Analisis Perkembangan Penyaluran Kredit Cepat Aman (KCA) Untuk Meningkatkan Pendapatan PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Dengan semakin berkembangnya zaman dan perekonomian maka banyak kebutuhan yang harus dipenuhi Seperti contohnya sandang, pangan dan papan. Sedangkan kita ketahui bahwa alat untuk memenuhi kebutuhan tersebut bersifat terbatas,sehingga dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan dana. Dana ini dapat berasal dari kekayaan sendiri, maupun dari pinjaman yang bersumber dari bank dan non bank. Bagi sebagian masyarakat yang memiliki kelebihan dana, maka biasanya dana tersebut disimpan dalam bentuk investasi berupa tanah, emas, surat-surat berharga, dan deposito atau dipinjamkan kepada pihak lain dengan mendapatkan imbalan atau keuntungan dari dana yang dipinjamkan tersebut. Sedangkan bagi sebagian orang lainnya yang kekurangan dana, maka dapat memperoleh dana dengan cara meminjam kepada pihak lain yang kelebihan dana atau meminjam ke lembaga lainnya, baik itu berupa uang tunai ataupun dalam bentuk lainnya yang segera diuangkan untuk dapat memenuhi kekurangan dana tersebut. Bagi golongan masyarakat yang kekurangan dana, sangatlah penting baginya arti dari suatu lembaga keuangan yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Menurut kasmir (2005:9) lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan dimana kegiatannya apakah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan


(2)

menyalurkan dana. Lembaga keuangan terbagi menjadi dua yaitu bank dan non bank milik pemerintah maupun milik swasta, dengan usaha kredit dan jasa dalam lalu lintas dan peredaran uang. Sedangkan lembaga keuangan non bank yang memberikan kredit pada masyarakat terutama golongan ekonomi menengah ke bawah dengan menggunakan jaminan berupa barang bergerak biasa disebut PT. Pegadaian (Persero).

Kegiatan perkreditan dapat terjadi pada individu dengan individu, badan usaha dengan badan usaha dan badan usaha dengan individu untuk memenuhi kegiatan perkreditan tersebut masyarakat dapat memanfaatkan jasa kredit pada sektor perbankan atau lembaga keuangan non bank. Meningkatnya permintaan dana tunai oleh masyarakat dapat meningkatkan penyaluran kredit oleh perbankan dari waktu ke waktu.

Meningkatnya kredit perbankan tidak dapat di rasakan oleh masyarakat menengah ke bawah, dimana umumnya mereka tidak dapat memenuhi syarat kredit pada perbankan yang rumit dan prosedurnya lama. Kemudian untuk mengatasi permasalahan kredit tersebut salah satunya adalah dengan mengajukan kredit pada lembaga keuangan bukan bank maupun pada pihak perorangan.meningkatnya jumlah kredit oleh masyarakat memberi peluang bagi PT. Pegadaian (Persero) sebagai alternatif untuk menyalurkan kredit pada masyarakat golongan menengah ke bawah yang kurang mendapatkan fasilitas kredit dari perbankan.

PT. Pegadaian (Persero) memiliki visi untuk membantu masyarakat dibidang keuangan. Pegadaian adalah suatu lembaga keuangan non perbankan


(3)

yang memberikan jasa kredit kepada masyarakat, dimana jasa Pegadaian ini berorientasi pada jaminan. Untuk mengatasi agar masyarakat yang membutuhkan uang tidak jatuh ke tangan para pelepas uang atau tukang ijon atau tukang rentenir yang bunganya relatif tinggi, maka PT. Pegadaian (Persero) menyediakan pinjaman uang dengan jaminan barang – barang berharga.

Berpijak dari kenyataan tersebut di atas, PT. Pegadaian (Persero) merupakan salah satu alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan kredit, baik skala kecil maupun skala besar, dengan pelayanan yang mudah, cepat dan aman. Dalam kenyataannya menunjukkan bahwa sistem pelayanan yang mudah, cepat dan aman memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya masyarakat ekonomi lemah. Kemudahan dan kesederhanaan dalam prosedur perolehan kredit merupakan modal dasar dalam mendekati pangsa pasar pegadaian. Hal ini terbukti dengan meningkatnya kredit yang disalurkan oleh PT. Pegadaian (Persero) se-kota bandung.

Tabel 1.1

Perkembangan Penyaluran Kredit Cepat Aman(KCA)

PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014

Tahun Kredit yang disalurkan 2007 39.221.536.000 2008 60.899.139.000 2009 83.494.309.000 2010 108.736.332.000 2011 130.144.248.000 2012 77.425.168.000 2013 71.261.280.000 2014 92.239.135.000 Sumber: PT. Pegadaian (Persero), Kanwil X Bandung


(4)

Tabel 1.2

Presentase Perkembangan Penyaluran Kredit Cepat Aman (KCA) PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014

Tahun Kredit yang disalurkan

2007 15,21 %

2008 55,26 %

2009 37,10 %

2010 30,23 %

2011 19,68 %

2012 -40,50 %

2013 -7,96 %

2014 29.43 %

Berdasarkan tabel perkembangan data penyaluran kredit yang di analisis pada tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006 meningkat sebesar 15,21%, sedangkan pada tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007 meningkat sebesar 55,26%, sedangkan pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 meningkat sebesar 37,10%, sedangkan pada tahun 2010 dibandingkan tahun 2009 meningkat sebesar 30,23%, sedangkan pada tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 meningkat sebesar 19,68%, sedangkan pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 menurun sebesar 40,50%, sedangkan pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 menurun sebesar 7,96%, sedangkan pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 meningkat sebesar 29,43%.

Setelah dianalisis data perkembangan penyaluran kredit pada setiap tahunnya memiliki tingkat persentase yang beda-beda. Perkembangan penyaluran kredit yang mengalami peningkatan paling tinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar


(5)

55,26 % dikarenakan menurunnya tingkat suku bunga pada tahun itu yang sebelumnya pada tahun 2007 kebawah sebesar 30% setiap tahunnya menjadi 24% setiap tahunnya, sedangkan perkembangan penyaluran kredit yang mengalami penurunan yang drastis terjadi pada tahun 2012 dikarenakan pada tahun itu tingkat perekonomian yang terjadi diindonesia mengalami kenaikan perekonomian yang mengakibatkan kurangnya nasabah yang menggadaikan barang berupa emas maupun non emas di PT. Pegadaian (Persero) cabang cimahi pasar atas.

Dilihat dari pemaparan data yang diperoleh diatas maka penulis tertarik untuk mengambil tema yang berjudul “ Analisis Perkembangan Kredit Cepat Aman (KCA) Untuk Meningkatkan Pendapatan PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar, penulis menyimpulkan bahwa penyaluran kredit cepat aman (KCA) pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Aman 2007-2014 mengalami penurunan dikarenakan adanya persaingan yang menyalurkan kredit dengan bunga yang rendah dan mengalami peningkatan dikarena banyak nasabah-nasabah yang baru untuk meminjam kredit dengan cara menggadai barang baik berupa emas maupun non emas pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Aman.


(6)

1.2.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang

disalurakan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014.

2. Bagaimana perkembangan pendapatan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014.

3. Bagaimana penyaluran kredit cepat aman (KCA) dalam meningkatkan pendapatan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014.

1.3 Tujuan dan Maksud Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data-data serta informasi tentang perkembangan penyaluran kredit cepat aman (KCA) untuk meningkatkan pendapatan di PT. Pegadaian (Persero) cabang cimahi pasar atas tahun 2007 – 2014. Kemudian melakukan Analisis dan menarik kesimpulan diperuntukan untuk menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan diploma 3 (tiga) jurusan keuangan dan perbankan.


(7)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang disalurakan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014.

2. Untuk mengetahui perkembangan pendapatan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014.

3. Untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antara penyaluran kredit cepat aman (KCA) untuk meningkatkan pendapatan pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis

a. Bagi pihak PT. Pegadaian (Persero), diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan strategi yang lebih baik dan terarah untuk mengelola kredit yang disalurkan di masa yang akan datang.

1.4.2 Kegunaan Akademis a. Bagi Pihak lain

Bagi peneliti selanjutnya agar dapat dijadikan literatur tambahan dalam penelitian serta menambah wawasan bagi yang membacanya.


(8)

b. Bagi Penulis

Bagi penulis, Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti sekaligus sebagai suatu penerapan teori-teori manajemen yang telah dipelajari selama ini dalam aktivitas perusahaan.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data yang di butuhkan dalam penulisan ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas. Di mana, bidang usahanya bergerak di bidang jasa keuangan yang berlokasi di Jl. Encep Kartawira No.68 Cimahi Pasar Atas

Penulis melakukan penelitian dimulai dari Februari 2015 hingga Juli 2015.

Tabel 1.3

Pelaksanaan Penelitian

NO

Kegiatan Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul 1 Survey awal dan

penentuan lokasi penelitiaan

2 Penyusunan Proposal 3 Seminar Proposal 4 Pelaksanaan Penelitian 5 Pengolahan data,

Analisis dan

penyusunan Laporan 6 Sidang Tugas Akhir


(9)

9 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pegadaian Umum 2.1.1.1Pengertian Pegadaian

Pegadaian adalah perusahaan milik Pemerintah yang bertugas menyalurkan pinjaman atau kredit dengan jaminan benda bergerak. Kata kredit bukan hal yang asing dalam masyarakat, tetapi merupakan istilah yang sangat populer, baik dikalangan masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Terjadinya hubungan perkreditan pada hakekatnya timbul sejak manusia tidak dapat memenuhi semua kebutuhanya dan tidak dapat secara langsung menukar barang atau jasa yang dibutuhkannya dengan barang, jasa atau alat penukar yang dimilikinya.

Kegiatan perkreditan dapat terjadi dalam segala aspek kehidupan manusia. Dengan semakin majunya perekonomian di masyarakat, maka kegiatan perkreditan semakin mendesak kegiatan perekonomian yang dilaksanakan secara tunai. Dengan demikian, kegiatan perkreditan dapat dilakukan antar individu, individu dengan badan usaha atau antar badan usaha. Kemudian berkembang pula dengan badan usaha yang bersifat formal dan secara khusus bergerak di bidang perkreditan dan pembiayaan, yaitu bank dan lembaga keuangan lainya, seperti PT. Pegadaian (Persero). Perusahaan


(10)

pegadaian di Indonesia yang telah bergerak sejak tahun 1901, pada saat ini berstatus perusahaan terbatas atau PT.

Menurut Sigit Triandaru & Totok (2006), PT. Pegadaian (Persero) adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai.

Kepercayaan yang ditanamkan masyarakat dalam dirinya terhadap prosedur yang diterimanya dari pegadaiandapat mempererat hubungan masyarakat untuk mengambil pinjaman dana (kredit) pada PT. Pegadaian (Persero). Adapun barang-barang yang dijadikan jaminan dapat berupa emas, perhiasan, elektonik rumah tangga, kamera, alat musik dan lain sebagainya sesuai dengan yang disepakati oleh pegadaian.

2.1.2 Kredit

2.1.2.1Pengertian Kredit

Dewasa ini kredit merupakan perkataan yang tidak asing lagi bagi masyarakat kita, tidak saja dikenal oleh masyarakat perkotaan tetapi juga masyarakat desa. Kata kredit tersebut sudah sangat populer dikalangan masyarakat disebabkan karena manusia adalah Homo Economicus dan setiap manusia selalu berusaha untuk

memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan manusia beraneka ragam sesuai dengan harkatnya selalu meningkat, sedangkan kemampuan untuk mencapai sesuatu yang


(11)

diinginkannya terbatas. Hal ini menyebabkan manusia memerlukan bantuan untuk memenuhi hasrat dan cita-citanya. Dalam hal ini ia berusaha, maka untuk meningkatkan usahanya untuk meningkatkan daya guna suatu barang, ia memerlukan bantuan dalam bentuk permodalan. Bantuan dari bank maupun lembaga keuangan bukan bank dalam bentuk tambahan modal inilah yang sering disebut dengan kredit.

Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani credere yang berarti kepercayaan/

truth atau faith (Thomas Suyatno dkk, 2003, 11 ). Oleh karena itu dasar kredit adalah

kepercayaan seseorang atau badan yang memberikan kredit bahwa penerima kredit pada masa yang akan datang sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Apa yang dijanjikan itu dapat berupa barang/uang atau jasa.

Kredit dalam arti ekonomi adalah penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang baik dalam bentuk uang, barang atau jasa. Dengan demikian kredit dapat pula berarti bahwa pihak pertama memberikan sesuatu baik itu barang uang atau jasa kepada pihak lain, sedangkan pengembaliaannya akan diterima kemudian dalam jangka waktu tertentu.

Pengertian kredit menurut Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 Bab I Pasal 17 ayat 11, adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank maupun lembaga keuangan bukan bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Kredit dapat pula bahwa pihak kesatu memberikan prestasi baik berupa barang, uang, atau


(12)

jasa kepada pihak lain, sedangkan kontraprestasi akan diterima kemudian dalam jangka waktu tertentu.

Pemberian kredit adalah tulang punggung kegiatan perbankan. Bila kita perhatikan neraca Pegadaian, akan terlihat bahwa sisi aktiva Pegadaian akan didominasi oleh besarnya jumlah kredit. Demikian juga bila kita mengamati sisi pendapatan Pegadaian akan kita temui bahwa pendapatan terbesar Pegadaian adalah dari pendapatan bunga dan proporsi kredit. Dari keterangan tersebut, terlihat bahwa aktivitas Pegadaian yang terbanyak akan berkaitan erat secara langsung maupun tidak lansung dengan kegiatan perkreditan.

Diatas telah dikatakan bahwa kredit akan diberikan atas dasar kepercayaan. Hal ini berarti prestasi yang diberikan benar-benar yakin akan dikembalikan oleh penerima kredit sesuai dengan waktu dan syarat- syarat yang telah disetujui bersama. Berdasarkan hal diatas maka menurut Kasmir (2005:94) unsur-unsur dalam kredit adalah:

a. Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit benar-benar diterima (berupa uang, barang dan jasa) akan benar-benar-benar-benar diterima kembali dimasa yang akan datang.

b. Kesepakatan yaitu disamping unsur kepercayaan, didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.

c. Jangka waktu yaitu masa yang menjadi jarak antara pemberian kredit dan pengembaliannya.


(13)

d. Degree of Risk (tingkat resiko) adalah kemungkinan-kemungkinan yang

terjadi akibat adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian kredit dan pengembaliannya. Semakin lama waktu kredit yang diberikan, semakin tinggi tingkat resiko yang akan dipertanggung jawabkan kreditur. e. Prestasi adalah objek yang akan dijadikan sebagai suatu yang dipinjamkan

baik dalam bentuk uang, barang maupun jasa.

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Menurut Kasmir (2005:96) tujuan utama pemberian kredit antara lain:

a. Mencari keuntungan yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut.

b. Membantu usaha nasabah yaitu untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan tambahan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.

c. Membantu pemerintah yakni bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik. Mengingat banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan dibarbagai sektor.

Adapun fungsi kredit didalam kehidupan perekonomian, perdagangan dan keuangan dalam garis besarya menurut Muchdarsyah Sinungan (2000:211) yaitu:

a. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari uang. b. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari dagang. c. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.


(14)

d. Kredit adalah salah satu alat stabilitas ekonomi. e. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.

f. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional. g. Kredit adalah sebagai alat hubungan ekonomi Internas.

2.1.2.2 Jenis-jenis Kredit

Dalam praktiknya terdapat banyak macam kredit yang disalurkan kepada penerima kredit. Adapun jenis-jenis atau macam-macam kredit yang disalurkan dapat dibedakan antara lain:

1. Kredit Menurut Tujuan Penggunaannya

Menurut tujuan penggunaannya, kredit terdiri dari:

a. Kredit Konsumtif yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang atau jasa-jasa yang dapat memberi kepuasan langsung terhadap kebutuhan manusia.

b. Kredit produktif yaitu kredit yang digunakan untuk tujuan-tujuan produktif dalam arti dapat menimbulkan atau meningkatkan utility

(faedah/kegunaan) baik kredit investasi, kredit modal kerja ataupun kredit likuiditas.

2. Kredit ditinjau dari segi materi yang dialhkan haknya Jenis kredit ini terdiri dari :

a. Kredit dalam bentuk uang (money credit).


(15)

3. Kredit ditinjau dari cara penguangannya (tunai atau tidak tunai) Jenis kredit ini terdiri dari :

a. Kredit tunai (cash credit), yaitu kredit yang penguangannya dilakukan tunai atau dengan cara pemindah-bukuan ke dalam rekening debitur atau yang ditunjuk olehnya pada saat perjanjian ditandatangani.

b. Kredit bukan tunai (non-cash credit), yaitu kredit yang tidak dibayarkan langsung pada saat perjanjian ditandatangani, melainkan diperlukan adanya tenggang waktu sesuai dengan yang dipersyaratkan.

c. Letter of Credit (L/C), adalah surat yang dikeluarkan oleh bank (opening

bank) atas permintaan pembeli (importir) untuk diteruskan kepeda

penjual (eksportir) melalui bank koresponden (bank di negara eksportir) sebagai suatu jaminan dari pembeli kepada penjual, atas pembayaran terhadap sejumlah barang yang dikirimkannya kepada pembeli.

4. Kredit menurut jangka waktunya

Menurut jangka waktunya kredit dapat dibagi menjadi :

a. Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimal 1 (satu) tahun.

b. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 (satu) tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun.

c. Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun.


(16)

5. kredit menurut cara penarikan dan pembayarannya kembali

Menurut cara penarikan dan pembayarannya kembali, kredit dibedakan menjadi :

a. Kredit sekaligus (aflopend credit) yaitu kredit yang cara penarikan atau penyediaan dananya dilakukan sekaligus, baik secara tunai maupun melalui pemindah-bukuan ke dalam rekening debitur.

b. Kredit rekening koran (kredit R/K), yaitu kredit uyang penyediaan dananya dilakukan dengan cara pemindah-bukuan, ke dalam rekening koran/rekening giro atas nama debitur, sedangkan penarikannya dilakukan dengan cek, bilyet giro atau surat pemindah-bukuan lainnya. c. Kredit bertahap, yaitu kredit yang cara penarikannya atau penyediaannya

dilaksanakan secara bertahap, misalnya dalam 2,3,4, kali tahapan.

d. Kredit berulang (revolving credit), yaitu kredit yang setelah satu transaksi selesai, dapat digunakan untuk transaksi berikutnya dalam batas maksimum dan jangka waktu tertentu.

e. Kredit per-transaksi (selfiquiditing credit), yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai suatu transaksi dan hasil transaksi tersebut merupakan sumber pelunasan kredit.

6. Kredit menurut sektor ekonominya

Menurut sektor ekonominya, kredit terdiri dari:

a. Kredit untuk sektor pertanian, yaitu kredit dengan tujuan produktif dalam rangka meningkatkan hasil di sektor pertanian.


(17)

b. Kredit untuk sektor pertambangan, yaitu kredit untuk mambiayai usaha-usaha penggalian dan pengumpulan bahan-bahan tambang.

c. Kredit untuk sektor perindustarian/manufacturing yaitu kredit yang berkenaan dengan usaha atau kegiatan-kegiatan mengubah bentuk (transformasi).

d. Kredit untuk sektor listrik, gas dan air untuk pembiayaan usaha-usaha pengadaan dan distribusi listrik, gas dan air, baik untuk rumah tangga, untuk industri maupun untuk tujuan komersil.

e. Kredit untuk sektor konstruksi, yaitu kredit-kredit yang diberikan kepada para kontraktor untuk keperluan pembangunan dan perbaikan gedung, rumah, pasar, jalan raya dan sebagainya.

f. Kredit untuk sektor perdagangan , restoran dan hotel, yaitu kredit untuk membiayai usaha-usaha perdagangan, baik perdagangan eceran, tengkulak, meliputi pula usaha rumah makan, penginapan dan hotel. g. Kredit untuk sektor pengangkutan, pergudangan dan komunikasi, yaitu

kredit baik investasi maupun modal kerja untuk tujuan pengangkutan umum, baik angkutan darat sungai, laut dan udara.

h. Kredit untuk sektor jasa-jasa dunia usaha, yaitu kredit yang diberikan untuk pembiayaan sektor-sektor real estate, profesi/advokat/pengacara ,

notaris, akuntan, insinyur, leasing company, lembaga keuangan bukan


(18)

i. Kredit sektor jasa-jasa sosial masyarakat, yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai kegiatan-kegiatan di bidang kesenian dan kebudayaan, serta jasa-jasa pengarang, pelukis, musikus dan sebagainya. Termasuk didalamnya adalah hal-hal yang berkenaan dengan kesehatan, pendidikan, dan juga bengkel.

j. Kredit untuk sektor lain-lain, yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai sektor yang tidak termasuk dalam butir a sampai dengan butir.

7. Kredit dilihat dari segi jaminan/agunannya

Menurut segi jaminan/agunannya, kredit dibedakan menjadi :

a. Kredit tidak memakai jaminan (unsecured loan), yaitu kredit yang diberikan benar-benar atas dasar kepercayaan saja. Biasa terjadi antar sesama pengusaha, atau diantara teman, keluarga, famili.

b. Kredit dengan memakai jaminan/agunan (secured loan), yaitu kredit yang memiliki jaminan antara lain jaminan perorangan (personal securities), yaitu orang/pihak ketiga yang bertindak sebagai penanggung

jawab. Jaminan yang lain adalah benda yang bersifat berwujud (tangiable), baik barang bergerak ataupun barang tidak bergerak. Jaminan yang lain adalah benda yang bersifat tidak berwujud (intangable), misalnya promes, obligasi, saham dan surat berharga lainnya.


(19)

8. Kredit menurut organisasi pemberinya

Menurut organisasi pemberiannya, kredit terdiri dari :

a. Kredit yang terorganisir (organized credit) yaitu kredit yang diberikan oleh suatu badan atau lembaga yang telah terorganisir secara baik dan syarat-syarat pendiriannya sesuai berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam suatu negara.

b. Kredit yang tidak terorganisir (unorganized credit), yaitu kredit yang diberikan oleh orang atau sekelompok orang maupun badan yang tidak terorganisasi secara resmi. Banyak diantara kredit ini merupakan kredit niaga (mercantile/merchants credit) diantara para pengusaha.

9. Kredit dilihat dari segi alat pembuktiannya (instrument credit)

Yang dimaksud dengan alat pembuktian ialah segala sesuatu yang dapat dijadikan bukti tentang adanya ikatan kredit antara kreditur dengan debitur atau pengakuan adanya utang dari pihak debitur. Alat pembuktian kredit ini terdiri atas:

a. Kredit secara lisan, yaitu kredit yang perjanjiannya dilakukan secara lisan semata-mata. Dengan demikian hal-hal yang menyangkut permintaan kredit serta pembayarannya kembali dikemukakan secara lisan, baik disaksikan orang lain atau tidak.

b. Kredit sacara pencatatan, yaitu transaksi kredit dicatat dalam pembukuan/administrasi masing-masing pihak baik oleh kreditur ataupun oleh debitur.


(20)

c. Kredit dengan perjanjian tertulis, yaitu hubungan transaksi kredit yang dinyatakan dalam suatu perjanjian tertulis antara pihak kreditur dengan pihak debitur.

10.Kredit menurut sumber dananya

Menurut sumber dananya, kredit bedakan menjadi :

a. Kredit yang dananya berasal dari tabungan masyarakat, yaitu pemberian kredit karena adanya kelebihan pendapatan dari segolongan anggota masyarakat yang dikumpulkan dalam bentuk simpanan, baik berupa saving deposit (tabungan), time deposit (deposito), maupun certificate of

deposit (sertifikat deposito).

b. Kredit yang dananya berasal dari penciptaan uang baru, yaitu pemberian kredit yang dananya dibiayai oleh penambahan uang terhadap uang yang beredar yang telah ada, sehingga terdapat pertambahan daya beli baru yang bersumber dari penciptaan uang tersebut.

11.Kredit menurut negara pemberinya

Menurut negara pemberiannya, kredit dibedakan menjadi :

a. Kredit dalam negeri (domestic credit), yaitu kredit yang diberikan oleh kreditur didalam negeri yang dananya serta pemberi kreditnyapun berasal dari dalam negeri yang sama.

b. Kredit luar negeri (foreign credit/off share loan), yaitu kredit yang diberikan oleh pihak asing (baik pemerintah maupun swasta negara lain).


(21)

12. Kredit menurut kualitas dan kolektibilitasnya

Menurut kualitas atau kolektibilitasnya, kredit dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Kredit Lancar (L).

b. Kredit Dalam Perhatian Khusus (DPK). c. Kredit Kurang Lancar (KL).

d. Kredit Diragukan (D). e. Kredit macet (M).

13. Kredit menurut status subyek hukum debiturnya

Menurut status subyek hukum debiturnya, kredit terdiri dari:

a. Kredit untuk golongan penduduk (resident), yaitu kredit yang diberikan kepada penduduk Indonesia, baik kepada perorangan, badan-badan, lembaga-lembaga, maupun perusahaan yang berdomisili di Indonesia. b. Kredit untuk golongan bukan penduduk (non resident), yaitu kredit yang

diberikan kepada bukan penduduk indonesia, baik kepada perorangan, badan, lembaga serta perusahaan yang berdomisili di Indonesia.

14.Kredit yang pemberinya melebihi satu bank (kredit sindikasi/syndication loan)

Kredit sindikasi ini adalah kredit yang diberikan secara bersama-sama oleh dua bank atau lebih dengan pembagian resiko dan pendapatan (bunga dan provisi/komisi) sesuai porsi kepersertaan (sharing) masing-masing anggota sindikasi.


(22)

15.Kredit menurut ukuran besar kecilnya debitur Jenis kredit ini terdiri dari:

a. Kredit usaha kecil dan menengah (UKM). Dalam kelompok ini termasuk juga kredit untuk koperasi sehingga sering disebut kredit usaha kecil, koperasi dan menengah (UKKM).

b. Kredit korporasi, yaitu kredit dengan jumlah besar dan diperuntukkan bagi debitur-debitur korporasi (perusahaan besar).

2.1.2.3Dalam Pemberian Kredit

Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam setiap pemberian kredit diperlukan adanya pertimbangan dan kehati-hatian agar kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam kredit benar-benar terwujud sehingga kredit yang diberikan dapat mengenai sasarannya dan terjaminnya pengembalian kredit tersebut tepat pada waktunya sesuai denga perjanjian.

Banyak konsep yang dikemukakan oleh berbagai pihak dalam rangka upaya merumuskan persyaratan atau azas-azas yang sehat dalam suatu pemberian kredit. Di bawah ini akan dijelaskan 3 macam konsep tentang prinsip-prinsip/syarat-syarat/azas-azas pemberian kredit secara sehat sebagai berikut:

1. Prinsip-prinsip 5 C a. Character

character” atau watak dari para calon peminjam merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan pemberian kredit.


(23)

Bank sebagai pemberi kredit harus yakin bahwa calon peminjam termasuk orang yang bertingkah laku baik.

b. Capacity

Pihak bank harus tahu dengan pasti sampai dimana kemampuan manjalankan menjalankan usaha calon peminjam. Kemampuan ini sangat penting mengingat bahwa kemampuan inilah yang menentukan besar kecilnya pendapatan atau penghasilan suatu perusahaan dimasa yang akan datang.

c. Capital

Azas ini menyangkut berapa banyak dan bagaimana struktur modal yang telah dimiliki oleh calon peminjam. Yang dimaksud dengan struktur

modal disini adalah ke”likuid”an modal yang telah ada, misalnya apakah

seluruhnya dalam bentuk uang tunai dan harta lain yang mudah diuangkan (dicairkan) atau sebagian dalam bentuk benda-benda yang sukar diuangkan. Biasanya jika modal sendiri cukup besar, perusahaan tersebut akan kuat dalam menghadapi persaingan.

d. Condition of economy

Kondisi dan situasi ekonomi perlu juga diperhatikan dalam pertimbangan pemberian kredit, terutama dalam hubungannya dengan sektor usaha calon peminjam. Sebagai contoh adakah peraturan pemerintah yang menghambat atau mendukung pemasaran produknya, misal larangan atau dorongan ekspor.


(24)

e. Collateral

Collateral ialah jaminan atau agunan yaitu harta benda milik debitur atau

pihak ketiga yang diikat sebagai agunan andaikata terjadi ketidak mampuan debitur tersebut untuk menyelesaikan utangnya sesuai dengan perjanjian kredit.

Dalam hal ini jaminan tersebut mempunyai dua fungsi yaitu, pertama untuk pembayaran utang seandainya debitur tidak mampu membayar dengan jalan menguangkan/menjual jaminan tersebut. Sedangkan fungsi kedua, sebagai akibat dari fungsi pertama ialah merupakan salah satu faktor penentu jumlah kredit yang dapat diberikan. Dalam hal ini, biasanya bank tidak akan memberikan kredit lebih besar dari jumlah nilai jaminan yang diberikan tersebut, kecuali dalam hal khusus dan atau program-program kredit khusus.

2. Prinsip-prinsip 5 P a. Party

Adalah mencoba menggolongkan calon peminjam kedalam kelompok tertentu menurut character, capacity dan capitalnya dengan jalan

penilaian atas 3 C tersebut. b. Purpose

Adalah tujuan penggunaan kredit yang diajukan, apa tujuan yang sebenarnya (real purpose) dari kredit tersebut, apakah mempunyai aspek-aspek sosial yang positif dan luas atau tidak. Selanjutnya juga


(25)

sebagai kreditur, maka bank harus meneliti apakah kreditnya benar-benar dipergunakan sesuai dengan tujuan semula.

c. Payment

Hendaknya diperhitungkan kemungkinan-kemungkinan besarnya pendapatan yang akan dicapai/dihasilkan. Dengan demikian dapat pula menghitung kemampuan dan kekuatan debitur untuk membayar kembali kreditnya, sekaligus juga dapat ditentukan cara pembayaran dan jangka waktu pengembalian kreditnya.

d. Profitability

Yang dimaksud profitabilitas disini bukanlah keuntungan yang dicapai

oleh debitur semata-mata, melainkan pula dinilai dan dihitung keuntungan-keuntungan yang mungkin akan dicapai bank, andaikata memberikan kredit terhadap debitur tertentu, dibandingkan dengan kalau kepada debitur lain atau kalau tidak memberikan kredit sama sekali. Sebagai contoh, debitur tersebut disamping mengambil kredit, tetapi juga memiliki deposito berjangka, sering melakukan kiriman-kiriman uang dan sebagainya, itu semua akan memberikan keuntungan-keuntungan materiil dan psikologis tersendiri bagi bank.

e. Protection

Perlindungan dimaksudkan untuk berjaga-jaga terhadap hal-hal yang tidak diduga sebelumnya, maka bank perlu untuk melindungi kredit yang


(26)

diberikannya, baik dengan jalan meminta jaminan ataupun kreditnya diasuransikan.

3. Prinsip-prinsip 3 R a. Return

Return disini dimaksudkan penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh

perusahaan debitur setelah dibantu dengan kredit dari bank. Hasil tersebut diharapkan dapat menutup untuk pengembalian pinjamannya serta bersamaan dengan itu memungkinkan pula usahanya untuk terus berkembang.

b. Repayment

Dalam hal ini bank harus menilai berapa lama perusahaan pemohon kredit dapat membayar kembali pinjamannya sesuai dengan kemampuan membayar kembali (repayment capacity), dan apakah kredit harus diangsur/dicicil/dilunasi sekaligus diakhir periode.

c. Risk bearing ability

Dalam hal ini bank harus mengetahui dan menilai sampai sejauh mana perusahaan pemohon kredit mampu menanggung risiko kegagalan andaikata terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Selain itu kemampuan menanggung risiko juga tidak hanya bagi perusahaan tersebut, melainkan juga bagi bank sebagai kreditur, yaitu dengan cara meminta jaminan/agunan dari debitur tersebut.


(27)

2.1.2.4Manfaat Kredit Bagi Pegadaian

Manfaat yang diharapkan oleh PT. Pegadaian (Persero) sesuai dengan jasa yang telah diberikan kepada nasabahnya adalah ;

1. Pendapatan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana.

2. Pendapatan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah yang memperoleh jasa tertentu dari PT. Pegadaian (Persero).

3. Pelaksanaan misi PT. Pegadaian (Persero) sebagai suatu BUMN yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relative sederhana.

2.1.2.5Uang Pinjaman( Jumlah kredit yang disalurkan )

Uang pinjaman adalah besarnya uang yang diberikan kepada nasabah yang ditentukan berdasarkan taksiran dan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan besar kecilnya uang pinjaman ini dapat dipergunakan untuk pembagia golongan barang jaminan. Untuk keabsahan pemberian uang pinjaman, penaksir atau ketua pemutus kredit membubuhkan tanda tangan dan cap keabsahan pada kolom tanda tangan Surat Bukti Kredit (SBK). Kasir pelunasan membubuhkan tanda tangan dan cap kitir bukti pembayaran.


(28)

2.1.3 Pendapatan

2.1.3.1 Pengertian pendapatan

Beberapa pandangan pengertian atau definisi pendapatan menurut para ahli : 1. MenurutZaki Baridwan (1997:30) adalah aliran kas masuk atau kenaikan

lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau kombinasi) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau dari kerugian lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.

2. Menurut Aliminsyah, dkk dalam buku Kamus Istilah Akuntansi (2002:248-249) mendefinisikan pendapatan sebagai berikut:

a. Arus kekayaan dalam bentuk tunai, piutang atau aktiva lain yang masuk ke dalam perusahaan atau menurunnya kewajiban sebagai akibat penjualan barang atau penyerahan jasa.

b. Jumlah yang dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan dapat juga didefinisikan sebagai kenaikan bruto dalam modal (biasanya melalui diterimanya suatu aktiva dari langganan) yang berasal dari barang dan jasa yang dijual.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan adalah suatu aliran kas masuk atau kenaikan lain aktiva yang berasal dari penjualan barang atau jasa yang merupakan kegiatan atau aktivitas utama perusahaan.


(29)

Pendapatan juga mengandung makna yang luas dimana dalam pendapatan termasuk pula pendapatan bunga, sewa, laba, pendapatan aktiva lain-lain. Sehingga penyajian pendapatan dalam laporan keuangan dipisahkan antara pendapatan operasional dengan pendapatan di luar pendapatan operasional. Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah dengan menggunakan nilai tukar (exchange value) dari barang atau jasa yang ditukar dengan cash equivalent atau present value dari tagihan-tagihan yang diharapkan dapat diterima.

2.1.3.2 Jenis-Jenis Pendapatan

Pendapatan terdiri dari beberapa jenis, sebagai berikut:

1. Pendapatan bersih (disposable income): adalah pendapatan seseorang sesudah dikurangi pajak langsung.

2. Pendapatan diterima di muka (unearned revenues): adalah uang muka untuk pendapatan yang belum dihasilkan.

3. Pendapatan lain-lain: adalah pendapatan yang berasal dari sumber-sumber diluar kegiatan utama perusahaan, tidak termasuk dalam pendapatan operasi, misalnya: pendapatan bunga, pendapatan sewa, pendapatan deviden dan laba penjualan aktiva tetap.

4. Pendapatan permanen (permanent income): adalah pendapatan rata-rata yang diharapkan rumah tangga konsumsi selama hidupnya.


(30)

5. Pendapatan uang (money income): adalah pendapatan rumah tangga konsumsi atau rumah tangga produksi dalam bentuk suatu kesatuan moneter.

6. Pendapatan usaha (operating revenue): adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan utama perusahaan.

7. Pendapatan yang diterima di muka (unearned revenue or income):

a. Pendapatan (atau penghasilan) yang diterima di muka tetapi belum diakui sebagai pendapatan (dicatat sebagai utang pendapatan) pada saat penerimaannya, dan baru akan diakui sebagai pendapatan manakala perusahaan telah menyelesaikan kewajibannya berupa pengiriman barang atau penyerahan jasa kepada pihak yang bersangkutan pada waktu yang akan datang. Unearned revenue dapat diakui secara bertahap sesuai dengan penyelesaian kewajiban oleh perusahaan; deferved revenue. Disebut juga dengan pos-pos transitoris pasif.

b. (pajak) pendapatan dari sumber-sumber selain jasa-jasa pribadi.

8. Pendapatan yang masih harus diterima (accrued revenues or accrued receivable): adalah pendapatan yang sudah dihasilkan (earned) walaupun piutang yang bersangkutan belum jatuh tempo (belum saatnya ditagih).


(31)

2.1.3.3 Tujuan Pendapatan Bagi Pegadaian

Tujuan didirikannya PT. Pegadaian (Persero) adalah mencari laba, laba ini diperoleh bila perusahaan menjalankan aktivitasnya. Aktivitas perusahaan dapat berupa penjualan jasa, penyaluran kredit, pelelangan yang akhirnya akan dijual kepada masyarakat untuk memperoleh pendapatan PT Pegadaian (Persero). Dengan demikian jenis suatu perusahaan akan bervariasi tergantung dari jenis usaha perusahaan itu sendiri.

Dalam rangka memperoleh keuntungan, perusahaan harus menjual hasil produksinya. Pada perusahaan yang menghasilkan barang, sudah tentu penjualan barang merupakan upaya pencapaiannya. Sedangkan pada perusahaan jasa, mereka harus menyerahkan jasa. Aktivitas perusahaan barang atau penyerahan jasa akan dibarengi dengan penerimaan aktiva, baik berupa barang maupun aktiva lainnya. Penerimaan uang atau aktiva lainnya sebagai kontraprestasi atas aktivitas pejualan barang atau penyerahan jasa disebut pendapatan

PT Pegadaian (Persero), selain melayani kepentingan umum, juga bertujuan untuk mendapatkan laba. Pendapatan pegadaian berasal dari bunga pelunasan, bunga yang dilelang, uang kelebihan kadaluwarsa, jasa taksiran, jasa titipan dan lain-lain, sedangkan untuk bunga pelunasan, bunga yang dilelang, uang kelebihan kadaluwarsa, beda lebih kas dan lain-lain, Jumlah kesemuanya itu setelah digunakan untuk pengeluaran rutin dari kantor cabang PT. Pegadaian (Persero) yang bersangkutan, sisanya diserahkan kepada kas negara melalui kantor daerah setempat.


(32)

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis mempelajari dan membaca penelitan terdahulu yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, untuk menjaga keaslian penelitian, maka dapat dibandingkan dengan penelitian – penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variable penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

a. Vicky Panca Indrawan Anugrah, alumni Diploma 3 Unikom tahun 2010 membahas tentang analisa pemberian kredit dalam meningkatkan pendapatan pada PD. Bank Perkreditan Rakyat kota Bandung. Hasil dari penelitian yang diteliti oleh Fiki Panca Indrawan Anugrah adalah adanya kenaikan jumlah pemberian kredit yang disebabkan karena adanya pengembalian kredit terjamin kemudian hari. Namun pada pendapatan mengalami naik turun, penurunan terjadi pada tahun 2008 yang dikarenakan biaya operasional bank yang meningkat. Persamaan penelitian saudara Fiki Panca Indrawan Anugrah adalah sama – sama meneliti tentang perkembangan jumlah penyaluran kredit, sedangkan perbedaanya adalah pada tempat yang diteliti, saudara fiki panca indrawan anugrah meneliti perkembangan pemberian kredit di PD. Bank Perkreditan Rakyat kota Bandung sedangkan penulis meneliti perkembangan penyaluran kredit untuk meningkatkan pendapatan pada PT. Pegadaian (Persero) cabang cimahi pasar atas.

b. Rindy Antikha, alumni Diploma 3 Unikom tahun 2011 membahas tentang analisis perkembangan modal kerja pada PT. Bina Enarcon Engineering Bandung. Hasil dari penelitian yang diteliti oleh Rindy Antikha adalah modal


(33)

kerja yang ada pada PT. Bita Enarcon Engineering Bandung dipengaruhi oleh adanya proyek – proyek yang sedang dijalankan, adanya kenaikan bahan baku dan biaya operasional. Namun terjadi fluktuasi perkembangan modal kerja di PT. Bita Enarcin Engineering Bandung, ini disebabkan oleh hambatan piutang usaha yang belum terlunasi oleh pihak klien. Persamaan penelitian saudari Rindy Antikha adalah sama – sama meneliti tentang perkembangan keuangan suatu PT atau perusahaan. Sedangkan perbedaanya adalah hal yang diteliti, penelitian saudari Rindy Antikha mengarah pada perkembangan modal kerja PT. Bita Enarcon Engineering, sedangkan penulis meneliti tentang perkembangan jumlah penyaluran kredit pada PT. Pegadaian (Persero) cabang cimahi pasar atas.

c. Tantry Oktavianda, alumni Diploma 3 Unikom tahun 2013 membahas tentang analisis perkembangan dana simpanan anggota dan pinjaman yang diberikan pada koperasi Pembina (di dinas koperasi, ukm dan deperindag) kota Bandung. Hasil dari penelitian yang diteliti oleh Tantry Oktavianda adalah perkembangan trend analisis pada tahun 2006 dan 2011 mengalami penurunan tetapi pada tahun berikutnya mengalami kenaikan berturut – turut. Namun semua itu tidak mengurangi minat anggota koperasi untuk tetap berinvestasi pada koperasi Pembina. Persamaan penelitian saudari Tantry Oktavianda adalah sama – sama meneliti tentang perkembangan sumber dana keuangan serta analisa untuk meningkatkan pendapatan. Sedangkan perbedaanya adalah hal yang diteliti, penelitian saudari Tantry Oktavianda mengarah pada


(34)

perkembangan dana simpanan anggota dan pinjaman yang diberikan pada koperasi Pembina (di dinas koperasi, ukm dan deperindag) kota Bandung, sedangkan penulis meneliti tentang perkembangan jumlah penyaluran kredit pada PT. Pegadaian (Persero) cabang cimahi pasar atas.

2.2 Kerangka Pemikiran

Menurut kitab Undang- Undang Hukum perdata pasal 1150 disebutkan bahwa gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang yang berpiutang lainya, dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang itu setelah digadaikan, biaya- biaya mana yang harus didahulukan. Secara umum usaha gadai adalahkegiatan menjaminkan barang- barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai. Pegadaian adalah lembaga yang melakukan pembiayaan dengan bentuk penyaluran kredit atas dasar hukum kredit.

Penggunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam bentuk pembiayaan atas dasar hukum gadai. Lebih dari 50% dana yang telah dihimpun oleh PT. Pegadaian (Persero) tertanam dalam bentuk aktiva ini, karena memang ini merupakan kegiatan utamanya. Penyaluran dana ini diharapkan akan dapat menghasilkan penerimaan dari bunga yang dibayarkan oleh nasabah. Penerimaan


(35)

inilah yang merupakan penerimaan utama bagi PT. Pegadaian (Persero) dalam menghasilkan keuntungan.

Kerangka pemikiran pada penelitian ini seperti terlihat pada gambar 2.1

Menurut Kasmir (2002:95)

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

Analisis Perkembangan Penyaluran Kredit Cepat Aman (KCA) Untuk Meningkatkan Pendapatan Pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi

Pasar Atas Keterangan :

Skema kerangka pemikiran diatas menjelaskan bahwa besarnya penyaluran kredit cepat aman (KCA) di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas sama atau berbanding lurus dengan pendapatan yang akan dihasilan.

Semakin besar penyaluran kredit cepat aman (KCA) di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas maka akan semakin besar juga pendapatan di PT. Pegadaian (Persero) tersebut, sebaliknya semakin kecil penyaluran kredit cepat aman (KCA) di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas maka akan semakin kecil pula pendapatan yang akan di hasilkan di PT. Pegadaian (Persero) tersebut.

PENYALURAN KREDIT CEPAT AMAN (KCA)

PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIMAHI PASAR ATAS

(X)

PENDAPATAN PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIMAHI PASAR ATAS

BERDASARKAN KASMIR (2002:95)


(36)

36 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Sugiono (2009:38), menyatakan bahwa Objek penelitian merupakan Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Berdasarkan definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa objek penelitian merupakan sesuatu hal yang akan diteliti dengan mendapatkan data untuk tujuan tertentu dan kemudian dapat ditarik kesimpulan.

Yang menjadi objek penelitian dalam penulisan penelitian ini adalah PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi pasar atas.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian.Beberapa pandangan metode penelitian secara umum menurut para ahli:

a. Menurut Nasir (1988:51) adalah Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.

b. Menurut Sugiyono (2004:1) adalah Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.


(37)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara varibel yang satu dengan yang lain.

Menurut Sugiyono (2009:14), Data kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positiv, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Dengan menggunakan metode penelitian ini dapat di ketahui perkembangan penyaluran kredit untuk meningkatkan pendapatan.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam perencanaan penelitian yang berguna sebagai panduan untuk membangun strategi yang menghasilkan model atau blue print penelitian.

Penelitian ini menggunakan langkah-langkah desain penelitian sebagai berikut :

1. Mencari data-data atau informasi yang dapat membantu penulis dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data pada PT. Pegadaian (Persero) cabang cimahi pasar atas tahun 2007-2014.

2. Menentukan judul penelitian berdasarkan fenomena yang ada di PT. Pegadaian (Persero) cabang cimahi pasar atas tahun 2007-2014.


(38)

3. Melakukan identifikasi masalah.

4. Menetapkan rumusan masalah yaitu tentang analisisperkembangan penyaluran kredit cepat aman (KCA) untuk meningkatkan pendapatan pada PT. Pegadaian (Persero) di Cabang Cimahi pasar atas pada tahun 2007-2014.

5. Menetapkan tujuan penelitian yaitu tentang analisisperkembangan penyaluran kredit cepat aman (KCA) untuk meningkatkan pendapatan pada PT. Pegadaian (Persero) di Cabang Cimahi pasar atas pada tahun 2007-2014.

6. Menetapkan variabel penelitian yang diteliti.

7. Menganalisis data mengenai perkembangan penyaluran kredit cepat aman (KCA) untuk meningkatkan pendapatan dengan menggunakan rumus perkembangan.

8. Menyusun data hasil penelitian untuk mengetahui perkembangan penyaluran kredit cepat aman (KCA) untuk meningkatkan pendapatan dan menetapkan sumber yang benar pada pada data yang di teliti.

9. Membuat pelaporan hasil penelitian.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69) adalah “ penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diikur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang


(39)

lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau

mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.” Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

Pemberian Kredit (X)

“Kredit adalah

penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian

bunga.”UU No. 10

Tahun 1998. (Fahmi dan Hadi, 2010:3).

Besarnya kredit dari tahun

2005-2014.


(40)

Pendapatan (Y)

“Pendapatan adalah arus masuk atau penyelesaian (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi barang, memberikan jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama atau aktivitas centra yang sedang

berlangsung.”Skousen, Stice dan Stice

(2010:161).

Besarnya pendapatan dari tahun

2005-2014

Rupiah Rasio

3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data penelitian yaitu sumber subjek dari tempat mana data bisa didapatkan. Berdasarkan sumbernya data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder .

1. Data Primer (primary data): data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek


(41)

yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview, observasi.

2. Data Sekunder (secondary data): data sekunder adalah data yang diperoleh/ dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.

Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data Sekunder, data Sekunder dalam penelitian ini adalah jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) dan jumlah pendapatan pada PT. Pegadaian (Persero) di Cabang Cimahi pasar atas pada tahun 2007-2014.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Penelitian ini menggunakan teknik penentuan data yaitu menggunakan populasi dan sampel.

a. Populasi

Sugiyono (1997 : 57) memberikan pengertian bahwa : “Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang terdapat dalam penelitian ini adalah laporan penyaluran kredit cepat aman (KCA) pada PT. Pegadaian (Persero) cabang cimahi pasar atas tahun 2007-2014.


(42)

b. Sampel

Sugiyono (1997:57) memberikan pengertian bahwa “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi. Sampel yang terdapat dalam penelitian ini adalah penyaluran kredit cepat aman (KCA).

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data penelitian ini didapatkan dari dari :

1. Wawancara

Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Dalam wawanacara penulis menanyakan data-data yang akan dibahas dalam penelitian seperti : Menanyakan tingkat suku bunga setiap tahunnya, menanyakan terjadinya penurunan di penyaluran kredit, menanyakan cara perhitungan pendapatan setiap tahunnya. (sumber: Andri, PT. Pegadaian (Persero), Kanwil X Bandung)

2. Observasi

Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Penulis


(43)

mengamati langsung proses berjalannya penyaluran kreditcepat aman (KCA) meningkatkan pendapatan pada PT. Pegadaian (Persero) cabang cimahi pasar atas untuk memperoleh data yang akan diperlukan.

3. Dokumentasi

Mengumpulkan dokumen perusahaan yang berupa data-data untuk melihat perbandingan tahun-tahun sebelumnya sampai sekarang semakin meningkat atau menurun dalam penyaluran kreditcepat aman (KCA) untuk meningkatan pendapatan pada PT. Pegadaian (Persero) cabang cimahi pasar atas tahun 2007-2014.

4. Studi Pustaka

Mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian.

3.2.5 Rancangan Analisis

Rancangan Analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.


(44)

3.2.5.1 Rancangan Analisis Deskriptif

Dalam penelitian ini, analisis data dengan menggunakan deskriptif kuantitatif adalah data yang diperoleh dan dianalisa dengan dasar teoriyang ada sehingga memberikan suatu gambaran dan perhitungan yang cukup jelas mengacu pada fenomena-fenomena objektif serta dikaji secara kuantitatif. Analisis data disini yaitu mengenai perkembangan penyaluran kredit cepat aman (KCA) untuk meningkatkan pendapatan pada PT. Pegadaian (Persero) di Cabang Cimahi pasar atas pada tahun 2007-2014”. Selanjutnya diteliti kemudian diambil suatu kesimpulan dari hasil tersebut. Dan atas kesimpulan tersebut dianjurkan saran untuk pertimbangan bagi perusahaan PT. Pegadaian (Persero) di Cabang Cimahi pasar atas.

Untuk mengetahui perkembangan penyaluran kredit cepat aman (KCA) dan perkembangan pendapatan disini peneliti menggunakan rumus perhitungan perkembangan:

Rumus diatas digunakan untuk menghitung perkembangan naik serta turun penyaluran kredit cepat aman (KCA) dan pendapatan yang disalurkan oleh PT. Pegadaian (Persero). Sedangkan untuk menghitung berapa persen jumlah peningkatan atau penurunan penyaluran kredit maka digunakan rumus sebagai berikut :

perkembangan Rp tahun n = jumlah pendapatan tahun n − jumlah pendapatan tahun sebelumnya perkembangan Rp tahun n = jumlah kredit tahun n − jumlah kredit tahun sebelumnya


(45)

Rumus diatas digunakan untuk menghitung persentase kenaikan atau penurunan jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) dan jumlah pendapatan pada PT. Pegadaian (Persero) pada setiap tahunnya.

% =jumlah pendapatan tahun sebelumnyaperkembangan Rp tahun n x % % =perkembangan Rp tahun n x jumlah kredit tahun sebelumnya %


(46)

46 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Pegadaian

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Pegadain (Persero)

Tanggal 1 april 2012 merupakan tonggak sejarah bagi seluruh Insan

Pegadaian. Pada tanggal tersebut, perusahaan resmi berubah status badan hukum dari Perusahaan Umum (Perum) menjadi Perseroan Terbatas (PT). Perubahan status badan hukum tersebut tidak sekedar perubahan struktur modal namun mempengaruhi mekanisme pengelolaan perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan.Perusahaan dituntut untuk semakin meningkatkan kinerja perusahaan dalam pasar (Market) yang semakin kompetitif dalam rangka menciptakan nilai tambah (added value) baik bagi pemegang saham (shareholder) dan mengakomodasi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholder).

Dalam persaingan usaha yang semakin ketat saat ini, setiap perusahaan dituntut memiliki keunggulan kompetitif untuk memenangkan persaingan tersebut. Keunggulan tersebut dapat berupa keunggulan secara produk, sistem distribusi, pelayanan, dukungan informasi teknologi dan sebagainya. Namun tidak kalah penting juga adalah keunggulan softstructure berupa pengelolaan perusahaan yang baik, budaya kerja yang kuat, kompetensi SDM dan nilai-nilai perusahaan yang mampu mengikat loyalitas nasabah dan masyarakat secara luas.Pedoman standar etika perusahaan INTAN (Code of Conduct) adalah


(47)

sekumpulan komitmen yang terdiri dari Budaya Perusahaan INTAN serta standar etika perusahaan PT. Pegadaian (Persero) yang membentuk dan mengarah kesesuaian tingkah laku sehingga sesuai dengan budaya dan nilai-nilai perusahaan.

Code of Conduct berlaku untuk seluruh individu yang bertindak atas nama PT. Pegadaian (Persero), Anak Perusahaan, Pemegang Saham serta menjadi acuan seluruh stakeholders atau mitra kerja yang melakukan transaksi bisnis dengan nama PT Pegadaian (Persero).

Direksi PT. Pegadaian (Persero) senantiasa mendorong kepatuhan terhadap Code of Conduct dan berkomitmen untuk mengimplementasikannya, serta mewajibkan seluruh pimpinan dari setiap tingkatan dalam Perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa Code of Conduct dipatuhi dan dijalankan dengan baik pada jajaran masing-masing. Penerapan Code of conduct dimaksudkan untuk mempengaruhi, membentuk dan mengarahkan kesesuaian tingkah laku Insan Pegadaian dengan nilai-nilai dan budaya Perusahaan.

4.1.2 Struktur Organisasi PT. Pegadaian (Persero) Pasar Atas

Dengan melakukan pemilihan serta penentuan struktur organisasi yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi dalam perusahaan maka pencapaian tujuan perusahan akan lebih terarah. Selain itu, dengan struktur organisasi yang jelas dan baik maka akan dapat diketahui sampai dimana wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan tugasnya. Dalam


(48)

menjalankan aktivitas usahanya, PT. Pegadaian (Persero) menerapkan struktur organisasi fungsional. Jenis struktur organisasi ini mengelompokkan orang berdasarkan tugas yang mereka lakukan dalam kehidupan profesional atau menurut tugas yang dilakukan dalam organisasi.

Berikut struktur organisasi PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas dilihat pada gambar 4.1 :

STRUKTUR ORGANISASI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIMAHI PASAR ATAS

.

Sumber: PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas

Gambar 4.1

STRUKTUR ORGANISASI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIMAHI PASAR ATAS

Pemimpin Cabang

Pengelolah UPC Penafsir Penyimpan

PAP PAP


(49)

4.1.3 Deskripsi Tugas

1. Pemimpin Cabang Tugas/wewenang :

a. Mewakili direksi pusat menjalankan perusahaan.

b. Memberikan laporan kemajuan cabang kepada direksi pusat termasuk keuangannya.

c. Mengambil semua tindakan yang diperlukan agar cabang berjalan lancar.

d. Menjalankan program perusahaan untuk cabang itu (mengejar target)

e. Berhak atas promosi dan bonus jika cabang maju melebihi target perusahaan.

2. Pengelolah UPC

1. Penaksir, tugas/wewenang :

a. Melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan untuk menentukan mutu dan nilai barang dalam rangka mewujudkan penetapan uang pinjaman yang wajar.

b. Mengajukan kebutuhan peralatan kerja menaksir. c. Menetapkan taksiran sesuai kewenangannya.

d. Bertanggung jawab besarnya uang pinjaman berdasarkan taksiran nilai barang jaminan yang ditaksirnya sesuai ketentuan yang berlaku.


(50)

2. Kasir, tugas/wewenang :

a. Mengurus penerima dan pembayaran semua transaksi yang terjadi di kantor cabang.

b. Melakukan analisa kredit atas usaha calon nasabah sebagai dasar pemberi kredit.

c. Menghubungi pihak-pihak yang terkait dengan jaminan fludisia.

d. Melaksanakan penyitaan barang-barang jaminan berdasarkan ketentun yang berlaku.

e. Bertanggung jawab terealisasinya analisa kredit atas usaha cabang nasabah sebagai dasar pemberi kredit

f. Bertanggung jawab terealisasinya koordinasinya dengan pihak-pihak yang terkait dengan jaminan fidusia brdasarkan ketentuan yang berlaku.

g. Bertanggung jawab kesiapan berkas-berkas untuk keperluan penyitaan barang jaminan.

h. Bertanggung jawab terlaksananya penyitaan barang jaminan sesuai ketentuan yang berlaku dan secara fidusia yang akan di lelang.

3. Pemegang Gudang, tugas/wewenang :

a. Melakukan pemeriksaan, penyimpanan, dan mengeluarkan barang jaminan selain barang kantong dalam rangka ketertiban dan keamanan serta keutuhan barang jaminan.


(51)

b. Mengajukan kebutuhan peralatan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan dalam gudang dan memberikan informasi seperlunya kepada nasabah berkaitan dengan barang jaminan yang diserahkan.

c. Bertanggung jawab kebenaran jumlah barang jaminan, kerapian, kebersihan, dan keamanan.

3. Penyimpan

Tugas/wewenang adalah mengurus gudang barang jaminan emas dengan cara menerima, menyimpan, merawat dan mengeluarkan. 4. PAP (Petugas Administrasi Pembayaran)

Tugas/wewenang adalah menerima dan membayar uang kepada nasabah (lembaga keuangan atau bank, pelanggan atau ritel atau clien).

4.1.4 Aspek Kegiatan PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas

PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas merupakan badan usaha yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti yang di maksud dalam kitab undang-undang hukum perdata pasal 1150.

Dalam kegiatan PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas sebagai berikut :

1. Penyaluran dana lebih dari 50% dana yang dihimpun oleh PT. Pegadaian (Persero) tertanam dalam aktiva ini, karna ini merupakan


(52)

kegiatan utama untuk memperoleh pendapatan, di sampng sumber-sumber lainnya (surat berharga dan lelang)

2. Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan inventaris (tanah, bangunan, kendaraan, mebel, dll.)

3. Investasi lain (idle fund) ini dapat digunakan untuk investasi jangka pendek, dan jangka menengah. Contoh : investasi di bidang properti. 4. Penerbitan obligasi, dalam hal ini PT. Pegadaian (Persero) sudah dua

kali menerbitkan obligasi yaitu terjadi pada tahun 1993 sebesar Rp. 25 miliyar, tahun 1994 sebesar Rp. 25 miliyar. Jangka waktu masing-masing 5 tahun.

5. Pendanaan kegiatan operasional (gaji pegawai, perawatan peralatan).

4.2 Hasil Pembahasan

4.2.1 Perkembangan Penyaluran Kredit Cepat Aman (KCA) Yang Disalurakan Pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014.

Jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang disalurkan pada PT. Pegadaian (Persero) cabang cimahi pasar atas selalu mengalami perubahan setiap tahunnya, untuk mengetahui lebih jelas adanya kenaikan dan penurunan jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) dapat dilihat pada tabel 4.1.

Berikut tabel perkembangan penyaluran kredit pada PT. Pegadaian (Persero) cabang cimahi pasar :


(53)

Tabel 4.1

Perkembangan Penyaluran Kredit Cepat Aman (KCA) Pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar

Tahun 2007-2014

Tahun Kredit Yang Disalurkan Perkembangan kredit yang

disalurkan

Rp %

2007 39.221.536.000 5.178.528.000 15,21 % 2008 60.899.139.000 21.677.603.000 55,26 % 2009 83.494.309.000 22.595.170.000 37,10 % 2010 108.736.332.000 25.242.023.000 30,23 % 2011 130.144.248.000 21.407.916.000 19,68 % 2012 77.425.168.000 -52.719.080.000 -40,50 % 2013 71.261.280.000 -6.163.888.000 -7,96 %

2014 92.239.135.000 20.977.855.000 29.43 % Berikut cara perhitungan perkembangan kredit yang disalurkan dan presentase setiap tahunnya :

Rp = jumlah kredit tahun n– jumlah kredit tahun sebelumnya

% = Perkembangan Rp tahun n x 100 % Jumlah kredit tahun sebelumnya

Tahun 2006 - 2007 = 39.221.536.000 - 34.043.008.000 = 5.178.528.000 5.178.528.000 x 100 = 15,21 %

34.043.008.000

Tahun 2007 - 2008 = 60.899.139.000 - 39.221.536.000 = 21.677.603.000 21.677.603.000 x 100 = 55,26 %


(54)

Tahun 2008 - 2009 = 83.494.309.000 - 60.899.139.000 = 22.595.170.000 22.595.170.000 x 100 = 37,10 %

60.899.139.000

Tahun 2009 – 2010 = 108.736.332.000 - 83.494.309.000 = 25.242.023.000 25.242.023.000 x 100 = 30,23 %

83.494.309.000

Tahun 2010 – 2011 = 130.144.248.000 - 108.736.332.000 = 21.407.916.000 21.407.916.000 x 100 = 19,68 %

108.736.332.000

Tahun 2011 – 2012 = 77.425.168.000 - 130.144.248.000 = -52.719.080.000 -52.719.080.000 x 100 = -40,50 %

130.144.248.000

Tahun 2012 – 2013 = 71.261.280.000 - 77.425.168.000 = -6.163.888.000 -6.163.888.000 x 100 = -7,96 %

77.425.168.000

Tahun 2013 – 2014 = 92.239.135.000 - 71.261.280.000 = 20.977.855.000 20.977.855.000 x 100 = 29.43 %

71.261.280.000

Grafik perkembangan penyaluran kredit cepat aman (KCA) dengan menggunakan rumus perhitungan Perkembangan yang dapat di lihat pada gambar 4.1 di bawah ini.


(55)

Grafik 4.1

Grafik Perkembangan Penyaluran Kredit Cepat Aman (KCA) PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014

Grafik presentase perkembangan penyaluran kredit cepat aman (KCA) dengan menggunakan rumus perhitungan Perkembangan yang dapat di lihat pada grafik 4.2 di bawah ini.

Grafik 4.2

Grafik Presentase (%) Perkembangan Penyaluran Kredit Cepat Aman (KCA) PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014

0 20000000 40000000 60000000 80000000 100000000 120000000 140000000

Perkembangan kredit yang disalurkan

-60 -40 -20 0 20 40 60 80

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014


(56)

Perkembangan penyaluran kredit cepat aman (KCA) PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014 dan presentase perkembangan pertahunnya dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pada tahun 2007 jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang di salurkan sebesar Rp. 39.221.536.000 dibandingkan pada tahun 2006 jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang di salurkan sebesar Rp. 34.043.008.000, maka jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) meningkat sebesar 15,21%.

b. Pada tahun 2008 jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang di salurkan sebesar Rp. 60.899.139.000 dibandingkan pada tahun 2007 jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang di salurkan sebesar Rp. 39.221.536.000, maka jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) meningkat sebesar 55,26%.

c. Pada tahun 2009 jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang di salurkan sebesar Rp. 83.494.309.000 dibandingkan pada tahun 2008 jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang di salurkan sebesar Rp. 60.899.139.000, maka jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) meningkat sebesar 37,10%.

d. Pada tahun 2010 jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang di salurkan sebesar Rp. 108.736.332.000 dibandingkan pada tahun 2009 jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang di salurkan sebesar Rp. 83.494.309.000, maka jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) meningkat sebesar 30,23%.


(57)

e. Pada tahun 2011 jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang di salurkan sebesar Rp. 130.144.248.000 dibandingkan pada tahun 2010 jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang di salurkan sebesar Rp. 108.736.332.000, maka jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) meningkat sebesar 19,68%.

f. Pada tahun 2012 jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang di salurkan sebesar Rp. 77.425.168.000 dibandingkan pada tahun 2011 jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang di salurkan sebesar Rp. 130.144.248.000, maka jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) menurun sebesar 40,50%.

g. Pada tahun 2013 jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang di salurkan sebesar Rp. 71.261.280.000 dibandingkan pada tahun 2012 jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang di salurkan sebesar Rp. 77.425.168.000, maka jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) menurun sebesar 7,96%.

h. Pada tahun 2014 jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang di salurkan sebesar Rp. 92.239.135.000 dibandingkan pada tahun 2013 jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang di salurkan sebesar Rp. 71.261.280.000, maka jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) meningkat sebesar 29,43%.

Pada penjelasan diatas perkembangan penyaluran kredit cepat aman (KCA) yang mengalami peningkatan paling tinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 55,26% dikarenakan menurunnya tingkat suku bunga pada tahun itu yang


(58)

sebelumnya pada tahun 2007 kebawah sebesar 30% setiap tahunnya menjadi 24% setiap tahunnya. sedangkan perkembangan penyaluran kredit yang mengalami penurunan yang drastis terjadi pada tahun 2012 dikarenakan pada tahun itu tingkat perekonomian yang terjadi diindonesia mengalami peningkatan ekonomi yang mengakibatkan kurangnya nasabah yang menggadaikan barang berupa emas maupun non emas di PT. Pegadaian (Persero) cabang cimahi pasar atas.

4.2.2 Perkembangan Pendapatan Pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014.

Jumlah pendapatan yang diperoleh pada PT. Pegadaian (Persero) cabang cimahi pasar atas selalu mengalami perubahan setiap tahunnya, untuk mengetahui lebih jelas adanya kenaikan dan penurunan jumlah pendapatan dapat dilihat perhitungan perkembangan pendapatan dibawah ini.

Berikut perhitungan perkembangan pendapatan pada PT. Pegadaian (Persero) cabang cimahi pasar :

Suku bunga pada tahun 2007 kebawah sebesar 30% setiap tahunnya, sedangkan suku bunga pada tahun 2008 – sekarang sebesar 24% setiap tahunnya.

Cara menghitung = jumlah kredit tahun n x suku bunga. Tahun 2007 = 39.221.536.000 x 30% = 11.766.460.800 Tahun 2008 = 60.899.139.000 x 24% = 14.615.793.360 Tahun 2009 = 83.494.309.000 x 24% = 20.038.634.160 Tahun 2010 = 108.736.332.000 x 24% = 26.096.719.680 Tahun 2011 = 130.144.248.000 x 24% = 31.234.619.520 Tahun 2012 = 77.425.168.000 x 24% = 18.582.040.320


(59)

Tahun 2013 = 71.261.280.000 x 24% = 17.102.707.200 Tahun 2014 = 92.239.135.000 x 24% = 22.137.392.400

Berikut tabel perkembangan pendapatan pada PT. Pegadaian (Persero) cabang cimahi pasar :

Tabel 4.2

Perkembangan Pendapatan Pada

PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Tahun 2007-2014

Berikut cara perhitungan perkembangan pendapatan dan presentase setiap tahunnya :

Rp = jumlah pendapatan tahun n– jumlah pendapatan tahun sebelumnya

% = Perkembangan Rp tahun n x 100 % Jumlah pendapatan tahun sebelumnya

Tahun 2006 - 2007 = 11.766.460.800 - 10.212.902.400 = 1.553.558.400 1.553.558.400 x 100 = 15,21 %

10.212.902.400

Tahun Pendapatan Perkembangan Pendapatan

Rp %

2007 11.766.460.800 1.553.558.400 15,21 % 2008 14.615.793.360 2.849.332.560 24,21 %. 2009 20.038.634.160 5.422.840.800 37,10 % 2010 26.096.719.680 6.058.085.520 30,23 % 2011 31.234.619.520 5.137.899.840 19,68 % 2012 18.582.040.320 -12.652.579.200 -40,50 % 2013 17.102.707.200 -1.479.333.120 -7,96 %


(60)

Tahun 2007 - 2008 = 14.615.793.360 - 11.766.460.800 = 2.849.332.560 2.849.332.560 x 100 = 24,21 %

11.766.460.800

Tahun 2008 - 2009 = 20.038.634.160 - 14.615.793.360 = 5.422.840.800 5.422.840.800 x 100 = 37,10 %

14.615.793.360

Tahun 2009 – 2010 = 26.096.719.680 - 20.038.634.160 = 6.058.085.520 6.058.085.520 x 100 = 30,23 %

20.038.634.160

Tahun 2010 – 2011 = 31.234.619.520 - 26.096.719.680 = 5.137.899.840 5.137.899.840 x 100 = 19,68 %

26.096.719.680

Tahun 2011 – 2012 =18.582.040.320 - 31.234.619.520 = -12.652.579.200 -12.652.579.200 x 100 = -40,50 %

31.234.619.520

Tahun 2012 – 2013 = 17.102.707.200 - 18.582.040.320 = -1.479.333.120 -1.479.333.120 x 100 = -7,96 %

18.582.040.320

Tahun 2013 – 2014 = 22.137.392.400 - 17.102.707.200 = 5.034.685.200 5.034.685.200 x 100 = 29.43 %

17.102.707.200

Grafik perkembangan pendapatan dengan menggunakan rumus perhitungan Perkembangan yang dapat di lihat pada gambar 4.3 di bawah ini.


(61)

Grafik 4.3

Grafik Perkembangan pendapatan PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014

Grafik presentase perkembangan pendapatan kredit cepat aman (KCA) dengan menggunakan rumus perhitungan Perkembangan yang dapat di lihat pada grafik 4.4 di bawah ini.

Grafik 4.4

Grafik Presentase Perkembangan pendapatan PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014

Perkembangan pendapatan PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014 dan Presentase Perkembangan pertahunnya dapat diuraikan sebagai berikut :

0 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 30000000 35000000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Pendapatan

-60 -40 -20 0 20 40 60

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014


(62)

a. Pada tahun 2007 jumlah pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 11.766.460.800 dibandingkan pada tahun 2006 jumlah pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 10.212.902.400, maka jumlah pendapatan yang diperoleh meningkat sebesar 15,21%.

b. Pada tahun 2008 jumlah pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 14.615.793.360 dibandingkan pada tahun 2007 jumlah pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 11.766.460.800, maka jumlah pendapatan yang diperoleh meningkat sebesar 24,21%.

c. Pada tahun 2009 jumlah pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 20.038.634.160 dibandingkan pada tahun 2008 jumlah pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 14.615.793.360, maka jumlah pendapatan yang diperoleh meningkat sebesar 37,10%.

d. Pada tahun 2010 jumlah pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 26.096.719.680 dibandingkan pada tahun 2009 jumlah pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 20.038.634.160, maka jumlah pendapatan yang diperoleh meningkat sebesar 30,23%.

e. Pada tahun 2011 jumlah pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 31.234.619.520 dibandingkan pada tahun 2010 jumlah pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 26.096.719.680, maka jumlah pendapatan yang diperoleh meningkat sebesar 19,68%.

f. Pada tahun 2012 jumlah pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 18.582.040.320 dibandingkan pada tahun 2011 jumlah pendapatan


(63)

yang diperoleh sebesar Rp. 31.234.619.520, maka jumlah pendapatan yang diperoleh menurun sebesar 40,50%.

g. Pada tahun 2013 jumlah pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 17.102.707.200 dibandingkan pada tahun 2012 jumlah pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 18.582.040.320, maka jumlah pendapatan yang diperoleh menurun sebesar 7,96%.

h. Pada tahun 2014 jumlah pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 22.137.392.400 dibandingkan pada tahun 2013 jumlah pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 17.102.707.200, maka jumlah pendapatan yang diperoleh meningkat sebesar 29,43%.

Pada penjelasan diatas perkembangan pendapatan yang mengalami peningkatan paling tinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 37,10 % yang disebabkan kepercayaan masyarakat pada PT. Pegadaian (Persero) lebih tinggi serta tingkat suku bunga yang relatif kecil di PT. Pegadaian (Persero) pada saat itu sebesar 24 %, sedangkan pendapatan yang mengalami penurunan drastis terjadi pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 40,50 % dan 7,96% yang disebabkan karena jumlah penyaluran kredit yang disalurkan pada tahun 2012 dan 2013 lebih kecil dibandingkan tahun 2011 dengan persentase penurunan sebesar 40,50 % dan 7,96%.


(64)

4.2.3 Analisis Penyaluran Kredit Cepat Aman (KCA) Untuk Meningkatkan Pendapatan Pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014.

Jumlah penyaluran kredit cepat aman (KCA) pada PT. Pegadaian (Persero) cabang cimahi pasar atas setiap tahunnya mengalami perkembangan yang berfluktuatif karena disebabkan oleh beberapa hal yang salah satunnya adalah besarnya tingkat suku bunga serta jumlah nasabah pegadaian itu sendiri. Dengan adannya perkembangan yang berfluktuatif itu maka pendapatan yang dihasilkan oleh PT. Pegadaian (Persero) cabang cimahi pasar atas juga mengalami perkembangan yang berfluktuatif. Untuk mengetahui lebih jelas adanya kenaikan dan penyaluran kredit serta jumlah pendapatan dapat dilihat pada tabel 4.3.

Berikut tabel presentase perkembangan penyaluran kredit serta presentase pendapatan pada PT. Pegadaian (Persero) cabang cimahi pasar :

Tabel 4.3

Analisis Penyaluran Kredit Cepat Aman (KCA) Untuk Meningkatkan Pendapatan Pada PT Pegadaian (PERSERO) Cabang Cimahi

Pasar Atas Tahun 2007-2014 Tahun Perkembangan

Penyaluran kredit cepat aman

(KCA) (%)

Perkembangan Pendapatan

(%)

2007 15,21 % 15,21 %

2008 55,26 % 24,21 %.

2009 37,10 % 37,10 %


(65)

2011 19,68 % 19,68 %

2012 -40,50 % -40,50 %

2013 -7,96 % -7,96 %

2014 29.43 % 29.43 %

Dari tabel di atas dapat dilihat presentase perkembangan penyaluran kredit cepat aman (KCA) dan Perkembangan pendapatan yang di peroleh setiap tahunnya pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar Atas Tahun 2007-2014 dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pada tahun 2006-2007 penyaluran kredit cepat aman (KCA) mengalami peningkatan sebesar 15,21% dan pendapatannya mengalami peningkatan sebesar 15,21%, dalam hal ini terlihat bahwa peningkatan penyaluran kredit cepat aman (KCA) dengan pendapatan besarnya adalah sama atau berbanding lurus dikarenakan jumlah tingkat suku bunga pada tahun 2006-2007 sama yaitu sebesar 30%. b. Pada tahun 2007-2008 penyaluran kredit cepat aman (KCA)

mengalami peningkatan sebesar 55,26% sedangkan pendapatan mengalami peningkatan sebesar 24,21%, dalam hal ini terlihat bahwa besarnya persentase penyaluran kredit cepat aman (KCA) dengan pendapatan tidak sama atau bisa dibilang persentase pendapatannya menurun bila dibandingkan dengan jumlah penyaluran kredit yang disalurkan. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2007-2008 besarnya tingkat suku bunga mengalami penurunan sebesar 6%, yang pada tahun 2007 kebawah jumlah tingkat suku bunga sebesar 30%, sedangkan pada tahun 2008 menjadi 24% pertahun.


(1)

v

10.Bapak Dani selaku karyawan PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar

Atas pembimbing di lokasi penelitian yang juga telah banyak memberikan

bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga dalam

pelaksanaan tugas akhir dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

11.Seluruh staf karyawan, atasan di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Cimahi Pasar

Atas dan PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung, penulis ucapkan

terimakasih yang tak terhingga karena sudah memberikan semangat dan

dukungan selama melakukan penyusunan Tugas Akhir ini.

12.Kepada kedua orang tua saya Bapak Sri Widodo dan Ibu Sri Harini yang sangat

saya sayangi, dan kedua adik saya Amelia Hapsari Aisyah Widodo dan Alfaizar

Rozzaq Widodo yang saya cintai terimakasih untuk setiap doa, dukungan baik

berupa moral dan materi, serta motivasi dan semangat yang tidak ada hentinya,

saya sayang kalian semua.

13.Fajar Andri Yunariawan, ST. penulis mengucapkan terimakasih karena sudah

selalu memberikan doa, semangat, dukungan penuh dan membantu dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

14.Kepada teman-teman saya di kelas Keuangan dan Perbankan 2012 yang selalu

ada, selalu mendukung dan terima kasih telah membantu saya dalam menyusun

Laporan Tugas Akhir ini, saya sayang kalian semua.

15.Tak lupa pula penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada

pihak-pihak terkait lainnya yang telah banyak membantu baik itu untuk Pelaksanaan


(2)

vi

Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna serta

memperhatikan keterbatasan penguasaan ilmu, segala ketidaktelitian dan kesalahan

dalam penulisan laporan tugas akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan koreksi,

masukan atau saran serta tanggapan dari semua pihak. tentang penulisan laporan tugas

akhir ini, Penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat

bagi penulis sebagai pengalaman dan bagi pembaca.

Bandung, Juli 2015

Penulis


(3)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

- : -

itn

1nl saya menyatakan bahwa:

-

Karya tulis (Tugas Akhir) saya

ini

adalah asli dan belum pernah diajukan untuk pembuatantugas lain atau mendapatkan gelar akademik (Ahli Madya, Sarjana, Master dan Doktor), baik

di

Universitas Komputer Indonesia maupun di perguruan tinggi lain.

Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dari pembimbing.

Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang

lain,

kecuali secara tetulis dengan jelas dicanturnkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

sava bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang

berlaku.

Bandung, Juli 2015 Yang membuat perny ataan

DESY AISYAH WAHYUNINGTRIAS


(4)

(5)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

I. Data Pribadi

Nama Lengkap : Desy Aisyah Wahyuningtrias Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 29 Desember 1993

Umur : 21 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Mahasiswa

NIM : 21512025

Agama : Islam

Bangsa : Indonesia

Alamat : Jl. Sukasari IV No. 215 RT/RW 06/01 Cibeureum-Cimahi Selatan.

Telp : 081223737494

E-mail : desiaisyah22@gmail.com

II. Pendidikan Formal

1. TK PGRI 09/93 Semarang, tamat berijazah tahun 2000 2. SDN Wonosari 04 Semarang, tamat berijazah tahun 2006 3. SMP Nusa Bhakti Semarang., tamat berijazah tahun 2009 4. SMK Nusa Bhakti Semarang, tamat berijazah tahun 2012

5. Tahun 2015 saat ini tercatat sebagai mahasiswa jenjang diploma tiga (D3) Program Studi Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(6)

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, Menyetujui :

"Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia llakBebas Rovaltv Non Elisklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kansesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan".

Mengetahui, Pembimbing

@

NIP. 4127.34.A2.A46

Catatan iika ada vans tidak daoat di'onlrna-kaF. sertakan densan alasan vanq ielas dan benar di bawgh ini