Hadis Nabi riwayat `Abd al-Raziq dari Zaid bin Aslam: Hadis Nabi riwayat al-Thabrani dalam al-Kabir dan al- Hakim dalam al-

12 Hadis ini sebagaimana telah penyusun kemukakan tertulis dalam banyak kitab hadis. Kualitas hadis ini, menurut Albani, Hasan. Bahkan menurut al-Hakim, kualitas hadis ini shahih dan disetujui oleh adz-Dzahabi. 29 Dengan demikian hadis ini termasuk hadis makbul, dapat dijadikan dalil karena kualitasnya shahih atau hasan. Menurut ulama, sebagaimana dikemukakan oleh an-Nawawi, debitur menghalalkan harga dirinya misalnya pihak kreditor mengadukan pada hakim bahwa sang debitur telah menzaliminya dan tak mau melunasi utangnya dan hukumannya adalah menahannya dan takzir. 30

6. Hadis Nabi riwayat `Abd al-Raziq dari Zaid bin Aslam:

هنأ ه لوُسَر َلِئُس - ملسَو ِهْيَلَع ه ىملَص - نَع هملحأف عيبلا ِِ نارعلا “ Rasulullah SAW. ditanya tentang ‘ urban uang muka dalam jual beli, maka beliau menghalalkannya. ” Hadis tersebut berbunyi: ِ قاهزهرلا دبع « هف َصُم » َأبنأ : ملسأ نب ديز نَع ي مَلْسَْْا « ه لوُسَر َل ئُس - ه ىهلَص هْيَلَع ملسَو - ههلحأف عيبلا ِ نِرعلا نَع Abdurrazzāq dalam Mushannaf-nya berkata: al-Aslami telah memberitahu kami kami dari Zaid ibn Aslam: Rasulullah SAW ditanya tentang Urban dalam jual beli, lalu beliau menghalalkannya. Sanad hadis ini menurut Ibnu Mulaqqin mursal . 31 Menurut Ibnu Hajar hadis ini dhaif . 32 Dengan demikian hadis ini mard ū d , tidak boleh dijadikan hujjah. Urb n yaitu seseorang membeli barang dan menyerahkan sesuatu pada penjualnya dengan catataan jika jual beli itu dilanjutkan maka sesuatu itu dihitung sebagai bagian dari pembayarann harga, jika jual beli tidak diteruskan maka sesuatu itu milik penjual, pembeli tidak boleh menariknya kembali. Jual beli seperti ini menurut mayoritas fukaha termasuk jual beli yang batil karena merupakan jual beli bersyarat dan garar. Sedangkan Imam Ahmad membolehkannya dan 29 Ibn al-Mulaqqin, , al-Badr al- Munīr , VI: 656. 30 An-Nawawi, al-Minh j, X: 227. 31 Ibn al-Mulaqqin, al-Badr al-Munīr, VI: 526. 32 Ibn Hajar al-`Asqalānī, at-Talkhīsh al-Habīr fī Takhrīj Ah dīts ar-R fi`ī al-Kabīr, ttp.: Dār al- Kutub al-`Ilmiyyah, 1989, III: 45. 13 meriwayatkan Ibnu Umar membolehkannya. Sedangkan hadis tentang larangan jual beli urb n munqathi 33

7. Hadis Nabi riwayat al-Thabrani dalam al-Kabir dan al- Hakim dalam al-

Mustadrak yang menyatakan bahwa hadis ini shahih sanadnya : ه ىلص ينلا نأ ْابع نب ا ىور ه ين ن اولاقف مهنم َْ اج ررنلا نب بارخر رمأ ام ملس و هيلع َتْرَمَأ َكمنِإ َ مل َِ ََْ ٌنو ُيُن ِْا منلا ى َلَع ا َنَلَو ا َنِجاَرْخِِر مل س و ه يلع ه ىل ص ه لو سر لا قف او ُلمجَعَ تَو اوُع َض ِ مكا ْاو ناا طلا اور هححصو كردتسما Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Nabi Saw. ketika beliau memerintahkan untuk mengusir Bani Nadhir, datanglah beberapa orang dari mereka seraya mengatakan: “W ahai Nabiyallah, sesungguhnya Engkau telah memerintahkan untuk mengusir kami sementara kami mempunyai piutang pada orang-orang yang belum jatuh te mpo” Maka Rasulullah saw berkata: “ Berilah keringanan dan tagihlah lebih cepat ” . Setelah peneliti telusuri, hadis tersebut terdapat dalam al-Mujam al-Ausath , bukan al-Mujam al-Kabir , karya at- Thabranī, yaitu: 6755 - نب نوان نع ةناكر نب ديزي نب يلع انث يجزلا دلاخ نب ملسم انث رامع نب ماشه انث ةعرز يأ نب دم انثدح مهنم َْ اج ررنلا نب بارخر رمأ ام ملس و هيلع ه ىلص ينلا نأ ْابع نب نع ةمركع نع ْصْا ِه َلوُسَر َن اَرْخِِر َتْرَمَأ َكمنِإ َ ملَِ ََْ ٌنوُيُن ِْامنلا ىَلَع اَنَلَو اَنِج ملس و هيلع ه ىلص ه لوسر لاقف اوُلمجَعَ تَو اوُعَض دلاخ نب ملسم َإ ةناكر نب ديزي نب يلع نع ثيدْا اذه وري َ 34 At- Thabranī berkata : Muhammad ibn Abi Zarah telah bercerita pada kami, dia berkata, Hisyam ibn `Ammar telah bercerita pada kami, dia berkata, Muslim ibn Khalid az-Zanji telah bercerita pada kami, dia berkata, Ali ibn Yazid ibn Rukanah telah bercerita pada kami dari Daud ibn al-Hushain dari Ikrimah dari Ibnu `Abbas bahwa Nabi SAW ketika beliau memerintahkan untuk mengusir Bani Nadhir, datanglah beberapa orang dari mereka seraya mengatakan: “W ahai Rasulullah, sesungguhnya Engkau telah memerintahkan untuk mengusir kami sementara kami mempunyai piutang pada orang-orang yang belum jatuh te mpo” Maka Rasulullah saw berkata: “ Berilah keringanan dan tagihlah lebih cepat ” . 33 Catatan kaki oleh Bakri Hayyānī dan Shafwah as-Saqā dalam `Allauddīn Ali ibn Hassām, Kanzulumm l fī Sunan al-Aqw l wal-Af`` l, edisi Bakri Hayyānī dan Shafwah as-Saqā, cet. v ttp.: Muassasah ar- Risālah, 1981, 34 Abul-Qāsim at-Thabrāniī, al-Mu`jam al-Ausath, Thariq ibn `Audhillah Kairo: Dār al-Haramain, 1415, VII: 29, hadis nomor 6755. 14 Taka ada yang meriwayatkan hadis ini dari Ali ibn Yazid ibn Rukanah kecuali Muslim ibn Khalid. Hadis ini juga diriwayatkan oleh al-Hakim dari Ibnu `Abbas dalam al-Mustadrak yang menurut penilaian Hakim hadis tersebut shahih sanadnya, Bukhari Muslim tidak mengeluarkannya, 35 juga oleh ad-Daruquthni dari Ibnu `Abbas dalam Sunan ad- D ruquthni . Menurutnya Muslim ibn Khalid tsiqah tetapi jelek hafalannya, dia telah membolak-balik hadis ini. 36 Pernyataan Ad-Daruquthni tsiqah tetapi jelek hafalannya mengandung kontradiksi internal. Sebab tsiqah itu mencakup adil dan dh bith kuat hafalannya. Perawi yang jelek hafalannya tidak bisa disebut tsiqah. Mungkin yang dimaksud yaitu Muslim ibn Khalid itu orang yang adil tetapi jelek hafalannya. Hadis ini juga terdapat dalam as-Sunan al- Kubra lil Baihaqī hadis nomor 11467 yang diakui oleh al-Baihaqi sendiri dalam sanadnya terdapat rawi yang dha ī f . 37 Dari segi matan, hadis ini hanya dishahihkan oleh al-Hakim. Dia terkenal sebagai ahli hadis yang mutas hil, gampang menshahihkan hadis. Sedangkan mukharrij yang lain men dhaif kannya karena salah seorang periwayatnya, Muslim ibn Khalid az-Zanji, jelek hafalannya. Karena itu hadis ini tidak memenuhi kriteria hadis shahih dan hasan di mana salah satu syaratnya, periwayatnya harus dhabith , kuat hafalannya. Dengan demikian hadis ini dhaif, tidak boleh dijadikan hujjah. Pemberian diskon pelunasan kepada debitur yang melunasi utang sebelum waktunya diperselisihkan oleh para ulama. Menurut Hanafiyyah, Malikiyyah, Syafiiyyah, dan Hanabilah, pemberian diskon pelunasan sebagai kompensasi dari pelunasan utang sebelum waktunya tidak boleh berdasarkan argumentasi: ُلو ُسَر ُه َثَعَ ب ث ْعَ ب ٍِ ىِمْه َس َبَر َخ مَُ را َنيِن َة َئاِم ًَ ُجَر ُتْفَل ْسَأ ِ َلا َل ِنَو ْسَأا ِن ْب ِناَدْقِمْلا ِنَع ِمَا - ه ىل ص ملسو هيلع - َََن َةَرْشَع مطُحَأَو اًراَنيِن َِْعْسِت َِ ْلِيجَع ِ ُهَل ُتْلُقَ ف ِمَا ِلوُسَرِل َكِلَذ َرِكُذَف ْمَعَ ن ِ َلاَقَ ف َرِن - هيلع ه ىلص ملسو - َلاَقَ ف «ِ ُهَتْمَعْطَأَو ُناَدْقِم َن ًاِر َتْلَكَأ . يراخبلا اور 38 35 Muhammad ibn Abdillah al-Hakim an- Nīsābūrī, al-Mustadrak `al ash-Shahīhaini Maa Talīq t adz- Dzahaī fit-Talkhīsh Beirut: Dār al-Kutub al-`Ilmiyyah, 1990, II: 52, hadis nomor 2352. 36 Abul Hasan Ali ibn Umar ad- Dāruquthnī, Sunan ad-D ruquthnī, ttp.; Tadqīq Maktab at-Tahqīq bi markaz at- Turāts lil-Barmajiyyat, t.t., III: 466, hadis nomor 2983. 37 Al-Baihaqi, as-Sunan al- Kubr , VI: 28. 38 Ibid. hadis nomor 11471. Menurut al-Baihaqi, sanad hadis ini dhaīf. 15 Dari Miqdad ibn al-Aswad, dia berkata: Saya meminjamkan uang pada seseorang sebesar 100 dinar. Kemudian tibalah gilirangku menjadi utusan Rasulullah SAW. Lalu saya katakan pada debiturku: Segera bayar 90 dinar kepadaku dan saya hapus yang 10 dinar. Debitur menjawab: Ya. Kemudian kasus ini diberitahukan pada Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda: Miqdad, kau telah memakan riba dan memberinya makan riba. H.R. Al-Bukhari. Dalam hal ini penjual telah menjual tempo dengan harta yang dia bebaskan dari pihak debitur. Dengan demikian diskon yang diberikan kreditor sama dengan riba yang menjadi kompensasi harta terhadap tempo. Menurut Ibnu Abbas, Ibrahim an-NakhaI, riwayat dari Ahmad yang didukung oleh Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim, pemberian diskon pelunasan sebagai kompensasi dari pembayaran sebelum waktunya hukumnya boleh. Pendapat ini yang dipilih oleh Majma al-Fiqh al- Isl mī. Dalam keputusannya: Pemberian diskon pembayaran agar dibayar sebelum waktunya, baik karena permintaan kreditor atau debitur, tidak masuk dalam kategori riba yang diharamkan selama tidak ada kesepakatan sebelumnya, dan selama hubungan antara kreditor dan debitur hanya berdua. Jika ada pihak ketiga yang ikut terlibat maka tidak boleh. Karena pada saat itu sudah memasuki hukum memotong surat-surat berharga hasm al- aur q at - tij riyyah. Kelompok kedua ini berdalil dengan hadis dhaif riwayat Ibnu Abbas di atas dan hadis: ِبْعَك ْنَع ِهْيَلَع ُهَل َناَك اًنْ يَن نَرْدَح ِيَأ َنْبا ىَضاَقَ ت ُهمنَأ َ ُهْنَع ُمَا َيِضَر َ كِلاَم ِنْب م َح اَمُهُ تاَو ْصَأ ْتَعَفَ تْراَف ِدِجْسَمْلا ِِ ىَناَنَ ف ِهِتَرْجُح َفْجِس َفَشَك م َح اَمِهْيَلِإ َبَرَخَف ِهِتْيَ ب ِِ َوْهَو ملسو هيلع ه ىلص ِه ُلوُسَر اَهَعََِ َن َكْيم بَل َلاَل ُبْعَك َن َف اَذَه َكِنْيَن ْنِم ْعَض َلاَل ِه َلوُسَر هِرْلاَف ْمُل َلاَل ِه َلوُسَر َن ُتْلَعَ ف ْدَقَل َلاَل َرْطمشلا ِيَأ ِهْيَلِإ َأَمْوَأ . 39 Dari Kaab bin Malik ra, bahwa dia menuntut Ibnu Abi Hadrad di Masjid agar melunasi utangnya. Suara mereka berdua sangat keras hingga terdengar oleh Rasulullah SAW yang adi di dalam rumahnya. Beliau keluar dan menyingkap tabir kamarnya dan memanggil: Kaab Kaab menjawab, Saya memenuhi panggilanmu, Rasulullah Beliau bersabda: Berilah keringanan piutangmu ini. Lalu beliu memberi isyarat pemotongan separuh. Kaab menjawab: Telah saya laksanakan, Rasulullah Rasulullah bersabda pada Ibnu Abi Hadrad, Berdiri dan bayarlah Kelompok kedua juga memberikan argumentasi logis: 39 Al-Bukhārī, al-J mi ash-Shahīh, , III: 160, hadis nomor 457. 16 1. Pemberian diskon sebagai kompensasi atas tempo bukanlah riba. Karena riba mencakup tambahan pada salah satu barang pertukaran sebagai kompensasi tempo. Riba itu tambahan. Pemberian diskon tidak ada tambahan. 2. Kreditor boleh membebaskan semua utang debitur atau sebagiannya tanpa kompensasi. Karena itu pembebasan sebagian utang sebagai kompensasi dari tempo atau tanpa kompensasi tempo lebih layak untuk dibolehkan. Hadis riwayat Miqdad dan Ibnu Abbas bertentangan dan sama-sama dhaif, karena