European Journal of Scientific Research, Vol 28(4), 522-532.

Ujang Sumarwan. 2011. Perilaku Konsumen. Bogor : Ghalia Indonesia.

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif : Teori dan Aplikasinya. Bandung : Fakultas Ekonomi UNIKOM.

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia : Aplikasi Contoh & Perhitungannya. Jakarta :Agung Media.

Winters Arthur A., Goodman. (1984), "Fashion advertising & promotion", Fairchild Publications, 3(5), 25-32.