Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku produksi Menggunakan pendekatan Material Requirement Planning Di CV. Prima Trekking

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

CV Prima Trekking adalah salah satu badan usaha yang bergerak dibidang manufaktur dan retail peralatan petualangan alam terbuka. Bentuk produksi pada CV.Prima Trekking ini terbagi menjadi dua yaitu make to order dan make to stock, make to order adalah bila produsen menyelesaikan item akhirnya jika dan hanya jika menerima pesanan konsumen untuk item tersebut, sedangkan make to stock adalah bila produsen membuat item – item yang diselesaikan dan ditempatkan sebagai persediaan sebelum pesanan konsumen diterima. Barang – barang yang diproduksi adalah sepatu , tas, dan pakaian gunung.

Kegiatan Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa , salah satu faktor adanya proses produksi adalah bahan baku, bahan baku diperoleh dari para supplier yang sudah bekerja sama dengan perusahaan. Berdasarkan wawancara dengan kepala produksi didapatkan informasi bahwa terdapat permasalahan mengenai persediaan bahan baku, yaitu kurang tepatnya perhitungan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk satu kali produksi dalam jumlah produksi yang telah ditentukan, hal ini mengakibatkan kelebihan atau kekurangan bahan baku. Kelebihan bahan baku dapat mengakibatkan menumpuknya persediaan bahan baku di gudang dimana penyimpanan digudang memiliki kapasitas yang terbatas, sedangkan kekurangan bahan baku dapat mengakibatkan berhentinya proses produksi dikarenakan tidak tersedianya bahan baku, selain itu kekurangan bahan baku juga dapat mengakibatkan keterlambatan produksi, contohnya adalah jika persediaan bahan baku mengalami kekurangan, secara otomatis perusahaan akan melakukan pemesanan bahan baku lagi kepada supplier dan hal ini tentunya akan memerlukan waktu tambahan untuk produksi.

Pengendalian perencanaan persediaan bahan baku produksi dapat dilakukan dengan memantapkan perencanaan kegiatan produksi agar dapat terlaksana


(2)

dengan baik, merumuskan dengan tepat apa saja yang dibutuhkan dalam proses produksi dan jumlah bahan baku yang dibutuhkan, serta membuat jadwal produksi agar produk yang dibuat selesai tepat waktu. Salah satu metode pendekatan yang mampu mengatasi pengendalian bahan baku produksi adalah Material Requirement Planning, MRP adalah suatu metode untuk menentukan apa, kapan, dan berapa jumlah komponen dan material yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dari suatu perencanaan produksi, selain itu metode MRP dapat diterapkan untuk mengatasi masalah persediaan bahanbaku sesuai dengan karakteristik perusahaan yang sesuai dengan karakteristik metode MRP.

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan diatas, maka dibutuhkan sebuah sistem yang dapat mengendalikan persediaan bahan baku di CV. Prima Trekking menggunakan pendekatan Material Requirment Planning. Pendekatan Material Requirment Planning tersebut digunakan dalam perencanaan pengendalian persediaan bahan baku di CV. Prima Trekking, dikarenakan untuk proses produksi suatu barang jadi tergantung kepada persediaan bahan baku dengan bahan baku lainnya.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan maka rumusan masalah dari penulisan penelitian ini adalah bagaimana membangun sistem yang dapat membantu dalam mengendalikan persediaan bahan baku produksi yang dilakukan oleh CV. Prima Trekking.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi dengan menggunakan Metode Pendekatan Material Requirement Planning di CV. Prima Trekking, guna mempermudah badan usaha tersebut mengendalikan atau mengatur persediaan bahan baku produksi.

Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Membantu kepala bagian produksi dalam mengendalikan perencanaan persediaan jumlah bahan baku agar tidak terjadi kekurangan dan kelebihan bahan baku.


(3)

2. Membantu kepala bagian produksi dalam mengendalikan perencanaan persediaan bahan baku agar tidak terjadi keterlambatan produksi.

1.4 Batasan Masalah

Agar masalah yang sedang ditinjau lebih terarah dan mencapai sasaran yang telah ditentukan, maka akan dibatasi masalah hanya kepada hal-hal berikut :

a. Sistem ini hanya mengolah, data pemesanan, data supplier, data bahan baku, data karyawan, data penjualan dan data barang jadi.

b. Proses Produksi meliputi pengolahan bahan baku menjadi barang jadi dan barang jadi hanya berupa sepatu dengan jenis sepatu career (sepatu gunung), sepatu boot ( sepatu pendek) dan sepatu safety.

c. Sistem Produksi yang digunakan adalah sistem produksi Make to Order yaitu sistem produksi yang dikerjakan jika menerima pesanan dari pelanggan.

d. Pada proses MRP hanya sampai ke tahap lotting saja karena pada penyelesaian kasus ini bertujuan untuk mengetahui jumlah pemesanan bahanbaku optimal.

e. Pada proses MRP tahap lotting menggunakan teknik EOQ (Economic Order Quantity) dikarenakan teknik tersebut dapat meminimumkan perencanaan persediaan jumlah bahan baku yang dibutuhkan.

f. Parameter atau indikator monitoring persediaan, yaitu :

1. Jika jumlah bahan baku lebih dari 50 pcs (>50) untuk bahan baku dengan satuan pasang dan 3 Liter (>3) untuk bahanbaku yang satuan liter, Maka Persediaan dinyatakan aman.

2. Jika jumlah bahan baku kurang dari 50 pcs (<50) untuk bahan baku dengan satuan pasang dan 3 Liter (<3) untuk bahanbaku yang satuan liter Maka Persediaan dinyatakan tidak aman.

3. Jika salah satu persediaan bahan baku tidak tersedia atau jumlah bahan baku sama dengan 0 maka proses produksi gagal atau proses produksi berhenti sementara.

g. Output dari MRP adalah Laporan Pemesasnan Pembelian, Pesanan Kerja, Penjadwalan Kerja, Pembatalan Pesanan.


(4)

h. Jam kerja pada hari senin –jum’at selama 8 jam dan sabtu selama 5 jam. i. Pembatalan pesanan hanya mengolah pembatalan pesanan dari pelanggan. j. Metode yang digunakan untuk sistem pengendalian bahan baku yakni menggunakan pendekatan MRP (Material Requirment Planning. Dengan metode tersebut dalam perencanaan pengendalian persediaan bahan baku untuk proses produksi suatu barang jadi, tergantung kepada persediaan bahan baku dengan bahan baku lainnya.

k. Model analisis perangkat lunak yang digunakan adalah pemodelan terstruktur. Terdiri dari flowmap untuk menggambarkan proses dalam prosedur yang terlibat, Entity Relationship Diagram (ERD) untuk menggambarkan struktur objek data dan Data Flow Diagram (DFD) untuk menggambarkan proses yang digunakan.

1.5 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterprestasikan kondisi atau hubungan yang ada.

1. Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Studi Literatur

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literature, jurnal, paper dan bacaan – bacaan yang berkaitan dengan topik yang diambil.

b. Observasi

Pengumpulan data dengan cara mengadakan penelitian dan peninjauan langsung terhadap masalah yang diteliti.

c. Wawancara

Pengumpulan data dengan cara mengadakan Tanya jawab secara langsung yang ada kaitannya dengan topik yang diambil.

2. Metode Pembangunan Perangkat Lunak

Tahapan dalam pembuatan perangkat lunak ini yaitu menggunakan model waterfall. Model ini adalah model klasik yang melakukan pendekatan secara


(5)

sistematis, berurutan dalam membangun software. Berikut merupakan alur dari metode waterfall dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Pemodelan Waterfall [6] a. Communication

Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software, dan tahap untuk mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan dengan customer.

b. Planning

Proses planning merupakan lanjutan dari proses communication (analysis requirement). Pada tahapan ini menghasilkan dokumen user requirement atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam pembuatan sistem pengendalian bahan baku.

c. Modeling

Proses modeling ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum coding. P d. Construction

Pengkodean yang mengimplementasikan hasil desain ke dalam kode atau bahasa yang dimengerti oleh mesin komputer dengan menggunakan pemrograman tertentu. Melakukan pengujian berfokus pada logika internal perangkat lunak.

e. Deployment

Proses deployment merupakan tahapan final dalam pembuatan software. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka software yang sudah jadi akan digunakan oleh pihak CV.Prima Trekking.


(6)

1.6 Sistematika Penulisan

Sebagai acuan bagi penulis agar penelitian ini dapat terarah dan tersusun sesuai dengan yang penulis harapkan. Maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB 1 Pendahuluan

Pada Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 Tinjauan Pustaka

Pada Bab ini berisi tentang profil instansi, konsep dasar teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan diantaranya mengenai sistem informasi, konsep basis data, metode pengembangan perangkat lunak, metode pengujian perangkat lunak, serta menjelaskan tentang tools yang digunakan untuk penganalisaan maupun perancangan sistem ini.

BAB 3 Analisis dan Perancangan Sistem

Pada Bab ini berisi tentang analisis sistem, pengguna, analisis pemecahan masalah, analisis kebutuhan fungsional dan non fungsional.

BAB 4 Implementasi dan Pengujian Sistem

Pada Bab ini berisi pembahasan implementasi serta penjelasan tentang teknik dan strategi pengujian sistem yang digunakan.

BAB 5 Kesimpulan Dan Saran

Pada Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran untuk pengembangan sistem selanjutnya.


(7)

7 2.1 Profil Tempat Penelitian

CV Prima Trekking adalah salah satu badan usaha yang bergerak dibidang manufaktur dan retail peralatan petualangan alam terbuka, badan usaha ini didirikan pada tahun 2007 oleh Bapak Anjar Sanusi di Bandung dan memiliki outlet sendiri di Jl.Raya Cibaduyut No 30A/200A.

Awal mula didirikan Trekking berasal dari hobi beraktivitas di alam bebas, untuk menunjang kegiatan tersebut diperlukan beberapa peralatan penunjang diantaranya adalah sepatu trekking, tas dan pakaian gunung.

Dengan keterbatasan sepatu untuk kegiatan outdoor local yang ada belum banyak maka pemilik beinisiatif untuk memproduksi sendiri dan digunakan dikalangan komunitas pencinta alam, maka dari itu pada tahun 1999 berdiri perusahaan home industry yang bergerak dipembuatan perlengkapan outdoor, produk yang dihasilkan di antaranya sepatu gunung, sepatu safety, sepatu PDL TNI, PDH, tas, pakaian gunung, dll. Dengan berjalannya waktu sekitar 10 tahun sampai sekarang ini badan usaha ini berbentuk persekutuan komanditer dengan nama CV.Prima Trekking pada tahun 2007 dan memiiki tempat produksi sendiri dengan jumlah karyawan 42 orang ditunjang dengan mesin – mesin produksi dan 2 outlet penjualan milik sendiri.

2.1.1 Identitas Perusahaan

Identitas perusahaan adalah semua perwakilan atau perwujudan media visual dan fisik yang menampilkan suatu jati diri organisasi sehingga dapat membedakan organisasi/perusahaan tersebut dengan organisasi/perusahaan lainnya. Berikut ini adalah identitas dari badan usaha CV. Prima Trekking.

2.1.1.1Logo CV. Prima Trekking

Logo dari CV Prima Trekking secara garis besar adalah adanya gambaran yang menunjukkan alam terbuka seperti garis yang menggambarkan pegunungan, untuk lebih detailnya adalah gambar di bawah ini :


(8)

Gambar 2.1 Logo CV. Prima Trekking 2.1.1.2Makna Logo

Makna logo secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

1. Bentuk huruf Besar K dan K terbalik merupakan ciri khas dari CV. Prima Trekking yang menunjukkan ketangguhan dari petualangan di alam terbuka.

2. Garis hitam di atas tulisan yang menyerupai gunung merupakan gambaran alam terbuka.

3. Tulisan The Adventure Performance merupakan arti dari kinerja petualangan.

2.1.2 Visi dan Misi

Visi dan Misi dari Trekking adalah Memenuhi kebutuhan Sepatu Outdoor dan Menciptakan Lapangan Kerja.

2.2 Struktur Organisasi dan Deskripsi Kerja

Struktur organisasi merupakan susunan seluruh organisasi yang terkait di CV.Prima Trekking.


(9)

2.2.1 Struktur Organisasi

Berikut adalah struktur organisasi yang ada di CV.Prima Trekking

Gambar 2.2 Struktur organisasi DIREKTUR H. ANJAR SANUSI,S.Hut. KEPALA PRODUKSI DEDEN SUKANA ADM KEUANGAN TIA KOORDINASI OPERASIONAL KOMAR KOORDINASI GUDANG ENDAN RAMDANI FINISHING - ARI - ADE KUSNADI - IWAN - ENTRIS - AGUS SOLIHIN - DEDE TRIANA - ADUL - WAWAN - IMAS - NIA RIZKI OUTSOLE - ASEP SUMARN A - TARMAN - ADE RUSYADI - ALO - OYOK - ARIF RAHMAN - CECE - AGUS SAEPUDIN - ADANG - CECEP RAHMAN UPPER

- ISUR SURYANA -

ABDUL

- AGUS PERMANA -

ICI

- USMAN -

NANA

- ENDANG

- AHMAD

- EEN SULAEMAN -

DIDIN

- ZAENAL ARIFIN -

DADAN

- RUHIMAN -

AGUS

- ODOS -

ENGKUS

- ACEP -

CEPI

- ALEX SUHENDAR -

STAFF GUDANG IRWAN MAULANA.S ADM GUDANG NENI NURASIAH


(10)

2.2.2 Deskripsi Kerja

Deskripsi kerja adalah deskripsi tugas yang ada di CV.Trekking yang menjelaskan tentang tugas pokok dan fungsi jabatan yang dimiliki oleh masing-masing pegawai.

Tabel 2.1 Deskripsi Tugas

No Jabatan Tugas Utama dan Tanggung Jawab 1 Direktur 1. Menentukan kebijakan tertinggi perusahaan.

2. Bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian perusahaan.

3. Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan. 4. Memelihara dan mengawasi kekayaan

5. Bertanggung jawab dalam memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efesien.

6. Mewakili perusahaan, mengadakan perjanjian-perjanjian, merencanakan dan mengawasi pelaksanaan tugas personalia yang bekerja pada perusahaan.

7. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum pabrik sesuai dengan kebijakan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). 8. Menetapkan besarnya deviden perusahaan.

2 Administrasi 1. Menerima pemesanan dari pelanggan. 2. Mencatat semua pemesanan dari pelanggan. 3. Mengelola pemesanan dari pelanggan. 4. Menerima pembayaran dari pelanggan. 5. Melakukan pembayaran kepada supplier. 3 Kepala Produksi 1. Mengkoordinir dan mengawasi serta memberikan

pengarahan kerja kepada setiap seksi di bawahnya untuk menjamin terlaksananya kesinambungan dalam proses produksi.

2. Memonitoring pelaksanaan rencana produksi agar dapat dicapai hasil produksi sesuai jadwal, volume, dan mutu yang ditetapkan.

3. Melakukan perhitungan jumlah bahan baku untuk produksi. 4. Bertanggung jawab atas pengendalian bahan baku dan

efisiensi penggunaan tenaga kerja, mesin, dan peralatan 5. Selalu menjaga agar fasilitas produksi berfungsi


(11)

sebagaimana mestinya

6. Selalu berusaha untuk meningkatkan keterampilan setiap penanggung jawab dan karyawan di bawah tanggung jawabnya dengan memanfaatkan tenaga ahli yang didatangkan oleh perusahaan.

7. Membuat perencanaan pengembangan produk baik jangka pendek maupun jangka panjang

8. Membuat laporan harian dan berkala mengenai kegiatan di bagiannya sesuai dengan sistem pelaporan yang berlaku. 9. Berusaha mencari cara-cara penekanan biaya dan metode

perbaikan kerja yang lebih efisien.

10. Menjaga disiplin kerja dan menilai prestasi kerja bawahannya secara berkala.

4 Administrasi Keuangan

1. Bertanggung jawab terhadap pengeluaran kas perusahaan. 2. Membuat laporan keuangan produksi setiap hari.

3. Memberikan laporan pengeluaran dan pemasukan saldo giro serta tabungan.

4. Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap kebersihan ruangan administrasi keuangan

5. Memberikan arahan terhadap karyawan mengenai pekerjaan administrasi keuangan.

6. Menyusun anggaran pengeluaran dan penerimaan 7. Membantu direksi dlm mengembangkan investasi perusahaann sehubungan dengan ketersediaan dana perusahaan

8. Mengetahui dan menerima laporan pengorderan bahan baku dari kepala produksi.

9. Mengelola kas kecil perusahaan dan melakukan pencatatan setiap pengeluaran yang dilakukan

10. Membuat perhitungan gaji karyawan dan menerima masukan dari direksi mengenai evaluasi penampilan kerja karyawan dan mendistribusikannya

11. Melaksanakan transaksi supplier dan costomer/penjualan. 12. Memeriksa kebenaran tagihan dari supplier dan melakukan

pembayaran.

13. Menangani arsip kepegawaian seluruh sumber daya manusia perusahaan


(12)

5 Administrasi Gudang

1. Mencatat keluar masuknya bahan baku, supplier, pesanan, pembelian bahanbaku, karyawan produksi dan barang. 2. Memberikan laporan berkala.

3. Melakukan transaksi bahan baku suplier.

4. Menyiapkan bahan yang diperlukan oleh bagian patrune, upper dan outsole.

5. Bertanggung jawab kerapihan dan stok barang gudang. 6. Menjaga kebersihan lingkungan kerja.

7. Selalu koordinasi dengan koordinator gudang dan divisi lain.

6 Koordinator Gudang 1. Melakukan penyimpanan barang

2. Menerima dan mengeluarkan barang serta melakukan pencatatan

3. Mempertanggungjawabkan bahan baku (logistic). 4. Menjaga kerapihan dan kebersihan gudang. 5. Menyiapkan bahan baku dan bahan penolong yang

dibutuhkan bagian patrune, upper dan outsole. 6. Melakukan pengiriman barang jadi ke customer.

7. Pemeliharaan asset perusahaan dan inventaris perusahaan. 8. Selalu koordinasi dengan kepala produksi dan divisi lain. 7 Koordinator

Operasional

1. Berkoordinasi dengan kepala produksi untuk melaksanakan proses produksi dan merealisasikan P.O dari costomer. 2. Melaksanakan pengguratan sesuai dengan SPK dari kepala

produksi.

3. Meminta bahan yang dibutuhkan kepada bagian gudang. 4. Memberikan data dan informasi stok bahan baku upper. 5. Bertanggung jawab alur proses produksi.

6. Berkoordinasi dengan divisi lain.

7. Memelihara dan melaporkan kebutuhan patrune (pola) apabila rusak.

8. Melakukan stok opname setiap bulan sesuai bagian masing-masing.

9. Melaporkan dan mengecek jumlah kakian pada waktu pembelian kulit dan memeriksa kakian pada saat menggurat.

8 Staff Gudang 1. Membantu mencatat keluar masuknya bahan baku. 2. Menyiapkan bahan yang diperlukan oleh bagian patrune,


(13)

upper dan outsole.

3. Bertanggung jawab kerapihan dan stok barang gudang. 4. Membantu pengiriman barang jadi ke customer. 5. Menjaga kebersihan lingkungan kerja

9 Upper 1. Menjadikan bahan baku menjadi barang setengah jadi sesuai pola yang diberikan oleh koordinasi operasional. 2. Menjaga mesin jahit yang dipakai.

3. Bertanggung jawab atas barang yang dikerjakan.

4. Menjaga bentuk upper sepatu sesuai dengan contoh sepatu. 5. Menjaga kebersihan lingkungan kerja.

10 Outsole 1. Menjadikan barang setengah jadi menjadi barang jadi sesuai yang diberikan upper.

2. Menjaga mesin yang dipakai.

3. Bertanggung jawab atas barang yang dikerjakan.

4. Menjaga bentuk upper sepatu sesuai dengan contoh sepatu. 5. Menjaga kebersihan lingkungan kerja.

11 Finishing 1. Menyelesaikan pekerjaan dari outsole sampai barang siap untuk dikirim.

2. Menyimpan barang jadi ke gudang barang jadi. 3. Bertanggung jawat atas sepatu yang difinishing. 4. Menjaga kebersihan lingkungan kerja.

2.3 Landasan Teori

Pada landasan teori akan diterangkan teori-teori yang berhubungan dengan judul penulisan ini diantaranya pembahasan mengenai :

2.3.1 Konsep Dasar Sistem

Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut ini.[3]

2.3.2 Karakteristik Sistem


(14)

1. Komponen Sistem (Components)

Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu sub sistem atau bagian-bagian sistem, yang mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem keseluruhan.

2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environments)

Lingkungan luar (environments) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan merugikan sistem.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu sub sistem dengan susb sistem lainnya sehingga memungkinkan sumber- sumber daya mengalir antara subsistem yang satu dengan yang lain. 5. Masukan Sistem (Input)

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).

6. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

7. Pengolah Sistem (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan jadi keluaran.


(15)

8. Sasaran Sistem (Objectives)

Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.3.3 Klasisfikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya adalah sebagai berikut [3] :

1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system). Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia dan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer.

2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system). Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia, misalnya sistem perputaran bumi dan sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia.

3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system). Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi dan sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system). Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya dan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.

2.4 Konsep Dasar Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item. Data adalah


(16)

kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu. Kesatuan nyata (fact dan entity) adalah berupa suatu obyek nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.[3]

2.4.1 Siklus Informasi

Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi. Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan suatu model proses yang tertentu. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk siklus. Siklus ini disebut dengan siklus informasi (information cycle) atau disebut juga dengan siklus pengolahan data (data processing cycles). Siklus informasi dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut ini : 2.4.2 Kegunaan Informasi

Ada 4 faktor utama yang berhubungan dengan kegunaan informasi [3]: 1. Kualitas informasi (information quality)

Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 4 hal, yaitu informasi harus : a. Akurat (accurate) dan presisi (precision). Akurat dalam

menampilkan informasi dan presisi dalam detail informasi yang diberikan.

b. Kelengkapan (completeness). Informasi yang tersedia cukup lengkap untuk setiap user dan situasi.

c. Umur (age) dan ketepatan waktu (timeliness). Umur berarti lamanya waktu dalam meng-update informasi dan ketepatan waktu berarti menyediakan informasi secepat mungkin pada saat dibutuhkan sehingga berguna.

d. Sumber (source). Orang atau organisasi yang menghasilkan informasi.


(17)

2. Aksesibilitas informasi (information accessibility)

a. Ketersediaan (availability). Memberikan informasi kepada yang membutuhkan. Informasi dapat diakses oleh yang membutuhkan. b. Keabsahan (admissibility). Keabsahan (boleh atau tidak boleh

dipakai) informasi tergantung pada hukum, peraturan atau budaya pada saat tertentu.

3. Presentasi informasi (information presentation)

a. Tingkatan (level of summarization). Perbandingan antara data asli dengan yang ditampilkan. Manipulasi data hingga tingkatan yang sesuai, semakin sederhana semakin baik.

b. Format. Bentuk dimana informasi ditampilkan ke user. Manipulasi data ke dalam bentuk yang sesuai.

4. Keamanan informasi (information security)

a. Batasan akses (access restriction). Prosedur dan teknik mengontrol user yang boleh atau tidak mengakses data pada situasi tertentu. Penggunaan password atau teknik lain untuk mencegah user yang tidak berhak.

b. Enkripsi (encryption). Konversi data ke bentuk tertentu sehingga tidak dapat dibaca oleh user yang tidak berhak.

2.4.3 Nilai Informasi

Nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat persis ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit.


(18)

2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi

Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi (information systems) atau disebut juga dengan processing systems atau information processing systems atau information-generating systems.

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

2.5.1 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), blok basis data (database block), dan blok kendali (controls block). Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya[3].

1. Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.


(19)

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware). 5. Blok Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.

6. Blok Kendali

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi. Pengelompokan komponen-komponen sistem informasi berbasis computer adalah sebagai berikut :

1. Perangkat keras (hardware)

Hardware ini merupakan peralatan fisik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, memasukkan, memproses, menyimpan, dan mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk informasi.

2. Perangkat lunak (software)

Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada komputer.

3. Manusia (brainware)

Brainware dalam sistem informasi berperan sebagai pemberi dan pengguna informasi.

4. Prosedur (procedure)

Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulangulang dengan cara yang sama.


(20)

5. Basis data (database)

Database merupakan kumpulan data-data yang tersimpan di dalam media penyimpanan di suatu perusahaan (arti luas) atau di dalam komputer (arti sempit).

6. Jaringan komunikasi (communication network)

Jaringan telekomunikasi saat ini menghubungkan beberapa daratan dan lautan untuk memindahkan data dalam jumlah besar.

2.5.2 Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem (systems development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang ada. Sewaktu melakukan proses pengembangan sistem, beberapa prinsip harus tidak boleh dilupakan.[1] Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen

2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar 3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik.

4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem

5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut 6. Jangan takut membatalkan proyek

7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem itu direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, dioperasikan, dan dipelihara. Daur atau siklus hidup dari pengembangan sistem merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah- langkah di dalam tahapan tersebut dalam proses pengembangannya. Pengembangan sistem yang digunakan yaitu classsic life style atau yang lebih dikenal dengan istilah waterfall, Penjelasanya adalah sebagai berikut :

1. Rekayasa sistem (system engineering), merupakan tahap awal dalam pengembangan sistem yaitu dengan menetapkan segala hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pengembangan sistem dan menentukan


(21)

apakah sistem benar-benar dibutuhkan atau tidak. Tahap-tahap yang digunakan yaitu dengan diadakannnya wawancara, observasi, dan studi literatur.

2. Analisis (analysis), merupakan tahap menganalisis kebutuhan sistem seperti mendefinisikan kembali masalah, memahami kebutuhan-kebutuhan pemakai dan hambatan-hambatan pada sustu sistem baru, dan membuat model logika dari pemecahan yang direkomendasi. Adapun metode analisis yang digunakan adalah metode analisis terstruktur. 3. Desain (Design), yaitu tahap setelah analisis dari siklus pengembangan

sistem, pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional, persiapan untuk rancang bangun implementasi, dan menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

4. Penulisan Program (Coding), adalah tahap menterjemahkan hasil analisis ke dalam bahasa pemrograman yang telah ditentukan.

5. Pengujian (Testing), tahap dimana melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibangun.

6. Pemeliharaan (Maintenance), tahap ini merupakan tahap akhir dimana sistem yang sudah selesai dapat mengalami perubahan atau penambahan sesuai dengan keinginan konsumen.

2.6 Definisi Fungsi Produksi

Aktifitas produksi sebagai suatu bagian dari fungsi organisasi perusahaan bertanggung jawab terhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi jadi yang dapat dijual. Untuk melaksanakan fungsi produksi tersebut diperlukan rangkaian kegiatan yang akan membentuk suatu sistem produksi.[4] Ada tiga fungsi utama dari kegiatan – kegiatan produksi yang dapat kita identifikasikan, yaitu :

a.Proses Produksi, yaitu metode dan teknik yang digunakan dalam mengolah bahan baku menjadi produk.

b.Perencanaan Produksi, yaitu merupakan tindakan antisipasi dimana dimasa mendatang sesuai dengan periode waktu yang direncanakan.


(22)

c.Pengendalian Produksi, yaitu tindakan yang menjamin bahwa semua kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan telah dilakukan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

2.7 Definisi Persediaan

Persediaan adalah sumber daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut, yang dimaksud dengan proses lebih lanjut tersebut adalah berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi atapun kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga[4].

Dilihat dari jenisnya, ada 4 macam persediaan secara umum, yaitu :

1. Bahan Baku (Raw Materials) adalah barang – barang yang dibeli dari pemasok (supplier) dan akan digunakan atau diolah menjadi produk jadi yang akan dihasilkan oleh perusahaan.

2. Bahan setengah jadi (Work in Process) adalah bahan baku yang sudah diolah atau dirakit menjadi komponen namun masih membutuhkan langkah – langkah lanjutan agar menjadi produk jadi.

3. Barang jadi (Finished goods) adalah barang jadi yang telah selesai diproses, siap untuk disimpan digudang barang jadi, dijual, atau didistribusikan ke lokasi – lokasi pemasaran.

4. Bahan – bahan pembantu (Supplies) adalah barang – barang yang akan dibutuhkan untuk menunjang produksi, namun tidak akan menjadi bagian pada produk akhir yang dihasilkan perusahaan.


(23)

Proses transformasi yang berlangsung didalam pabrik (sistem manufaktur) selanjutnya menjadi suatu sistem yang lebih luas, yaitu sistem produksi, dimana sistem produksi ini akan mengatur 4 unsur pokok, yaitu :

1. Bahan 2. Manusia 3. Uang 4. Mesin

Pegaturan bahan (material) di antarnya meliputi hal – hal yang berhubungan dengan sistem persediaan, sistem pengendalian kualitas, dan sistem informasi keperluan bahan tersebut, dimana tujuan akhirnya adalah upaya pengadaan bahan dapat berjalan lancar dan biayanya minimal.

Pengaturan manusia meliputi hal – hal yang berhubungan dengan perencanaan tenaga kerja, training karyawan manusia meliputi hal – hal yang berhubugan dengan perencanaan tenaga kerja, training karyawan, penjadwalan karyawan berikut tugasnya (job description) dan keselamatan kerjanya. Pengertian yang lebih luas dalam pengaturan manusia ini adalah mencakup hal – hal tentang manusia dan prospek karir dalam pekerjaannya.

Pengaturan uang meliputi hal – hal yang berhubungan dengan tata hitung ongkos, sistem informasi keuangan, dan bagaimana cara mereduksi biaya produksi. Dengan pengaturan sistem keuangan yang baik diharapkan sistem produksi dapat berlangsung secara efisien (mengurangi dan menghilangkan pemborosan – pemborosan yang tidak perlu).

Pengaturan mesin meliputi hal – hal yang berhubungan dengan bagaimana memilih mesin yang cocok, pengaturan tata letak, penjadwalan dan perawatan mesin dengan baik sehingga sistem produksi dapat berjalan dengan lancar.

2.8 Definisi MRP

MRP adalah prosedur logis, aturan keputusan dan teknik pencatatan

terkomputerisasi yang dirancang untuk menterjemahkan “Jadwal Induk Produksi”

atau MPS (Master Production Schedulling) menjadi “Kebutuhan Bersih” atau NR (Net Requirement) untuk semua sistem. Sistem MRP dikembangkan untuk membantu perusahaan manufaktur mengatasi kebutuhan akan item – item


(24)

dependent secara lebih baik dan efisien. Selain itu, sistem MRP didesain untuk melepaskan pesanan – pesanan dalam produksi dan pembelian untk mengatur aliran bahan baku dan persediaan dalam proses sehingga sesuai dengan jadwal produksi untuk produk akhir.Hal ini memungkinkan perusahaan memelihara tingkat minimum dari item – item yang kebutuhannya dependent, tetapi tetap dapat menjamin terpenuhinya jadwal produksi untuk produk akhirnya. Sistem MRP juga dikenal sebagai perencanaan kebutuhan berdasarkan tahapan waktu

(“time-phases requirements planning”)[4]. 2.8.1 Tujuan MRP

Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut[4] :

a) Meminimalkan persediaan MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen diperlukan disesuaikan dengan Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule). Dengan menggunakan komponen ini, pengadaan (Pembelian) atas komponen yang diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehinga dapat meminimalkan biaya persediaan.

b) Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengiriman MRP mengidentifikasi banyaknya bahan dan komponen diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang produksi maupun pengadaan atau pembelian komponen, sehingga memperkecil resiko tidak tersedianya bahan yang akan diproses yang mengakibatkan terganggunya rencana produksi.

c) Komitmen yang realitis dengan MRP. Jadwal produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai dengan rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dilakukan secara lebih realitis. Hal ini mendorong meningkatkannya kepuasan dan kepercayaan konsumen.

d) Meningkatkan efisiensi MRP juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan Jadwal Induk Produksi. Dengan demikian terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu :


(25)

1) Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat kapan perkerjaan harus selesai atau material harus tersedia agar Jadwal Induk Produksi dapat terpenuhi.

2) Menentukan kebutuhan minimal setiap item melalui sistem penjadwalan.

3) Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan, kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan, menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang harus direncanakan didasarkan pada kapasitas yang ada.

2.8.2 Syarat Pendahuluan MRP

Syarat pendahuluan dari sistem MRP yang standart adalah sebagai berikut[4] :

1. Ada dan tersedianya Jadwal Induk Produksi, dimana terdapat jadwal rencana dan jumlah pesanan dari item/produk.

2. Item persediaan mempunyai identifikasi khusus. 3. Tersedianya struktur pada saat perencanaan.

4. Tersedianya catatan tentang persediaan untuk semua item, yang menyatakan keadaan persediaan sekarang dan yang akan datang / direncanakan.

2.8.3 Asusmsi MRP

Asumsi – asumsi dari sistem MRP yang standar adalah sebagai berikut[4] : 1. Adanya data file yang terintegrasi.

2. Waktu ancang untuk semua item diketahui.

3. Setiap item persediaan selalu ada dalam pengendalian.

4. Semua komponen untuk suatu perakitan dapat disediakan pada saat perakitan akan dilakukan.

5. Pengadaan dan pemakaian komponen bersifat diskrit.

6. Proses pembuatan suatu item tidak bergantug terhadap proses pembuatan item lainnya.

2.8.4 Input Sistem MRP


(26)

a. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule/MPS) Merupakan proses alokasi untuk membuat sejumlah produk yang diinginkan, apa yang direncanakan, berapa jumlah, waktu kapan yang dibutuhkan dan diproduksi.

b. Bill of Material (BOM) Merupakan daftar semua material, parts dan sub assemblies, serta jumlah dari masing-masing yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk atau parent assembly. Dari BOM dapat diketahui pula urutan penyusunan komponen - komponen menjadi suatu produk pada proses produksi.

c. Inventory Status/Record Files/Item Master, Item Master juga berisi data tentang lead time, teknik ukuran lot yang digunakan, persediaan cadangan, dan infromasi lain dari semua item.

d. Orders (Pesanan-pesanan). Pesanan dapat berupa shop orders atau manufacturing order yang diproduksi didalam pabrik, atau purchase orders dengan proses pembelian dari pemasok eksternal. Dalam sistem MRP, pesanan yang secara resmi teah dikeluarkan ke pabrik atau pemasok eksternal disebut dengan relesed orders atau schedule receipt atau open order. Sedangkan kalau masih dalam file komputer yang belum dikeluarkan secara resmi dinamakan planned order receipt.

e. Requirement (catatan kebutuhan) Catatan kebutuhan biasanya berisi informasi tentang nomor item yang dibutuhkan, jumlah yang dibutuhkan, waktu yang dibutuhkan, jumlah yang dikeluarkan dari stock room, dan sebagainya. Informasi ini berguna untuk mengurangi stock on hand. 2.8.5 Output dari sistem MRP

Rencana pemesanan merupakan output dari MRP yang dibuat atas dasar waktu ancang – ancang dari setiap komponen. Waktu ancang dari item yang dibeli merupakan periode antara pesanan dilakukan sampai barang diterima (on – hand), sedangkan untuk produk yang dibuat dipabrik sendiri, merupakan periode antara perintah item harus dibuat sampai dengan selesai proses.

Ada dua tujuan yang hendak dicapai dengan adanya rencana pemesanan, yaitu :


(27)

a. Menentukan kebutuhan bahan pada tingkat lebih bawah b. Memproyeksikan kebutuhan kapasitas

Secara umum, output dari MRP adalah :

1. Memberikan catatan persediaan tentang pesanan penjadwalan yang harus dilakukan / direncanakan baik dari pabrik sendiri maupun supplier. 2. Memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang.

3. Memberikan indikasi untuk pembatalan atas pesanan. 4. Memberikan indikasi untuk keadaan persediaan.

Output dari MRP dapat pula disebut sebagai suatu aksi yang merupakan tindakan atas pengedalian persediaan dan penjadwalan produksi.

Gambar 2.4 Output MRP 2.8.6 Langkah – Langkah Dasar Proses Pengolahan MRP

Setelah semua persyaratan serta asumsi diperoleh dengan baik maka langkah – langkah dasar sistem MR dapat berjalan dengan baik.

Adapun langkah – langkah mendasar pada proses MRP adalah sebagai berikut :

1. Netting

Perhitungan kebutuhan bersih

MRP

RENCANA PEMESANAN (AKSI)

Pembatalan Pesanan Penjadwalan

Kerja Pesanan Kerja

Pemesanan Pembelian


(28)

2. Lotting

Penentuan ukuran slot 3. Offsetting

Penetapan besarnya lead time 4. Explosion

Perhitungan selanjutnya untuk item level berikutnya (dibawahnya) 1. Langkah Pertama : NETTING

Netting adalah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan bersih, yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan (yang ada dalam persediaan dan yang sedang dipesan). Data yang diperlukan dalam proses perhitungan kebutuhan bersih ini adalah :

a. Kebutuhan kotor untuk setiap periode

b. Persediaan yang dipunyai pada awal perencanaan c. Rencana penerimaan untuk setiap periode perencanaan

Pengertian kebutuhan kotor dalam pembahasan disini mempunyai makna tersendiri. Kebutuhan kotor merupakan jumlah dari produk akhir yang akan dikonsumsi. Umumnya pengertian diatas dimaksudkan untuk permintaan yang independen atau sering dijumpai pada produk akhir. Sedangkan untuk permintaan yang dependen dimana biasanya dijumpai pada tingkat item / komponen, kebutuhan kotor dihitung berdasarkan item induk yang berada pada tingkat atasnya, biasanya juga dikalikan oleh kelipatan – kelipatan tertentu yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Jadi kebutuhan kotor untuk tingkat item/ komponen merupakan gabungan dari rencana periode dan jadwal dan kebutuhan kotor untuk setiap periode.

NRt = GRt - Allt ….(1) Penjelasan:

NRt = Kebutuhan bersih pada periode t GRt = Kebutuhan kotor pada periode t Allt = Allokasi dari persediaan digudang


(29)

2. Langkah Kedua : LOTTING

Proses lotting adalah suatu proses untuk menentukan besarnya pesanan

individu yang “Optimal” berdasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan bersih. Terdapat banyak alternative untuk menghitung ukuran lot.

Beberapa teknik diarahkan untuk ongkos “set-up” dan ongkos simpan, ada juga yang bersifat sederhana dengan menggunakan jumlah pemesanan tetap atau dengan periode pemesanan tetap.Pada contoh dibawah ini dipakai teknik ukuran lot yang besarnya sama dengan kebutuhan bersih untuk setiap periode.

3. Langkah ketiga : OFFSETTING

Langkah ini bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melakukan rencana pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih. Rencana pemesanan diperoleh dengan cara mengurangkan saat awal tersedianya ukuran lot yang diinginkan dengan besarnya lead time. Perlu ditegaskan disini, pengertian lead time adalah besarnya waktu saat barang mulai dipesan atau diproduksi sampai barang tersebut siap selesai dan diterima siap untuk dipakai.

4. Langkah Keempat : EXPLOSION

Explosion atau disebut dengan proses exsplosion merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat item/ komponen yang lebih bawah, tentu saja didasarkan atas rencana pesanan.

2.8.7 Teknik Penentuan Lotting

Perkembangan teknik – teknik ukuran lot sebagai salah satu proses terpenting dalam MRP dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Teknik ukuran lot untuk satu tingkat dengan kapasitas tak terbatas. 2. Teknik ukuran lot untuk satu tingkat dengan kapasitas terbatas. 3. Teknik ukuran lot untuk banyak tingkat dengan kapasitas tak terbatas. 4. Teknik ukuran lot untuk banyak tingkat dengan kapasitas terbatas. Teknik penentuan ukuran lot mana yang paling baik dan tepat bagi suatu perusahaan adalah persoalan yang sangat sulit, karena sangat tergantung pada hal


(30)

1. Variasi dari kebutuhan, baik dari segi jumlah maupun periodenya. 2. Lamanya horizon perencanaan.

3. Ukuran periodenya (mingguan, bulanan, dan sebagainya). 4. Perbandingan biaya pesan dari biaya unit.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah penetapan ukuran lot dengan menggunakan Economic Order Quantity (EOQ). Economic Order Quantity (EOQ) adalah teknik pemesanan dalam manajemen pengadaan yaitu cara perhitungan pemesanan bahanbaku sekali pesan atau berangsur dengan biaya paling minimum. Dalam teknik inipun besarnya ukuran lot adalah tetap, namun perhitungannya sudah mencakup biaya – biaya pesan serta biaya – biaya simpan. Perumusan yang dipakai dalam teknik ini pun adalah sebagai berikut :

….(2)

Keterangan : D : Kebutuhan K : Biaya Pesan H : Biaya simpan Contoh Soal :

Permintaan harian suatu jenis barang diperkirakan 100 unit. Biaya pemesanan dikeahui Rp.100,- setiap kali pesa Biaya penyimpanan harian setiap unit persediaan Rp. 0,02,-. Bila diketahui lead timenya 12 hari tentukan EOQ nya !

Jawab : Diketahui :

D = Rp.100,- unit/hari K = Rp.100,-/ pesan H = Rp. 0,02/unit/hari


(31)

Waktu antar pemesanan (siklus) optimal adalah :

….(3)

Jadi pemesanan optimal adalah 1000 unit dan waktur atau frekuensi antar pemesanan optimal adalah 10 hari.

2.9 Pengertian Data

Data adalah kumpulan dari fakta-fakta, kejadian-kejadian yang dapat berupa simbol, angka, huruf, dan lain-lain yang berguna bagi suatu pengolahan data (process) atau sebagai masukan (input) bagi suatu proses.[5]

2.9.1 Model Data

Data yang disimpan menggambarkan beberapa aspek dari suatu organisasi. Model data adalah himpunan deksripsi data level tinggi yang dikonstruksi untuk menyembunyikan beberapa detail dari penyimpanan level rendah. Beberapa manajemen basis data didasarkan pada model data relasional, model data hirarkis, atau model data jaringan[5].

Model data terbagi menjadi tiga yaitu : 1. Model Data Hirarki

Model hirarkis biasa disebut model pohon, karena menyerupai pohon yang dibalik. Model ini menggunakan pola hubungan orang tua-anak. Setiap simpul (biasa dinyatakan dengan lingkaran atau kotak) menyatakan sekumpulan medan. Simpul yang terhubung ke simpul pada level di bawahnya disebut orang tua. Setiap orang tua bisa memiliki satu (hubungan 1:1) atau beberapa anak (hubungan 1:N), tetapi setiap anak hanya memiliki satu orang tua. Simpul – simpul yang dibawahi oleh simpul orang tua disebuah anak. Simpul orang tua yang tidak memiliki orang tua disebut akar. Simpul yang tidak mempunyi anak disebut daun. Adapun hubungan antara anak dan orang tua disebut cabang.

2. Model Data Jaringan

Model jaringan distandarisasi pada tahun 1971 oleh Data Base Task Group (DBTG). Itulah sebabnya disebut model DBTG. Model ini juga disebut model CODASYL (Conference on Data System Languages),


(32)

karena DBTG adalah bagian dari CODASYL. Model ini menyerupai model hirarkis, dengan perbedaan suatu simpul anak bisa memiliki lebih dari satu orang tua. Oleh karena sifatnya demikian, model ini bias menyatakan hubungan 1:1 (satu orang tua punya satu anak), 1:M (satu orang tua punya banyak anak), maupun N:M (beberapa anak bisa mempunyai beberapa orangtua). Pada model jaringan, orang tua diseut pemilik dan anak disebut anggota.

3. Model Data Relasional

Model relasional adalah model data yang paling banyak digunakan saat ini. Pembahasan pokok pada model ini adalah relasi, yang dimisalkan sebagai himpunan dari record. Deskripsi data dalam istilah model data disebut skema. Pada model relasional, skema untuk relasi ditentukan oleh nama, nama dari tiap field (atau atribut atau kolom), dan tipe dari tiap field.

2.9.2 Konsep Basis Data

Pengertian Basis Data adalah “ kumpulan dari berbagai data yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya. Basis data tersimpan di perangkat keras, serta dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak. Pendefinisian basis data meliputi spesifikasi dari tipe data, struktur dan batasan dari data atau informasi yang akan disimpan. Database merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi pada para pengguna data user.” Basis data digunakan karena memiliki keuntungan sebagai berikut[5]:

a. Mengurangi redundansi

b. Data dapat di-share antar aplikasi c. Dapat dilakukan standardisasi data d. Batasan security dapat diterapkan

e. Mengelola integritas data (akurasinya terjamin) f. Independensi data (objektif DBS)

Basis data dapat berkembang tanpa mempengaruhi aplikasi yang telah ada Secara definitif, basis data merupakan suatu objek terstruktur. Objek terstruktur


(33)

tersebut terdiri atas data dan metadata. Data pada basis data merupakan informasi deskriptif yang benar-benar tersimpan, misalnya “Nama” atau “Alamat”. Sedangkan metadata merupakan bagian yang menjelaskan tentang struktur data tersebut dalam basis data, misalnya field untuk “Nama” dan “Alamat”, panjang field, atau tipe data untuk masing-masing field. Untuk menentukan struktur suatu basis data digunakan pemodelan basis data. Pemodelan basis data ada banyak macamnya. Beberapa diantaranya yaitu:

a. File Systems

b. Hierarchical Database Model c. Network Database Model d. Relational Database Model

Dari keempat pemodelan basis data di atas, relational database model merupakan solusi terbaik saat ini untuk menangani proses penyimpanan maupun pengambilan data.

2.9.3 Relational Database

Basis data relasional ini dapat mengatasi berbagai batasan yang ada pada model hierachical database tanpa mengabaikan struktur hirarki data. Pada basis data relasional, setiap tabel dapat diakses tanpa harus mengakses objek parent-nya. Selain itu, setiap tabel dapat dihubungkan tanpa perlu terpengaruh dengan posisi hirarkis masing-masing tabel. Berdasarkan keberadaannya, relasi terbagi menjadi tiga macam[5]:

a. Base relation, yaitu relasi yang skemanya terdefinisi dan benar-benar ada pada basis data.

b. Drived relation, yaitu relasi yang diturunkan dari relasi lainnya dengan menggunakan ekspresi relasional.

c. View, yaitu derived relation yang memiliki nama.

Salah satu relational database adalah Database Management System , Database Management System (DBMS) adalah suatu sistem perangkat lunak yang digunakan untuk memanipulasi / memproses basis data. Sedangkan istilah relational database management system digunakan untuk menyebut suatu


(34)

perangkat lunak yang dapat menangani basis data relasional dan berkomunikasi dengan engine basis data tersebut.

2.9.4 Istilah – istilah dalam Basis Data

Istilah dalam basis data ada beberapa istilah seperti [5]: a. Elemen Data

Salah satu nilai tunggal dengan satu petunjuk nama dan deskripsi karakteristik seperti tipe (char, int, varchar) dan panjang karakter atau digit.

b. Item Data

Merupakan referensi nama dan himpunan karakteristik elemen-elemen data yang menggambarkan suatu atribut. Atau merupakan tempat menyimpan setiap atribut dari sebuah entitas. Contoh : Item data IdKaryawan dapat dikarakteristik dengan nomor digit 9 dengan nilai antara 000000001 sampai 999999999.

c. Field

Merupakan lokasi penyimpanan untuk salah satu elemen data. Atau suatu elemen yang memiliki atribut dan harga dan merupakan unit informasi terkecil yang bias diakses. Contoh : field IdKaryawan.

d. Record

Lokasi penyimpanan yang terbuat dari rangkain field yang berisi elemen-elemen data yang menggambarkan beberapa entitas.

e.File

Sekumpulan record dari tipe tunggal yang berisi elemen-elemen data yang menggambarkan himpunan entitas. Contoh : File Karyawan yang berisi satu record untuk tiap mahasiswa dalam sistem.

f.Akses Data

Merupakan satu cara dimana suatu program mengakses secara fisik record-record dalam file penyimpan.


(35)

2.10 Alat Pemodelan Proses

Alat-alat pemodelan sistem informasi sangat dibutuhkan dalam proses analisis dan perancangan sistem.[2] Alat-alat pemodelan sistem informasi terdiri dari:

1. Flow Map

Flowmap adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Merupakan suatu diagram yang menggambarkan sistem yang didalamnya terdapat subsistem-subsistem. Didalam subsistem-subsistem tersebut terdapat dokumen-dokumen yang mengalir yang menghubungkan antara subsistem-subsistem yang ada di sistem tersebut.

1.1 Aturan Membuat Flowmap

Untuk membuat sebuah analisis menggunakan flowmap seorang analis dan programer memerlukan beberapa tahapan, diantaranya: 1. Flowmap digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari

kiri ke kanan.

2. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya. 3. Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara

jelas.

4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.

5. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.

6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada flowchart yang sama. Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan dengan sistem.


(36)

7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar. 2. Entity-Relationship Diagram (ERD)

ERD adalah diagram yang memperlihatkan entitas-entitas yang terlibat dalam suatu sistem serta hubungan-hubungan (relation) antar entitas. Komponen komponen pembentuk model ERD yaitu:

a. Entitas (entity)

Entitas merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Entitas dapat berupa orang, tempat, benda, peristiwa atau konsep yang bisa memberikan atau mengandung informasi.

b. Atribut (attributes/properties)

Setiap entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan karakteristik (properti) dari entitas tersebut.

c. Relasi (relationship)

Relasi menunjukkan adanya hubungan di antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda.

d. Kardinalitas/derajat

Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Kardinalitas relasi yang terjadi di antara dua himpunan entitas dapat berupa:

1) Satu ke satu (one to one), seperti gambar 2.5 berikut ini :


(37)

2) Satu ke banyak (one to many), seperti gambar 2.6 berikut ini :

Gambar 2.6 Kardinalitas Relasi Satu ke Banyak

3) Banyak ke satu (many to one), seperti gambar 2.7 dibawah ini :

Gambar 2.7 Kardinalitas Relasi Banyak ke Satu .


(38)

Gambar 2.8 Kardinalitas Relasi Banyak ke Banyak. 5) Kunci (key)

Sebuah atribut atau set atribut yang nilainya mengidentifikasikan entitas secara unik dalam set entitas. 3. Diagram Konteks (Context Diagram)

Diagram konteks merupakan diagram aliran data pada tingkat paling atas yang merupakan penggambaran yang berfungsi untuk memperlihatkan interaksi atau hubungan langsung antara sistem dengan ligkungannya. Diagram konteks menggambarkan sebuah sistem berupa sebuah proses yang berhubungan dengan satu atau beberapa entitas / entity.

4. Data Flow Diagram (DFD)

DFD/DAD adalah suatu alat pemodelan yang digunakan untuk memodelkan fungsi dari sistem, menggambarkan secara rinci mengenai sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan menunjukkan dari dan ke mana data mengalir serta penyimpanannya. Beberapa simbol digunakan di DFD:

a) Kesatuan luar (external entity) atau batas sistem (boundary) merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan masukan atau menerima keluaran dari sistem.


(39)

b) Arus data (data flow) ini mengalir diantara proses (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

c) Proses (process) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. d) Simpanan data (data store) merupakan simpanan dari data yang

dapat berupa suatu file atau database di sistem komputer, suatu arsip atau catatan manual, suatu kotak tempat data di meja seseorang, suatu table acuan manual, dan suatu agenda atau buku.

5. Spesifikasi Proses (Process Spesification (PSPEC))

Spesifikasi proses (PSPEC) digunakan untuk menggambarkan semua proses model aliran yang nampak pada tingkat akhir penyaringan. Kandungan dari spesifikasi proses dapat termasuk teks naratif, gambaran bahasa desain program (Programme Design Language (PDL)) dari algoritma proses, persamaan matematika, tabel, diagram, atau bagan. 6. Kamus Data (Data Dictionary)

Kamus data (data dictionary) atau disebut juga dengan istilah systems data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap.

7. Diagram Relasi

Diagram relasi adalah untuk presentasi atribut-atribut dari entity yang terdapat dalam sistem dan hubungan antar entity pada model ERD. Skema relasi merupakan turunan dari ERD.

2.11 PHP (Personal Home Page)

PHP adalah Personal Home Page, sebuah bahasa scripting yang dibundel dengan HTML, yang di tempatkan dan di operasikan di server.[13] Sebagian besar intinya berasal dari C, Java dan Perl dengan beberapa tambahan fungsi


(40)

khusus PHP. Bahasa ini memungkinkan para pembuat aplikasi webmenyajikan halaman HTML dinamis dan interaktif dengan cepat dan mudah, yang dihasilkan server. PHP juga dimaksudkan untuk mengganti teknologi lama seperti CGI (Common Gateway Interface).

2.12 My SQL

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL atau DBMS yang multithread dan multi-user. MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public License). Setiap orang bebas menggunakan MySQL. MySQL memiliki beberapa keistimewaan, antara lain:

a. Portability& Struktur Table b. Open source, Clients & tools c. Performance tuning

d. Column types & Localisation e. Command dan funtions f. Security & Connectivity g. Scalability dan limits

2.13 HTML (Hyper Text Markup Language)

HTML (Hyper Text Markup Language) adalah sebuah bahasa markup yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah browser Internet.[14] HTML saat ini merupakan standar Internet yang didefinisikan dan dikendalikan penggunaannya oleh World Wide Web Consortium (W3C).

2.14. Boostrap

Bootsrap adalah platform baru yang dikembangkan tim twitter. Pertama kali muncul pada ajang hackweek dan kini sudah mulai penyempurnaan. Platform ini hanya menggunakan sedikit coding css dan javascript namun tetap bisa membuat website yang powerfull mengikuti perkembangan browser. Website yang menggunakan bootstrap akan menjadi website yang fleksibel, nyaman dan tentu saja cepat.


(41)

41

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan tahap untuk mempelajari sistem yang terdiri dari pelaku proses dalam sistem, prosedur dan data informasi yang terkait pembangunan sistem pengendalian perencanaan persediaan bahan baku di CV. Prima Trekking. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam analisis sistem terdiri dari analisis masalah, analisis sistem yang sedang berjalan, analisis kebutuhan non fungsional, analisis data dan analisis kebutuhan fungsional.

3.1.1 Analisis Masalah

Dari hasil pengamatan terhadap sistem yang sedang berjalan di CV. Prima Trekking terdapat beberapa masalah sebagai berikut :

a. Kepala Produksi mengalami kesulitan dalam memperhitungkan jumlah persediaan bahan baku yang tepat untuk satu kali produksi dalam jumlah produksi yang telah ditentukan.

b. Kepala produksi mengalami kesulitan dalam mencegah keterlambatan produksi.

3.1.2 Analisis Sistem Yang Berjalan

Analisis prosedur pada sistem yang sedang berjalan bertujuan untuk mengetahui lebih jelas bagaimana cara kerja sistem tersebut, sehingga kelebihan dan kekurangan sistem dapat diketahui. Prosedur yang sedang berjalan diperusahaan terdapat 2 prosedur yaitu Prosedur pemesanan oleh pelanggan dan Prosedur pemesanan bahan baku.

3.1.3 Prosedur Pemesanan Barang Oleh Pelanggan a. Pelanggan datang memesan barang.

b. Bagian administrasi menginputkan pesanan pelanggan kedalam catatan pesanan.

c. Bagian administrasi membuat catatan pesanan sebanyak dua rangkap, rangkap pertama dijadikan sebagai acuan untuk membuat nota pesanan


(42)

dan kemudian disimpan sebagai arsip oleh administrasi dan rangkap kedua diberikan kepada kepala produksi.

d. Bagian administrasi memberikan nota pesanan kepada pelanggan.

Gambar 3.1 Flowmap Pemesanan oleh Pelanggan 3.1.4 Prosedur Pembelian Bahan baku Oleh CV. Prima Trekking

a. Bagian administrasi memberikan catatan pesanan kepada bagian produksi.

b. Bagian produksi memeriksa ketersediaan bahan baku yang ada di gudang.


(43)

43 c. Jika bahan baku ada maka kepala produksi akan membuat daftar persediaan bahanbaku ada dan kemudian membuat lembar intruksi kerja , jika tidak tersedia maka kepala produksi akan membuat catatan pembelian bahan baku.

d. Bagian produksi memberikan catatan pembelian kebutuhan bahan baku kepada supplier.

e. Supplier menerima catatan kebutuhan bahan baku.

f. Supplier menyiapkan bahan baku dan membuat nota pembayaran.

g. Supplier mengirim pesanan bahan baku kepada bagian produksi dan memberikan nota pembayaran kepada bagian administrasi produksi. h. Bagian produksi menerima bahan baku

i. Bagian administrasi membayar nota pembayaran kepada supplier dan nota pembayaran akan disimpan sebagai arsip.

j. Bagian administrasi membuat laporan pembelian bahanbaku lalu disimpan sebagai arsip.

k. Jika kiriman bahan baku sudah sesuai maka bagian produksi akan memulai produksi barang pesanan pelanggaan dan memberikan lembar instruksi kerja kepada bagian produksi.


(44)

(45)

45 3.1.5 Analisis Aturan Bisnis

3.1.5.1 Analisis Aturan Bisnis yang Berjalan

Analisis aturan bisnis yang berjalan berisikan analisis aturan-aturan yang berlaku pada sistem yang sedang berjalan. Dibawah ini adalah aturan – aturan bisnis yang berlaku di CV.Prima Trekking

a. Bagian administrasi bertanggung jawab untuk pencatatan data pelanggan dan pembayaran pesanan bahan baku kepada supplier. b. Kepala produksi bertanggung jawab atas proses produksi yang berjalan,

pemesanan, pencatatan barang dan pembelian bahan baku.

c. Catatan pesanan pelanggan dibuat dua rangkap satu untuk bagian produksi dan satu lagi untuk arsip bagian administrasi.

d. Desain pesanan disediakan oleh perusahaan.

e. Pengadaan bahan baku di adakan oleh banyak supplier.

f. Pembatalan pesanan dapat dilakukan jika pesanan tidak sesuai dengan desain dan dalam waktu 1 hari setelah pemesanan.

g. Pembelian Bahan baku dilakukan jika persediaan bahan baku kosong atau jika pada saat produksi mengalami kekurangan bahan baku.

h. Pelaksanaan Produksi dilakukan satu hari setelah pemesanan dengan proses produksi selama 1 minggu (7 hari kerja).

i. Pencatatan persediaan bahan baku dilakukan oleh bagian administrasi gudang, catatan persediaan meliputi jumlah persediaan, barang masuk, barang keluar dan sisa persediaan.

j. Jam Kerja pada hariSenin –Jum’at dan hari Sabtu ½ hari.

k. Jam kerja pada hari senin – jum’at selama 8 jam dan sabtu selama 5 jam.

l. Jenis Strategi Agregat ketika permintaan meningkat adalah dengan cara melemburkan pekerja.

m.Pemesanan dari pelanggan minimal 20 pcs per pesanan.

n. Toleransi keterlambatan hanya 1 hari setelah proses produksi setelah proses produksi berlangsung


(46)

p. Jika proses produksi terjadi pada hari libur / hari mnggu maka proses produksi akan dilanjutkan pada hari berikunya di hari kerja.

q. Jam kerja dimulai dari pukul 08.00 – 16.00 dan hari sabtu mulai pukul 08.00 -12.00

r. Jika terjadi pemadaman total selama satu hari maka proses produksi akan dilanjutkan pada hari berikutnya, tetapi jika hanya pemadaman sementara maka proses produksi akan menunggu dan karyawan mengerjakan produksi yang tidak memerlukan mesin.

3.1.5.2 Analisis Aturan Bisnis yang diusulkan

Analisis aturan bisnis yang diusulkan berisikan analisis aturan-aturan yang di usulkan untuk perkembangan sistem yang berlaku di CV. Prima Trekking. Dibawah ini adalah aturan – aturan bisnis yang berlaku di CV.Prima Trekking :

a. Bagian administrasi bertanggung jawab untuk pencatatan data pelanggan dan pembayaran pesanan bahan baku kepada supplier. b. Bagian administrasi gudang bertanggung jawab atas pemesanan

pembelian bahanbaku dan pencatatan barang.

c. Catatan pesanan pelanggan dibuat dua rangkap satu untuk bagian produksi dan satu lagi untuk arsip bagian administrasi.

d. Desain pesanan disediakan oleh perusahaan.

e. Pengadaan bahan baku di adakan oleh banyak supplier.

f. Pembatalan pesanan dapat dilakukan jika pesanan tidak sesuai dengan desain dan dalam waktu 1 hari setelah pemesanan.

g. Pembelian Bahan baku dilakukan jika persediaan bahan baku kurang dari 50.

h. Pelaksanaan Produksi dilakukan satu hari setelah pemesanan dengan proses produksi selama 1 minggu (7 hari kerja).

i. Pencatatan persediaan bahan baku dilakukan oleh bagian administrasi gudang, catatan persediaan meliputi jumlah persediaan, barang masuk, barang keluar dan sisa persediaan.


(47)

47 k. Jam kerja pada hari senin – jum’at selama 8 jam dan sabtu selama 5

jam.

l. Jenis Strategi Agregat ketika permintaan meningkat adalah dengan cara melemburkan pekerja.

m.Pemesanan dari pelanggan minimal 20 pcs per pesanan.

n. Toleransi keterlambatan hanya 1 hari setelah proses produksi setelah proses produksi berlangsung

o. Kapasitas Produksi Perhari adalah maksimal 100 pasang sepatu.

p. Jika proses produksi terjadi pada hari libur / hari mnggu maka proses produksi akan dilanjutkan pada hari berikunya di hari kerja.

q. Jam kerja dimulai dari pukul 08.00 – 16.00 dan hari sabtu mulai pukul 08.00 – 12.00.

r. Jika terjadi pemadaman total selama satu hari maka proses produksi akan dilanjutkan pada hari berikutnya, tetapi jika hanya pemadaman sementara maka proses produksi akan menunggu dan karyawan mengerjakan produksi yang tidak memerlukan mesin.

3.1.6 Analisis Metode MRP dalam pengendalian bahan baku

Metode MRP akan digunakan sebagai alat bantu produksi untuk mengendalikan bahan baku menjadi barang jadi dalam satu periode. Dalam pengendalian bahan baku menggunakan metode MRP ini terdapat beberapa langkah yang harus diketahui terlebih dahulu berupa input lalu diolah melalui proses sehingga menghasilkan output yang sesuai dengan metode MRP.

Berikut adalah langkah-langkah dalam menggunakan metode MRP :

Gambar 3.3 Proses metode MRP

MRP

RENCANA PEMESANAN

Pembatalan Penjadwalan

Pesanan Pemesanan


(48)

Pada tabel dibawah ini akan dijelaskan pesanan sepatu di minggu pertama bulan agustus di CV. Prima Trekking.

Tabel 3.1 Rincian Pesanan Barang Jadi No Nama

Pelanggan

Kode Barang

Nama Barang

Ukuran (Size) Jml/ Pasang

Tgl Pesan 38 39 40 41 42 43 44

1 Toko Garsel

SC01 Tampomas 008

7 7 7 7 7 35 Pasang 02

Agustus 2014 SC03 Tampomas

042

8 8 8 8 8 8 8 56 Pasang

2 Toko Garuci

SB01 Tampomas 038

15 15 15 15 15 15 15 105 Pasang 04 Agustus 2014 SB05 Tampomas

052

10 10 10 10 10 10 10 70 Pasang

Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan dengan pemilik CV. Prima Trekking saat ini memiliki kekayaan kurang lebih sebesar Rp.650.000.000 sedangkan biaya perawatan, operasional, dan penyimpanan Rp.55.000.000 pertahun. Untuk penyelesaian contoh kasus diatas dimulai dari menyiapkan input dari MRP yang dibutuhkan berupa Bill Of Material, Inventory Status, Requirement dan Orders. Kemudian dilanjutkan dengan proses MRP yakni Netting dan Lotting. Output dari MRP berupa Laporan Pemesanan Pembelian, Pesanan Kerja, Penjadwalan Kerja, Pembatalan Pesanan.

3.1.6.1 Input MRP

a. Bill of Material (BOM)

BOM ( Bill Of Material ) Merupakan daftar semua bahan baku dan komponen penyusun barang jadi, serta jumlah dari masing-masing yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit barang jadi. Dari BOM dapat diketahui pula beberapa level turunan atau urutan penyusunan komponen - komponen menjadi satu barang jadi pada proses produksi. Berdasarkan contoh kasus diatas, dimana CV. Prima Trekking mendapatkan pesanan barang jadi pada bulan Agustus 2014 di minggu pertama yaitu sepatu career kode SC01 sebanyak 35 pasang, sepatu career kode SC03 sebanyak


(49)

49 56 pasang, sepatu boot kode SB08 sebanyak 105 pasang, sepatu boot kode SB05 sebanyak 70 pasang sepatu. Berikut adalah keterangan bahan penyusun pesanan Bill Of Material (BOM) untuk pesanan tersebut.

Gambar 3.9 Bill Of Material SC01 Tampomas 008 minggu pertama

Gambar 3.10 Bill Of Material SC03 Tampomas 042 minggu pertama

Gambar 3.11 Bill Of Material SB01 Tampomas 038 minggu pertama


(50)

b. Inventory Status (Lead Time)

Inventory Status Berisikan data tentang Lead time. Lead time sendiri yakni berapa lama waktu untuk mendapatkan komponen atau bahan baku tersebut. Berikut adalah lead time untuk pesanan sepatu career kode SC01 sebanyak 35 pasang, sepatu career kode SC03 sebanyak 56 pasang, sepatu boot kode SB08 sebanyak 105 pasang, sepatu boot kode SB05 sebanyak 70 pasang sepatu.

Gambar 3.13 Lead Time SC01 Tampomas 008 Minggu Pertama

Gambar 3.14 Lead Time SC03 Tampomas 042 Minggu Pertama


(51)

51 Gambar 3.16 Lead Time SB05 Tampomas 052 Minggu Pertama

c. Requirement (catatan kebutuhan)

Requirement atau catatan kebutuhan adalah perincian dari bahan baku yang digunakan dan banyak penggunaannya untuk setiap bahan baku untuk membuat suatu barang. Berikut catatan kebutuhan bahan baku untuk pesanan sepatu career kode SC01 sebanyak 35 pasang, sepatu career kode SC03 sebanyak 56 pasang, sepatu boot kode SB08 sebanyak 105 pasang, sepatu boot kode SB05 sebanyak 70 pasang, yang diterima oleh CV. Prima Trekking pada minggu pertama bulan Agustus 2014.

Tabel 3.2 Bahanbaku penyusun pesanan sepatu career kode SC01

Kode Barang Nama Bahan Baku Jumlah

SC01 Kulit Cat 35 Meter Sol 35 Pasang

Cordura 2 Meter Trikot 2 Meter Ujung Keras 35 Pasang Busa 2 Meter Benang 35 Biji Lem Sol 2 Liter Lem Muka 2 Liter Mata Itik 840 Tali 35 Pasang Label 35 Pasang Ring Kait 280 Biji Insol 2 Meter

Tabel 3.3 Bahanbaku penyusun pesanan sepatu career kode SC03

Kode Barang Nama Bahan Baku Jumlah

SC03 Kulit Suide 56 Meter

Sol TR 56 Pasang

Cordura 3 Meter


(52)

Ujung Keras 56 Pasang

Busa 3 Meter

Benang 56 Biji

Lem Sol 3 Liter

Lem Muka 3 Liter

Mata Itik 1344 Biji

Tali 56 Pasang

Label 56 Pasang

Ring Kait 448 Biji

Insol 3 Meter

Tabel 3.4 Bahanbaku penyusun pesanan sepatu boot kode SB01 Kode

Barang

Nama Bahan Baku

Jumlah

SB01 Kulit Buk 105 Meter

Sol TR 105 Pasang

Cordura 6 Meter

Trikot 6 Meter

Ujung Keras 105 Pasang

Busa 6 Meter

Benang 105 Biji

Lem Sol 6 Liter

Lem Muka 6 Liter Mata Itik 2.520 Biji

Tali 105 Pasang

Label 105 Pasang

Ring Kait 840 Biji

Insol 6 Meter

Tabel 3.5 Bahanbaku penyusun pesanan sepatu boot kode SB05 Kode

Barang

Nama Bahan Baku

Jumlah

SB05 Kulit Suide 70 Meter

Sol 70 Pasang

Cordura 4 Meter


(53)

53 Ujung Keras 70 Pasang

Busa 4 Meter

Benang 70 Biji

Lem Sol 4 Liter

Lem Muka 4 Liter Mata Itik 1680 Biji

Tali 70 Pasang

Label 70 Pasang

Ring Kait 560 Biji

Insol 4 Meter

d. Orders (Pesanan-pesanan)

Berikut adalah Orders atau Pesanan-pesanan bahan baku untuk 1 kali proses produksi di minggu pertama oleh CV.Prima Trekking.

Tabel 3.6 Orders bahan baku

Nama Bahan Baku

Jumlah Pesanan

Minimal Order

Kulit Buk 105 Meter 100 Meter Kulit Cat 35 Meter 100 Meter Kulit Suide 126 Meter 100 Meter Sol TR 91 Pasang 100 Pasang Sol SKN 175 Pasang 100 Pasang Cordura 15 Meter 10 Meter Trikot 15 Meter 10 Meter Ujung Keras 266 Pasang 100 Pasang Busa 15 Meter 10 Meter Benang 266 Biji 100 Biji Lem Sol 15 Liter 4 Liter Lem Muka 15 Liter 4 Liter Mata Itik 4 Kg 2 Kg Tali 266 Pasang 100 Pasang Label 266 Pasang 100 Pasang


(54)

Ring Kait 2 Kg 1 Kg Insol 15 Meter 10 Meter

e. Master Production Schedule (Jadwal Induk Produksi)

Master Production Schedule (MPS) atau jadwal induk produksi sebelum dibuat terlebih dahulu dibuat tabel berupa perencanaan produksi dimana tabel tersebut diisi berdasarkan jumlah total pesanan barang jadi yang diterima oleh CV. Prima Trekking. Setelah itu turunan dari perencanaan produksi terdapat Master Production Schedule. Inilah yang menjadi acuan kepala produksi dalam melakukan proses produksi. perbedaan antara perencanaan produksi dan Master Production Schedule terdapat pada jumlah barang jadi yang akan diproduksi.

Berikut informasi perencanaan produksi pesanan barang jadi di CV. Prima Trekking selama periode pertama bulan Agustus 2014 yang dapat diihat di tabel di bawah ini :

Tabel 3.7 Perencanaan Produksi bulan agustus 2014

Barang Jadi Periode

1 2 3 4

SC01 35

SC03 56

SB01 105

SB05 70

A B C Keterangan Tabel diatas adalah sebagai berikut :

A : Kolom yang berisikan nama barang jadi

B : Kolom yang berisikan jumlah produksi barang jadi yang disesuaikan oleh pesanan.


(55)

55 C : Kolom ini berupa periode dalam satu bulan dengan satuan

minggu

Dan dapat dilihat pada tabel Berupa informasi Master Production Schedule barang jadi di CV. Prima Trekking selama periode minggu pertama bulan Agustus 2014.

Tabel 3.8 Master Production Schedule

Barang Jadi Periode Senin (04/08/1 4) Selasa(0 5/08/14) Rabu (06/08/1 4) Kamis (07/08/1 4) Jumat (08/08/1 4) Sabtu (09/08/1 4) Minggu (10/08/14) Total Pesanan

Tampomas 008 14 7 7 7 LIBUR 35

Tampomas 042 16 8 8 8 8 8 LIBUR 56

Tampomas 038 30 15 15 15 15 15 LIBUR 105

Tampomas 052 20 10 10 10 10 10 LIBUR 70

Total Produksi 80 40 40 40 33 33 266

A B C D E Keterangan :

A : Kolom yang berisikan berupa pesanan barang jadi

B : Kolom yang berisikan jumlah barang jadi yang akan diproduksi C : Kolom ini berupa periode dalam satu minggu dengan satuan hari

D. Kolom yang berisikan total produksi barang jadi dalam satu hari yang besarannya hanya dibatasi Maksimal 100 buah/ hari.

E. Kolom yang berisikan kalkulasi total produksi barang jadi yang harus diproduksi dalam satu periode (Minggu).

Kesimpulan dari kedua tabel tersebut adalah pada tabel 3.7 merupakan perencanaan jumlah produksi barang jadi dalam satu periode yang disesuaikan oleh jumlah pesanan dan tabel 3.8 dimana dalam satu periode dibatasi oleh jumlah


(56)

produksi barang jadi yang disesuaikan oleh jumlah karyawan, jam kerja karyawan dan penggunaan mesin dan untuk detail ukuran barang per produksi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.9 Master Production Schedule Ukuran 38 dan 39

Barang Jadi Periode Senin (04/08/ 14) Selasa( 05/08/1 4) Rabu (06/08/ 14) Kamis (07/08/ 14) Jumat (08/08/ 14) Sabtu (09/08/ 14) Minggu (10/08/ 14) Total Pesanan

Tampomas 008 14 LIBUR 14

Tampomas 042 16 LIBUR 16

Tampomas 038 30 LIBUR 30

Tampomas 052 20 LIBUR 20

Total Produksi 80 80

Tabel 3.10 Master Production Schedule Ukuran 40

Barang Jadi Periode Senin (04/08/ 14) Selasa( 05/08/1 4) Rabu (06/08/ 14) Kamis (07/08/ 14) Jumat (08/08/ 14) Sabtu (09/08/ 14) Minggu (10/08/ 14) Total Pesanan

Tampomas 008 7 LIBUR 7

Tampomas 042 8 LIBUR 8

Tampomas 038 15 LIBUR 15

Tampomas 052 10 LIBUR 10

Total Produksi 40 40

Tabel 3.11 Master Production Schedule Ukuran 41

Barang Jadi Periode Senin (04/08/ 14) Selasa( 05/08/1 4) Rabu (06/08/ 14) Kamis (07/08/ 14) Jumat (08/08/ 14) Sabtu (09/08/ 14) Minggu (10/08/ 14) Total Pesanan

Tampomas 008 7 LIBUR 7

Tampomas 042 8 LIBUR 8


(1)

187

DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Ziya Aktas, (1987), Strctured Analysis & Design of Information Systems, NJ : Prentice-Hall.

[2] Fathansyah, (2007), Basis Data, Informatika, Bandung.

[3] Jogiyanto, H.M, (2005) Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Andi, Yogyakarta.

[4] Nasution, Arman Hakim (2003), Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Edisi 1, Graha Ilmu

[5] Nugroho, Adi, (2004), Konsep Pengembangan Sistem Basis Data, Informatika, Bandung

[6] Pressman, Roger. (2010). Software Engineering, A Practitioner Approach 7th p39

[7] Rosa, A.S. dan M, Salahudin (2011), Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur Dan Berorientasi Objek), Modula, Bandung


(2)

(3)

BIODATA PENULIS

1. DATA PRIBADI

Nama : Meinawati

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Kediri, 09 Mei 1992

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum kawin

Anak ke : 3 dari 3 bersaudara

Alamat : Perum Kartika Wanasari 2 Blok GB No 15, RT 05 RW 015 Cibitung - Bekasi

Telepon : +6285721329212

E-mail : Dheinna@rocketmail.com

2. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Sekolah Dasar : SDN Plosokidul 1

tahun ajaran 1998 - 2004

2. Sekolah Menengah Pertama : SMPN 2 Cilaku Cianjur

tahun ajaran 2004 - 2007

3. Sekolah Menengah Atas : SMK Bina Pendidikan Bekasi

tahun ajaran 2007 - 2010

4. Perguruan Tinggi : Universitas Komputer Indonesia Tahun Ajaran 2010 – 2015


(4)

3. PENGALAMAN BERORGANISASI

1. OSIS SMK Bina Pendidikan Bekasi Tahun 2007 - 2009

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan.

Bandung, 23 Februari 2015


(5)

(6)