Teori Waisya Teori Ksatria

224 Kelas VII SMPMTs Hubungan dagang antara India dan Cina semula dilakukan melalui jalur darat yang dikenal dengan jalur sutera. Jalur ini membentang dari Cina, melewati Asia Tengah, sampai ke Eropa. Komoditi utama yang diperdagangkan adalah kain sutera dari Cina, itulah mengapa jalur tersebut dinamakan sebagai Jalur Sutera. Selain kain sutera, wawangian dan rempah-rempah juga menjadi komoditas yang sangat laris di Eropa. Akan tetapi sejak awal abad Masehi jalur itu dialihkan melalui laut karena situasi jalan darat di Asia Tengah sudah tidak aman. Jalan laut yang terdekat dari India ke Cina, yaitu melalui Selat Malaka. Peralihan rute perdagangan ini telah membawa keuntungan bagi masyarakat di Indonesia. Kepulauan Indonesia menjadi daerah transit pemberhentian bagi pedagang-pedagang Cina dan pedagang-pedagang India. Masyarakat di Indonesia juga ternyata ikut aktif dalam perdagangan tersebut sehingga terjadilah kontak hubungan di antara keduanya Indonesia-India dan Indonesia- Cina. Hubungan dengan kedua bangsa itu menyebabkan pengaruh Hindu- Buddha yang berasal dari India berkembang di Indonesia. Namun demikian, tidak diketahui secara pasti mengenai kapan dan bagaimana proses masuknya kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Sampai saat ini masih ada perbedaan pendapat mengenai cara dan proses masuknya kebudayaan Hindu-Buddha ke Kepulauan Indonesia. Berikut ini beberapa pendapat teori mengenai masuknya kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia.

a. Teori Waisya

Teori Waisya dikemukan oleh NJ.Krom. Ia menyebutkan bahwa proses masuknya kebudayaan Hindu-Budha dibawa oleh pedagang India. Para pedagang India yang berdagang di Indonesia menyesuaikan dengan angin musim. Sambil menunggu perubahan arah angin, mereka dalam waktu tertentu menetap di Indonesia. Selama para pedagang India tersebut menetap di Indonesia, memungkinkan terjadinya perkawinan dengan perempuan- perempuan pribumi. Menurut NJ. krom, mulai dari sini pengaruh kebudayaan India menyebar dan menyerap dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

b. Teori Ksatria

Ada tiga pendapat mengenai proses penyebaran kebudayaan Hindu-Budha yang dilakukan oleh golongan ksatria, yaitu: 1. C.C. Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria yang turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Para ksatria India ini ada yang terlibat konlik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan Di unduh dari : Bukupaket.com 225 Ilmu Pengetahuan Sosial yang diberikan oleh para ksatria ini sedikit banyak membantu kemenangan bagi salah satu kelompok atau suku di Indonesia yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di antara mereka yang kemudian dinikahkan dengan salah satu putri dari kepala suku atau kelompok yang dibantunya. Dari perkawinannya itu, para ksatria dengan mudah menyebarkan tradisi Hindu-Budha kepada keluarga yang dinikahinya tadi. Selanjutnya berkembanglah tradisi Hindu-Budha dalam kerajaan di Indonesia. 2. Sama seperti yang diungkap oleh C.C. Berg, Mookerji juga mengatakan bahwa golongan ksatria dari Indialah yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia. Para Ksatria ini selanjutnya membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan. 3. J.L. Moens mencoba menghubungkan proses terbentuknya kerajaan- kerajaan di Indonesia pada awal abad ke-5 dengan situasi yang terjadi di India pada abad yang sama. Ternyata sekitar abad ke-5, ada di antara para keluarga kerajaan di India Selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu kerajaannya mengalami kehancuran. Mereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.

c. Teori Brahmana