Kerajaan Medang Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

239 Ilmu Pengetahuan Sosial Sumber:http:wisatanesia.cowp-contentuploads201409candi-mendut.jpg Gambar 4.34. Stupa Mendut Dalam bidang kebudayaan, Mataram kuno banyak menghasilkan karya berupa candi dan stupa. Keluarga Sanjaya yang beragama Hindu meninggalkan candi-candi seperti kompleks Candi Dieng, kompleks Candi Gedongsongo dan Candi Prambanan. Adapun keluarga Syailendra yang beragama Buddha meninggalkan stupa seperti Borobudur, Mendut, dan Pawon.

e. Kerajaan Medang

Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa Mpu Sindok memindahkan ibukota kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Ibu kotanya terletak di dekat Jombang di tepi Sungai Brantas. Selanjutnya, Mpu Sindok ini mendirikan dinasti baru yang bernama dinasti Isyana menggantikan dinasti Syailendra. Sumber sejarah yang berkenaan dengan kerajaan Medang di Jawa Timur antara lain Prasasti Pucangan, Prasasti Anjukladang dan Pradah, Prasasti Limus, Prasasti Sirahketing, Prasasti Wurara, Prasasti Semangaka, Prasasti Silet, Prasasti Turun Hyang, dan Prasasti Gandhakuti. Sumber yang lain adalah berita dari India dan Cina. Pendiri Kerajaan Mataram di Jawa Timur adalah Mpu Sindok sekaligus sebagai raja pertama dengan gelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikrama Dharmatunggadewa. Mpu Sindok memerintah tahun 929-948 M.Setelah Mpu Sindok meninggal, ia digantikan oleh anak perempuannya bernama Sri Di unduh dari : Bukupaket.com 240 Kelas VII SMPMTs Isyanatunggawijaya. Ia menikah dengan Sri Lokapala dan dikaruniai seorang putra yang bernama Sri Makutawang Swardhana yang kemudian naik tahta menggantikan ibunya. Sri Makutawang Swardhana digantikan oleh Sri Dharmawangsa Teguh Anantawikrama. Berdasarkan berita dari Cina, disebutkan bahwa Dharmawangsa pada tahun 990 M mengadakan serangan ke Sriwijaya sebagai upaya mematahkan monopoli perdagangan Sriwijaya akan tetapi upaya ini mengalami kegagalan. Pada tahun 1016, Raja Wurawari menyerang Dharmawangsa. Diduga penyerangan ini terjadi atas dorongan kerajaan Sriwijaya. Serangan ini terjadi pada saat Dharmawangsa sedang melaksanakan perkawinan antara puterinya dengan Airlangga, putra Raja Udayana dari Bali. Peristiwa ini menewaskan seluruh keluarga raja termasuk Dharmawangsa sendiri. Hanya Airlangga yang berhasil menyelamatkan diri.Bersama seorang pengikutnya yang bernama Norotama, Airlangga bersembunyi di Wonogiri hutan gunung dan hidup sebagai seorang pertapa. Sumber:http:3. bp.blogspot.com Gambar 4.35. Patung Raja Airlangga berbentuk patung dewa Wisnu sedang menunggang garuda Di unduh dari : Bukupaket.com 241 Ilmu Pengetahuan Sosial Pada tahun 1019, Airlangga dinobatkan menjadi raja menggantikan Dhamawangsa oleh para pendeta Buddha.Ia segera mengadakan pemulihan hubungan baik dengan Sriwijaya. Airlangga membantu Sriwijaya ketika diserang Raja Colamandala dari India Selatan. Selanjutnya tahun 1037, Airlangga berhasil mempersatukan kembali daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Dharmawangsa. Airlangga juga memindahkan ibukota kerajaannya dari Daha ke Kahuripan. Pada tahun 1042, Airlangga menyerahkan kekuasaanya pada putrinya yang bernama Sangrama Wijaya Tunggadewi. Namun, putrinya itu menolak dan memilih untuk menjadi seorang petapa dengan nama Ratu Giriputri. Selanjutnya Airlangga memerintahkan Mpu Bharada untuk membagi dua kerajaan, yaitu Panjalu dengan ibu kota Daha dan Jenggala yang ber ibukota di Kahuripan. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya perang saudara di antara kedua putranya yang lahir dari selir. Kehidupan ekonomi kerajaan Medang banyak bergantung kepada pelayaran dan perdagangan. Kerajaan Sriwijaya menjadi saingan berat bagi kerajaan Medang karena waktu itu Sriwijaya menguasai jalur perdagangan laut India - Indonesia - Cina. Hal inilah yang menyebabkan Raja Dharmawangsa berusaha mematahkan monopoli perdagangan Sriwijaya. Selanjutnya pada masa pemerintahan Airlangga, pelabuhan Hujung Galuh di Muara Kali Brantas diperbaiki.Pelabuhan Hujung Galuh kemudian menjadi Bandar perdagangan yang ramai.Banyak pedagang asing singgah di kedua pelabuhan itu, seperti pedagang dari India, Burma, Kamboja, dan Champa.Selain itu, dibangun pula bendungan Waringin Sapta.Bendungan ini berguna untuk mengairi sawah-sawah penduduk dan mencegah luapan kali brantas yang mengganggu aktivitas perdagangan. Bidang sastra juga mendapat perhatian.Pada masa pemerintahan Dharmawangsa kitab Mahabarata disadur dalam bahasa Jawa Kuno. Selanjutnya pada masa pemerintahan Airlangga, Mpu Kanwa menggubah kitab Arjunawihaha. Di unduh dari : Bukupaket.com 242 Kelas VII SMPMTs

f. Kerajaan Kediri