Pelaku Mafia Peradilan Adalah Penegak Hukum

Universitas Muhammadiyah Malang
www.umm.ac.id

Pelaku Mafia Peradilan Adalah Penegak Hukum
Wawasan : Selasa, 2010-10-21 |
MALANG -Ketua Komisi Yudisial (KY) Busyro Muqoddas menyatakan, sebagian besar pelaku mafia peradilan adalah
oknum para penegak hukum sendiri. ”Ini fakta sosial. Sebagian besar pelaku praktik mafia peradilan justru para
penegak hukum itu sendiri, yakni kepolisian, kejaksaan, pengacara, dan hakim,” kata Busyro ketika memberikan kuliah
tamu di hadapan ratusan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu.

Menurut Busyro, para pelaku hukum ini adalah orang-orang yang menghalalkan segala cara dan sengaja menabrak
prinsip moralitas hukum. Dalam melakukan aksinya, lanjut dia, mereka bekerja melalui organisasi di bawah tanah.
Tidak ada organisasi resmi, tetapi hal itu dilakukan dengan khusuk dan tenang, namun akibat yang ditimbulkan mafia
tersebut jelas berdampak pada kerugian negara dalam sektor ekonomi.
Sebab, lanjutnya, mereka juga mengambil jatah dari APBN maupun APBD yang dipungut dari pajak masyarakat.
Bahkan, diperkirakan sekitar 70 persen hasil pajak itu menjadi sasaran empuk pejabat yang memanfaatkan mafia
hukum tadi.
Busyro menyayangkan, perilaku itu terus berkembang hingga saat ini. Mereka dinilai lebih rakus karena uang yang
mestinya untuk rakyat miskin dan pendidikan bisa murah malah digunakan untuk kepentingan pribadi.
Berdasarkan hasil penelitian, katanya, para mafia penegak hukum ini juga berasal dari kalangan pejabat negara.
Mereka adalah orang yang tidak memiliki nurani dan tidak pernah berfikir betapa susahnya masyarakat mencari biaya

pendidikan, pelayanan kesehatan, mencari pekerjaan akibat dana pembangunan yang seharusnya bisa dinikmati
diambil secara rakus oleh para koruptor.
Modus mafia
Ia mengatakan, modus mafia peradilan bisa bermacam- macam. Di antaranya, dengan memutar balikkan pasal
pengedar menjadi pengguna, menunda-nunda pelaksanaan waktu sidang, menggelapkan tafsir hukum pemerkosaan
menjadi kekerasan, penggunaan saksi dan lain sebagianya.

Yang jelas, tegasnya, banyak upaya yang dilakukan untuk memanipulasi hukum dengan tujuan meringankan terdakwa.
Dengan kekuatan uang semua bisa dilakukan oleh penegak hukum.

Menyinggung peran kampus dalam pemberantasan korupsi, Busyro mengatakan, kampus hendaknya tidak hanya
mencetak orang pandai melainkan melahirkan kepemimpinan yang berkarakter dan intelektualis.

”Orang kampus mestinya berilmu dan beramal ilmiah. Oleh karena itu mari kita ikut serta dalam penyadaran hukum ini
dengan cara mahasiswa mau meneliti dan dijadikan skripsi tentang penegakan hukum,” ujarnya menegaskan.
Busyro juga mengajak kepada semua dekan Fakultas Hukum di perguruan tinggi, untuk membuat program Kuliah Kerja
Nyata (KKN) yang diterjunkan ke pengadilan untuk melihat realita budaya lingkungan yang berkaitan dengan mafia
peradilan hukum.
Dalam kuliah tamu yang dibuka PR I UMM Prof Dr Sujono itu, Busyro juga menayangkan sebuah film yang
mengilustrasikan sinisme sosial dimana situasi yang buruk seolah-olah kelihatan baik. ant-pu


page 1 / 1