EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING PADA HOME INDUSTRY SARANA BERSIH “LIMA”

EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN
METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING PADA HOME
INDUSTRY SARANA BERSIH “LIMA”

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Prasyarat Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh:
Sugeng Pramono
201010160311205

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas Rahmat dan Tauhid serta Hidayah-nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan
PERSEDIAAN


skripsi

dengan

BAHAN

judul

BAKU

“EVALUASI

DENGAN

PENGENDALIAN

METODE

MATERIAL


REQUIREMENT PLANNING PADA HOME INDUSTRY SARANA BERSIH
“LIMA”.
adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Malang.
Sehubungan dengan terselesainya skripsi ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah bersedia
memberikan bantuan baik moril maupun materiil serta doa dan dorongan semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyampaikan segenap ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Marsudi, M.M, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dr. Fien Zulfikarijah, M.M, selaku Dosen Pembimbing 1 saya di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang. Terima kasih atas

kesabaran dan kelapangan hati ibu atas kekurangan dalam pembuatan skripsi

saya. Dan terima kasih juga telah memotivasi saya untuk dapat segera
menyelesaikan skripsi.
4. Baroya Mila Shanty, S.E, M.M, selaku dosen pembimbing dan dosen pengampu
konsentrasi manajemen operasional di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Malang. Terima kasih atas pelajaran hidup yang ibu berikan ke
dalam hidup saya, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.
5. Drs. Triningsih, M.P selaku dosen pengampu di konsentrasi manajemen
operasional. Terima kasih sudah menjadi dosen yang baik dan terima kasih atas
ilmu yang telah ibu

diberikan kepada saya, semoga menjadi ilmu yang

bermanfaat.
6. Rahmad Wijaya, S.E, M.M, selaku Dosen Wali kelas D angkatan 2010 yang
telah membimbing dan memotivasi untuk menjadi lebih baik.
7. Untuk seluruh Dosen Program Studi Manajemen, terima kasih atas pelajaran dan
ilmu yang telah diberikan. Semoga bermanfaat bagi saya dan kita semua.
8. Untuk Bapak dan Ibu tercinta. Terima kasih atas dukungan moril dan materiil
selama saya kuliah ini. Semoga pengorbanan Bapak dan Ibu menjadi pelajaran
yang bermanfaat bagi saya. Semoga Allah senantiasa melindungi dan

memberikan kesehatan.
9. Kakakku tersayang yang selalu mendukung baik moril maupun materiil selama
saya kuliah. Semoga pengorbanan kakak menjadi pelajaran yang bermanfaat
bagi saya dan kakak.

10. Sahabat kost’ku arip, terima kasih sudah menjadi sahabat yang baik selama ini.
Semoga persahabatan ini tidak akan putus selamanya.
11. HMJ-Manajemen yang telah menjadi wadah untuk saya mengembangkan diri.
12. Teman-teman konsentrasi operasional dan seperjuangan skripsi, sukses buat
kita semua. Semoga kita tetap bisa menjaga kekompakan dan silaturahmi.
Penulis menyadari bahwa didalamnya masih sangat sederhana dan jauh dari
sempurna, karena masih terbatasnya ilmu dan dan pengetahuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, penulis dengan senang hati dan lapang dada menerima segala kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan penelitian ini, serta
nantinya akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi penulis dimasa yang akan
datang.
Akhir kata penulis ucapkan, semoga Allah SWT berkenan untuk
memberikan balasan kebaikan baik di dunia maupun di akhirat kepada semua pihak
yang telah berkenan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan
penulis juga sangat berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat

kepada semua pihak yang telah membaca laporan penelitian ini. Amien.
Malang, September 2014

Sugeng Pramono

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................

iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................

iv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

v

BAB I PENDAHULUAN

A.
B.
C.
D.

Latar Belakang Masalah ...................................................................
Perumusan Masalah ..........................................................................
Pembatasan Masalah.........................................................................
Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................

1
6
6
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Penelitian Terdahulu ........................................................
B. Landasan Teori .................................................................................
C. Kerangka Pikir Penelitian .................................................................


8
8
24

BAB III METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Lokasi Penelitian ..............................................................................
Jenis Penelitian .................................................................................
Definisi Operasional Variabel ..........................................................
Jenis dan Sumber Data .....................................................................
Teknik Pengumpulan Data ...............................................................
Teknik Analisis Data ........................................................................

25

25
25
26
27
28

BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Tinjauan Umum Perusahaan .............................................................
B. Analisis Data.....................................................................................
C. Pembahasan ......................................................................................

31
51
57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................
B. Saran .................................................................................................

59

59

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

60

LAMPIRAN - LAMPIRAN .............................................................................

61

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Gambar Produk Compartment Sampah Tiga Pilah

Lampiran 2

Perhitungan Kebutuhan Bersih Bulan Mei 2014


Lampiran 3

Perhitungan Biaya Simpan Dan Biaya Pesan

Lampiran 4

Perhitungan Jumlah Kebutuhan Bahan Baku Yang Harus
Dibeli Mei 2014

Lampiran 5

Biaya Pengadaan Bahan Baku Metode MRP

Lampiran 6

Tabel Lotting Dan Offsetting 5 Unit Compartment

Lampiran 7

Perhitungan Kebutuhan Bahan Baku Tiap Komponen


Daftar Pustaka
Arman, Hakim, Nasution. 1997. Perencanaan dan pengendalian
persediaan.Teknik Industria ITS, Surabaya.
Haming murfidin dan Nurnajamudin Mahfud. 2012. Manajemen Produksi
Modern; Edisi Kedua, Bumi Aksara, Jakarta.
Heizer & render. 2010. manajemen operasi: buku 2 edisi 9, Salemba Empat,
Jakarta.
Herjanto, Eddy. 1999. manajemen produksi dan operasi, PT Grasindo, Jakarta.
Kusuma, Hendra. 2009.manajemen produksi, CV ANDI OFFSET,Yogyakarta.
Nastiti, H.Yety. 2001. Penerapan MRP untuk merencanakan kebutuhan bahan
baku pada perusahaan Tenun”Pelangi” Lawang, Skripsi,UMM Malang.
Sukamto, Sigit Priyo. 2011. Evaluasi Pengendalian Persediaan Bahan Baku
dengan Metode MRP pada Perusahaan ”School Shoes” Mojokerto,
Skripsi,UMM Malang.
Rangkuti, Freddy. 1998. manajemen persediaan, PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta.
Reksohadiprojo, Sukanto. 1995. manajemen produksi dan operasi,BPFE.
Yogyakarta.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis, CV alfabeta, Bandung.
Yamit, Zulian. 1999.manajemen persediaan, Ekonisia, Yogyakarta.
Yamit, Zulian. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua, Cetakan
Pertama, Penerbit Ekonisia, Yogyakarta.
Zulfikarijah, Fien, 2005, Manajemen Persediaan; cetakan pertama, UMM Press,
Malang.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan manufaktur maupun jasa di masa sekarang sudah semakin
berkembang, dimana persaingan tidak lagi terjadi dalam lingkup lokal atau
nasional saja tetapi

dalam lingkup global. Manajemen Operasi (MO)

merupakan bagian penting dalam mengatasi masalah tersebut. Salah satu alasan
MO merupakan ilmu yang menarik adalah ilmu ini selalu dihadapkan pada
kondisi yang selalu berubah. Dinamika ini terjadi dikarenakan berbagai
tekanan, dari globalisasi perdagangan dunia hingga transfer ide,produk, dan
uang dengan kecepatan yang sangat tinggi. Tantangan untuk meningkatkan
produktivitas merupakan hal yang harus dipikirkan oleh manajer operasi
sebagai upaya dalam memenangkan persaingan perusahaan.
Seiring dengan adanya persaingan perusahaan manufaktur secara global
menyebabkan munculnya isu-isu mengenai lingkungan global/go green yang
mengakibatkan setiap penduduk maupun perusahaan di dunia untuk selalu
menjaga lingkungan disekitarnya. Salah satu hal yang harus dilakukan adalah
dengan membuang sampah atau limbah pada tempatnya atau dengan
mengolahnya menjadi tidak beracun dan sesuatu hal yang berguna bagi
kehidupan. Hal tersebut menyebabkan permintaan akan tempat pembuangan
sampah semakin meningkat. Dengan meningkatnya permintaan akan tempat
sampah, industri pembuatan tempat sampah terus mengalami peningkatan dan
bermunculan.

1

2

Hingga saat ini tempat sampah sudah mengalami perubahan fungsi dan
kegunaannya, tidak digunakan sekedar untuk membuang sampah saja
melainkan menambah nilai estetika dan memperindah tata ruang. Di negaranegara maju seperti Singapura,Jepang,Amerika,Jerman,Inggris dan sebagainya,
tempat sampah tidak digunakan untuk membuang sampah saja tetapi juga
untuk memperindah tata ruang kota sehingga desain maupun bentuknya bagusbagus dan bernilai seni. Di Indonesai sudah mulai banyak produsen yang
berbisnis tempat sampah,seperti PT.DIP, PT.Tritunggal Mahasarana, PT.Out of
Asia(OA), CV.Hanaca Mandiri, CV.Mia Wiguna Fiberglass dan sebagainya.
Pada kondisi seperti ini memenangkan persaingan usaha bukan merupakan
hal yang mudah, dibutuhkan manajer operasi untuk mengelola dan menentukan
berbagai keputusan yang ada dalam perusahaan. Salah satu keputusannya yaitu
manajemen

persediaan

yang

sangat

penting

dalam

menyelesaikan

permasalahan yang ada dalam perusahaan, mulai dari perencanaan produksi,
berapa jumlah persediaan yang harus tersedia, hingga menjadi produk akhir
sesuai yang di rencanakan sebelumnya.
Pengelolaan persediaan bagi perusahaan merupakan satu hal yang sangat
penting, karena persediaan merupakan salah satu aset yang mahal bagi
perusahaan. Sekitar 40% dari keseluruhan modal yang dikeluarkan oleh
perusahaan di investasikan untuk keperluan persediaan Fien (2005:2). Manajer
operasi di seluruh dunia menyadari manajemen persediaan yang baik sangatlah
penting. Selain dapat mengurangi jumlah persediaan berlebih di dalam gudang,
biaya yang dikeluarkan perusahaan menjadi lebih efisien. Sehingga tujuan

3

untuk melayani kebutuhan pelanggan dengan maksimal bisa dicapai oleh
perusahaan.
Di dalam pengendalian persediaan terdapat beberapa metode yang paling
sering digunakan oleh perusahaan, antara lain metode Economic Order
Quantity (EOQ), Kanban (JIT), dan Material Requirement Planning (MRP).
Nasution (1996:19) dari ketiga teknik pengendalian persediaan diatas, Material
Requirement Planning merupakan teknik yang menarik untuk dipelajari karena
Material Requirement Planning mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
sistem persediaan sekaligus sistem informasinya, agar dicapai sistem
pengadaan material tepat waktu,tepat jumlah,tepat bahan,dan tepat harga.
Material Requirement Planning (MRP) merupakan sebuah metode yang
dapat digunakan untuk mengendalikan jumlah persediaan yang disimpan di
gudang perusahaan. Metode MRP membantu perusahaan dalam menentukan
jumlah kebutuhan bahan baku yang akan diproses untuk menghasilkan produk.
Dengan metode ini perusahaan dapat menghitung daftar jumlah komponen,
komposisi, dan bahan yang diperlukan untuk membuat sebuah produk.
Selain itu perusahaan dapat menghitung waktu penyelesaian produk yang
telah ditentukan dengan sebuah jadwal produksi induk (master production
schedule), jadwal produksi induk juga memerinci apa yang akan dibuat dan
kapan. Jadwal tersebut menunjukkan apa yang diperlukan untuk memenuhi
permintaan dan sesuai dengan rencana produksi, sehingga jadwal penyelesaian
pengerjaan barang dapat selesai tepat pada waktu yang telah ditentukan.

4

Salah satu alasan mengapa MRP digunakan secara cepat dan meluas
sebagai teknik manajemen produksi, yaitu karena MRP menggunakan
kemampuan komputer untuk menyimpan dan mengelola data yang berguna
dalam menjalankan kegiatan perusahaan. MRP dapat mengkoordinasikan
kegiatan dari berbagai fungsi dalam perusahaan manufaktur, seperti teknik,
produksi, dan pengadaan. Oleh karena itu, hal yang menarik dari MRP tidak
hanya fungsinya sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan, melainkan
keseluruhan peranannya dalam kegiatan perusahaan.
Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan manajemen
persediaan, diantaranya adalah yang dilakukan oleh Nastiti (UMM:2001)
dengan judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun”Pelangi” lawang.
Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal
Induk Produksi (JIP), netting, dan lotting. Hasilnya sebelum penggunaan MRP
biaya yang dikeluarkan Rp.2.231.870,55,- dan setelah menggunakan MRP
biaya menjadi Rp.2.100.000,- . begitu pula dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sukamto (UMM:2011) yang berjudul: evaluasi pengendalian persediaan
bahan baku dengan metode MRP pada perusahaan “School Shoes” di
Mojokerto, hasilnya perhitungan biaya total sebelum MRP pada bulan juni
2011 sebesar Rp.920.678,- , setelah penggunaan MRP menjadi sebesar
RP.677.000,-.
Persoalan sampah di Indonesia merupakan persoalan kompleks dan multi
dimensi, dan sampai sekarang ini belum juga bisa teratasi. Indonesia
merupakan Negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat setelah China,

5

Amerika, dan India. Dengan jumlah penduduk yang besar mengakibatkan
limbah sampah yang dihasilkan juga besar. Oleh karena itu dibutuhkan sarana
atau fasilitas yang dapat menampung limbah sampah tersebut supaya tidak
berserakan dan mencemari lingkungan.Dengan demikian keberadaan produsen
tempat sampah dan peralatan kebersihan sangat dibutuhkan dan harus di
dukung pengelolaannya supaya bisa tetap berjalan dengan baik.
Sarana Bersih “LIMA” merupakan salah satu home industri pembuat
berbagai model tempat sampah

dan peralatan kebersihan. Produksi pada

industri ini masih menggunakan sistem konvensional yaitu dikerjakan secara
manual oleh tenaga karyawan dan beberapa peralatan pendukung. Dikarenakan
limbah sampah bersifat jahat atau merusak, maka bahan baku yang digunakan
juga harus berkualitas supaya bisa tahan.

Penentuan bahan baku yang

berkualitas tersebut mengakibatkan biaya yang dikeluarkan besar dan waktu
tiba pesanan menjadi lebih lama karena harus impor.
Sistem pengendalian persediaan pada Sarana Bersih “LIMA” tergolong
masih kurang bagus. Perusahaan dalam pengendalian persediaan selalu
memproduksi barang jadi dalam jumlah yang cukup banyak sebagai stok
barang jadi walaupun tidak ada pemesanan. Hal yang dilakukan perusahaan
tersebut memang membuat waktu penyelesaian lebih cepat dikarenakan sudah
terdapat barang jadi yang siap digunakan. Tetapi dalam dunia bisnis hal
tersebut adalah pemborosan karena jika tidak ada yang memesan barang
tersebut maka akan merugikan perusahaan baik tempat maupun biaya.

6

Perusahaan dalam pembelian bahan baku selama ini menggunakan metode
tradisional yang sangat sederhana, yaitu pembelian bahan baku dilakukan
berdasarkan pengalaman pembelian bahan baku sebelumnya tanpa adanya
suatu perencanaan yang tepat. Dengan demikian apabila permintaan
bergelombang dapat menimbulkan pemborosan bagi perusahaan.
dikarenakan masih kurangnya perhatian terhadap perencanaan bahan baku
tersebut diatas, mendorong peneliti untuk mengangkat fenomena ke dalam
karya ilmiah dengan judul Evaluasi Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Dengan Metode Material Requirement Planning.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana hasil evaluasi pengendalian persediaan bahan baku dengan metode
Material Requirement Planning?
C. Pembatasan Masalah
Dalam memecahkan permasalahan tersebut agar lebih terarah dan tidak meluas
maka dalam penelitian ini diadakan pembatasan masalah mengenai:
1. Pembahasan hanya untuk satu model tempat sampah yaitu compartment
sampah pilah/model berbentuk rumah dari total 33 model yang di produksi
oleh home industri sarana bersih”LIMA”.
2. Penelitian hanya untuk satu periode pembelian bahan baku pada bulan mei.

7

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hasil evaluasi pengendalian persediaan bahan baku
dengan metode Material Requirement Planning.
2. Kegunaan Penelitian
a. Hasil penelitian dapat menjadi masukan dan kebijakan baru bagi
perusahaan guna mengurangi pemborosan dalam persediaan.
b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya mengenai masalah
persediaan dan pengembangan ilmu pengetahuan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Penelitian Terdahulu
Nastiti

(UMM:2001)

judul:

penerapan

MRP

pada

perusahaan

tenun”Pelangi” lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data
yaitu membuat Jadwal Induk Produksi (JIP),netting,dan lotting.Hasilnya
sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp.2.231.870,55,- dan
setelah menggunakan

MRP biaya menjadi Rp.2.100.000,- . Terdapat

penghematan biaya setelah penggunaan MRP sebesar Rp.121.870,55,-.
Sukamto (UMM:2011) judul: evaluasi pengendalian persediaan bahan
baku dengan metode MRP pada perusahaan “School Shoes” di Mojokerto,
dengan pemesanan lot for lot, hasilnya perhitungan biaya total sebelum MRP
pada bulan juni 2011 sebesar Rp.920.678,- , setelah penggunaan MRP menjadi
sebesar RP.677.000,-. Untuk bulan juli 2011 biaya total sebelum MRP sebesar
Rp.976.876,-. Sedangkan total biaya setelah penerapan MRP sebesar
Rp.677.000,- .Terjadi penghematan dari biaya pemesanan dan biaya simpan
untuk bulan juni dan juli sebesar Rp.553.452,B. Landasan Teori
1. Persediaan
a. Pengertian Persediaan
Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan
aktiva aktiva lancar perusahaan baik perusahaan dagang maupun
perusahaan manufaktur. Perbedaan utama pada perusahaan dagang dan
perusahaan manufaktur adalah jika perusahaan dagang barang yang akan

8

9

dijual berasal dari pembelian barang yang telah siap untuk dijual,
sedangkan perusahaan manufaktur tidak membeli barang dalam keadaan
sudah jadi atau dalam keadaan siap jual melainkan membeli bahan
mentah untuk kemudian diproses kembali menjadi barang jadi yang
kemudian menjadi produk keluaran dari perusahaan.
Terdapat

beberapa

pendapat

yang

mendefinisikan

tentang

pengertian persediaan, yaitu:
Menurut Herjanto (1999:219) persediaan merupakan bahan atau
barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan
tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk dijual
kembali, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin.
Persediaan adalah barang yang disimpan atau digunakan atau dijual pada
periode mendatang, dapat berupa bahan baku yang disimpan untuk
diproses, komponen yang diproses, barang dalamproses pada proses
manufaktur, dan barang jadi yang disimpan untukdijual (Kusuma, 2004).
Sedangkan menurut Zulfikarijah (2005:2) persediaan merupakan sumber
daya yang di simpan yang dapat digunakan untuk memuaskan kebutuhan
sekarang dan yang akan datang. Bahan baku,barang dalam proses, dan
barang jadi merupakan contoh dari persediaan.
Menurut Yamit (1999:3) yang dimaksud persediaan barang adalah
barang-barang sebelum diperlukan. Persediaan tersebut meliputi:
1. Raw Material yaitu item yang dibeli dari para suplier untuk digunakan
input dalam proses produksi.

10

2. Material in Process yaitu bagian dari produk akhir tetapi masih dalam
proses pengerjaan, karena masih menunggu item yang lain untuk
diproses.
3. Supplier Inventory yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk
membantu terlaksananya proses produksi tetapi bahan tersebut tidak
nampak pada produk akhir.
4. Final Good yaitu barang yang telah selesai diproses dan siap untuk
dijual.
Sedangkan

menurut heizer dan render (2010:82) Jenis-jenis

persediaan yang ada yaitu:
1. Persediaan bahan mentah atau raw material, yaitu bahan-bahan yang
biasanya dibeli tetapi belum memasuki proses manufaktur.
2. Persediaan barang setengah jadi atau Works in process inventory,
adalah produk-produk atau komponen-komponen bahan mentah yang
telah melewati beberapa proses perubahan, tetapi belum selesai.
3. Persediaan

pemeliharaan/perbaikan/operasi

atau

yang

disebut

(maintenance,repair,operating) adalah persediaan-persediaan yang
disediakan untuk persediaan pemeliharaan,perbaikan, dan operasi
yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin-mesin dan proses-proses
tetap produktif.
4. Persediaan barang jadi, adalah merupakan produk yang telah selesai
diproses,sudah siap dijual, dan tinggal menunggu untuk dikirim ke
pelanggan.

11

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Persediaan
merupakan bahan-bahan yang disimpan oleh perusahaan untuk
kemudian akan diproses menjadi sebuah keluaran produk tertentu.
Perusahaan manufaktur membutuhkan persediaan guna memperlancar
pembuatan produk. Dengan adanya manajemen persediaan yang baik
maka proses produksi kecil kemungkinan akan terhenti dikarenakan
kehabisan persediaan atau dikarenakan adanya kenaikan permintaan
secara mendadak.
b. Arti dan tujuan persediaan
Peranpersediaan dalam industri sangatlah penting, hal ini dapat menjamin
tersedianya bahan baku dan menambah fleksibilitas bagi operasi
perusahaan. adapun arti dan tujuan persediaan adalah sebagai berikut:
1. Arti persediaan
Menurut fien (2005:4) persediaan secara umum di definisikan
sebagai stock bahan baku yang digunakan untuk memfasilitasi
produksi atau untuk memuaskan permintaan konsumen. Sedangkan
arti persediaan menurut Handoko (1999:334) adalah menetapkan dan
menjamin tersedianya sumberdaya yang tepat dan waktu yang tepat,
untuk meminimumkan biaya total melalui penentuan apa, berapa,
dan kapan pesanan dilakukan secara optimal.
2. Tujuan persediaan
Menurut Rangkuti (1998:14) tujuan dari persediaan adalah
menetapkan dan menjamin tersedianya sumberdaya yang tepat,dalam

12

kuantitas yang tepat dan waktu yang tepat. Atau bisa diartikan
persediaan bertujuan untuk meminimumkan biaya total melalui
penentuan apa, berapa, dan kapan pesanan dilakukan secara optimal.
Dengan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa persediaan
sangat diperlukan guna menjamin tersedianya bahan baku untuk
kelancaran proses produksi.
c. Jenis-jenis persediaan berdasarkan fungsinya
Terdapat

beberapa

pendapat

mengenai

jenis-jenis

persediaan

berdasarkan fungsinya, diantaranya yaitu:
Menurut (heizer dan render (2010:82) persediaan mempunyai empat
fungsi yaitu:
1. “Decouple” atau memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi.
Sebagai contoh, jika persediaan sebuah perusahaan berflktuasi,
persediaan tambahan mungkin diperlukan untuk melakukan decouple
proses produksi dari pemasok.
2. Melakukan “decouple” perusahaan dari fluktuasi permintaan dan
menyediakan persediaan barang-barang yang akan memberikan
pilihan bagi pelanggan.
3. Mengambil keuntungan dari diskon kuantitas karena pembelian dalam
jumlah besar dapat mengurangi biaya pengiriman barang.
4. Melindungi terhadap inflasi dan kenaikan harga.
Adapun jenis-jenis persediaan berdasarkan fungsi menurut Yamit
(1999:6) adalah sebagai berikut:

13

1. Persediaan pengaman (Safety stok) adalah persediaan yang dilakukan
untuk

mengantisipasi

unsur

ketidakpastian

permintaan

dan

penyediaan.
2. Persediaan antisipasi (anticipation stock) adalah persediaan yang
dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat
diperkirakan sebelumnya.
3. Persediaan dalam pengiriman (transit stock) adalah persediaan yang
masih dalam pengiriman atau transit. Terdapat dua jenis persediaan
dalam pengiriman, yaitu (a) eksternal transit stok adalah persediaan
yang masih berada dalam truk,kapal,dan kereta api. (b) internal
transit stok adalah persediaan yang masih menunggu untuk diproses
atau menunggu sebelum dipindahkan.
Kesimpulan dari jenis-jenis persediaan diatas adalah menjaga
atau mengantisipasi kekurangan bahan baku yang digunakan untuk
proses produksi agar berjalan dengan lancar.
d. Biaya-biaya persediaan
Tujuan

diadakannya

manajemen

persediaan

adalah

untuk

menyediakan jumlah material yang tepat, waktu yang tepat, dan biaya
yang rendah atau minimum. Untuk itu perlu diperhitungkan berapa
jumlah biaya persediaan yang dikeluarkan dari tiap-tiap kapasitas
pesanan. Biaya-biaya yang timbul dari persediaan menurut Yamit
(1999:8-9) yaitu:

14

1) Biaya pembelian (purchase Cost) adalah harga per-unit apabila item
dibeli dari pihak luar, atau biaya produksi per-unit apabila diproduksi
dalam perusahaan.
2) Biaya pemesanan (order Cost) adalah biaya yang berasal dari
pembelian pesanan dari suplier atau biaya persiapan (setup Cost)
apabila item diproduksi dalam perusahaan.
3) Biaya simpan adalah biaya yang dikeluarkan atas investasi dalam
persediaan dan pemeliharaan maupun investasi sarana fisik untuk
menyimpan persediaan.
4) Biaya kekurangan persediaan adalah konsekuensi atas kekurangan
dari luar maupun dari dalam perusahaan.
Dengan memperhatikan biaya-biaya yang timbul tersebut perusahaan
diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat sehingga tidak
terjadi

pemborosan

pengeluaran

biaya

maupun

kekurangan

persediaan.
2. Jenis-jenis metode pengendalian persediaan
Untuk dapat memaksimalkan pengendalian persediaan suatu perusahaan
diperlukan metode yang tepat. Metode yang dapat digunakan dalam
pengendalian persediaan yaitu diantaranya adalah Metode Pengendalian
Tradisional (EOQ), Metode MRP dan metode kanban (JIT). Nasution
(1996:19) menyatakan, dalam mencari jawaban atas permasalahan umum
dalam pengendalian persediaan yang ada, metode persediaan dapat
diidentifikasi sebagai berikut: Metode Pengendalian Persediaan Tradisional,
Metode MRP, dan Metode JIT.

15

a. Metode pengendalian persediaan tradisional (EOQ)
Salah satu teknik kontrol persediaan yang sederhana dan paling dikenal.
Metode ini menggunakan matematika dan statistik sebagai alat bantu
utama dalam memecahkan masalah dalam sistem persediaan. Menurut
Nasution (1996:19) metode ini pada dasarnya berusaha mencari jawaban
optimal dalam menentukan EOQ, Titik pemesanan kembali, dan Jumlah
cadangan pengaman.
1) Economic Order Quantity (EOQ)
Dipakai untuk menentukan kebijakan jumlah bahan baku yang tepat
dengan biaya yang efisien.
2) Titik Pemesanan kembali (Reorder Poin)
Yang dimaksud titik pemesanan kembali adalah saat/ waktu dimana
perusahaan harus melakukan pemesanan bahan baku lagi dikarenakan
jumlah persediaan yang tersedia sama dengan nol.

3) Jumlah Cadangan Pengaman (Safety Stock)
Adalah jumlah persediaan bahan baku yang harus ada dalam
perusahaan untuk menjamin kelancaran jalannya produksi dan
digunakan untuk mengantisipasi adanya jumlah permintaan yang tidak
terduga atau melebihi perkiraan.
Menurut heizer & Render (2010:92) dalam penggunaan metode
tradisional ini terdapat beberapa asumsi yang digunakan / harus
diketahui, diantaranya:

16

1. Jumlah permintaan diketahui,konstan, dan independen.
2. Waktu tunggu, yakni waktu antara pemesanan dan penerimaan
pesanan diketahui dan konstan.
3. Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai seluruhnya.
4. Tidak tersedia diskon kuantitas.
5. Biaya variabel hanya biaya untuk menyiakan atau melakukan
pemesanan dan biaya menyimpan persediaan dalam waktu tertentu.
6. Kehabisan persediaan (kekurangan persediaan) dapat sepenuhnya
dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.
Berdasarkan uraian diatas diketahui metode pengendalian persdiaan
tradisional digunakan untuk mencari jawaban dalam menentukan
jumlah pemesanan paling ekonomis, titik pemesanan kembali, dan
jumlah cadangan pengaman.
b. Metode MRP
Selain metode tradisional terdapat pula pengendalian persediaan dengan
metode MRP. Menurut Rangkuti (1998:140) Material Requirement
Planning adalah satu sistem perencanaan dan penjadwalan kebutuhan
material untuk produksi yang memerlukan beberapa tahapan proses/fase
atau dengan kata lain adalah suatu produksi untuk sejumlah produk jadi
yang diterjemahkan ke bahan mentah (komponen) yang dibutuhkan
dengan menggunakan waktu tenggang sehingga dapat ditentukan kapan
dan berapa banyak yang dipesan untuk masing-masing komponen suatu
produk yang akan dibuat.

17

Tujuan utama dari metode ini adalah merancang sistem yang mampu
menghasilkan informasi mengenai penjadwalan produksi, penyelesaian
produksi, dan meminimalkan persediaan.
Menurut rangkuti (1998:142) terdapat empat kemampuan yang menjadi
ciri utama dalam sistem MRP, yaitu:
1) Mampu menentukan kebutuhan tiap-tiap item pada saat yang tepat
2) Pembentukan kebutuhan tiap-tiap item
3) Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan
4) Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal
yang telah direncanakan.
Menurut Yamit (1996:256) dalam penerapan metode MRP terdapat
beberapa asumsi yang digunakan yaitu:
1) Adanya file yang reintegrasi
2) Lead Time untuk semua item diketahui
3) Setiap item persediaan selalu ada dalam pengendalian
4) Semua komponen untuk perakitan dapat disediakan pada saat
perakitan akan dilakukan
5) Pengadaan dan pemakaian komponen bersifat disket
6) Proses pembuatan satu item tidak tergantung pada proses pembuatan
item yang lainnya.
Metode MRP bersifat kontemporer oriented yang terdiri dari sekumpulan
prosedur,

aturan-aturan,

keputusan,

dan

seperangkat

mekanisme

18

pencatatan yang dirancang untuk menjadwalkan jadwal induk produksi
(MPS).

19

c. Metode Kanban
Menurut Rangkuti (1998:146) metode Kanban merupakan metode
otoritas produksi dan aliran bahan di dalam sistem just in Time (JIT).
Tujuan metode kanban adalah memberi tanda terhadap kebutuhan
komponen yang lebih banyak dan menjamin bahwa komponenkomponen tersebut diproduksi tepat pada waktunya sehingga mendukung
kegiatan perakitan berikutnya.
3. MRP
a. Pengertian dan tujuan Material Requirement Planning (MRP)
MRP

merupakan

suatu

metode

yang

digunakan

untuk

memudahkan penjadwalan penyelesaian produk tepat waktu sesuai
dengan jadwal yang telah direncanakan. Menurut Nasution (1996:115117) MRP merupakan prosedur logis, aturan, keputusan, dan teknik
pencatatan terkomputerisasi yang dirancang untuk menterjemahkan
jadwal induk produksi atau master production schedule (MPS)menjadi
kebutuhan bersih atau net requirement untuk semua sistem.
Menurut Herjanto (1999:257) MRP adalah suatu konsep dalam
manajemen produksi yang membahas cara yang tepat dalam perencanaan
kebutuhan barang dalam proses produksi, sehingga barang yang
dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan yang direncanakan. Sedangkan
menurut Yamit (1999:151) Material Requirement Planning merupakan
sistem yang dirancang secara khusus untuk situasi permintaan
bergelombang, yang secara tipikal karena permintaan tersebut dependen.

20

Tujuan Material Requirement Planning menurut Herjanto (1999:258)
adalah sebagai berikut:
1) Meminimalkan persediaan, MRP menentukan berapa banyak dan
kapan satu komponen diperlukan disesuaikan dengan jadwal induk
produksi.
2) Mengurangi resik karena keterlambatan produksi atau pengiriman,
MRP mengidentifikasi banyaknya bahan dan komponen yang
diperlukan

baik

dari

segi

jumlah

dan

waktunya

dengan

memperhatikan waktu tenggang produksi sehingga memperkecil
resik

tidak

tersedianya

bahan

yang

akan

diproses

yang

mengakibatkan terganggunya rencana produksi.
3) Komitmen yang realistis, dengan MRP jadwal produksi diharapkan
dapat dipenuhi sesuai rencana.
4) Meningkatkan efisiensi, MRP mendorong peningkatan efisiensi
karena jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman
barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan jadwal induk
produksi.
Adapun tujuan sistem MRP menurut Yamit (1999:151) yaitu sebagai
berikut:
1) Menjamin tersedianya material, item atau komponen pada saat
dibutuhkan untuk memenuhi skedul produksi, dan menjamin
tersedianya produk jadi bagi konsumen.
2) Menjaga tingkat persediaan pada kondisi minimum.

21

3) Merencanakan aktivitas pengiriman, penjadwalan, dan pembelian.
Menurut Yamit (1999:152) manajemen persediaan sistem MRP ini
mempunyai karakteristik yaitu sebagai berikut:
1) Perhatian terhadap kapan dibutuhkan
2) Perhatian terhadap prioritas pemesanan
3) Penundaan pengiriman permintaan
4) Fungsi integrasi
Sistem MRP dibuat untuk menjawab kapan, berapa banyak, dan
apa material atau komponen-komponen yang dibutuhkan untuk membuat
suatu produk secara tepat waktu dengan biaya yang efisien. Menurut
Yamit (2003:259) menyebutkan ada empat kemampuan yang menjadi
ciri utama MRP yaitu:
1) Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat. Menentukan
Secara tepat kapan suatu pekerjaan harus selesai atau material harus
tersedia.
2) Penentuan kebutuhan minimal setiap jam.
3) Menentukan pelaksanaan rencana pesanan. Memberikan indikasi
kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan.
4) Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan satu jadwal yang
sudah direncanakan apabila kapasitas yang ada tidak mampu
memenuhi pesanan.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa material
requirement planning adalah satu konsep atau sistem yang membantu

22

penyelesaian produk tepat waktu, dan jadwal pemesanan bahan baku
datang tepat pada saat dibutuhkan. Tujuan utama dari sistem MRP adalah
merancang suatu sistem yang mampu menghasilkan informasi sehingga
membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat seperti pembatalan
pemesanan bahan baku, pemesanan ulang, dan penjadwalan ulang.
Proses Material Requirement Planning membutuhkan lima sumber
informasi utama agar sistem

dapat diterapkan. Menurut Yamit

(2003:273) komponen sumber informasi tersebut yaitu:
1) Master Production Schedule (jadwal induk produksi)
Suatu

pernyataan

definitif

tentang

produk

akhir

apa

yang

direncanakan perusahaan untuk diproduksi, berapa kuantitas yang
dibutuhkan, pada waktu kapan dibutuhkan, dan bilamana produk itu
akan diproduksi.
2) Bill of Material (spesifikasi produk)
Untuk mengetahui susunan dari barang yang akan diproduksi dan
menggunakan bahan apa saja.
3) Item Master
Suatu file yang berisi informasi tentang material, parit, supassemblies, dan produk-produk yang menunjukkan kuantitas on-hand,
kuantitas yang dialokasikan, waktu tunggu yang direncanakan, ukuran
lot,stok pengaman, kriteria lot sizing,toleransi untuk skrap atau hasil,
dan berbagai informasi penting lainnya yang berkaitan dengan suatu
item.

23

4) Order (pemesanan-pemesanan)
Memberitahukan tentang berapa banyak dari setiap item yang akan
diperoleh sehingga akan meningkatkan stok on hand dimasa
mendatang.
5) Requirement (kebutuhan-kebutuhan)
Memberitahukan tentang berapa banyak dari masing-masing item itu
dibutuhkan sehingga akan mengurangi stok on hand di masa
mendatang.
b. Input dan output sistem MRP
Untuk mendukung proses dari sistem MRP dapat berjalan lancar
dibutuhkan arus informasi mengenai input dan output dari MRP. Adapun
input tersebut adalah:
1) Jadwal

Induk

Produksi

(Master

production

schedule)

Merupakan suatu rencana produksi yang menggambarkan hubungan
antara kuantitas setiap jenis produk akhir yang diinginkan dengan
waktu penyediaannya.
2) Struktur Produk (Product structure Record & Bill of Material)
Merupakan kaitan antara produk dengan komponen penyusunnya.
Informasi yang dilengkapi untuk setiap komponen ini meliputi :
a) Jenis komponen
b) Jumlah yang dibutuhkan
c) Tingkat penyusunannya
Selain ini ada juga masukan tambahan seperti :

24

a) Pesanan komponen dari perusahaan lain yang membutuhkan
b) Peramalan atas item yang bersifat tidak bergantungan.
3) Status Persediaan (Inventory Master File atau Inventory Status
Record)
Menggambarkan keadaan dari setiap komponen atau material yang
ada dalam persediaan, yang berkaitan dengan:
a) Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (on hand
inventory)
b) Jumlah barang dipesan dan kapan akan datang (on order Inventory)
c) Waktu ancang – ancang ( lead time ) dari setiap bahan.
Status persediaan ini harus diketahui untuk setiap bahan atau item
dan diperbaharui setiap terjadi perubahan untuk menghindari
adanya kekeliruan dalam perencanaan.
c. Proses perhitungan MRP
Yang dibutuhkan untuk perhitungan MRP ada 4 yaitu menentukan
kebutuhan bersih, menentukan jumlah pemesanan, menentukan BOM,
dan menentukan tanggal pemesanan.
1) Netting (kebutuhan bersih)
Proses perhitungan kebutuhan bersih untuk setiap periode selama
horison perencanaan.
2) Lotting (kuantitas pesanan)
Proses penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan yang optimal untuk
sebuah item, berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan.

25

3) Offsetting (rencana pemesanan)
Bertujuan untuk menentukan kuantitas pesanan yang dihasilkan proses
lotting. Penentuan rencana saat pemesanan ini diperoleh dengan cara
mengurangkan saat kebutuhan bersih yang harus tersedia dengan
waktu ancang-ancang (Lead Time)
4) Exploding
Merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat (level)
yang lebih bawah dalam suatu struktur produk, serta didasarkan atas
rencana pemesanan.

4. Kerangka Pikir
Gambar 1
Kerangka pikir
Jumlah pesanan

Jadwal Induk Produksi

Sistem MRP
Bill of material

-

Kebutuhan kotor
Kebutuhan bersih
Perhitungan biaya
Jadwal pemesanan

Sumber: Yamit (2003:275)

Catatan persediaan
Transaksi persediaan