3. Penempatan
pegawai yang tidak sesuai dengan keahlian
Prinsip “the right man in the right place” haruslah benar‐benar diperhatikan karena
bagaimana seseorang dapat bekerja dengan baik apabila dia sendiri mengerti dengan jelas
tentang apa dan bagaimana pekerjaan itu dilaksanakan. Orang yang tidak mengerti dengan
apa yang dikerjakan mustahil akan dapat bekerja dengan baik, karena ia akan selalu merasa
pekerjaan itu sebagai paksaan terhadap dirinya.
4. Formasi yang tidak lengkap
Dengan adanya data yang lengkap, maka batas wewenang dan tanggung jawab
pelaksanaan tugas akan tampak dengan jelas. Juga melalui formasi yang lengkap dengan
jumlah, susunan dan pangkat untuk jangka waktu tertentu dapat ditetapkan. Dengan
formasi yang lengkap akan memberikan kemudahan‐kemudahan bagi pelaksanaan disiplin
juga merupakan hal yang dapat membantu terselenggarakannya efektifitas kerja.
5. Kurangnya komunikasi
Komunikasi adalah merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya dengan keseluruhan proses manajemen, sebab di dalam kehidupan
organisasi atau perusahaan para pegawai tidak mungkin hidup terisolasi dari rekan kerja
dan lingkungannya. Keputusan yang hendak dijalankan, rencana kerja yang harus
Universitas Sumatera Utara
dilaksanakan semuanya memerlukan hubungan baik antara individu maupun antara satuan
kerja. Dengan
perkataan lain, para pegawai mutlak membutuhkan komunikasi pada tingkat
pelaksanaan sampai tingkat pimpinan. Dalam arti lain, bahwa komunikasi seharusnya
dengan melalui dua arah two way communication yang diartikan sebagai : komunikasi
dari atas ke bawah dan komunikasi dari bawah ke atas. Dan juga dapat dikatakan,
bahwa dengan komunikasi yang lancar akan tercipta organisasiperusahaan yang bersifat
demokratis, sebab didalamnya hasil penyimpulan dari ide‐ide, pendapat‐pendapat, dan
saran‐saran dari seluruh pegawai yang ada. Disiplin pihak, dikatakan bahwa dengan berkomunikasi
perumusan kebijaksanaan dapat terlaksana dengan singkat kata, komunikasi yang
kurang lancar akan dapat menghambat upaya penggerakan manusia sebab kurangnya informasi
dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas.
6. Harmonisasi
Lingkungan Kerja Yang kurang baik
Setiap pegawai pasti menginginkan integrasi yang baik dengan ia menggabungkan
dirinya ke dalam perusahaan atau organisasi. Akan tetapi sudah menjadi kodrat alam bahwa
pada hakekatnya manusia masing‐masing mempunyai pandangan‐pandangan, ide‐ide, sikap
dan tindakan pada akhirnya mengakibatkan terjadinya semacam konflik yang sering timbul
dalam situasi kerja yang adakalanya sumber konflik tersebut bukan datang dari situasi kerja.
Ketegangan ‐ketegangan ini menimbulkan kelompok‐kelompok kecil dalam perusahaan yang
cenderung hanya mementingkan kelompoknya saja, dengan demikian efektifitas kerja
Universitas Sumatera Utara
maupun efektifitas organisasi perusahaan sulit dicapai karena tujuan perusahaan menjadi
kabur. Keenam
hambatan‐hambatan yang tersebut diatas, merupakan hambatan‐ hambatan
yang bersumber dari dalam organisasi itu sendiri, dan apabila kita tinjau dari faktor
kultur ataupun kebiasaan‐kebiasaan dapat menjadi penghambat efektifitas kerja pegawai.
Juga dapat dikatakan bahwa nilai‐nilai etnis group dalam organisasi dapat memberikan
pengaruh dalam meningkatkan efektifitas kerja. Artinya, hubungan darah yang ditarik
dengan berdasarkan etnis group ataupun hubungan kesukuan. Gejala
ini jelas tampak pada organisasi yang masih kecil dan pegawainya homogenestik.
Untuk jelasnya seorang pimpinan akan merasa segan menegur bawahannya, sebab
hal ini bertentangan dengan nilai‐nilai hubungan kesukuan famili yang ada antara sang
manajer dengan bawahannya.
2.7. Perspektif Pelayanan Publik